Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Morfologi Koloni Bakteri

Leave a comment

LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PANGAN
(Morfologi Koloni Bakteri)

Dosen Pengampu : Zora Olivia, S.Farm., M.Farm, Apt.

Golongan E / Kelompok 3 :
1. Ilma Hadi Diatama (G42141723)
2. Saskia Yustisia Pangesti (G42141727)
3. Sri Sofiyah (G42141734)
4. Olivia Yusiana Ariestanti (G42141741)
5. Albani Nur Arofah (G42141750)
6. Dwi Faras Nur Amalia. (G42141761)
7. Yunia indah Puspita (G42141769)
8. Erisanti Octavia Rifai (G42141770)

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


JURUSAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI GIZI KLINIK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut bentuk dan struktur selnya makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu makhluk hidup
bersel banyak dan makhluk hidup bersel satu, makhluk ini tidak dapat terlihat dengan mata kita,
karena panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah atau daya lihat yang sangat
terbatas. Oleh karena itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati dan
pengamatan itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Morfologi suatu mikroba
dapat diperiksa dalam keadaan hidup maupun mati. Pemeriksaan morfologi ini penting untuk
mengenal nama bakteri, pengenalan sifat fisiologisnya yang kebanyakan merupakan faktor
penentu dalam mengenal nama spesies. Bagian-bagian sel dapat dilihat dengan terlebih dahulu
memberi warna dimana warna bisa bersifat asam, netral, maupun basa.
Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif
didasarkan pada perbedaan struktur dinging sel. Pada umumnya bakteri gram negatif lebih tahan
terhadap aktivitas antimikroba dibandingkan dengan bakteri gram positif. Perbedaan daya tahan
ini disebabkan karena perbedaan komponen penyusun dinding sel . Bakteri Gram positif
memiliki dinding sel yang terdiri dari 40 lapis rangka dasar murein, meliputi 30-70 % berat
kering dinding sel bakteri. Murein adalah senyawa yang tersusun dari N-asetil glukosamin dan
N-asetil asam muramat yang terikat oleh ikatan 1,4--glikosida. Senyawa lain penyusun dinding
sel gram positif adalah polisakarida yang terikat secara kovalen, dan asam teikoat yang sangat
spesifik. Sementara bakteri Gram negatif memiliki 1 lapis rangka dasar murein, dan hanya
meliputi + 10% dari berat kering dinding sel. Murein hanya mengandung diaminopemelat, dan
tidak mengandung lisin. Di luar rangka murein tersebut terdapat sejumlah besar lipoprotein,
lipopolisakarida, dan lipida jenis lain. Senyawa-senyawa ini merupakan 80 % penyusun dinding
sel. Asam teikoat tidak terdapat dalam dinding sel ini
identifikasi bakteri dapat berupa melihat morfologi koloni dan uji biokimia bakteri. Morfologi
bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur, warna koloni,dll. Oleh karena itu, dilakukan praktikum
ini untuk mengetahui teknik pewarnaan bakteri, morfologi koloni sehingga dapat mempernudah
untuk isdentifikasi bakteri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk morfologi dari koloni bakteri?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi koloni bakteri
1.4 Manfaat praktikum
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi koloni bakteri

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Definisi dan Struktur Bakteri


Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk,
2003). Sel bakteri amat beragam panjangnya; sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih
panjang daripada sel spesies yang lain (Alcamo, 2001).
Satuan ukuran bakteri ialah micrometer yang setara dengan 1/1000mm. bakteri yang paling
umum dipelajari di dalam praktikum mikrobiologi dasar berukuran kira-kira 0,5 1 x 2-5 m.
sebagai contoh, bakteri stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bola mempunyai diameter
yang berkisar dari 0,75 sampai 1,25 m. Bentuk batang yang berukuran rata-rata seperti bakteri
tifoid dan disentri mempunyai lebar 0,5-1 m dan panjang 2-3 m. Sel beberapa spesies bakteri
amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 m dan diameternya berkisar dari 0,1-0,2 m.
sekelompok bakteri yang dikenal sebagai mikoplasma, ukurannya khas amat kecil demikian
kecilnya sehingga hamper-hampir tak tampak di bawah mikroskop cahaya. Mereka juga
pleomorfik; yaitu morfologinya amat beragam. Ukurannya berkisar dari 0,1-0,3 m (Atlas,
1995).
2.1 Bentuk Bakteri
Sel-sel individu bakteri dapat berbentuk seperti elips, bola, batang, atau spiral.Masing-masing
ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu spesies. Sel bakteri yang berbentuk seperti
bola atau elips dinamakan kokus. Kokus mucul dalam beberapa penataan yang khas tergantung
pada spesiesnya. Sel berbentuk silindris atau batang dinamakan basilus.Ada banyak perbedaan
dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai spesies basilus. Ujung beberapa basilus
tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung cerutu.
Kadang-kadang basilus tetap saling melekat satu sama lainnya, ujung dengan ujung, sehingga
memberikan penampilan rantai (Funke et al, 2004).
Bakteri berbentuk spiral terutama dijumpai sebagai individu-individu sel yang tidak saling
melekat.Tercakup di dalam kelompok morfologis ini adalah spiroketa, beberapa diantaranya
menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi manusia.Individu-individu sel dari spesies yang
berbeda-beda menunjukkan perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam hal panjang, jumlah,
dan amplitudo spiralnya serta kekakuan dinding selnya. Sebagai contoh, beberapa spirilum
berukuran pendek, spiralnya berpilin ketat; yang lain sangat panjang dan menunjukkan sederetan
pelintiran dan lengkungan. Spiral yang pendek dan tidak lengkap disebut sebagai bakteri koma,
atau vibrio (Holt dan Bergey, 1994).
Bentuk bakteri dapat dilihat dalam gambar berikut.

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Tanggal : 18 September 2015
Pukul : 13.00-15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Analisa Gizi

3.2. Alat dan Bahan


a. Alat : Koloni counter, Loupe, Penggaris, Jarum Inokulasi
b. Bahan : 2 buah medium lempeng NA, bakteri E. Coli, bakteri Salmonella

