ELEKTRONIKA 1
"COMMON EMITTER"
NIM : 11150163000065
Nama Anggota :
1. Nia 11150163000059
2. Silva Isfahani 11150163000060
3. Nia Imas Gamesty 11150163000077
B. Dasar Teori
Transistor merupakan piranti yang terdiri atas tiga lapisan semikonduktor,
yaitu 2 buah lapisan semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n,
atau sebaliknya. Jenis pertama dikenal sebagai transistor tipe pnp, sedangkan
yang kedua dikenal dengan transistor tipe npn. Ketiga terminal yang
terhubung ke semikonduktor tadi dikenal dengan kolektor (C), basis (B),
emitter (E). Berikut gambarnya:
(staff.gunadarma.ac.id)
Pembuatan transistor mirip dengan pembuatan dioda. Dengan
penggabungan 3 semikonduktor tipe n dan semikonduktor tipe p akan
diperoleh transistor tipe n-p-n dan sebuah semikonduktor tipe n akan
diperoleh transistor tipe p-n-p. Disamping itu berdasarkan penempatan catu
dayanya, dikenal trasnsistor bias FF atau bias maju-maju dan transistor bias
RR atau bias balik-balik. Disebut FF bila basis lebih positif daripada emitter
dan kolektor sehingga arus mengalir dan basis ke emitter dan kolektor.
Sedangkan pada transistor bias RR basis lebih negatif daripada emitter dan
kolektor sehingga arus mengalir dari emitter dan kolektor menuju basis
(Suyamto, 2009: 130-132).
Kedua jenis bias transistor tersebut beserta arusnya ditunjukkan pada
gambar berikut:
(Suyamto. 2009:131)
Ketiga terminal transistor tersebut dikenal dengan Emitor (E), Basis (B)
dan Kolektor (C). Emitor merupakan bahan semikonduktor yang diberi
tingkat doping sangat tinggi. Bahan kolektor diberi doping dengan tingkat
yang sedang. Sedangkan basis adalah bahan dengan doping yang sangat
rendah. Perlu diingat bahwa semakin rendah tingkat doping suatu bahan,
maka semakin kecil konduktivitasnya. Hal ini karena jumlah pembawa
mayoritasnya (elektron untuk bahan n: dan hole untuk bahan p) adalah
sedikit. Disamping itu yang perlu diperhatikan adalah bahwa ukuran basis
sangatlah tipis di banding emitor dan kolektor. Perbandingan lebar basis ini
dengan lebar emitor dan kolektor kurang lebih adalah 1:150. Sehingga ukuran
basis yang sangat semmpit ini nanti akan mempengaruhi kerja transistor
(Surjono, 2007: 56)
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki
kolektor . serta mempunyai karakter sebagai penguat tegangan. Pada
rangkaian ini Emitor di-ground-kan/ ditanahkan, Input adalah Basis, dan
output adalah Collector (Izzati, 2015).
Gambar diatas
menunjukkan
simbol skematik
transistor npn. Emiter mempunyai tanda kepala-panah tetapi kolektor tidak.
Yang penting khususnya yaitu kepala-panah menunjuk arah dari arus
konvensional emitter. Dengan kata lain, elektron mengalir ke dalam emitter
dan keluar ke basis dan kolektor. Arus konvensional emitter mengalir ke
luar dari emitter; arus konvensional mengalir ke dalam transistor npn
(Malvino, 1981: 113).
Transistor sebagai penguat
Vi
Perubahan tegangan sebesar , antara emitor dan basis akan
IE
menimbulkan perubahan arus emitor yang besar. Didefinisikan
simbol
untuk menunjukkan fraksi perubahan arus ( I C = ' I E)
RL
yang terjaddi yang kemudian dialirkan .
Perubahan tegangan kelluaran yang terjadi pada hambatan beban:
V L=R L I C = ' R L I E
Vi
Bisa bernilai beberapa kali lipat nilai tegangan masukan . Dalam
A= V L / V i
kondisi ini, penguatan tegangan akan bernilai lebih dari
satu, dan transistor berfungsi penguat (amplifier). Jika resistansi dinamis pada
JE r V i=r e I E ,
bernilai e maka dan
' '
RL I E R L
A= =
re I E re
(staff.gunadarma.ac.id)
2.
Kapasitor 10 F /35 V
3.
Osiloskop
4.
5.
Transistor BC 547
6.
Potensiometer 1 k
7.
Generator Sinyal
8.
D. Langkah Percobaan
3. Rangkaian tersebut
disambungkan dengan Generator
Sinyal.
