BAB I
PENDAHULUAN
0,5 Ha dan lahan yang belum ditambang (quarry cadangan) seluas 0,5 Ha. Sedangkan
lahan yang digunakan untuk unit crushing plant adalah seluas 0,5 Ha dan stockpile
seluas 0,5.
Tabel 1.1
Daftar Koordinat Wilayah IUP Operasi Produksi CV. Mega Makmur
No GARIS BUJUR (BT) GARIS LINTANG (LU/LS)
Titik
BT LU/LS
1 109 7 51,7 BT 0 13 23,4 LU
2 109 7 55,3 BT 0 13 23,4 LU
3 109 7 55,3 BT 0 13 21,1 LU
4 109 7 57,5 BT 0 13 21,1 LU
5 109 7 57,5 BT 0 13 16 LU
6 109 7 56,3 BT 0 13 16 LU
7 109 7 56,3 BT 0 13 13 LU
8 109 7 55 BT 0 13 13 LU
9 109 7 55 BT 0 13 11,2 LU
10 109 7 50,4 BT 0 13 11,2 LU
11 109 7 50,4 BT 0 13 14,8 LU
12 109 7 53,6 BT 0 13 14,8 LU
13 109 7 53,6 BT 0 13 20 LU
14 109 7 51,7 BT 0 13 20 LU
(Sumber : SK IUP Operasi Produksi CV. Mega Makmur)
BAB II
TATA GUNA LAHAN SEBELUM DAN SESUDAH
DITAMBANG
Tabel 2.1
Status Kawasan IUP Operasi Produksi CV. Mega Makmur
Persentase
No Status Kawasan Luas (Ha)
(%)
1 Hutan Lindung 0 0
2 Hutan Produksi Konservasi 0 0
3 Hutan Produksi Terbatas 0 0
4 Hutan Produksi 0 0
5 Areal Penggunaan Lain 8 100
Total 8 100
Pada saat ini, wilayah tambang IUP Operasi Produksi CV. Mega Makmur
sebagian besar ditumbuhi vegetasi yang masih cukup lebat. Umumnya jenis vegetasi
yang ada di sekitar lokasi kegiatan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok yaitu
vegetasi binaan/tanaman budidaya dan vegetasi semak belukar. Hasil pengamatan
memperlihatkan bahwa tipe vegetasi yang terdapat di lokasi kegiatan dan sekitarnya
merupakan vegetasi binaan yang terdiri dari persawahan, tanaman budidaya, ladang,
semak belukar dan alang-alang. Di samping itu, di sekitar lokasi tambang tersebut
sebagian merupakan daerah pemukiman.
Tabel 2.2
Luas Peruntukan Lahan Pertambangan Batu Granit/Granodiorit CV. Mega
Makmur
Luas Areal
No Penggunaan Lahan 2
M %
I Lahan Produksi
1 Lahan Quarry Produksi 15.000 18,75
2 Lahan Quarry Cadangan 25.000 31,25
3 Unit Crusher Plant 10.000 12,5
4 Stock Pile 10.000 12,5
5 Areal Tidak Produktif 19.000 23,75
II Lahan Pendukung
1 Mess 200 0,25
2 Work Shop 100 0,125
3 Kantor 100 0,125
4 Gudang Handak 200 0,25
5 Kolam Penampungan 200 0,25
6 Gudang 100 0,125
7 Ruang Genset 100 0,125
80.000 100
BAB III
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
Land preparation terdiri dari aktivitas clearing dan leveling untuk pekerjaan
sarana tambang dan infrastruktur. Hal ini dilakukan setelah pembebasan lahan selesai
dilakukan di daerah tersebut. Land preparation
Persiapan diikuti dengan top soil stripping dengan
Penambangan
menggunakan direct dozing oleh bulldozer, sementara waste removal dilakukan
terhadap overburden yang memiliki ketebalan tanah yang lebih besar.