3.3. Prosedur Kerja

BAB IV
HASIL
Tabel Pengamatan Bakteri

BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Pembahasan Kelompok 1


Pada praktikum kali ini membahas tentang Morfologi Koloni Bakteri. Praktikum ini menanam
bakteri pada sebuah medium padat yang telah dibuat sebelumnya. Bakteri yang diberikan adalah
bakteri E.colli dan Salmonella. Media yang digunakan adalah medium lempeng dan medium
miring. Untuk menanam baketri ini cukup mudah tetapi harus berhati-hati dan media harus tetap
steril. Untuk medium lempeng, cara menanam bakteri dengan arah zigzag dengan menggunakan
jarum inokulasi ujung lurus, medium tidak boleh tergores. Dan untuk medium miring cara
menanamkan bakteri dengan arah lurus. Untuk melihat hasilnya harus diinkubasi terlebih dahulu
pada suhu 37 derajat celcius setelah dibiarkan selama 124 jam atau 224 jam.
Pada koloni 1 dan koloni 2 morfologi koloninya sama. Warna koloni putih, bentuk koloni tidak
beraturn,tepi koloni berombak, elevasi koloni datar, suram, kepekatan koloni tidak pekat, asal
bakteri pada koloni 1 yaitu E.colli dan tipe pertumbuhan pada media miring berupa batang. Dan
asal bakteri pada koloni 2 yaitu S. Aureus tipe pertumbuhan pada media miring berupa batang.
Escherichia coli dapat tumbuh di medium nutrien sederhana, dan dapat memfermentasikan
laktosa dengan menghasilkan asam dan gas (Pelczar dan Chan, 2005:169). Suhu yang baik untuk
pertumbuhan bakteri ini adalah antara 80C-460C, tetapi suhu optimumnya adalah 370C. Oleh
karena itu, bakteri tersebut dapat hidup pada tubuh manusia dan vertebrata lainnya
(Dwidjoseputro, 1987:82).
Salmonella merupakan kuman gram negatif, tidak berspora dan panjangnya bervariasi.
Kebanyakan species bergerak dengan flagel peritrih. Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan
biasa tetapi tidak meragikan sukrosa dan laktosa. Kuman ini merupakan asam dan beberapa gas
dari glukosa dan manosa. Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang
lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium
tetrationat, dan natrium dioksikholat. Senyawa ini menghambat kuman koliform dan karena itu
bermanfaat untuk isolasi salmonella dari tinja.
5.2. Pembahasan Kelompok 2
Bakteri merupakan golongan prokariot. Salah satu karakteristik utama bakteri adalah ukuran,
bentuk, struktur, dan penataan selnya. Berbagai ciri inimencakup morfologi sel. Menurut
Darkuni (2001) dalam Pelozan dan Chan(1986) bahwa ukuran, bentuk, serta penataan
merupakan ciri morfologi kasar suatu spesies bakteri dan penampakan bagian-bagian struktur sel
bakteri yangdisebut struktur sel halus dan bukan lagi morfologi kasar. Beberapa sifatmorfologi
bakteri sangat penting dalam hubungannya dengan pertumbuhannya pada makanan dan
ketahanannya terhadap pengolahan makanan. Sifat-sifattersebut misalnya bentuk dan
pengelompokan sel, susunan dinding sel, pembentukan kapsul dan pembentukan endospora,
struktur bakteri serta sifat-sifatlainnya termasuk pembentukan flagella (Fardiaz, 1992).
Dalam praktikum ini pada kelompok 2 mengamati bakteri biarkan murni umur 124 jam. Sampel
bakteri media 1 diambil dari otoklaf. Dari masing-masing biakan bakteri tersebut ditentukan 1
koloni bakteri untuk diamati dan dibiakkan dalam medium. Dari masing-masing koloni bakteri
tersebutdiamati ciri-ciri morfologinya. Menurut Dwijoseputro (1987), sifat-sifat khusus suatu
koloni dalammedium padat pada agar-agar lempengan memiliki bentuk titik-titik, bulat,
berbenang, tak teratur, serupa akar, serupa kumparan. Permukaan koloni dapatdatar, timbul
mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbulmembukit, timbul berkawah. Tepi
koloni ada yang utuh, berombak, berbelah- belah, bergerigi, berbenang-benang dan keriting.
Bentuk sel koloninya berupakokus. Berdasarkan hasil pengamatan warna koloni putih, bentuk
koloni bulat,tepi koloni licin. Elevasi koloninya cembung, permukaannya mengkilap, diameter 1
mm, dan saat diambil dengan jarum inokulasi yang sudah disterilkan koloninya pekat.
Koloni sel bakteri merupakan sekelompok masa sel yang dapat dilihat dengan mata langsung.
Semua sel dalam koloni itu sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan koloni itu
sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan (progeny) satu mikroorganisme dan
karena itu mewakili sebagai biakan murni. Penampakan koloni bakteri dalam media lempeng
agar menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas, dapat dilihat dari bentuk keseluruhan
penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni. Dapat juga dilihat dari elevasi koloni bakteri
yang bisa berupa datar, timbul, cembung, sepertitetesan, seperti tombol, berbukit-bukit, tumbuh
ke dalam medium, dan seperti kawah (Kusnadi, 2003).
Koloni bakteri mempunyai bermacam-macam bentuk, diantaranya adalah berbentuk bundar,
bundar dengan tepian kerang, bundar dengan tepian timbul, keriput, konsentris, tak beraturan dan
menyebar, berbenang-benang, bentuk L, bundar dengan tepian menyebar, filliform, rizoid dan
kompleks. Tepian koloni bakteri ada yang licin, berombak, berlekuk, tak beraturan, sikat,
bercabang, seperti wol, seperti benang dan dan seperti ikat rambut. Sedangkan elevasinya ada
yang datar, timbul, cembung, seperti tombol, berbukit-bukit, tumbuh ke dalam medium dan
seperti kawah.
Populasi bakteri tumbuh sangat cepat ketika mereka disertakan dengan gizi dan kondisi
lingkungan yang memungkinkan mereka untuk berkembang. Melalui pertumbuhan ini, berbagai
jenis bakteri kadang-kadang akan menghasilkan koloni yang khas dalam penampilan. Beberapa
koloni mungkin akan berwarna, ada yang berbentuk lingkaran, sementara yang lain tidak teratur.
Karakteristik koloni (bentuk, ukuran, warna, dll) yang diistilahkan sebagai koloni morfologi
khas bagi tiap jenis bakteri.
Hasil dari pengamatan morfologi koloni adalah E-coli yang media datar warna koloni putih,
bentuk koloni komparan, tepi koloni berombak, elevasi koloni datar, suram, diameter (kosong),
kepekatan koloni tidak pekat. Pada media miring warna koloni putih, bentuk koloni serupa
tasbih, tepi koloni bundar, elevasi koloni datar, suram, diameter (kosong), kepekatan koloni tidak
pekat. Tipe pertumnuhan pada medium miring E-coli adalah batang. S. Aureus yang media datar
adalah warna koloni putih, bentuk koloni tak teratur, tepi koloni bergerigi, elevasi koloni datar,
suram, diameter (kosong), kepekatan koloni tidak pekat. Pada media miring warna koloni putih,
bentuk koloni serupa pedang, tepi koloni bundar, elevasi koloni datar, suram, diameter (kosong),
kepekatan koloni tidak pekat. Tipe pertumnuhan pada medium miring S aureus adalah batang.
Jumlah koloni yang ditemukan pada kedua cawan mempunyai jumlah yang sama yaitu sebesar 1
koloni. Hal ini disebabkan karena faktor nutrien yang mempengaruhi jumlah atau
perkembangbiakannya dari koloni bakteri. Agar dapat bertahan di alam mikroba (termasuk
bakteri) harus mampu tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, hal ini mungkin dicapai jika
bakteri tersebut dapat melakukan pengambilan nutrient secara efisien sebab di alam terjadi
persaingan memperebutkan nutrien yang jumlahnya terbatas (Ristiati, 2000).
5.3. Pembahasan Kelompok 3
Pada koloni 1 dan koloni 2 morfologi koloninya sama. Warna koloni putih, bentuk koloni tidak
beraturan, tepi koloni berombak, elevasi koloni datar, suram, kepekatan koloni tidak pekat, asal
bakteri pada koloni 1 yaitu E.colli dan tipe pertumbuhan pada media miring berupa bentu
pedang. Dan asal bakteri pada koloni 2 yaitu Salmonella tipe pertumbuhan pada media miring
berupa bentuk batang. Escherichia coli dapat tumbuh di medium nutrien sederhana, dan dapat
memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas (Pelczar dan Chan, 2005:169).
Suhu yang baik untuk pertumbuhan bakteri ini adalah antara 80C-460C, tetapi suhu optimumnya
adalah 370C. Oleh karena itu, bakteri tersebut dapat hidup pada tubuh manusia dan vertebrata
lainnya (Dwidjoseputro, 1987:82).
Salmonella merupakan kuman gram negatif, tidak berspora dan panjangnya bervariasi.
Kebanyakan species bergerak dengan flagel peritrih. Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan
biasa tetapi tidak meragikan sukrosa dan laktosa. Kuman ini merupakan asam dan beberapa gas
dari glukosa dan manosa. Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang
lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium
tetrationat, dan natrium dioksikholat. Senyawa ini menghambat kuman koliform dan karena itu
bermanfaat untuk isolasi salmonella dari tinja.

