Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KOMUNITAS MENURUT DORTHEA


OREM

Disusun Oleh Kelompok 2:

Yusleh Aspandi

Sunaida Sucipto

St.aisyah 1 Hairul Anwar

Rasidi St.aisyah 2

Ikhbat Ruspandi

Jamil Fathorrahaman

Agus Arief

Wisnu

Semester 1

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA

SUMENEP
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan Karunia-Nyalah kami selaku penulis makalah yang berjudul Model
Konseptual Keperawatan Komunitas menurut Dorthea Orem yang mana makalah
ini sebagai salah satu tugas Matakuliah Keperawatan Komunitas IV, Alhamdullilah dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Maka dengan terselesaikannya makalah ini, maka kami selaku penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada :

Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
sehingga dapat dipergunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas
perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum . Wr. Wb

SUMENEP , NOVEMBER 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS MODEL KONSEP SELF CARE KEPERAWATAN


KOMUNITAS MENURUT DORTHEA OREM

2.1 Pengertian Keperawatan Keluarga Menurut Dorthea


Orem............................................................................................................................3

2.2 Keyakinan Orems tentang empat konsep utama


keperawatan................................................................................................................3

2.3 Tujuan Keperawatan pada Model


Orems..................................................................................................................4

a. Tujuan keperawatan pada model Orems secara umum..4


b. Tujuan keperawatan orems yang diterapkan kedalam praktek keperawatan
keluarga / komunitas..4
c. Tujuan khusus keperawatan kesehatan keluarga4
d. Focus asuhan keperawatan pada model orems yang diterapkan pada praktek
keperawatan keluarga/komunitas.5
e. Karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat5

2.4 Fungsi utama Keluarga menurut


Orem...............................................................................................................................6

2.5 Konsep self care Dorethea Orem..............................................................................6

2
a. Self care....7
b. Self care deficite..8
c. Teori nursing system9

2.6 Konsep self care dalam praktek keperawatan keluarga / komunitas

a. Operasional Praktek keperawatan dalam keluarga menurut tipe situasi


perawatan..10
b. Opreasional diagnosis..11
c. Dependent Care Unit sebagai unit pelayanan..11
d. Keluarga sebagai unit pelayanan11

2.7 Hubungan Teori Orem dengan Keperawatan13

2.8 Asuhan Keperawatan Keluarga menurut Dorthea Orem

1. Pengkajian / Riwayat keperawatan15


2. Diagnosa Keperawatan15
3. Perencanaan..15
4. Implementasi.15
5. Evaluasi 16

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................17

3.2 Saran........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ruth B Freeman (1981), keluarga dikatakan sebagai unit pelayanan yang
dirawat. keluarga merupakan suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya.
masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan sehingga apabila
salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga lainnya, serta keluarga tetap dan selalu berperan
sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
Adapun tujuan dari praktek keperawatan pada keluarga adalah untuk
meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
secara mandiri. Oleh karena itu, untuk dapat tercapainya tujuan praktek
keperawatan keluarga secara optimal dan berkualitas, maka perlu mengembangkan
ilmu dan praktek keperawatan salah satunya melalui penerapan model konseptual
self care. Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah meningkatkan
kemampuan seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau anggota
keluarganya secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan
kesehatan dan kesejahteraannya.
Konsep self care ini juga merupakan suatu landasan bagi perawat dalam
memandirikan individu/keluarga sesuai tingkat ketergantungannya bukan
menempatkan keluarga atau keluarga dalam posisi dependent. Karena menurut
Orem, self care itu bukan proses intuisi, tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat
dipelajari melalui proses belajar.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah
yang akan dibahas pada bab selanjutnya yaitu:
1. Bagaimana teori self care Dorthea Orem dalam kesehatan keluarga/komunitas ?

1.3 Tujuan Umum

1
Untuk mengetahui bagaimana teori self care Dorthea Orem dalam keperawatan
komunitas
1.4 Manfaat
1. Sebagai panduan dalam melakukan asuhan keperawatan komunitas.
2. Menambah wawasan mengenai aplikasi teori self care dalam kesehatan
keluarga / komunitas.
3. Sebagai referensi.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS MODEL KONSEP SELF CARE KEPERAWATAN KOMUNITAS


MENURUT DORTHEA OREM

2
1.1 Pengertian Keperawatan Kesehatan Keluarga
Menurut Orem (1971), keperawatan kesehatan keluarga adalah
Pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus
diri bagaimana mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang
kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan
menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
Menurut Bailon dan Maglaya (1978), keperawatan kesehatan keluarga
adalah tingkat keperawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur.

