Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oksigen bebas dari udara sangatlah penting bagi bakteri untuk respirasi sel, namun
keperluan bakteri akan oksigen bebas tersebut sangatlah berbeda, tergantung pada adanya sistem
enzim biooksidatif yang ada pada tiap spesies, sehingga dikenal adanya respirasi aerob dan
anaerob. Respirasi yang menggunakan oksigen bebas sebagai penerima elektron disebut respirasi
aerob, dan yang menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima elektron disebut respirasi
anaerob (Dwidjoseputro, 1994).
Pengamatan terhadap kelompok bakteri yang mempunyai perbedaan sifat respirasi dapat
dilakukan pada media pertumbuhan bakteri, baik media padat maupun media cair, untuk
memperjelas pengamatan terhadap sifat respirasi bakteri biasanya menggunakan media cair.
Dalam media cair pertumbuhan bakteri tersebut dapat diamati lebih jelas dengan mengamati
akumulasi dari sel-sel bakteri yang tumbuh. Bakteri aerob akan berada dipermukaan atas karena
ia akan mengambil oksigen bebas dari udara, bakteri anaerob akan berada didasar jauh dari
permukaan, bakteri yang anaerob fakultatif akan tumbuh tersebar pada medium cair tersebut,
sebagai bakteri mikroaerofil akan tumbuh sedikit dibawah permukaan (Suriawiria, 1986).
Maka dari itu, untuk mengetahui jenis respirasi yang dilakukan bakteri, praktikum ini perlu
dilakukan, agar para mahasiswa/praktikan dapat mengetahui secara langsung bakteri yang diuji
melakukan respirasi yang seprti apa.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah:

1. Bagaimana mengetahui sifat respirasi bakteri?

2. Bagaimana cara mengidentifikasi berdasarkan sifat respirasinya?

1.3 Tujuan
Tujuan dalam praktikum ini adalah:

1. Mengetahui sifat respirasi bakteri.

2. Dapat mengidentifikasi berdasarkan sifat respirasinya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Respirasi Bakteri
Respirasi didefinisikan sebagai penggunaan rantai angkut elektron untuk mengantarkan
elektron ke penerima elektron anorganik akhir. Energi diperoleh melalui fosforilasi oksidatif
tetapi prosesnya dapat menggunakan oksigen sebagai penerima elektron terakhir (respirasi aerob)
atau senyawa anargonik lainnya (respirasi anaerob) (Pelczar, 1986).
Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah oksigen dan karbon
dioksida. Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respon terhadap oksigen bebas
dan atas dasar tersebut maka mudah sekali untuk membagi mereka menjadi empat kelompok
yaitu aerobik, anaerob, anaerob fakultatif, dan mikroanaerob, dan kelompok ini dapat dibedakan
menurut pola pertumbuhan didalam tabung-tabung reaksi (Pelczar, 1986).
Menurut (Dwidjoseputro, 1994), faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri
yaitu:

1. Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada suhu antara 25-35. Kelembaban,
lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat menguntungkan untuk pertumbuhan
bakteri.

2. Sinar matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat mematikan
bakteri.

3. Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat
menghambat bahkan mematikan bakteri.

2.2 Macam-Macam Akumulasi Bakteri


2.2.1 Respirasi Aerob
Banyak organisme dapat menggunakan oksigen sebagai penerima hidrogen terakhir, dalam
hal demikian, tidak perlu mereduksi hasil antara lain seperti halnya pada fermentasi, hasil
semacam itu dapat dioksidasi secara sempurna menjadi CO2 Dan H2O. Hal ini merupakan
keuntungan luar biasa bagi organisme itu karena banyaknya energi yang tersedia dari oksidasi
sempurna molekul glukosa lebih besar dari pada energi yang diperoleh dari fermentasi glukosa.
Hal ini terjadi karena jalan bertahap setiap pasangan elektron dari NADH ke oksigen melalui
serangkaian pengangkutan tiga molekul ATP (Pelczar, 1986).

