Pembimbing :
Oleh :
61112033
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan rahmat dan hidayahNya sehingga
kami telah dapat menyelesaikan tugas laporan kasus dengan judul Abortus Imminens dengan
Tugas laporan kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kepaniteraan klinik
di bagian Ilmu Kedokteran Kedokteran Obstetri dan Ginekologi RSUD Embung Fatimah
Batam. Sebagai Dokter Muda yang sedang menjalankan kepaniteraan klinik, penyusun melihat
tugas laporan kasus ini.sebagai pelatihan agar kelak menjadi dokter umum yang selalu
Selama penyusunan tugas laporan kasus ini, penyusun telah banyak mendapatkan
bantuan yang tidak sedikit dari beberapa pihak, sehingga dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr. Yanuarman, Sp.OG (K) FM
sebagai dokter Pembimbing penyusunan tugas laporan kasus ini. Penyusunan menyadari bahwa
selama dalam penyusunan tugas laporan kasus ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan
dalam penyusunannya. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun guna kesempurnaan tugas laporan kasus ini. Penyusun berharap tugas laporan
kasus ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan teman-teman semua di masa yang
akan datang.
IDENTITAS PASIEN
1. IDENTITAS
Agama : Islam
No.RM :045455
2. ANAMNESIS
Pasien datang ke IGD RSUD Embung Fatimah jam 16.30 WIB dengan
G4P2A1H2 gravid 10-11 minggu mengeluh perut terasa mules, keluar darah dari
vagina dan flek-flek darah, nyeri perut bagian bawah dan nyeri pinggang. Darah
yang keluar tidak disertai dengan jaringan. Keluhan ini sudah dirasakan sejak jam
sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien juga mengeluh mual (+), muntah (-).
HPHT : 28 - 04 - 2016
HPL : 05 - 01 - 2016
Mual :+
Sesak nafas :-
Riwayat Obstetri : G4 P2 A1 H2
kali
RPK :-
3. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
BB : 70 kg
TB : 168 cm
Nadi : 80 x/menit
gravidarum (+)
cahaya positif
negative
Mulut : bibir tidak sianosis ataupun kering, stomatitis negative,
tidak hiperemis.
limponodi.
Thorax
teraba
TFU: -
VT :tidak dilakukan
c. Auskultasi : DJJ: -
: TBJ : -
d. Perkusi : thympani.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Tgl 26 06 - 2016
Hematologi
HB : 11,8 g/dl
Hematokrit : 37%
MCV : 82,1 fL
MCH : 25,9 pg
Basofil : 0%
Limfosit : 20%
Monosit : 9%
5. DIAGNOSA
6. Therapi Tindakan :
USG
Bed rest
Infus (+) D5% 20tpm
Amoxicilin tab 3x500mg
Uterogestan 2x200mg
7. Laporan Kuretase
Tgl 29 06 2016, Mulai operasi Jam 16.00 wib, selesai operasi 15.00wib.
- Ibu dibaringkan di meja operasi dengan posisi litotomi dengan infuse terpasang
8. FOLLOW UP
S : nyeri perut bagian bawah, keluar flek (+) darah sedikit. Mules (-)
S : perut mules (+), ketika buang kecil keluar flek (+) darah dari vagina.
S : perut mules (+), ketika buang kecil keluar flek (+) darah dari vagina.
kuretase
P : Infus RL 20 tpm
Amoxicilin 3x500mg
As. Mefenamat 3x1
Methylergometrine 3x1
sebelah (+).
O : TD = 120/80mmHg
N = 80x/menit
RR= 20x/menit
BB= 69kg
USG = tak tampak kelainan
A= Abortus Inkomplit Post Kuretase
P= SF 1x1
Diazepam 2x1
Status pasien kontrol POLI KIA 17-07-2016
S : Kontrol post kuretase
O : TD = 120/80mmHg
N = 80x/menit
RR= 20x/menit
BB= 69kg
USG = tak tampak kelainan
Hasil lab anti rubella IgG = Positif kons : 29.3 IU/mL
A= Abortus Inkomplit Post Kuretase + Anti Rubella IgG (+)
P= SF 1x1
Acyclovir 2x400mg
Status pasien kontrol POLI KIA 27-01-2017
S : Kontrol post kuretase bulan juni 2016, mengeluh tidak haid sudh 2 bulan.
