Anda di halaman 1dari 150

PENGARUH FASILITAS DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN MALANG 1

SKRIPSI

Oleh:
Erlina Nurmalia
06130047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010
PENGARUH FASILITAS DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN MALANG 1

SKRIPSI

Oleh:
Erlina Nurmalia
06130047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010
PENGARUH FASILITAS DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN MALANG 1

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik


Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Erlina Nurmalia
06130047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH FASILITAS DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP


PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN MALANG 1

SKRIPSI

OLEH:

ERLINA NURMALIA

Telah Disetujui Pada Tanggal: 21 Juli 2010

Dosen Pembimbing

Dr. H. Wahidmurni, M.Pd., Ak


NIP. 19690303 200003 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan IPS

Drs. Muh. Yunus, M.Si


NIP. 19690324 199603 1 002
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH FASILITAS DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP


PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN MALANG 1

SKRIPSI

dipersiapkan dan disusun oleh


Erlina Nurmalia (06130047)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
27 Juli 2010 dengan nilai A
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada tanggal 2 Agustus 2010

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang
Dr. H. Wahidmurni, M.Pd., Ak :
NIP. 19690303 200003 1 002

Skretaris Sidang
Indah Animatuz Zuhriyah, M. Pd :
NIP. 19790202 200604 2 003

Pembimbing,
Dr. H. Wahidmurni, M.Pd., Ak :
NIP. 19690303 200003 1 002

Penguji Utama
Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony :
NIP. 19440712 196410 1 001

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim

Dr. H. M. Zainuddin, M.A


NIP.19620507 199503 1 001
PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk


Orang-orang yang telah memberikan arti bagi hidupku
Dengan pengorbanan, kasih sayang dan ketulusannya.

Kepada Ibunda (Suaibatul Lukmah) dan Ayahanda


(Haroyono) tersayang
Terimakasih atas segala doa yang tiada terhenti, bimbingan,
dukungan dan atas segala pengorbanannya untukku.

Semua orang yang telah membantu dan berbuat baik


kepadaku. Semoga Allah membalasnya dengan sebaik-baik
kebaikan.

Almamater..... tercinta
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA
MALIK IBRAHIM
MALANG
MOTTO

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.(QS. Al-Mujadalah: 11) 1

1
H. Mahmud Yunus, Terjamah Al-Quran Al-Karim, (Bandung: Al-Maarif, 1990), hlm.
490
Dr. H. Wahidmurni, M.Pd., Ak.
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Erlina Nurmalia Malang, 21 Juli 2010


Lamp : 1 berkas

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang
di
Malang

Assalamualaikum Wr. Wb
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini:
Nama : Erlina NUrmalia
NIM : 06130047
Jurusan : Pendidikan IPS
Judul Skripsi : Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1.

maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Pembimbing,

Dr. H. Wahidmurni, M.Pd., Ak.


NIP.19690303 200003 1 002
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Malang, 21 Juli 2010

Erlina Nurmalia
NIM. 06130047
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah bagi Allah SWT, Dzat yang telah

memberikan rahmat dan melimpahkan berbagai nikmat dan karunianya,

khususnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skrips i yang

berjudul Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1 dengan baik. Sholawat dan salam

semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasul kita, Nabi Muhammad SAW, juga

kepada segenap keluarga, para sahabat, serta umat beliau diakhir zaman ini. Amin.

Penulis sangat menyadari adanya bantuan dari berbagai pihak, baik berupa

doa, dukungan, motivasi, kritik, saran selama penyelesaian skripsi ini sehingga

dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Dengan selesainya penyusunan skripsi

ini, penulis ucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah

membantu, baik berupa moril maupun materiil, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M. A, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Bapak Drs. Muh. Yunus, M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (P.IPS) Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang.
4. Bapak Dr. H. Wahidmurni, M. Pd, Ak, selaku dosen pembimbing yang

dengan kesabaran dan ketelatenannya telah bersedia memberikan

pengarahan, bimbingan, wawasan keilmuan yang sangat bermakna bagi

penulis meskipun dalam kesibukan beliau yang sangat padat masih

bersedia untuk meluangkan waktunya untuk penulis.

5. Para Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Ibrahim Malang, khususnya para dosen Pendidikan IPS yang telah

mendidik dan memberikan semangat untuk bisa meraih cita-cita dan masa

depan yang cerah selama penulis menuntut ilmu di Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

6. Bapak Drs. H. Zainal Mahmudi, M. Ag, Kepala Sekolah MAN Malang 1,

beliau telah memberikan izin penelitian kepada penulis untuk melakukan

penelitian di madrasah yang dibinanya.

7. Seluruh Tenaga Pengajar dan seluruh Staf Tata Usaha MAN Malang 1

yang telah bersedia membantu memberikan waktu dan data, keakraban dan

perhatiannya selama proses penelitian ini.

8. Ibunda Suaibatul Lukmah dan Ayahanda Hariyono tercinta telah

memberikan kasih sayang, dorongan moriil maupun imateriil, doa tulus

yang tiada henti-hentinya dan segalanya yang tak mungkin dapat dibalas

oleh penulis.

9. Adik-adikku Zainal Nur Affandi dan Agustina Nur Qalbu terimakasih

untuk dukungan dan kasih sayang yang sangat berarti bagi penulis.

10. Seluruh kerabat tercinta, terimakasih atas segala dukungannya.


11. Seluruh sahabat baru yang penulis temukan selama menuntut ilmu di

Malang. Terimakasih telah besedia dan selalu ada, atas segala perhatian

dan kasih sayangnya yang takkan penulis lupakan selamanya.

12. Teman-teman seperjuangan mahasiswa jurusan P.IPS periode 2006 baik

kelas A maupun kelas B, dan teman-teman PKLI kelompok II SMA Islam

Al-Maarif Singosari.

13. Seluruh teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu, terimakasih untuk semua semangat dan solidaritas yang telah

diberikan selama ini.

14. Dan semua pihak yang telah memberikan sumbangan baik berupa tenaga

maupun pikiran yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu semoga

semua bantuan dan amal baiknya mendapatkan balasan dari Allah SWT

dengan sebaik-baik balasan.

Atas jasa merekalah penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi

ini dengan baik, harapan penulis semoga taufiq dan hidayah-Nya

senantiasa dilimpahkan kepada kita semua. Amin.

Malang, 21 Juli 2010


Penulis

Erlina Nurmalia
NIM : 06130047
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......... i
HALAMAN JUDUL ...... ii
HALAMAN PENGAJUAN... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .. iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
HALAMAN MOTTO vii
HALAMAN NOTA DINAS .. viii
HALAMAN PERNYATAAN ... xi
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI .. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .. xv
DAFTAR TABEL .. xvi
DAFTAR GAMBAR . xvii
ABSTRAK .. xviii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah .. 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian . 8
E. Hipotesis Penelitian ... 11
F. Asumsi Penelitian .. 12
G. Ruang Lingkup Penelitian.. 13
H. Originalitas Penelitian ... 14
I. Definisi Operasional .. 17
J. Sistematika Pembahasan 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Fasilitas Belajar . 21
1. Pengertian Fasilitas Belajar ... 21
2. Macam- macam Fasilitas Belajar . 21
B. Lingkungan Belajar 27
1. Pengertian Lingkungan Belajar . 27
2. Macam- macam Lingkingan Belajar .. 30
3. Arti Penting Lingkungan Belajar dalam Pendidikan 31
4. Lingkungan yang Mempengauhi Prestasi Belajar 32
C. Prestasi Belajar .. 46
1. Pengertian Prestasi Belajar 46
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar . 48
D. Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Presrasi Belajar 50
E. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar ... 52
F. Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan Belajar terhadap
Prestasi Belajar .. 55

BAB III METODE PENELITIAN


A. Lokasi Penelitian ... 59
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian 60
C. Data dan Sumber Data ... 61
D. Populasi dan Sampel .. 62
E. Instrumen Penelitian .. 64
F. Validitas dan Reliabilitas ... 66
G. Teknik Pengimpulan Data.. 69
H. Analisis Data .. 70
1. Uji t ... 71
2. Uji F .. 72

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum Lembaga ... 74
1. Sejarah Singkat MAN Malang 1 ... 74
2. Visi, Misi dan Tujuan 76
3. Kondisi Obyektif ... 78
4. Sasaran Program Unggulan Madrasah .. 80
5. Rencana Pengembangan Jangka Panjang Madrasah . 81
6. Sistem Pengajaran . 82
7. Prestasi Madrasah . 83
B. Deskripsi Hasil Penelitian .. 84
1. Kondisi Fasilitas Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN
Malang 1 ... 84
2. Kondisi Lingkungan Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN
Malang 1 ... 86
3. Perolehan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN
Malang 1 ... 88

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


A. Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Prtestasi Belajar Siswa
Kelas XI IPS MAN Malang 1 95
B. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prtestasi Belajar
Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1 . 97
C. Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1 ... 100

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan 104
B. Saran .. 105
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran I Struktur Organisasi MAN Malang 1 112

Lampiran II Surat Izin Penelitian 113

Lampiran III Surat Izin Penelitian (Tembusan dari Kantor Departemen


Agama Malang) 114

Lampiran IV Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian di MAN


Malang 1 .. 115

Lampiran V Bukti Konsultasi Bimbingan Skripsi 116

Lampiran VI Angket Penelitian . 117

Lampiran VII Data Mentah 120

Lampiran VIII Tabel Hasil Distribusi Frekuensi .. 122

Lampiran IX Tabel Hasil Validitas Instrumen .. 128

Lampiran X Tabel Hasil Reliabilitas Instrumen ... 130

Lampiran XI Tabel Hasil Analisis Regresi Berganda ... 131

Lampiran XII Riwayat Hidup Penulis . 132


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jabaran Variabel, Sub Variabel dan Indikator Penelitian 13

1.2 Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya 15

3.1 Jabaran Data dan Sumber Data Penelitian .. 62

3.2 Jabaran Populasi dan Sampel .. 63

3.3 Jabaran Variabel, Indikator dan Nomor Butir Angket .. 65

3.4 Jabaran Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian dengan Variabel


Fasilitas Belajar ... 67

3.5 Jabaran Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian dengan Variabel


Lingkungan Belajar 68

3.6 Jabaran Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian dengan Variabel


Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar ... 69
3.7 Jabaran Data dan Teknik Pengumpulan Data .. 70
4.1 Jabaran Jumlah Guru MAN Malang 1 78
4.2 Kegiatan Ekstrakurikuler MAN Malang 1 .. 80
4.3 Distribusi Frekuensi tentang Fasilitas Belajar Siswa Kelas XI IPS
MAN Malang 1 ... 85
4.4 Distribusi Frekuensi tentang Lingklungan Belajar Siswa Kelas XI IPS
MAN Malang 1 ....... 87
4.5 Distribusi Frekuensi tentang Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN
Malang 1 .. 89
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Model Konseptual Pengaruh Fasilitas Belajar dan LIngkungan Belajar


terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1 .. 58
4.1 Diagram Fasilitas Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1 . 85

4.2 Diagram Lingkungan Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1 ... 87

4.3 Diagram Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1 .. 89


ABSTRAK

Nurmalia, Erlina. 2010. Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan Belajar


terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas
Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang. Dr. H. Wahidmurni, M. Pd., Ak.

Kata Kunci: Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar dan Prestasi Belajar.

Dewasa ini, prestasi pendidikan siswa menjadi ukuran bagi keberhasilan


belajar yang telah ditempuh oleh siswa. Tingkat keberhasilan siswa ditinjau dari
seberapa tinggi siswa tersebut dapat meraih prestasi dalam belajarnya. Banyak
faktor yang dapat mempengaruhi dan menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa
jika tidak mencukupi pemenuhannya dan pada akhirnya menghambat dan
mempengaruhi pencapaian prestasi belajar. Bila ditinjau dari luar diri siswa
(faktor ektern) terdapat dua faktor yang secara garis besar dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Dua faktor tersebut adalah fasilitas belajar dan lingkungan
belajar siswa yang juga menjadi variabel dalam penelitian ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh antara
fasilitas belajar yang ada terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN
Malang 1, pengaruh lingkungan terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di
MAN Malang 1, serta pengaruh fasilitas dan lingkungan terhadap prestasi belajar
siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional, yaitu penelitian yang dilakukan
untuk antara dua variabel atau lebih yang bertujuan untuk menemukan ada
tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau
tidak hubungan itu. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner atau angket yang digunakan untuk mengetahui fasilitas dan lingkungan
belajar yang dipersepikan siswa. Intrumen yang juga digunakan adalah dokumen
yang digunakan untk mengetahui prestasi belajar siswa. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil regresi linier berganda menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh
dari variabel fasilitas belajar terhadap prestasi belajar yang ditunjukkan dengan
thitung = -2,312 < ttabel = 1,991. Tidak terdapat pengaruh dari variabel lingkungan
belajar terhadap prestasi belajar yang ditunjukkan dengan thitung = -3,336 < ttabel =
1,991. Terdapat pengaruh positif variabel fasilitas belajar dan lingkungan belajar
terhadap prestasi belajar yang ditunjukkan dengan F hitung = 38, 123 > Ftabel = 3,695.
Kesimpulannya bahwa tidak ada pengaruh dari failitas belajar terhadap
prestasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1, tidak ada pengaruh dari
lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS MAN Malang 1,
ada pengaruh positif signifikan dari fasilitas dan lingkungan belajar terhadap
prestasi belajar siswa kelas XI IPS MAN Malang 1. Dari hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan, gambaran, serta informasi yang bermanfaat
dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Istilah pendidikan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi

semua orang, terlebih lagi di era globalisasi yang dikenal dengan zaman

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) seperti sekarang ini.

Berkembangnya IPTEK diikuti dengan berkembangnya pola pemikiran

masyarakat. Pada perkembangan pemikiran masyarakat seperti sekarang ini,

pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Sebab,

persaingan untuk mempertahankan hidup semakin ketat dengan sulitnya

lapangan pekerjaan sebagai modal untuk mempertahankan hidup dan

melanjutkan keturunan. Jika dulu pada zaman kakek nenek kita, pendidikan

dianggap kurang penting karena juga tidak terlepas dengan kesulitan hidup,

maka pada saat ini sesulit apapun hidup yang dihadapi, pendidikan tetap

menjadi prioritas yang utama bagi semua orang khususnya bagi masyarakat

Indonesia.

Rousseau dalam Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati mengemukakan bahwa

pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-

anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. 2 Sedangkan Abu

Ahmadi dan Nur Uhbiyati sendiri berpendapat bahwa pendidikan adalah

usaha sadar orang dewasa dan disengaja serta bertanggung jawab untuk

2
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Il mu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 69
mendewasakan anak yang belum dewasa dan berlangsung terus menerus. 3

Pendidikan dianggap begitu penting karena sejak lahir manusia tidak bisa

berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya sendiri, mempertahankan hidup

maupun merawat dirinya sendiri sehingga harus bergantung pada orang lain

yang dalam hal ini adalah orang tua. Orang tua sendiri juga secara kodrati

mempunyai kewajiban menidik anak agar anak dapat hidup mandiri dan lebih

baik dari orang tua mereka sesuai dengan yang mereka harapkan. Pendidikan

dianggap sangat penting menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi :

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan,


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. 4

Sedangkan menurut GBHN berbunyi:

Pendidikan Nasoinal berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan untuk


meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan agar dapat manusia-manusia
pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta, bersama-
sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. 5

Sehubungan dengan adanya tujuan tersebut, maka segenap masyarakat

bersama dengan pemerintah berusaha keras untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Usaha yang dilakukan adalah dengan mendirikan lembaga pendidikan

3
Ibid., hlm. 9
4
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem
Pendidikan Nasional), (Surabaya: Media Centre, 2005), h lm. 8
5
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, op.cit., hlm.77-78
Indonesia, baik lembaga formal maupun lembaga non formal sehingga semua

lembaga berkewajiban untuk mewujudkan tujuan tersebut. Sekolah merupakan

lembaga formal yang memegang peranan yang sangat penting dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sekolah juga merupakan

tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (KBM). Sebagai tempat

berlangsungnya KBM, maka di sekolah terjadi proses belajar.

Baharuddin dan Esa mengmukakan Proses belajar adalah serangkaian

aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar. 6 Proses belajar

dan hasilnya hanya dapat diamati dari perubahan tingkah laku yang berbeda

dari yang sebelumnya pada diri seseorang baik dalam hal pengetauhan, afektif

maupun psikomotor. Secara garis besar, proses belajar dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor- faktor internal meliputi

faktor fisiologis, yaitu jasmani siswa dan faktor psikologis, yaitu kecerdasan

atau intelegensi siswa, motivasi, minat, sikap, bakat. Faktor- faktor eksternal

meliputi lingkungan alamiah dan lingkungan sosial budaya, sedangkan

lingkungan nonsosial atau instrumental, yaitu kurikulum, program, fasilitas

belajar, guru.

Muhibbin Syah menambahkan bahwa disamping faktor-faktor internal

dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf

keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. 7 Secara khusus Syaiful

Bahri Djamarah mengemukakan bahwa interaksi dari lingkungan alami dan

lingkungan sosial budaya selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik
6
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2007), hlm. 16
7
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 140
serta mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap belajar anak di sekolah. 8

Demikian halnya dengan fasilitas belajar, anak didik dapat belajar lebih baik

dan menyenangkan bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan

belajar anak. Masalah yang dihadapi oleh anak didik dalam belajar relatif kecil,

sehingga hasil belajar anak didik akan lebih baik. 9 Dari beberapa faktor dan

tujuan pendidikan tersebut, maka sekolah perlu menyediakan fasilitas belajar

yang dapat menujang terlaksananya proses pendidikan dan peningkatan

kualitas pendidikan. Fasilitas tersebut dapat berupa prasarana yang menunjang

dan dapat membantu peserta didik untuk menemukan berbagai pengetahuan

yang dibutuhkan serta mendorong peserta didik untuk aktif melibatkan diri

dalam proses pembelajaran. Selain menyediakan fasilitas belajar, sekolah juga

perlu menciptakan lingkungan yang mendukung dalam proses pembelajaran

sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik dan dapat meningkatkan

prestasi belajarnya.

Hal tersebut didukung penelitian yang dilakukan oleh Anang

Mustahmid dengan judul Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah

dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kelas XI di SMK Negeri 1

Bojonegoro dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa fasilitas belajar

mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 10 Penelitian lain yang

mendukung bahwa lingkungan belajar juga memiliki pengaruh terhadap

8
Saiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 143-151
9
Ibid..
10
Anang Mustahmid, Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kelas XI di SMK Negeri 1 Bojonegoro (Malang: Skripsi
Universitas Negeri Malang, 2008), (online), (http://etd.eprints.ums.ac.id/5022/ diakses 30
Desember 2009)
prestasi belajar siswa yaitu penelitian yang dilakukan oleh Jumiati dengan

judul Pengaruh Kemampuan Dasar Guru dan Lingkungan Belajar Terhadap

Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Suruh Tahun

Ajaran 2008/2009 dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa

lingkungan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar. 11

Dengan demikian, terpenuhinya fasilitas belajar seperti sarana prasarana

dalam belajar dan adanya kondisi lingkungan belajar yang baik dapat

mendukung proses pembelajaran sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM)

berlangsung secara efektif dan efisien. Pembelajaran yang efektif dan efisien

dapat meningkatan prestasi belajar siswa. Telebih lagi dewasa ini semakin

dirasakan betapa pentingnya peranan fasilitas dan lingkungan yang baik dalam

pembelajaran agar tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Namun,

pentingnya keberadaan fasilitas dan lingkungan yang baik, seringkali

terabaikan. Hal ini, terbukti dengan seringnya pemberitaan baik di media cetak

maupun media elektronik mengenai potret buram pendidikan di tanah air.

Dalam pemberitaan tersebut sering kali mengeluhkan adanya bangunan sekolah

yang roboh atau rusak dan ironisnya yang kurang mendapat perhatian dari

pemerintah baik pemerintah setempat maupun pemerintah pusat.

11
Ju miat i, Pengaruh Kemampuan Dasar Guru dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Suruh Tahun Ajaran 2008/2009
(Surakarta: Skripsi thesis Universitas Muhammadiyah, 2009), (Online),
(http://files.eprints.ums.ac.id/etd/2009/A210/A210050047.pdf diakses 23 Desember 2009)
Hal tersebut tentunya akan sangat menghambat proses belajar karena

proses belajar tidak dapat berlangsung dengan baik dan lancar sesua i dengan

yang diharapkan. Jika proses belajar tidak dapat berlangsung dengan baik dan

lancar, maka tujuan dari pembelajaran juga tidak akan dapat tercapai dengan

baik. Hal ini juga akan berdampak pada prestasi siswa yang nantinya merujuk

pada kualitas lembaga sekolah dan pada akhirnya pemerintah. Fasilitas dan

lingkungan belajar merupakan faktor yang sama-sama berasal dari luar diri

siswa yang biasanya berpengaruh secara tidak langsung terhadap peningkatan

prestasi siswa. Akan tetapi, tidak tersedianya fasilitas dan lingkungan belajar

yang baik dapat menjadi masalah dan penghambat proses belajar dan

pencapaian prestasi belajar yang baik oleh karena terabaikan ketersediaannya.

