Lo Rabies
Lo Rabies
serius yang menyerang otak dan sistem saraf. Penyakit ini digolongkan
sebagai penyakit mematikan yang harus ditangani dengan cepat.
Rabies di Indonesia
Menurut data yang dihimpun Kementrian Kesehatan Indonesia, terdapat
sekitar 70 ribu kasus gigitan hewan penular rabies di tahun 2013. Dari
keseluruhan kasus tersebut, terdapat 119 orang di antaranya yang positif
terkena rabies.
Di tahun 2013 tersebut, Provinsi Bali masih menjadi daerah paling banyak
mendapat kasus gigitan hewan penular rabies dengan persentase hampir
mencapai 60 persen dari total kasus di seluruh Indonesia. Sedangkan
daerah kedua paling banyak mendapat kasus gigitan hewan penular rabies
adalah Provinsi Riau (7,4 persen), diikuti Nusa Tenggara Timur, Sumatera
Utara dan Sumatera Barat.
Penyebab rabies
Rabies disebabkan oleh virus lyssaviruses. Virus ini ditularkan ke manusia
melalui hewan yang sebelumnya telah terjangkit penyakit ini. Seseorang
dapat terjangkit rabies jika air liur dari hewan rabies tersebut masuk ke
tubuhnya melalui gigitan, Bahkan melalui cakaran pun bisa jika hewan
rabies tersebut sebelumnya telah menjilati kuku-kukunya. Pada beberapa
kasus yang jarang terjadi, seseorang terjangkit rabies karena luka di
tubuhnya terjilat oleh hewan yang terinfeksi.
Selain ditularkan oleh hewan, penularan penyakit rabies dari manusia ke
manusia pun bisa terjadi. Namun sejauh ini yang terbukti adalah penularan
melalui transplantasi atau pencangkokan organ.
Gejala rabies
Waktu yang dibutuhkan virus rabies untuk berinkubasi sangat bervariasi,
namun biasanya antara dua minggu sampai tiga bulan. Pada kasus yang
jarang terjadi, inkubasi virus terjadi hanya dalam waktu empat hari. Masa
inkubasi adalah jarak waktu ketika virus pertama kali masuk ke tubuh
sampai gejala muncul.
Setelah tergigit hewan berpenyakit rabies, virus akan berkembang biak di
dalam tubuh inang. Selanjutnya virus-virus tersebut akan menuju ujung
saraf dan berlanjut menuju saraf tulang belakang serta otak yang mana
perkembangbiakan terjadi dengan sangat cepat. Setelah itu, virus rabies
menyebar ke paru-paru, kelenjar air liur, hati, ginjal, dan organ-organ
lainnya.
Gejala-gejala penyakit rabies pada manusia antara lain demam tinggi, rasa
gatal di bagian yang terinfeksi, perubahan perilaku menjadi agresif, dan
takut terhadap air atau hidrofobia. Sedangkan pada hewan, gejala hampir
serupa dengan manusia, namun tanpa hidrofobia. Ketika gejala penyakit
rabies memasuki fase akhir, baik manusia atau hewan yang mengalaminya
bisa mengalami kematian.
Diagnosis rabies
Hingga kini, belum ada tes yang dapat mendeteksi seseorang terinfeksi
virus rabies ketika baru digigit. Rabies baru diketahui jika virus sudah
selesai berinkubasi dan memulai terornya melalui gejala. Oleh sebab itu
untuk menentukan terkena rabies atau tidaknya bagi seseorang, dokter
hanya mengacu pada keterangan pasien. Dalam
melakukan diagnosis, biasanya dokter akan bertanya apakah pasien telah
mengunjungi tempat atau daerah yang rawan rabies dan apakah pasien
telah digigit oleh hewan yang berpotensi membawa virus penyakit tersebut.
Pengobatan rabies
Jika Anda telah digigit hewan yang berpotensi menularkan rabies, satu hal
yang perlu dilakukan pertama kali adalah mencuci luka gigitan tersebut
dengan sabun dan basuh dengan air bersih yang mengalir. Selanjutnya
bersihkan luka dengan menggunakan antiseptik atau alkohol. Jangan tutupi
luka menggunakan perban apa pun dan biarkan luka tetap terbuka. Setelah
itu, segera ke rumah sakit atau klinik kesehatan terdekat untuk diperiksa
lebih lanjut.
Jika rabies yang menjangkiti seseorang masih berada pada tahap awal
atau sebelum gejala muncul, dokter akan melakukan pengobatan yang
disebut profilaksis pasca pajanan yang terbukti sangat efektif dalam
menangkal gejala rabies. Melalui profilaksis pasca pajanan, dokter akan
membersihkan bagian tubuh yang terinfeksi, serta memberikan
serangkaian vaksinasi untuk mencegah virus menyebar ke otak dan sistem
saraf. Pada sebagian kasus, dokter juga akan memberikan serum anti
rabies.
Namun jika penderita terlambat mendapatkan penanganan dan gejala
sudah muncul, maka maka pada fase ini biasanya dokter akan lebih
berfokus pada upaya membuat pasien tetap tenang dan senyaman
mungkin karena pasien menghadapi risiko kematian.