O : TD = 120/80mmHg
N = 80x/menit
RR= 20x/menit
BB= 69kg
USG = tak tampak kelainan
PP Test (-)
Hasil Imunoserologi tanggal 16-07-2016
- Anti rubella IgG = Positif kons : 29.3 IU/mL
A= Abortus Inkomplit Post Kuretase + Anti Rubella IgG (+)
P=
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Abortus Imminens
1. Definisi
kehamilan sebelum 20 minggu, dengan hasil konsepsi masih dalam uterus dan
2. Penyebab3,4,5
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, menyebabkan kematian janin atau
kromosom seks.
Endometrium kurang sempurna, biasanya terjadi pada ibu hamil saat usia
ovarium polikistik.
Pengaruh eksternal, misalnya radiasi, virus, obat-obat, dan sebagainya
pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini dapat terjadi sejak kehamilan
dalam trimester dua adalah serviks inkompeten yang dapat disebabkan oleh
disertai nyeri perut ringan atau tidak sama sekali. Adanya gejala nyeri perut dan
punggung belakang yang semakin hari bertambah buruk dengan atau tanpa
5. Diagnosis 2,3,5
Tanda dan gejala abortus imminens
Pemeriksaan dalam: serviks tertutup, perdarahan dapat terlihat dari ostium,
tidak ada kelainan pada serviks, tidak terdapat nyeri goyang serviks atau
adneksa
Tes kehamilan positif, dan
Pemeriksaan USG tampak janin masih hidup.
janin viabel atau non viabel dan membedakan antara kehamilan intrauteri,
umur kehamilan tujuh minggu, fetal poledan aktifi tas jantung janin dapat
fetal pole minimal lima milimeter. Bila kantong gestasi terlihat, keguguran
dapat terjadi pada 11,5% pasien. Kantong gestasi kosong dengan diameter
15mm pada usia tujuh minggu dan 21mm pada usia gestasi delapan minggu
dengan embrio 6-10mm angka keguguran 3,2%; dan apabila embrio 10mm,
Diameter kantong rata-rata lebih dari 13mm tanpa yolk sac atau diameter
semua kasus dengan spesifi sitas dan nilai prediksi positif 100%.Adanya
prospektif menyebutkan, bahwa jika terdapat satu diantara tiga faktor risiko
perdarahan terjadi setelah jantung janin mulai beraktivitas, dan identifi kasi
keguguran dan kehamilan tuba), dengan sensitifi tas angka prediksi positif
88,3% dan 82,6%. Rasio bioaktif serum imunoreaktif hCG, pada wanita
fetus/bayi baru lahir dan/atau ibu, dan membantu wanita dalam menghadapi
kunjungan rutin ibu hamil dengan risiko rendah tidak meningkatkan risiko
anamnesis. Pada penelitian Herbst, dkk. (2003), ibu hamil yang tidak
melakukan ANC memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami risiko
kelahiran prematur.
Tirah Baring
Tirah baring merupakan unsur penting dalam pengobatan abortus
uterus dan berkurangnya rangsang mekanik. Pada suatu penelitian, 1228 dari
1279 (96%) dokter umum meresepkan istirahat pada perdarahan hebat yang
terjadi pada awal kehamilan, meskipun hanya delapan dari mereka yang
merasa hal tersebut perlu, dan hanya satu dari tiga orang yang yakin hal
wanita hamil yang mengalami perdarahan pada usia kehamilan kurang dari
delapan minggu yang viabel, secara acak diberi perlakuan berbeda yaitu
injeksi hCG, plasebo atau tirah baring. Persentase terjadinya keguguran dari
signifi kan tampak antara kelompok injeksi hCG dan tirah baring namun
perbedaan antara kelompok injeksi hCG dan plasebo atau antara kelompok
plasebo dan tirah baring tidak signifi kan. Meskipun pada penelitian
akibat kehamilannya dan abortus imminens, 16% dari 146 wanita yang
studi kohort observasional terbaru dari 230 wanita dengan abortus imminens
tingkat terjadinya keguguran. Meskipun tidak ada bukti pasti bahwa istirahat
sehari-hari.
Abstinensia
puting atau akibat stimulasi klitoris, selain itu prostaglandin E dalam semen
mikroorganisme di vagina.