1.2 Keyakinan dan Nilai-Nilai

Keyakinan Orems tentang empat konsep utama keperawatan adalah :


1. Klien Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma
atau coping dan efeknya.
2. Sehat. Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi
dan perkembangan.
3. Lingkungan. Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik
4. Keperawatan. Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas structural, fungsi dan
perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orems
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
1.3 Tujuan Keperawatan pada Model Orem
a. Tujuan keperawatan pada model Orems secara umum adalah :
Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.

3
Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self
care deficit apapun dihilangkan.
Jika ketiganya diatas tidak tercapai perawat secara langsung dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.

b. Tujuan keperawatan orems yang diterapkan kedalam praktek


keperawatan keluarga / komunitas adalah :
Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
teraupetik.
Menolong klien bergerak kearah tindakan tindakan asuhan mandiri.
Membantu anggota keluarganya yang mengalami gangguan secara
kompeten.

c. Tujuan khusus keperawatan kesehatan keluarga adalah :


Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-
masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarganya.
Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya .
d. Focus asuhan keperawatan pada model orems yang diterapkan pada
praktek keperawatan keluarga/komunitas adalah :

Aspek interpersonal : hubungan didalam keluarga.


Aspek social : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
Aspek procedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengangtisipasi perubahan yang terjadi.
Aspek teknis : mengajarkan kepada keluarga tentang teknis dasar yang
dilakukan dirumah misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

e. Karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat, diantaranya adalah:


Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah
kesehatan para anggotanya.

4
Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagai segi: pola
komunikasi, pengambilan keputusan, sikap dan nilai-nilai dalam keluarga,
kebudayaan dan gaya hidup.
Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah
pedesaan.
Kemandirian dari tiap-tiap keluarga.
Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar
keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan kemandirian
keluarga, sehingga apabila produktifitas dan kemandirian keluarga
meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula .

1.4 Fungsi utama keluarga menurut Orem
Menurut Orem fungsi utama keluarga adalah:
Sosialisasi pada seluruh anggota keluarga agar dapat mandiri (self care) dan
dependent care agents.
Pemenuhan therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan
strategi perkembangan untuk memenuhi kebutuhan:
Menyadari perubahan-perubahan dalam individu-individu dan lingkungan

pengetahuan terhadap dampak dari kondisi perubahan status kesehatan


pada anggota keluarga.

Pengetahuan cara memenuhi therapeutic self care demand pada anggota


keluarga dan ketrampilan serta motivasi untuk memenuhinya.
Kesadaran terhadap dampak kondisi peran dan hubungan anggota keluarga
dalam therapeutic self care demand dan kemampuan self care pada masing-
masing individu anggota keluarga.
Memiliki upaya untuk mengontrol dan mengatur sumber-sumber kebutuhan
untuk memenuhi therapeutic self care demand dan kebutuhan perawatan
kesehatan pada setiap anggota keluarga.
Mengintegrasikan aspek-aspek dari self care dan dependent care dalam
perencanaan yang memuaskan pada kehidupan dan perkembangan keluarga.

1.5 KONSEP SELF CARE DOROTHEA OREM

5
Selama tahun 1958-1959 Dorothea Orem sebagai seorang konsultan
pada bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan
dan berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan peningkatan praktek perawat
(vokasional). Pekerjaan ini menstimulasi Orem untuk membuat suatu pertanyaan
: Kondisi apa dan kapan seseorang membutuhkan pelayanann keperawatan?
Orem kemudian menekankan ide bahwa seorang perawat itu adalah Diri
sendiri. Ide inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep keperawatannya
Self Care. Pada tahun 1959 konsep keperawatn Orem ini pertama sekali
dipublikasikan. Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa anggota
fakultas dari Universitas di Amerika untuk membentuk suatu Comite Model
Keperawatan (Nursing Model Commitee). Tahun 1968 bagian dari Nursing Model
Commitee termasuk Orem melanjutkan pekerjaan mereka melalui Nursing
Development Conference Group (NDCG). Kelompok ini kemudian dibentuk
untuk menghasilkan suatu kerangka kerja konseptual dari keperawatan dan
menetapkan disiplin keperawatan.
Orem Kemudian mengembangkan konsep keperawatanya self care dan pada
tahun 1971 dipublikasikan Nursing; Concepts of Practice. Pada edisi pertama
fokusnya terhadap individu, sedangkan edisi kedua (1980), menjadi lebih luas
lagi meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat). Edisi ketiga
(1985) Orem menghadirkan General Theory Keperawatan dan pada edisi
keempat (1991) Orem memberikan penekanan yang lebih besar terhadap anak-
anak, kelompok dan masyarakat.

