Referat PDF
Referat PDF
REFERAT
Pembimbing:
dr. Irsad Sadri, Sp.M
Disusun oleh:
Melda Agustin
111313000050
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat islam, iman, dan ikhsan sehingga referat yang berjudul
Infeksi di Kelopak Mata ini dapat selesai dengan baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
konsulen mata RSUD Kota Bekasi, terutama kepada pembimbing saya, dr. Irsad
Sadri, Sp.M yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan referat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan referat ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca untuk
menyampaikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan referat ini.
Demikian referat ini penulis susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.
Penulis
3
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Lapisan superfisial dari palpebra terdiri dari kulit, kelenjar Moll dan Zeis,
m.orbikularis okuli dan m.levator palpebra. Lapisan dalam terdiri dari lapisan
tarsal, m.tarsalis, konjungtiva palpebralis dan kelenjar Meibom.
a. Kulit
Kulit pada kelopak mata berbeda dari kulit bagian tubuh lain, karena tipis,
longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut dan tanpa lemak subutan.
b. Otot
c. Kelenjar
d. Tarsus
Di dalam kelopak terdapak tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan
kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.
Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang
merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 buah di
kelopak atas dan 20 buah pada kelopak bawah).
e. Septum
Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosa berasal dari rima orbita
merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.
Pembuluh darah
Persarafan
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal N.V,
sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V. Persarafan motorik m.
orbikularis okuli pada kedua kelopak mata dipersarafi cabang zigomatikum dari
nervus fasialis (N.VII), sedangkan m.levator palpebra dan beberapa muskulus
ekstraokuli dipersarafi oleh nervus okulomotorius (N.III).
2.2.1 Blefaritis
Definisi
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi
pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau
tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut.
8
Epidemiologi
Meski merupakan salah satu penyakit mata yang paling sering, namun
informasi epidemiologis insiden dan prevalensi dari blefaritis dengan jumlah
populasi yang teridentifikasi masih kurang. Dalam sebuah studi dengan sampel
sebanyak 90 pasien blefaritis kronis, didapatkan rata-rata usianya ialah 50 tahun.
Di studi lain, optalmologist dan optometrist melaporkan bahwa blefaritis
ditemukan dalam praktik klinik, yaitu sebesar 37% dan 47% dari jumlah pasien
mereka.
Etiologi
Manifestasi klinik
Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit,
eksudat lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan
keratitis. Meskipun Blefaritis tidak menimbulkan kerusakan permanen pada mata,
tetapi sangat mengganggu aktifitas penglihatan penderitanya.
Gejala dari blefaritis diantaranya :
Kelopak mata sering berminyak
Terasa gatal pada kelopak mata
Terasa terbakar pada mata
Mata sering berair
Bengkak di kelopak mata
9
Patofisiologi
Pada blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata karena adanya
pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang
merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di kulit. Hal ini mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung
pada jaringan, kerusakan sistem imun atau kerusakan yang disebabkan oleh
produksi toksin bakteri , sisa buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak
mata dapat diperberat dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi
kelenjar meibom (Meibomian Gland Disfunction/ MGD).
Klasifikasi
penyakit kelenjar meibom dan bisa menjadi salah satu penyebab gangguan
fungsi kelenjar meibom. Lipase bakteri dapat menimbulkan peradangan pada
kelenjar meibom dan konjungtiva serta menyebabkan terganggunya film air
mata.
Blefaritis posterior bermanifestasi dalam aneka macam gejala yang
mengenai palpebra, air mata, konjungtiva, dan kornea. Perubahan pada
kelenjar meibom mencakup peradangan muara meibom (meibomianitis),
sumbatan muara kelenjar oleh sekret yang kental, pelebaran kelenjar meibom
dalam lempeng tarsus, dan keluarnya sekret abnormal lunak yang mirip keju
bila kelenjar tersebut dipencet. Tepi kelopak tampak hiperemis dan
telengiektasis.
Blefaritis Bakterial
a. Blefaritis Seboroik
Blefaritis seboroik biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun), dengan
keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar dari
kelenjar Meibom, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi papil
pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis
11
dan jaringan keropeng. Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar
penanganannya. Penyulit yang dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak
kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis.
Blefaritis seboroik
b. Blefaritis Skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada
pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit.
Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar bulu
mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini berjalan
bersama dermatitis seboroik. Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik
ataupun oleh jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada
blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra
disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya tidak mengakibatkan
perdarahan. Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis,
konjungtivitis.
Blefaritis skuamosa
c. Blefaritis Ulseratif
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi
staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekunung-kuningan
yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan darah di sekitar
12
bulu mata. Pada blefaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang
bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius.
Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga
mengakibatkan rontok (madarosis).
Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel
rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan kalazion. Bila
ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat
berakibat trikiasis.
Blefaritis ulseratif
d. Blefaritis angularis
Blefaritis angularis
13
Blefaritis Virus
a. Herpes zoster
Virus herpes zoster dapat memberikan infeksi pada ganglion gaseri saraf
trigeminus. Biasanya herpes zoster akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila
yang terkena ganglion cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes
zoster pada mata dan kelopak mata atas. Gejala tidak akan melampaui garis
median kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pada mata adalah rasa sakit pada
daerah yang terkena dan badan berasa demam.
