)
TERHADAP PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA
(FMA) DAN PERBEDAAN WAKTU TANAM
SKRIPSI
EVA HANDAYANI
030301016
BDP-AGRONOMI
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)
TERHADAP PEMBERIAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA
(FMA) DAN PERBEDAAN WAKTU TANAM
SKRIPSI
EVA HANDAYANI
030301016
BDP-AGRONOMI
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing :
NIM : 030301016
Disetujui Oleh,
Komisi Pembimbing
Mengetahui,
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Kata Kunci : Jagung, (Fungi Mikoriza Arbuskula) FMA dan perbedaan waktu
tanam
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
RIWAYAT HIDUP
Batin Sitompul S.Sos dan Ibu Yusma Hartati Harahap. Penulis adalah anak
pada tahun 2000 di SLTP N 1 Barumun, dan lulus SLTA pada tahun 2003 di
SMU N 1 Barumun, dan pada tahun 2003 penulis lulus seleksi masuk Universitas
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Judul yang dipilih dalam
penelitian ini adalah Respons Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.)
Tanam.
Dr. Ir. Hapsoh, MS selaku ketua komisi pembimbing dan kepada Ibu
Ir Yaya Hasanah, Msi selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan
arahan dan saran. Penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu
Dr. Dra. Ir. Chairani Hanum, MP selaku dosen yang membantu penyelesaian
skripsi ini dan Ibu Ir. Haryati, MP selaku dosen penanggung jawab Laboratorium
Ucapan terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada kedua orang tua
Ayahanda tercinta Batin Sitompul S.Sos dan Ibunda tercina Yusma Hartati
Harahap atas doa dan semangatnya, dan adik-adik yang paling penulis sayangi
yaitu Leny oktavia, Amelisa Juliana, Muhammad Alvian dan Winni atas segala
perhatiannya. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Hasmar Harahap atas
doa, semangat dan tenaganya. Kepada Tenni, Tetti, Fitri, Liza, Yudhi, Sadly,
Bowo, pak Haloho,kak Mol, Banda, dan teman-teman yang lain, terima kasih
banyak atas bantuan dan persahabatannya selama ini, juga buat, adik-adik junior
stambuk 2004, 2005, 2006 dan stambuk 2007 terutama anak-anak BDP serta
abang dan kakak sebior atas bantuan dan perhatiannya. Tak lupa penulis
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
mengucapkan terima kasih kepada pihak BMG Sampali, dan Laboratorium
Agroklimatologi. Penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah
Penulis
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACT ............................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................... 1
Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
Hipotesisi Penelitian ...................................................................... 4
Kegunaan Penelitian ...................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ............................................................................. 5
Syarat Tumbuh ............................................................................... 7
Iklim ................................................................................... 7
Tanah .................................................................................. 8
Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) ............................................... 9
Perbedaan Waktu Tanam ............................................................... 13
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ............................................................................. 18
Pemupukan Dasar .......................................................................... 18
Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA).................................. 18
Penanaman ..................................................................................... 18
Pemeliharaan Tanaman .................................................................. 19
Penyiraman ........................................................................ 19
Penjarangan ........................................................................ 19
Penyiangan ......................................................................... 19
Pengendalian Hama dan Penyakit ...................................... 19
Perbedaan Waktu Tanam ................................................... 19
Pengamatan Parameter ................................................................... 20
Luas Daun (cm2) ................................................................ 20
Umur Berbunga (hari) ........................................................ 20
Umur Panen (hari) .............................................................. 20
Jumlah Biji per Tongkol (biji) ............................................ 20
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Volume Akar (cm3) ............................................................. 20
Bobot Kering Jagung Pipil Kering per Tanaman (g) .......... 21
Bobot Basah Tajuk (g) ........................................................ 21
Bobot Kering Tajuk (g) ....................................................... 21
Bobot Basah Akar (g) ......................................................... 21
Bobot kering Akar (g) ......................................................... 21
Derajat Infeksi (%) .............................................................. 21
Jumlah Biji per Baris (biji) .................................................. 22
Panjang Tongkol (cm) ......................................................... 22
Bobot 100 Biji (g) ............................................................... 22
LAMPIRAN ................................................................................................ 41
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Hal
1. Rataan Luas Daun (cm2) ........................................................................ 23
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Tanaman jagung di Areal Pertanaman BMG Sampali ......................... 61
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Deskripsi Tanaman Jagung ................................................................... 41
16. Rataan Bobot Jagung Pipil kering per Tanaman (g) ............................. 51
17. Sidik Ragam Bobot Jagung Pipil kering per Tanaman (g) ................... 51
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
23. Sidik Ragam Bobot basah Akar (g) ..................................................... 54
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dilihat dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya akan
pakan ternak, saat ini juga berkembang produk pangan dari jagung dalam bentuk
baku untuk pembuatan produk pangan. Dengan gambaran potensi pasar jagung
tersebut, tentu membuka peluang bagi petani untuk menanam jagung atau
semakin terbuka luas setelah adanya larangan impor jagung dari beberapa negara
Kebutuhan jagung sejak beberapa tahun ini terus meningkat, oleh karena
produksi jagung terbesar adalah pada lahan kering di luar Pulau Jawa.
(Puslitbangtanak, 2002).
Produk olahan jagung tersebut umumnya berasal dari industri skala rumah
tangga hingga industri besar. Secara garis besar, beberapa industri yang mengolah
b. Industri giling basah, yaitu menghasilkan pati, sirup, gula jagung, minyak dan
dekstrin.
Mengingat begitu luasnya lahan kritis serta laju degradasi lahan yang
semakin tinggi, maka usaha-usaha untuk restorasi dan menekan laju kritis sudah
menjadi kebutuhan yang mendesak. Oleh karena itu, upaya lain harus diusahakan
sebagai pelengkap dari usaha-usaha yang telah dilakukan. Salah satu diantaranya
Waktu tanam yang tepat merupakan salah satu usaha untuk memperkecil
kegagalan panen. Tanaman jagung dapat ditanam di lahan sawah, tegalan, atau
Penanaman jagung dilahan sawah dapat dilakukan sebelum penanaman padi atau
sesudah panen padi, sedangkan pada lahan tegalan dan pekarangan sebaiknya
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
ditanam pada musim labuhan yaitu pada awal musim penghujan (September
sampai November) dan pada musim marlungan atau pada akhir musim penghujan
(Warisno, 1998).
Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi waktu tanam yang
sinergistik menghasilkan bintil akar, pengambilan nutrisi, dan hasil panen yang
lebih baik. FMA dapat membantu tanaman untuk menyerang penyakit busuk akar.
banyak. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti respon pertumbuhan dan
Tujuan Penelitian
Untuk menguji pertumbuhan dan produksi jagung (Zea mays L.) terhadap
Hipotesis Penelitian
tanaman jagung.
3. Diduga ada pengaruh interaksi pemberian FMA dan perbedaan waktu tanam
1. Sebagai bahan ilmiah dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah satu
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
jagung dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada kondisi tanah yang subur
dan gembur karena sistem pengolahan tanahnya cukup baik, akan didapat jumlah
akar yang cukup banyak, sedang pada tanah yang kurang baik (jelek) akar yang
tumbuh menyamping. Akar yang tumbuh relatif dangkal ini merupakan akar
adventif dengan perkecambahan yang amat lebat yang memberi hara pada
tegak dan membantu penyerapan hara. Akar layang ini yang tumbuh di atas
permukaan tanah, tumbuh rapat pada buku-buku dasar dan tidak bercabang
Batang jagung tidak berlubang, tidak seperti batang padi, tetapi padat dan
tanaman. Hal ini juga didukung oleh jaringan kulit yang keras dan tipis yang
terdapat pada batang di sebelah luar. Batang jagung beruas, dan pada bagian
pangkal batang jagung beruas pendek dengan jumlah ruas berkisar antara 8 21.
Jumlah ruas tersebut tergantung pada varietas yang mempunyai panjang batang
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
antara 50 60 cm, namun rata-rata panjang batang pada umumnya antara
Daun terdiri dari pelepah dan helaian daun diantaranya dilapisi oleh
spikula yang menghalangi air masuk ke dalam pelepah daun. Jumlah daun seiring
anatara 30 150 cm. Lebar daun dapat mencapai 15 cm. Daun terdapat pada
buku-buku batang yang terdiri dari kelopak daun, lidah daun dan helaian daun,
letaknya berseling. Daun yang dibentuk pertama kali tetap kecil, sedang daun
Rambut pertama berasal dari putik dasar tongkol dan ada satu helai rambut
untuk satu biji jagung yang akan terbentuk. Rambut biasanya muncul 1-3 hari
setelah sari mulai tersebar dan siap diserbuki (reseptif) ketika keluar dari kelobot.
Bergantung pada suhu dan kejaguran tanaman, diperlukan waktu 2-7 hari untuk
terbentuk pada 3-5 hari setelah rambut pertama muncul. Suhu tinggi selama
persebaran tepung sari dan munculnya rambut dapat berpengaruh buruk karena
tepung sari dapat mengering. Penyerbukan dapat terjadi dalam kisaran suhu yang
lebar, suhu optimumnya sekitar 30 oC. pada banyak kultivar, suhu di atas 36 oC
dengan terapan angin kering yang panas atau ketika tanaman mengalami cekaman
Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung
pada jenisnya. Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
secara lurus atau berkelok-kelok dan jumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung
terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (sead coad), endosperm dan embrio
(Rukmana, 1997).
Syarat Tumbuh
Iklim
rambut dan pengisian biji. Kekeringan air dalam waktu singkat biasanya dapat
menurunkan bobot kering biji. Pada kondisi tersebut, pertumbuhan biji sebagian
agak tahan terhadap kekeringan, tetapi peka terhadap drainase tanah yang jelek
Walaupun asal tanaman jagung dari daerah tropis tetapi karena banyak
sekali tipe-tipe dan variasi sifat-sifat yang dimilikinya sehingga jagung dapat
menyebar luas kemana-mana dan dapat hidup baik di berbagai iklim. Pertanaman
jagung yang luas terdapat di daerah beriklim sedang pada waktu musim panas dan
sub tropis basah. Jadi pada umumnya tanaman jagung dapat ditanam di semua
belahan bumi, kecuali daerah yang sangat dingin atau musim tanam yang pendek
(Ginting, 1995).
dan suhu, pada hari pendek tanaman lebih cepat berbunga. Banyak kultivar
tropika tidak akan berbunga di wilayah iklim sedang sampai panjang hari
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
berkurang hingga kurang dari 13 atau 12 jam. Pada hari panjang, tipe tropika ini
tetap vegetatif dan kadang-kadang dapat mencapai tinggi 5-6 m sebelum tumbuh
bunga jantan. Namun, pada hari yang sangat pendek (8 jam) dan suhu kurang dari
20 oC juga menunda pembungaan. Ketika ditanam pada kondisi hari pendek pada
tanaman jagung membutuhkan curah hujan yang relatif sedikit. Tanaman akan
tumbuh normal pada curah hujan yang berkisar 250 500 mm per tahun. Curah
hujan kurang atau lebih dari angka yang di atas akan menurunkan produksi. Air
tongkol mulai kuning, air tidak diperlukan lagi. Idealnya tanaman jagung
membutuhkan curah hujan 100 125 mm per bulan dengan distribusi merata
(daerah pegunungan) yang memiliki ketinggian sekitar 1.000 m atau lebih dari
ketinggian kurang dari 800 m dpl akan memberikan hasil yang tinggi. Jagung
yang ditanam di tanah dengan ketinggian antara 800 m sampai 1.200 m dpl juga
Tanah
jenis tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Tetapi jagung yang
ditanam pada tanah gembur, subur dan kaya akan humus dapat memberikan hasil
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
dengan baik. Untuk pertumbuhan optimal pada tanaman jagung membutuhkan pH
5,5 6,5. tanah yang bersifat asam yaitu angka pH kurang dari 5,5 dapat
Keadaan kering pada waktu penanaman pemula adalah jelek, baik bagi
hendaknya diatur sedemiakn rupa agar buah jagung cukup matang untuk dipanen
pada awal musim kering, maksudnya agar agar hasil pemanenan dapat segera
mempunyai akar serabut yang menyebar dangkal dan kurang toleran terhadap
kandungan air berlebihan, menghendaki butir tanah yang berukuran halus pada
dapat ditanami jagung denngan arah barisan melintang searah kemiringan tanah
dengan maksud mencegah erosi tanah apabila terjadi hujan (Suprapto, 1990).
tinggi memiliki istilah umum yaitu mikoriza (jamak mikorizae) yang secara
harfiah berarti akar jamur. Akar jamur ditemukan oleh botaniwan Jerman, Frank
pada abad yang lalu (1855) di pepohonan hutan pinus, tetapi penelitian
Jamur yang tumbuh dan berasosiasi dengan alga, dikenal sebagai lichen. Namun,
lichen ini dapat terbentuk jika bersimbiosis dengan akar Bryophyta, Pteridophyta
dan tanaman tingkat tinggi, dan simbiosis ini disebut sebagai mikoriza. Mikoriza
merupakan fungal bakteria yang membentuk nodul pada tanaman Leguminosa dan
Actinomycetes, dan membentuk nodul pada jumlah tertentu pada tanaman lain
(Russel, 1991).