Pencapaian prestasi belajar yang baik menunjukkan keberhasilan dalam proses

pembelajaran, begitu juga sebaliknya tidak tercapainya prestasi belajar yang

baik menunjukkan kurang berhasilnya dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian, pemenuhan dan pengelolaan fasilitas dan lingkungan

belajar yang baik untuk kelancaran proses belajar perlu diperhatikan oleh setiap

sekolah. Sebab, terpenuhinya fasilitas dan lingkungan yang baik, dapat

meminimalisir kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik. Tingkat

kesulitan belajar yang rendah, menciptakan kelancaran proses belajar sehingga

terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Demikian halnya dengan MAN

Malang 1 yang senatiasa mendorong siswanya untuk selalu berprestasi dengan

menyediakan berbagai fasilitas belajar yang memadai dengan pengelolaan yang

baik guna menunjang KBM. Selain menyediakan fasilitas belajar yang


memadai, MAN Malang 1 juga sangat memperhatikan lingkungan sekitar

tempat belajar bagi para siswanya sehingga KBM dapat berlangsung dengan

lancar dan meningkatkan prestasi belajar siswanya. Berdasarkan uraian diatas,

maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan mengambil judul

Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan te rhadap Prestasi Belajar Sis wa

Kelas XI IPS MAN Malang 1.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada suatu penelitian adalah untuk memudahkan

dalam menganalisa dan mengevaluasi masalah serta agar dapat lebih terarah

dan jelas sehingga diperoleh langkah- langkah pemecahan masalah yang efektif

dan efisien, maka perlu dibuat suatu perumusan masalah. Adapun perumusan

masalah yang peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh positif antara fasilitas belajar terhadap prestasi belajar

siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1?

2. Apakah ada pengaruh positif antara lingkungan belajar terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1?

3. Apakah ada pengaruh positif antara fasilitas belajar dan lingkungan terhadap

prestasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1?


C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh fasilitas

dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN

Malang 1. Adapun secara khusus tujuan dari penelitian ini yang sesuai dengan

rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk menjelaskan pengaruh positif antara fasilitas belajar terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1.

2. Untuk menjelaskan pengaruh positif antara keadaan lingkungan terhadap

prestasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1.

3. Untuk menjelaskan pengaruh positif antara fasilitas dan lingkungan

terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian pastilah mempunyai suatu manfaat atau kegunaan.

Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Secara umum temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

dukungan terhadap penelitian sejenis yang telah diadakan sebelumnya.

Selain itu, hasil dari peneleitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

dunia pendidikan pada umunya dan khususnya yang berkaitan dengan

rnasalah peningkatan prestasi belajar siswa.


2. Peneliti dan Calon Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini digunakan sebagai wahana untuk

mengkaji secara ilmiah gejala- gejala proses pendidikan dan mengetahui

kondisi sebenarnya tentang fasilitas dan lingkungan yang akan

mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah, sekaligus sebagai bekal

pengetahuan saat nanti peneliti terjun ke dunia pendidikan. Selain itu,

diharapkan agar peneliti dapat meningkatkan profesionalime di bidang

penelitian dan pengajaran. Adapun temuan penelitian ini diharapkan dapat

menjadi inspirasi bagi calon peneliti yang tertarik untuk melakukan

penelitian di bidang pendidikan dan menjadi referensi khususnya bagi

peneliti selanjutnya yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan

masalah yang ada dalam penelitian ini.

3. Bagi Orang Tua

Dengan adanya temuan penelitian ini, orang tua diharapkan dapat

ikut berpartisipasi dan melibatkan diri dalam menunaikan keberhasilan

belajar siswa di sekolah, khususnya dalam menyediakan fasilitas yang

memadai untuk belajar yang dapat menunjang peningkatan prestasi belajar

siswa. Orang tua diharapkan tidak hanya sekedar memenuhi segala macam

kebutuhan dan fasilitas yang diperlukan oleh anak, tetapi juga dapat

menciptakan iklim dan lingkungan yang mendukung anak untuk dapat

belajar dengan aman dan nyaman sesuai dengan karakteristik anak. Sebab

sesungguhnya anak lebih banyak menghabiskan waktunya di luar sekolah

terutama di rumah, dari pada di dalam sekolah.


4. Bagi Guru

Melalui hasil temuan ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi

guru untuk dapat memanfaatkan dengan semaksimal mungkin fasilitas yang

ada serta mencitakan suasana yang efektif dan kondusif bagi kegiatan

pembelajaran, khususnya pembelajaran di kelas. Hal ini sangat penting

sekali dan dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan

baik sehingga nantinya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang

hasilnya dapat dilihat dari peningkatan prestasi siswa. Sebab, kegiatan

belajar mengajar di kelas merupakan inti dari seluruh kegiatan pembelajaran

yang ada di sekolah.

5. Lembaga (MAN Malang 1 dan lembaga pendidikan yang lainnya)

Melalui temuan penelitian ini, diharapkan lembaga memperoleh

masukan, gambaran, serta informasi yang kongkrit tentang pengaruh

fasilitas dan lingkungan terhadap prestasi siswa kelas XI IPS di MAN

Malang 1 yang nantinya juga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator

yang menunjang penigkatkan kualitas lulusan dan lembaga terkait,

khususnya MAN Malang 1. Selain itu, juga diharapkan sekolah dapat

menyediakan fasilitas- fasilitas yang sangat menunjang dalam proses

kegiatan belajar mengajar di sekolah serta menciptakan lingkungan belajar

yang efektif dan kondusif bagi siswa.


E. Hipotesis Penelitian

Wahidmurni mengmukakan bahwa Hipotesis penelitian adalah

rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian

pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat

kebenarannya. 12 Hipotesis terbagi atas dua jenis, yakni hipotesis nol (H0 ) yang

menyatakan tidak ada pengaruh atau tidak ada hubungan atau tidak ada

perbedaan antara variabel X dan variabel Y. Hipotesis alternatif (Ha) yang

menunjukkan ada pengaruh atau ada hubungan atau ada perbedaan antara

variabel X dan variabel Y. 13 Oleh karena itu, hipotesis nol dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada pengaruh positif signifikan dari fasilitas belajar terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1.

2. Tidak ada pengaruh positif signifikan dari lingkungan belajar terhadap

prestasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1.

3. Tidak ada pengaruh positif signifikan dari fasilitas belajar dan lingkungan

belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1.

Adapun hipotesis alternatif (Ha) dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ada pengaruh positif signifikan dari fasilitas belajar terhadap prestasi

belajar siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1.

12
Wahidmurn i, Cara Mudah menulis Proposal dan LaporanPenelitian Lapangan ( Malang:
UM Press, 2008), h lm. 20
13
Ibid., hlm. 21
2. Ada pengaruh positif signifikan dari lingkungan belajar dan prestasi be lajar

siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1.

3. Ada pengaruh positif signifikan dari fasilitas belajar dan lingkungan belajar

terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN Malang 1. 14

F. Asumsi Penelitan

Penelitian memerlukan asumsi penelitian sebagai landasan berpikir dan

berpijak bagi peneliti. Wahidmurni mengemukakan bahwa asumsi penelitian

adalah suatu anggapan dasar mengenai sesuatu hal dan dijadikan landasan

berpikir dan bertindak bagi peneliti dalam melakukan suatu penelitian. 15

Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas XI MAN Malang 1, mengemukakan asumsi

antara lain:

1. Faktor-faktor atau variabel lain baik yang ada di dalam maupun yang ada di

luar faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seperti kurikulum,

kecerdasan, bakat, minat, motivasi, kemampuan kognitif, guru, dan lain- lain

dianggap konstan atau tidak terkait secara signifikan dengan prestasi belajar.

2. Variabel fasilitas dan lingkungan belajar prestasi belajar dapat diukur

dengan menggunakan skala Likert.

3. Siswa sebagai responden jujur, mengerti dan memahami isi angket yang

diajukan untuk peneliti.

14
Ibid,. hlm. 21
15
Ibid.
G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terdiri dari tiga variabel yang terdiri dari

dua bebas yaitu variabel fasilitas belajar dan variabel lingkungan belajar, dan

satu variabel terikat yaitu variabel prestasi belajar. Untuk memperjelas

mengenai ruang lingkup penelitian ini, maka peneliti sajikan dalam bentuk

tabel penjabaran variabel, sub variabel, dan indikator pene litian sebagai

berikut:

Tabel 1.1 Jabaran Variabel, Sub Variabel dan Indikator Penelitian.

No. Variabel Sub Variabel Indikator

1. Fasilitas Sarana a. Media Pengajaran.


Belajar b. Alat-alat Pengajaran,
meliputi: buku
pelajaran, buku bacaan,
alat-alat praktikum,
alat-alat tulis,dan lain-
lain.
c. Perlengkapan Sekolah,
meliputi: ruang kelas,
lapangan olah raga,
ruang ibadah, ruang
kesenian, peralatan olah
raga, perpustakaan,
laboratorium.
Prasarana a. Jalan menuju sekolah.
b. Penerangan.

Sumber: Dimyati dan Midjiono,


Belajar dan Pembelajaran,
(Jakarta: Rineka Cipta,
1999), hlm. 249

2. Lingkungan Lingkungan Fisik atau Alami a. Keadaan Suhu.


b. Kelembaban Udara.
Belajar c. Kepengapan Udara.
d. Tempat letak gedung
sekolah.
Lingkungan Sosial atau Budaya a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Sekolah
c. Lingkungan
Masyarakat

Sumber: Syaiful Bahri Djamarah,


Psikologi Belajar (Jakarta:
Rineka Cipta, 2002),
hlm.143-150

Baharuddin dan Esa Nur


Wahyuni, Teori Belajar dan
Pembelajaran (Jogjakarta:
Ar-Ru zz Media Group, 2007),
hlm. 26-27

3. Prestasi Nilai siswa a. Nilai ulangan harian


Belajar
b. Nilai tugas

Sumber: Su madi Su ryabrata, Psikologi


Pendidikan, (Jakarta:
Rajawali 1984), hlm. 324

H. Originalitas Penelitian

Pada bagian ini, peneliti mengemukakan tentang perbedaan dan

persamaan bidang kajian yang diteliti antara peneliti dengan peneliti-peneliti

sebelumnya. Bidang kajian yang diteliti tersebut adalah pengaruh fasilitas dan

lingkungan belajar terhadap prestasi belajar. Hal ini bertujuan untuk

menghindari adanya pengulangan terhadap kajian terhadap hal- hal yang sama

yang pada penelitian ini. Untuk memudahkan dalam memahami bagian ini,
maka peneliti tidak menyajikannya dalam bentuk uraian melainkan dalam

bentuk tabel. Sebab penyajian dalam bentuk uraian pada umunya akan sulit

dipahami dikarenakan penggunaan bahasa maupun penyusunan kalimat yang

kurang tepat. Berikut merupakan penyajian originalitas penelitian dalam

bentuk tabel:

Tabel 1.2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian


Sebelumnya

Nama Persamaan Perbedaan Originalitas


No. Peneliti Penelitian
dan
Tahun
Penelitian
1 Tri 1. Prestasi belajar 1. Disiplin sebagai 1. Fasilitas dan
Minarni sebagai dependen salah satu lingkungan
(2006) variabel independen sebagai
2. Mengkaji faktor variabelnya variabel
ekstern yang 2. Menggunakan independen
mempengaruhi sampel penelitian
prestasi belajar 3. Penggambaran
siswa melalui data menggunakan
variabel analisis deskriptif
lingkungan belajar persentase
sebagai salah satu 4. Obyek kajiannya
variabel di kota Semarang
independen
2 Amin 1. Prestasi belajar 1. Mengkaji faktor 2. Pengkajian
Johari sebagai dependen ekstern yang fasilitas dan
(2007) variabel mempengaruhi lingkungan
prestasi belajar belajar
2. Lingkungan
siswa melalui sebagai
belajar sebagai
variabel disiplin faktor yang
salah satu
belajar, mempenga-
independen
lingkungan ruhi prestai
variabelnya
belajar, varias i belajar tidak
3. Menggunakan mengajar guru terbatas
populasi yang hanya pada
2. Penggambaran
sekaligus sebagai ruang
data menggunaka n
sampel dan lingkup
analisis deskriptif
analisis regresi sekolah saja,
persentase
ganda namun pada
3. Obyek kajiannya semua
di kota Kebumen lingkungan
yang
3 Jumiati 1. Prestasi belajar 1. Kemampuan
melingkupi
(2009) sebagai depende n dasar guru
siswa
variabel sebagai salah
satu independen
2. Mengkaji faktor
variabelnya
ekstern yang
mempengaruhi 2. Menggunakan
prestasi belajar sampel penelitian
siswa melalui dengan teknik 3. Mengkaji
variabel pengambilan faktor
lingkungan sampel ramdom ekstern yang
belajar sebagai sampling mempenga-
salah satu 3. Instrumen yang ruhi prestasi
variabel belajar
digunakan dalam
independen siswa
penelitian hanya
3. Menggunakan angket/kuesioner melalui
analisis regresi variabel
4. Obyek kajiannya fasilitas dan
ganda siswa kelas VIII lingkungan
SMP belajar
Muhammadiyah sebagai
di kota Surakarta variabel
4 Anang 1. Prestasi belajar 1. Motivasi belajar independen
Mustahmid sebagai dependen sebagai salah satu
(2008) variabel independen
variabelnya
2. Mengkaji fasilitas 4. Obyek
belajar dan 2. Pengkajian kajian
sebagai salah satu fasilitas belajar peneliti pada
independen dikhususkan siswa kelas
variabelnya hanya pada XI IPS
lingkungan MAN
3. Menggunakan
sekolah saja dan Malang di
analisis regresi
secara garis besar kota Malang
ganda
mengkaji faktor
ekstern dan faktor
intern siswa
3. Menggunakan 5. Populasi
sampel dengan sebanyak 88
teknik siswa yang
pengambilan sekaligus
sampel Cluster sebagai
Proporsional sampel
random dalam
4. Obyek kajiannya penelitian,
di kota sehingga
Bojonegoro dapat
dikatakan
sebagai
penelitian
populasi

5 Endang Mengkaji faktor- 1. Keseluruhan dari


Fitri Astuti faktor yang faktor yang
(2007) mempengaruhi mempengaruhi 6. Penggambar
prestasi belajar prestasi belajar an data
menjadi bahan dengan
kajian mengguna-
kan analisis
2. Obyek kajiannya deskriptif
di kota tanpa
Purbalingga diprensesnta
3. Analisis data sekan
menggunakan
analisis faktor
6 Rinda 1. Prestasi belajar 1. Disiplin belajar
Puspita- sebagai dependen sebagai salah satu
ningtyas variabel independen
(2009) variabelnya
2. Mengkaji faktor
ekstern yang 2. Penggambaran
mempengaruhi data
prestasi belajar menggunakan
siswa melalui analisis deskriptif
variabel fasilitas persentase
belajar sebagai 3. Menggunakan
salah satu sampel penelitian
variabel
independen 4. Obyek kajiannya
siswa kelas VIII
3. Analisis data SMP Negeri 2
menggunakan
Kartasura di kota
regresi ganda Surakarta

I. Definisi Operasional
Wahidmurni mengemukakan definisi operasional merupakan

penjelasan atas konsep atau variabel penelitian yang ada dalam judul

penelitian. 16 Hal ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan penafsiran yang

berbeda tentang kosep atau dasar pemikiran dalam penelitian ini. Definisi

operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Fasilitas belajar adalah kelengkapan yang seharusnya dimiliki oleh peserta

didik guna menunjang proses belajar mengajar sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar, yang secara garis besar terbagi menjadi dua

yaitu sarana yang meliputi kepemilikan Lembar Kerja Siswa (LKS),

ketersediaan literatur baik pribadi maupun yang tersedia di perpustakaan, ruang

belajar baik di rumah maupun di sekolah, meja, kursi, penerangan, alat tulis

menulis, alat-alat praktikum yang tersedia di laboratorium dan prasarana yang

meliputi jalan menuju ke sekolah dan penerangan.

2. Lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang berada di sekitar peserta

didik yang dapat membuat peserta didik merasa senang, aman, nyaman dan

termotivasi untuk belajar yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan

keluarga dan lingkungan masyarakat.

3. Prestasi belajar adalah hasil atas kecakapan dan kemampuan yang dicapai

peserta didik dari usaha belajar dan evaluasi yang dilakukan oleh guru

terhadap mata pelajaran ekonomi yang ditunjukkan dengan angka-angka

yang tertera pada nilai rata-rata ulangan harian siswa.

J. Sitematika pembahasan
16
Ibid., hal 26
Untuk memudahkan dan memberikan gambaran yang lebih jelas secara

menyeluruh mengenai penulisan isi penelitian ini, maka dibuat sitematika

penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Mencakup Latar Belakang Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Hipotesis Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian,

Originalitas Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika

Pembahasan.

Bab II Kajian Pustaka

Berisikan beberapa teori- teori yang mencakup tentang fasilitas

belajar, lingkungan belajar, pengaruh fasilitas belajar terhadap

prestasi belajar, pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi

belajar serta pengaruh fasilitas dan lingkungan terhadap prestasi

belajar.

Bab III Metode Penelitian

Berisikan metode- metode yang digunakan dalam penelitian yang

mencakup: lokasi penelitain, pendekatan dan jenis penelitian, data

dan sumber data, populasi dan sampel, instrumen penelitian,

validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data dan analisis

data.

Bab IV Hasil Penelitian


Berisikan tentang hasil penelitian berupa penyajian data,

pengolahan data.

Bab V Pembahasan

Berisikan tentang analisis data yang telah diolah untuk menjawab

pertanyaan dalam rumusan masalah dalam penelitian.

Bab VI Penutup

Berisikan tentang pembahasan yang merupakan kesimpulan dari

hasil penelitian secara menyeluruh yang dilanjutkan dengan

memberi saran-saran serta perbaikan dari segala kekurangan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Fasilitas Belajar

1. Pengertian Fasilitas Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi belajar, salah satu diantara

faktor- faktor tersebut adalah fasilitas belajar. Meskipun fasilitas belajar

hanya sebagian kecil dari faktor- faktor yang mempengaruhi belajar, namun

keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, tanpa adanya

fasilitas belajar kegiatan belajar mengajar (KBM) tidak akan dapat

terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Fasilitas

belajar sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar secara formal

yang pada umumnya berlangsung di sekolah. Ketika berbicara masalah

fasilitas belajar dan sebelum membahas lebih dalam mengenai fasilitas

belajar, maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenai definisi atau

pengertian fasilitas belajar. Syaiful Bahri mengemukakan bahwa, fasilitas

belajar merupakan kelengkapan belajar yang harus dimiliki oleh sekolah. 17

2. Macam Macam Fasilitas Belajar

Wina Sanjaya membagi fasilitas belajar menjadi dua macam, yaitu:

sarana dan prasarana. 18 Lebih lanjut Wina Sanjaya mengungkapkan definisi

dari sarana adalah segala sesuatu yang berkaitan secara langsung dengan

peserta didik dan mendukung kelancaran serta keberhasilan proses belajar


17
Syaifu l Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h lm. 150
18
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan , (Jakarta:
Kencana, 2009), hlm. 55
peserta didik yang meliputi media pembelajaran, alat-alat pelajaran,

perlengkapan sekolah, dan lain- lain. Sedangkan Prasarana merupakan segala

sesuatu yang tidak secara langsung berkaitan dengan peserta didik, namun

dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan proses be lajar peserta didik

yang meliputi jalan menuju ke sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil

dan lain sebagainya. 19 Zahara Idris dan Lisma Jamal menyebutkan bahwa,

sarana pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan pendidik dalam

pelaksanaan pendidikan. 20 Adapun penjelasan secara terperinci mengenai

sarana adalah sebagai berikut:

a. Media Pembelajaran

Ibrahim Bafadal mengungkapkan bahwa media pembelajaran

yang perlu disiapkan untuk kepentingn efektifitas proses belajar

mengajar di kelas dapat dikelompokkan menjadi empat macam antara

lain:21

1. Media pandang yang diproyeksikan, seperti projector opaque,

overhead projector, slide, projector filmstrip.

2. Media pandang yang tidak diproyeksikan, seperti gamar diam, grafis,

model dan benda asli.

19
Ibid.
20
Zahara Idris dan Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan 1, (Jakarta: Grasindo, 1992), h lm. 39
21
Ibrahim Bafadal, Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan Aplikasinya , (Jakarta:
Bu mi Aksara, 2003), h lm. 14
3. Media dengar, seperti piringan hitam, open reel tape, pita kaset dan

radio.

4. Media pandang dengar, seperti televisi dan film. 22

b. Alat-alat Pelajaran

Amir Daien mengemukakan bahwa yang termasuk kedalam alat-

alat pelajaran adalah buku-buku, alat peraga, alat-alat kimia, alat-alat

ilmu alam, dan juga kebun sekolah. Kelengkapan dari alat-alat pelajaran,

mau tidak mau mempunyai pengaruh yang besar pada berhasilnya

pengajaran dan pendidikan. 23 Lebih lanjut Amir Daien mengungkapkan

bahwa alat-alat pelajaran yang lengkap dapat memberikan kesempatan

bagi anak untuk pembentukan materiil (pembentukan ilmu pengetahuan)

dan pembentukan formal (pembentukan sikap-sikap belajar dan berpikir)

yang baik. 24

c. Perlengkapan Sekolah

Syaiful Bahri mengungkapkan bahwa salah satu persyaratan

untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang

didalamnya meliputi ruang kelas, kantor, laboratorium. 25 Lebih lanjut

Syaiful Bahri mengungkapkan suatu sekolah yang kekurangan ruang

kelas, akan banyak menemukan masalah seperti kegiatan belajar

mengajar menjadi kurang kondusif, pengelolaan kelas kurang efektif dan

22
Ibrahim Bafadal, loc. cit.
23
Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1973),
hlm.139-140
24
Ibid.
25
Syaifu l Bahri Djamarah, op.cit., h lm. 149
konflik antar siswa sulit dihindari. 26 Pelajaran yang bersifat praktikum

sangat membutuhkan laboratorium untuk menunjang penyampaian

materi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Abu Ahmadi dan Widodo

Supriyono bahwa tidak adanya laboraorium menyebabkan guru

cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifa n

bagi siswa, sehingga tidak mustahil timbul kesulitan belajar. 27 Begitu

pula dengan pelajaran lain yang membutuhkan praktikum seperti

kesenian dan olah raga.

