Perkembangan nutrisi bayi setelah lahir sangat tergantung pada keadaan maturitas dan
berat badan lahir.1 Pada bayi prematur dengan berat badan lahir rendah atau sangat rendah,
pemberian nutrisi dini sangat penting. Kebutuhan nutrisi pada bayi prematur ini biasanya
bergantung pada nutrisi parenteral selama kehidupan awal pasca lahir, khususnya untuk bayi
dengan berat lahir sangat rendah. 1-3
Pemberian nutrisi bayi berat lahir rendah (BBLR) dan bayi berat lahir sangat rendah
(BBLSR) tidak sama dengan pemberian pada bayi cukup bulan, hal ini karena kematangan fungsi
saluran cerna, enzim serta kemampuan pengosongan lambung yang berbeda dengan bayi cukup
bulan. 4
Sebagai akibatnya, kebutuhan nutrisi bayi BBLSR jarang terpenuhi dengan pemberian
makanan enteral pada 2 minggu pertama setelah lahir. Nutrisi yang tidak adekuat pada minggu-
minggu pertama kehidupan bayi prematur dapat mengakibatkan kegagalan pertumbuhan yang
seringkali sulit dikoreksi dan dapat menyebabkan efek merugikan yang sifatnya permanen.
Berbasis kepada kenyataan itu, pada bayi BBLSR pemberian nutrisi parenteral harus
diberikan sebelum pemberian makanan secara enteral dapat diberikan dengan baik. Pemberian
nutrisi parenteral baik secara total (NPT) atau nutrisi parenteral parsial (NPP), merupakan sarana
penunjang utama dalam perawatan.
Tujuan pemberian NP adalah untuk memberikan nutrisi yang cukup untuk menyokong
pertumbuhan tanpa menyebabkan efek yang merugikan terhadap pertumbuhan dan fungsi sistem
organnya. Nutrisi parenteral harus diberikan untuk pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi dengan adekuat secara enteral.
Pada referat ini akan dibahas mengenai pemberian nutrisi parenteral, indikasi dan cara
pemberian serta komponen nutrisi yang diberikan.
Fisiologi Saluran Cerna Pada Bayi Baru Lahir
Kematangan fungsi organ khususnya saluran cerna, sangat menentukan jenis dan cara
pemberian nutrisi pada BBLR. Kondisi klinis seringkali merupakan faktor penentu, nutrisi enteral
atau parenteral yang akan diberikan.
Saluran cerna merupakan organ pertama yang berhubungan dengan proses digesti dan
absorpsi makanan. Ketersediaan enzim pencernaan baik untuk karbohidrat, protein, maupun
lemak sangat berkaitan dengan masa gestasi. Umumnya pada neonatus cukup bulan (NCB) enzim
pencernaan sudah mencukupi kecuali laktase dan diperkirakan sekitar 25% NCB sampai usia 1
minggu menunjukkan intoleransi laktosa. Aktivitas enzim sukrase dan laktase lebih rendah pada
BBLR dan sukrase lebih cepat meningkat daripada laktase.
Di samping masalah enzim, kemampuan pengosongan lambung (gastric emptying time)
bayi BBLR lebih lambat daripada bayi cukup bulan. Fungsi menghisap dan menelan (suck and
swallow) masih belum sempurna, terlebih bila bayi dengan masa gestasi kurang dari 34 minggu.
Toleransi terhadap osmolaritas formula yang diberikan masih rendah, sehingga kemungkinan
terjadinya komplikasi necrotizing enterocolitis (NEC) atau diare lebih besar.1,4 Perkembangan
anatomis dan fisiologis saluran cerna adalah bergantung kepada masa gestasi.
Tabel 1. Petanda awal perkembangan traktus gastrointestinal janin 1
Organ Petanda awal Usia gestasi (minggu)
Esofagus Kelenjar superfisial berkembang 20
Lambung Terbentuk kelenjar pada gaster, pilorus dan fundus 28
Pankreas Diferensiasi jaringan endokrin dan eksokrin 14
Hepar Lobus terbentuk 11
Usus Halus Perkembangan vilus dan kripta kelenjar limfe 14
Kolon Diameter bertambah, vilus menghilang 20
FUNGSI
Menghisap Hanya mulut/bibir 28
Menelan Hisap-telan masih imatur 33-36
Lambung Motilitas dan sekresi gaster 20
Pankreas Granul zimogen 20
Hepar Metabolisme empedu, sekresi empedu 11
Usus Halus Transpor aktif asam amino, glukosa 14
Enzim a-gukosidase, dipeptidase, laktase, enterokinase 10
Nutrisi Parenteral
Nutrisi Parenteral (NP) bertujuan untuk memberikan nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan maturasi yang optimal bagi bayi baru lahir. Nutrisi parenteral adalah suatu
bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran
pencernaan. Nutrisi parenteral diberikan apabila saluran cerna tidak dapat berfungsi oleh karena
gangguan absorbsi.5-7
Nutrisi parenteral dibagi menjadi dua yaitu Nutrisi Parenteral Total (NPT) dan nutrisi
parenteral parsial (NPP). Nutrisi parenteral total adalah pemberian nutrisi melalui jalur intravena
ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Nutrisi parenteral
parsial adalah pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian kebutuhan
nutrisi harian pasien masih dapat dipenuhi melalui enteral.