dalam meningkatkan penyerapan air dan hara terutama P. (2) Bertindak sebagai
pelindung biologi bagi pathogen akar. (3) Lebih tahan cekaman kekeringan,
produksi hormon auksin yang berfungsi meningkatkan elastisitas dinding sel dan
terhadap pertumbuhan yang lebih baik dan produksi yang tinggi. Dengan
demikian akan dihasilkan jagung yang bermutu tinggi secara kualitas dan
menyelubungi masing-masing cabang akar dalam selubung atau mantel hifa. Hifa-
hifa itu hanya manembus antar sel korteks akar (interseluler). Pada endomikoriza,
jamurnya tiodak membentuk suatu selubung luar tetapi hidup di dalam sel-sel akar
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
(intraseluler) dan membentuk hubungan langsung antar sel-sel akar dan tanah
Yang paling menarik dari dua tipe mikoriza adalah kemampuannya untuk
tanah yang defisien P, tanaman bermikoriza biasanya jelas-jelas tumbuh lebih baik
tanah yang disupali fosfat dengan baik. Sesungguhnya dalam tanah seperti ini,
mereka mengambil fosfat lebih cepat per unit panjang akar daripada tanaman non-
yang lebih pendek, juga pada ektomikoriza adalah mungkin bahwa pengaruh
Taksonomi jamur FMA masih berada pada tahap perubahan yang terus
menerus dan bila semata-mata hanya berdasarkan pada morfologi spora, dikenal
Sclerocytis, dan Endogone, yang terakhir ini hanya terbatas pada tanaman yang
oleh mikoriza, yang merupakan sebuah simbiosis antara jamur dan akar tanaman.
Efek yang menguntungkan dari mikoriza ini sangat besar ketika tanaman tumbuh
pada tanah yang kuranga subur. Banyaknya infeksi mikoriza dapat diperbesar
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
dengan keadaan pH tanah yang sedikit asam, sedikit P, cukup N, dan temperatur
tanah renah. Hifa dari mikoriza beraktifitas dengan menyebar dalam sistem akar
(Killham, 1994).
jauh dari bagian tengah akar. Hifa yang membelit atau struktur hifa yang
bercabang, terbentuk diantara sel-sel akar dan disebut arbuscles. Bentuk struktur
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Jaringan hifa eksternal dari mikoriza akan memperluas bidang serapan air
dan hara. Disamping itu ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar
memungkinkan hifa bisa menyusup ke pori-pori tanah yang paling kecil (mikro)
sehingga hifa bisa menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang sangat rendah
(Marschner, 1992).
tanaman sangat dipengaruhi tingkat hara dan dosis inokulum. Beberapa hal yang
dengan spora sebagai inokulum, propagul campuran berupa spora, akar terinfeksi
dan hifa eksternal dapat menginfeksi dalam waktu yang lebih cepat
Waktu tanam yang tepat merupakan salah satu usaha untuk memperkecil
kegagalan panen. Tanaman jagung dapat ditanam dilahan sawah, tegalan, atau
Penanaman jagung dilahan sawah dapat dilakukan sebelum penanaman pada atau
sesudah panen padi, sedangkan pada lahan tegalan dan pekarangan sebaiknya
ditanam pada musim labuhan yaitu pada awal musim penghujan (September
samapai November) dan pada musim marlungan atau pada akhir musim
tanaman pada lahan kering adalah ketersediaan air yang rendah, karena itu
adaptasi yang tinggi terhadap cekaman air. Pengaruh cekaman air tehadap
pertumbuhan tanaman tergantung pada tingkat cekaman yang dialami dan jenis
atau kultivar yang ditanam. Pengaruh awal dari tanaman yang mendapat cekaman
air adalah terjadinya hambatan terhadap pembukaan stomata daun yang kemudian
(Mapegau, 2006).
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
permukaan laut (dpl). Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei sampai dengan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih jagung Pioneer 12
(Lampiran 2), Urea (450 kg/ha), TSP (100 kg/ha) dan KCl (100 kg/ha) sebagai
pupuk dasar, Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dalam bentuk mikofer, Insektisida
Alat yang digunakan adalah meteran untuk mengukur luas lahan, cangkul
untuk mengolah lahan, tugal untuk membuat lubang tanam, tali plasti untuk
menentukan lubang tanam, gembor untuk menyiram tanaman, gelas beker untuk
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Metode Penelitian
M0 = 0 g MVA/lubang tanam
M1 = 3 g MVA/lubang tanam
Jarak tanam = 70 cm cm x 25 cm
(Lampiran 3).
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model linier, yaitu :
Dimana :
Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-I dengan FMA pada taraf ke-j dan
= Nilai tengah
()jk = Efek interaksi antara FMA pada taraf ke-j dan Perbedaan Waktu
ijk = Efek galat pada blok ke-j yang mendapat perlakuan FMA pada taraf
Jika dari sidik ragam diperoleh efek FMA atau perbedaan waktu tanam
yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji beda rataan berdasarkan Uji
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
3 m x 3 m.
Pemupukan Dasar
dasar yang diberikan adalah Urea 450 kg/ha, TSP 100 kg/ha dan KCl 100 kg/ha,
dimana pupuk urea diberikan 3 kali yaitu 150 kg/ha pada waktu penanaman, 150
kg/ha saat tanaman berumur 1 bulan dan 150 kg/ha saat tanaman berumur 40 hari.
TSP dan KCl diberikan pada saat tanaman berumur 1 bulan. Pemupukan
Penanaman
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Penanaman dilakukan dengan menggunakan tugal, dengan cara menugal
sebelumnya benih direndam dalam air 10 15 menit. Jarak tanam yang digunakan
70 cm x 25 cm.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore hari yang tergantung
Penjarangan
memotong tanaman dengan menggunakan pisau atau mencabut hingga akar dan
Penyiangan
2 minggu sekali.
Luas daun dihitung pada saat tanaman sudah berbunga. Daun yang
dihitung adalah daun yang bagian tengah dengan menggunakan meteran. Dengan
bunga/petaknya.
rambut jagung telah berwarna coklat dan tongkol sudah terisi penuh. Pemanenan
awal dilakukan setelah 80 % dari tanaman telah berdaun 5 yaitu dengan mencabut
tanaman.
