Anda di halaman 1dari 20

Rencana Reklamasi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 STATUS PERIZINAN


CV. Mega Makmur merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam
bidang usaha pertambangan batu granit/granodiorit. Adapun informasi rinci mengenai
perusahaan berikut kegiatan usahanya adalah seperti penjelasan di bawah ini.

Nama Perusahaan : CV. Mega Makmur


Jenis Badan Usaha : Perseroan Terbatas
Status Pemodalan : PMDN
Alamat Perusahaan : Dusun Sungai Dayak RT. 013/ RW. 006 Desa Peniraman
Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Pontianak Kalimantan
Barat.
Bidang Usaha : Pertambangan dan Pengolahan Batu Granit/Granodiorit
Jenis Perizinan : IUP Operasi Produksi Nomor 135 Tahun 2013
Masa Berlaku IUP : 3 Tahun (26 April 2013 s/d 1 Maret 2016)
Luas : 5 Hektar
Lokasi Penambangan : Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh,
Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat
Penanggung Jawab :
Perusahaan : Anwar Sutrisno
Tambang : -
Lingkungan : -

1.2 LUAS WILAYAH IUP DAN SARANA PENUNJANG DILUAR IUP


Luas areal pertambangan CV. Mega Makmur berdasarkan Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi Nomor 135 Tahun 2013 adalah seluas 5 Ha. Dari
luasan tersebut, lokasi yang digunakan sebagai front aktif penambangan (quarry) adalah
seluas 2 Ha, terdiri dari mine area atau lahan yang ditambang (quarry produksi) seluas

CV. Mega Makmur Page 1


Rencana Reklamasi

0,5 Ha dan lahan yang belum ditambang (quarry cadangan) seluas 0,5 Ha. Sedangkan
lahan yang digunakan untuk unit crushing plant adalah seluas 0,5 Ha dan stockpile
seluas 0,5.

Untuk lahan pendukung seperti pembangunan infrastruktur dan sarana


prasarana penunjang kegiatan pertambangan adalah seluas 0,7 Ha terdiri dari mess,
kantor, workshop, gudang handak, kolam penampungan, gudang dan ruang genset.
Sedangkan selebihnya yaitu seluas 0,3 Ha merupakan areal tidak produktif yang
digunakan untuk peruntukan lainnya seperti halaman, parkir dan lain-lain.

Peruntukan lahan tersebut di atas seluruhnya berada di dalam wilayah IUP


Operasi Produksi CV. Mega Makmur, sehingga tidak ada bangunan infrastruktur dan
sarana prasarana penunjang yang berada di luar wilayah IUP.

1.3 PERSETUJUAN UKL-UPL


Pengelolaan dan pemantauan lingkungan kegiatan pertambangan dan
pengolahan batu granit/granodiorit CV. Mega Makmur berdasarkan pada dokumen
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL) dan telah disetujui oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup dan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pontianak melalui surat rekomendasi
Nomor 660/483/BLHPBD-B tanggal 28 Desember 2011 perihal Rekomendasi atas
UKL-UPL Kegiatan Penambangan dan Pengolahan Batu Diorit dan Granodiorit Oleh
CV. Mega Makmur.

1.4 LOKASI DAN KESAMPAIAN WILAYAH


Secara administrasi, Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi produksi
CV. Mega Makmur dengan luas 5 Ha terletak di Desa Peniraman, Kecamatan Sungai
Pinyuh, Kabupaten Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Sedangkan secara geografis
memiliki batas-batas koordinat sebagaimana terlihat pada Tabel 1.1.

CV. Mega Makmur Page 2


Rencana Reklamasi

Lokasi penambangan CV. Mega Makmur dapat ditempuh dengan


menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua melalui jalur darat dari Kota
Pontianak menuju Desa Peniraman dengan waktu tempuh 45 menit dan dilanjutkan
menuju konsesi penambangan dengan waktu tempuh 10 menit. Kondisi prasarana
transportasi dari Kota Pontianak menuju Desa Peniraman merupakan jalan Provinsi
dengan kondisi jalan beraspal baik, sedangkan jalan menuju lokasi konsesi adalah jalan
pengerasan.

