Anda di halaman 1dari 20

I.

JUDUL PERCOBAAN : Isolasi Minyak Jahe dari Rimpang Jahe


II. TANGGAL PERCOBAAN : 13 Maret 2017, pukul 09.40 15.40
III. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Memilih peralatan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan yang
dikerjakan.
2. Memilih bahan-bahan yang dibutuhkan sesuai dengan percobaan
yang dikerjakan.
3. Mengisolasi minyak jahe dari rimpangan jahe dengan cara yang
tepat.
IV. DASAR TEORI
Jahe dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran bentuk, dan
warna rimpangnya, yakni jahe merah (sunti), jahe emprit, dan jahe gajah.
Jahe emprit berukuran lebih besar daripada jahe merah, namun berukuran
lebih kecil daripada jahe gajah (Suprapti, 2003). Secara umum, ketiga jahe
tersebut mengandung pati, minyak atsiri, serat, sejumlah kecil protein,
vitamin, mineral, dan enzim proteolitik yang disebut zingibain (Denyer et al
1994).

Jahe memiliki komponen aktif hiploglisemik yang berasal dari


tumbuh-tumbuhan yaitu terpenoid, alkanoid, curamin, havonoid, dan
capsaiacin. Antioksidan yang berasal dari jahe adalah gingerol, shogaol,
alanine dan lain-lain. Berdasarkan hal-hal tersebut maka diduga jahe yang
mengandung senyawa fenol yang mempunyai kemampuan mereduksi
sehingga mempunyai antioksidatif dan aktivitas hipoglisemik. Komponen
antioksidan mempunyai peranan yang penting dalam kesehatan tubuh. Anti
oksidan juga banyak digunakan sebagai bahan tambahan makanan untuk
mencegah kerusakan pada makanan (Suryani, 2012).

Senyawa fenolik yang terkandung didalam jahe terkenal akan


sensitisitasnya dan juga tidak stabil. Ketidakstabilan ini akan menyebabkan
terdegradasinya kandungan fenolik dimana yang berpengaruh terhadap
degradasi tersebut adalah temperature. Ada hubungan antara suhu dan
fenolik secara kuadratik, naiknya suhu menyebabkan peningkatan kadar
fenolik sampai pada suhu tertentu kemudian menurun seiring dengan
peningkatan suhu yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan dekomposisi
senyawa fenolik (Kartikasari, 2012)

1
Minyak jahe merupakan salah satu minyak atsiri yang dapat diisolasi
dari rimpang (akar) jahe sebanyak 1,5-3% dari berat jahe kering. Selain itu
jahe juga mengandung oleoresin yang menyebabkan rasa pedas (Guenther,
1987). Minyak jahe di negara maju digunakan sebagai bahan campuran
pembuatan kosmetik, bahan penyedap masakan tertentu dan sebagai obat.
Senyawa penyususn minyak jahe terdiri dari -pinena, kamfena, 1,8-sineol,
borneol, netral, generanial, -kurkumina, zingeberena (Tim dosen
organik, 2017)

Pada mulanya istilah minyak atsiri atau minyak eteris adalah


istilah yang digunkan untuk minyak yang mudah menguap dan diperoleh
dari tatanama dengan cara penyulingan uap. Definisi ini dimaksudkan untuk
membedakan minyak / lemak dengan minyak atsiri, yang berbeda tanamn
penghasilnya. Definisi ini akan menjadi lebih lengkap jika kedalam
kelompok ini dicantumkan pula minyak yang mudah menguap dengan
metode ekstraksi yaitu dengan menggunakan penyulingan uap (Guenther,
1987).

Beberapa mnyak atsiri dapat digunakan sebagai antiseptik


internal/eksternal sebagai bahan analgesic, haemo litik atau sebagai anti
zymatik, sebagai sedative, stimulates, untuk obat sakit perut, obat cacing.
Minyak atsiri juga mempunyai sifat membius, merangsang, atau memuaskan
(Guenther, 1987).