Pengupasan Tanah Pucuk
dan Tanah Penutup
Penambangan
(Peledakan/penggalian, Pemuatan dan Pengangkutan)
Gambar 3.1
Diagram Alir Kegiatan Penambangan Batu Granit/Granodiorit
CV. Mega Makmur
Kegiatan awal yang akan dilaksanakan pada saat akan memulai proses
pembukaan lahan tambang yaitu membangun akses jalan menuju lokasi
penambangan/front aktif penambangan ke daerah infrastruktur yang akan dibangun
seperti unit crushing plant dan lokasi stockpile. Rencana akses jalan ini menggunakan
jalan yang sudah ada yang biasa digunakan oleh penduduk setempat dan telah dilakukan
perbaikan, pelebaran serta pengerasan jalan. Akses ini bersifat jalan non tambang yang
akan digunakan sebagai akses keluar masuk alat berat dan alat angkut ke lokasi
tambang.
Jalan tambang perlu dirawat dengan baik untuk menjamin kelancaran operasi
pengangkutan dan lifetime dari ban. Alat-alat yang diperlukan untuk perawatan jalan
adalah grader dan truck penyiraman jalan. Karakteristik dimensi untuk jalan tambang
yang berada didalam areal penambangan antara lain :
Lebar minimal jalan adalah 3,5 x lebar dump truck 18 ton (dump truck dengan
ukuran terbesar), sehingga total lebar jalan yang dibutuhkan adalah 3,5 x 3 meter
= 10,5 meter 10 meter
Kemiringan jalan maksimum adalah 8 10 %
Turning radius minimal adalah 30 meter
Tinggi tanggul pengaman jalan adalah 2/3 x diameter roda dump truck terbesar
Super elevasi adalah 0,05 (m/m) atau beda elevasi sisi luar jalan pada belokan
dengan elevasi sisi dalam jalan 1,5 meter
Gambar 3.2
Model Jalan Tambang
Tabel 3.1
Spesifikasi Rekomendasi Kolam Pengendap
NO PARAMETER REKOMENDASI
1 Lokasi Kolam Kolam pengendap ditempatkan di lokasi yang berpotensi mencemarkan air
yang mengalir ke sungai-sungai
Jumlah minimal kolam untuk tiap lokasi adalah 1 kolam, namun dapat dibuat
2 kolam apabila lokasi tersebut memerlukan penanganan sedimentasi yang
intensif
Gunakan coagulant/floculant seperti tawas, poly aoluminate chlorite (PAC)
atau Nalco 8100 untuk mengurangi total suspended soils (TSS)
2 Geometri Kolam Didesain untuk meminimalisasi short circuiting dan dead storage area
Bentuk kolam panjang dan sempit
Perbandingan panjang terhadap lebar kolam adalah 4 :1
Gunakan level bawah kolam sebagai fasilitas sedimentasi
3 Kedalaman Kolam Kedalaman kolam antara 1 sampai 2 meter
Hindari kedalaman kolam kurang dari 1 meter atau lebih dari 2 meter
Kolam didesain agar memudahkan akses untuk perawatannya
Sedimen yang sudah terendap dibuang keluar untuk menjaga kapasitas kolam
4 Volume Kolam Pada kondisi ideal, partikel yang berukuran seperti silt akan mengendap ke
dasar kolam (2 meter) dalam waktu 6,5 jam
Kolam didesain untuk menampung air buangan sebanyak 0,03 m3/m2 area
terganggu
5 Lereng dan Tanggul Kemiringan lereng bagian dalam kolam dibuat dengan perbandingan 3 : 1
(H : P) atau lebih datar
Kemiringan tanggul bagian luar dibuat dengan perbandingan 2 : 1 (H : V)
atau lebih datar
Tinggi tanggul adalah 1 meter dan lebar 4 meter
6 Inlet, Lintasan Air dan Lokasi inlet dan outlet dibuat terpisah dengan jarak sejauh mungkin untuk
Outlet tiap-tiap kolam