Tabel 1.1
Daftar Koordinat Wilayah IUP Operasi Produksi CV. Mega Makmur
No GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LU/LS)
Titik
BT LU/LS
1 109 7 51,7 BT 0 13 23,4 LU
2 109 7 55,3 BT 0 13 23,4 LU
3 109 7 55,3 BT 0 13 21,1 LU
4 109 7 57,5 BT 0 13 21,1 LU
5 109 7 57,5 BT 0 13 16 LU
6 109 7 56,3 BT 0 13 16 LU
7 109 7 56,3 BT 0 13 13 LU
8 109 7 55 BT 0 13 13 LU
9 109 7 55 BT 0 13 11,2 LU
10 109 7 50,4 BT 0 13 11,2 LU
11 109 7 50,4 BT 0 13 14,8 LU
12 109 7 53,6 BT 0 13 14,8 LU
13 109 7 53,6 BT 0 13 20 LU
14 109 7 51,7 BT 0 13 20 LU
(Sumber : SK IUP Operasi Produksi CV. Mega Makmur)

BAB II
TATA GUNA LAHAN SEBELUM DAN SESUDAH
DITAMBANG

CV. Mega Makmur Page 3


Rencana Reklamasi

2.1 TATA GUNA LAHAN SEBELUM DITAMBANG


Wilayah IUP Operasi Produksi CV. Mega Makmur telah disesuaikan dengan
Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 259/Kpts-II/2000 tentang
Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan di Wilayah Kalimantan Barat dan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor 936 Tahun 2013. Dengan demikian tata guna lahan wilayah
IUP Operasi Produksi CV. Mega Makmur sebelum ditambang secara keseluruhan
berstatus Areal Penggunaan Lain (APL) dan tidak ada yang berstatus kawasan hutan.

Tabel 2.1
Status Kawasan IUP Operasi Produksi CV. Mega Makmur
Persentase
No Status Kawasan Luas (Ha)
(%)
1 Hutan Lindung 0 0
2 Hutan Produksi Konservasi 0 0
3 Hutan Produksi Terbatas 0 0
4 Hutan Produksi 0 0
5 Areal Penggunaan Lain 8 100
Total 8 100

Pada saat ini, wilayah tambang IUP Operasi Produksi CV. Mega Makmur
sebagian besar ditumbuhi vegetasi yang masih cukup lebat. Umumnya jenis vegetasi
yang ada di sekitar lokasi kegiatan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu
vegetasi binaan/tanaman budidaya dan vegetasi semak belukar. Hasil pengamatan
memperlihatkan bahwa tipe vegetasi yang terdapat di lokasi kegiatan dan sekitarnya
merupakan vegetasi binaan yang terdiri dari persawahan, tanaman budidaya, ladang,
semak belukar dan alang-alang. Di samping itu, di sekitar lokasi tambang tersebut
sebagian merupakan daerah pemukiman.

2.2 TATA GUNA LAHAN SESUDAH DITAMBANG


Adapun rencana tata guna lahan setelah kegiatan pertambangan selesai adalah
memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu agar dapat berfungsi dan
berdaya guna sesuai peruntukannya serta mengembalikan kondisi lahan seperti
sebelumnya yaitu lokasi Areal Penggunaan Lain (APL) dan akan disesuaikan dengan
Dokumen UKL-UPL yang telah disetujui.

CV. Mega Makmur Page 4


Rencana Reklamasi

Adapun luas peruntukan lahan yang digunakan untuk kegiatan pertambangan


batu granit/granodiorit CV. Mega Makmur dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2.2
Luas Peruntukan Lahan Pertambangan Batu Granit/Granodiorit CV. Mega
Makmur
Luas Areal
No Penggunaan Lahan 2
M %
I Lahan Produksi
1 Lahan Quarry Produksi 15.000 18,75
2 Lahan Quarry Cadangan 25.000 31,25
3 Unit Crusher Plant 10.000 12,5
4 Stock Pile 10.000 12,5
5 Areal Tidak Produktif 19.000 23,75
II Lahan Pendukung
1 Mess 200 0,25
2 Work Shop 100 0,125
3 Kantor 100 0,125
4 Gudang Handak 200 0,25
5 Kolam Penampungan 200 0,25
6 Gudang 100 0,125
7 Ruang Genset 100 0,125
80.000 100

BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN

3.1 RENCANA PENAMBANGAN

3.1.1 Metode Penambangan

CV. Mega Makmur Page 5


Rencana Reklamasi

Pertambangan batu granit/granodiorit CV. Mega Makmur menggunakan sistem


penambangan terbuka (surface mining) yang secara lebih spesifik dengan metoda
quarry. Pemilihan metoda tersebut diantaranya didasarkan pada karakteristik spasial
endapan, sifat fisik batuan, kondisi geologi dan hidrogeologi serta sifat-sifat geoteknik
batuan.

Pada metode tersebut, CV. Mega Makmur melakukan kegiatan penambangan


dengan sistem peledakan yang mengharuskan untuk membongkar batuan induk secara
berjenjang atau bersifat vertikal. Oleh karenanya, pelaksanaan reklamasi dengan kondisi
metode penambangan seperti ini tidak dapat dilakukan setiap tahunnya. Kegiatan
reklamasi hanya dapat dilakukan pada saat lokasi quarry telah selesai ditambang atau
pada masa penutupan tambang (mine closure).