Adapun pejelasan mengenai prasarana belajar adalah sebagai berikut:

a. Jalan menuju sekolah

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono mengungkapkan bahwa

letak sekolah yang jauh dari keramaian (pasar, bengkel, pabrik, dan lain-

lain) akan memudahkan anak berkonsentrasi dalam belajarnya. 28 Jalan

menuju sekolah berhubungan dengan letak sekolah. Jalan yang jauh dan

sulit di tempuh oleh siswa membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk

dapat sampai ke sekolah. Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi

keadaan siswa ketika hendak menerima pelajaran. Sebab, siswa datang ke

sekolah dalam keadaan lelah, sehingga konsentrasi berkurang dan pada

akhirnya siswa kurang optimal dalam menerima pelajaran. Hal ini sejalan

dengan apa yang dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto bahwa faktor

yang juga dapat mempengaruhi hasil belajar adalah jarak antara rumah

26
Syaifu l Bahri Djamarah, loc.cit..
27
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
hlm. 91
28
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, loc. cit.
dengan sekolah yang terlalu jauh, sehingga melelahkan. 29 Dengan

demikian, hal tersebut dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

b. Penerangan

Amir Daien mengungkapkan bahwa di waktu siang, cahaya

matahari harus bisa masuk ke dalam ruang-ruang kelas dengan leluasa,

sehingga ruangan kelas cukup terang untuk keperluan membaca dan

menulis. 30 Pemberian penerangan di dalam kelas dapat dilakukan dengan

cara membuka jendela-jendela yang ada pada kelas tersebut. Dengan

demikian, selain cahaya matahari dapat masuk ke dalam kelas, sirkulasi

udara yang di dalam kelas menjadi lancar sehingga kelas tidak pengap

dan dapat menerangi siswa ketika menulis ataupun menbaca pada waktu

kegiatan belajar berlangsung.

Adapun kelengkapan fasilitas yang dimilki oleh sekolah haruslah

dapat membantu terselenggaranya proses belajar mengajar seperti

tersedianya buku-buku pelajaran, buku-buku bacaan yang tersedia di

perpustakaan, alat tulis menulis, alat-alat peraga, serta alat-alat didik lainnya

yang tersedia baik di perpustakaan maupun di laboratorium. 31 Proses belajar

mengajar diharapkan dapat bergairah dan dapat me mbantu anak didik dalam

berprestasi dengan peran sekolah yang membantu anak didik, seperti

menyediakan sejumlah buku yang sesuai dengan kurikulum di perpustakaan,

menyediakan segala macam alat yang digunakan untuk praktikum,

29
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
105
30
Amir Daien Indrakusuma, op.cit., hlm. 138
31
Sit i Partin i Suardiman, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Studying, 1988), hlm. 60-61
menyediakan media pembelajaran, menyediakan ruangan kelas yang sesuai

dengan ketentuan kesehatan, dan sebagainya. Berbicara mengenai masalah

fasilitas yang terkait dengan proses belajar peserta didik, sesungguhnya

tidak hanya sekolah saja sebagai lembaga formal yang berperan aktif dalam

menyediakan fasilitas yang menunjang keberhasilan peserta didik. Akan

tetapi, orang tua juga ikut berperan dalam menyumbang tersedianya fasilitas

belajar peserta didik.

Baharuddin dan Esa mengungkapkan bahwa manusia diciptakan ole h

Allah dalam keadaan yang tidak berpengetahuan, namun Allah membekali

manusia dengan sarana-sarana baik fisik maupun psikis agar manusia dapat

menggunakannya untuk belajar dan ilmu pengetahuan guna kepentingan dan

kemaslahatan manusia. 32 Sebagaimana Allah SWT berfirman:

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
(QS. An-Nahl: 78). 33

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa ketika lahir manusia tidak

memiliki pengetahuan dan Allah memberikan berbagai anugerah kepada

manusia berupa pendengaran yang dengannya manusia dapat mengetahui

suara, pengelihatan yang dengannya, manusia dapat melihat berbagai hal,

32
Baharuddin dan Esa, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ru zz Media, 2007),
hlm. 38
33
Al-Quran dan Terja mahannya, (Bandung: Al-Maarif, 1990), hlm. 249
dan akal yang berpusat di hati. Berbagai anugerah tersebut merupakan

sarana-sarana yang dapat digunakan oleh manusia untuk memperoleh

pengetahuan agar manusia dapat beribadah kepada Rabb- nya. Dengan

demikian, manusia memerlukan fasilitas untuk belajar dan memperoleh

pengetahuan. Begitu juga dengan peserta didik yang memerlukan fasilitas

belajar untuk memperoleh pengetahuan. Sebab, tanpa adanya fasilitas

belajar, akan ada banyak sekali hambatan-hambatan yang dialami oleh

perserta didik dalam menyerap materi pelajaran seperti yang telah

dikemukakan pada pembahasan di atas.

B. Lingkungan Belajar

1. Pengertian Lingkungan Belajar

Sepanjang hidupnya, manusia tidak dapat terlepas dari apa yang

disebut dengan lingkungan. Dalam setiap sisi kehidupan, manusia selalu

dikelilingi oleh lingkungan dan terdapat hubungan timbal balik antara

keduanya. Disatu sisi lingkungan dapat mempengaruhi manusia, akan tetapi

di sisi lainnya manusia juga dapat mempengaruhi lingkungan. Demikian

halnya dalam proses belajar mengajar, lingkungan merupakan sumber

belajar yang banyak berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang

berlangsung di dalamnya. Lingkungan juga merupakan salah satu dari

banyak faktor yang mempengaruhi belajar dan berdampak pada prestasi

belajar peserta didik. Sama halnya dengan fasilitas belajar, lingkungan

belajar merupakan salah satu faktor yang juga tidak dapat diabaikan begitu
saja meskipun kelihatannya sangat sepele. Sebab, lingkungan merupakan

bagian dari manusia khususnya bagi peserta didik untuk hidup dan

berinteraksi dengan sesamanya.

Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) dalam M. Ngalim Purwanto

menyebutkan bahwa Lingkungan adalah meliputi semua kondisi dalam

dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,

pertumbuhan, perkembangan atau life processes kecuali gen-gen. 34 Sedikit

berbeda dengan pendapat para ahli yang lain, yang kebanyakan

mengemukakan bahwa lingkungan belajar atau lingkungan pendidikan

meliputi segala sesuatu yang ada di luar individu yang dapat mempengaruhi

proses belajar. Wasty Soemanto mengemukakan bahwa lingkungan

mencakup segala material dan stimuli di dalam dan di luar diri individu,

baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural. 35 Lebih

lanjut Wasty Soemanto mengemukakan definisi lingkungan secara

fisiologis, psikologis dan sosio-kultural adalah sebagai berikut:

a. Secara fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material


jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem
saraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjar-
kelenjar indokrin, sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani.
b. Secara psikologis, lingkungan mencakup segala stimulasi yang diterima
oleh individu mulai sejak dalam konsesi, kelahiran, sampai matinya.
Stimulasi itu misalnya berupa: sifat-sifat genes, interaksi genes, selera,
keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi,
dan kapasitas intelektual.

34
M. Ngalim Purwanto, Il mu Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya, 1988), hlm. 77
35
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 80
c. Secara sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi
dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun
karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup
masyarakat, latihan, belajar, pendidikan pengajaran, bimbingan dan
penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan ini. 36

Menurut Wiji Suwarno, lingkungan belajar adalah lingkungan yang

melingkupi terjadinya proses pendidikan. 37 Menurut B. Suryosubroto,

Istilah lingkungan dalam arti yang umum adalah sekitar kita. Dala m

hubungannya dengan kegiatan pendidikan, lingkungan dapat diartikan

sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak dalam alam semesta

ini. 38 Hasbullah mendefinisikan lingkungan belajar adalah lingkungan

sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai a lat dalam proses

pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat

peraga dan lain- lain). 39 Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati mendefinisikan

lingkungan secara umum berarti situasi disekitar kita. Dalam lapangan

pendidikan, lingkungan yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri anak,

dalam alam semesta ini. Sedangkan lingkungan belajar adalah lingkungan

tempat anak mendapatkan pendidikan. 40 Muhammad Saroni

mendefinisikan lingkungan belajar sebagai segala sesuatu yang

berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. 41 Dari

beberapa definisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

36
Ibid., hlm. 80-81
37
Wiji Suwarno, Dasar-dasar Il mu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ru zz Media, 2006), h lm. 39
38
B. Suryosubroto, Beberapa Aspek Dasar-dasar Kpendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
1990), hlm. 30
39
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam), (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 32
40
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Il mu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hlm. 64
41
Muhammad Saroni, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Med ia, 2006), hlm. 82
lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang meliputi dan berasal dari luar

dan dari dalam diri peserta didik yang dapat menunjang kegiatan belajar.

2. Macam-macam Lingkungan Belajar

Para ahli membagi lingkungan belajar menjadi beberapa macam.

Sartain dalam M. Ngalim Purwanto membagi lingkungan menjadi tiga

bagian, yaitu:

a. Lingkungan alam atau luar (external or physical environment), ialah


segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti
manusia, tumbuh-tumbuhan, air, iklim, hewan dan sebagainya.
b. Lingkungan dalam (internal inveronment), ialah segala sesuatu yang
telah termasuk dalam diri kita, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
fisik kita.
c. Lingkungan sosial (sosial environment), adalah semua orang atau
manusia lain yang mempengaruhi kita. 42

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati membagi lingkungan yang dihadapi

oleh seroang anak pada pokoknya dibedakan menjadi:

a. Lingkungan Dalam, merupakan lingkungan yang ada di dalam peserta


didik.
b. Lingkungan Phisik, merupakan lingkungan yang ada disekitar anak yang
meliputi, jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, keadaan tanah, rumah dan juga
benda padat.
c. Lingkungan Budaya, merupakan lingkungan yang berwujud
kesusastraan, kesenian, ilmu pengetahuan, dan lain sebagainya.
d. Lingkungan Sosial, merupakan lingkungan yang berwujud manusia dan
hubungannya dengan atau antar manusia di sekitar anak.
e. Lingkungan Spiritual, merupakan lingkungan yang berupa agama,
keyakinan, yang dianut masyarakat disekitarnya dan ide- ide yang muncul
dalam masyarakat dimana anak hidup. 43

42
M. Ngalim Purwanto, op.cit., hlm. 77-78
43
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, op.cit., h lm. 64-67
3. Arti Penting Lingkungan Belajar dalam Pendidikan

Peserta didik menerima pengaruh dari lingkungan dengan disengaja

ataupun tidak disengaja. Peserta didik menerima pengaruh yang disengaja

dari pendidik. Dikatakan seperti itu, sebab pendidik mendidik peserta didik

dilakukan dengan cara disengaja sehingga disebut dengan usaha sadar.

Pengaruh sengaja yang diterima oleh peserta didik tidak hanya dilakukan

oleh pendidik, akan tetapi juga dilakukan oleh orang tua yang dengan

sengaja mempemngaruhi secara positif, pemimpin juga mempengaruhi

peserta didik sebagai masyarakatnya. Pendidikan yang dilakukan dengan

sengaja disebut usaha sadar sesuai dengan ketetapan MPR No.

IV/MPR/1973. 44

Telah dijelaskan di atas, bahwa selain pengaruh yang diterima

dengan sengaja dari berbagai pihak baik pendidik, orang tua, dan para

pemimpin masyarakat peserta didik juga menerima pengaruh secara tidak

senganja dengan lingkungan sekitar. Pengaruh yang diterima oleh peserta

didik ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif. Pengaruh

yang bersifat negatif dapat lebih banyak diterima oleh peserta didik dari

pengaruh yang tidak disengaja mengingat peserta didik lebih banyak

menghabiskan waktu di luar sekolah. Dengan demikian, jika pengaruh yang

tidak sengaja mempengaruhi peserta didik banyak yang bersifat negatif,

maka dapat mengalahkan segala pengaruh positif yang secara disenga ja

dibuat oleh peserta didik. Oleh karena itu, pendidik harus dapat menciptakan

44
Ibid., hlm. 66 -67
lingkungan yang sebaik-baiknya bagi peserta didik agar dapat mencegah

ataupun memperkecil kemungkinan adanya pengaruh negatif yang ada pada

peserta didik.

Jika pendidik dapat mengolah dan mengatur lingkungan dengan baik

dan sedemikian rupa, maka lingkungan dapat menjadi sahabat bagi pendidik

yang secara tidak langsung membantu pendidik dalam pelaksanaan

pendidikan dengan hasil seperti yang diinginkan sehingga tujuan pendidikan

dapat tercapai dengan baik pula. Lingkungan dapat menjadi penghambat

pembelajaran jika lingkungan terabaikan dan tidak terkelola dengan baik.

Keadaan lingkungan yang jelek dapat memberi pengaruh yang jelek pula

bagi peserta didik. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa lingkungan dapat

dijadikan sebagai sumber dari alat-alat pendidikan dan faktor pendidikan

yang sangat dibutuhkan oleh pendidik guna terlaksananya kegiatan belajar

mengajar sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.

4. Lingkungan yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Lingkungan belajar merupakan hal yang tidak dapa t dipisahkan

dengan peserta didik, sebab lingkungan belajar merupakan segala sesuatu

yang ada di sekitar peserta didik yang dapat menunjang kegiatan belajarnya.

Menurut Slameto, lingkungan belajar siswa yang berpengaruh terhadap

prestasi belajar terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga terdiri dari: cara orang tua

mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Lingkungan


sekolah terdiri dari: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,

standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

Lingkungan masyarakat terdiri dari: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass

media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. 45

Sementara itu, Baharudidin dan Esa menjelaskan bahwa lingk ungan

sosial yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi tiga, yaitu lingkungan

sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan sosial

keluarga. 46 Wiji Suwarno juga mengemukakan bahwa lingkungan

pendidikan meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat. 47 B. Suryosubroto juga menyatakan hal senada

dengan Wiji Suwarno bahwa lingkungan belajar meliputi lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga

lingkungan tersebut disebut dengan tripusat pendidikan. 48 Menurut

Muhammad Saroni lingkungan belajar dibagi menjadi tiga, yaitu lingkungan

fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya. 49 Lingkungan belajar

sebagai faktor eksternal siswa yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

menurut Syaiful Bahri Djamarah dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

45
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 60-72
46
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ru zz
Media Group, 2007), hlm. 26-27
47
Wiji Suwarno, loc. cit.
48
B. Suryosubroto, op.cit., hlm. 31
49
Muhammad Saroni, lo. cit.
lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. 50 Untuk lebih jelasnya,

lingkungan belajar siswa tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Lingkungan Alami

Lingkungan hidup merupakan lingkungan tempat tinggal peserta

didik, hidup dan berusaha di dalamnya. Pencemaran lingkungan hidup

merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya. Syaiful

Bahri Djamarah mengemukakan bahwa yang meliputi lingkungan alami

adalah:51

1) Keadaan Suhu.

Suhu udara yang terlalu panas, dapat menyebabkan anak didik

kepanasan, pengap dan tidak betah tinggal di dalamnya. Akibatnya,

anak didik tidak dapat berkonsentrasi dalam memerima pelajaran

karena ingin cepat keluar kelas untuk mencari udara yang sejuk.

Pengalaman telah membuktikan bagaimana panasnya lingkungan

kelas, dimana suatu sekolah yang miskin tanaman atau pepohonan di

sekitarnya. Anak didik merasa gelisah hati dan keinginan untuk keluar

kelas lebih besar dari pada mengikuti pelajaran di dalam kelas. Daya

konsentrasi anak didik menurun akibat suhu udara yang panas dan

keinginan yang besar untuk meninggalkan pelajaran. Da ya serap

melemah akibat kelelahan yang tak terbendung. Akibatnya, materi

pelajaran tidak dapat terserap secara maksimal sehingga materi yang

disampaikan oleh pendidik kurang dapat dipahami dan selanjutnya

50
Syaifu l Bahri Djamarah, op. cit., hlm. 143-144
51
Ibid..
berdampak pada prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, belajar

pada keadaan udara yang segar akan lebih baik hasilnya dari pada

belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap.

2) Kelembaban Udara.

Belajar dalam keadaan udara yang dingin dan sejuk memang

pada dasarnya lebih baik dari pada belajar dalam keadaan panas dan

pengap. Namun, keadaan udara yang terlalu dingin dan lembab, juga

tidak baik untuk belajar. Seperti halnya suhu udara, kelembaban udara

juga berpengaruh terhadap belajar peserta didik. Sebab udara yang

terlalu dingin dan lembab dapat menyebabkan anak didik kedinginan.

Udara yang dingin dan lembab menyebabkan ketidaknyamanan dalam

belajar sehingga daya serap terhadap materi pelajaran dan konsentrasi

peserta didik menurun. Akibatnya, peserta didik tidak dapat

memahami dengan baik marteri yang disampaikan oleh pendidik.

3) Kepengapan Udara.

Amir Daien mengemukakan bahwa udara di dalam kelas harus

dijaga agar tetap segar dan bersih. Udara di dalam kelas harus selalu

bisa bertukar, meskipun jendela-jendela tertutup. Dengan begitu ruang

kelas harus mempunyai banyak lubang- lubang ventilasi. 52 Kelas yang

pengap pada umumnya tidak memiliki sirkulasi udara yang baik.

Siswa tidak dapat menikmati udara yang segar dan sejuk di dalam

kelas, sehingga sulit bernapas di dalam kelas dan pada akhirnya

52
Amir Daien Indrakusuma, op.cit., h lm. 138
suasana di dalam kelas menjadi tidak nyaman. Siswa yang merasa

tidak nyaman di dalam kelas tentu tidak akan mampu untuk

berkonsentrasi dengan baik dan memahami materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru.

Kelas atau tempat belajar yang baik adalah kelas yang

memiliki sirkulasi udara yang baik. Sirkulasi udara yang baik di dalam

kelas memungkinkan terciptanya suasana yang sejuk dan nyaman

sehingga siswa merasa betah di dalamnya. Kesejukan lingkungan

belajar membuat siswa betah untuk berlama- lama di dalam kelas dan

begitulah lingkungan sekolah yang dikehendaki.

4) Tempat letak gedung sekolah.

Pembangunan gedung sekolah yang tidak jauh dari hiruk pikuk

lalu lintas, pabrik-pabrik, pasar dapat menimbulkan kebisingan dan

kegaduhan di dalam kelas. Keramaian sayup-sayup terdengar dari

dalam kelas sehingga anak tidak dapat berkonsentrasi dengan baik.

Seseorang yang hilir mudik atau bercakap-akap disekitar anak walau

hanya sebentar saja dapat menyebabkan anak tidak dapat

berkonsentrasi dengan baik, apalagi bila berbagai gangguan di luar

sekolah seperti kebisingan dan hiruk pikuk yang ditimbulkan oleh

pabrik, lalu lintas, maupun pasar dirasakan oleh anak didik setiap

harinya. Suara bising dari knalpot kendaraan bermotor juga tidak

jarang mengejutkan peserta didik yang sedang berkonsentrasi

menerima materi pelajaran dari guru. Sekolah yang d ibangun dekat


dengan tempat pembuangan akhir sampah juga dapat mengganggu

kegiatan belajar siswa.

Bebagai hal tersebut tentu dapat berdampak buruk bagi proses

belajar peserta didik. Oleh karena itu, akan sangat bijaksana apabila

penbangunan gedung sekolah diletakkan pada tempat-tempat yang

jauh dari hiruk pikuk lalu lintas, pabrik, pasar, maupun tempat-tempat

keramaian lainnya dan juga tempat-tempat yang dapat menimbulkan

bau yang tidak sedap seperti tempat pembuangan akhir. Mengingat

banyak pengaruh yang kurang menguntungkan bila gedung sekolah

dibangun dekat dengan tempat-tempat tersebut.

b. Lingkungan Sosial Budaya

Suatu fakta dan tidak dapat diubah adalah manusia merupakan

makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan

bantuan dari orang lain. Hal ini merupakan fitrah bagi manusia sejak

manusia lahir ke dunia. Bukti yang menunjukkan bahwa manusia tidak

dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain

adalah ketika bayi manusia membutuhkan bantuan dari orang lain yaitu

kedua orang tua untuk merawat dirinya. Kondisi yang selalu

membutuhkan bantuan dari orang lain membentuk sebuah interaksi

sosial. Saling memberi dan saling menerima dalah kegiatan yang sela lu

ada dalam kehidupan sosial manusia. Dalam kehidupan sosial manusia

terdapat budaya yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah

yang lain. Setiap kondisi sosial budaya yang ada pada suatu daerah
memiliki pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap kemampuan dan

prestasi belajar siswa.

Umar Tirtarahardja dan La Sulo mengemukakan bahwa sepanjang

hidupnya, manusia selalu dipengaruhi oleh tiga lingkungan pendidikan,

yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 53 Untuk lebih

jelasnya, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat tersebut

diuraikan sebagai berikut:

1) Lingkungan Keluarga

Hasbullah mengungkapkan bahwa keluarga merupakan

lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama

yang dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati

orang tua. 54 Lingkungan keluarga dikatakan lingkungan yang pertama

bagi anak, karena dalam keluarga anak pertama-tama mendapatkan

pendidikan dan dikatakan lingkungan yang utama adalah karena

sebagian besar kehidupan anak berada pada lingk ungan keluarga

sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah di

dalam lingkungan keluarga. Dengan demikian, keluarga memiliki

pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian dan

pendidikan anak. Fungsi pendidikan keluarga antara lain adalah: 55

a) Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak.

b) Menjamin kehidupan emosional anak.

