Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan
makanan memiliki interelasi terhadap pemenuhan gizi masyarakat, maka
Tidak mengherankan jika semua negara baik negara maju maupun
berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai pangan yang
cukup, aman dan bergizi. Salah satunya dengan melakukan berbagai cara
pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat memberikan perlindungan
terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi.
1 | Page
desakan ekonomi sehingga masalah pemenuhan dan pengolahan bahan
pangan terabaikan, Industri makanan sebagai pelaku penyedia produk
makanan seringkali melakukan tindakan yang tidak terpuji dan hanya
berorientasi profit oriented dalam menyediakan berbagai produk di pasar
sehinngga hal itu membuka peluang terjadinya penyalahgunaan bahan
dalam pengolahan bahan makanan untuk masyarakat diantaranya seperti
kasusu penggunaan belpagai bahan tambahan makanan yang seharusnya
tidak layak dikosumsi,kasus yang paling menyeruak dikalangan
masyarakat baru-baru ini ialah penggunaan formalin dan borak dibeberapa
produk makanan pokok masyarakat dengan bebrbagai dalih untuk
menambah rasa dan keawetan makana tanpa memperdulikan efek bahan
yang digunankan terhadap kesehatan masyarakat, hal inilah yang
mendorong diperlukannya berbagai regulasi/peraturan dari instansi terkait
Agar dapat melindungi konsumen dari pelbagai masalah keamanan pangan
dan industri pangan diindonesia. Selain Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) yang bernaung di bawah Departemen Kesehatan,
pengawasan dan pengendalian juga dilakukan oleh Departemen Pertanian,
Departemen Perdagangan, dan Departemen Perindustria rekonstruksi
budaya Selain itu diperlukan juga adanya rekonsruksi budaya guna
merubah kebiasaan dan memberikan pemaham kepada masyarat akan
pentingnya gizi bagi keberlangsungan kehidupan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tehnik pengawetan makanan dengan metode pendehidrasian ?
2. Bagaimana mengetahui tingkat keawetan makanan dengan campuran
garam dan campuran garam, bawang merah, bawang putih?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui tehnik pengawetan makanan dengan metode dehidrasi..
2. Untuk mengetahui tingkat keawetan makanan dengan campuran garam
dan campuran garam, bawang merah, bawang putih.
2 | Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3 | Page
A. Definisi Dehidrasi / Pengeringan
Dehidrasi adalah pengurangan kadar air dalam bahan pangan sampai
konsentrasi yang dapat menghambat aktivitas dan pertumbuhan. Terjadinya
kerusakan bahan pangan disebabkan beberapa faktor, di antaranya faktor
intrinsik misalnya aktivitas air (aw) dan kadar air, tingkat kematangan dan
sifat bahan pangan itu sendiri. Faktor lainnya yaitu ekstrinsik mancakup
semua faktor lingkungan bahan pangan yang dapat mempengaruhi resiko
yang terjadi. Faktor ini disebut faktor luar resiko bahan pangan seperti
komposisi udara, suhu, tekanan dan tingkat kontaminasi mikroba.
Bone dry adalah suatu keadaan di mana seluruh air pada bahan telah
dikeluarkan hingga kadar air bahan mendekati nol. Penguapan air sampai
batas di mana mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya.
4 | Page
sering diperlukan alat pengering buatan. Pengeringan dengan alat pengering
buatan tersebut dehidrasi yaitu suatu operasi yang melibatkan baik transfer
panas atau massa di bawah kondisi pengeringan yang terkendali dengan
menggunakan berbagai metode pengeringan.
Panas akan dihantarkan pada air dalam bahan pangan yang hendak
dikeringkan dengan air akan menguap dan dipindahkan keluar dan pengering.
Penggunaan sinar matahari untuk pengeringan sebagian juga berkembang ke
arah pengeringan semi buatan, terutama sejak berkembangnya teknik kolektor
tenaga surya (teknik pengumpulan tenaga surya) untuk pemanasan dengan
demikian keunggulan pengeringan dengan sinar matahari dapat dimanfaatkan
secara optimal dan kelemahannya dapat dikurangi. Walaupun demikian
pengeringan dengan sinar matahari tetap sebagai suatu cara pengolahan yang
sangat penting di negara-negara yang sedang berkembang.
5 | Page
2) Perubahan struktur, termasuk case hardening, sebagai akibat dari
pengerutan selama air dikeluarkan.