Jumlah biji dihitung setelah tanaman jagung dipanen dan dihitung per
tongkolnya.
Volume akar diukur pada saat tanaman sudah dipanen. Volume akar
gelas beker yang diisi air penuh, kemudian akar dimasukkan ke dalamnya.
Jagung yang sudah dipanen, kemudian dipipil atau dipisahkan dari tongkol
memotong pangkal batang kemudian ditimbang. Bobot basah tajuk diukur setelah
tanaman di panen.
24 jam, lalu ditimbang. Bobot kering tajuk diukur setelah tanaman di panen.
memotong bagian leher akar kemudian ditimbang. Bobot basah akar diukur
jam, lalu ditimbang. Bobot kering akar diukur setelah tanaman di panen.
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Pengamatan derajat infeksi diamati pada akar tanaman di akhir
kemudian dirata-ratakan.
(Lampiran 8).
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
FMA berpengaruh nyata terhadap luas daun, bobot basah tajuk, bobot kering
tajuk, bobot kering akar, dan bobot 100 biji tetapi berpengaruh tidak nyata
terhadap umur berbunga, umur panen, jumlah biji per tongkol, bobot kering
jagung pipil kering per tanaman, bobot basah akar, panjang tongkol, dan jumlah
waktu tanam berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, umur panen, dan bobot
kering tajuk tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun, jumlah biji per
tongkol, volume akar, bobot kering jagung pipil kering per tanaman, bobot basah
tajuk, bobot basah akar, bobot kering akar, jumlah biji per baris, panjang tongkol,
pemberian mikoriza dan perbedaan waktu tanam tidak berpengaruh nyata terhadap
pengaruh nyata.
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Luas Daun (cm2)
Data hasil analisis secara statistik luas daun dapat dilihat pada Lampiran
9-10. Data luas daun pada perlakuan inokulasi mikofer dan perbedaan waktu
nyata terhadap luas daun, dimana luas daun tertinggi pada perlakuan 3 g mikofer
dimana luas daun tertinggi pada perlakuan waktu tanam 11 hari (836.45 cm2) dan
yang terendah pada perlakuan waktu tanam 21 hari (775.35 cm2) dapat dilihat
pada Tabel 1. Selanjutnya juga dapat dilihat bahwa interaksi antara inokulasi
mikofer dan perbedaan waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun.
Data hasil analisis secara statistik umur berbunga dapat dilihat pada
Lampiran 11-12. Data umur berbunga pada perlakuan inokulasi mikofer dan
tidak nyata terhadap umur berbunga, dimana umur berbunga tertinggi pada
dimana umur berbunga tertinggi pada perlakuan waktu tanam 21 hari (73.27 hari)
dan terendah pada perlakuan 1 hari (72.43 hari) dapat dilihat pada Tabel 2.
Data hasil pengamatan dan sidik ragam umur panen dapat dilihat pada
Lampiran 13-14. Data umur panen pada perlakuan inokulasi mikofer dan
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa inokulasi mikofer berpengaruh
tidak nyata terhadap umur panen, dimana umur panen tertinggi pada perlakuan 3 g
mikofer (95.78 hari) dan yang terendah pada perlakuan 0 g mikofer (95.73 hari).
umur panen tertinggi pada perlakuan waktu tanam 11 hari (99.37 hari) dan
terendah pada perlakuan waktu tanam 1 hari (92.5 hari) dapat dilihat pada
Tabel 3. Selanjutnya dapat diketahui bahwa interaksi antara inokulasi mikofer dan
Data hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah biji per tongkol dapat
dilihat pada Lampiran 15-16. Data jumlah biji per tongkol pada perlakuan
inokulasi mikofer dan perbedaan waktu tanam dapat dilihat pada Tabel 4.
tidak nyata terhadap jumlah biji per tongkol, dimana jumlah biji per tongkol
tertinggi pada perlakuan 0 g mikofer (543.38 biji) dan terendah pada perlakuan 3
Perbedaan waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah biji per
tongkol, dimana jumlah biji per tongkol tertinggi pada perlakuan waktu tanam 21
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
hari (550.13 biji) dan terendah pada perlakuan waktu tanam 11 hari (518.57 biji)
dapat dilihat pada Tabel 4. Selanjutnya dapat dilihat bahwa interaksi antara
inokulasi mikofer dan perbedaan waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap
Data hasil pengamatan dan sidik ragam volume akar dapat dilihat pada
Lampiran 17-18. Data volume akar pada perlakuan inokulasi mikofer dan
tidak nyata terhadap volume akar, dimana volume akar tertinggi pada perlakuan 3
g mikofer (142.07 cm3) dan terendah pada perlakuan 0 g mikofer (109.89 cm3).
dimana volume akar tertinggi pada perlakuan waktu tanam 11 hari (139.20 cm3)
dan terendah pada perlakuan waktu tanam 1 hari (112.13 cm3) dapat dilihat pada
Tabel 5. Selanjutnya dapat dilihat bahwa interaksi antara inokulasi mikofer dan
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Bobot Kering Jagung Pipil kering per Tanaman (g)
Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot kering jagung pipil kering
per tanaman dapat dilihat pada Lampiran 19-20. Data bobot kering jagung pipil
kering per tanaman pada pelakuan inokulasi mikofer dan perbedaan waktu tanam
tidak nyata terhadap bobot kering jagung pipil kering per tanaman, dimana bobot
kering jagung pipil kering per tanaman tertinggi pada perlakuan 0 g mikofer
jagung pipil kering per tanaman, dimana bobot kering jagung pipil kering per
tanaman tertinggi pada perlakuan waktu tanam 11 hari (151.98 g) dan terendah
pada perlakuan waktu tanam 1 hari (145.15 g) dapat dilihat pada Tabel 6.
Selanjutnya dapat dilihat bahwa interaksi antara inokulasi mikofer dan perbedaan
waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering jagung pipil kering
per tanaman.
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot basah tajuk dapat dilihat
pada Lampiran 21-22. Data bobot basah tajuk pada inokulasi mikofer dan
nyata terhadap bobot basah tajuk, dimana bobot basah tajuk tertinggi pada
(306.60 g).
basah tajuk, dimana bobot basah tajuk tertinggi pada perlakuan waktu tanam 21
hari (360.99 g) dan terendah pada perlakuan waktu tanam 11 hari (337.80 g) dapat
dilihat pada Tabel 7. Selanjutnya dapat dilihat bahwa interaksi antara inokulasi
mikofer dan perbedaan waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot
basah tajuk.