Orem mengembangkan teori Self Care Deficitmeliputi 3 teori


yangberkaitan yaitu : 1). Self Care, 2). Self care deficit dan 3) nursing system.
Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self
care agency, kebutuhan self care therapeutik, self care defisit, nursing agency,
dan nursing system, serta satu konsep perifer yaitu basic conditioning
factor(faktor kondisi dasar). Postulat self careteori mengatakan bahwa self
caretergantung dari prilaku yang telah dipelajari, individu berinisiatif dan
membentuk sendiri untuk memelihara kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannya.

6
1. Self care
Untuk memahami teori self care sangat penting terlebih dahulu
memahami konsep self care, self care agency, basic conditioning factor dan
kebutuhan self care therapeutik. Self care adalah performance atau praktek
kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk prilaku mereka dalam
memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk
dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas
struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan
manusia
Self care agency adalah kemampuan manusia atau kekuatan untuk
melakukan self care. Kemampuan individu untuk melakukan self care
dipengaruhi oleh basic conditioning factors seperti; umur, jenis kelamin,
status perkembangan, status kesehatan, orientasi sosial budaya, sistem
perawatan kesehatan (diagnostik, penatalaksanaan modalitas), sistem
keluarga, pola kehidupan, lingkungan serta ketersediaan sumber.
Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic self care demand) adalah
merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan self care dengan menggunakan metode yang valid
yang berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan.
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care
requisite. Orem mengidentifikasikan tiga katagori self care requisite yaitu
Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang
merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites
(kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation
Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
2. Teori Self care Deficite
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara
umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat
perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak
mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus.
Inti dari teori ini menggambarkan manusia sebagai penerima perawatan
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan keperawatan dirinya dan memeliki

7
berbagai keterbatasan-keterbatan dalam mencapai dalam mencapai taraf
kesehatannya, perawatn yang diberikan didasarkan kepada tingkat
ketergantungan, yaitu ketergantungan total atau parsial. Deficit perawatan diri
menjelaskan hubungan antar kemampuan seseorang dalam
bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri,
sehingga bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan
memngalami penurunan deficit perawat diri .
Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam
membantu self care:
Tindakan untuk atau dilakukan untuk orang lain.
Memberikan petunjuk dan pengarahan.
Memberikan dukungan fisik dan psychologis.
Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung
pengembangan personal.
Pendidikan

Orem (1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:


Membina hubungan dengan Keluarga dan memelihara hubungan perawat
keluarga dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi
perencanaan keperawatan.
Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.
Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk
kontak dan dibantu perawat.
Menjelaskan, memberikan dan melindungi keluarga secara langsung dalam
bentuk keperawatan.
Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-
hari keluarga, atau perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan
sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima. Bantuan yang
diberikan : nursing agency dengan menggunakan nursing system.

3. Teory Nursing System


Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self
care dan kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit,

8
self care agency dan kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan
akan diberikan. Nursing agency adalah suatu properti atau atribut yang
lengkap diberikan untuk orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai
perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk
menemukan kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan
pengembangan self care agency.

Orem mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing system yaitu:

a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory


System ).Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan
bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien
dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan
bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya
manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.
b. Sistem Bantuan Sebagian (Partially Compensatory System).Merupakan
siste dalam pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal.
Contoh: perawatan pada pasien post operasi abdomen di mana pasien
tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan luka.
c. Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang
diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan
harapan pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem
ini dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan keperawatan
setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat
dilakukan pada pasien yang memelukan informasi pada pengaturan
kelahiran.

1.6 Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan Keluarga / Komunitas
e. Operasional Praktek keperawatan dalam keluarga menurut tipe situasi
perawatan.
Langkah pertama dalam disain nursing system untuk unit multiperson
pelayanan harus ditentukan apakah: peran anggota, eksistensi, hubungan
perubahan, elemen-elemen dan system self care yang adekuat, dan

9
komunikasi antara system individu dan aspek lain dalam kehidupan sehari-
hari dan integrasi struktur dan fungsi dalam unit.
f. Operasional Diagnosis
Ketika individu sebagai unit pelayanan, pengkajian utama yang
berhubungan dengan elemen system keluarga adalah apakah dan
bagaimana kondisi factor-faktor requisite pasien, metode untuk memenuhi
self care requisite dan self care agency? Dapatkah, haruskah dan akankah
keluarga merawat pasien?.