2.2.2 Respirasi Anaerob


Organisme anaerobik atau anaerob adalah setiap organisme yang tidak memerlukan
oksigen untuk tumbuh. Anaerob obligat akan mati bila terpapar pada oksigen.
Ada kelompok organisme terakhir yang terpisahkan karena organisme ini bukan pula
fermentatif. Bakteri ini adalah anaerob obligat, tetapi bukannya menggunakan hasil antara
mtabolismenya, organisme tersebut menggunakan ion-ion anorganik sebagai penerima elektron
terakhir. Organisme semacam ini dapat dibagi lagi menjadi tiga tipe: pereduksi netrat, pereduksi
sulfat, pereduksi metan (Suriawiria, 1986).
2.2.3 Respirasi Mikroaerofilik
Mikroaerofilik respirasi bagi organisme yang dapat menggunakan oksigen, tetapi hanya
pada konsentrasi yang rendah (rentang mikromolar rendah), pertumbuhannya dihambat oleh
level oksigen yang normal (sekitar 200 mikromolar) (Wheeler, 1993).
2.2.4 Respirasi Fakultatif Anaerob
Anaerob fakultatif dapat menggunakan oksigen jika tersedia. Organisme aerotoleran dapat
hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya, tetapi mereka tetap anaerobik karena mereka
tidak menggunakan oksigen sebagai terminal electron acceptor (akseptor elektron terminal)
(Wheeler, 1993).
BAB III
PEMBAHASAN

Pada praktikum dengan topik respirasi bakteri telah ditemukan bahwa bakteri mengadakan
respirasi secara aerob dan anaerob. Menurut Utami (2004), kebutuhan akan oksigen bebas dari
udara bagi bakteri untuk respirasi sel sangat berbeda, tergantung pada adanya sistem enzim
biooksidatif yang ada pada tiap spesies sehingga dikenal adanya respirasi aerob dan anaerob.
Respirasi yang menggunakan oksigen bebas sebagai penerima elektron disebut respirasi aerob,
sebagai yang menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima elektron disebut respirasi
anaerob.
Menurut Darmawan (2010) dalam pemanfaatan Oksigen (O2) untuk respirasinya, bakteri
dibagimenjadi 4 kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Aerob obligat, yaitu kelompok bakteri yang membutuhkan (O2) yang sangat banyak sebagai
akseptor akhir dalam oksidasi biologis atau respirasi aerob.
2. Anaerob obligat yaitu kelompok bakteri yang tidak membutuhkan O2 bebas, bahkan jika kontak
dengan oksigen akan mematikan organisme tersebut.
3. Fakultatif aerob atau fakultatif anaerob, dapat menggunakan O2 sebagai akseptor elektron, atau
sebagai penggantinya, diambil oksigen dari garam-garam seperti NaNO3 Penggunaan pengganti
ini kadang-kadang disebut jugarespirasi anaerob.
4. Mikroaerofil, bakteri kelompok ini akan terhambat pertumbuhnya olehoksigen yang jenuh.
Pertumbuhan terbaik baik bagi kelompok organisme iniadalah konsentrasi oksigen terbatas

a. Respirasi Aerob
Pengamatan terhadap kelompok bakteri yang mempunyai perbedaan sifat respirasi dapat
dilakukan pada media pertumbuhan bakteri baik media padat maupun media cair, untuk
memperjelas pengamatan terhadap sifat respirasi bakteri biasanya menggunakan media cair.
Dalam media cair pertumbuhan bakteri tersebut dapat diamati lebih jelas dengan mengamati
akumulasi dari sel-sel bakteri yang tumbuh. Pada pengamatan yang telah dilakukan yaitu
terdapat bahwa respirasi bakteri secara aerob, bakteri terdapat pada tabung reaksi pada daerah
atas permukaan tabung reaksi. Menurut (Utami, 2004), bakteri aerob akan berada dipermukaan
atas karena ia akan mengambil oksigen bebas dari udara
Secara sederhana, respirasi yang satu ini diartikan sebagai sebuah reaksi katabolisme yang
memerlukan suasana aerobic dengan demikian dalam prosesnya keberadaan oksigen sangat
dibutuhkan. Hasil dari reaksi ini adalah energi dengan jumlah yang besar. contoh : Nitrosomonas,
Nitrobacter, Nitrosococcus.
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan yang terjadi
dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat dibedakan menjadi 3 tahapan yaitu
glikolosis, siklus krebs dan transport elektron (Syamsuri, 1980).
1.1 Glikolisis, berarti menguraikan gula dan itulah yang tepatnya terjadi selama jalur ini.
Glukosa, gula berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula berkarbon tiga. Gula yang lebih kecil
ini kemudian dioksidasi, dan atom sisanya disusun ulang untuk membuat dua molekul piruvat
(Champbell, 2002)
1.2 Siklus krebs. Glikolisis melepas energi kurang dari seperempat energi kimiawi yang
tersimpan dalam glukosa, sebagian besar energi itu tetap tersimpan dalam dua molekul piruvet.
Jika ada oksigen molekuler, piruvat itu memasuki mitokondria dimana enzim siklus krebs
menyempurnakan oksidasi bahan bakar organiknya (Champbell, 2002).
1.3 Transpor Elektron adalah serangkaian reaksi pemindahan elektron melalui proses
reaksi redoks (reduksi-oksidasi). Hidrogen yang terdapat pada molekul NADH serta FADH2
ditranspor dalam serangkaian reaksi redoks yang melibatkan enzim, sitokrom, quinon,
pirodoksin, dan flavoprotein. Pada akhir transport elektron, oksigen akan mengoksidasi elektron
dan ion Hidrogen (H) menghasilkan air (H2O). Transport elektron terjadi pada membran dalam
mitokondria (Maskoeri,1989).