3) Reaksi pencoklatan non-enzimatis yang melibatkan pereaksi dengan
konsentrasi yang lebih tinggi, oksidasi dari komponen-komponen lipid.
4) Kerusakan mikrobiologis jika kecepatan pengeringan awal lambat atau
jika kadar air dari produk akhir terlalu tinggi atau jika makanan kering
disimpan dalam tempat dengan kelembaban yang tinggi.
5) Terjadi penurunan mutu dan untuk bahan yang akan digunakan/dipakai
harus dilakukan rehidratasi/pembahasan kembali.
Case Hardening adalah suatu kerusakan yaang terjadi apabila
penguapan air pada permukaan bahan lebih cepat daripada difusi air
dari bagian dalam keluar.
6 | Page
adalah sumber yang kaya nutrisi penting, berikut beberapa manfaat kacang
bagi kesehatan. Dalam satu ons kacang tanah kupas, setara dengan 28g
mengandung nutrisi antara lain:
Protein 7,8 g
Kalsium 17,1 mg
Kalium 203 mg
Magnesium 49,3 mg
Fosfor 111 mg
Sodium 89,6 mg
Karbohidrat 4.3 g
7 | Page
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Kacang berisi lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh
ganda yang menjaga jantung tetap sehat. Tingkat yang baik, kedua;
tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda menyebabkan penurunan
kadar kolesterol darah, dan dengan demikian mengurangi risiko
penyakit jantung koroner.
b. Sumber Protein
8 | Page
Kacang merupakan sumber protein yang sangat tinggi. Ini harus
secara teratur dimasukkan dalam menu makanan untuk anak-anak,
vegetarian dan mereka yang kekurangan protein.
c. Sumber Antioksidan
d. Sumber Mineral
e. Sumber Vitamin
9 | Page
Asupan kacang berlebihan dapat menyebabkan gas, mulas, dan
alergi makanan tiba-tiba terhadap kacang. Alergi kacang mungkin adalah
alergi makanan yang paling serius Anda dapat mengembangkannya.
Penderita alergi kacang beresiko tinggi reaksi alergi yang serius yang
benar-benar dapat mengancam kehidupan, bahkan jika episode pertama
dari sensitivitas kacang itu tidak parah.
10 | P a g e
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Praktikum
1. Kacang Tanah
2. Garam
3. Bawang merah
4. Bawang putih
5. Air
C. Cara kerja
1. Rendam kacang kulit dalam bak selama 3 jam. Setelah cukup kacang
untuk direndam, bersihkan kacang dengan cara disikat atau dengan
cara lain sampai kacang kulit memang benar-benar bersih dan putih.
11 | P a g e
2. Setelah kacang benar-benar bersih, rendam kacang dengan air panas
yang sudah dicampuri garam dalam bak selama 6 hari. Jika air
mendingin, hanya perlu untuk mengawali perendaman saja agar pori-
pori kulit kacang dapat terbuka. Ini dilakukan agar rasa asin dapat
masuk kedalam biji kacang.
3. Jika anda ingin mendapatkan rasa bawang pada kacan, anda hanya
perlu mencampurkan siung bawang yang sudah digerus saat awal
perendaman, sebelum air turun suhu menjadi dingin.
4. Setelah selesai nam hari, tiriskan kacang kemudian jemur selama 3
hari sampai kacang benar-benar kering.
5. Setelah kacang kering, lakukan pengovenan kacang selama 60 menit,
dan kacang siap untuk dimakan.
D. Anggaran Dana
Terlampir
E. Parameter Pemeriksaan
12 | P a g e
b. Cara kerja :
- Siapkan larutan pengencer NaCl 0,9%. Sebanyak masing-masing 5
buah tabung yang diberi kode 10-1, 10-2, 10-3, 10-4, dan K (kontrol).
Pengenceraqn tergantung jenis makanan yang diperiksa.
- Pipet 1 ml larutan pengencer NaCl steril dengan kode control dan
masukkan kedalam petridish yang juga berkode control.
- Ambil 1 ml sampel dengan menggunakan pipet steril dan masukkan
ke dalam tabung reaksi dengan kode 10-1 Pipet lepas dan tidak boleh
ditiup.
- Pipet 2 ml dari tabung 10-1 dan masukkan kedalam petridish yang
berkode 10-1 dan 1 ml sisanya masukkan kedalam tabung 10-2 pipet
lepas sebanyak 25 kali atau berkali-kali.