Jika letak inlet dan outlet tidak bisa berlawanan satu sama lain pada bagian
akhir kolam gunakan pengatur untuk mengarahkan air mengalir terpisah
antara inlet dan outlet
Gunakan energy disspater (penghambat energy) untuk menyebarkan aliran
dan mengurangi kecepatan air yang masuk ke kolam
Pengaturan letak inlet, lintasan air dan outlet adalah untuk mengurangi erosi
7 Pelapis (Liner) Gunakan pelapis seperti concrete untuk konstruksi kolam atau lapukan
pelapisan apabila system awal yang digunakan water loss yang terlalu
besar
8 Keselamatan (safety) Sediakan langkah-langkah tindakan pencegahan terhadap hal-hal yang
membahayakan keselamatan meliputi pemasangan tanda-tanda bahaya dan
pemasangan pagar pembatas
9 Perawatan Kolam Perawatan kolam dilakukan secara regular dengan cara mengeruk kolam-
kolam pengendap dengan menggunakan kapal keruk (dredgeri) atau long
arm excavator untuk memaksimalkan kapasitas kolam pengendap
BAB IV
PROGRAM REKLAMASI
Areal prasarana tambang akan dibersihkan dari peralatan atau bangunan yang
tidak dapat difungsikan lagi. Bangunan bekas kolam sedimen akan di bongkar atau
dapat juga diserahkan kepada masyarakat setempat sebagai wadah penampungan air
bersih atau kolam penampungan ternak ikan. Kemudian setelah itu areal ini akan
dilakukan reklamasi penambangan dan direvegetasi.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Rencana Reklamasi CV. Mega Makmur
Tahun 2014 - 2018
No Deskripsi 2014 2015 2016 2017 2018
1 Lahan yang dibuka (Ha)
a.Daerah yang ditambang/mine area (Ha) 2 2 2 2 2
b.Daerah di luar tambang/infrastruktur (Ha)
- Unit Crushing Plant 1 - - - -
- Stockpile 0,5 - - - -
- Mess 0,02 - - - -
- Workshop 0,01 - - - -
- Kantor 0,01 - - - -
- Gudang Handak 0,02 - - - -
- Kolam Penampungan 0,02 - - - -
- Gudang 0,01 - - - -
- Ruang Genset 0,01 - - - -
- Lain-lain (Areal non produktif) 0,3 - - - -
2 Penambangan
a.Lahan front aktif penambangan (Ha) 4 4 4 4 4
b.Lahan selesai ditambang (Ha) - - - - -
3 Penimbunan
a.Di bekas lahan tambang (Ha) - - - - -
b.Di luar bekas tambang (Ha) - - - - -
c.Volume yang ditimbun di bekas tambang (m3) - - - - -
d.Volume yang ditimbun di luar bekas tambang (m3) - - - - -
4 Reklamasi
a.Penatagunaan lahan
- Pengaturan permukaan lahan (Ha) - - - - -
- Penebaran tanah zona perakaran (Ha) - - - - -
- Pengendalian erosi dan pengelolaan air - - - - -
b.Revegetasi
- Luas revegetasi (Ha) - - - - -
- Analisa kualitas tanah (sample) - - - - -
- Pemupukan (Ha) - - - - -
- Pengadaan bibit (batang dan/ kg) - - - - -
- Penanaman (batang) - - - - -
- Pemeliharaan tanaman (Ha) - - - - -
5 Pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan (Ha) 0 0 0 0 0
Diutamakan jenis tanaman yang dipilih dapat diarahkan pada penanaman jenis
tumbuhan asli. Jenis tanaman lain yang bisa dijadikan pilihan adalah jenis tanaman
cepat tumbuh (MPTS atau Multi Purpose Trees Species), tanaman buah dan tanaman
lokal setempat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan tanah pucuk antara lain :
1. Penggunaan profil tanah dan identifikasi pelapisan tanah tersebut sampai endapan
bahan galian.