b. Respirasi Anaerob
Pada pengamatan yang telah dilakukan yaitu terdapat bahwa respirasi bakteri secara
anaerob yaitu pada pengamatan respirasi bahwa bakteri terdapat pada tabung reaksi pada daerah
bawah dan jauh dengan permukaan.
Organisme anaerobik atau anaerob adalah setiap organisme yang tidak memerlukan
oksigen untuk tumbuh. Anaerob obligat akan mati bila terpapar pada oksigen dengan kadar
atmosfer. Anaerob fakultatif dapat menggunakan oksigen jika tersedia.
Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya, tetapi mereka
tetap anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai terminal electron acceptor
(akseptor elektron terminal). Anaerob adalah organisme yang tidak dapat tumbuh bila terdapat
konsentrasi mikromolar oksigen, tetapi dapat tumbuh dan diuntungkan pada konsentrasi
nanomolar oksigen (Wheeler, 1993).
Anaerob obligat dapat menggunakan fermentasi atau respirasi anaerobik. Jika terdapat
oksigen, anaerob fakultatif menggunakan respirasi aerobik; tanpa oksigen beberapa diantaranya
berfermentasi, beberapa lagi menggunakan respirasi anaerobik. Organisme aerotoleran hanya
dapat berfermentasi. Mikroaerofil melakukan respirasi aerobik, dan beberapa diantaranya dapat
juga melakukan respirasi anaerobic (Wheeler, 1993).
Tumbuhan dan jamur (contohnya ragi) biasanya melakukan fermentasi alkohol (etanol)
ketika oksigen terbatas melalui reaksi berikut:
C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP
Energi yang dilepaskan sekitar 180 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP
dari ADP per glukosa (Wheeler, 1993).
Bakteri anaerobik menggunakan jalur ini dan beberapa jalur lainnya dalam melakukan
fermentasi seperti: fermentasi asam propionat, fermentasi asam butirat, fermentasi pelarut,
fermentasi asam campuran, fermentasi butanediol, fermentasi Stickland, asetogenesis atau
metanogenesis (Wheeler, 1993).
Beberapa bakteri anaerobik menghasilkan toksin (racun) seperti toksin tetanus atau
botulinum yang sangat berbahaya bagi organisme yang lebih besar, termasuk manusia (Wheeler,
1993).
Anaerob obligat akan mati bila terdapat oksigen karena tidak adanya enzim superoksida
dismutase dan katalase yang dapat mengubah superoksida berbahaya yang timbul dalam selnya
karena adanya oksigen (Wheeler, 1993).

DAFTAR PUSTAKA

Champbell, N.A, dkk. 2002. Biologi. Edisi lima Jilid satu. Jakarta : Erlangga
Darmawan, Ericka. 2010. Pertumbuhan Bakteri pada Medium Cair. JavAurora.
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Maskoeri, Jaslin. 1989. Biologi Umum Untuk Perguruan Tinggi.Surabaya: Bina Pustakatama
Pelczar, Michael, dkk. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia. hlm: 2-3,
140-142.
Suriawiria, Unus. 1986. Buku Materi Pokok Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Karunia
Jakarta.Universitas Terbuka. hlm: 43.
Syamsuri, Istamar. 1980. Biologi SMA. Erlangga:Jakarta
Utami, Ulfa. 2004. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas Islam Negeri Malang
Wheeler dan volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga. Hlm 30-31