Komponen utama minyak atsiri adalah terpena dan turunan terpena


yang mengandung atom oksigen. Terpenoid merupakan senyawa yang
berada pada jumlah cukup besar pada tanaman. Biosintesis terpenoid berasal
dari molekul isoprena (CH2=C(CH3)=C=CH2) dan kerangka karbonnya
dibentuk oleh dua atau lebih satuan C 5. Terpenoid yang terkandung dalam
minyak atsiri menimbulkan bau harum atau bau khas dari tanaman. Secara
ekonomi senyawa tersebut penting karena dapat digunakan sebagai bahan
wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa yang
menimbulkan cita rasa tertentu dalam industri makanan (Chairil Anwar.
1996).

2
Ada tiga cara umum untuk mengambil komponen minyak atsiri dari
tumbuhan: distilasi, ekstraksi dengan pelarut dan pengaliran udara atau
aerasi (Tim dosen Organik, 2017). Pemisahan dengan destilasi melibatkan
penguapan diferensial dari suatu campuran cairan diikuti dengan
penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan
penguapan (Soebagio, 2003).

Distilasi (distilasi uap) pada suhu kamar dapat menimbulkan


penguraian. Distilasi pada tekanan rendah dan suhu rendah memungkinkan
terjadinya peruraian oleh enzim, sehingga menimbulkan perubahan
kandungan jaringan. Jadi reaksi oksidasi menimbulkan masalah, distilasi
dapat dilakukan dalam lingkungan nitrogen (Tim dosen organik, 2017).

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut


sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Tujuan dari ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia
yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip
perpindahan massa komponen zat kedalam pelarut. Jenis ekstraksi bahan
alam yang sering dilakukan adalah ekstraksi secara panas dengan cara
refluks dan penyulingan uap air, dan ekstraksi secara dingin dengan cara
maserasi, perklorasi dan alat soxhlet (Wasilah, 1978).

Cara ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan pada keadaan khusus


terutama untuk senyawa yang tidak begitu polar. Beberapa minyak atsiri
yang berbobot molekul rendah terlalu mudah larut dalam air untuk
diekstraksi dengan pelarut organik secara efisien (Tim dosen organik, 2017).

Berdasarkan SNI (Standard Nasioal Indonesia) untuk mutu minyak


atsiri yang baik, rentang harga indeks bias yaitu berkisar 1,486-1,492. Dan
SNIminyak jahe, rendemen yang dihasilkan minimal 1,5 mL/100 gram
bahan dan kadar air maksimal 12%. Syarat mutu jahe kering menurut SNI
01-3393-1994 :

No Jenis Uji Satuan Persyaratan


1. Bau dan rasa - Khas

3
2. Kadar air (b/b) % Maks 12,0
3. Kadar minyak atsiri mL/100 g Min 1,5
4. Kadar abu % Maks 8,0
5. Berjamur dan berserangga - Tidak ada
6. Benda asing (b/b) % Maks 2,0
Sumber : Badan Standard Nasional, 1994.

Inti dari proses penyulingan adalah jumlah minyak yang diuapkan


bersama-sama dengan air untuk diambil komponen minyaknya. Faktor yang
mempengaruhi jumlah minyak yang diuapkan antara lain besarnya tekanan
uap yang digunakan, berat molekul dari masing-masing komponen dalam
minyak, serta kecepatan minyak yang keluar dari bahan (Satyadwiria, 1979).

Proses pengeringan tidak boleh dilakukan terlau lama. Semakin lama


dilakaukan penjemuran atau pengeringan, akan cenderung menurunkan
rendemen minyak. Namun sebaliknya pelayuan yang semakin lama justru
akan memperlihatkan peningkatan rendemen minyak yang dihasilkan
(Hermani, 1989).