5.4. Pembahasan Kelompok 4


Bakteri merupakan mikroba bersel satu dengan ukuran 0,4-1,5 m dan mempunyai berbagai
macam bentuk mulai berbentuk bulat, panjang dan spiral (Widodo, 2003). Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya untuk mengidentifikasi koloni bakteri dan menghitung jumlah koloni
bakteri dilakukan dengan penanaman satu jenis bakteri pada media yang sudah dibuat
sebelumnya yaitu media datar dan media miring. Kali ini bakteri yang digunakan pada masing-
masing kelompok sama yaitu E-coli dan Salmonella yang ditanam pada masing-masing medium
baik media datar dan miring. Penanam bakteri dilakukan dengan cara menggoreskan pada media
bukan dengan cara ditusuk karena akan menyebabkan bakteri tidak dapat tumbuh dan rusak.
Setelah itu media yang sudah diisi dengan bakteri didiamkan selama 124 jam agar bentuk
koloni dapat terlihat. Kemudian dilakukan pengamatan morfologi koloni meliputi warna, bentuk,
tepi, elevasi koloni, mengkilat atau suram, diameter koloni, kepekatan koloni, dan jumlah koloni.
Dari hasil pengamatan dapat diperoleh hasil untuk kelompok 4 sebagai berikut :
E-coli, pada media datar koloni bakteri tersebut diperoleh warna putih, bentuk tak beraturan, tepi
koloni yang berombak, elevasi koloni yang datar, sifat mengkilat dan keruh. Sedangkan pada
media miring diperoleh warna putih, bentukserupa pedang, tepi koloni yang berombak, elevasi
koloni yang datar, sifat mengkilat dan keruh.
Salmonella, pada media datar koloni bakteri deperoleh warna putih, bentuk bulat, tepi koloni
yang berombak, elevasi koloni yang datar, sifat mengkilat dan bening. Sedangkan pada media
miring diperoleh warna putih, bentuk berduri, tepi koloni yang berombak, elevasi koloni yang
datar, sifat suram dan keruh.
Kegagalan penanaman bakteri ditandai dengan tidak adanya kenampakan bakteri dalam media
dan munculnya lebih dari satu jenis bakteri.Hal ini dikarenakan bakteri tersebar luas di
lingkungan baik di udara, air dan tanah, dalam usus binatang, dalam lapisan yang lembap pada
mulut, hidung atau tenggorokan, pada permukaan tubuh atau tumbuhan (Gaman dan
Sherrigton,1994).