Terapi nutrisi parenteral mengandung nutrisi seperti dextrose, asam amino, elektrolit,
vitamin, mineral, lemak emulsi, dan menyediakan kalori dan nitrogen yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Komponen ini diperlukan untuk metabolisme dan
pertumbuhan bayi baru lahir yang mempunyai masalah klinik yang berat, terutama pada BBLSR
yang belum atau tidak memungkinkan untuk diberikan nutrisi enteral. 3,5-8
Trace Element
Pemberian trace element solution dianjurkan diberi 0.2mL/kg/hari yang mengandungi seng,
mangan, copper dan kromium. Bayi prematur memerlukan tambahan seng (300mcg/kg/hari) dan
selenium (2mcg/kg/hari).
Pada bayi dengan kolestasis hentikan pemberian trace element solution dan berikan :
Seng 400 mcg/kg/hari Total
Kromium 0.2 mcg/kg/hari
Selenium 2 mcg/kg/hari
Komplikasi 5-8
Mekanik
Pada kateter vena sentral dapat terjadi : sindroma vena cava superior, aritmia atau tamponade
jantung, trombus intrakardial, efusi pleura atau kilotorak, emboli paru dan hidrosefalus sekunder
terhadap trombosis vena jugularis.
Infeksi
Sepsis sering disebabkan oleh Staphylococcus epidermis, Stretococcus viridans, Escherichia
Coli, Pseudomonas spp dan Candida albicans. Infeksi ditanggulangi dengan pemberian
antibiotik. Kejadian sepsis dapat berkurang dengan digunakannya kateter karet silikon
perkutaneus.
Metabolik
Pada bayi berat lahir amat sangat rendah sering terjadi hiperglikemia, karena produksi insulin
yang tidak adekuat dan berkurangnya sensitivitas terhadap insulin. Hipoglikemia terjadi karena
penghentian infus glukosa atau kelebihan pemberian insulin. Pada bayi kurang bulan kelebihan
beban protein akan menimbulkan azotemia, hiperammonia. Resiko terjadi hiperbilirubinemia
meningkat pada bayi cukup bulan dan pemberian NPT yang lama tanpa disertai enteral feeding.
Pemantauan
Bayi yang mendapat NPT perlu perawatan dengan pemantauan yang ketat sehingga
mereka dirawat di ruang intensif.3
Berat badan tidak naik adalah efek awal asupan kalori yang tidak adekuat. Kenaikan berat
badan setiap minggu adalah standar yang dipakai untuk menentukan pertumbuhan pascanatal
yang adekuat. 3
Nutrisi yang adekuat mungkin lebih baik ditaksir dari adanya lemak di bawah kulit dan
perkembangan otot. Ketebalan lemak kulit triceps digunakan untuk estimasi pertumbuhan lemak,
dan lingkar atas untuk perkiraan pertumbuhan otot. 3
Monitoring pertumbuhan minimal antara lain berat badan setiap hari, panjang badan
setiap minggu, dan lingkar kepala setiap minggu. Pengukuran ini harus dicatat setiap minggu
pada kurva pertumbuhan yang sesuai pada bayi prematur untuk meyakinkan pertumbuhan yang
adekuat. 3
Rumusan
Pemberian NPT pada bayi prematur bukanlah suatu tindakan yang rutin dilakukan. Pada
prematur, diberikan NPT selama pemberian peroral belum dapat ditoleransi oleh bayi. Tindakan
ini dapat menurunkan angka mortalitas pada bayi baru lahir prematur dan kurang berat.
Pemberian NPT dapat dilakukan secara perifer atau sentral sesuai kondisi klinis bayi. Larutan
nutrisi parenteral yang diberikan harus mengandung glukosa, protein, emulsi lemak, dan
multivitamin yang optimal, sehingga tujuan dari pemberian NPT itu dapat tercapai. Pemantauan
yang ketat harus dilakukan secara periodik dan berkala untuk menghindari komplikasi, baik
mekanik, metabolik ataupun infeksi.
Daftar Pustaka
1. Widiasa, Suandi, I. Wayan Retayasa. Nutrisi Parenteral Total pada Bayi Prematur. Sari
Pediatri, Vol. 9, No. 1, Juni 2007: p39-43
2. Pemberian Nutrisi Parenteral Dini pada Bayi Prematur. CDK-202/ vol. 40 no. 3, th. 2013:
p224
3. Sri Sudaryati Nasar. Tata laksana Nutrisi pada Bayi Berat Lahir Rendah. Sari Pediatri,
Vol. 5, No. 4, Maret 2004: p165 170
4. Beeby PJ, Jeffery H. Risk factors for necrotising enterocolitis: the influence of gestational
age. Arch Dis Child. 1992;67:432-5.
5. Prof David Osborn. Total Parenteral Nutrition. May 2011 : p1-9
6. Intensive Care Nursery House Staff Manual. Neonatal Parenteral Nutrition. The Regents
of the University of California. 2004-2006 : p136-42
7. Berthold Koletzko, Olivier Goulet, Joanne Hunt, Kathrin Krohn, and Raanan Shamir. 1.
Guidelines on Paediatric Parenteral Nutrition of the European Society of Paediatric
Gastroenterology, Hepatology and Nutrition (ESPGHAN) and the European Society for
Clinical Nutrition and Metabolism (ESPEN), Supported by the European Society of
Paediatric Research (ESPR). Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition.
November 2005 : S1-4
8. Nelson Textbook Pediatric. Parenteral Nutrition In ; Nelson Textbook Pediatric, 17th Ed,
Philadelphia WB Saunders, Co, 2004 : 554-556
9. Herry Garna, Heda M.P. Nutrisi parenteral pada neonatus. Pedoman Diagnosis dan Terapi
Ilmu Kesehatan Anak. 2012 ; 4 : p640-4