Aktivitas penambangan yang telah dilakukan CV. Mega Makmur meliputi


kegiatan land clearing & leveling (preparation), konstruksi tambang, pembangunan
infrastruktur dan sarana prasarana pendukung serta kegiatan penambangan. Secara
umum tahapan kegiatan penambangan batu granit/granodiorit CV. Mega Makmur dapat
dilihat pada diagram alir di bawah ini (Gambar 3.1).

Land preparation terdiri dari aktivitas clearing dan leveling untuk pekerjaan
sarana tambang dan infrastruktur. Hal ini dilakukan setelah pembebasan lahan selesai
dilakukan di daerah tersebut. Land preparation
Persiapan diikuti dengan top soil stripping dengan
Penambangan
menggunakan direct dozing oleh bulldozer, sementara waste removal dilakukan
terhadap overburden yang memiliki ketebalan tanah yang lebih besar.
Pengupasan Tanah Pucuk
dan Tanah Penutup

Penambangan
(Peledakan/penggalian, Pemuatan dan Pengangkutan)

Pengolahan dan Penumpukan


(Crushing dan Stockpilling)

CV. Mega Makmur Page 6


Pengangkutan dan Penjualan
ke Konsumen
Rencana Reklamasi

Gambar 3.1
Diagram Alir Kegiatan Penambangan Batu Granit/Granodiorit
CV. Mega Makmur

3.1.2 Rekapitulasi Cadangan


Hasil penghitungan cadangan potensi sumberdaya batu granit/granodiorit
CV. Mega Makmur diperoleh berdasarkan analisa kontur dan perhitungan cross section
dengan metode grid (gridding method) Krigging. Penghitungan jumlah cadangan
(mineable reserve) ini didapat setelah dilakukan kajian batas minimum penambangan
(pit limit), ketebalan tanah pucuk (top soil), ketebalan lapisan tanah penutup
(overburden) serta lahan non produktif yang tidak digunakan sebagai area penambangan
(mine area).
Berdasarkan rekapitulasi sumberdaya rencana strategis lima tahun pada
Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) CV. Mega Makmur, sisa
jumlamurh cadangan batu granit/granodiorit yang dapat ditambang (mineable reserve)
adalah sebesar 1.000.000 BCM.

3.1.3 Umur Tambang

Lamanya kegiatan operasi produksi pertambangan batu granit/granodiorit CV.


Mega Makmur ditentukan berdasarkan jumlah cadangan yang dapat ditambang
(mineable reserve) dan target produksi yang direncanakan oleh perusahaan setiap
tahunnya. Berdasarkan hasil perhitungan cadangan seperti yang telah disebutkan diatas
yaitu sebesar 1.000.000 BCM dan target produksi yang telah ditetapkan perusahaan
sebesar 54.000 BCM per tahun (4.500 BCM per bulan), maka lamanya kegiatan
penambangan atau umur tambang CV. Mega Makmur adalah 18,5 Tahun.

CV. Mega Makmur Page 7


Rencana Reklamasi

3.2 RENCANA PENIMBUNAN

Sebagai persediaan untuk reklamasi dan pemeliharaan lahan, maka zona


pengakaran atau top soil akan ditempatkan pada lokasi penimbunan yang telah
disediakan. Lokasi ini terletak tidak jauh dari lokasi tambang dan aman dari gangguan
erosi. Sedangkan bahan galian hasil dari proses penambangan (kegiatan peledakan)
akan langsung diangkut dan dibawa menuju unit crushing plant. Hasil olahan batu
granit/granodiorit pada unit crushing plant tersebut kemudian akan ditempatkan pada
lahan stockpile yang telah disediakan dengan luasan 0,5 Ha.

3.3 RENCANA JALAN

Kegiatan awal yang akan dilaksanakan pada saat akan memulai proses
pembukaan lahan tambang yaitu membangun akses jalan menuju lokasi
penambangan/front aktif penambangan ke daerah infrastruktur yang akan dibangun
seperti unit crushing plant dan lokasi stockpile. Rencana akses jalan ini menggunakan
jalan yang sudah ada yang biasa digunakan oleh penduduk setempat dan telah dilakukan
perbaikan, pelebaran serta pengerasan jalan. Akses ini bersifat jalan non tambang yang
akan digunakan sebagai akses keluar masuk alat berat dan alat angkut ke lokasi
tambang.

Sedangkan pada wilayah tambang sendiri, akan dilakukan kegiatan


pembangunan 3 (tiga) jenis jalan yaitu jalan yang menghubungkan antar front
penambangan yang sifatnya temporary sesuai kebutuhan dan kemajuan tambang (mine
road), jalan utama pengangkutan (main haul road) dan jalan yang menghubungkan
lokasi tambang dengan infrastrukturnya. Dalam pembangunan jalan ini, diperlukan
aktivitas pemotongan lereng dan penimbunan lembah.