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot kering tajuk dapat dilihat
pada Lampiran 23-24. Data bobot kering tajuk pada inokulasi mikofer dan
nyata terhadap bobot kering tajuk, dimana bobot kering tajuk tertinggi pada
(93.96 g).
dimana bobot kering tajuk tertinggi pada perlakuan waktu tanam 1 hari (118.73 g)
dan terendah pada waktu tanam 21 hari (94.34 g) dapat dilihat pada Tabel 8.
Selanjutnya dapat juga dilihat bahwa interaksi antara inokulasi mikofer dengan
perbedaan waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering tajuk.
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot basah akar dapat dilihat
pada Lampiran 25-26. Data bobot basah akar pada perlakuan inokulasi mikofer
tidak nyata terhadap bobot basah akar, dimana bobot basah akar tertinggi pada
(141.73 g).
akar, dimana bobot basah akar tertinggi pada perlakuan waktu tanam 11 hari
(168.72 g) dan terendah pada perlakuan waktu tanam 21 hari (137.22 g) dapat
dilihat pada Tabel 9. Selanjutnya dapat dilihat bahwa interaksi antara inokulasi
mikofer dan perbedaan waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot
basah akar.
Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot kering akar dapat dilihat
pada Lampiran 27-28. Data bobot kering akar pada inokulasi mikofer dan
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Mikofer (g) Waktu Tanam (hari ke) Rataan
1 11 21
......................................................... g ............................................................
0 19,99d 45,54abc 42,53bc 36,02b
3 59,89a 53,46ab 29,97cd 47,78a
Rataan 39,94 49,50 36,25 41,90
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada baris dan kolom yang sama
berpengaruh nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf 5%
nyata terhadap bobot kering akar, dimana bobot kering akar tertinggi pada
(36.02 g).
akar, dimana bobot kering akar tertinggi pada perlakuan waktu tanam11 hari
(49.50 g) dan terendah pada perlakuan waktu tanam 21 hari (36.25 g) dapat dilihat
pada Tabel 10. Selanjutnya dapat dilihat bahwa interaksi inokulasi mikofer dan
perbedaan waktu tanam memberikan pengaruh nyata terhadap bobot kering akar,
dimana bobot kering akar tertinggi pada interaksi perlakuan 3 g mikofer dan
waktu tanam 1 hari (59.89 g) dan terendah pada interaksi perlakuan 0 g mikofer
Data hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah biji per baris dapat dilihat
pada Lampiran 29-30. Data jumlah biji per baris pada inokulasi mikofer dan
tidak nyata terhadap jumlah biji per baris, dimana jumlah biji per baris tertinggi
pada perlakuan 3 g mikofer (37.64 biji) dan terendah pada perlakuan 0 g mikofer
(36.87 biji).
Perbedaan waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah biji per
baris, dimana jumlah baris tertinggi pada perlakuan waktu tanam 21 hari
(37.93 biji) dan terendah pada waktu tanam 1 hari (36.57 biji) dapat dilihat pada
Tabel 11. Selanjutnya dapat dilihat bahwa interaksi antara inokulasi mikofer dan
perbedaan waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah biji per baris.
Data hasil pengamatan dan sidik argam panjang tongkol dapat dilihat pada
Lampiran 31-32. Data panjang tongkol pada inokulasi mikofer dan perbedaan
tidak nyata terhadap panjang tongkol, dimana panjang tongkol tertinggi pada
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
perlakuan 3 g mikofer (20.27 cm) dan terendah pada perlakuan 0 g mikofer (20.03
cm).
tongkol, dimana panjang tongkol tertinggi pada perlakuan waktu tanam 21 hari
(20.35 cm) dan terendah pada waktu tanam 1 hari (19.98 cm) dapat dilihat pada
Tabel 12. Selanjutnya dapat dilihat bahwa interaksi antara inokulasi mikofer dan
Data hasil pengamatan dan sidik ragam bobot 100 biji dapat dilihat pada
Lampiran 33-34. Data bobot 100 biji pada inokulasi mikofer dan perbedaan waktu
tidak nyata terhadap bobot 100 biji, dimana bobot 100 biji tertinggi pada
perlakuan 3 g mikofer (20.27 cm) dan terendah pada perlakuan 0 g mikofer (20.03
cm).
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Perbedaan waktu tanam berpengaruh tidak nyata terhadap bobot 100 biji,
dimana bobot 100 biji tertinggi pada perlakuan waktu tanam 21 hari (20.35 cm)
dan terendah pada waktu tanam 1 hari (19.98 cm) dapat dilihat pada Tabel 13.
Selanjunya dapat dilihat bahwa interaksi antara inokulasi mikofer dan perbedaan
Rangkuman uji beda rataan parameter dapat dilihat pada Lampiran 35.
Pembahasan
mikoriza berpengaruh nyata terhadap luas daun, bobot basah tajuk, bobot kering
tajuk dan bobot kering akar dan bobot 100 biji tetapi berpengaruh tidak nyata
terhadap umur berbunga, umur panen, jumlah biji per tongkol, bobot kering
jagung pipil kering per tanaman, bobot basah akar, panjang tongkol, dan jumlah
biji per baris. Luas daun tertinggi pada perlakuan 3 g mikofer sebesar 841.14 cm2
dan terendah pada perlakuan 0 g mikofer sebesar 775.86 cm2 (Tabel 1). Hal ini
fotosintesis dan respirasi daun bekerja dengan baik (Lampiran 36). Hal ini
sesuai dengan literatur Fitter dan Hay (1995) yang menyatakan bahwa alasan
untuk fenomena tersebut di atas meliputi luas daun yang sangat besar yang dicapai
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
oleh tanaman pada akhir perkembangan vegetatif, adanya diversi hasil fotosintesis
dan terendah pada perlakuan 0 g mikofer sebesar 306.60 g (Tabel 7). Hal ini
disebabkan karena efek yang menguntungkan dari mikoriza ini sangat besar ketika
tanaman tumbuh pada tanah yang kurang subur. Hifa dari mikoriza beraktifitas
dengan menyebar dalam sistem akar tanaman. Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor
iklim yang sesuai misalnya kelembaban saat itu termasuk rendah dan intensitas
matahi yang tinggi(Lampiran 36). Hal ini sesuai dengan pernyataan Tisdale, et al
nutrisi dapat dipertinggi oleh mikoriza, yang merupakan sebuah simbiosis antara
ini sesuai dengan pernyataan Widiastuti, dkk (2002) yang menyatakan bahwa
campuran berupa spora, akar terinfeksi dan hifa eksternal dapat menginfeksi
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Bobot kering akar pada perlakuan 0 g mikofer sebesar 36.02 g sedangkan
pada perlakuan 3 g mikofer meningkat sebesar 47.78 g (Tabel 10). Hal ini
nyata. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fitter and Hay (1991) yang menyatakan
bahwa dalam tanah yang defisiensi P, tanaman bermikoriza biasanya tumbuh lebih
baik dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza tetapi akan terjadi
sebaliknya pada tanah yang disuplai fosfat dengan baik akan memperlihatkan
waktu tanam berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, umur panen, dan bobot
kering tajuk tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap luas daun, jumlah biji per
tongkol, volume akar, bobot kering jagung pipil kering per tanaman, bobot basah
tajuk, bobot basah akar, bobot kering akar, jumlah biji per baris, panjang tongkol,
bobot 100 biji. Dimana umur berbunga tertinggi pada perlakuan waktu tanam 21
hari 73.27 hari dan terendah pada perlakuan 1 hari 72.43 hari (Tabel 2). Hal ini
disebabkan pada saat tanaman mulai mengeluarkan bunga, suhu yang sangat
sehingga dapat mempercepat munculnya bunga (Lampiran 36). Hal ini sesuai
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
dengan pernyataan Mapegau (2006) yang menyatakan bahwa salah satu kendala
yang dapat membatasi pertumbuhan dan produksi tanaman pada lahan kering
adalah ketersediaan air yang rendah, karena itu diperlukan kultivar jagung yang
air.