2. Pengupasan tanah berdasarkan atas lapisan-lapisan tanah dan ditempatkan pada
tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya dan timbunan tanah pucuk tidak melebihi
dari 2 meter.
3. Pembentukan lahan sesuai dengan susunan lapisan tanah semula dengan tanah
pucuk ditempatkan paling atas dengan ketebalan minimal 0,15 meter.
4. Pengupasan tanah sebaiknya jangan dilakukan dalam keadaan basah untuk
menghindari pemadatan dan rusaknya struktur tanah.
5. Penentuan daerah prioritas yaitu daerah yang sangat peka terhadap erosi sehingga
perlu penanganan konservasi tanah dan pertumbuhan tanaman dengan segera.
6. Penempatan tanah pucuk pada jalur penanaman.
7. Jumlah tanah pucuk yang terbatas (sangat tipis) dapat dicampur dengan tanah
bawah (sub soil).
8. Dilakukan penanaman langsung dengan tanaman penutup (cover crop) yang cepat
tumbuh dan menutup permukaan.
9. Hal yang perlu dihindari dalam memanfaatkan tanah pucuk adalah apabila :
Sangat berpasir (70% pasir atau kerikil)
Sangat berlempung (60% lempung)
Mempunyai pH < 5 atau > 8
Mengandung Khlorida 3%
Mempunyai electrical conductivity (ec) 400 miliseimens/meter.
Seperti telah dijelaskan diatas bahwa kegiatan reklamasi lahan bekas tambang
dan infrastruktur akan dilakukan pada masa penutupan tambang. Oleh karena itu,
tingkat keberhasilan program reklamasi pada penutupan tambang dari semua metode
penanaman akan berkurang jika tidak dilakukan pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan
tanaman tersebut dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tanaman sedemikian rupa
sehingga dapat diwujudkan kondisi optimal bagi pertumbuhan tanaman.
BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI
Rencana biaya reklamasi terbagi menjadi 2 yaitu biaya langsung dan biaya
tidak langsung. Biaya langsung kegiatan reklamasi terdiri dari biaya penatagunaan lahan
dan biaya revegetasi. Biaya penatagunaan lahan meliputi biaya pengaturan lahan, biaya
penebaran tanah pucuk serta biaya pengendalian erosi dan pengelolaan air. Sedangkan
biaya revegetasi meliputi biaya analisa kualitas tanah, biaya pemupukan, biaya
pengadaan bibit, biaya penanaman dan biaya pemeliharaan tanaman.
Namun demikian seperti yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya di atas,
kegiatan rencana reklamasi untuk 5 (lima) tahun pertama (2014-2018) pada lahan front
aktif penambangan (quarry) dan fasilitas infrastruktur penambangan batu
granit/granodiorit CV. Mega Makmur tidak dapat dilaksanakan setiap tahunnya.
Kegiatan program reklamasi tersebut akan dilakukan pada pasca tambang atau masa
penutupan tambang (mine closure). Sehingga dengan demikian komponen-komponen
biaya yang disebutkan di atas belum dapat diterapkan secara utuh. Besaran komponen
biaya tersebut nantinya akan muncul pada Dokumen Pasca Tambang.
Tabel 5.1
Rencana Biaya Reklamasi Tahun 2014 - 2018
2014 2015 2016 2017 2018
DESKRIPSI
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Biaya langsung
a. Biaya penatagunaan lahan
1). Biaya pengaturan lahan - - - - -
2). Biaya penebaran tanah pucuk - - - - -
3). Biaya pengendalian erosi dan pengelolaan air - - - - -
b. Biaya revegetasi
1). Biaya analisa kualitas tanah - - - - -
2). Biaya pemupukan - - - - -
3). Biaya pengadaan bibit - - - - -
4). Biaya penanaman - - - - -
5). Biaya pemeliharaan tanaman - - - - -
Sub Total 1 0 0 0 0 0
Sub Total 2 0 0 0 0 0
TOTAL 0 0 0 0 0