Jalan tambang perlu dirawat dengan baik untuk menjamin kelancaran operasi
pengangkutan dan lifetime dari ban. Alat-alat yang diperlukan untuk perawatan jalan
adalah grader dan truck penyiraman jalan. Karakteristik dimensi untuk jalan tambang
yang berada didalam areal penambangan antara lain :

CV. Mega Makmur Page 8


Rencana Reklamasi

Lebar minimal jalan adalah 3,5 x lebar dump truck 18 ton (dump truck dengan
ukuran terbesar), sehingga total lebar jalan yang dibutuhkan adalah 3,5 x 3 meter
= 10,5 meter 10 meter
Kemiringan jalan maksimum adalah 8 10 %
Turning radius minimal adalah 30 meter
Tinggi tanggul pengaman jalan adalah 2/3 x diameter roda dump truck terbesar
Super elevasi adalah 0,05 (m/m) atau beda elevasi sisi luar jalan pada belokan
dengan elevasi sisi dalam jalan 1,5 meter

Gambar 3.2
Model Jalan Tambang

3.4 RENCANA KOLAM SEDIMEN

Kolam sedimen digunakan sebagai fasilitas penampung air limpasan hujan


yang turun ke permukaan front penambangan. Untuk mengalirkan air limpasan hujan ke
kolam sedimen tersebut maka perlu dibuat saluran penirisan/drainase. Saluran drainase
dibuat dengan maksud untuk memudahkan aliran air saat hujan sehingga tidak akan
merusak jalan dan lokasi penambangan. Dalam konteks ini, kolam penampungan yang
dibangun oleh CV. Mega Makmur memiliki luasan 200 m 2. Berikut ini gambaran
spesifikasi rekomendasi kolam pengendap (Tabel 3.1).

3.5 RENCANA INFRASTRUKTUR

CV. Mega Makmur Page 9


Rencana Reklamasi

Untuk mendukung kegiatan penambangan perlu dibangun sarana dan prasarana


pendukung seperti kantor, unit crushing plant, mess, gudang, base camp, workshop,
stockpile, gudang handak, ruang genset serta sarana penunjang lainnya seperti pos jaga,
sarana listrik, sarana air bersih dan lain-lain. Infrastruktur yang akan dibangun di CV.
Mega Makmur dapat dilihat pada Tabel 2.2 diatas.

Tabel 3.1
Spesifikasi Rekomendasi Kolam Pengendap

NO PARAMETER REKOMENDASI

1 Lokasi Kolam Kolam pengendap ditempatkan di lokasi yang berpotensi mencemarkan air
yang mengalir ke sungai-sungai
Jumlah minimal kolam untuk tiap lokasi adalah 1 kolam, namun dapat dibuat
2 kolam apabila lokasi tersebut memerlukan penanganan sedimentasi yang
intensif
Gunakan coagulant/floculant seperti tawas, poly aoluminate chlorite (PAC)
atau Nalco 8100 untuk mengurangi total suspended soils (TSS)
2 Geometri Kolam Didesain untuk meminimalisasi short circuiting dan dead storage area
Bentuk kolam panjang dan sempit
Perbandingan panjang terhadap lebar kolam adalah 4 :1
Gunakan level bawah kolam sebagai fasilitas sedimentasi
3 Kedalaman Kolam Kedalaman kolam antara 1 sampai 2 meter
Hindari kedalaman kolam kurang dari 1 meter atau lebih dari 2 meter
Kolam didesain agar memudahkan akses untuk perawatannya
Sedimen yang sudah terendap dibuang keluar untuk menjaga kapasitas kolam
4 Volume Kolam Pada kondisi ideal, partikel yang berukuran seperti silt akan mengendap ke
dasar kolam (2 meter) dalam waktu 6,5 jam
Kolam didesain untuk menampung air buangan sebanyak 0,03 m3/m2 area
terganggu
5 Lereng dan Tanggul Kemiringan lereng bagian dalam kolam dibuat dengan perbandingan 3 : 1
(H : P) atau lebih datar
Kemiringan tanggul bagian luar dibuat dengan perbandingan 2 : 1 (H : V)
atau lebih datar
Tinggi tanggul adalah 1 meter dan lebar 4 meter
6 Inlet, Lintasan Air dan Lokasi inlet dan outlet dibuat terpisah dengan jarak sejauh mungkin untuk
Outlet tiap-tiap kolam
Jika letak inlet dan outlet tidak bisa berlawanan satu sama lain pada bagian
akhir kolam gunakan pengatur untuk mengarahkan air mengalir terpisah
antara inlet dan outlet
Gunakan energy disspater (penghambat energy) untuk menyebarkan aliran
dan mengurangi kecepatan air yang masuk ke kolam
Pengaturan letak inlet, lintasan air dan outlet adalah untuk mengurangi erosi
7 Pelapis (Liner) Gunakan pelapis seperti concrete untuk konstruksi kolam atau lapukan
pelapisan apabila system awal yang digunakan water loss yang terlalu
besar
8 Keselamatan (safety) Sediakan langkah-langkah tindakan pencegahan terhadap hal-hal yang
membahayakan keselamatan meliputi pemasangan tanda-tanda bahaya dan
pemasangan pagar pembatas