53
Umar Tirtarahard ja dan S. L. La Su lo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2005), hlm. 166
54
Hasbullah, op.cit., hlm. 33
55
Ibid..
c) Menanamkan dasar pendidikan moral.

d) Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.

Sementara itu, Amir Daien Indrakusuma mengemukakan

tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai

peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagmaan.

Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya

dan dari anggota keluarga yang lain. 56 Orang tua bertanggung jawab

memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh

dan berkembang dengan baik. Untuk mengoptimalkan kemampuan

dan kepribadian anak, orang tua harus menumbuhkan suasana edukatif

di lingkungan keluarganya sedini mungkin. Orang tua harus mampu

menciptakan pola hidup dan tata pergaulan dalam keluarga dengan

baik bahkan sejak anak dalam kandungan. 57 Begitu pentingnya

pengaruh pendidikan anak dalam keluarga, sehingga orang tua harus

menyadari tanggung jawab terhadap anaknya. Tanggung jawab yang

harus dilakukan oleh orang tua antara lain adalah: 58

a) Memelihara dan membesarkannya.

b) Melindungi dan menjamin kesehatannya.

c) Mendidik dan berbagi ilmu.

d) Membahagiakan kehidupan anak.

56
Amir Daien Indrakusuma, op.cit. h lm. 109
57
Wiji Suwarno, op.cit., h lm. 40
58
Ibid., hlm. 40-41
Oleh karena itu, Amir Daien Indrakusuma menyatakan Orang

tua tidak hanya bertanggung jawab terhadap pada pemeliharaan anak

saja, melainkan orang tua wajib bertanggung jawab atas pendidikan

anaknya. 59 Abu Ahmadi mengemukakan bahwa faktor orang tua

merupakan faktor yang besar pengarunya terhadap kemajuan belajar

anak. Orang tua yang dapat mendidik anak-anaknya dengan cara

memberikan pendidikan yang baik tentu akan sukses dalam

belajarnya. Sebaliknya orang tua yang acuh tak acuh, bahkan tidak

memperhatikan sama sekali terhadap pendidikan anaknya, tentu anak

tidak akan berhasil dalam belajarnya. 60

Tidak hanya itu, suasana rumah, pendidikan orang tua,

keadaan ekonomi keluarga dan hubungan antara anggota keluarga,

orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu

siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. Dengan demikian,

orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam kesuksesan

dan keberhasilan belajar anak sehingga dapat dikatakan bahwa

partisipasi orang tua dalam pendidikan keluarga juga menentukan

keberhasilan belajar anak yang terwujud dalam prestasi belajar yang

meliputi segala bidang.

2) Lingkungan Sekolah

Seiring dengan kemajuan zaman dan semakin ketatnya

persaingan dalam memperoleh pekerjaan untuk mempertahankan serta

59
Amir Daien Indrakusuma, op.cit., h lm. 100
60
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 264
memenuhi kebutuhan hidup, maka semakin pula banyak tuntutan yang

harus dipenuhi oleh setiap individu. Untuk memjawab tantangan

kemajuan zaman tersebut, maka tiap-tiap individu harus memiliki

keterampilan atau keahlian tertentu. Oleh karena itu, anak dikirim ke

sekolah. Sebab, tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh

orang tua dalam lingkungan keluarga terutama dalam hal ilmu

pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.

Amir Daien Indrakusuma menyatakan bahwa sebenarnya

pendidikan di sekolah adalah bagian dari pendidikan dalam keluarga

yang sekaligus juga merupakan lanjutan dari pendidikan dalam

keluarga. Di samping itu, kehidupan di sekolah adalah merupakan

jembatan bagi anak, yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga

dengan kehidupan masyarakat kelak. 61 Wiji Suwarno mengemukakan

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai tanggung

jawab yang besar terhadap berlangsungnya proses pendidikan. 62 Wiji

Suwarno membagi tanggung jawab itu menjadi tiga kategori, yaitu:

a) Tanggung jawab formal. Sesuai dengan fungsinya, lembaga


pendidikan bertugas untuk mencapai tujuan pendidikan
berdasarkan undang- undang yang berlaku.
b) Tanggung jawab keilmuan. Berdasarkan bentuk, isi, dan tujuan,
serta jenjang pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh
masyarakat.
c) Tanggung jawab fungsional. Tanggung jawab yang diterima
sebagai pengelola fungsional pendidikan oleh para pendid ik yang
pelaksanaannya berdasarkan kurikulum. 63

61
Amir Daien Indrakusuma, op.cit., h lm. 110
62
Wiji Suwarno, op.cit., h lm. 42
63
Ibid., hlm. 42-43
Dari ketiga tanggung jawab tersebut, dapat dirangkum dalam

satu tugas utama dari sekolah yang dikemukakan oleh Amir Daien

Indrakusuma yaitu memberikan bekal ilmu pengetahuan dan

keterampilan kepada anak untuk kehidupannya nanti di masyarakat di

bawah asuhan guru-guru. 64 Adapun fungsi dan peranan sekolah yang

dikemukakan Hasbullah antara lain:

a) Peranan sekolah: membantu lingkungan keluarga dalam mendidik


dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku
anak didik yang dibawa dari keluarganya. Anak didik belajar
bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan
antara anak didik dengan orang yang bukan guru. Anak didik
belajar menaati peraturan sekolah. Mempersiapkan anak didik
untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama,
bangsa dan negara.
b) Fungsi sekolah: mengembangkan kecerdasan pikiran dan
memberikan pengetahuan, spesialisasi, efisiensi, sosialisasi,
konservasi dan transmisi kultural, transisi dari rumah ke
masyarakat. 65

Demikian pentingnya fungsi dan peranan sekolah pada masa

sekarang ini, sehingga sekolah perlu menyediakan segala kebutuhan

peserta didik untuk mencapai tujuan. Diantara kebutuhan tersebut

adalah tercipyanya lingkungan sekolah yang mendukung kegiatan

belajar. Lingkungan sekolah yang dapat mendukung dan mendorong

anak didik untuk belajar dengan baik, sehingga dapat membantu anak

didik mencapai prestasi yang baik pula seperti yang dikemukakan oleh

Syaiful Bahri Djamarah. 66

64
Amir Daien Indrakusuma, op.cit., h lm. 111
65
Hasbullah, op.cit., hlm. 49-51
66
Syaifu l Bahri Djamarah, op.cit., h lm.151
3) Lingkungan Masyarakat

Wiji Suwarno memberikan definisi mengenai lingkungan

masyarakat, yaitu lingkungan pendidikan nonformal yang

memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh

anggotanya, tetapi tidak sistematis. 67 Slameto, mengemukakan bahwa,

kehidupan masyarakat di sekitar siswa berpengaruh terhadap belajar

siswa. 68 Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak

terpelajar dan memiliki kebiasaan yang buruk, akan memberikan

pengaruh yang buruk kepada anak atau siswa yang tinggal di sekitar

lingkungan tersebut. Sebab, anak atau siswa tertarik untuk melakukan

hal yang sama dengan orang-orang di sekitarnya. Akibatnya, anak

atau siswa tidak lagi berminat untuk belajar dan berlaih pada

pebuatan-perbuatan yang tidak baik.

Hal tersebut tentu sangat berbeda dengan lingkungan yang

masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang terpelajar, memiliki

kebiasaan yang baik dan moral baik pula. Anak atau siswa akan

terpengaruh melakukan perbuatan-pebuatan yang baik dan terdorong

untuk belajar dengan lebih giat. Hal ini sejalan dengan apa yang

dikemukakan oleh Djaali Apabila di sekitar tempat tinggal keadaan

masyarakat terdiri atas orang-orang yang berpendidikan, terutama

67
Wiji Suwarno, op.cit., h lm.26
68
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2003),
hlm. 71
anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini

akan mendorong anak lebih giat belajar. 69

Islam merupakan agama yang universal dengan Al-Quran sebagai

pedoman dan penuntun dalam hidup. Al-Quran juga menjelaskan tentang

masalah belajar hingga lingkungan yang mempengaruhi kegiatan belajar.

Muhammad bil Ibrahim mengemukakan bahwa dalam pandangan Islam,

lingkungan dan sosial kemasyarakatan merupakan dua perkara yang sangat

besar dalam membentuk akhlak yang baik maupun buruk. 70 Lebih lanjut

Muhammad bil Ibrahim mengemukakan bahwa seseorang yang tumbuh besar

pada lingkungan yang shalih, dari rumah yang baik dan sekolah yang memberi

perhatian kepada agama dan akhlak murid- muridnya, dan demikian juga

dengan lingkungan sekitarnya mengikuti akhlak yang utama dan baik, maka

anak itu tumbuh pada lingkungan yang baik dan berada pada pendidikan yang

baik. Jika tidak, maka bukan tidak mungkin anak tersebut akan memiliki

kedudukan yang rendah dan juga buruk dan tidak ada kebaikan dalam

dirinya. 71 Jadi, lingkungan juga memiliki peran yang penting dalam

membentuk karakter dan juga sifat-sifat peserta didik yang merupakan hasil

dari proses belajar. Sebagaimana dalam firman Allah SWT:

69
H. Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bu mi A ksara, 2007), hlm. 100
70
Muhammad b il Ibrah im A l Ah mad, Akhlak-Akhlak Buruk , (Bogor: Pustaka Darul Ilmi,
2007), hlm. 82
71
Muhammad b il Ibrah im A l Ah mad, loc. cit.
Artinya: Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan
seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya
Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-
tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
(QS. Al-Araf: 58). 72

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa kekuasaan dan kebijaksanaan-

Nya serta berbagai macam contoh yang telah Dia berikan, semuanya itu

sebagai pelajaran. Hanya orang-orang mukmin yang dapat mengambil

manfaat dari semua itu, sedangkan orang-orang kafir tidak. 73 Lingkungan

yang baik dapat memberikan pengaruh yang baik kepada orang-orang yang

ada di sekitarnya. Sedangkan lingkungan yang buruk, dapat memberikan

pengaruh yang buruk pada orang-orang yang ada di sekitarnya. Dengan

demikian, lingkungan yang baik akan sangat mendukung siswa untuk

berprestasi. Begitu pula sebaliknya, lingkungan yang buruk tidak akan dapat

mendukung siswa untuk dapat berprestasi.

C. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar sering kali digunakan untuk menunjukkan

suatu proses pencapaian tingkat keberhasilan terhadap usaha belajar yang

telah dilakukan. Belajar sering dikaitkan dengan aktifitas yang membawa

perubahan kepada setiap individu, baik perubahan dari segi kebisaan,

pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta menyangkut perubahan yang

72
Al-Quran dan Terja mahannya, (Bandung: Al-Maarif, 1990), hlm. 143
73
Syaikh Abu Bakar Jab ir A l-Jazairi, Ta fsir Al-Quran Al-Aisar, Nafi Zainuddin dan
Surat man, (Jakarta: Darus Sunnah Press, 2007), h lm. 83
terjadi pada beberapa aspek kebisaan manusia yang tidak lepas dari

kepribadian. Jika dikaitkan dengan konsep belajar, maka pengertian prestasi

belajar akan mengarah suatu tujuan belajar. Perubahan perilaku disebabkan

karena seseorang mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang telah

diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian didasarkan atas tujuan

pengajaran yang telah ditetapkan dan dapat berupa perubahan dalam aspek

kognitif, afektif maupun psikomotorik. 74 Menurut Muhibbin Syah Prestasi

belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan

serangkaian aktivitas belajar yang berupa perubahan tingkah laku baik

berupa kognitif, psikomotorik maupun afektif yang bisa dilihat dari prestasi

belajar di sekolah. 75

Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari

penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf

maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari

pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan

psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan

menggunakan instrumen tes yang relevan. Islam mengajarkan kepada setiap

muslim untuk berlomba- lomba dalam kebaikan. Sebagaimana dalam firman

Allah SWT:

74
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 46
75
Muhibbin Syah, 1995. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru ( Bandung: Remaja
Rosda Karya,1995), h lm. 43

Artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia


menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam
membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan
mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 148)76

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa setiap muslim wajib bersaing

dalam hal kebaikan termasuk dalam hal belajar. Dalam belajar, setiap siswa

harus bersaing untuk memperoleh prestasi belajar yang baik, karena hal

tersebut juga merupakan kebaikan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di

bedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor ekstenal. Kedua

faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga

menentukan kualitas prestasi belajar. 77

a. Faktor Internal Siswa

Faktor internal adalah faktor- faktor yang berasal dari dalam diri

individu. Faktor- faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

1) Faktor fisiologis adalah faktor- faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik individu. Faktor fisiologis dibagi menjadi dua, yaitu

kondisi fisik dan kondisi panca indra.

76
Al-Quran dan Terja mahannya, (Bandung: Al-Maarif, 1990), hlm. 22
77
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, op.cit., hlm. 19-28
2) Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang

mempengaruhi proses belajar adalah intelegensi atau kecerdasan

siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.

b. Faktor Ekternal

Faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar dapat

digolongkan menjadi dua gologan, yaitu faktor lingkungan sosial dan

lingkungan nonsosial.

1) Lingkungan sosial. Faktor- faktor yang termasuk lingkungan sosial

adalah lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat dan

lingkungan sosial keluarga.

2) Lingkungan nonsosial. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan

nonsosial adalah lingkungan alamiah, faktor instrumental dan faktor

materi pelajaran. 78 Lingkungan alamiah terdiri dari: kondisi udara

yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau

atau kuat, atau tidak terlalu lemah atau gelap, serta suasana yang sejuk

dan tenang. Faktor instrumental terdiri dari: gedung sekolah, alat-alat

belajar, fasilitas belajar, lapangan olah raga, kurikulum sekoalh,

peraturan-peraturan sekolah, buku-buku panduan dan sebagainya.

Faktor materi pelajaran terdiri dari penguasaan guru terhadap materi

pelajaran dan metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan

materi pelajaran.

78
Ibid..
Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

banyak sekali faktor- faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajarnya.

Secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Yang mana dari dua faktor tersebut masih dapat dibagi lagi

menjadi faktor fisiologis, psikologis, lingkungan, dan instrumental.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar adalah cara atau strategi yang digunakan siswa

dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi

tertentu. Srategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional

yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau

mencapai tujuan belajar tertentu.

D. Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Prestasi Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi belajar siswa, salah satu dintaranya

adalah fasilitas belajar siswa yang juga merupakan faktor yang tidak dapat

diabaikan begitu saja. Sebab tanpa adanya fasilitas belajar yang menduk ung

proses belajar, siswa tidak akan bersemangat dalam belajar dan tujuan belajar

juga akan terhambat ketercapaiannya. Jika siswa telah kehilangan semangat

belajar, maka akan berdampak pada prestasi yang didapat oleh siswa. Sumadi

Suryabrata mengemukakan bahwa, alat-alat yang dipakai untuk belajar dan

faktor- faktor lainnya harus diatur dengan sedemikian rupa sehingga dapat

membantu proses belajar secara maksimal. 79

79
Su madi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), h lm. 233
Muhibbin Syah menyatakan bahwa alat-alat belajar merupakan faktor

yang dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 80 Oleh

karena itu, fasilitas belajar mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar

siswa. Hal ini didukung oleh penelitian dari Rinda Puspaningtyas yang

berjudul Pengaruh Disiplin Belajar Dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi

Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura Tahun

2008/2009 dengan hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa disiplin

belajar dan fasilitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS sebesar

67,7%.81 Hasil dari penelitian serupa yang dilakukan oleh Anang Mustahmid

dengan judul Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah dan

Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kelas XI di SMK Negeri 1

Bojonegoro juga menyatakan bahwa pemanfaatan fasilitas belajar di sekolah

dan motivasi memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. 82

Pendapat para ahli dan para peneliti di atas menunjukkan bahwa

fasilitas belajar memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar sehingga

keberadaannya harus dapat dimanfaatkan dan dapat dikelola dengan sebaik-

baiknya dalam pembelajaran. Kecakapan guru dalam menggunakan fasilitas

yang ada akan mempermudah dan mempercepat siswa untuk belajar. Begitu

pula dengan pengadaannya, pengadaan fasilitas belajar yang memadai sangat

80
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h lm. 154
81
Rinda Puspaningtyas, Pengaruh Disiplin Belajar dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi
Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura Tahun 2008/2009. (Surakarta: Skripsi
thesis Universitas Muhammadiyah, 2009), (online), (http://etd.eprints.ums.ac.id/455/ diakses 30
Desember 2009)
82
Anang Mustahmid, Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kelas XI di SMK Negeri 1 Bojonegoro (Malang: Skripsi
Universitas Negeri Malang, 2008), (online), (http://etd.eprints.ums.ac.id/5022/ diakses 30
Desember 2009
diperlukan dalam menunjang proses pembelajaran terutama dalam pencapaian

tujuan pendidikan yang diharapkan. Sebab, dewasa ini peranan fasilitas

pendidikan semakin dirasakan sangat penting sekali mengingat semakin ketat

pula persaingan diantara lembaga- lembaga sekolah yang ada. Bahkan saat ini

sering kali kelengkapan fasilitas dijadikan sebagai tolak ukur dari keberhasilan

pembelajaran dan kualitas suatu sekolah.

E. Pengaruh Lingkungan Belajar te rhadap Prestasi Belajar

Pada pembahasan mengenai lingkungan, sebelumnya telah dijelaskan

mengenai betapa pentingnya lingkungan bagi pendidikan. Lingkungan

merupakan faktor yang penting dan tidak dapat diabaikan begitu saja dalam

pendidikan. Sebab, secara tidak langsung lingkungan dapat membantu pendidik

dalam memberikan pengaruh yang positif kepada peserta didik dengan syarat

jika lingkungan tersebut dapat dikelola dengan baik oleh pendidik. Lingkungan

yang terkelola dengan baik, dapat membantu pendidik untuk melaksanakan

tugas pendidikan. Terlaksananya tugas pendidikan dengan baik oleh pendidik

mengindikasikan adanya pencapaian tujuan pendidikan yang juga ditandai

dengan peningkatan prestasi peserta didik dari waktu ke waktu secara

signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan belajar mempunyai

pengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik.

Dengan demikian, lingkungan belajar merupakan faktor yang dari luar

diri peserta didik yang tidak bisa diabaikan begitu saja mengingat lingkungan

sekolah sering kali dipangang dengan sebelah mata sebagai faktor yang juga
mempengaruhi prestasi belajar meskipun dampak yang ditimbulkan bersifat

secara tidak langsung terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik. Hal

ini sejalan dengan Ngalim Purwanto menyatakan bahwa diantara faktor- faktor

yang mempengaruhi belajar, lingkungan juga berpengaruh terhadap prestasi

belajar. 83 Sehubungan dengan hal tersebut, Abdul Hadis juga mengemukakan

hal senada, yang mana lingkungan dapat mempengaruhi keberhasilan

pendidikan di sekolah. Hasbullah Thabrany mengemukakan bahwa lingkungan

seorang siswa mempunyai pengaruh yang besar kepada siswa yang akan

berpengaruh pula prestasi belajarnya. 84 Hal ini didukung oleh penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Jumiati dengan judul Pengaruh Kemampuan

Dasar Guru dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi

Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Suruh Tahun Ajaran 2008/2009. dan

hasil penelitian yang menyatakan bahwa kemampuan dasar guru dan

lingkungan belajar positif berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi

siswa. 85 Penelitian serupa juga dilakukan oleh Tri Minarni dengan judul

Pengaruh Disiplin Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Negeri 11 Semarang

Tahun Ajaran 2004/2005 menyatakan bahwa disiplin belajar dan lingkungan

belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi yaitu

83
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 107
84
Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994), h lm.
36
85
Jumiati, Pengaruh Kemampuan Dasar Guru dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Suruh Tahun Ajaran 2008/2009,
(Surakarta: Skripsi thesis, Un iversitas Muhammadiyah, 2009), (Online),
(http://files.eprints.ums.ac.id/etd/2009/A210/A210050047.pdf diakses 23 Desember 2009)
sebesar 57,8%. 86 Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Amin Johari

Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar, dan Variasi Mengajar Guru

Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1

Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006, dari hasil penelitian yang dilakukan

mrenunjukkan bahwa lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar

ekonomi pada siswa kelas X SMA Kebumen. 87

Adanya pendapat para ahli dan beberapa hasil penelitian yang

menjelaskan bahwa lingkungan belajar memiliki pengaruh terhadap prestasi

belajar, menunjukkan bahwa pemenuhan dan pengelolaan lingkungan belajar

merupakan suatu hal yang tidak dapat dipandang dengan sebelah mata saja.

Pemenuhan dan pengelolaan lingkungan belajar yang baik juga membutuhkan

perhatian khusus agar dapat tercipta suasana lingkungan belajar yang kondusif

dan menyenagkan bagi peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar

dengan baik. Peserta didik yang dapat belajar dengan baik artinya dapat

memahami segala macam hal yang disampaikan oleh pendidik dan mendapat

pengaruh positif yang lebih banyak dari pendidik, maka akan memperoleh hasil

belajar yang baik pula karena terjadi perubahan ke arah yang baik pada diri

86
Tri Minarn i, Pengaruh Disiplin Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Negeri 11 Semarang Tahun Ajaran
2004/2005 (Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2006), (online),
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH01c6.d ir/doc.pdf diakses 30
Desember 2009)
87
Amin Johari, Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar, dan Variasi Mengajar Guru
Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran
2005/2006 (Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2007), (Online),
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH0149/f980f59c.dir/doc.pdf diakses
30 Desember 2009)
peserta didik. Perubahan tersebut meliputi perubahan pengetahuan (kognitif),

sikap (afektif) dan psikomotor.