Syarat mutu minyak jahe berdasarkan SNI 06-1312-1998:

No Jenis Uji Satuan Persyaratan


1. Berat jenis (25oC) - 0,8720 0,8890
o
2. Indeks bias (25 C) - 1,4853 1,4920
3. Putaran optic - (-32o) (-14o)
4. Bilangan asam Mg KOH/g Maks 2
5. Bilangan ester Mg KOH/g Maks 15
6. Bilangan ester setelah asetilasi Mg KOH/g Maks 90
7. Minyak lemah - Negatif
8 Sidik jari (Kromatografi gas) - Sesuai daftar
Sumber : Badan Standard Nasional, 1998.

V. ALAT dan BAHAN :


Alat
Satu set alat ekstraksi soxhlet 1 set
Mortar dan alu 1 set
Evaporator 1 set
Coroh pisah 1 buah
Gelas piala 1 buah

4
Reflaktometer 1 buah
Gelas kimia 250 dan 50 mL 1 buah masing-masing
Gelas ukur 500 mL 1 buah

Bahan

Natrium Sulfat Anhidrat secukupnya


Jahe kering 30-50 gram
N-heksan 150 mL

VI. ALUR PERCOBAAN :


1. Ekstraksi Minyak Jahe

Petrolium eter
Jahe
Dipilih yang berumur cukup tua Diambil sebanyak 100 mL
Dibersihkan dari kotoran yang Dimasukkan dalam labu
melekat ekstraksi
Dikeringkan
Digiling
Serbuk jahe Larutan tak
berwarna
Ditimbang sebanyak 30-50 gr
Dimasukkan dalam alat ekstraksi
soxhlet
Serbuk jahe

Diekstraksi hingga hasil ekstraksi


tak berwarna
Cairan ekstrak

Diuapkan menggunakan evaporator


2. Penentuan Kadar Air

Serbuk jahe
Residu berwarna kuning Filtrat
Ditimbang sebanyak 1 gr
Dioven pada suhu
Ditambah Na2SO110C
4
Ditimbang kembali
Disaring
Dipanaskan kembali dalam oven dan ditimbang kembali hingga
beratnya konstan
Minyak Jahe
Dihitung kadar air
Kadar
5 air dalam serbuk jahe
VIII. Analisis dan Pembahasan
Pembuatan serbuk jahe
Hal pertama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah membuat
serbuk jahe halus dan kering. Pada praktikum ini digunakan jahe emprit .
Rimpang jahe yang telah dibersihkan dan dipotong-potong. Selanjutnya
dikeringkan selama 6 hari lalu ditumbuk halus kemudian diayak dan
dikeringkan kembali. Sehingga diperoleh serbuk jahe halus dan kering.
Tujuan dari pengubahan bentuk jahe menjadi serbuk halus adalah
untuk memperluas ukuran permukaan jahe. Karena menurut teori laju
reaksi, semakin besar luas permukaan maka akan semakin besar pula
kesempatan untuk terjadinya tumbukan, dengan semakin besarnya
kesempatan bertumbukan maka, reaksi akan cepat berlangsung. Jadi,
tujuan utama dari penghalusan jahe menjadi serbuk yaitu untuk
mempercepat terjadinya reaksi sehingga proses pengekstrakkan dapat
berlangsung dengan cepat.
Jahe yang yang telah dipotong-potong tidak dijemur di bawah sinar
matahari langsung. Proses penjemuran dibawah sinar matahari secara terus
menerus akan membuat serbuk jahe memiliki kadar air yang rendah.
Karena jahe terdiri dari 2 jenis komponen yaitu, komponen yang volatil
(mudah menguap) dan non-volatil. Sehingga, sebaiknya jahe tidak
dikeringkan di bawah sinar matahari. Jahe yang sudah dikeringkan dan
dihaluskan kemudian diayak sampai diperoleh serbuk jahe yang halus dan
kering berwarna coklat muda.