Umur panen tertinggi pada perlakuan waktu tanam 11 hari 99.37 hari
dan terendah pada perlakuan waktu tanam 1 hari 92.5 hari (Tabel 3). Hal ini
disebabkan oleh waktu penanaman yang tepat dan sesuai dengan kriteria
pertumbuhannya (Lampiran 2). Hal ini sesuai dengan penyataan Warisno (1998)
yang menyatakan bahwa waktu tanam yang tepat merupakan salah satu usaha
Bobot kering tajuk tertinggi pada perlakuan waktu tanam 1 hari 118.73 g
dan terendah pada waktu tanam 21 hari 94.34 g (Tabel 8). Hal ini disebabkan
karena pada saat penanaman waktu tanam 21 hari, areal pertanaman tersebut
tergenang akibat curah hujan yang tinggi sehingga pertumbuhan perakarannya jadi
terhambat (Lampiran 36). Hal ini sesuai dengan pernyataan Warisno (1998) yang
terhadap parameter bobot kering akar, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
parameter lainnya, dimana bobot kering akar tertinggi pada perlakuan M1W1
sebesar 59.89 g dan terendah pada perlakuan M0W1 sebesar 19.99 g (Tabel 10).
Hal ini menunjukkan bahwa mikoriza bekerja aktif dan air pada kelembaban yang
rendah sehingga dapat memperluas fungsi akar di dalam tanah sehingga bobot
kering akar meningkat. Hal ini juga disebabkan oleh faktor iklim seperti curah
hujan (Lampiran 36) dan waktu tanam yang tepat. Hal ini sesuai dengan
betambah efektifnya absorbsi nutrient (partikel fosfor) dan air sehingga fungsi
Kesimpulan
daun, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar. Perbedaan
waktu tanam berpengaruh nyata terhadap umur berbunga, umur panen dan
(FMA) dan perbedaan waktu tanam tidak berpengaruh nyata terhadap semua
3. Pemberian FMA dan perbedaan waktu tanam yang tepat dapat memberikan
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Saran
waktu tanam yang sesuai untuk pertumbuhan jagung (musim kemarau) sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Foth, H. D., 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Edisi ketujuh. Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
Ginting, S., 1995. Jagung. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Marschner, H., 1992. Mineral Nutrition of Higher Plants second edition.
Academik Press, Cambridge.
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 2. Deskripsi Tanaman Jagung
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Timur
III III
M1W3 M0W3
I
I I
M1W3 M0W3 II
II II III
M1W3 M0W3 Barat
I II III
II I III
M0W1 M0W1 M0W1
II I III
M1W1 M1W1 M1W1
Lapangan Hijau
II I III
M0W2 M0W2 M0W2
II I III
M1W2 M1W2 M1W2
Keterangan Gambar :
B C
D
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Gambar 2. Biji Jagung Pipil Kering
(1963), adalah :
Potong akar-akar sekunder atau tertier dan masukkan dalam botol yang berisi
FAA. FAA adalah campuran bahan kimia yang terdiri dari formalin 90 ml,
Bila akar masih gelap, ditambahkan larutan alkalin H2O2 dan dibilas
dengan air.
HCl 5 % dibuang.
Diletakkan akar pada cawan petri dan dibilas dengan glycerol lactic atau
lactophenol.
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 8. Jadwal Kegiatan Penelitian
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 9. Data Luas Daun
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
...cm2..
M0W1 720,54 720,58 785,86 2226,98 742,33
M1W1 921,16 796,16 937,86 2655,18 885,06
M0W2 821,64 781,00 863,06 2465,70 821,90
M1W2 804,46 877,62 870,92 2553,00 851,00
M0W3 747,06 731,00 811,96 2290,02 763,34
M1W3 703,94 829,98 828,14 2362,06 787,35
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 15255,67 7627,83 3,75 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 19177,96 19177,96 9,43 * 4,96 10,04
Waktu (W) 2 11443,90 5721,95 2,81 tn 4,10 7,56
Wlin 1 4411,40 4411,40 2,17 tn 4,96 10,04
Wkua 1 7032,50 7032,50 3,46 tn 4,96 10,04
MxW 2 13516,42 6758,21 3,32 tn 4,10 7,56
Galat 10 20332,93 2033,29
Total 17 79726,88
KK = 5,58
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 11. Data Umur Berbunga
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
...Hari
M0W1 72,60 72,40 72,20 217,20 72,40
M1W1 72,60 72,40 72,40 217,40 72,47
M0W2 72,60 73,20 72,60 218,40 72,80
M1W2 72,40 72,60 73,20 218,20 72,73
M0W3 73,20 73,20 73,40 219,80 73,27
M1W3 73,20 73,40 73,20 219,80 73,27
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 0,03 0,02 0,22 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,96 10,04
Waktu (W) 2 2,11 1,06 14,75 ** 4,10 7,56
Wlin 1 2,08 2,08 29,11 ** 4,96 10,04
Wkua 1 0,03 0,03 0,39 tn 4,96 10,04
MxW 2 0,01 0,01 0,09 tn 4,10 7,56
Galat 10 0,72 0,07
Total 17 2,87
KK = 0,37
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 13. Data Umur Panen
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
..Hari...