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kita dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
Media merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat pula di gunakan
untuk isolasi, memperbanyak mikroba, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah
mikroba. Media agar-agar merupakan media yang sangat baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah.
Teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan
khusus untuk mempertahankan kemurnian dari bakteri tersebut. Teknik inokulasi dapat dilakukan
dengan metode gores pada agar datar (streak plate method) dan metode gores pada agar miring
(streak plate method). Proses inokulasi harus benar-benar aseptik atau steril supaya tidak terjadi
kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Pada hasil pengamatan metode gores agar miring terlihat
adanya garis zig-zag putih menyebar yang menandakan koloni bakteri biakan tumbuh. teknik
penggoresan ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Dalam praktikum ini terdapat beberapa jenis bakteri yang berhasil diidentifikasi berdasarkan
morfologi koloninya dengan metode quadrant streak saat pengisolasian. Terdapat 2 jenis bakteri
yang didapat dari laboratorium, yaitu Escherichia colii Dan Salmonella. Masing-masing bakteri
memiliki morfologi dan ciri-ciri yang berbeda. Morfologi koloni dapat dilihat dengan jelas jika
sebagai kultur murnidalam suatu medium. Namun dari hasil pengamatan morfologi koloni
bakteri dapat dibedakan berdasarkan ukuran, pigmentasi, form, margin dan elevasi.
6.2 Saran
Sebaiknya saat praktikum, dilakukan lebih berhati-hati pada saat penanaman bakteri pada media
yang sudah dibuat sebelumnya. Usahakan hanya satu orang saja yang memindahkan bakteri pada
media agar tidak terjadi kontaminasi dan tercampur dengan bakteri lain perlu diperhatikan juga
saat penanaman bakteri usahakan cawan hanya dibuka sedikit agar tidak bersentuhan dengan
udara langsung. Dan perhatikan sebelum dan sesudah penanaman bakteri sebaiknya cuci tangan.

Daftar Pustaka

Alcamo IE. 2001.Fundamentals of microbiology. Boston: Jones and Bartlett Atlas RM (1995).
Principles of microbiology. St. Louis: Mosby
Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang:
Pendidikan Nasional.
Dwidjoseputro, D., Prof.,Dr. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Funke BR, Tortora GJ, Case CL. 2004. Microbiology: an introduction (edisi ke-8th ed,). San
Francisco: Benjamin Cummings
Gaman, P.M & K.B. Sherrington. 1994. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan
Holt, J. G. 1994. Bergeys Manual of Determinative Bacteriology , 8th. Philadelphia : Williams
dan Wilkins.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA
Madigan M and Martinko J.2005. Brock Biology of Microorganisms (11th ed.). Prentice Hall.
Mikrobiologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada press.
Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta: UI-Press.
Ristiati, Ni Putu. 2000. Pengantar Mikrobiologi Umum. 2000. Jakarta: Departemen
Universitas Negeri Malang
(Laporan%20Praktikum-Uji%20Salmonella%20_%20risaluvita.html)

Anda mungkin juga menyukai