- Pipet 1 ml dari tabung 10-3 masukkan kedalam petridish yang sudah
diberi kode 10-3 .
- Tuangi petridish yang berisikan sampel dengan Nutrient Agar 55C
56C sebanyak 15 ml
- Digoyang-goyang agar rata dan dibiarkan beku
- Masukkan petridish dalam inkubator untuk dieramkan dengan posisi
petridish dibalik. Petridish diinkubasikan dengan suhu 37C selama
1x24 jam.
- Setelah 1x24 jam, petridish diambil untuk menghitung jumlah
koloni. Kemudian hasil perhitungan jumlah koloni di masukkan ke
dalam rumus ALT
- Rumus ALT :
ALT : (10-1 C) x 10 + (10-2 C) x100 + (10-3 C) x 1000 + (10-4 C ) x 10000
4
BAB IV
A. Hasil
13 | P a g e
Sabtu, 1 Oktober 2016 Pengeringan kacang untuk mengurangi
(Rumah Atira)
kadar air pada kacang.
Minggu, 2 Oktober 2016 Pencampuran bahan Garam, bawang
(Rumah Atira)
putih dan bawang merah pada kacang
tanah kemudian di jemur.
Senin, 3 Oktober 2016 Proses penjemuran kacang tanah
(Rumah Atira)
menggunakan sinar matahari.
Selasa, 4 Oktober 2016 Proses penjemuran kacang tanah
(Lab. Biologi Kampus
menggunakan Oven dengan suhu 150o
Kesehatan Lingkungan)
Selama 2 Jam Kemudian dilakukan
penanaman coloni pada media.
Rabu, 5 Oktober 2016 Pembacaan ALT pada sampel.
(Lab. Biologi Kampus
Kesehatan Lingkungan)
5-17 Oktober 2016 Pengamatan perubahan tekstu, rasa dan
(Rumah Inang)
bau pada kacang tanah
Hasil ALT :
a. Kontrol : 4 koloni/gr
b. Garam : -3 8 koloni/gr
-4
5 koloni/gr
-3
c. Bawang Putih : 9 koloni/gr
-4
6 koloni/gr
-3
d. Bawang Merah : 11 koloni/gr
-4
4 koloni/gr
14 | P a g e
Perhitungan ALT
a. Garam :
ALT = (10-3 C) x 1000 + (10-4 C ) x 10000
2
(8 4) x 1000 + (5 4 ) x 10000
2
(4) x 1000 + (1) x 10000
2
4000 + 10000
2
14.000 = 7.000 Koloni/gr
2
b. Bawang Putih :
ALT = (10-3 C) x 1000 + (10-4 C ) x 10000
2
(9 4) x 1000 + (6 4 ) x 10000
2
(5) x 1000 + (2) x 10000
2
5000 + 20000
2
25.000 = 12.500 Koloni/gr
2
c. Bawang Merah :
ALT = (10-3 C) x 1000 + (10-4 C ) x 10000
2
(11 4) x 1000 + (4 4 ) x 10000
2
(5) x 1000 + (0) x 10000
2
5000 = 2.500 Koloni/gr
2
B. Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan angka lempeng total pada makanan kacang tanah
dengan menggunakan metode dehidrasi (pengeringan) pada media garam di
dapatkan hasil yaitu 7.000 Koloni/gr, pada media bawang putih didapatkan hasil
12.500 Koloni/gr sedangkan pada bawang merah hasil yang didapatkan lebih
15 | P a g e
rendah dari garam dan bawang putih yaitu 2.500 Koloni/gr. Rendahnya angka
lempeng total pada bawang merah dikarenakan Bawang merah mengandung
(Allium ascalonicum L.) yang mempunyai efek antiseptik dari senyawa alliin atau
allisin. Senyawa allisin oleh enzim allisin liase diubah menjadi asam piruvat,
ammonia dan allisin antimikroba yang bersifat bakterisida yang dapat berfungsi
salah satunya mengobati penyakit infeksi seperti abses (penimbunan nanah).