CV. Mega Makmur Page 10


Rencana Reklamasi

9 Perawatan Kolam Perawatan kolam dilakukan secara regular dengan cara mengeruk kolam-
kolam pengendap dengan menggunakan kapal keruk (dredgeri) atau long
arm excavator untuk memaksimalkan kapasitas kolam pengendap

BAB IV
PROGRAM REKLAMASI

4.1 RENCANA REKLAMASI

Rencana reklamasi lahan bekas tambang akan disinkronkan dengan kemajuan


penambangan. Pelaksanaan reklamasi ini mengacu pada dokumen Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dimana
seluruh lahan yang terganggu akibat kegiatan penambangan akan dikembalikan
sebagaimana fungsi aslinya yaitu lokasi Area Penggunaan Lain dan setidaknya dapat
memenuhi fungsi ekologis. Rencana reklamasi ini meliputi timbunan tanah/batuan
penutup, jalan tambang dan non tambang yang tidak digunakan lagi, bekas kolam
pengendapan dan fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan penambangan.

Pelaksanaan reklamasi yang dilakukan pada fasilitas infrastruktur tambang


yang dapat dimanfaatkan masyarakat/pemerintah daerah seperti jalan, bangunan kantor
dan sarana air bersih akan diserahkan kepada masyarakat setempat atau pemerintah
daerah itu sendiri. Sedangkan peralatan tambang yang masih dapat dimanfaatkan akan
dipindahkan ke kantor pusat atau ke lokasi tambang yang lain.

Areal prasarana tambang akan dibersihkan dari peralatan atau bangunan yang
tidak dapat difungsikan lagi. Bangunan bekas kolam sedimen akan di bongkar atau
dapat juga diserahkan kepada masyarakat setempat sebagai wadah penampungan air
bersih atau kolam penampungan ternak ikan. Kemudian setelah itu areal ini akan
dilakukan reklamasi penambangan dan direvegetasi.

CV. Mega Makmur Page 11


Rencana Reklamasi

Adapun pekerjaan revegetasi yang dilakukan pada kegiatan reklamasi ini


adalah menata kembali lahan yang terganggu, pengembalian tanah pucuk, mengatur
permukaan lahan agar sesuai dengan topografi yang diinginkan pada pasca tambang
sehingga kondisinya stabil dan selanjutnya ditanami dengan jenis tanaman cepat tumbuh
(MPTS atau Multi Purpose Trees Species), tanaman buah dan tanaman lokal setempat.
Kegiatan penyempurnaan dan pemeliharaan hasil reklamasi pada penutupan tambang
perlu dilakukan untuk menjaga habitat dan ekosistem alami.

Mengingat bahwa lokasi yang digunakan sebagai front aktif penambangan


pada CV. Mega Makmur sangat kecil yaitu 2 Ha dan penggunaan metode
penambangan quarry dengan sistem peledakan yang mengharuskan untuk membongkar
batuan induk secara berjenjang atau penambangan bersifat vertikal maka pelaksanaan
reklamasi untuk kondisi seperti ini tidak dapat dilakukan setiap tahunnya.

Demikian juga halnya dengan fasilitas infrastruktur tambang yang meliputi


unit crushing plant, jalan tambang, stockpile, mess, workshop, kantor, gudang handak,
kolam penampungan, gudang dan ruang genset, seluruhnya akan dioperasikan dalam
jangka waktu yang lama hingga masa penutupan tambang.

Dengan demikian program rencana reklamasi untuk 5 (lima) tahun pertama


pada lahan front aktif penambangan (quarry) dan fasilitas infrastruktur penambangan
batu granit/granodiorit CV. Mega Makmur belum dapat dilaksanakan sepenuhnya.
Kegiatan reklamasi dengan kondisi seperti ini akan dilakukan pada pasca tambang atau
masa penutupan tambang (mine closure). Berikut rekapitulasi rencana reklamasi
kegiatan penambangan batu granit/granodiorit CV. Mega Makmur periode Tahun 2014 -
2108 (Tabel 4.1).