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Kebutuhan akan oksigen bebas dari udara bagi bakteri untuk respirasi sel sangat berbeda, tergantung
pada adanya system enzim biooksidatif yang ada pada tiap spesies sehingga dikenal adanya
respirasi aerob dan anaerob.respirasi yang menggunakan oksigen bebas sebagai penerima
electron disebut respirasi aerob, sebagai yang menggunakan senyawa anorganik sebagai
penerima electron disebut respirasi anaerob (Utami,2004:16).
Pengamatan terhadap kelompok bakteri yang mempunyai perbedaan sifat respirasi dapat dilakukan
pada media pertumbuhan bakteri baik media padat maupun media cair, untuk memperjelas
pengamatan terhadap sifat respirasi bakteri biasanya menggunakan media cair. dalam media cair
pertumbuhan bakteri tersebut dapat diamati lebih jelas dengan mengamati akumulasi dari sel-sel
bakteri yang tumbuh. bakteri aerob akan berada dipermukaan atas karena ia akan mengambil
oksigen bebas dari udara, bakteri anaerob akan berada didasar jauh dari permukaan, bakteri yang
anaerob fakultatif akan tumbuh tersebar pada medium cair tersebut, sebagai bakteri mikroaerofil
akan tumbuh sedikit dibawah permukaan dan pada pengamatan ini harus dilaksakan karena
untuk mengetahui sifat respirasi bakteri.

1.2Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan maka dari rumusan masalah dalam praktikum ini adalah:
1.Bagaimana mengetahui sifat respirasi bakteri?
2.Bagaimana cara mengidentifikasi berdasarkan sifat respirasinya?

1.3Tujuan
Dari latar belakang yang telah dipaparkan maka dari tujuan dalam praktikum ini adalah:
1.Mengetahui sifat respirasi bakteri
2.Dapat mengidentifikasi berdasarkan sifat respirasinya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Respirasi Bakteri


Respirasi didefinisikan sebagai penggunaan rantai angkut electron untuk mengantarkan electron ke
penerima electron anorganik akhir. energi diperoleh melalui fosforilasi oksidatif tetapi prosesnya
dapat menggunakan oksigen sebagai penerima electron terakhir (respirasi aerob) atau senyama
anargonik lainnya (respirasi anaerob) (wheelr,1993:103).
Kebutuhan akan oksigen bebas dari udara bagi bakteri untuk respirasi sel sangat berbeda, tergantung
pada adanya system enzim biooksidatif yang ada pada tiap spesies sehingga dikenal adanya
respirasi aerob dan anaerob.respirasi yang menggunakan oksigen bebas sebagai penerima
electron disebut respirasi aerob, sebagai yang menggunakan senyawa anorganik sebagai
penerima electron disebut respirasi anaerob (Utami,2004:16).
Gas-gas utama yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah oksigen dan karbon diokside.
Bakteri memperlihatkan keragaman yang luas dalam hal respon terhadap oksigen bebas dan atas
dasar tersebut maka mudah sekali untuk membagi mereka menjadi empat kelomok aerobic
,anaerob, anaerob fakultatif, mikroanaerob, dan kelompok ini dapat dibedakan menurut pola
pertumbuhan didalam tabung-tabung reaksi yang kurang lebih (Pelczar, 1986: 140).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Baktri


1.Temperatur, umumnya bakteri tumbuh baik pada suhu antara 25 - 35 derajat C.
2.Kelmbaban, lingkungan lembab dan tingginya kadar air sangat menguntungkan untuk pertumbuhan
bakteri
3.Sinar Matahari, sinar ultraviolet yang terkandung dalam sinar matahari dapat mematikan bakteri.
4.Zat kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa-senyawa kimia tertentu dapat menghambat bahkan
mematikan bakteri (Anonymous,2005).
Respirasi Aerob
Banyak organisme dapat menggunakan oksigen sebagai penerima hydrogen terakhir, dalam hal
demikian, tidak perlu mereduksi hasil antara seperti halnya pada fermentasi sebagai akibat, hasil
antara semacam itu dapat dioksidasi secara sempurna menjadi CO2 Dan H2O. Hal ini merupakan
keuntungan luar biasa bagi organisme itu karena banyaknya energi yang tersedia dari oksidasi
sempurna molekul glukosa lebih besar dari pada energi yang diperoleh dari fermentasi glukosa.
Hal ini terjadi karena jalan bertahap setiap pasangan electron dari NADH ke oksigen melalui
serangkaian pengangkutan tiga molekul ATP (wheelr,1993:103).
Respirasi Anaerob
Ada kelompok organisme terakhir yang terpisahkan karena organisme ini bukan pula fermetatif.
bakteri ini adalah anaerob obligat, tetapi, bukannya menggunakan hasil antara mtabolismenya,
organisme tersebut menggunakan ion-ion anorganik sebagai penerima electron terakhir. organize
semacam ini dapat dibagi lagi menjadi tiga tipe: pereduksi netrat , pereduksi sulfat, pereduksi
metan (Suriawiria, 1986: 47).