Kandungan senyawa dalam bawang merah juga turut berperan dalam menetralkan
zat-zat toksin berbahaya dan membantu membuangnya dari dalam tubuh.
a. Garam
Pada proses pengamatan yang dilakukan dengan pengawetan
kacang tanah pada garam yang dilakukan selama 12 hari tidak ditemukan
adanya tanda kerusakan atau perubahan pada kondisi tekstur, rasa dan bau
pada kacang tanah hal ini terjadi karena penggunaan garam dengan
konsentrasi rendah berfungsi sebagai pembentuk cita rasa, sedangkan
dalam konsentrasi cukup tinggi mampu berperan sebagai pengawet. Garam
akan terionisasi dan menarik sejumlah molekul air, peristiwa ini disebut
hidrasi ion. Jika konsentrasi garam makin besar, maka makin banyak ion
hidrat dan molekul air terjerat. Aktivitas garam dalam menarik air ini erat
kaitannya dengan peristiwa plasmolisis, dimana air akan bergerak dari
konsentrasi garam rendah ke konsentrasi garam tinggi karena adanya
perbedaan tekanan osmosis. Efek pengawetan garam (NaCl) karena
kekuatan ion Cl sebagai pengawet, reaksi oksidasi reduksi dan reaksi
enzymatis. Kelarutan NaCl dalam air menyebabkan kelarutan O2 dalam
air menurun, menyebabkan denaturasi protein sehingga aktifitas enzym
16 | P a g e
berkurang. Garam berperan sebagai penghambat selektif pada
mikroorganisme pencemar tertentu.
Efek dari garam sebagai pengawet adalah sifat osmotiknya yang
tinggi sehingga memecahkan membaran sel mikroba, sifat hidroskopisnya
menghambat aktifitas enzym proteolitik dan adanya ion Cl yang
terdisosiasi. Bila mikroorganisme ditempatkan dalam larutan garam pekat
(30-40%), maka air dalam sel akan keluar secara osmosis dan sel
mengalami plasmolisis serta akan terhambat dalam perkembangbiakannya.
Sehingga dengan peristiwa tersebut larutan garam dapat menghambat
pembusuk makanan.
b. Bawang Putih
c. Bawang Merah
Pada proses pengamatan yang dilakukan dengan pengawetan
kacang tanah pada bawang merah yang dilakukan selama 12 hari tidak
17 | P a g e
ditemukan adanya tanda kerusakan atau perubahan pada kondisi tekstur,
rasa dan bau pada kacang tanah hal ini terjadi karena bawang merah
mengandung (Allium ascalonicum L.) yang mempunyai efek antiseptik
dari senyawa alliin atau allisin. Yang dimana allisin antimikroba yang
bersifat bakterisida jadi makanan yang diawetkan menggunakan bawang
merah akan tahan lama tapi tidak selama pengawetan menggunakan
bawang putih.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan angka lempeng total pada makanan kacang
tanah dengan menggunakan metode dehidrasi (pengeringan) pada media
garam di dapatkan hasil yaitu 7.000 Koloni/gr, pada media bawang putih
didapatkan hasil 12.500 Koloni/gr sedangkan pada bawang merah hasil
yang didapatkan lebih rendah dari garam dan bawang putih yaitu 2.500
Koloni/gr.
Pada hasil pengamatan selama 12 hari proses pengawetan kacang
tanah menggunakan bahan garam, bawang putih, dan bawang merah tidak
ditemukan adanya tanda kerusakan atau perubahan pada kondisi tekstur,
rasa dan bau pada kacang tanah. Hal ini terjadi karena semua bahan yang
digunakan mempunyai sifat antimikroba sehingga kacang tersebut masih
tahan sampai saat ini.
B. Saran
Sebaiknya pada proses pengamatan pengawetan kacang tanah
menggunakan bahan garam, bawang putih, dan bawang merah agar tetap
18 | P a g e
dilanjutkan untuk mengetahui kemampuan bahan tersebut tahan dalam
jangka waktu berapa lama.
DAFTAR PUSTAKA
19 | P a g e
LAMPIRAN TABEL:
1 B B B B B B B B B
2 B B B B B B B B B
3 B B B B B B B B B
4 B B B B B B B B B
5 B B B B B B B B B
6 B B B B B B B B B
7 B B B B B B B B B
20 | P a g e
8 B B B B B B B B B
9 B B B B B B B B B
10 B B B B B B B B B
11 B B B B B B B B B
12 B B B B B B B B B
Keterangan: B: Baik
TB: Tidak Baik
LAMPIRAN FOTO:
21 | P a g e
Proses Pencampuran bahan
garam, bawang putih, dan
bawang merah pada kacang
tanah.
22 | P a g e
Proses penanaman koloni di
incubator selama 1x24 Jam.
23 | P a g e