Anda di halaman 1dari 7

PENGAUDITAN I

RINGKASAN MATERI KULIAH

KELOMPOK 6

Nyoman Ariyoga Nuryadiputra (1406305178)

I Dewa Gede Ngurah Raditya (1406305159)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2016

I. Tujuan Bukti Audit


Adapun tujuan bukti audit (Anonim : 2012) yaitu :
A. Membantu membuat keputusan tentang penilaian risiko dengan mempertimbangkan salah
saji berupa potensial yang akan mungkin terjadi.
B. Membantu menentukan prosedur audit yang cocok dengan asersi dan penilaian resiko.

II. Manfaat Bukti Audit


Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti audit merupakan langkah awal yang baik dan
sangat menentukan tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas audit yang dilakukan.Adapun
manfaat bukti audit (Agung Rai : 2008) adalah sebagai berikut :

A. Bukti akan digunakan untuk mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi audit. Mutu
simpulan dan rekomendasi audit sangat bergantung pada bukti audit ini.
B. Bukti-bukti audit mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan
pelaksanaan audit. Oleh karena itu, bukti-bukti audit harus mendapatkan perhatian
auditor sejak tahap perencanaan audit sampai dengan akhir proses audit.

III. Jenis-Jenis Bukti Audit


Bukti audit dapat dikelompokkan ke dalam 9 jenis bukti. Berikut ini dikemukakan
kesembilan jenis bukti tersebut:
A. Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern dapat dipergunakan untuk mengecek ketelitian dan dapat
dipercayai data akuntansi. Kuat lemahnya struktur pengendalian intern merupakan indikator
utama yang menentukan jumlah bukti yang harus dikumpulkan.
B. Bukti Fisik
Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud. Pemeriksaan langsung
auditor secara fisik terhadap aktiva merupakan cara yang paling objektif dalam menentukan
kualitas yang bersangkutan.
C. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk membuat
laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan obyek yang diperiksa
dalam audit laporan keuangan. Ini bukan berarti catatan akuntansi merupakan obyek audit.
Obyek audit adalah laporan keuangan. Tingkat dapat dipercayanya catatan akuntansi tergantung
kuat lemahnya struktur pengendalian intern.
D. Konfirmasi
Konfirmasi merupakan bukti yang sangat tinggi reliabilitasnya karena berisi informasi yang
berasal dari pihak ketiga secara langsung dan tertulis. Konfirmasi sangat banyak menghabiskan
waktu dan biaya. Ada tiga jenis konfirmasi, yaitu:

1
1) Konfirmasi positif
2) Blank confirmation
3) Konfirmasi negatif
Konfirmasi yang dilakukan auditor pada umumnya dilakukan pada pemeriksaan:
a) Kas di bank dikonfirmasikan ke bank klien.
b) Piutang usaha dikonfirmasikan ke pelanggan.
c) Persediaan yang disimpan di gudang umum. Persediaan ini dikonfirmasikan ke
penjaga atau kepala gudang.
d) Hutang lease dikonfirmasikan kepada lessor.

E. Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter merupakan bukti yang paling penting dalam audit. Menurut sumber dan
tingkat kepercayaannya bukti, bukti dokumenter dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a) Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor secara langsung
b) Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien
c) Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien

F. Bukti Surat Pernyataan Tertulis


Bukti surat pernyataan tertulis dapat berasal dari manajemen atau organisasi klien maupun
dari dari sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis. Representation letter atau representasi
tertulis yang dibuat manajemen merupakan bukti yang berasal dari organisasi klien. Surat
pernyataan konsultan hukum, ahli teknik yang berkaitan dengan kegiatan teknik operasional
organisasi klien merupakan bukti yang berasal dari pihak ketiga. Bukti ini dapat menghasilkan
bukti yang reliable untuk semua asersi.
G. Perhitungan Kembali sebagai Bukti Matematis
Bukti matematis diperoleh auditor melalui perhitungan kembali oleh auditor. Penghitungan
yang dilakukan auditor merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif dan matematis. Bukti ini
dapat digunakan untuk membuktikan ketelitian catatan akuntansi klien. Perhitungan tersebut
misalnya:
1) Footing untuk meneliti penjumlahan vertical
2) Cross-footing untuk meneliti penjumlahan horizontal
3) Perhitungan depresiasi

H. Bukti Lisan
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia, sehingga ia
mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan lisan. Masalah yang ditanyakan antara

2
lain meliputi kebijakan akuntansi, lokasi dokumen dan catatan, pelaksanaan prosedur akuntansi
yang tidak lazim, kemungkinan adanya utang bersyarat maupun piutang yang sudah lama tak
tertagih
.
I. Bukti Analitis dan Perbandingan
Bukti analitis menghasilkan dasar untuk menentukan kewajaran suatu pos tertentu dalam
laporan keuangan dan kewajaran hubungan antar pos-pos dalam laporan keuangan. Keandalan
bukti analitis sangat tergantung pada relevansi data pembanding. Bukti analitis berkaitan erat
dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian.