Progestogen
korpus luteum dan berperan penting pada persiapan uterus untuk implantasi,
tidak adekuat pada awal kehamilan diduga sebagai salah satu penyebab
membuat uterus relaksasi. Sebagian besar ahli tidak setuju namun mereka
keguguran didahului oleh kematian hasil konsepsi dan kematian ini dapat
perdarahan antepartum yang merupakan efek berbahaya bagi ibu. Selain itu,
memperkuat kesimpulan.
yang melibatkan 312 partisipan menyatakan tidak ada cukup bukti tentang
penggunaan hCG pada ibu dan bayi, diperlukan penelitian lanjutan yang
sebagai relaksan otot uterus, pada penelitian RCT menunjukkan hasil yang
tidak jelas, dan tidak ada penelitian lain yang mendukung pemberian
Profilaksis Rh (rhesus)
9. Prognosis 3
perinatal. Namun, tidak ditemukan kenaikan risiko bayi lahir cacat. Macam dan
B. Infeksi Rubella
1. Definisi
Rubella, umumnya dikenal sebagai campak Jerman, adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus rubella yang termasuk famili Togaviridae dan genus
Rubivirus.4 Nama "rubella" berasal dari bahasa latin yang berarti sedikit merah.
Rubella juga dikenal sebagai campak Jerman karena penyakit ini pertama kali
dijelaskan oleh dokter Jerman pada pertengahan abad kedelapan belas. Penyakit
ini sering ringan dan serangan sering berlalu tanpa diketahui. Penyakit ini bisa
berlangsung satu sampai tiga hari. Anak-anak sembuh lebih cepat daripada orang
dewasa. Infeksi dari ibu oleh virus Rubella saat hamil bisa serius, jika ibu
terinfeksi dalam 20 minggu pertama kehamilan, anak bisa lahir dengan sindrom
(asimtomatik) pada ibu hamil, akan tetapi akibatnya pada bayi yang dikandung
sangat berbahaya, antara lain bayi akan lahir dengan menderita cacat bawaan
jantung dan kelainan ekstremitas tubuh.6 Rubela hanya mengancam janin bila
didapat saat kehamilan pertengahan pertama, makin awal (trimester pertama) ibu
2. Epidemiologi
oleh Norman Greg seorang ahli optalmologi Australia yang menemukan katarak
kehamilannya. Berdasarkan data dari WHO paling tidak 236 ribu kasus CRS
terjadi setiap tahun di negara berkembang dan meningkat 10 kali lipat saat
terjadi epidemi. kasus CRS tahun 1999 per jumlah penduduk dilaporkan di
Sindroma rubella kongenital terjadi pada 25% atau lebih bayi yang lahir
dari ibu yang menderita rubella pada trimester pertama. Jika ibu menderita
infeksi ini setelah kehamilan berusia lebih dari 20 minggu, jarang terjadi
kelainan bawaan pada bayi. Kelainan bawaan yang bisa ditemukan pada bayi
famili Togaviridae, dengan jenis antigen tunggal yang tidak dapat bereaksi
pembekuan, pencairan atau sonikasi. Virus rubella terdiri atas dua sub unit
struktur besar, satu berkaitan dengan envelope virus dan yang lainnya
(kultur) sel, infeksi virus ini secara rutin didiagnosis melalui metode
serologis yang cepat dan praktis. Baik sel darah merah maupun serum
dan diekskresi oleh janin dengan CRS dan hal ini mengakibatkan infeksi
pada persentuhan (kontak) yang rentan. Gambaran klinis CRS
seperti ketulian mungkin tidak akan muncul selama beberapa bulan atau
beberapa tahun, tetapi akan muncul pada waktu yang tidak tentu.
Kelainan kardiovaskuler seperti periapan (proliferasi) dan
(sistemik).
Ketulian yang terjadi pada bayi dengan CRS tidak diperkirakan
responses saat ini dikerjakan untuk menyaring bayi yang berisiko dan
Penelitian lanjutan di Australia terhadap anak yang lahir pada tahun 1934
sampai 1941, menunjukkan bahwa sekitar 20% diantaranya menjadi
sepertiga dari bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi virus rubella pada
umur 1620 minggu memiliki IgM spesifik rubella saat lahir. Penelitian
minggu kehamilan dan dari bayi yang menderita kelainan akibat infeksi
menimbukan kebutaan.
Inggris dan Jerman, yang melibatkan 38 bayi yang lahir dari ibu yang
secara serologis terserang infeksi virus ini, berbeda dengan 10 bayi yang
terakhir.
Reinfeksi
Reinfeksi oleh rubella lebih sering terjadi setelah diberikan
hanya 510%.