Perubahan tingkat pemahaman dan pengetahuan yang diperoleh peserta

didik, dapat dicontohkan dari yang hanya mengetahui sedikit hal menjadi

banyak hal. Terjadi perubahan sikap pada peserta didik, misalnya dari yang

kurang bisa menjaga kebersihan lingkungan sekitar menjadi sadar dengan

sendirinya akan pentingnya kebersihan. Terjadi pula perubahan pada perbuatan

pada diri peserta didik, misalnya dari yang buang sampah sembarangan

menjadi membuang sampah pada tempatnya. Hasil belajar yang baik

ditunjukkan melalui pencapaian prestasi belajar yang baik pula.

F. Pengaruh Fasilitas dan Lingkugan Belajar terhadap Prestasi Belajar

Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi belajar siswa. Namun secara khusus beliau mengemukakan

bahwa selain lingkungan belajar, faktor lain yang juga dapat mempengaruhi

prestasi belajar adalah fasilitas belajar. 88 Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa

interaksi dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya selalu terjadi

dalam mengisi kehidupan anak didik serta mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap belajar anak di sekolah. Demikian halnya dengan fasilitas

belajar, anak didik dapat belajar lebih baik dan menyenangkan bila suatu

sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak. Masalah yang

dihadapi oleh anak didik dalam belajar relatif kecil, sehingga hasil belajar anak

88
Syaifu l Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h lm. 142-151
didik akan lebih baik. 89 Begitu juga dengan Abdul hadis dan Widodo

Supriyono yang menyatakan bahwa pengenalan terhadap faktor- faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu

murid dalam mencapai prestasi belajar sebaik-baiknya. 90 Secara khusus beliau

mengungkapkan bahwa fasilitas dan lingkungan belajar memiliki kontribusi

terhadap kesuksesan peserta didik di sekolah. 91

Ngalim Purwanto juga mengemukakan hal yang senada, bahwa fasilitas

dan lingkungan belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. 92 Hal

tersebut juga dikemukakan oleh Baruddin dan Esa, bahwa lingkungan dan

perangkat belajar yang bersifat hardware seperti fasilitas belajar dapat

mempengaruhi prestasi belajar. 93 Hasbullah mengemukakan bahwa

Lingkungan seorang sisiwa dapat mempunyai pengaruh yang besar kepada

siswa. 94 Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa lingkungan dapat

berpengaruh secara positif dan dapat pula berpengaruh secara negatif terhadap

siswa, tergantung daya pengaruh mana yang lebih kuat dalam mempengaruhi.

Jika pengaruh positif yang berperan lebih kuat, maka akan memberikan

pengaruh yang positif pula terhadap siswa begitu pula sebaliknya. Misalnya

jika siswa bergaul dengan teman yang pandai, maka prestasi belajarnya juga

akan ikut meningkat. Tetapi jika ia bergaul dengan teman-teman yang senag

89
Ibid.
90
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rineka Cp ita, 2004), hlm.
138
91
Ibid.
92
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h lm.106-
107
93
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Ar-Ru zz
Media Group, 2007), hlm. 26-27
94
Habullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994),
hlm.36
dengan pesta, tanpa mengenal waktu, maka prestasi belajarnya akan

terganggu. 95

Dari teori-teori yang ada dan dari penelitian-penelitian yang terdahulu

kiranya dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar dan lingkungan miliki

kontribusi terhadap prestasi belajar siswa di sekolah, sehingga tidak dapat

diabaikan begitu saja. Dengan demikian, diperoleh pula gambaran model

konseptual pengaruh fasilitas dan lingkungan terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan teori di atas, maka dapat digambarkan model konseptual

penelitian sebagai berikut:

95
Ibid.
Fasilitas Belajar:
1. Sarana
a. Media Pengajaran
b. Alat-alat Pengajaran
c. Perlengkapan Sekolah
2. Prasarana
a. Jalan menuju sekolah
b. Penerangan

Prestasi Belajar
Siswa

Lingkungan Belajar
1. Lingkungan Alami/Fisik
a. Keadaan Suhu
b. Kelembaban Udara
c. Kepengapan Udara
d. Tempat letak gedung sekolah
2. Lingkungan Sosial/Budaya
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Sekolah
c. Lingkungan Masyarakat

Gambar 2.1 Model Konseptual Pengaruh Fasilitas Belajar dan Lingkungan


Belajar Terhadap Prestasi Belajar Sis wa Kelas XI IPS MAN
Malang 1.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Sesuai dengan hasil pengamatan dan penjajagan studi pendahuluan

yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh gambaran yang menyeluruh

tentang keberadaan MAN Malang 1 sehingga lokasi penelitian dalam karya ini

dilakukan di MAN Malang 1. Dipilihnya sekolah ini sebagai tempat penelitian

karena dipandang menarik untuk diteliti berkaitan dengan letak sekolah yang

cukup jauh dengan keramaian. Letak sekolah yang seperti itu merupakan

tempat yang ideal bagi proses belajar mengajar yang secara teori dapat sangat

mendukung proses belajar mengajar dan bagi pencapaian prestasi yang baik

bagi para peseta didik. Sebab, letak yang cukup jauh dari keramaian dan

kebisingan akan memudahkan peserta didik dalam berkonsentrasi. Dengan

demikian, peserta didik mudah dalam menerima pelajaran dari pendidik karena

tidak terganggu dengan suara-suara ribut kendaraan bermotor ataupun mesin-

mesin pabrik. Akan tetapi, dengan letak yang seperi itu, tidak menutup

kemungkinan bahwa proses belajar dapat selalu berjalan dengan lancar sesuai

dengan yang diharapkan dan dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan

mengingat banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran yang

pada akhirnya berdampak pada pencapaian prestasi siswa.


B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini hendak mengkaji tentang pengaruh fasilitas belajar dan

lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPS di MAN

Malang 1. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Hal ini berdasarkan kepada definisi dan dari kedua pendekatan ,

yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Kuantitatif, yaitu

penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan

data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. 96 Iqbal

Hasan mengemukakan definisi dari penelitian korelasoinal yaitu penelitian

yang dilakukan untuk antara dua variabel atau lebih. 97 Suharsimi

mengemukakan bahwa, penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan

ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti

atau tidak hubungan itu. Penelitian korelasi juga bertujuan untuk

membandingkan hasil pengukuran antara dua variabel yang berbeda sehingga

dapat ditentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel. 98 Dari definisi

tersebut, maka jenis penelitian dalam penelitian ini adalah korelasional. Sebab,

penelitian ini dirancang untuk menentukan besarnya pengaruh variabel

independen (fasilitas belajar dan lingkungan belajar) terhadap variabel

dependen (prestasi belajar). Dengan demikian, nantinya dapat diketahui dari

data yang diperoleh yang telah dianalisis mengenai seberapa besar variabel

independen (fasilitas belajar dan lingkungan belajar) memiliki pengaruh

96
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), h lm. 12
97
Iqbal Hasan, Analisa Data Penelitian dengan Statistik , (Jakarta: Bu mi Aksara, 2006), hlm.
8
98
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 270
terhadap variabel dependen (prestasi belajar) yang ditunjukkan dengan angka-

angka mengingat penelitian ini merupakan yang menggunakan pendekatan

kuantitatif.

C. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan oleh peneliti adalah data kuantitatif. M. Burhan

Bungin mengemukakan bahwa, data kuantitatif adalah data yang dapat

dijelaskan dengan angka-angka sehingga dapat diukur atau dihitung secara

langsung. 99 Sedangkan sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah

dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Iqbal Hasan

mengungkapkan bahwa data primer adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau

yang bersangkutan yang memerlukannya, misalnya data yang diperoleh

melalui kuesioner, survey dan observasi. 100 Sedangkan data sekunder adalah

data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitain

dari sumber-sumber yang telah ada, misalnya, data yang sudah tersedia di

tempat-tempat tertentu seperti perpustakaan, kantor-kantor. 101

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer, yaitu data

yang diperoleh secara langsung dari siswa melalui kuesioner atau angket. Data

primer yang diperoleh peneliti, digunakan oleh peneliti untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh dari variabel independen (fasilitas belajar dan

99
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2006), h lm. 120
100
Iqbal Hasan, op.cit., hlm. 19
101
Ibid..
lingkungan belajar) terhadap variabel dependen (prestasi belajar). Selain data

primer, peneliti juga menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan

data yang diperoleh peneliti dari guru ekonomi MAN Malang 1 berupa ulangan

harian dan dokumen-dokumen lain yang terkait dengan penelitian. Data

sekunder digunakan oleh peneliti untuk mengetahui variabel dependen (prestasi

siswa). Untuk mempermudah memperoleh gambaran mengenai data dan

sumber data yang peneliti gunakan, maka data dan sumber data disajikan dalam

bentuk tabel jabaran data dan sumber data.

Tabel 3.1 Jabaran Data dan Sumber Data Penelitian

No. Data Sumber Data


1. Fasilitas Belajar Siswa (responden)
2. Lingkungan Belajar Siswa (responden)
3. Prestasi Belajar Dokumen (nilai ulangan harian siswa kelas XI
IPS IPS MAN Malang 1)

D. Populasi dan Sampel

Suharimi Arikuto menemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian. 102 Sugiyono mengemukakan bahwa populasi bukan hanya

sekedar jumlah yang ada obyek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi

populasi mencakup keseluruhan dari karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh

subyek atau obyek itu. 103 Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

XI IPS MAN Malang 1 tahun ajaran 2009/2010 dengan populasi seluruhnya

berjumlah 88 siswa.

102
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 130
103
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 1999), hlm.72
Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau

wakil yang diteliti. 104 Lebih lanjut Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa

apabila subyek penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Namun, apabila

subyeknya besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau

20-25% atau lebih. 105 Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS

MAN Malang 1 yang berjumlah 88 siswa. Oleh karena sampel dalam

penelitian ini hanya berjumlah 88 sehingga kurang dari 100, maka dapat

disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian populasi. Untuk

mempermudah memperoleh gambaran mengenai populasi dan sampel dalam

penelitian ini, maka peneliti menyajikan populasi dan sampel dalam bentuk

tabel. Berikut ini merupakan tabel jabaran populasi dan sampel dalam

penelitian ini:

Tabel 3.2 Jabaran Populasi dan Sampel

No. Kelas Jumlah


1. Kelas XI IPS 1 35 siswa
2. Kelas XI IPS 2 24 siswa
3. Kelas XI IPS 3 29 siswa
Jumlah 88 siswa

104
Suharsimi Arikunto, op .cit., hlm 131
105
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 134
E. Instrumen Penelitian

Dalam mendukung proses pengumpulan data dan memperoleh data

yang diinginkan, peneliti menggunakan instrumen berupa:

1. Peneliti menggunakan kuesioner atau angket untuk mengumpulkan data

dilapangan untuk mengetahui data tentang fasilitas belajar dan lingkungan

belajar siswa. Butir-butir pernyataan dalam angket dikembangkan dari

indikator berdasarkan teori yang relevan dengan masing- masing variabel

penelitian. Pernyataan tersebut diukur dengan menggunakan skala likert.

Menurut Riduwan dan Sunarto skala likert yaitu skala yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok

tentang kejadian atau gejala sosial. 106 Jawaban dari setiap butir pernyataan

memiliki tingkatan dari yang sangat positif sampai sangat negatif, yang

berupa kata-kata dengan skor dari tiap pilihan jawaban atas pernyataan

sebagai berikut:

a) Skor 5 : untuk jawaban sangat setuju

b) Skor 4 : untuk jawaban setuju

c) Skor 3 : untuk jawaban kurang setuju

d) Skor 2 : untuk jawaban tidak setuju

e) Skor 1 : untuk jawaban sangat tidak setuju

Terdapat tujuh pertanyaan yang digunakan untuk mengungkap

variabel fasilitas belajar dan delapan belas untuk mengungkap variabel

lingkungan belajar. Dengan demikian, dalam instrument ini terdapat dua

106
Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,
Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 20
puluh lima butir pernyataan. Dari keseluruhan pernyataan tersebut,

diperoleh skor total terendah sebesar 25 ( didapat dari hasil perkalian antara

skor 1 dengan banyakknya butir pernyataan, yaitu 25 butir) dan skor total

tertinggi sebesar 125 (didapat dari hasil perkalian antara skor 5 dengan

banyakknya butir pernyataan, yaitu 25 butir).

2. Peneliti menggunakan nilai ulangan harian untuk mengetahui data tentang

prestasi siswa dan dokumen-dokumen lain yang terkait dengan penelitian,

misalnya dokumen mengenai profil sekolah.

Untuk mempermudah memperoleh gambaran mengenai instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini, maka tersedia tabel jabaran variabel indikator

dan nomor butir angket sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Jabaran Variabel, Indikator dan Nomor Butir Angket

No. Variabel Indikator Nomor Butir


1. Fasilitas 1. Sarana :
Belajar d. Media Pembelajaran. 1,2
e. Alat-alat Pelajaran, meliputi: buku 3,4
pelajaran, buku bacaan, alat-alat
praktikum, alat-alat tulis,dan lain- lain.
f. Perlengkapan Sekolah, meliputi: ruang 5
kelas, lapangan olah raga, ruang ibadah,
ruang kesenian, peralatan olah raga,
perpustakaan, laboratorium.
2. Prasana:
c. Jalan menuju sekolah. 6
d. Penerangan. 7
Sumber: Dimyati dan M idjiono, Belajar dan
Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta,
1999), hlm. 249
2. Lingkungan 1. Lingkungan Fisik/Alami:
Belajar e. Keadaan Suhu. 8
f. Kelembaban Udara. 9
g. Kepengapan Udara. 10
h. Tempat letak gedung sekolah. 11
2. Lingkungan Sosial/Budaya:
d. Lingkungan Keluarga 12,13,14,15,1
6,17

e. Lingkungan Sekolah 18,19,20,21,2


2,22,23

f. Lingkungan Masyarakat 24,25

Sumber: Syaifu l Bahri Djamarah, Psikologi Belajar


(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.143-150
3. Prestasi Nilai siswa yang berasal dari nilai ulangan
Belajar harian dan tugas.

Sumber: Su madi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,


(Jakarta: Rajawali 1984), hlm. 324

F. Validitas dan Reliabilitas

Menurut Suharsimi, Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. 107 Muhammad Asnan

mengemukakan bahwa sesuatu dikataan valid jika alat ukur yang dibuat sesuai

dengan apa yang hendak diukur. 108 suatu instrumen dikatakan valid atau sahih

adalah instrumen yang mempunyai validitas tinggi. Begitu pula sebaliknya,

suatu instrumen dikatakan tidak valid atau sahih adalah instrumen yang

memiliki validitas yang rendah. Valid tidaknya suatu item instrumen dapat

diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product moment Pearson

dengan nilai signifikansi 5% dengan nilai kritisnya. Atau dengan kata lain

dapat dibandingkan antara rhitung dengan r tabel.

107
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 168-270
108
Muhammad Asnan Fanani, Modul Pelatihan SPSS, (Malang: Fakultas Ekono mi UIN
Malang,2009), hlm. 18
Mengenai batas penerimaan harga daya beda item, para ahli

memberikan pengukuran yang berbeda-beda. Namun demikian, sebagai acuan

umum dapat digunakan harga 0,3 sebagai batas. Dengan demikian jika

diperoleh hasil korelasi lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 5% atau

lebih besar dari 0,3 , maka dapat dikatakan bahwa butir pernyataan yang

tersedia dalam angket penelitan adalah valid. Rumus korelasi pruduct moment

Pearson yang digunakan untuk uji validitas adalah sebagai berikut: 109

Rumus

Keterangan :

r = angka korelasi

X = skor tiap butir pertanyaan

Y = skor total

n = jumlah sampel

Tabel 3.4 Jabaran Hasil Uji Validitas Instrume n Penelitian dengan


Variabel Fasilitas Belajar
Butir r hitung r tabel 5% Keterangan
1 0,753 0,30 Valid
2 0,673 0,30 Valid
3 0,639 0,30 Valid
4 0,597 0,30 Valid
5 0,688 0,30 Valid
6 0,602 0,30 Valid
7 0,708 0,30 Valid

109
Alhusin, Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS 10, (Jakarta: Pustaka Akautsar, 2003),
hlm. 157
Tabel 3.5 Jabaran Hasil Uji Validitas Instrume n Penelitian dengan
Variabel Lingkungan Belajar
Butir r hitung r tabel 5% Keterangan
8 0,537 0,30 Valid
9 0,526 0,30 Valid
10 0,622 0,30 Valid
11 0,402 0,30 Valid
12 0,650 0,30 Valid
13 0,556 0,30 Valid
14 0,658 0,30 Valid
15 0,606 0,30 Valid
16 0,600 0,30 Valid
17 0,657 0,30 Valid
18 0,641 0,30 Valid
19 0,658 0,30 Valid
20 0,614 0,30 Valid
21 0,460 0,30 Valid
22 0,732 0,30 Valid
23 0,618 0,30 Valid
24 0,656 0,30 Valid
25 0,730 0,30 Valid

Suharsimi juga mengemukakan bahwa Reliabilitas menunjukkan pada

satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik. 110 Untuk mengetahui reliabilitas dari instrumen tentang fasilitas belajar

dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar pada siswa kelas XI IPS di

MAN Malang 1, maka peneliti menggunakan reliabilitas internal dengan

menggunakan rumus alpha. Sebab dalam penelitian ini instrumen yang akan

dicari reliabilitasnya adalah berbentuk angket dan mempunyai skala 1-5.

Mengenai batas penerimaan harga daya beda item, para ahli memberikan

pengukuran yang berbeda-beda. Namun demikian, sebagai acuan umum dapat

digunakan harga 0,6 sebagai batas. Dengan demikian, jika hasil perhitungan
110
Ibid., hlm. 178
menunjukkan nilai alpha lebih dari 0,6, maka butir pernyataan yang tersedia

dalam angket penelitan dapat dikatakan reliabel.

Tabel 3.6 Jabaran Hasil Uji Reliabilitas Instrume n Penelitian dengan


Variabel Fasilitas dan Lingkungan Belajar
Variabel Koefisien Alpha Keterangan
Fasilitas Belajar 0,858 Reliabel
Lingkungan Belajar 0,915 Reliabel

G. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, langkah-langkah dan teknik yang digunakan

oleh peneliti adalah sebagal berikut:

1. Angket/kuesioner. Untuk memperoleh data tentang fasilitas belajar, peneliti

memperoleh data melalui penyebaran angket atau kuesioner yang peneliti

sebarkan pada peserta didik kelas XI IPS di MAN Malang 1 sebagai

responden bagi peneliti dan dokumen-dokumen sekolah tentang fasilitas

yang berupa inventaris- inventaris yang terdapat pada lembaga terkait.

2. Angket/kuesioner. Sama seperti halnya dalam memperoleh data tentang

fasilitas belajar, untuk memperoleh data terkait dengan lingkungan belajar,

peneliti menggunakan angket atau kuesioner yang disebarkan kepada para

peserta didik sebagai responden penelitian.

3. Dokumentasi. Untuk memperoleh data terkait dengan perstasi belajar,

peneliti mencari data yang sesuai, yaitu berupa catatan nilai ulangan harian

dan tugas peserta didik kelas XI IPS pada mata pelajaran Ekonomi semester

genap di MAN Malang 1.


4. Dokumentasi. Untuk memperoleh data terkait dengan gambaran umum

lembaga dalam penelitian ini adalah MAN Malang 1, peneliti mencari data

yang sesuai, yaitu menggunakan profil sekolah dan data dari bagian tata

usaha.

Untuk mempermudah pemahaman mengenai teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini, maka disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.7 Jabaran Data dan Teknik Pengumpulan Data


No. Data Teknik Pengumpulan Data/Instrume n

1. Fasilitas Belajar Angket/Kuesioner


2. Lingkungan Belajar Angket/Kuesioner
3. Prestasi Belajar Dokumen berupa catatan nilai ulangan haria siswa

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul. Proses analisis data

merupakan usaha untuk memperoleh jawaban permasalahan penelitian.

Analisis data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

ganda. Sugiono dan Eri Wibowo mengemukakan bahwa analisis regresi ganda

adalah analisis yang digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meneliti

dengan menggunakan variabel independen yang diteliti berjumlah minimal

dua. 111

Rumus Analisis Regresi ganda adalah sebagai berikut:

X1 dan X2 Y: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e

111
Sugiyono dan Eri Wibowo, Statistika Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 10.0 for
Windows, (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm. 205
Keterangan:

X1 = Fasilitas Belajar

X2 = Lingkungan Belajar

Y = Prestasi belajar

a = konstanta

b = koefisien regresi

e = faktor lain di luar rancangan

Dalam penelitian ini untuk melakukan pembuktian hipotesis dilakukan dengan:

1. Uji t

Menurut Ridwan dan Sunarto Analisis perbandingan suatu variabel

bebas dikenal Uji t atau ttes. Tujuan Uji t adalah untuk mengetahui perbedaan

variabel yang dihipotesakan. 112 Dapat dikatakan pula uji ini digunakan

untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen

(X1,X2,Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (Y). Dalam penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan ialah

sebesar 5% atau 0,05.

bi-(i)
Perhitungan uji t menggunakan rumus: 113
t hitung =
Se(bi)
Dimana :

bi = koefisien regresi variabel


Se = standar error/ kesalahan standar koefisien regresi variable (bi )
i = koefisien beta/parameter ke I yang dihipotesakan

112
Riduwan dan Sunarto, op.cit., hlm. 116
113
Wahid Sulaiman, Analisis Regresi Menggunakan SPSS (Contoh Kasus dan
Pemecahannya), (Yogyakarta: Andi, 2004), h lm. 87
Setelah dilakukan analisis dan diketahui hasil perhitungannya, maka

langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai thitung dengan ttabel.

