Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Faringitis
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Faringitis
DENGAN FARINGITIS
Written on Aug-12-10 10:50am2010-08-11T20:50:46 - Not yet published to a wikizine
From: smart-fresh.blogspot.com
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian
Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang
tenggorok atau faring yang disebabkan oleh
bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.(Wikipedia.com)
2. Epidemiologi
Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi yang
paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di bawah 1
tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap
berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang diakibatkan
faringitis jarang terjadi,tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit ini.
3. Etiologi
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus,
termasuk virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV. Bakteri yang
menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium,
Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
4. Patofisiologi
Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian bila epitel
terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang dengan
infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian oedem dan
sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan cenderung menjadi
kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring
menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih, atau abu-abu terdapat pada folikel
atau jaringan limfoid. Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring
posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang dan membengkak sehingaa timbul
radang pada tenggorok atau faringitis.
5. Klasifikasi
Berdasarkan lama berlangsungnya
Faringitis akut, adalah radang tenggorok yang disebabkan oleh virus dan bakteri yaitu
streptokokus grup A dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil yang masih berwarna merah,
malaise, nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.Faringitis ini terjadinya masih
baru,belum berlangsung lama.
Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang lama, biasanya
tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorok.Faringitis
kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal dalam lingkungan
berdebu,menggunakan suara berlebihan, menderita batu kronik, dan kebiasan menkonsumsi
alcohol dan tembakau.Faringitis kronik dibagi menjadi 3, yaitu:
Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti membrane mukosa
Faringitis atrofi kemungkinan merupakan tahap lanjut dari jenis pertama (membrane tipis,
keputihan,licin dan pada waktunya berkerut)
Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada dinding faring
Berdasarkan agen penyebab
Faringitis Virus Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan Sering ditemukan nanah di tenggorokan
Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang
Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat Jumlah sel darah putih meningkat ringan
sampai sedang
Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar Pembengkakan ringan sampai sedang pada
kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif
untuk strep throat
Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium
6. Gejala Klinis
Penyakit ini cenderung akut dengan disertai demam yang tinggi, sakit kepala, rasa nyeri di perut
dan muntah-muntah. Tenggorokan terasa nyeri, amandel menjadi berwarna merah dan
membengkak. Pada anak yang sudah lebih besar, akan terlihat adanya lapisan seperti krim di atas
amandel (eksudat) yang tidak mengeluarkan darah bila disentuh. Kelenjar getah bening di leher
sering membengkak dan terasa nyeri bila ditekan. Berbeda dengan faringitis virus, penderita
faringitis streptokokus tidak mengalami rhinitis, suara serak atau batuk.
7. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : kemerahan pada faring,adanya pembengkakan di daerah leher
Palpasi : adanya kenaikan suhu pada bagian leher, adanya nyeri tekan
TTV : suhu tubuh mengalami kenaikan, nadi meningkat, dan napasnya cepat
8. Pemeriksaan diagnostic
Kultur dan uji resistensi
9. Diagnosis
Pemeriksaan serologic
Pemeriksaan sputum untuk mengetahui basil tahan asam
Fotothorak untuk melihat adanya tuberkolusis paru
Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasan serta mencari basil tahan asam di jaringan
11. Komplikasi
Penyakit ini, jika dibiarkan sampai menjadi berat, dapat menimbulkan radang ginjal
(glomerulonefritis akut), demam rematik akut, otitis media (radang telinga bagian tengah),
sinusitis, abses peritonsila dan abses retropharynx (radang di sekitar amandel atau bagian
belakang tenggorokan yang dapat menimbulkan nanah).
2. Diagnosa keperawatan
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan dengan sekret yang kental ditandai
dengan kesulitan dalam bernafas,
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesulitan
menelan
Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi
3. Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang Dengan kriteria
hasil: 1.nyeri pasien berkurang dari skala 5 menjadi 3
2.Pasien tidak tampak meringis
3.TTV normal
Nadi:60-100 x permenit
RR:16-20 x permenit
TD:100-140/60-90 mmHg
Suhu:36,8-37,2 C 1. Kaji ulang tingkat nyeri
2. Ajarkan teknik relaksasi
3. Kaji TTV
4. Kolaborasi dalam pemberian analgetik 1. Agar tepat dalam memilih tindakan untuk mengatasi
nyeri
2. Meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri
3. Untuk mengetahui keaadaan umum pasien
4. Untuk mengurangi nyeri
2. Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pasien dapat bernapas lancar
Dengan kriteria hasil:
1.Pasien dapat mengeluarkan sputum
2.Pasien mengatakan dapat bernapas dengan lancar
3. Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi
Dengan kriteria hasil:
1.Pasien mengatakan tidak sakit dalam menelan makanan
2.Pasien makan dengan lahap
3.Nafsu makan pasien meningkat
4.Pasien nampak lebih segar 1. Kaji intake makanan pasien
2. Anjurkan pasien untuk makan makanan yang tinggi kalori dan serat
3. kolaborasi dengan ahli gizi 1. Untuk mengetahui adanya peningkatan nafsu makan
2. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
3. Untuk mendapatkan menu makanan yang sesuai dengan kebutuhannya
4. Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pengetahuan pasien meningkat
Dengan kriteria hasil:
1.Pasien dapat menyebutkan kembali apa yang dijelaskan perawat
2.Pasien mengangguk dan nampak mengerti
3.Pasien mengatakan mengerti
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
2. Lakukan BHSP
3. Berikan Health Education
4. Lakukan evaluasi
1. Untuk mengetahui seberapa tahu pasien akan penyakitnya
2. Agar pasien percaya terhadap perawat
3. Untuk menambah pengetahuan dan informasi tentang penyakitnya
4. Untuk mengetahui daya tangkap pasien setelah diberikan HE
4. Evaluasi
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan
S : Pasien mengatakan nyerinya berkurang (penurunan skala nyeri)
O : Wajah pasien tampak relaks (tidak tampak meringis)
TTV normal
Nadi:60-100 x permenit
RR:16-20 x permenit
TD:100-140/60-90 mmHg
Suhu:36,8-37,2 C
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien
Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan dengan sekret yang kental ditandai
dengan kesulitan dalam bernafas
S : Pasien mengatakan dapat bernapas lancar
O : Pasien dapat mengeluarkan sputum
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Edisi 8. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Jual. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : EGC
Doenges, E. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC
Guyton, Arthur C., dkk. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. Et al. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Prima Medika
Situs internet (www.google.co.id)
Wikipedia.org