Ekstrasi serbuk jahe dengan cara tradisional


10,04 gram serbuk jahe yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam kertas
saring yang telah dibentuk menyerupai pocong. Serbuk jahe (coklat
muda) yang dimasukkan dalam kantung kertas saring tersebut kemudian
diikat pada kedua sisi menggunakan tali. Kemudian serbuk jahe tersebut
dimasukkan ke dalam alat soxhlet. Untuk hasil ekstraksi yang maksimal
sebaiknya kertas saring yang berisi serbuk jahe tersebut memenuhi bagian
dari soxhlet. Namun, tidak melebihi batas pipa yang berada di samping
soxhlet agar semua sampel serbuk jahe dapat terekstraksi dengan
sempurna.

10
Pada alat ekstraksi soxhlet ditambahkan 100 ml pelarut n-heksana (tidak
berwarna) pada labu bulat. Pelarut n-heksana d i g u n a k a n s e b a g a i
p e l a r u t d a l a m p e r c o b a a n i n i k a r e n a n-heksana mempunyai
sifat stabil dan mudah menguap. Pelarut n-heksana mudah dipisahkan
dari minyak atsiri karena perbedaan titik didih yang dimiliki anatara n-
heksana dan minyak atsiri jahe, dalam hal ini titik didih n-heksana lebih
rendah yaitu sebesar 67C. Sedangkan titik didih minyak atsiri adalah 140-
148C. Sehingga ketika dipanaskan maka, n-heksana lebih mudah
menguap terlebih dahulu dan minyak atisiri akan tertinggal dalam labu
soxhlet.

Minyak jahe dapat larut dalam n-heksana karena senyawa yang


terkandung dalam minyak jahe adalah senyawa non-ionik, senyawa
senyawa dengan rantai karbon lebih dari lima, senyawa-senyawa yang
mempunyai gugus fungsional nonpolar dan tidak mampu membentuk
ikatan hidrogen.

Alat ektraksi soxhlet diletakkan diatas heating mantle. Setelah selesai


merangkai alat ektraksi soxhlet, kran air dinyalakan dan alat ekstraksi
soxhlet dihubungkan dengan aliran listrik untuk memulai proses ekstraksi.
Pemanasan dengan heating mantle ini bertujuan agar pelarut lebih reaktif
(mengubah pelarut yang berupa cairan menjadi uap). Ektraksi dilakukan
sampai ekstrak menjadi tidak berwarna karena menetes pada labu soxhlet
(cairan pada labu berwarna kuning pekat). Sedangkan, pelarut n-heksana
menguap memenuhi bagian di bawah kantung serbuk jahe.

Proses ini terjadi karena pelarut n-heksana menguap dan mencapai ke


dalam pendingin aliran balik melalui pipet, berkondensasi di dalamnya,
menetes ke atas bahan yang diekstraksi dan menarik keluar bahan yang
diekstraksi. Larutan berkumpul di dalam wadah gelas dan setelah
mencapai tinggi maksimalnya, secara otomatis dipindahkan ke dalam labu.
Jumlah cairan yang jatuh terekstrak pada labu ekstraktor adalah sebanyak
25 kali.

11
Minyak atsiri yang diperoleh belum murni, kemudian diambil dengan pipet
tetes untuk dipanaskan agar n-heksana yang masih terkandung menguap.
Minyak atsiri hasil ekstraksi dipanaskan kembali untuk menguapkan n-
heksana dan diperoleh minyak atsiri murni. Larutan yang terdapat dalam
labu ekstraktor sebagai residu/ekstrak yang berwarna kuning kecoklatan
ditambahkan Na2SO4 anhidrous yang berfungsi untuk mengikat air dari
minyak atsiri sehingga nyak atsiri murni yang tidak mengandung air.
Kemudian ditimbang massa minyak atsiri dan didapatkan massa sebesar
0,388 gram sehingga diperoleh rendemen minyak atsiri dalam 10,04 gram
serbuk jahe sebesar 3,8645%. Hal ini sesuai dengan teori bahwa berat
minyak atsiri dalam percobaan berada diantara (1,5-3)%. Kemudian
dihitung indeks bias minyak jahe atsiri sebesar 1,446118. Dalam literatur
indeks bias minyak jahe sebesar 1,490-1,498..