Tabel 4.1
Rekapitulasi Rencana Reklamasi CV. Mega Makmur
Tahun 2014 - 2018
No Deskripsi 2014 2015 2016 2017 2018
1 Lahan yang dibuka (Ha)
a.Daerah yang ditambang/mine area (Ha) 2 2 2 2 2
b.Daerah di luar tambang/infrastruktur (Ha)
- Unit Crushing Plant 1 - - - -

CV. Mega Makmur Page 12


Rencana Reklamasi

- Stockpile 0,5 - - - -
- Mess 0,02 - - - -
- Workshop 0,01 - - - -
- Kantor 0,01 - - - -
- Gudang Handak 0,02 - - - -
- Kolam Penampungan 0,02 - - - -
- Gudang 0,01 - - - -
- Ruang Genset 0,01 - - - -
- Lain-lain (Areal non produktif) 0,3 - - - -
2 Penambangan
a.Lahan front aktif penambangan (Ha) 4 4 4 4 4
b.Lahan selesai ditambang (Ha) - - - - -
3 Penimbunan
a.Di bekas lahan tambang (Ha) - - - - -
b.Di luar bekas tambang (Ha) - - - - -
c.Volume yang ditimbun di bekas tambang (m3) - - - - -
d.Volume yang ditimbun di luar bekas tambang (m3) - - - - -
4 Reklamasi
a.Penatagunaan lahan
- Pengaturan permukaan lahan (Ha) - - - - -
- Penebaran tanah zona perakaran (Ha) - - - - -
- Pengendalian erosi dan pengelolaan air - - - - -
b.Revegetasi
- Luas revegetasi (Ha) - - - - -
- Analisa kualitas tanah (sample) - - - - -
- Pemupukan (Ha) - - - - -
- Pengadaan bibit (batang dan/ kg) - - - - -
- Penanaman (batang) - - - - -
- Pemeliharaan tanaman (Ha) - - - - -
5 Pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan (Ha) 0 0 0 0 0

4.2 TEKNIK REKLAMASI DAN ALAT YANG DIGUNAKAN

Revegetasi dilakukan melalui tahapan kegiatan penyusunan rancangan teknis


tanaman, persiapan lapangan, pengadaan bibit/persemaian, pelaksanaan penanaman dan
pemeliharaan tanaman. Revegetasi ditujukan untuk pemulihan vegetasi yang hilang
selama aktivitas penambangan pada areal yang terganggu di permukaan tanah.

Revegetasi dilakukan oleh CV. Mega Makmur dengan tujuan :


Mencegah terjadinya erosi dan mengurangi terbentuknya endapan. Hal ini
dilakukan dengan penanaman spesies tumbuhan yang cepat tumbuh.
Dalam jangka panjang membentuk ekosistem hutan yang mirip dengan ekosistem
asli. Ini menunjukkan komitmen perusahaan kepada pemerintah serta memberikan
kesempatan sebesar-besarnya untuk mencapai kestabilan lahan jangka panjang.

CV. Mega Makmur Page 13


Rencana Reklamasi

Rancangan teknis tanaman adalah rencana detil kegiatan revegetasi yang


menggambarkan kondisi lokasi, jenis tanaman yang akan ditanam, uraian jenis
pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya dan tata
waktu pelaksanaan kegiatan. Rancangan tersebut disusun berdasarkan hasil analisis
kondisi biofisik dan sosial ekonomi setempat. Kondisi geofisik meliputi topografi
bentuk lahan, iklim, hidrologi, kondisi vegetasi awal dan vegetasi asli. Sedangkan
kondisi sosial ekonomi yang perlu mendapat perhatian antara lain kondisi demografi,
sarana dan prasarana serta eksesbilitas yang ada.

Diutamakan jenis tanaman yang dipilih dapat diarahkan pada penanaman jenis
tumbuhan asli. Jenis tanaman lain yang bisa dijadikan pilihan adalah jenis tanaman
cepat tumbuh (MPTS atau Multi Purpose Trees Species), tanaman buah dan tanaman
lokal setempat.

Pelaksanaan reklamasi lahan bekas tambang yang dilakukan dengan cara


revegetasi memiliki tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan dan penataan lahan (regrading).
meliputi pengamatan lahan bekas tambang, pengaturan bentuk permukaan lahan
agar sesuai dengan topografi yang diinginkan pada pasca tambang, termasuk
pembuatan saluran air untuk mengalirkan air agar menuju ke tempat pengendapan
sedimen (check dam).
2. Pengendalian erosi dan sedimentasi.
Meliputi minimalisasi areal terganggu, membatasi/mengurangi kecepatan air
limpasan, meningkatkan infiltrasi (resapan air tanah) dan pengelolaan air yang
keluar dari lokasi penambangan.
3. Pengelolaan dan pengembalian tanah pucuk.
tanah pucuk diambil dari lokasi penimbunan pada kegiatan stripping dengan alat
dozer shovel kemudian diangkut dengan dump truck dan ditebarkan pada daerah
yang akan di reklamasi dengan alat bulldozer.
4. Penggalian lubang tanam
Penggalian lubang tanam dan penanaman dilakukan secara manual.
Jarak tanam 3 x 3 meter atau sekitar 1.100 pohon per hektar.
5. Pembibitan, Penanaman dan Perawatan
Pembibitan dilakukan di tempat pembibitan (nursery) dengan menggunakan
kantong plastik (polybag). Penanaman di lahan bekas tambang dilakukan setelah