BAB II
METODELOGI KERJA

3.1 Tempat dan Waktu


Pada praktikum yang telah dilakukan khusus pada teknik pewarnaan di lakukan di laboratorium
biologi pada tgl 13 mei 2007 ( 07.00 - 0.8.50 WIB)

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
inkubator
tabung reaksi
kapas

Bahan
Adapun bahan yang telah digunakan pada praktikum ini adalah:
biakan murni bakteri dalam media agar miring yang berumus 1x24 jam
media cair

3.3 Cara Kerja


a.Menyiapkan 3 media cair dalam tabung kultur yang sudah steril
b.Mengambil biakan murni bakteri
c.Menginokulasi sebanyak 1 ose masing-masing biakan kedalam media cair secara asptik
d.Meratakan suspensi inokulum tadi dengan cara memutar-mutar tabung kultur diantara kedua
telapak tangan
e.Menginokulasi biakan bakteri pada suhu 370C selama 2x24 jam
f.Mengamati akumulasi pertumbuhan bakteri tersebut, kemudian menentukan kelompok bakteri
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Pada pengamatan yang telah dilakukan maka mendapatkan hasil sebagai berikut:
Bakteri
Letak
Jenis
S (kuning) I
S (kuning) II
S (kuning) III
Bawah
Bawah
Bawah
Anaerob
Anaerob
Anaerob
E (hitam) I
E (hitam) II
E (hitam) III
Atas
Atas
Atas
Aerob
Aerob
Aerob