Kemudian untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis nol diterima atau

ditolak digunakan criteria pengujian sebagai berikut:

a) Apabila thitung,< - ttabel atau thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak,

yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas dan

lingkungan secara parsial terhadap prestasi siswa kelas XI IPS IPS MAN

Malang 1.

b) Apabila thitung, < ttabel atau thitung > ttabel maka Ho diterima dan Ha

ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

fasilitas dan lingkungan secara parsial terhadap prestasi siswa kelas X

MAN Malang 1.

2. Uji F

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis secara keseluruhan atau

simultan, maka dilakukan uji F, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas (X1,X2,Xn) yang terdapat dalam model secara bersama-sama atau

simultan yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Atau untuk

mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

variabel dependen atau tidak.

Perhitungan uji F menggunakan rumus:114 =

114
D. Gu jarat, Pengantar Statistik , (Jakarta: Bu mi Aksara, 1999), hlm. 120
Keterangan:

R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel

Dari hasil analisis dan perhitungannya, maka langkah selanjutnya

adalah membandingkan nilai F hitung dengan Ftabel atau menggunakan kriteria

pengujian sebagai berikut:

a) Nilai Fhitung < Ftabel, berarti menerima Ho dan menolak Ha yang artinya

variabel fasilitas dan lingkungan secara bersama-sama atau simultan

tidak mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas XI IPS MAN Malang 1.

b) Nilai Fhitung > Ftabel, berarti menolak Ho dan menerima Ha yang artinya

variabel fasilitas dan lingkungan secara bersama-sama atau simultan

mempengaruhi prestasi belajar kelas XI IPS MAN Malang 1.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lembaga

Berdasarkan dokumen hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti di MAN Malang 1, maka didapat gambaran secara umum mengenai

MAN Malang 1adalah sebagai berikut:

1. Sejarah Singkat MAN Malang 1

Madrasah Aliyah Negeri Malang I lahir berdasarkan SK Menteri

Agama No. 17 Tahun 1978, yang merupakan alih fungsi dari PGAN 6

Tahun Puteri menjadi dua madrasah, yaitu MTsN Malang II (saat ini pindah

ke Jl. Cemorokandang 77 Malang) dan MAN Malang I. MAN I sejak masih

berstatus PGAN 6 Tahun Puteri menempati gedung milik Lembaga

Pendidikan Maarif di Jalan MT. Haryono 139 Malang dengan hak sewa

sampai akhir Desember 1988. Kemuudian pada tanggal 2 Januari 1989,

MAN Malang I pindah ke lokasi baru yang berstatus milik sendiri di Jalan

Simpang Tlogomas I/40 Malang. Di tempat akhir inilah, yang saat ini

bernama Jalan Baiduri Bulan 40 Malang, sampai sekarang MAN Malang I

berkembang.

MAN Malang I memiliki geografis yang strategis yaitu berada di

tengah kota Malang yang dilalui oleh angkutan dari Kota Batu ke Kota

Malang/Surabaya/Blitar. MAN Malang I letaknya dikelilingi oleh perguruan

tinggi yaitu Unibraw, UIN, UM Malang, Unisma, Unmuh, ITN sehingga


anak-anak yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi akan lebih mudah

mengakses ke perguruan tinggi. Pada perkembangan akademik yang bagus

menjadi penyebab para peminat semakin meningkat. Jika pada tahun 80-an

para peminat madrasah ini berasal dari masyarakat desa/kelurahan

Tlogomas kecamatan Lowokwaru dengan radius 5 km, pada 2007/2008

terjadi peningkatan yang luar biasa hingga dari luar kota bahkan luar pulau.

MAN Malang I adalah sebagai lembaga pendidikan umum ditingkat

menengah, yang diselenggarakan oleh Departemen Agama yang mempunyai

keunggulan di bidang agama Islam. Secara fisik citra yang ditampilkan

adalah bernafaskan Islam, sehingga terkesan berwibawa, sejuk, rapi dan

indah. Cerminan pokok yang ditampilkan MAN Malang I adalah Islami

danterkesan modern, serta dihuni oleh orang-orang yang dekat dengan Allah

SWT., ramah terhadap sesama, santun, selalu tersenyum, serta peduli

terhadap lingkungannya.

Ditinjau dari kelembagaan, MAN Malang I mempunyai tenaga

akademik yang handal dalam pemikiran, memiliki manajemen yang kokoh

yang mampu menggerakkan seluruh potensi untuk mengembangkan

kreatifitas civitas akademika MAN Malang I, serta memiliki kemampuan

antisipatif masa depan dan proaktif. Selain itu, MAN Malang I memiliki

pemimpin yang mampu mengakomodasikan seluruh potensi yang dimiliki

menjadi kekuatan penggerak lembaga secara menyeluruh. Sejak resmi

memiliki sebutan MAN Malang I, madrasah ini telah mengalami 5 masa

kepemimpinan, yaitu:
a. Raimin BA : Tahun 1978 1986

b. Drs. H. Kusnan A : Tahun 1986 1993

c. Drs. H. Toras Gultom : Tahun 1993 -2004

d. Drs. H. Tonem Hadi : Tahun 2004 2006

e. Drs. H. Zainal Mahmudi, M. Ag : Tahun 2006 Sekarang.

Dibawah kepemimpinan kelima orang di atas, MAN Malang I

menunjukkan peningkatan kualitas dan mutunya. Dan dirharapkan dengan

semakin bertambah usia, MAN Malang I semakin mampu memberikan

sumbangan yang terbaik bagi kemajuan iptek yang didasari oleh

kemantapan imtaq.

2. Visi, Misi dan Tujuan

Adapun visi atau rencana jangka panjang, misi atau tujuan jangka

pendek dan tujuan yang ingin dicapai oleh MAN Malang 1 dalam merespon

tantangan dan merebut peluang yang ada di era perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, globalisasi yang sangat cepat, era informasi,

serta berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan

adalah sebagai berikut:

a. Visi

Visi MAN Malang I adalah terwujudnya insan berkualitas tinggi

dalam IPTEK yang religius dan humanis. Adapun indikatornya adalah

sebagai berikut:
1) Berkualitas: mempunyai kemampuan yang tinggi dalam penguasaan

IPTEK dan imtaq serta mempunyai daya saing yang tinggi.

2) Religius : mempunyai ketakwaan dan kesalehan serta selalu

menjunjung tinggi nilai- nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.

3) Humanis : mempunyai kepedulian terhadap diri dan lingkungan serta

dapat diterima dan dibutuhkan oleh semua lapisan masyarakat.

b. Misi

Sedangkan misi dari penyelenggaraan pembelajaran dan

pendidikan di MAN Malang 1 terurai sebagai berikut:

1) Menumbuhkan semangat belajar untuk pengembagan iptek dan imtaq.

2) Mengembangkan penelitian untuk mendapatkan gagasan baru yang

berorientasi masa depan.

3) Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan

inovatif.

4) Menumbuhkembangkan semangat penghayatan dan pengamalan

ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari- hari.

5) Mewujudkan warga sekolah yang memiliki kepedulian terhadap diri,

lingkungan dan berestetika tinggi.

c. Tujuan

Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di

MAN Malang 1 adalah:


1) Meningkatkan pengetahuan dan daya saing peserta didik.

2) Meningkatkan wawasan berfikir, ilmiah warga madrasah melalui

kegiatan penelitian.

3) Menciptakan proses pembelajaran yang mengasyikkan,

menyenangkan, dan mencerdaskan.

4) Meningkatkan pengetahuan siswa untuk mengembangkan diri sejalan

dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang berjiwa ajaran

Islam.

5) Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dalam lingkungan sosial, budaya,

dan alam sekitarnya yang dijiwai ajaran agama Islam.

3. Kondisi Obyektif

Adapun gambaran mengenai kondisi obyektif Madrasah yang

meliputi ketenagaan, fasilitas madrasah, dan kegiatan ekstra kurikuler

adalah sebagai berikut:

a. Ketenagaan

1) Tenaga Pengajar

Tabel 4.1 Jabaran Jumlah Guru MAN Malang I

No. Ijasah Te rtinggi Guru Tetap Guru Tidak Tetap Jumlah

1. S1 49 14 63
2. S2 13 - 13
Jumlah 62 14 76
Sumber : Data Ttata Usaha MAN Malang 1
2) Tenaga Tata Usaha

a) Pegawai tetap : 4 orang

b) Pegawai tidak tetap : 10 orang

b. Fasilitas Madrasah

Untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan proses

belajar mengajar, MAN Malang 1 mempunyai fasilitas belajar antara lain

sebagai berikut:

1) Ruangan belajar yang nyamam dan dilengkapi dengan multimedia dan

CCTV.

2) Perpustakaan digital library.

3) Laboratorium- laboratorium yang terdiri dari laboratorium biologi,

kimia, fisika, komputer, bahasa, elektronika, keterampilan, agama,

IPS, ekonomi, dan keputrian.

4) Lapangan olah raga yang memadai, baik untuk atletik maupun

permainan yang terdiri dari lapangan basket, futsal, voly, bulutangkis

dan tenis meja.

5) UKS, Paramedis dan dokter jaga.

6) SMS Gate (sarana komunikasi perkembangan akademik dan non

akademik siswa melalui SMS).

7) Hotspot area.

8) Pusat Komputer.

9) Koperasi Balkis dan Koperasi siswa.

10) Kantin.
c. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa ditujukan untuk menyalurkan

bakat, minat, dan kemampuan siswa dengan potensinya serta untuk

mendorong terciptanya suasana akademik di sekolah. Kegiatan

ekstrakurikuler bagi siswa MAN Malang I dibawahi dalam Organisasi

Siswa Intra Sekolah (OSIS) MAN Malang 1. Adapun kegiatan

ektrakurikuler yang sedang berjalan di MAN Malang I dalam berbagai

bidang adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kegiatan Ekstrakurikuler MAN Malang I

No. Bidang Jenis Ekstrakurikuler


1. Keagamaan Qiroah, Sholawat Al Banjari, Seni Islami,
PHBI.
2. Olah Raga Futsal, Basket, Bulu Tangkis, Bola Volly,
Atletik.
3. Kesenian Kaligrafi, Teater, Musik, Melukis, Paduan
Suara.
4. Keterampilan Komputer, Elektronika, Broadcasting, Desain.
5. Olimpiade Fisika, Kimia, Matematika, Biologi, Ekonomi,
TI.
6. Lain-lain Paskibra, Pramuka, PMR, KIR, GAPMA,
Koperasi, JKPKA, UKS/KKR.
Sumber: Data profil sekolah MAN Malang 1

4. Sasaran Program Unggulan Madrasah

Dalam Rencana Kerja Madrasah (RKM) MAN Malang 1 periode

2009-2012 digulirkan program unggulan sebagai berikut:

a. Menigkatkan kualitas akademik siswa (Sukses UN lulus 100% dan

meningkatkan kualitas lulusan di Perguruan Tinggi).

b. Mengembangkan program bahasa (Bahasa Arab dan Bahasa Inggris).

c. Mengmbangkan program Keagamaan.


d. Mengembangkan program Teknologi Informatika yang bekerjasama

dengan ITS program setara D-1 dan PT. EBIZ Microsoft.

e. Membuka Kelas Akselerasi (Percepatan).

f. Membuka Kelas Olimpiade.

5. Rencana Penge mbangan Jangka Panjang Madrasah

MAN Malang 1 merumuskan pengembangan jangka panjang

madrasah dalam beberapa strategi pengembangan sebagai berikut:

a. Menjadikan MAN Malang I sebagai Madrasah Unggul di tingkat regional

dan nasional.

b. Meningkatkan mutu akademik.

c. Mencetak lulusan berjiwa entrepreneurship.

d. Mengembangkan sarana fisik terutama program unggulan sukses ujian

nasional/masuk Perguruan Tinggi Favorit, program bahasa

(berkomunikasi bahasa Arab dan bahasa Inggris) Teknologi Informasi

dan Keagamaan.

e. Meningkatkan misi pengajaran sesuai situasi dunia yang penuh

perubahan.

f. Mendirikan kelas internasional.

g. Mendirikan Mahad.

h. Menigkatkan kembali komitmen untuk membina kemitraan dengan

masyarakat.

i. Memantapkan pendanaan madrasah.


6. Sistem Pengajaran

Proses belajar mengajar di MAN Malang 1 dilaksanakan mulai pukul

06.45 dengan menggunakan sistem pengajaran sebagai berikut:

a. Program Matrikulasi

Pada program ini, semua siswa baru wajib mengikuti program

tambahan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris yang dilaksanakan mulai

pukul 13.45 sampai dengan pukul 15.05 WIB pada semester satu.

b. Program Pengayaan

Program ini diperuntukkan bagi siswa yang tergolong cepat dan

nilainya di atas rata-rata dan akan dikembangkan secara optimal dengan

dibimbing oleh tim guru atau mendatangkan tentor dari luar.

c. Program Tentor Sebaya

Program ini diperuntukkan bagi siswa yang nilainya di atas rata-

rata yang diharapkan dapat menjadi tentor sebaya bagi teman di kelasnya.

d. Program Remidial

Program ini diberikan kepada siswa yang tergolong lambat belajar

dan nilainya di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Semua mata

pelajaran menerapkan kegiatan remedial, dengan harapan agar tidak

terjadi perbedaan yang terlalu jauh antara siswa yang cepat belajar

dengan siswa yang lambat belajar.

e. Program Khusus

Program ini merupakan klinik sore yang diperuntukkan bagi

siswa yang belum tuntas walaupun sudah diremidi beberapa kali. Bagi
siswa kelas XII, program khusus diberikan dalam upaya meraih

kesuksesan pada Ujian Akhir Nasional dan Seleksi Masuk Perguruan

Tinggi Negeri favorit yang bekerjasama dengan bimbingan luar sekolah

atau instansi terkait.

7. Prestasi Madrasah

Adapun Prestasi yang dapat diraih oleh Madrasah antara lain

sebagai berikut:

a. MAN Malang I terakreditasi A oleh tim Badan Akreditasi Nasional

tahun 2009.

b. Pembuatan Kurikulum terbaik se Jawa Timur dan satu-satunya dengan

nilai A tahun 2007.

c. Dinobatkan sebagai Madrasah Aliyah Reguler Berprestasi Terbaik I

Tingkat Jawa Timur tahun 2004.

d. Peringkat I Program Bahasa Terbaik Tingkat Jawa Timur tahun 2004.

e. Peringkat I Program Bahasa Terbaik se Jawa Timur tahun 2002.

f. Juara II dalam Lomba Madrasah se Jawa Timur tahun 2002.

g. Peringkat II Mdrasah Terbaik se Jawa Timur tahun 2001.

h. Seorang guru terpilih mendapat beasiswa menempuh S-2 di Australia

i. Pada tahun 2010, 2 orang guru terpilih mengikuti program Building

Relationship Trough Intercultural and Growing Engagement (BRIDGE)

di Australia.
B. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada bagian ini dijelaskan mengenai distribusi jawaban responden

terhadap variabel- variabel dalam penelitian ini yaitu mengenai kondisi fasilitas

dan lingkungan belajar siswa kelas XI IPS MAN Malang 1 yang disusun dalam

tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

1. Kondisi Fasilitas Belajar Sis wa Kelas XI IPS MAN Malang 1

Pada penelitian ini, kondisi fasilitas belajar siswa dapat di ukur

dengan menggunakan indikator media pengajaran, alat-alat pengajaran,

perlengkapan sekolah, jalan menuju sekolah dan penerangan. Dari indikator-

indikator tersebut dibuat 7 pertanyaan dengan skor 1 - 5 dari tiap

pertanyaan. Hal tersebut sesuai dengan alternatif jawaban yang ada dalam

penelitian ini. Berdasarkan data tersebut panjang kelas interval dapat

ditentukan melalui selisih nilai skor tertinggi dikurangi skor terendah dan

ditambah dengan 1, hasilnya dibagi dengan banyak kelas interval.

Perhitungan panjang kelas interval tersebut adalah sebagai berikut:

(Xmaks - Xmin) + 1
115
Panjang kelas interval =
K

(35 7) + 1 29
= = = 5,8 = 6
5 5

Data tentang kondisi fasilitas belajar dalam menunjang kegiatan

belajar siswa kelas XI IPS MAN Malang 1 tahun ajaran 2009/2010 yang

berhasil dikumpulkan dari responden sebanyak 88 siswa, secara kuantitatif

115
Subana, dkk, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h lm. 38-40
menunjukkan bahwa total skor tertinggi adalah 34 dan total skor terendah

adalah 7. Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi tetang Fasilitas Belajar Sis wa Kelas XI


IPS MAN Malang 1

No. Inte rval Krite ria Frekuensi


Skor F % % Kumulatif
1. 7 12 Buruk Sekali 2 2,2 3,4
2. 13 18 Buruk 2 2,3 4,5
3. 19 24 Sedang 15 17 21,6
4. 25 30 Baik 60 68,2 89,8
5. 31 36 Sangat Baik 9 10,2 100
Jumlah 88 100
Sumber: Data Primer diolah (2010)

Gambar 4.1 Diagram Fasilitas Belajar Sis wa Kelas XI IPS MAN


Malang 1

Berdasarkan hasil pengolahan data secara statistik deskriptif tersebut

dapat diketahui bahwa fasilitas belajar yang termasuk kategori buruk sekali

sebesar 2 atau 2,2%, kategori buruk sebesar 2 atau 2,3%, kategori sedang

sebesar 15 atau 17%, kategori baik sebesar 60 atau 68,2% dan kategori baik

sekali sebesar 9 atau 10,2%. Dengan demikian, secara umum dapat


dinyatakan bahwa fasilitas belajar siswa kelas XI IPS MAN Malang 1

adalah baik.

2. Kondisi Lingkungan Belajar Sis wa Kelas XI IPS MAN Malang 1

Kondisi lingkungan belajar siswa dalam penelitian ini dapat diukur

dengan indikator secara terperinci yaitu keadaan suhu, kelembaban udara,

kepengapan udara, tempat letak gedung sekolah, lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dari indikator-indikator

tersebut dibuat 18 pertanyaan dengan skor 1 - 5 dari tiap pertanyaan. Hal

tersebut sesuai dengan alternatif jawaban yang ada dalam penelitian ini.

Berdasarkan data tersebut panjang kelas interval dapat ditentukan melalui

selisih nilai skor tertinggi dikurangi skor terendah ditambah dengan 1,

hasilnya dibagi dengan banyak kelas interval. Perhitungan panjang kelas

interval tersebut adalah sebagai berikut:

(Xmaks - Xmin) + 1
116
Panjang kelas interval =
K

(90 18) + 1 73
= = = 14,33 = 15
5 5

Data tentang kondisi lingkungan belajar dalam menunjang kegiatan

belajar siswa kelas XI IPS MAN Malang 1 tahun ajaran 2009/2010 yang

berhasil dikumpulkan dari responden sebanyak 88 siswa. Secara kuantitatif

menunjukkan bahwa total skor tertinggi adalah 90 dan total skor terendah

adalah 18. Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

116
Ibid..
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi tetang Lingkungan Belajar Sis wa Kelas
XI IPS MAN Malang 1

No. Inte rval Skor Krite ria Frekuensi


F % % Kumulatif
1. 18 32 Buruk Sekali 1 1,1 1,1
2. 33 47 Buruk 4 4,4 5,7
3. 48 62 Sedang 16 18,1 23,9
4. 63 77 Baik 56 63,5 87,5
5. 78 92 Baik Sekali 11 12,4 100
Jumlah 88 100
Sumber: Data Primer diolah (2010)

Gambar 4.2 Diagram Lingkungan Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN


Malang 1

Berdasarkan hasil pengolahan data secara statistik deskriptif di atas

dapat diketahui bahwa lingkungan belajar yang termasuk kategori buruk

sekali sebesar 1 atau 1,1%, kategori buruk sebesar 4 atau 4,4%, kategori

sedang sebesar 16 atau 18,1%, kategori baik sebesar 56 atau 63,5% dan

kategori baik sekali sebesar 11 atau 12,4%. Dengan demikian, secara umum

dapat dinyatakan bahwa lingkungan belajar siswa kelas XI IPS MAN

Malang 1 adalah baik.


3. Perolehan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1

Perolehan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini diukur dengan

indikator yaitu nilai ulangan harian siswa kelas XI IPS MAN Malang 1.

Dari nilai ulangan harian tersebut diperoleh nilai tertinggi dan nilai

terrendah yang dikelompokkan sesuai dengan kriteria penilaian sekolah

MAN Malang 1, yaitu berdasarkamn nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal) untuk mengetahui prestasi siswa kelas XI IPS. Besarnya KKM

yang telah ditentukan oleh sekolah MAN Malang 1 untuk mata pelajaran

Ekonomi adalah 73.