M0W1 92,80 92,40 92,20 277,40 92,47
M1W1 92,80 92,40 92,40 277,60 92,53
M0W2 99,40 99,20 99,60 298,20 99,40
M1W2 99,60 99,20 99,20 298,00 99,33
M0W3 95,00 95,60 95,40 286,00 95,33
M1W3 95,60 95,20 95,60 286,40 95,47
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 0,12 0,06 0,96 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 0,01 0,01 0,14 tn 4,96 10,04
Waktu (W) 2 142,59 71,30 1098,73 ** 4,10 7,56
Wlin 1 25,23 25,23 388,82 ** 4,96 10,04
Wkua 1 117,36 117,36 1808,65 ** 4,96 10,04
MxW 2 0,03 0,02 0,24 tn 4,10 7,56
Galat 10 0,65 0,06
Total 17 143,40
KK = 0,27
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 15. Data Jumlah Biji per Tongkol
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
..Biji..
M0W1 525,40 550,80 480,40 1556,60 518,87
M1W1 549,20 525,40 490,00 1564,60 521,53
M0W2 522,00 497,20 543,80 1563,00 521,00
M1W2 497,40 520,20 530,80 1548,40 516,13
M0W3 595,40 554,20 621,20 1770,80 590,27
M1W3 523,00 475,40 531,60 1530,00 510,00
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 763,05 381,53 0,41 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 3400,38 3400,38 3,64 tn 4,96 10,04
Waktu (W) 2 3790,25 1895,13 2,03 tn 4,10 7,56
Wlin 1 2688,01 2688,01 2,88 tn 4,96 10,04
Wkua 1 1102,24 1102,24 1,18 tn 4,96 10,04
MxW 2 6309,92 3154,96 3,38 tn 4,10 7,56
Galat 10 9340,41 934,04
Total 17 23604,02
KK = 5,57
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 17. Data Volume Akar
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
...........cm3
M0W1 70,00 129,00 51,40 250,40 83,47
M1W1 119,20 143,20 160,00 422,40 140,80
M0W2 126,00 81,20 121,20 328,40 109,47
M1W2 109,20 149,60 248,00 506,80 168,93
M0W3 146,40 122,00 141,80 410,20 136,73
M1W3 116,20 93,00 140,20 349,40 116,47
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 2928,08 1464,04 1,04 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 4659,34 4659,34 3,32 tn 4,96 10,04
Waktu (W) 2 2201,30 1100,65 0,78 tn 4,10 7,56
Wlin 1 627,85 627,85 0,45 tn 4,96 10,04
Wkua 1 1573,44 1573,44 1,12 tn 4,96 10,04
MxW 2 6191,86 3095,93 2,20 tn 4,10 7,56
Galat 10 14049,41 1404,94
Total 17 30029,99
KK = 29,75
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 19. Data Bobot Kering Jagung Pipil Kering per Tanaman
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
g
M0W1 131,74 152,46 135,66 419,86 139,95
M1W1 162,08 158,00 130,98 451,06 150,35
M0W2 153,22 143,78 153,18 450,18 150,06
M1W2 156,36 143,76 161,60 461,72 153,91
M0W3 167,30 141,90 164,86 474,06 158,02
M1W3 146,30 119,78 157,96 424,04 141,35
Lampiran 20. Sidik Bobot Kering Jagung Pipil Kering per Tanaman
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 301,89 150,94 0,80 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 2,94 2,94 0,02 tn 4,96 10,04
Waktu (W) 2 144,92 72,46 0,38 tn 4,10 7,56
Wlin 1 61,56 61,56 0,32 tn 4,96 10,04
Wkua 1 83,36 83,36 0,44 tn 4,96 10,04
MxW 2 598,49 299,25 1,58 tn 4,10 7,56
Galat 10 1897,47 189,75
Total 17 2945,71
KK = 9,25
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 21. Data Bobot Basah Tajuk
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
g
M0W1 300,84 298,60 282,52 881,96 293,99
M1W1 429,20 464,98 320,84 1215,02 405,01
M0W2 339,48 246,54 313,20 899,22 299,74
M1W2 324,36 415,04 388,16 1127,56 375,85
M0W3 337,00 319,82 321,42 978,24 326,08
M1W3 420,22 428,58 338,90 1187,70 395,90
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 4366,85 2183,43 1,03 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 33012,51 33012,51 15,63 ** 4,96 10,04
Waktu (W) 2 1613,83 806,92 0,38 tn 4,10 7,56
Wlin 1 396,29 396,29 0,19 tn 4,96 10,04
Wkua 1 1217,54 1217,54 0,58 tn 4,96 10,04
MxW 2 1477,76 738,88 0,35 tn 4,10 7,56
Galat 10 21116,91 2111,69
Total 17 61587,87
KK = 13,15
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 23. Data Bobot Kering Tajuk
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
..g
M0W1 115,46 100,12 106,14 321,72 107,24
M1W1 136,36 129,26 125,02 390,64 130,21
M0W2 95,86 81,04 86,88 263,78 87,93
M1W2 104,56 106,82 116,06 327,44 109,15
M0W3 85,56 81,26 93,32 260,14 86,71
M1W3 90,76 102,64 112,50 305,90 101,97
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 132,49 66,24 1,20 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 1766,95 1766,95 32,12 ** 4,96 10,04
Waktu (W) 2 2039,92 1019,96 18,54 ** 4,10 7,56
Wlin 1 1784,13 1784,13 32,44 ** 4,96 10,04
Wkua 1 255,79 255,79 4,65 tn 4,96 10,04
MxW 2 49,14 24,57 0,45 tn 4,10 7,56
Galat 10 550,06 55,01
Total 17 4538,55
KK = 7,14
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 25. Data Bobot Basah Akar
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
g.
M0W1 128,02 158,40 95,64 382,06 127,35
M1W1 158,38 195,82 183,72 537,92 179,31
M0W2 169,84 105,64 171,30 446,78 148,93
M1W2 142,38 192,04 231,14 565,56 188,52
M0W3 163,78 113,68 169,24 446,70 148,90
M1W3 132,32 102,62 141,70 376,64 125,55
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 1434,61 717,30 0,67 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 2325,28 2325,28 2,16 tn 4,96 10,04
Waktu (W) 2 2977,42 1488,71 1,39 tn 4,10 7,56
Wlin 1 778,35 778,35 0,72 tn 4,96 10,04
Wkua 1 2199,06 2199,06 2,05 tn 4,96 10,04
MxW 2 4892,84 2446,42 2,28 tn 4,10 7,56
Galat 10 10743,35 1074,34
Total 17 22373,50
KK = 21,41
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 27. Data Bobot Kering Akar
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
.g....
