Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ALBERTHUS SENDHY
A31114327
UNIVERSITAS HASANUDDIN
A. AZAS-AZAS YANG MENDASARI AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Boyton (2003:50), menjelaskan tentang azas-azas yang mendasari audit laporan keuangan
dengan membagi kedalam lima bagian yaitu:
Keterbatasan auditor adalah bahwa auditor bekerja dalam batasan ekonomi yang wajar.
Batasan ekonomi yang dimaksud adalah:
Biaya yang memadai (reasonable cost). Pembatasan biaya audit dapat menimbulkan
terbatasnya pengujian, atau penarikan sampel dari catatan akuntansi atau data
pendukung yang dilakukan secara selektif.
Jumlah waktu yang memadai (reasonable length of time). Biasanya laporan auditor
atas demikian banyak perusahaan akan terbit dalam waktu tiga sampai lima minggu
setelah tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat mempengaruhi jumlah bukti yang
di peroleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca yang berdampak
pada laporan keuangan
C. STANDAR AUDITING
Statements on Auditing Standars (SAS)
SAS menjelaskan sifat dan luasnya tanggung jawab seorang auditor serta menawarkan
bimbingan bagi seorang auditor yang melaksanakan audit. Kepatuhan kepada SAS
merupakan kewajiban anggota AICPA yang harus siap untuk memberikan alasan atas
setiap penyimpangan suatu pernyataan.
Generally Accepted Auditing Standars (GAAS)
Standar auditing yang di akui secara luas dalam kaitannya profesi akuntan publik
dikenal dengan sebutan the ten (general accepted auditing standards)/ sepuluh standar
yang berlaku umum.
a) Standar Umum
Standar umum berkaitan dengan kualifikasi auditor dan mutu pekerjaan
auditor. Terdapat tiga standar umum menurut Boyton (2003:61):
1. Keahlian dan Pelatihan Teknik yang Memadai.
Kompetensi auditor ditentukan oleh 3 faktor: (a) pendidikan universitas
formal untuk memasuki profesi; (b) pelatihan praktik dan pengalaman
dalam auditing, dan (c) mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan selama
karir profesional auditor.
2. Independensi dalam Sikap Mental
Kompetensi saja tidak mencukupi. Auditor juga harus bebas dari pengaruh
klien dalam melaksanakan audit serta dalam melaporkan temuan-
temuannya. Standar umum yang kedua ini mengaitkan peran auditor dalam
seuatu audit dengan peran sebagai penengah dalam perselisian dalam
pemburuan atau sebagai hakim dalam kasus hukum.
3. Penggunaan Kemahiran Profesional
Seorang auditor juga diharapkan memiliki kesungguhan dalam
melaksanakan audit serta menerbitka laporan atas temuan. Dalam
melakukan standar ini, seorang auditor yang berpengalaman harus secara
kritis melakukan review atas pekerjaan yang dikerjakan dan pertimbangan
yang digunakan oleh personil kurang berepengalaman yang turut
mengambil bagian dalam audit.
b) Standar Pekerjaan Lapangan
1. Perencanaan dan Supervisi yang Memadai
Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit serta rencana program
audit yang akan digunakan dalam melaksanakan audit
2. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern
Merupakan hal yang sangat mendasar bagi seorang auditor untuk
memahami struktur pengendalian intern, sehingga dapat merencanakan
suatu audit yang efektif dan efisien
3. Mendapatkan Bukti Audit Kompeten yang Cukup
Tujuan akhir standar pekerjaan lapangan adalah menyediakan dasar yang
memadai bagi auditor untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
klien.
c) Standar Pelaporan
1. Laporan keuangan disajikan sesuai GAAP
2. Konsistensi dalam penerapan GAAP
3. Pengungkapan informatif yang memadai
4. Pernyataan pendapat
Penerapan Standar Auditing
Standar audit dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh seorang
auditor independen tanpa memandang skala ukuran kegiatan klien, bentuk organisasi,
jenis organisasi, atau apakah tujuan entitas adalah mencari laba atau nirlaba.
Hubungan Antara Standar Auditing Dengan Prosedur Auditing
Prosedur auditing (auditing procedures) adalah metode-metode yang digunakan serta
tindakan yang dilakukan oleh auditor selama audit berlangsung