KEPEMIMPINAN
OLEH :
ALDHI KURNIA
4162331001
PENDAHULUAN
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat
menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kinerja karyawan untuk mencapai
sasaran yang maksimal.
Pada kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, kualitas
kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Untuk mencapai semua itu
seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam
melakukan pengarahan kepada bawahannya untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Tipologi Kepemimpinan
1. Kepemimpinan gaya otoriter, otokratis, atau diktator
2. Kepemimpinan gaya demokratis
3. Kepemimpinan gaya kebebasan atau gaya liberal
Manfaat Penulisan
Penulisan ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Memberitahukan kepada para pembaca mengenai penyebab kepercayaan masyarakat
terhadap pemimpin negeri yang mulai menurun.
2. Memberitahukan hal-hal yeng harus dilakukan agar pemimpin dimasa mendatang menjadi
pemimpin yang tangguh dan disayangi masyarakatnya.
3. Dapat belajar untuk menjadi pemimpin yang baik dan disayangi masyarakat ketika menjadi
pemimpin masa depan.
4. Dapat menghindari hal-hal yang menyebabkan masyarakat atau orang lain tidak
mempercayai kita.
PEMBAHASAN
1. Penyebab Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemimpin Negeri yang Mulai Menurun
Saat ini masyarakat Indonesia mengalami krisis kepercayaan terhadap para pemimpin-
pemimpin mereka. Yang menjadi alasan adalah karena banyaknya para pemimpin yang terlibat
kasus kasus yang nampaknya kurang pantas dilakukan oleh seorang pemimpin. Misalnya kasus
KKN dan kasus kriminal lainnya. Selain itu, yang menjadi alasan kedua adalah karena banyak
pemimpin yang tidak setia pada janji mereka ketika masih berstatus sebagai calon pemimpin atau
ketika berkampanye. Mungkin ketika mereka berkampanye, mereka berjanji A terhadap
masyarakat yang kelak akan dipimpinnya, namun ketika sudah menjadi pemimpin, janji A yang
telah diucapkan sebelumnya terealisasi menjadi kenyataan Z bahkan sangat jauh dari perjanjian
yang diucapkannya di kampanye. Ini tentunya sudah sangat mengecewakan masyarakat yang
telah memilihnya untuk menjadi seorang pemimpin. Belum lagi pandangan yang menganggap
bahwa pemimpin zaman sekarang tidak mengusahakan kemakmuran bagi rakyatnya, justru
berusaha untuk memakmurkan dirinya sendiri. Buktinya,banyak para pemimpin yang masih
melakukan praktek KKN untuk mensejahterakan dirinya serta kerabatnya, sedangkan rakyat
yang dipimpinnya masih melarat dan menderita. Ada juga praktek yang kongkalikong serta deal
politic dalam berbagai kasus hukum di Indonesia, terlebih lagi itu sering melibatkan para
pemimpin. Parahnya lagi, oknum pemimpin yang melakukan itu adalah pemimpin pilihan rakyat,
melalui Pilkada dan Pemilu. Betapa sungguh kecewa dan sakit hatinya rakyat yang telah
memilihnya untuk menjadi pemimpin. Pemimpin kita sekarang, juga sangat jarang yang
melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kebanyakan mereka sibuk mengurus
pekerjaan yang menonjolkan sifat egois, sepeti wisata dan liburan ke luar negeri bahkan
menuntut kenaikan gaji. Dengan melihat kenyataan yang sedemikian rupa tentang para
pemimpin kita, peristiwa krisis kepercayaan masyarakat terhadap para pemimpin pada zaman
sekarang ini nampaknya menjadi suatu hal yang wajar dan tidak perlu disalahkan. Karena
penyebabnya adalah pemimpin itu sendiri.
2. Hal-Hal yang Akan Terjadi ketika Masyarakat Tidak Percaya Lagi kepada
Pemimpinnya Sendiri
Banyak tanda yang menunjukkan gejala terjadinya krisis kepemimpinan. Diantara gelaja itu,
(Pertama), masyarakat merasa tak memiliki pemimpin sesuai harapan; (Kedua), kecenderungan
masyarakat loyal secara buta kepada yang memimpin; (Ketiga), Hal-hal yang menyangkut
masalah kehidupan, baik itu ekonomi, tradisi, budaya, dan sistem politik dikendalikan oleh
kekuatan tertentu, terutama kepartaian; (keempat) maraknya praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme dan sebagainya. Isu itu bagi sebagian di antara kita tidaklah baru. Tetapi, isu tersebut
menjadi aktual dan penting justru di saat kita berada dalam keadaan hampir putus asa. Krisis
multidimensi yang kita alami sejak lima tahun terakhir semakin berpotensi membawa negeri ini
menuju kebangkrutan. Upaya pemulihan ekonomi dan penegakan hukum nyaris tidak terjadi.