CV. Mega Makmur Page 14


Rencana Reklamasi

umur bibit mencapai 3 4 bulan dan pemupukan dilakukan setiap 3 6 bulan


sekali hingga umur tanaman mencapai 2 tahun.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan tanah pucuk antara lain :
1. Penggunaan profil tanah dan identifikasi pelapisan tanah tersebut sampai endapan
bahan galian.
2. Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan ditempatkan pada
tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya dan timbunan tanah pucuk tidak melebihi
dari 2 meter.
3. Pembentukan lahan sesuai dengan susunan lapisan tanah semula dengan tanah
pucuk ditempatkan paling atas dengan ketebalan minimal 0,15 meter.
4. Pengupasan tanah sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan basah untuk
menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah.
5. Penentuan daerah prioritas yaitu daerah yang sangat peka terhadap erosi sehingga
perlu penanganan konservasi tanah dan pertumbuhan tanaman dengan segera.
6. Penempatan tanah pucuk pada jalur penanaman.
7. Jumlah tanah pucuk yang terbatas (sangat tipis) dapat dicampur dengan tanah
bawah (sub soil).
8. Dilakukan penanaman langsung dengan tanaman penutup (cover crop) yang cepat
tumbuh dan menutup permukaan.
9. Hal yang perlu dihindari dalam memanfaatkan tanah pucuk adalah apabila :
Sangat berpasir (70% pasir atau kerikil)
Sangat berlempung (60% lempung)
Mempunyai pH < 5 atau > 8
Mengandung Khlorida 3%
Mempunyai electrical conductivity (ec) 400 miliseimens/meter.

Untuk menunjang keberhasilan reklamasi biasanya digunakan peralatan-


peralatan seperti dozer shovel, bulldozer, excavator, dump truck, traktor, back hoe,
sekop, cangkul, dan lain-lain. Disamping itu jika dibutuhkan perlu juga dibuat sarana
pengendali erosi seperti check dump, settling pond, susunan karung pasir, tanggul,
susunan jerami, bronjong, turap, pagar keliling dan beton pelat baja untuk menghindari
kecelakaan dan lain-lain. Hal-hal tersebut diatas adalah teknik mereklamasi yang
digunakan pada lahan di permukaan tanah setelah lahan tersebut selesai dimanfaatkan.

CV. Mega Makmur Page 15


Rencana Reklamasi

Jenis tanaman yang digunakan disesuaikan dengan peruntukan lahan, untuk


jenis tanaman MTPS/Multi Purpose Tree Species antara lain :
1. Sengon (paraserianthes falcataria)
2. Albizia (albizia falcataria)
3. Mahoni (swietenia mahagoni), dan
4. Jabon (anthocephalus cadamba)

Tanaman buah/produksi antara lain :


1. Nangka (arthocarpus heterophyllus)
2. Jengkol (phitellobium jiringa)
3. Manggis (garciona mangostana)
4. Tengkawang (shorea micrantha), dan
5. Karet (hevea brasiliensis)

Sedangkan tanaman lokal/vegetasi binaan/tanaman budidaya seperti tertera


dalam UKL-UPL, antara lain :
1. Persawahan
2. Kebun kelapa
3. Durian (durio zibethinus)
4. Karet (hevea brasiliensis)
5. Jagung (zea mays)
6. Singkong (manihot ufflissima)
7. Papaya (carica papaya)
8. Mangga (mangifera indica)
9. Rambutan (nephelium lappaceum)
10. Pisang (musa paradisiaca), dan
11. Lain-lain
4.3 PEMELIHARAAN

Seperti telah dijelaskan diatas bahwa kegiatan reklamasi lahan bekas tambang
dan infrastruktur akan dilakukan pada masa penutupan tambang. Oleh karena itu,
tingkat keberhasilan program reklamasi pada penutupan tambang dari semua metode
penanaman akan berkurang jika tidak dilakukan pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan
tanaman tersebut dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tanaman sedemikian rupa
sehingga dapat diwujudkan kondisi optimal bagi pertumbuhan tanaman.

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan pada tahun pertama yaitu kegiatan


penyulaman, pengendalian gulma, penyiangan, pendangiran dan pemupukan.