Data tentang pretasi belajar yang diperoleh siswa kelas XI IPS MAN

Malang 1 tahun ajaran 2009/2010 yang berhasil diperoleh dari nilai ulangan

harian sebanyak 88 siswa. Secara kuantitatif menunjukkan bahwa total skor

tertinggi adalah 89 dan total skor terendah adalah 42. Hasil analisis

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5 Prestasi Belajar Sis wa Kelas XI IPS MAN Malang 1

No. Inte rval Skor Krite ria Frekuensi


F % % Kumulatif
1. 0 72 Belum Tuntas 48 54,4 54,5
2. 73 100 Tuntas 40 45,6 100
Jumlah 88 100
Sumber: Data sekunder diolah (2010)
Gambar 4.3 Diagram Pretasi Belajar Sis wa Kelas XI IPS MAN Malang 1

Berdasarkan hasil pengolahan data secara statistik deskriptif di atas

dapat diketahui bahwa siswa yang belum mencapai ketunta san belajar

sebesar 54,4%, sedangkan siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar

sebesar 45,6%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa siswa yang

belum dapat mencapai kriteria minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah

lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang dapat mencapai kriteria

minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah. Hal ini terlihat dari besarnya

nilai persesntase yang diperoleh dari keseluruhan nilai yakni lebih dari

setengah jumlah keseluruhan yang ada. Meskipun demikian, selisih antara

banyaknya siswa yang dapat mencapai KKM dengan siswa yang belum

dapat mencapai KKM tidaklah terlalu jauh. Oleh karena itu, secara umum

dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar yang dimiliki oleh siswa kelas XI

IPS MAN Malang 1 cukup baik.


C. Pungujian Hipotesis

Terdapat tiga hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan

analisis regresi linier berganda (multiple linear regression). Analisis regresi

linier berganda berfungsi untuk mengetahui pengaruh baik secara sendiri-

sendiri (parsial) maupun secara bersama-sama (simultan) antara variabel bebas

yaitu fasilitas belajar dan lingkungan belajar dengan variabel terikat yaitu

prestasi belajar. Berikut merupakan hasil perhitungan dengan regresi linier

berganda menggunakan program SPSS.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan

analisis korelasi yang diperoleh dari output regresi. Berdasarkan tabel Model

Summary di atas, hubungan antara variabel fasilitas belajar dan variabel

lingkungan belajar dengan prestasi belajar diperoleh nilai R2 (R Square)

sebesar 0,473. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan antara

variabel fasilitas belajar dan variabel lingkungan belajar dengan prestasi belajar

menunjukkan hubungan yang substansial atau cukup tinggi.


Berdasarkan tabel Coefficients di atas, untuk pengujian hipotesis

pertama dengan menggunakan uji t. Pengujian hipotesis pertama dilakukan

dengan cara membandingkan antara hasil dari thitung dengan ttabel. Dari tabel

Coefficients di atas diperoleh nilai thitung = - 2,312. Sementara itu, untuk ttabel

dengan taraf signifikakansi 5%, diperoleh nilai ttabel = 1,991.

Perbandingan antara keduanya menghasilkan: thitung ttabel

-2,312 < 1,991

Dengan demikian, pengujian menunjukkan menerima H0 . Oleh karena

itu, dapat disimpulkan dari hasil tersebut yang memperlihatkan bahwa variabel

fasilitas belajar secara sendiri-sendiri (parsial) tidak berpengaruh terhadap

prestasi belajar. Artinya, adanya fasilitas belajar yang semakin baik dan

lengkap semakin menurunkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan tabel Coefficients di atas pula, untuk pengujian

hipotesis kedua dengan menggunakan uji t. Pengujian hipotesis kedua

dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil dari thitung dengan ttabel.

Dari tabel Coefficients di atas diperoleh nilai thitung = - 3, 336. Sementara itu,

untuk ttabel dengan taraf signifikakansi 5%, diperoleh nilai ttabel = 1,991.
Perbandingan antara keduanya menghasilkan: thitung ttabel

-3,336 < 1,991

Dengan demikian, pengujian menunjukkan menerima H0 . Oleh karena

itu, dapat disimpulkan dari hasil tersebut yang memperlihatkan bahwa variabel

lingkungan belajar secara sendiri-sendiri (parsial) tidak berpengaruh terhadap

prestasi belajar. Artinya, adanya lingkungan belajar yang semakin baik dan ada

di sekitar siswa, baik lingkungan yang ada di rumah, di sekolah, dan di

masyarakat, maka semakin menurunkan prestasi belajar siswa.

Untuk pengujian hipotesis ketiga, dilakukan dengan uji F yaitu

pengujian yang dilakukan secara bersama-sama (simultan) antara variabel

fasilitas belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar. Dari tabel

ANOVA di atas, dapat diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dan sebesar

0.05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alpha (0,000<0,05), maka

dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak.


Pengujian hipotesis ketiga juga dapat dilakukan dengan

membandingkan antara hasil dari F hitung dengan Ftabel. Dari tabel ANOVA di

atas diperoleh nilai Fhitung = 38,123. Untuk Ftabel dengan taraf signifikansi

sebesar 5%, diperoleh nilai Ftabel = 3,965. Perbandingan keduanya memberikan

hasil: Fhitung Ftabel

38,123 > 3,965

Dengan demikian, bila dilihat dari nilai signifikansinya, hasil pengujian

menunjukkan menolak H0 sehingga terdapat pengaruh antara fasilitas dan

lingkungan belajar terhadap prestasi belajar. Bila dilihat dari perbandingan

antara nilai Fhitung dengan Ftabel, maka hasil pengujian menunjukkan pengaruh

yang bersifat positif atau berbanding lurus. Oleh karena itu, dapat disimpulkan

dari hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa variabel fasilitas belajar dan

variabel lingkungan belajar secara bersama-sama (simultan) berpengaruh

terhadap prestasi belajar. Artinya, semakin baik fasilitas belajar yang dimiliki

oleh siswa dan lingkungan belajar yang ada disekitar siswa, maka prestasi

belajarnya semakin naik.

Dari beberapa hasil pengujian hipotesis tersebut di atas, dapat

disimpulkan bahwa secara sendiri-sendiri (pasial) baik variabel fasilitas belajar

maupun variabel lingkungan belajar berpengaruh negatif terhadap prestasi

belajar. Sedangkan dari hasil pengujian secara bersama-sama (simultan),

variabel fasilitas belajar dan variabel lingkungan belajar berpengaruh positif

tehadap prestasi belajar. Dari nilai stastistik tersebut dapat diketahui bahwa

variabel fasilitas belajar dan lingkungan belajar secara sendiri-sendiri


memberikan pengaruh negatif terhadap prestasi belajar siswa. Namun, variabel

fasilitas belajar dan lingkungan belajar memberikan pengaruh positif terhadap

ptrestasi belajar siswa. Dengan demikian, adanya fasilitas belajar yang baik

harus didukung dengan lingkungan belajar yang baik pula.


BAB V

PEMBAHASAN

A. Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Prestasi Belajar Sis wa Kelas XI IPS

MAN Malang 1

Dari hasil analisis data yang dilakukan secara parsial menunjukkan

bahwa tidak terdapat pengaruh antara fasilitas belajar terhadap prestasi belajar

siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara sendiri-sendiri

(parsial) fasilitas belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar. Artinya,

semakin baik fasilitas belajar yang dimiliki oleh siswa baik fasilitas yang

dimiliki di rumah maupun di sekolah, maka prestasi belajarnya semakin

menurun.

Hal ini bertolak belakang dengan apa yang dikemukakan oleh Muhibbin

Syah yang menyatakan bahwa alat-alat belajar merupakan faktor yang

dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 117 Ini berarti,

faktor- faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di luar faktor

fasilitas belajar lebih dominan dibandingkan dengan fasilitas belajar. Faktor-

faktor di luar fasilitas belajar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

tersebut dapat berupa kondisi fisik yang sehat dan bugar, pancaindra yang

berfungsi dengan baik, kecerdasan, motivasi, minat, sikap, bakat, kemampuan

kognitif, pendekatan belajar siswa, guru dan lain- lain. Hal ini dapat terjadi

mengingat banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, sehingga

117
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h lm. 154
fasilitas belajar bukanlah faktor yang dominan dalam mempengaruhi prestasi

belajar siswa.

Secara parsial, temuan dalam penelitian ini bartolak belakang dengan

temuan penelitian yang telah dilakukan oleh Rinda Puspaningtyas dan dari

hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa selain disiplin belajar, fasilitas

belajar juga turut mempengaruhi prestasi belajar. 118 Begitu pula dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Anang Mustahmid dengan kesimpulan

dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa pengelolaan fasilitas belajar yang

baik dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. 119 Dengan demikian, temuan

dalam penelitian ini berbeda dengan temuan dari pene litian-penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya yang menyatakan bahwa fasilitas belajar

berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.

Temuan dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor lain

di luar fasilitas belajar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa lebih

dominan dibandingkan dengan faktor fasilitas belajar. Fasilitas belajar yang

lengkap tidak selalu dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi

belajar siswa. Meskipun dewasa ini peranan fasilitas pendidikan semakin

dirasakan sangat penting sekali mengingat semakin ketat pula persaingan

diantara lembaga- lembaga sekolah yang ada. Adanya banyak faktor yang dapat

118
Rinda Puspaningtyas, Pengaruh Disiplin Belajar dan Fasilitas Belajar Terhadap Prestasi
Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Kartasura Tahun 2008/2009. (Surakarta: Skripsi
thesis Universitas Muhammadiyah, 2009), (online), (http://etd.eprints.ums.ac.id/455/ diakses 30
Desember 2009)
119
Anang Mustahmid, Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kelas XI di SMK Negeri 1 Bojonegoro (Malang: Skripsi
Universitas Negeri Malang, 2008), (online), (http://etd.eprints.ums.ac.id/5022/ diakses 30
Desember 2009
mempengaruhi prestasi belajar siswa menimbulkan berbagai kemungkinan

yang dapat menjadikan siswa dapat menigkatkan prestasi belajarnya.

Ketika fasilitas belajar yang lengkap secara parsial tidak memberikan

pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa, salah satu kemungkinan

yang dapat terjadi adalah semangat juang siswa dalam belajar lebih tinggi

sehingga dapat meraih prestasi belajar yang baik. Bisa jadi siswa yang tidak

mempunyai fasilitas belajar yang lengkap justru termotivasi dan lebih giat

belajar. Bisa jadi juga siswa memiliki kemampuan kognitif yang baik dan

ditunjang dengan cara guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang mudah

diterima oleh para siswa. Meskipun fasilitas belajar bukanlah faktor dominan

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Akan tetapi, ketersedian dan

pengelolannya yang baik tetap tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebab,

fasilitas belajar dapat menjadi pendukung faktor-faktor lain yang lebih

dominan dan dapat menjadikan siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

B. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Sis wa Kelas XI

IPS MAN Malang 1

Dari hasil analisis data yang dilakukan secara parsial menunjukkan

bahwa tidak terdapat pengaruh antara lingkungan belajar terhadap prestasi

belajar siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara sendiri-

sendiri (parsial) lingkungan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi

belajar. Artinya, semakin baik lingkungan belajar yang ada disekitar siswa,
baik lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan

masyarakat, maka prestasi belajarnya semakin menurun.

Hal tersebut bertolak belakang dengan apa yang dikemukakan oleh

Ngalim Purwanto yang menyatakan bahwa diantara faktor- faktor yang

mempengaruhi belajar, lingkungan juga berpengaruh terhadap prestasi

belajar. 120 Begitu pula dengan apa yang dikemukakan oleh Hasbullah Thabrany

yang menyatakan bahwa lingkungan seorang siswa mempunyai pengaruh yang

besar kepada siswa yang akan berpengaruh pula pada prestasi belajarnya. 121 Ini

berarti, Ini berarti, faktor- faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

di luar faktor lingkungan belajar lebih dominan dibandingkan dengan

lingkungan belajar. Faktor- faktor di luar lingkungan belajar yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut dapat berupa kondisi fisik yang

sehat dan bugar, pancaindra yang berfungsi dengan baik, kecerdasan, motivasi,

minat, sikap, bakat, kemampuan kognitif, pendekatan belajar siswa, guru dan

lain- lain. Hal ini dapat terjadi mengingat banyak faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa, sehingga lingkungan belajar bukanlah faktor yang

dominan dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Secara parsial, temuan dalam penelitian ini bartolak belakang dengan

temuan penelitian yang telah dilakukan oleh Amin Johari dan dari hasil

penelitian tersebut disimpulkan bahwa selain disiplin belajar, dan variasi

mengajar guru, terdapat lingkungan belajar yang juga turut mempengaruhi

120
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung :Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 107
121
Hasbullah Thabrany, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994), h lm.
36
prestasi belajar. 122 Begitu pula dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Tri

Minarni dengan kesimpulan dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa

selain kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru, lingkungan belajar juga dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. 123 Dengan demikian, temuan dalam

penelitian ini berbeda dengan temuan dari penelitian-penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya yang menyatakan bahwa fasilitas belajar berpengaruh

positif terhadap prestasi belajar.

Temuan dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa faktor-faktor lain

di luar lingkungan belajar yang mempengaruhi prestasi belajar siswa lebih

dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan belajar. Sama halnya dengan

fasilitas belajar, lingkungan belajar yang baik tidak selalu dapat memberikan

pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Terdapat berbagai

kemungkinan yang dapat terjadi ketika lingkungan belajar yang baik secara

parsial tidak memberikan pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa.

Salah satu kemungkinan tersebut adalah lingkungan yang kurang mendukung

yang ada di sekitar siswa justru menjadi motivasi tersendiri bagi siswa dalam

meraih prestasi belajar. Misalnya, keadaan ekonomi orang tua yang kurang

mampu dapat menjadi motivasi tersendiri bagi siswa, yaitu dengan keinginan

122
Amin Johari, Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar, dan Variasi Mengajar
Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Kebumen Tahun
Ajaran 2005/2006 (Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2007), (Online),
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH0149/f980f59c.dir/doc.pdf diakses
30 Desember 2009)
123
Tri M inarni, Pengaruh Disiplin Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester I SMP Negeri 11 Semarang Tahun Ajaran
2004/2005 (Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2006), (online),
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH01c6.d ir/doc.pdf diakses 30
Desember 2009)
yang kuat untuk dapat hidup lebih baik dari kedua orang tuanya, sehingga

bersemangat dalam belajar.

Kemungkinan lain yang muncul dapat pula berupa bakat lebih yang

dimiliki oleh siswa, sehingga dimanapun siswa tinggal lingk ungan tidak dapat

mempengaruhinya prestasi belajarnya. Meskipun lingkungan belajar bukanlah

faktor dominan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Akan tetapi,

terciptanya lingkungan yang baik dengan pengelolan yang baik pula tetap tidak

dapat diabaikan begitu saja. Sebab, lingkungan belajar dapat menjadi

pendukung faktor- faktor lain yang dapat menjadikan siswa meningkatkan

prestasi belajarnya.

C. Pengaruh Failitas Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi

Belajar Sis wa Kelas XI IPS MAN Malang 1

Dari hasil analisis data secara simultan terbukti bahwa terdapat

hubungan yang substansial antara fasilitas belajar dan lingkungan belajar

dengan prestasi belajar siswa. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang cukup

tinggi antara fasilitas belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar

siswa. Bila ditinjau dari nilai signifikansinya, maka fasilitas belajar dan

lingkungan belajar sama-sama memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar.

Dari nilai koefisiennya dapat dilihat bahwa fasilitas belajar dan lingkungan

belajar memiliki pengaruh positif terhadap prestasi belajar. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa makin baik fasilitas belajar dan lingkungan belajar
yang tersedia, maka makin baik pula prestasi belajar yang dapat diraih oleh

siswa.

Dasar pemikiran yang mendukung temuan tersebut adalah fasilitas

belajar memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Begitu pula dengan

lingkungan belajar, juga memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Jika fasilitas dan lingkungan belajar yang tersedia dan ada disekitar siswa

dalam keadaan baik, maka prestasi belajar yang dapat diraih oleh siswa juga

baik. Sebab, siswa dapat melangsungkan kegiatan belajar dengan lancar

sehingga belajarnya optimal dan hasil yang diharapkan juga dapat tercapai

dengan baik. Hasil belajar yang baik diungkapkan dari pretasi belajar yang

diperoleh siswa.

Hal tersebut di atas sesuai dengan apa yang dikemukakann oleh Syaiful

Bahri Djamarah bahwa interaksi dari lingkungan alami dan lingkungan sosial

budaya selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik serta mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap belajar anak di sekolah. 124 Demikian halnya

dengan fasilitas belajar, anak didik dapat belajar lebih baik dan menyenangkan

bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak. Masalah

yang dihadapi oleh anak didik dalam belajar relatif kecil, sehingga hasil belajar

anak didik akan lebih baik. 125 Hal senada juga dikemukakan oleh Abdul Hadis

dan Widodo Supriyono yang secara teperinci mengungkapkan bahwa fasilitas

dan lingkungan belajar memiliki kontribusi terhadap kesuksesan peserta didik

124
Syaifu l Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h lm. 142-151
125
Ibid..
di sekolah. 126 Ngalim Purwanto juga mengemukakan hal yang senada, bahwa

fasilitas dan lingkungan belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa 127

Oleh karena itu, hal ini berarti bahwa untuk dapat memperoleh prestasi

belajar yang baik diperlukan adanya lingkungan belajar yang baik dan dapat

mendukung siswa dalam belajar. Baik lingkungan sekolah, lingkungan

keluarga maupun lingkungan masyarakat, ketiganya harus dapat memberikan

pengaruh yang positif sehingga tercipta lingkungan yang nyaman dan dapat

mendukung kegiatan belajar siswa. Begitu pula dengan ketersediaan dan

pengelolaan fasilitas belajar, baik sekolah maupun orang tua harus dapat

memberikan fasilitas belajar yang baik dan dapat menunjang kegiatan belajar

siswa. Sebab, dengan tersedianya fasilitas belajar yang lengkap dan lingkungan

belajar yang kondusif dan nyaman dapat menjadikan kegiataan belajar efektif

dan efisien sehingga mendorong siswa untuk belajar dengan baik dan

memperoleh prestasi belajar yang baik.

Tampak jelas bahwa fasilitas belajar dan lingkungan belajar

merupakan dua faktor yang sama-sama mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Secara simultan hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Endang Fitri Astuti yang disimpulkan dari hasil penelitiannya,

bahwa fasilitas belajar di sekolah merupakan salah satu factor yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa diantara factor- faktor yang

126
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta:Rineka Cp ita, 2004),
hlm. 138
127
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h lm.106-
107
mempengaruhi prestasi belajar siswa. 128 Penelitian lain yang sejalan adalah

penelitian yang dilakukan oleh Jumiati yang juga disimpulkan dari hasil

penelitainnya, bahwa lingkungan belajar berpengaruh secara signifikan

terhadap prestasi belajar siswa. 129 Dengan demikian, temuan dalam penelitian

ini mengindikasikan bahwa untuk mencapai prestasi belajar yang baik, maka

diperlukan fasilitas belajar yang lengkap dan lingkungan belajar yang baik

dengan pengelolaan yang baik pula sehingga dapat mendukung kegiatan

belajar siswa.

128
Endang Fitri Astuti, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Pengetahuan Sosial-Ekonomi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Padamara Kabupaten
Purbalingga tahun pelajaran 2005/2006. (Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2007),
(Online),
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH0149/f980f59c.dir/doc.pdf diakses
30 Desember 2009)
129
Ju miat i, Pengaruh Kemampuan Dasar Guru dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Suruh Tahun Ajaran 2008/2009
(Surakarta: Skripsi thesis Universitas Muhammadiyah, 2009), (Online),
(http://files.eprints.ums.ac.id/etd/2009/A210/A210050047.pdf diakses 23 Desember 2009)
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Fasilitas belajar secara parsial atau sendiri-sendiri tidak berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

semakin baik dan lengkap fasilitas belajar yang dimiliki oleh siswa, maka

prestasi belajarnya semakin menurun.

2. Lingkungan belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin baik dan kondusif

lingkungan yang ada di sekitar siswa, maka prestasi belajarnya semakin

menurun.

3. Fasilitas belajar dan lingkungan belajar berpengaruh positif signifikan

terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

untuk mencapai prestasi belajar yang baik dan tujuan pembelajaran uang

diharapkan, maka harus didukung oleh fasilitas belajar dan lingkungan

belajar yang baik. Oleh karena itu, terpenuhinya fasilitas belajar yang baik,

harus dibarengi dengan terciptanya lingkungan yang baik dan dapat

mendukung kegiatan belajar siswa.


B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti,

maka ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, antara lain sebagai

berikut:

1. Bagi Orang Tua

Dari pihak keluarga, khususnya dalam hal ini orang tua, diharapkan

dapat memberikan perhatian secara kontinu pada anak dalam belajar.

Perhatian tersebut dapat dilakukan orang tua dengan memberikan fasilitas

belajar yang memadai bagi anak di rumah. Orang tua juga perlu memotivasi

anak, agar bersemangat belajar dengan dipenuhinya segala fasilitas belajar.

Selain itu, orang tua beserta anggota keluarga yang lain diharapkan dapat

menciptakan lingkungan belajar yang baik dan nyaman agar anak dapat

belajar dengan baik dan optimal. Dengan demikian, anak dapat mencapai

prestasi belajar yang diharapkan.