1. Penentuan kadar air


Rimpang jahe yang telah dipotong tipis kemudian ditimbang dan
diperoleh berat rimpang jahe sebesar 1,005 gram. Kemudian rimpang
jahe dioven sebanyak 5x dengan waktu pengovenan 10menit. Pengovenan
ini dilakukan agar air yang terkandung dalam serbuk jahe menguap.
S e h i n g g a dapat digunakan untuk mengetahui berat konstan jahe.
Pengovenan dilakukan selama 5 kali :
10 menit : 0,988 gram
10 menit : 0,977 gram
10 menit : 0,944 gram
10 menit : 0.933 gram
10 menit : 0.931 gram
Sehingga diperoleh berat konstan sebesar 0,932 gram. Didapatkan
kadar air sesuai perhitungan sebesar 7,26%.

IX. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Peralatan yang dapat digunakan dalam isolasi jahe adalah satu set
alat ekstraksi soxhlet yang terdiri dari pemanas, labu dasar bulat
yang berisi pelarut, alat ekstraksi soxhlet sebagai tempat sampel,

12
serta pendingin untuk mendinginkan uap yang panas,
refraktometer, corong pisah, gelas piala.
2. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk isolasi minyak jahe adalah
serbuk jahe yang telah dikeringkan terlebih dahulu kemudian
dihaluskan menjadi serbuk dan n-heknan sebagai pelarut dengan
titik didih yang rendah yaitu 67 C.
3. Untuk mengisolasi minyak jahe dari rimpang jahe dapat digunakan
metode ekstraksi pelarut yang prinsip dasarnya adalah untuk
memisahkan komponen minyak jahe dari campurannya dengan
pelarut yang mudah menguap. Ekstraksi soxhlet digunakan karena
sampel berupa padatan. Dan ekstraksi soxhet ini lebih mudah serta
lebih efisen.
4. Minyak atsiri yang diperoleh adalah 0,388 gram dengan rendemen
3,8645% dan indeks bias sebesar 1,446118.
5. Kadar air yang didapatkan sebesar 7,26%.

X. Daftar Pustaka
Anwar, Chairil. 1994. Penuntun Kimia Organik. Yogyakarta : UGM Press.
Badan Standard Nasional. 1994. SNI Jahe Kering 01-3393-1994. Jakarta :
Badan Standard Nasional.
Badan Standard Nasional. 1994. SNI Minyak Jahe 06-1312-1998. Jakarta :
Badan Standard Nasional.
Danyer, C.V, P. Jackson, D.M. Loakes, M.R. Ellisdon D.AB. Yound. 1994.
Isolation of antirhinoviral sesquiterpenes from ginger (Zingiber
Officinale). J nat Products.
Guenther, Ernest. 1987. Minyak Atsiri Jilid I Alih Bahasa Ketaren. Jakarta :
UI Press.
Hermani dan Risfaheri. 1989. Pengaruh Perlakuan Bahan Sebelum
Penyulingan Terhadap Rendemen dan Karakteristik Minyak Nilam.
Bogor : Balai Penelitian Tatanama Indonesia.