Menurut Konrath ada 6 tipe bukti audit, yaitu:


1. Physical evidence : terdiri dari segala sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara, diobservasi,
atau diinspeksi, dan terutama mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan.
2. Evidence obtain through confirmation : bukti yang diperoleh mengenai eksistensi,
kepemilikan atau penilaian, langsung dari pihak ketiga diluar klien Documentary
evidence : terdiri dari catatan-catatan akuntansi dan seluruh dokumen pendukung
transaksi.
3. Mathematical evidence : merupakan perhitungan kembali dan rekonsiliasi yang dilakukan
auditor.
4. Analytical evidence bukti yang diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap informasi
keuangan klien. Prosedur analitis bisa dilakukan dalam bentuk:
a) Trend (horizontal) analysis, yaitu membandingkan angka-angka laporan keuangan
tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya dan menyelidiki kenaikan/penurunan
yang signifikan baik dalam jumlah rupiah maupun persentase.
b) Common Size (vertical) Analysis
c) Ratio Analysis, misalnya menghitung menghitung ratio likuiditas, rasio profitabilitas,
rasio leverage, dan rasio manajemen aset.
5. Hearsay evidence : bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien atas pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan auditor.

Berdasarkan fungsinya, bukti audit dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan bukti,
yaitu :
A. Bukti Utama (Promary Evidence), yaitu bukti yang dapat menghasilkan kepastian yang
paling kuat atas fakta,
B. Bukti Tambahan (Secondary Evidence), yaitu bukti yang dapat diterima bila bukti utama

3
ternyata hilang atau rusak, atau dapat pula diterima bila dapat ditunjukan bahwa bukti ini
merupakan pencerminan yang layak atas bukti utama, misalnya : tembusan dokumen
kontrak.
C. Bukti Langsung (Direct Evidence), yaitu bukti yang menunjukkan fakta tanpa
kesimpulan ataupun anggapan..
D. Bukti Tidak Langsung (Circumtantial Evidence), yaitu bukti yang cenderung untuk
menetapkan suatu fakta dengan pembuktian fakta lain yang setaraf dengan fakta utama
E. Bukti Pendukung (Corraborative Evidence), yaitu merupakan bukti tambahan dari suatu
karakter yang berbeda tetapi digunakan untuk tujuan yang sama,

A. Jenis-Jenis Kertas Kerja


1. Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk pemeriksaan elemen-elemen tertentu.
Auditor menyebutkan dalam program audit :
a. Pemeriksaan yang harus diikuti dalam melakukan verifikasi setiap elemen
yang tercantum dalam laporan keuangan
b. Tanggal pelaksanaan prosedur audit
c. Paraf pelaksana prosedur audit
d. Penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan auditor
2. Working Trial Balance
3. Jurnal Penyesuaian dan Pengklasifikasian Kembali
4. Daftar Pendukung
5. Daftar Utama
6. Memorandum Audit dan Dokumentasi Informasi Audit

B. Manfaat Kertas Kerja


1. Sebagai pendukung utama atas laporan pemeriksaan akuntan.
2. Sebagai alat untuk mengkoordinasikan dan mengorganisasi semua tahap
pemeriksaan
3. Menguatkan simpulan-simpulan auditor dan kompetensi auditnya.
4. Sebagai bukti bahwa pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan norma pemeriksaan
yang berlaku.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pemeriksaan yang akan datang.

C. Cara Membuat Kertas Kerja Yang Baik

4
Kecakapan teknis dan keahlian profesional seorang auditor independen agar tercermin pada
kertas kerja yang dibuatnya. Untuk memenuhi tujuan ini ada lima faktor cara membuat kertas
kerja yang baik yang harus diperhatikan, yaitu:
a) Lengkap.
Kertas kerja harus lengkap dalam arti:
Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan komposisi
semua data penting yang harus dicantumkan dalam kertas kerja.
Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan.

b) Teliti.
Dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan ketelitian dalam penulisan dan
perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.

c) Ringkas.
Kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan dengan tujuan
audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Analisis yang dilakukan oleh auditor harus
merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya merupakan penyalinan catatan klien
ke dalm kertas kerja.

d) Jelas.
Kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa kertas
kerja perlu diusahakan oleh auditor. Penyajian informasi secara sistematik perlu dilakukan.

e) Rapi.
Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja akan
membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan auditor
dalam memperoleh informasi dari kertas kerja tersebut.

5
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Tujuan dan Bukti Audit.

.2010. Jenis-Jenis Bukti Audit. http://warta-ekonomi.blogspot.com/2010/11/jenis-


jenis-bukti-audit.html

.2011. Bukti Audit. http://supriakuntansisy.blogspot.com/2011/05/bukti-audit.htm

.2012. Bukti Audit. http://eva-nurpitasari.blogspot.com/2012/06/bukti-audit.html

.2012. Bukti Audit. http://demonkamikazetuit.blogspot.com/2012/04/bukti-audit.html

Halim, Abdul. 2008. Auditing 1 (Dasar-dasar audit laporan keuangan). Yogyakarta :


Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

http://warta-ekonomi.blogspot.com/2009/11/tanggung-jawab-auditor-atas-kertas.html

http://maielvasundari.blogspot.com/2013/10/kertas-kerja-audit.html

http://b4ra.wordpress.com/2010/05/08/pertemuan-ke-9-kertas-kerja-2/

http://zetzu.blogspot.com/2010/10/kertas-kerja-audit.html

Halim, Abdul. 2008. Auditing 1 (Dasar-dasar audit laporan keuangan). Yogyakarta :


Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

Anda mungkin juga menyukai