Antibodi terhadap virus rubella muncul setelah ruam mulai
bahwa viremia juga dapat terjadi pada saat reinfeksi. Meskipun beberapa
di nasofaring dan di daerah kelenjar getah bening. Viremia terjadi antara hari ke-
5 sampai hari ke-7 setelah terpajan virus rubella. Dalam ruangan tertutup, virus
rubella dapat menular ke setiap orang yang berada di ruangan yang sama dengan
penderita. Masa inkubasi virus rubella berkisar antara 1421 hari. Masa
penularan 1 minggu sebelum dan empat (4) hari setelah permulaan (onset) ruam
pembelahan terhambat. Dalam rembihan (secret) tekak (faring) dan air kemih
(urin) bayi dengan CRS, terdapat virus rubella dalam jumlah banyak yang dapat
menginfeksi bila bersentuhan langsung. Virus dalam tubuh bayi dengan CRS
dapat bertahan hingga beberapa bulan atau kurang dari 1 tahun setelah
kelahiran.8
Kerusakan janin disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya oleh kerusakan
sel akibat virus rubella dan akibat pembelahan sel oleh virus. Infeksi plasenta
terjadi selama viremia ibu, menyebabkan daerah (area) nekrosis yang tersebar
secara fokal di epitel vili korealis dan sel endotel kapiler. Sel ini mengalami
emboli sel endotel yang terinfeksi. Hal ini selanjutnya mengakibatkan infeksi
dan bayi yang terinfeksi memiliki jumlah sel yang lebih rendah daripada bayi
yang sehat. Virus rubella juga dapat memacu terjadinya kerusakan dengan cara
kekerapan (frekuensi) dan beratnya derajat kerusakan janin menurun secara tiba-
tiba (drastis). Perbedaan ini terjadi karena janin terlindung oleh perkembangan
melaju (progresif) tanggap (respon) imun janin, baik yang bersifat humoral
maupun seluler, dan adanya antibodi maternal yang dialihkan (transfer) secara
pasif.8
5. Manifestasi Klinis
Risiko infeksi janin beragam berdasarkan waktu terjadinya infeksi
maternal. Apabila infeksi terjadi pada 012 minggu usia kehamilan, maka terjadi
8090% risiko infeksi janin. Infeksi maternal yang terjadi sebelum terjadi
dapat menyebabkan fetal malformation 50% 80%, 25% pada bulan kedua
dan 17% pada bulan ketiga.8 Infeksi maternal pada usia kehamilan1530 minggu
merupakan cacat paling umum yang ditemukan di bayi dengan CRS. Definisi
terasa lemah, demam ringan, nyeri kepala, dan iritasi konjungtiva. 3 Gejala mulai
timbul dalam waktu 14-21 hari setelah terinfeksi. Pada dewasa, gejala awal
tersebut sifatnya ringan atau sama sekali tidak timbul. Ruam (kemerahan kulit)
muncul dan berlangsung selama 3 hari. Pada mulanya ruam timbul di wajah dan
leher, lalu menyebar ke batang badan, lengan dan tungkai. Pada langit-langit
berlangsung selama satu minggu atau lebih dan sakit persendian akan
6. Diagnosis
Meskipun infeksi bawaan dapat dipastikan (konfirmasi) dengan
mengasingkan (isolasi) virus dari swab tenggorokan, air kemih dan cairan tubuh
neonatus dengan berat badan lahir rendah yang juga memiliki gejala klinis
yang tersebut pada kriteria A atau satu penyulit pada kriteria A dan satu
penyulit pada kriteria B dan tidak ada bukti etiologi. Pada kasus berpeluang
(probable case), baik satu atau kedua kelainan yang berhubungan dengan
digolongkan ulang.
kasus hanya infeksi (Infection only-case)
kasus hanya infeksi (Infection only-case) adalah kasus yang diperoleh dari
hasil pemeriksaan laboratorik terbukti ada infeksi tetapi tidak disertai tanda
rubella.9
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorik dikerjakan untuk menetapkan diagnosis infeksi
virus rubella dan untuk penapisan keadaan (status) imunologis. Karena tata
langkah pengasingan (prosedur isolasi) virus sangat lama dan mahal serta
tanggap (respon) antibodi inang sangat cepat dan spesifik maka pemeriksaan
infeksi virus rubella dapat diambil dari hapusan (swab) tenggorok, darah, air
kemih dan lain-lain. Berikut tabel yang memuat jenis pemeriksaan dan spesimen
serebrospinal.