13
Istiqomah. 2013. Perbedaan Metode Ekstraksi Soxhletasi Terhadap Kadar
Piperin Buah Cabe Jawa (Piperis Retrofracti Fructus). [Skripsi].
Prodi Farmasi UIM Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Kartiasari, Denni, dkk. 2012. Pengujian Kandungan Total Fenol
Koppahicusawarezzi dengan Metode Ekstraksi Ultrasonikdengan
Variasi Suhu dan Waktu. Posiding SNST 3. Semarang.
Satyadiwiria, Y. 1974. Pembuatan Minyak Atsiri. Medan : Dinas Pertanian.
Soebagio, dkk. 2003. Common Textbook (Edisi Rebisi) Kimia Analitik II.
Malang : Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.
Suprapti, M. Ues. 2013. Aneka Awetan Jahe. Yogyakarta : Kanistus.
Suryani, Lilis, ch. 2012. Optimasi Metode Ekstraksi Fenol dari Rimpang
Jahe Emprit (Zingiber officinalle VarRubrium). Jurnsl Agrisains
vol.3 no.4 ISSN: 2086-7719.
Tim Dosen Kimia Organik Unesa. 2017. Buku Petunjuk Praktikum Kimia
Organik. Surabaya : UNESA Unipress.
Wasilah, Sudja. 1978. Penuntur Percobaan Pengantar Kimia Organik.
Bandung : PT Karya Nusantara.

XI. Jawaban Pertanyaan

1. Buatlah pertanyaan penelitian dari praktikum tersebut?

Jawab :

- Apa saja alat-alat yang diperlukan dalam melakukan ekstraksi


minyak jahe?
- Apa saja bahan yang diperlukan dalam mengekstraksi minyak jahe?
- Pelarut apa saja yang dapat digunakan dalam proses ekstraksi
pelarut minyak jahe?
- Berapakah angka rendemen minyak jahe secara teori?
- Apakah rendemen minyak jahe hasil percobaan dapat sesuai dengan
teori?
- Berapakah kadar air jahe kering secara teori?
- Apakah kadar air jahe kering hasil percobaan sesuai dengan teori?

14
2. Jelaskan secara singkat prinsip kerja ekstraksi soxhlet yang digunakan
dalam percobaan ini!

Jawab :

Prinsip kerja dari ekstraksi soxhlet pada percobaan ini adalah proses
pemisahan dan pemurnian suatu komponen (ekstrak) dari suatu
bahan alam berdasarkan perbedaantitik didih menggunakan pelarut
yang mudah menguap (memiliki perbedaan titik didihyang besar
dengan ekstrak yang diinginkan)

3. Bilamana pemisahan pelarut menggunakan alat evaporator? Berikan


alasan!

Jawab :

Pada percobaan isolasi minyak jahe dari rimpang jahe diatas


menggunakan alatsoxhlet, namun bilamana pemisahan pelarut
menggunakan alat evaporator maka pelarut yang digunakan adalah
bersifat mudah menguap, karena prinsip kerja darievaporator yakni
sama dengan ekstraksi soxhlet adalah dengan cara menguapkan
pelarut. Namun kelemahan dari penggunaan evaporator adalah
sebagaian besar kandungan munyak atsiri akan menuap karena
bersifat volatile.

4. Berdasarkan hasil rendemen minyak atsiri yang anda peroleh, apakah


cara pengeringan dan penghalusan serbuk jahe berpengaruh pada hasil?
Jelaskan!

Jawab :

Cara pengeringan dan penghalusan serbuk jahe juga berpengaruh


pada hasil rendemen minyak atsiri:
Pada proses pengeringan, apabila dilakukan dengan
menggunakan suhu tinggi akanmerusak minyak jahe, karena
sifat minyak yang dapat menguap, maka untuk mencegah hal

15
tersebut serbuk jahe dijemur di bawah sinar matahari selama 3
hari dengan panas yang realtif konstan secara berkontinyu.
Selain itu pada saat proses ekstraksi digunakan satu set alat
(dengan suhu yang dapat dikontrol) untuk memanaskan pelarut
petroleum dengan tujuan yang sama yakni untuk mencegah
minyak jahe menguap. Pada proses penghalusan, serbuk jahe
yang halus memiliki luas permukaan yang besar, sehingga
memudahkan suatu pelarut untuk melarutkan komponen
minyak jahe lebih cepat

5. Apa fungsi Na2SO4 anhidrat dalam percobaan ini? Jelaskan!

Jawab :

Sebagai zat pengering yang digunakan untuk menyerap kandungan


air yang masih ada didalam minyak. Karena Na2SO4 anhidrat akan
mengikat air dari minyak atsiri yang terbentuk.