Gambar 1. Aerob
Gambar 2. Anarob
4.2 Pembahasa
Pada praktikum yang telah dilakukan pada topek respirasi bakteri telah ditemukannya bahwa bakteri
mengadakan respirasi secara aerob dan anaerob. Menurut Utami (2004), Kebutuhan akan
oksigen bebas dari udara bagi bakteri untuk respirasi sel sangat berbeda, tergantung pada adanya
system enzim biooksidatif yang ada pada tiap spesies sehingga dikenal adanya respirasi aerob
dan anaerob.respirasi yang menggunakan oksigen bebas sebagai penerima electron disebut
respirasi aerob, sebagai yang menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima electron
disebut respirasi anaerob.
a.Rerpirasi Aerop
Pengamatan terhadap kelompok bakteri yang mempunyai perbedaan sifat respirasi dapat dilakukan
pada media pertumbuhan bakteri baik media padat maupun media cair, untuk memperjelas
pengamatan terhadap sifat respirasi bakteri biasanya menggunakan media cair. dalam media cair
pertumbuhan bakteri tersebut dapat diamati lebih jelas dengan mengamati akumulasi dari sel-sel
bakteri yang tumbuh.. pada pengamatan yang telah dilakukan yaitu terdapat bahwa respirasi
bakteri secara aerob yaitu pada pengamatan respirasi bahwa bakteri terdapat pada tabung reaksi
pada daerah atas permukaan tabung reaksi. Menurut Utami (2004:26), bakteri aerob akan berada
dipermukaan atas karena ia akan mengambil oksigen bebas dari udara, bakteri anaerob akan
berada didasar jauh dari permukaan
b.Respirasi Anaerob
Pada pengamatan yang telah dilakukan yaitu terdapat bahwa respirasi bakteri secara anaerob yaitu
pada pengamatan respirasi bahwa bakteri terdapat pada tabung reaksi pada daerah bawah dan
jauh dengan permukaan.
Organisme anaerobik atau anaerob adalah setiap organisme yang tidak memerlukan oksigen untuk
tumbuh.
Anaerob obligat akan mati bila terpapar pada oksigen dengan kadar atmosfer.
anaerob fakultatif dapat menggunakan oksigen jika tersedia.
Organisme aerotoleran dapat hidup walaupun terdapat oksigen di sekitarnya, tetapi mereka tetap
anaerobik karena mereka tidak menggunakan oksigen sebagai terminal electron acceptor
(akseptor elektron terminal). Mikroaerofil adalah organisme yang dapat menggunakan oksigen,
tetapi hanya pada konsentrasi yang rendah (rentang mikromolar rendah); pertumbuhannya
dihambat oleh level oksigen yang normal (sekitar 200 mikromolar). Nanaerob adalah organisme
yang tidak dapat tumbuh bila terdapat konsentrasi mikromolar oksigen, tetapi dapat tumbuh dan
diuntungkan pada konsentrasi nanomolar oksigen (Anonymous,2005).
Anaerob obligat dapat menggunakan fermentasi atau respirasi anaerobic . Jika terdapat oksigen,
anaerob fakultatif menggunakan, respirasi aerobik; tanpa oksigen beberapa diantaranya
berfermentasi, beberapa lagi menggunakan respirasi anaerobik. Organisme aerotoleran hanya
dapat berfermentasi. Mikroaerofil melakukan respirasi aerobik, dan beberapa diantaranya dapat
juga melakukan respirasi anaerobic (Anonymous,2005).
Terdapat beberapa persamaan kimia untuk reaksi fermentasi anaerobik.
Organisme anaerobik fermentatif biasanya menggunakan jalur fermentasi asam laktat:
C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat 2 asam laktat + 2 ATP
Energi yang dilepaskan pada persamaan ini sekitar 150 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi
dua ATP dari ADP per glukosa. Ini hanya 5% energi per molekul gula daripada yang dapat
dihasilkan oleh reaksi aerobic (Anonymous,2005).
Tumbuhan dan jamur (contohnya ragi) biasanya melakukan fermentasi alcohol (etanol) ketika
oksigen terbatas melalui reaksi berikut:
C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP
Energi yang dilepaskan sekitar 180 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP dari ADP
per glukosa (Anonymous,2005).
Bakteri anaerobik dan archaea menggunakan jalur ini dan beberapa jalur lainnya dalam melakukan
fermentasi seperti: fermentasi asam propionat, fermentasi asam butirat, fermentasi pelarut,
fermentasi asam campuran, fermentasi butanediol, fermentasi Stickland, asetogenesis atau
metanogenesis (Anonymous,2005).
Beberapa bakteri anaerobik menghasilkan toksin (racun) seperti toksin tetanus atau botulinum yang
sangat berbahaya bagi organisme yang lebih besar, termasuk manusia (Anonymous,2005).
Anaerob obligat akan mati bila terdapat oksigen karena tidak adanya enzim superoksida dismutase
dan katalase yang dapat mengubah superoksida berbahaya yang timbul dalam selnya karena
adanya oksigen (Anonymous,2005).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pengamatan respirasi baktei telah terdapat kesimpulan bahwa respirasi bakteri secara aerob dan
anaerob.
a.Rerpirasi Aerop
Pengamatan terhadap kelompok bakteri yang mempunyai perbedaan sifat respirasi dapat dilakukan
pada media pertumbuhan bakteri baik media padat maupun media cair, untuk memperjelas
pengamatan terhadap sifat respirasi bakteri biasanya menggunakan media cair. dalam media cair
pertumbuhan bakteri tersebut dapat diamati lebih jelas dengan mengamati akumulasi dari sel-sel
bakteri yang tumbuh..
. b.Respirasi Anaerob
Pada pengamatan yang telah dilakukan yaitu terdapat bahwa respirasi bakteri secara anaerob yaitu
pada pengamatan respirasi bahwa bakteri terdapat pada tabung reaksi pada daerah bawah dan
jauh dengan permukaan.

DAFTAR PUSTAKA

Pelczar, Michael, dkk. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia. Hlm: 2-3,
140-142

Suriawiria, Unus. 1986. Buku Materi Pokok Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Karunia Jakarta
Universitas Terbuka. Hlm: 43

Utami, Ulfa. 2004. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: Universitas Islam Negeri Malang.
Hlm:21

Wheeler dan Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga. Hlm 30-31

Anda mungkin juga menyukai