2. Serologik Darah fetus melalui Darah
darah, ludah
Tabel 1. Jenis pemeriksaan dan spesimen untuk menentukan infeksi virus
rubella 8
Primary rubella infection pada penderita dari rubella dijumpai Antibodi
IgM sesuai dengan gejala klinis yang ada. Pada acute Primary Rubella Infection,
IgM: dapat dideteksi hampir pada 100% kasus yaitu pada hari 4-15 setelah
munculnya rash. Menurun setelah 36-70 hari, menghilang setelah 180 hari
karakteristik IgG meninggi dan tidak dijumpai IgM. Pemeriksaan IgM ini tidak
hanya untuk wanita hamil tapi perlu juga untuk wanita yang belum hamil. IgG:
meningkat cepat pada hari ke 7 s/d 21 kemudian menurun, dan tetap tinggal
sebagai protection.10
dan menentukan status imun pada wanita umur reproduktif. Sedangkan metode
minggu)
+ 15 IU/ml Baru mengalami infeksi
(112 minggu)
- + Imun, tidak perlu
untuk ibu hamil jika terserang virus ini maka kemungkinannya dokter akan
terjadinya infeksi atau viremia, tetapi mungkin bisa mengurangi gejala klinis
yang timbul. Ig kadang-kadang diberikan dalam dosis yang besar (20 ml)
kepada wanita hamil yang rentan terpajan penyakit ini yang tidak
MMR yang telah terjadwal. Dosis kedua MMR biasanya diberikan pada usia
Dokter anak akan memiliki informasi yang tepat. Vaksin rubella tidak boleh
diberikan kepada wanita hamil atau wanita yang akan hamil dalam jangka
waktu satu bulan sesudah pemberian vaksin. Jika anda berpikir untuk hamil,
pastikan bahwa anda kebal terhadap rubella melalui tes darah. Jika tidak,
memulai kehamilan.9
Wanita hamil yang tidak kebal terhadap rubella harus menghindari
berwenang.9
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien wanita hamil usia 42 tahun dengan G4P2A1H2 dengan
keluhan nyeri perut bawah yang disertai mulas-mulas dan keluar flek-flek darah dari
vagina. Dari hasil anamnesis di dapatkan pasien mengalami nyeri perut bagian bawah,
mulas dan keluar flek- flek darah pada tgl 26 juni 2016, yang kemudian datang kontrol
ke poli kandungan RSUD EF pada tanggal 17 januari 2017 dengan post dilatasi dan
kuretase atas indikasi abortus iminens. Dari hasil pemeriksaan penunjang pasien
terdapat IgG Rubella (+). Pasien terdiagnosa Abortus Iminens dengan IgG rubella (+).
KASUS TEORI
insipiens.
Infus D5%
Di berikan infus D5% untuk
memenuhi kebutuhan energi basal
pasien agar pasokan cairan dan
glukosa terpenuhi untuk ibu dan
janin.
Uterogestan 2 x 200mg
Di berikan untuk memperkuat
janin yang ada pada rahim ibu
agar mencegah terjadi nya
keguguran pada janin.
Acyclovir
Diberikan untuk penanganan
infeksi oleh virus rubella.
Dosis : 2x400mg
BAB IV
KESIMPULAN
Abortus imminens sering terjadi dan merupakan beban emosional yang serius,
meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir
rendah, kematian perinatal, perdarahan antepartum, dan ketuban pecah dini, namun
tidak ditemukan kenaikan risiko bayi lahir cacat. Pemeriksaan USG transvaginal
menentukan apakah janin viabel atau non viabel, kehamilan intrauteri, ekstrauteri,
mola, atau missed abortionserta menggambarkan prognosis ibu hamil yang mengalami
yang kosong atau perbedaan antara perhitungan HPHT dan USG lebih dari seminggu
menunjukkan prognosis buruk, semakin tua usia ibu pada saat hamil dan tingginya
hCG, progesteron, namun tes ini mungkin tidak berguna dalam penanganan primer.
Belum ada cukup bukti yang menjelaskan tentang upaya pencegahan abortus imminens
1. Tirah baring. Hampir 96% dokter umum meresepkan, meskipun tidak ada
bukti pasti tentang efektivitasnya, namun membantu wanita merasa lebih aman,
3. Meskipun tidak ada bukti manfaat yang kuat, progestogen disebutkan dapat
menurunkan kontraksi uterus lebih cepat daripada tirah baring, selain itu
antepartum yang merupakan efek yang dapat membahayakan ibu. Selain itu,
penggunaannya.
pada kasus-kasus dengan perdarahan setelah 12 minggu kehamilan atau kasus dengan
kesimpulan:
1. Rubella, umumnya dikenal sebagai campak Jerman, adalah penyakit yang
disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya oleh kerusakan sel akibat virus
DAFTAR PUSTAKA
DJ, Spong CY, editors. 24rd ed. Ohio: McGraw-Hill; 2014. hal 350-355
5. William Manual of Pregnancy Complications. Kenneth J. Leveno, MD, editor. 23
2017.
7. Yuwono, Djoko. Pemeriksaan Serologi pada Kasus-kasus Tersangka Kongenital
Rubela di Jakarta Tahun 1986. Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.