M0W1 16,40 24,62 18,96 59,98 19,99
M1W1 52,58 77,68 49,42 179,68 59,89
M0W2 43,52 39,16 53,94 136,62 45,54
M1W2 45,32 62,18 52,88 160,38 53,46
M0W3 36,34 40,84 50,40 127,58 42,53
M1W3 28,14 27,48 34,30 89,92 29,97
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 223,63 111,81 1,64 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 621,87 621,87 9,14 * 4,96 10,04
Waktu (W) 2 561,07 280,53 4,12 tn 4,10 7,56
Wlin 1 40,92 40,92 0,60 tn 4,96 10,04
Wkua 1 520,14 520,14 7,64 * 4,96 10,04
MxW 2 2096,61 1048,31 15,40 ** 4,10 7,56
Galat 10 680,68 68,07
Total 17 4183,86
KK = 19,69
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 29. Data Jumlah Biji per Baris
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
..Biji..
M0W1 36,60 38,00 31,40 106,00 35,33
M1W1 38,20 38,80 36,40 113,40 37,80
M0W2 37,40 33,60 38,60 109,60 36,53
M1W2 36,80 38,40 38,80 114,00 38,00
M0W3 39,40 36,00 40,80 116,20 38,73
M1W3 36,40 37,00 38,00 111,40 37,13
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 0,80 0,40 0,07 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 2,72 2,72 0,49 tn 4,96 10,04
Waktu (W) 2 5,60 2,80 0,50 tn 4,10 7,56
Wlin 1 5,60 5,60 1,00 tn 4,96 10,04
Wkua 1 0,00 0,00 0,00 tn 4,96 10,04
MxW 2 13,47 6,74 1,21 tn 4,10 7,56
Galat 10 55,86 5,59
Total 17 78,46
KK = 6,34
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 31. Data Panjang Tongkol
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
...cm...
M0W1 20,06 21,70 16,36 58,12 19,37
M1W1 21,44 20,82 19,48 61,74 20,58
M0W2 19,46 20,24 20,70 60,40 20,13
M1W2 19,38 20,58 20,40 60,36 20,12
M0W3 21,12 19,72 20,94 61,78 20,59
M1W3 19,64 19,32 21,36 60,32 20,11
Db JK KT Fh F0,05 F0,01
2 0,83 0,42 0,19 tn 4,10 7,56
1 0,25 0,25 0,12 tn 4,96 10,04
2 0,42 0,21 0,10 tn 4,10 7,56
1 0,42 0,42 0,20 tn 4,96 10,04
1 0,01 0,01 0,00 tn 4,96 10,04
2 2,29 1,14 0,54 tn 4,10 7,56
10 21,33 2,13
17 25,13
KK = 7,25
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 33. Data Bobot 100 Biji
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
....g
M0W1 25,50 29,32 28,58 83,40 27,80
M1W1 30,66 31,10 26,54 88,30 29,43
M0W2 29,14 28,68 28,96 86,78 28,93
M1W2 29,58 28,76 30,34 88,68 29,56
M0W3 28,52 26,48 28,68 83,68 27,89
M1W3 28,18 23,88 26,76 78,82 26,27
SK Db JK KT Fh F0,05 F0,01
Ulangan 2 0,94 0,47 0,14 tn 4,10 7,56
Mikoriza
(M) 1 0,21 0,21 0,06 tn 4,96 10,04
Waktu (W) 2 14,82 7,41 2,19 tn 4,10 7,56
Wlin 1 7,05 7,05 2,08 tn 4,96 10,04
Wkua 1 7,77 7,77 2,29 tn 4,96 10,04
MxW 2 8,33 4,17 1,23 tn 4,10 7,56
Galat 10 33,89 3,39
Total 17 58,19
KK = 6,50
tn = Tidak Nyata
* = Nyata
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 35. Rangkuman Uji Beda Rataan Parameter
W1 813,69 72,43b 92,50c 520,20 112,13 145,15 349,50 118,73a 153,33 39,94 36,57 19,98 349,50
W2 836,45 72,77b 99,37a 518,57 139,20 151,98 337,80 98,54b 168,72 49,50 37,27 20,13 337,80
W3 775,35 73,27a 95,40b 550,13 126,60 149,68 360,99 94,34b 137,22 36,25 37,93 20,35 360,99
M0W1 742,33 72,40 92,47 518,87 83,47 139,95 293,99 107,24 127,35 19,99d 35,33 19,37 293,99
M1W1 885,06 72,47 92,53 521,53 140,80 150,35 405,01 130,21 179,31 59,89a 37,80 20,58 405,01
M0W2 821,90 72,80 99,40 521,00 109,47 150,06 299,74 87,93 148,93 45,54abc 36,53 20,13 299,74
M1W2 851,00 72,73 99,33 516,13 168,93 153,91 375,85 109,15 188,52 53,46ab 38,00 20,12 375,85
M0W3 763,34 73,27 95,33 590,27 136,73 158,02 326,08 86,71 148,90 42,53bc 38,73 20,59 326,08
M1W3 787,35 73,27 95,47 510,00 116,47 141,35 395,90 101,97 125,55 29,97cd 37,13 20,11 395,90
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama berpengaruh tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT)
pada taraf 5%
Keterangan :
1. Luas Daun (cm2) 11. Jumlah Biji/Baris (biji)
2. Umur Berbunga (hari) 12. Panjang Tongkol (cm)
3. Umur Panen (hari) 13. Bobot 100 Biji (g)
4. Jumlah Biji/Tongkol (biji)
5. Volume Akar (cm3)
6. Bobot kering Jagung Pipil kering/Tanaman (g)
7. Bobot Basah Tajuk (g)
8. Bobot Kering Tajuk (g)
9. Bobot Basah Akar (g)
10. Bobot Kering Akar (g)
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 36. Data Iklim
MEI
120
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL
JUNI
120
INTENSITAS CAHAYA
100
MATAHARI
80
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL
JULI
120
INTENSITAS CAHAYA
100
MATAHARI
80
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009
MEI
120
100
KELMBABAN
80
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL
JUNI
100
80
KELEMBABAN
60
40
20
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
TANGGAL
JULI
100
90
80
KELEMBABAN
70
60
50
40
30
20
10
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
TANGGAL
Eva Handayani : Respon Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Terhadap Pemberian Fungi
Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Perbedaan Waktu Tanam, 2008.
USU Repository 2009