CV. Mega Makmur Page 16


Rencana Reklamasi

Sedangkan pada tahun kedua dilakukan kegiatan berupa penyiangan, pengendalian


gulma, pendangiran dan pemupukan. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati
atau rusak dan tidak sehat untuk memperoleh prosentase tumbuh tanaman > 95% dan
harus dilakukan 15 30 hari sesudah penanaman. Pengendalian gulma bertujuan untuk
mengurangi atau memperkecil persaingan akar antara tanaman pokok dengan tanaman
pengganggu. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual berupa penyiangan
dan atau proses kimiawi berupa penyemprotan bahan kimia/herbisida tergantung pada
kondisi lapangan, keadaan tanah, jenis gulma dan jenis tanaman. Pemupukan
dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tanaman dan peningkatan riap. Dalam
menentukan jenis, dosis dan waktu pemupukan perlu pertimbangan jenis tanaman dan
kesuburan tanahnya serta terlebih dahulu dilakukan analisa tanah.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara kimiawi hanya dilakukan


pada keadaan yang sangat mendesak, yang cenderung menggagalkan rehabilitasi hutan
secara keseluruhan. Pengendalian tersebut dilakukan dengan mengikuti petunjuk
penggunaan secara tepat dan benar. Pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi
tidak dibenarkan pada kawasan pelestarian alam.

Kebakaran hutan dapat menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan tegakan,


produktivitas dan kualitas tanaman. Beberapa usaha pencegahan terhadap kebakaran
hutan yang dapat dilakukan antara lain pembersihan lahan dari bahan yang mudah
terbakar, memilih jenis tanaman yang tahan kebakaran dan memberikan penerangan dan
penyuluhan tentang pencegahan dan penanganan kebakaran kepada masyarakat sekitar.
Sedangkan pencegahan terhadap penggembalaan liar dilakukan melalui penerangan dan
penyuluhan, pemberian bibit makanan ternak dan apabila dianggap perlu dapat
dilakukan pembuatan pagar tanaman.

CV. Mega Makmur Page 17


Rencana Reklamasi

BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI

Rencana biaya reklamasi terbagi menjadi 2 yaitu biaya langsung dan biaya
tidak langsung. Biaya langsung kegiatan reklamasi terdiri dari biaya penatagunaan lahan
dan biaya revegetasi. Biaya penatagunaan lahan meliputi biaya pengaturan lahan, biaya
penebaran tanah pucuk serta biaya pengendalian erosi dan pengelolaan air. Sedangkan
biaya revegetasi meliputi biaya analisa kualitas tanah, biaya pemupukan, biaya
pengadaan bibit, biaya penanaman dan biaya pemeliharaan tanaman.

CV. Mega Makmur Page 18


Rencana Reklamasi

Komponen biaya tidak langsung merupakan biaya tambahan dari biaya


langsung (mengacu pada biaya langsung) berdasarkan format dalam Permen ESDM
Nomor 18 Tahun 2008. Biaya tidak langsung kegiatan reklamasi terdiri dari biaya
mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5% dari biaya langsung, biaya perencanaan
reklamasi sebesar 2% - 10% dari biaya langsung, biaya administrasi dan keuntungan
kontraktor sebesar 3% - 14% dari biaya langsung serta biaya supervisi sebesar 2% - 7%
dari biaya langsung.

Namun demikian seperti yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya di atas,
kegiatan rencana reklamasi untuk 5 (lima) tahun pertama (2014-2018) pada lahan front
aktif penambangan (quarry) dan fasilitas infrastruktur penambangan batu
granit/granodiorit CV. Mega Makmur tidak dapat dilaksanakan setiap tahunnya.
Kegiatan program reklamasi tersebut akan dilakukan pada pasca tambang atau masa
penutupan tambang (mine closure). Sehingga dengan demikian komponen-komponen
biaya yang disebutkan di atas belum dapat diterapkan secara utuh. Besaran komponen
biaya tersebut nantinya akan muncul pada Dokumen Pasca Tambang.

Berikut rekapitulasi rencana biaya reklamasi kegiatan penambangan batu


granit/granodiorit CV. Mega Makmur periode Tahun 2014 - 2108 (Tabel 5.1).

Tabel 5.1
Rencana Biaya Reklamasi Tahun 2014 - 2018
2014 2015 2016 2017 2018
DESKRIPSI
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Biaya langsung
a. Biaya penatagunaan lahan
1). Biaya pengaturan lahan - - - - -
2). Biaya penebaran tanah pucuk - - - - -
3). Biaya pengendalian erosi dan pengelolaan air - - - - -

b. Biaya revegetasi
1). Biaya analisa kualitas tanah - - - - -
2). Biaya pemupukan - - - - -
3). Biaya pengadaan bibit - - - - -
4). Biaya penanaman - - - - -
5). Biaya pemeliharaan tanaman - - - - -

c. Biaya untuk pekerjaan sipil sesuai dengan peruntukannya 0 0 0 0 0

Sub Total 1 0 0 0 0 0

2. Biaya Tidak Langsung


a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi - - - - -

CV. Mega Makmur Page 19


Rencana Reklamasi

b. Biaya perencanaan reklamasi - - - - -


c. Biaya administrasi dan keuntungan kontraktor - - - - -
d. Biaya supervisi - - - - -

Sub Total 2 0 0 0 0 0

TOTAL 0 0 0 0 0

CV. Mega Makmur Page 20

Anda mungkin juga menyukai