6. Sebutkan minimal lima senyawa yang terdapat dalam minyak atsiri jahe
dan tuliskan rumus strukturnya

Jawab :

Senyawa (Prosentase) Struktur


Geraniol (25.9%)

a-zingiberen (9,5%)

16
(E,E)-a-farnesen (7,6%)

Neral (7,6%)

ar-curcumen (6,6%)

-sesquiphellandren
(27,16%)

Caryophyllen (15,29%)

-bisabolen (11,4%)

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Perhitungan rendemen dari ekstrak minyak jahe

% rendemen = x 100%
Diketahui : Massa minyak jahe yang diperoleh = 388 mg = 0,388 g
Massa awal serbuk jahe = 10,04 g
Ditanya : Rademen dari ekstrak minyak jahe?
Jawab :

% randemen = x 100%

= x 100%

= 3,8645%

Perhitungan penentuan kadar air

17
Diketahui : Massa serbuk jahe awal = 10,05 g
Massa serbuk jahe setelah dioven =
1. 0,988 g
2. 0,977 g
3. 0,944 g
4. 0,933 g
5. 0,931 g

Ditanya : Kadar air ?

Jawab :

Kadar air jahe (%) = x 100%

= x 100%

= 7,36 %

Kadar air jahe (%) = x 100%

= x 100%

= 7,16 %

Rata-rata kadar air jahe (%) = x 100%

= 14,52%

= 7,26 %

18
Kadar air jahe sudah sesuai teori yaitu berkisar 7-12 %

LAMPIRAN FOTO

Alat dan Bahan Percobaan Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe

No Gambar Keterangan

1 Alat yang digunakan dalam percobaan


isolasi Minyak jahe :

1. Satu set alat ekstraksi soxhlet


2. Evaporator
3. Labu dasar bulat
4. Spatula
5. Batu didih
6. Corng pisah
7. Gelas piala
8. Reflaktometer

19
9. Gelas kimia 250 dan 50 mL1 buah
masing-masing
10. Gelas ukur 500 mL
2
N-heksan

Serbuk Jahe

Proses Isolasi Minyak Jahe

No Gambar Keterangan

1
Menimbang serbuk
jahe sebesar 10,04
gram.

20
Memasukkan serbuk
jahe yang telah
ditimbang ke dalam
kertas saring yang telah
diikat ujungnya.

3
serbuk jahe yang telah
di bungkus dengan
kertas saring
dimasukkan ke dalam
alat soxhlet

4
Mengukur 100 mL n-
Heksan dengan gelas
ukur, kemudian
menuangkan larutan n-
heksan kedalam labu
dasar bulat.

21
5
Memasukkan batu didih
ke dalam labu dasar
bulat yang berisi larutan
n-heksan

6
Merangkai alat ektraksi
soxhlet kemudian
diletakkan di atas
heating mantle

7
Didapatkan ekstrak
dalam labu ekstraktor
berwarna kuning

22
8
Dilakukan percobaan
selanjutnya untuk
memisahkan minyak
jahe dengan pelarutnya
menggunakan
evaporator (cara
modern)

9
Diperoleh ekstrak jahe
sebesar 0,3888 gram

23
Penentuan kadar air

No Gambar Keterangan

Rimpang jahe yang


telah dipotong tipis
kemudian ditimbang
dan diperoleh berat
rimpang jahe sebesar
1,005 gram.
Setelah itu di oven 5x
masing-masing 10
menit.
Diulang proses
menimbang dan
mengoven hingga
diperoleh berat yang
konstan.

24

Anda mungkin juga menyukai