Pada kelopak mata terlihat vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata
terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf trigeminus superfisial merupakan
gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.
b. Herpes simpleks
Vesikel kecil dikelilingi eritema dapat disertai keadaan yang sama pada
bibir merupakan tanda herpes simpleks kelopak. Dikenal bentuk blefaritis
simpleks yang merupakan radang pada tepi kelopak ringan dengan terbentuknya
krusta kuning basah pada tepi bulu mata yang mengakibatkan kedua kelopak mata
lengket.
Tidak terdapat pengobatan spesifik, bila terdapat infeksi sekunder dapat
diberikan antibiotik sistemik dan topikal. Pemberian steroid merupakan
kontraindikasi karena dapat mengakibatkan menularnya herpes pada kornea.
14
Blefaritis Jamur
Infeksi jamur terbagi menjadi infeksi jamur superfisial dan infeksi jamur
dalam. Infeksi jamur superfisial dapat disebabkan karena jamur Candida.sp. Pada
infeksi jamur dalam, pengobatannya dilakukan secara sistemik. Yang dapat
menyebabkan infeksi jamur dalam seperti, Actinomycetes dan Nocardia.sp
Blefaritis pedikulosis
Kadang-kadang pada penderita dengan hygiene yang buruk akan dapat
bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.
Diagnosis Blefaritis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak
mata. Banyak kasus blefaritis dapat didiagnosa dengan menanyakan tentang tanda,
dan melakukan pemeriksaan mata serta memeriksa adakah penyakit yang bisa
mendukung seperti dermatitis seboroik dan rosasea.
Tatalaksana
Pengobatan Blefaritis :
1. Bersihkan menggunakan kapas/ cotton bud dengan garam fisiologis
hangat/larutan bikarbonat/ shampo bayi non detergent, dilanjutkan dengan
pijatan palpebra untuk membantu sekresi kelenjar meibom. Kemudian
diberikan antibiotik yang sesuai.
2. Pada blefaritis stafilokok, diobati dengan antibiotik antistafilokok atau
pemberian salep mata sulfonamid dengan aplikator kapas 1x sehari pada
tepian palpebra. Pengobatan pada blefaritis ulseratif dapat dengan
sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Apabila ulseratif luas pengobatan
15
Diagnosis Banding
16
Pada blefaritis prognosis baik dan dapat hilang dengan terapi, tetapi dapat
rekuren dan menjadi kronis.
2.2.2 Hordeolum
Hordeolum adalah infeksi kelenjar di kelopak mata. Bila kelenjar meibom
yang terkena, maka timbul pembengkakan besar ke daerah konjungtiva tarsal yang
disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna yang lebih kecil dan
superfisial adalah infeksi di kelenjar Zeis atau Moll. Biasanya ukuran hordeolum
interna lebih besar dibandingkan hordeolum eksterna.
Gejala Klinis
Nyeri, merah, dan bengkak adalah gejala utama hordeolum. Gejala
lengkap dari hordeolum adalah :
- Bengkak pada kelopak atas atau bawah
- Rasa sakit
- Merah
- Lunak
- Keropeng pada tepi kelopak
- Rasa panas
- Gatal
- Rasa silau
- Mata berair
- Rasa kelilipan
- Penglihatan terganggu
Tatalaksana
Pengobatannya adalah kompres hangat, 3-4 kali sehari selama 10-15
menit. Pengangkatan bulu mata dapat memberi jalan untuk drainase nanah.
Diberikan antibiotik lokal (salep mata tetrasiklin/ kloramfenikol 3x sehari) dan
dilanjutkan selama 3-7 hari. Antibiotik sistemik yang diberikan adalah
ciprofloksasin 250-500 mg atau amoksisilin 3 kali sehari.
Jika keadaan tidak membaik atau nanah tidak dapat keluar dari kantung
nanah, maka dilakukan insisi dan drainase bahan purulen. Untuk hordeolum
eksterna, dibuat insisi horizontal pada kulit yang sejajar dengan margo palpebra
untuk meminimalisir luka parut, Sedangkan pada hordeolum interna, dibuat insisi
pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus (vertikal) pada margo palpebral. Setelah
dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang, kemudian diberi salep antibiotik.
Prognosis
Baik dan dapat timbul berulang.
18
Diagnosis banding
a. Kalazion
Kalazion adalah radang granulomatosa kronik yang steril dan idiopatik
pada kelenjar meibom. Umumnya ditandai oleh pembengkakan setempat yang
tidak terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu.
Awalnya dapat berupa radang ringan disertai nyeri tekan yan mirip
hordeolum (dibedakan dari hordeolum karena tidak ada tanda-tanda radang akut).
Kebanyakan kalazion mengarah ke permukaan konjungtiva, yang mungkin sedikit
memerah dan meninggi.
Kalazion
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata edisi kelima. FKUI: 2015;91-9.
:89;10.
5. Sullivan JH, Debra J, Shetlar. Palpebra, apparatus lakrimalis & air mata.
Dalam: Eva PR, Whitcer JP. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum Edisi