Dari sekian akibat multikrisis itu, krisis kepemimpinan mungkin merupakan krisis yang paling
parah. Tidak hanya terjadi di tingkat nasional, tetapi juga sampai ke tingkat lokal. Tidak hanya
kepemimpinan tingkat tinggi, melainkan juga sampai tingkat paling rendah. Penerimaan atas
kepemimpinan didasarkan kepercayaan. Kepercayaan terbangun lewat keseriusan dan
kemampuan seorang pemimpin dalam mengatasi persoalan. Karena itu, bobot kepemimpinan
tidak diukur dari kekuasaan yang dimiliki, tetapi terutama oleh apa dan bagaimana cara
memperoleh hasil dan keberpihakannya pada kepentingan rakyat. Ketika pemimpin tidak
mengemban tugas rakyat dengan baik, maka terjadilah krisis kepemimpinan. Ketika lembaga
peradilan tidak berfungsi menegakkan keadilan, rakyat main hakim sendiri. Rakyat bertindak
anarkis karena tidak ada kepastian hukum, karena tidak ada komitmen pemimpin pada nasib
orang kecil. Seorang pemimpin harus tampil seperti dalam kisah pewayangan, pemimpin
ditampilkan sebagai pelayan masyarakat. Itu disampaikan Resi Bhisma sebelum ajal yang
memberi nasihat kepada Pandawa. Kata Resi Bhisma, tugas utama seorang pemimpin adalah
mencurahkan perhatian kepada bawahan sekaligus mengesampingkan kepentingan pribadi dan
keluarganya. Dialah seorang good leader, seorang pemimpin yang baik. Good leader berbeda
dengan great leader. Seprti Mahatma Gandhi adalah seorang good leader, sebaliknya Hitler
adalah seorang great leader. Mahatma Gandhi memimpin dengan penuh pengorbanan, dengan
melayani rakyat dan mengesampingkan kepentingan keluarga. Sedangkan Hitler memimpin
rakyat dengan dimotivasi ambisi pribadi yang sangat besar. Baik good leader maupun great
leader adalah sama-sama profesional. Tetapi, good leader memiliki dan mengembangkan
karakter baik. Oleh karena itu, dalam kepemimpinan ada yang menyebut faktor keberhasilan
ditentukan terutama oleh karakter dan baru kepandaian. Orang berwatak baik sulit dicari,
sedangkan kepandaian bisa ditingkatkan lewat latihan.
5. Hal-Hal yang Harus Dilakukan untuk Mempersiapkan Pemimpin pada Masa Depan
Agar pemimpin di masa depan lebih bijak dan lebih hebat dari masa sekarang, maka calon
pemimpin itu harus dipersiapkan mulai saat ini. Mempersiapkan pemimpin utuk masa depan itu
dengan berbagai cara, salah satunya sebagai berikut.
a. Mulailah menanamkan nilai-nilai kepemimpinan melalui pendidikan formal maupun
nonformal.
b. Menerapkan nilai-nilai kepemimpinan Asta Brata dan Catur Kotamaning Nrpati kepada para
generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan dalam kehidupan sehari-harinya.
c. Di dalam keluarga, orang tua harus memperkenalkan dan menanamkan nilai moral yang kuat
kepada anaknya, agar suatu hari nanti ia bisa menjadi pemimpin yang bermoral tinggi, baik bagi
keluarganya maupun bagi negaranya kelak.
KESIMPULAN
Dampak dari kepemimpinan yang tidak baik dan perilaku yang tidak pantas untuk diteladani
dari seorang pemimpin bagi masyarakatnya, menyebabkan masyarakat tidak percaya lagi
kepadanya untuk menjadi pemimpin dan memimpin. Para pemimpin selalu saja mengecewakan
masyarakat dengan berbagai ulahnya. Mereka tidak tepat disebut pemimpin kerena sebagian
besar dari mereka tidak melakukan fungsi kepemimpinan mereka sebagaimana mestinya.
Pemimpin seringkali terlibat kasus-kasus hukum seperti KKN, kriminal, dan selalu ingin
melakukan apa yang mereka anggap baik tanpa berpikir dampaknya pada masyarakat. Keputusan
yang seringkali dibuat terkadang justru menambah masalah.
Dengan demikian, diharapkan para pemimpin untuk bisa betindak lebih bijak dan tepat serta
lebih memikirkan kepentingan masyarakat daripada negara. Dengan menanamkan nilai-nilai
kemimpinan yang diajarkan dari keluarga, lingkungan sekitar maupun dari pelajaran pemimpin
pada masa-masa lalu yang pernah berjaya pada masanya, agar dapat menciptakan pemimpin
yang tangguh, hebat, adil, bijaksana dan disayangi oleh masyarakat yang dipimpinnya serta bisa
menjadi suri tauladan yang baik pula.
DAFTAR PUSTAKA