2. Bagi MAN Malang 1

Dari pihak sekolah, dalam hal ini kepala sekolah dan guru perlu

menghimbau orang tua siswa supaya ikut mengawasi belajar anaknya. Hal

ini dimaksudkan untuk menjaga agar anak tidak melupakan kewajiban

belajarnya. Sekolah juga perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas

belajar yang menunjang kegiatan belajar mengajar disertai dengan

perngelolaan yang baik. Selain meningkatkan fasilitas yang ada, sekolah

juga perlu menciptakan lingkungan yang nyaman dan efektif untuk kegiatan

belajar mengajar. Sebab, peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas belajar


harus dibarengi dengan terciptanya lingkungan yang baik dan dapat

mendukung kegiatan belajar. Sebab, jika hanya fasilitas belajar saja yang

ditingkatkan namun tidak dibarengi dengan penginkatan lingkungan belajar,

maka akan berpengaruh negatif terhadap fasilitas belajar siswa. Begitu pula

sebaliknya, jika hanya lingkungan belajar saja yang ditingkatkan, namun

tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas belajar,

maka juga akan berpengaruh negatif terhadap prestasi siswa. Dengan adanya

fasilitas yang lengkap dan memadai, serta lingkungan sekolah yang baik,

siswa dapat belajar dengan baik sehingga dapat mendukung siswa untuk

lebih meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Bagi Guru

Dari pihak guru, sebagai fasilitator hendaknya dapat lebih

menciptakan lingkungan dan suasana belajar yang menyenagkan bagi para

siswa, misalnya dengan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. Khususnya guru ekonomi perlu

mendorong siswa supaya dapat belajar secara teratur. Guru ekonomi perlu

melakukan variasi penggunaan media pembelajaran untuk meningkatkan

perhatian dan memotivasi siswa dalam belajar. Guru juga perlu mendorong

siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar terutama siswa yang telah

terpenuhi segala fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajarnya.

Dengan demikian, prestasi belajar yang baik secara meneyeluruh dan tujuan

pembelajaran dapat dicapai dengan baik.


4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang hendak meneneliti permasalahan yang

sejenis, yaitu mengenai fasilitas belajar dan lingkungan belajar, hendaknya

menambah bahasan penelitian khususnya yang berkaitan dengan berita-

berita terkini yang sedang terjadi. Misalnya mengenai perubahan kurikulum

yang ada atau yang berkaitan dengan masalah- masalah sosial yang dapat

mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya.

5. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Hasil dari penelitian ini perlu dijadikan sebagai bahan informasi

mengenai perbandingan antara teori dengan fakta yang ada. Sebab, hasil dari

penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari

pengaruh secara parsial yang bersifat negatif antara fasilitas belajar terhadap

prestasi belajar siswa dengan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar.

Jika secara parsial penelitian terdahulu menunjukkan adanya pengaruh yang

bersifat positif, maka dalam penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh

yang negatif antara fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa dengan

lingkungan belajar terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hasil dari

penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bahwa antara teori dengan

fakta yang ada tidak selalu terdapat sinkronisasi.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Al Ahmad, Muhammad bil Ibrahim. 2007. Akhlak-Akhlak Buruk. Bogor: Pustaka


Darul Ilmi.

Alhusin. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS 10. Jakarta: Pustaka
Akautsar.

Al-Jazairi, Syaikh Abu Bakar Jabir. 2007. Tafsir Al-Quran Al-Aisar. Nafi
Zainuddin dan Suratman. Jakarta: Darus Sunnah Press.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah: Teori dan


Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Bungin, M. Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi,


Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:
Kencana.
Dimyati dan Midjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali, H. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fanani, Muhammad Asnan. 2009. Modul Pelatihan SPSS. Malang: Fakultas


Ekonomi UIN Malang.

Faqih, Allamah Kamal. 2004. Tafsir Nurul Quran: Sebuah Tafsir sederhana
Menuju Cahaya al-Quran, Sri Dwi Hastuti dan Rudy Mulyono. Jakarta:
Al-Huda.

Fitri Astuti, Endang. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial-Ekonomi pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Padamara Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2005/2006
.Semarang: Skripsi Universitas Negeri Semarang, (Online),
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH0149/f980
f59c.dir/doc.pdf diakses 30 Desember 2009)
Gujarat, D. 1999. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Iqbal. 2006. Analisa Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi
Aksara.

Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agama Islam).


Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Idris, Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha


Nasional.

Johari, Amin. 2007. Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Belajar, dan Variasi
Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas X
SMA PGRI 1 Kebumen Tahun Ajaran 2005/2006. Semarang: Skripsi
Universitas Negeri Semarang. (Online).
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH0149/f980
f59c.dir/doc.pdf diakses 30 Desember 2009)

Jumiati. 2009. Pengaruh Kemampuan Dasar Guru dan Lingkungan Belajar


Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP
Muhammadiyah Suruh Tahun Ajaran 2008/2009. Surakarta: Skripsi,
Universitas Muhammadiyah. (Online).
(http://files.eprints.ums.ac.id/etd/2009/A210/A210050047.pdf diakses 23
Desember 2009)

Minarni, Tri. 2006. Pengaruh Disiplin Dan Lingkungan Belajar Terhadap


Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester I
SMP Negeri 11 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005. Semarang: Skripsi
Universitas Negeri Semarang. (online).
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH01c6.dir/d
oc.pdf diakses 30 Desember 2009)

Mustahmid, Anang. 2008. Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Belajar di Sekolah


dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Kelas XI di SMK Negeri
1 Bojonegoro. Malang: Skripsi Universitas Negeri Malang. (online).
(http://etd.eprints.ums.ac.id/5022/ diakses 30 Desember 2009)

Puspitaningtyas, Rinda. 2009. Pengaruh Disiplin Belajar dan Fasilitas Belajar


Terhadap Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
Kartasura Tahun 2008/2009. Surakarta: Skripsi thesis Universitas
Muhammadiyah. (online). (http://etd.eprints.ums.ac.id/455/ diakses 30
Desember 2009)

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Purwanto, M. Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung :Remaja
Rosdakarya.

Purwanto, M. Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Purwanto, M. Ngalim. 1988. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.

Riduwan dan Sunarto. 2009. Pengantar Statistika: Untuk Penelitian Pendidikan,


Sosial, Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Saroni, Muhammad. 2006. Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.
Soemanto, Wasty. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suardiman, Siti Partini .1988. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Studying.

Subana, dkk. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sugiyono dan Eri Wibowo. 2004. Statistika Penelitian dan Aplikasinya dengan
SPSS 10.0 for Windows. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS (Contoh Kasus dan
Pemecahannya). Yogyakarta: Andi.
Suryabrata, Sumadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Suryosubroto, B. 1990. Beberapa Aspek Dasar-dasar Kpendidikan. Jakarta:


Rineka Cipta.
Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Logos.

. 1995. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru.


Bandung: Remaja Rosda Karya.

Thabrany, Hasbullah. 1994. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: RajaGrafindo


Persada.
Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS


(Sistem Pendidikan Nasional). 2005. Surabaya: Media Center.

Wahidmurni. 2008. Cara Mudah menulis Proposal dan LaporanPenelitian


Lapangan. Malang: UM Press.
Yunus, H. Mahmud. 1990. Terjamah Al-Quran Al-Karim. Bandung: Al-Maarif.

Zainuddin, M dan Muhammad Walid. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi. Malang:


Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
LAMPIRAN I
STRUKTUR ORGANISASI MAN MALANG 1

Komite Madrasah Kepala


Madrasah
Kepala
TU

BR/B Waka. Waka. Penelitian &


Kerumah Waka.Bid Waka. Bid Bid
K Pengembanga
Tanggaan Kur&Pengajar Bid Humas Kesiswaa n
an Sapras n
Ketua Lab.Bahasa Koord.
MGMP Tatib
BIMBEL MAN Malang Lab. Pembinaan
1 IPS OSIS
Ketua Akselerasi Lab. Fisika Koord.
Lomba
Koordinator Lab.Kimi Koord. Piket
Perpus a
Ketua Program Lab. Biologi Koord.
D1/TI Keagamaan
Lab.
Pengajara
n Komputer
Lab. Dewan Guru
Penelitian/ESD Keuangan
M
Siswa/Siswi MAN Malang
1
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajahyana 50 telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533
Malang

BUKTI KONSULTASI

Nama : Erlina Nurmalia


NIM : 06130047
Fak / Jurusan : Tarbiyah / Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembimbing : Dr. H. Wahidmurni. M.Pd, Ak.
Judul Skripsi : Pengaruh Fasilitas dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI IPS MAN Malang 1.

No Tanggal Hal yang di Konsultasikan Tanda Tangan


Pembimbing
1. 8 Januari 2010 Proposal 1.
2. 30 Februari 2010 Revisi Proposal 2.
3. 3 Mei 2010 Angket Penelitian 3.
4. 9 Mei 2010 Revisi Angket Penelitian 4.
5. 15 Mei 2010 Bab 1, 2 dan 3 5.
6. 17 Juni 2010 Revisi Bab 1, 2 dan 3 6.
7. 1 Juli 2010 Bab 4, 5 dan 6 7.
8. 12 Juli 2010 Revisi Bab 4, 5 dan 6 8.
9. 15 Juli 2010 ACC Keseluruhan 9.

Malang, 21 Juli 2010


Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah

Dr. H. M. Zainuddin, MA
19620507 199503 1 001
LAMPIRAN VI

ANGKET PENELITIAN

Petunjuk Pengisian Angket:


1. Isilah nama nama responden dengan nama Anda, isi pula kelas dan nomor
absen Anda pada lembar yang telah disediakan.
2. Pengisian angket ini sama sekali tidak mempengaruhi nilai raport Anda dan
pilihan Anda tidak dinilai benar atau salah, karena itu diharapkan Anda
memberikan jawaban yang sebenar-benarnya berdasarkan penilaian Anda
sendiri.
3. Cara menjawab pernyataan dalam kuisioner/angket ini adalah dengan
memberikan tanda ( ) pada jawaban yang telah tersedia. Pada lembar lain
telah disajikan beberapa pernyataan dan Anda diminta untuk memilih salah
satu dari lima jawaban yang telah tersedia, masing- masing alternatif jawaban
memiliki arti sebagai berikut:
a. STS : menyatakan bahwa Anda sangat tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
b. TS : menyatakan bahwa Anda tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
c. KS : menyatakan bahwa Anda kurang setuju dengan pernyataan
tersebut.
d. S : menyatakan bahwa Anda setuju dengan pernyataan tersebut.
e. SS : menyatakan bahwa Anda sangat setuju dengan pernyataan
tersebut.
4. Saya ucapkan terimakasih atas kesediaan Anda mengisi angket.
ANGKET PENELITIAN

Nama responden :
Kelas :
No. Absen :

No. Pernyataan Jawaban


STS TS KS S SS
1. Ketika mengajar, guru selalu menggunakan
media pembelajaran seperti LCD, proyektor,
gambar-gambar, dan lain- lain untuk
menunjang materi pelajaran.
2. Saya memiliki sumber belajar dalam bentuk
media cetak maupun elektronik, misalnya:
komputer, televisi, koran, majalah, dan lain-
lain.
3. Saya memiliki buku cetak atau buku literatur
lengkap untuk setiap mata pelajaran.
4. Saya memiliki LKS atau buku penunjang
lain selain buku cetak.
5. Sekolah saya memiliki kualitas
laboratorium, ruangan kelas, ruangan kantor,
lapangan olahraga, gedung kesenian,
ruangan ibadah, ruangan kesehatan dan
perpustakaan yang baik.
6. Letak sekolah saya sangat strategis dan
mudah dijangkau.
7. Ruangan kelas saya memiliki pencahayaan
yang baik.
8. Ruangan kelas saya memiliki keadaan suhu
yang stabil.
9. Ruangan kelas saya memiliki kelembaban
udara yang baik.
10. Ruangan kelas saya memiliki sirkulasi udara
yang baik.
11. Sekolah saya jauh dari keramaian atau
kebisingan.
No. Pernyataan Jawaban
STS TS KS S SS
12. Orang tua saya sering memberikan motivasi
pada saya.
13. Orang tua saya sering menanyakan tugas-
tugas sekolah atau pekerjaan rumah yang
harus saya kerjakan.
14. Orang tua saya selalu memberikan solusi
tehadap kesulitan belajar yang saya alami di
sekolah.
15. Suasana di rumah sangat mendukung
kegiatan belajar.
16. Hubungan antara saya dengan anggota
keluarga yang lain selalu harmonis.
17. Orang tua saya memberikan fasilitas belajar
yang lengkap.
18. Hubungan saya dengan guru- guru baik di
sekolah maupun di luar sekolah selalu
harmonis.
19. Hubungan saya dengan siswa lain baik di
kelas maupun di luar kelas selalu harmonis.
20. Lingkungan sekolah saya selalu terjaga
kebersihannya.
21. Suasana kelas saya sangat nyaman an
kondusif pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
22. Kondisi lingkungan di sekitar sekolah saya
sangat baik.
23. Sekolah saya memiliki kerjasama dengan
lembaga/instansi lain yang dapat menunjang
kegiatan belajar.
24. Keadaan masyarakat lingkungan sekitar saya
sangat baik.
25. Hubungan saya dengan masyarakat yang ada
di sekitar saya selalu baik.
LAMIPRAN VII DATA MENTAH
No. X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15 X2.16 X2.17 X2.18 X2 Y
1 3 4 3 4 2 3 4 23 4 4 4 4 2 1 1 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 60 75
2 4 5 3 5 4 3 4 28 2 3 5 1 5 3 4 1 2 4 4 4 3 4 4 5 4 4 62 75
3 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 83 74
4 3 4 4 5 4 2 4 26 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 66 75
5 3 4 4 4 4 4 3 26 3 3 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 63 75
6 3 4 3 4 3 3 4 24 2 2 3 4 5 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 61 78
7 4 5 3 5 5 4 4 30 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 3 3 2 4 5 4 5 75 60
8 1 1 1 1 1 1 1 7 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 89
9 4 4 4 5 5 2 3 27 3 3 4 5 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 65 75
10 3 4 4 4 4 2 4 25 3 4 5 3 3 4 2 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 64 76
11 4 4 3 4 4 1 1 21 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 3 5 3 3 3 4 3 4 67 75
12 1 4 2 4 4 1 1 17 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2 44 87
13 3 3 2 4 4 4 3 23 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 63 75
14 4 4 4 4 5 3 3 27 3 3 3 2 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 2 3 4 4 61 76
15 3 3 3 4 4 4 4 25 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 65 74
16 5 4 3 5 3 3 4 27 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 3 3 4 4 69 62
17 3 2 2 2 4 4 4 21 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 3 4 4 4 64 76
18 4 5 4 5 5 4 3 30 4 2 4 5 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 76 60
19 5 4 5 4 3 4 4 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72 64
20 3 4 4 5 4 3 3 26 3 1 2 1 5 4 4 5 5 5 4 5 3 3 3 3 3 4 63 75
21 4 5 4 4 4 3 5 29 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 80 64
22 2 4 3 4 4 4 4 25 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 3 4 3 3 3 4 4 3 66 75
23 4 4 4 4 3 4 4 27 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 62 76
24 4 5 4 4 4 4 4 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 71 62
25 3 4 4 5 4 2 4 26 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 68 76
26 3 4 4 5 4 4 4 28 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 66 74
27 4 4 4 4 3 4 4 27 3 4 4 4 5 3 3 4 5 4 4 4 3 1 4 4 4 4 67 70
28 4 3 3 4 3 4 5 26 4 3 4 3 4 3 2 1 1 1 1 1 2 1 2 3 3 4 43 85
29 4 5 4 4 5 5 5 32 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 85 60
30 4 3 3 5 4 4 4 27 4 4 4 4 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 66 74
31 4 3 5 5 5 5 2 29 5 4 4 5 4 4 4 3 4 2 4 2 1 3 4 5 3 4 65 74
32 4 3 2 4 4 4 3 24 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 64 75
33 4 4 3 4 2 3 2 22 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 61 78
34 4 4 3 4 2 1 1 19 2 2 2 5 4 4 4 4 5 5 2 4 1 1 2 1 2 4 54 86
35 5 3 5 5 5 4 4 31 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 80 60
36 4 4 4 4 4 4 4 28 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 69 60
37 1 2 1 2 1 3 1 11 2 3 1 2 1 2 1 3 2 1 3 1 3 5 1 2 3 1 37 89
38 4 5 4 4 4 3 4 28 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 5 5 3 3 4 5 4 5 73 54
39 4 3 3 4 5 5 5 29 4 4 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 3 72 54
40 4 4 2 2 5 2 4 23 4 4 4 1 5 5 5 4 4 4 3 5 3 3 2 5 3 3 67 74
41 4 4 4 4 3 3 3 25 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 5 65 75
42 4 4 5 5 5 3 4 30 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 4 4 3 3 3 4 3 4 70 59
43 4 4 4 4 4 3 4 27 3 4 4 3 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 79 59
44 4 4 4 4 3 3 4 26 4 4 4 3 5 5 4 3 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 69 64
45 4 4 3 5 5 2 5 28 3 2 3 1 5 3 2 1 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 67 64
46 4 4 2 4 3 5 5 27 2 2 1 1 5 3 3 3 5 5 5 2 5 3 4 3 4 5 61 74
47 2 3 5 5 1 1 2 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 66 75
48 5 4 3 5 4 3 4 28 4 3 4 3 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 65 75
49 3 4 1 4 3 1 1 17 4 3 1 4 1 1 1 1 4 3 3 4 1 1 1 5 3 3 44 87
50 4 4 4 4 3 3 4 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 68 73
51 4 3 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 71 54
52 4 4 4 3 3 3 4 25 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70 56
53 4 4 3 4 4 3 5 27 4 4 4 5 4 1 3 1 3 3 3 3 2 1 3 4 3 3 54 75
54 5 5 3 4 3 2 5 27 4 4 4 3 5 4 5 3 4 5 4 5 3 3 3 5 4 4 72 66
55 4 4 4 4 3 3 5 27 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 5 4 4 62 75
56 4 4 4 4 3 3 4 26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 68 70
57 4 4 4 4 3 3 4 26 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 64 75
58 5 5 4 4 5 4 5 32 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 85 52
59 5 3 3 4 3 1 4 23 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 5 4 3 5 4 4 65 73
60 4 4 3 4 4 4 4 27 4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 75 58
6 5 5 5 5 5 4 4 33 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4 3 3 3 4 4 4 72 66
62 4 4 3 4 5 3 4 27 4 4 4 4 5 3 3 3 3 4 4 5 4 3 4 4 3 4 68 54
63 5 4 4 4 5 4 4 30 4 4 3 3 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 77 43
64 4 5 4 5 3 4 5 30 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 5 4 4 67 44
65 5 5 3 5 3 4 4 29 4 4 4 3 5 3 4 5 5 5 3 5 3 4 4 2 4 4 71 46
66 5 5 3 2 5 4 4 28 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 4 4 5 5 80 45
67 4 4 4 5 5 2 4 28 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72 51
68 5 4 3 5 4 3 4 28 4 2 3 5 5 3 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 4 4 72 57
69 4 4 5 5 3 2 3 26 4 4 3 4 5 3 5 4 4 4 4 4 2 4 3 5 2 2 66 66
70 4 4 4 5 4 3 3 27 3 3 4 3 4 3 3 3 5 4 3 4 4 2 2 4 4 3 61 52
71 3 4 2 3 3 3 4 22 3 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 5 1 3 2 4 3 5 69 75
72 4 4 4 4 5 4 4 29 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 79 56
73 5 5 5 5 5 4 5 34 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 82 42
74 5 5 3 5 4 4 3 29 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 4 5 3 2 3 5 4 4 73 64
75 5 5 3 4 3 4 5 29 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 62 75
76 4 4 4 4 3 3 3 25 4 4 4 3 4 2 2 3 2 4 3 3 1 3 3 1 3 4 53 70
77 5 5 4 5 5 5 4 33 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 4 5 4 5 79 43
78 4 4 3 4 4 2 3 24 4 1 3 3 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 70 44
79 4 4 3 4 4 4 4 27 4 3 4 2 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 4 69 69
80 4 4 3 1 3 3 3 21 4 3 1 5 5 4 4 3 4 4 5 4 2 1 1 4 3 3 60 63
81 5 5 4 5 5 4 5 33 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 4 5 4 4 79 64
82 4 4 4 5 3 1 3 24 2 3 4 1 5 5 5 5 5 5 2 4 4 3 4 2 5 3 67 57
83 4 4 3 3 5 4 4 27 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 57 70
84 5 5 3 5 5 4 4 31 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 70 43
85 4 4 4 4 4 3 3 26 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 63 56
86 5 5 5 5 5 3 4 32 2 2 2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 1 2 2 2 5 64 56
87 4 5 4 5 4 3 4 29 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 73 42
88 4 4 3 4 3 3 5 26 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 59 64
LAMPIRAN VIII

FASILITAS BELAJAR FREQUENCY TABLE


LINGKUNGAN BELAJAR FREQUENCY TABLE
LAMPIRAN IX
VALIDITAS FASILITAS BELAJAR
Correlations
VALIDITAS LINGKUNGAN BELAJAR
Correlations
LAMPIRAN X
RELIABILITAS
LAMPIRAN XI
REGRESSION

RIWAYAT HIDUP
Nama : Erlina Nurmalia
NIM : 06130047
Tempat Tanggal Lahir : Sidoarjo, 27 Oktober 1987
Fak/Jur/Prog.Studi : Tarbiyah/P.IPS/P.Ekonomi
Alamat : Desa Banjarsari RT.03
RW.02 Desa
Kedunglengkong Kec.
Dlanggu Kab. Mojokerto
No.HP : 085648131153
e-mail : erlina.nurmalia47@yahoo.
co.id

GRADUASI PENDIDIKAN
No. Nama Sekolah Alamat Sekolah Lulus Keterangan
1. TK. MI Nurul Ummah Sidoarjo 1993/1994 Lulus
2. SDN Kedunglengkong Mojokerto 1999/2000 Lulus
3. SLTPN 1 Puri Mojokerto 2002/2003 Lulus
4. SMA PGRI Gondang Mojokerto 2005/2006 Lulus
5. UIN Maliki Malang Malang 2009/2010 Lulus

PENGALAMAN ORGANISASI
No. Nama Orgnisasi Jabatan Periode Keterangan
1. Pramuka Anggota 1996 2002 Aktif
2. Palang Merah Remaja Sie. Logistik 2004 2005 Aktif
3. HMJ IPS Dev. Diknal 2008 2009 Aktif

Anda mungkin juga menyukai