E. Data Pengamatan
Rangkaian dengan kapasitor CE
Input Chanel 1
DIV
DIV
Volt/Div V (volt) Horisonta Time/Div T (s) f (Hz)
Vertikal
l
3,2 10 mV 3,2x10-2 2 1 ms 2x10-3 500
Output Chanel 2
DIV
DIV V
Volt/Div Horisonta Time/Div T (s) f (Hz)
Vertikal (volt)
l
2 0,2 V 0,4 1,2 1 ms 1,2x10-3 833,3
Rangkaian tanpa kapasitor CE
Input Chanel 1
DIV
DIV
Volt/Div V (volt) Horisonta Time/Div T (s) f (Hz)
vertikal
l
6,4 10 mV 6,4x10-2 1,2 1 ms 1,2x10-3 833,3
Output Chanel 2
DIV
DIV V
Volt/Div Horisonta Time/Div T (s) f (Hz)
vertikal (volt)
l
1,6 0,2 V 0,32 1,4 1 ms 1,4x10-3 714,3
F. Pengolahan Data
1. Dengan Kapasitor
a. Input
1. Tegangan puncak ke puncak
volt
Vpp= Vertikal x =3.2 x 0.0 1=3.2 x 102 volt
2. Tegangan Maksimum
V pp 3.2
Vmaks= = =1.6 volt
2 2
3. Tegangan Efektif
V maks 1.6
Veff = = =1 .1 3 volt
2 2
4. Arus Maksimum
V eff 1.13
I maks= = =0.79 A
2 2
5. Arus efektif
I maks
Ieff = =0. 55 A
2
6. Periode:
T = Horizontal x Time /
2 x 0.001 s
0.002 sekon
7. Frekuensi:
1 1
f= = =5 00 Hz
T 0.002 s
b. Output
1. Tegangan puncak ke puncak
volt
Vpp= Vertikal x =2 x 0.2 volt=0.4 volt
2. Tegangan Maksimum
V pp 0.4
Vmaks= = =0.2 volt
2 2
3. Tegangan Efektif
V maks 0. 2
Veff = = =0.14 volt
2 2
4. Arus Maksimum
V eff 0.14
I maks= = =0.1 A
2 2
5. Arus Efektif
I maks 0.1
Ieff = = =0.07 A
2 2
6. Periode
T = Horizontal x Time /
1.2 x 0.001 s
7. Frekuensi
1 1
f= = =833.3 Hz
T 1,2 x 103
2. Tanpa Kapasitor
a. Input
1. Tegangan puncak ke puncak
volt
Vpp= Vertikal x =6 . 4 x 0.01=6.4 x 102 volt
2. Tegangan Maksimum
V pp 6.4 x 102
Vmaks= = =3 . 2 x 102 volt
2 2
3. Tegangan Efektif
4. Arus Maksimum
5. Arus efektif
I maks 0.01
Ieff = = =0.011 A
2 2
6. Periode:
T = Horizontal x Time /
1.2 x 103 s
1 1
f= = =833.3 Hz
T 1.2 x 103 s
b. Output
1. Tegangan puncak ke puncak
volt
Vpp= Vertikal x =1.6 x 0.2 volt=0. 32 volt
2. Tegangan Maksimum
V pp 0. 32
Vmaks= = =0.16 volt
2 2
3. Tegangan Efektif
V maks 0. 16
Veff = = =0.1 1 volt
2 2
4. Arus Maksimum
V eff 0.11
I maks= = =0. 08 A
2 2
5. Arus Efektif
I maks 0. 08
Ieff = = =0.0 5 A
2 2
6. Periode
T = Horizontal x Time /
1.4 x 103 s
7. Frekuensi
1 1
f= = =714.3 Hz
T 1.4 x 103 s
G. Pembahasan
Pada praktikum elektronika ini kami melakukan percobaan mengenai
Common Emitter. Dalam praktikum kami akan menggunakan 4
buah resistor dengan besar hambatan yang berbeda.
Rangkaian emitter bersama (common-emitter) adalah
rangkaian BJT yang menggunakan terminal emitor sebagai
terminal bersama yang terhubung ke sinyal sasis (ground),
sedangkan terminal masukan dan keluarannya terletak
masing-masing pada terminal basis dan terminal kolektor.
Rangkaian ini berfungsi untuk menguatkan sinyal tegangan puncak dari
sinyal masukan (input).
Pada percobaan kali ini dilakukan dua pengamatan yaitu yang pertama
rangkaian yang menggunakan CE dan yang kedua rangkaian yang tanpa
menggunakan CE. Chanel 1 berfungsi sebagai input dan Chanel 2 sebagai
output. Gelombang yang dihasilkan adalah gelombang sinusoidal.
Pada rangkaian yang menggunakan CE, dengan hasil yang tertera pada
layar osiloskop Ch1 lebih pendek dibandingkan gelombang Ch 2, ketika
dilihat dari pengolahan data hasilnya nilai frekuensi output lebih besar
daripada frekuensi input dengan f output 833 Hz dan f input 500 Hz.
Sedangkan pada rangkaian yang tanpa menggunakan CE, gelombang yang
dihasilkan Ch 1 juga lebih pendek dibandingkan gelombang Ch 2 tetapi
perbedaanya tidak terlalu jauh tapi nilai frekuensi output lebih kecil dari input
dengan f input 833 Hz dan f output 714 Hz.
Hal ini membuktikan bahwa Kapasitor merupakan pembangkit frekuensi.
Sebuah kapasitor yang bermuatan menyimpan energi listrik. Energi yang
tersimpan pada kapasitor akan sama dengan kerja yang dilakukan untuk
memuatinya. Adapun dalam praktikum ini kapasitor sangat berpengaruh pada
besar keilnya frekuensi dan kesalahn yang terjadi oleh praktikan karena
kurang mengertinya praktikan dalam membaca hasil pada layar yang tertera
pada osiloskop.
Jawab:
I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Common Emitter merupakan salah satu konfigurasi dari transistor.
2. Gelombang yang dihasilkan pada Ch 1 dan Ch 2 adalah gelombang
sinusoidal
3. Kapasitor CE mempengaruhi nilai penguatan tegangan pada rangkaian
Common Emitter.
4. Sinyal output berbalik fasa 1800 terhadap sinyal input.
5. Rangkaian Common Emitter dapat menguatkan sinyal tegangan puncak.
J. Komentar
1. Bagi praktikan harus berhati-hati dalam melakukan praktikum dan jangan
lupa untuk menggunakan kaos kaki agar tidak kesetrum.
2. Kurangnya pemahaman materi sehingga praktikan kesulitan dalam
merangkai rangkaian Common Emitter.
3. Untuk pihak asisten agar meningkatkan lagi cara membimbingnya dengan
menyampaikan teori-teori tambahan yang berkaitan dengan praktikum.
4. Saat membaca hasil percobaan pada osiloskop dibutuhkan ketelitian.
K. Daftar Pustaka
Lampiran
1.