g. Dependent Care Unit sebagai unit pelayanan


Pengkajian ini meliputi keluarga sebagai sumber faktor-faktor kondisi
dasar yang berdampak terhadap keduanya dan saling ketergantungan dan
respon anggota keluarga terhadap caregiver. Ini penting untuk membedakan
keluarga sebagai factor yang merupakan kondisi system dependent care dari
keluarga sebagai unit servis, karena sasaran utama perawatan dalam
dependent care system adalah therapeutic self care demand pada seseorang
yang bergantung bukan terhadap semua anggota keluarga.
h. Keluarga sebagai unit pelayanan
Kondisi yang membuat keluarga sebagai unit pelayanan dipengaruhi oleh
tindakan untuk mencapai fungsi yang berhubungan untuk self care /
dependen care pada anggota keluarga ( criteria kondisi internal ) Biasanya
diawali keputusan perawat tentang kondisi yang menjelaskan identifikasi unit
multi person meliputi : kebutuhan melindungi dan mencegah regulasi
terhadap bahaya, kebutuhan untuk regulasi lingkungan, kebutuhan terhadap
sumber sumber. Dasar-dasar keperawatan meliputi perhitungan therapeutic
self care demand untuk masing-masing anggota keluarga, kualitas dan self
care agency dan dependen care agency untuk masing masing anggota
keluarga dan system searah ( adekuat ), dalam memenuhi therapeutic self
care demand keluarga dalam konteks system keluarga.

Terdapat empat dimensi yaitu :

Individu subsistem : self care individu

10
Pola interaksi keluarga : dependen care system untuk memenuhi
therapeutic self care demand anggota keluarga dependen dapat dialkukan
dengan kolaborasi antara anggota keluarga untuk memenuhi therapeutic
self care demand.
Karakteristik unik secara keseluruhan : pola pola interaksi sepanjang
hidup keluarga memberikan perawatan self care untuk semua anggota
keluarga.
Lingkungan : pengkajian faktor-faktor dasar terhadap kondisi self care dan
self care agency : social cultural, status kesehatan, elemen-elemen
system pelayanan kesehatan dan elemen system keluarga.

1.7 Hubungan Teori Orem dengan Keperawatan


1. Manusia
Suatu kesatuan yang di pandang sebagai fungsi secara biologis simbolik dan
sosial serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri
untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan
asuhan keperawatan mandiri terkait dengan:
a. Udara yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida
b. Air
c. Makanan
d. Eliminasi mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh
melalui sekresi urin (air kencing) dan feses.
e. Kegiatan dan istirahat
f. Interaksi sosial
g. Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
h. Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia
i. Masyarakat/lingkungan
j. Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi
(menyatu) dan interaktif (iteraksi).

2. Kesehatan
Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang
berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik,
psikologik , interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk
menjelaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya.
Kesejahteraan merupakan suatu keadaan dicirikan oleh pengalaman yang
menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman

11
spiritual , gerakan untuk memenuhi ideal diri seseorang dan melalui
personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan
kesehatan , keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.

4. Keperawatan
Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan
sepenuhnya atau sebagian pada bayi, anak dan orangb dewasa, ketika
mereka, orang tua mereka, wali atau orang dewasa lain yang bertanggung
jawab terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu
merawat atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditunjukan untuk
menolong sesama. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan secara
sengaja dan mempuyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena
memiliki kecerdasan, serta tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi
secara manusiawi pada manusia dan lingkungannya.

1.8 Asuhan Keperawatan Keluarga menurut Dorthea Orem


6. Pengkajian / Riwayat keperawatan
Pengkajian yang harus dilakukan menurut Orem diawali dengan pengkajian
personel keluarga yang meliputi : usia, sex, tinggi badan, berat badan,
budaya, ras, status perkawinan, agama dan pekerjaan keluarga.
Menurut Orem pengkajian juga didasarkan pada 3 ( tiga ) kategori
perawatan diri keluarga yang meliputi :
Universal self care
Kebutuhan yang berkaitan dengan proses hidup manusia, proses
mempertahankan integritas, struktur dan fungsi tubuh manusia selama
siklus kehidupan berlangsung yang meliputi: tempat tinggal, sanitasi,
makanan, udara yang bersih, keamanan, resolusi konflik, pendidikan pada
anak, komunikasi dalam keluarga, standard kepercayaan dan perilaku,
solitude dan interaksi social.

Developmental self care


Kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan untuk proses
perkembangan, kebutuhan akibat adanya suatu kondisi yang baru,
kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu kejadian. Meliputi: perubahan

12
tempat tinggal, perubahan pola konsumsi makanan, mekanisme untuk
mempertahankan keamanan akibat adanya perubahan pola kriminalitas,
lingkungan yang tidak mendukung/berbahaya, konflik keluarga,
perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan oleh
anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan kepercayaan dan
pola, perkembangan perubahan informasi dan sosialisasi yang dibutuhkan
oleh anak dan orang dewasa dalam keluarga, perkembangan
kepercayaan dan pola perilaku dalam keluarga.
Health deviation
Kebutuhan berkaitan dengan adanya penyimpangan status
kesehatan seperti: kondisi sakit atau injury, atau kecelakaan yang dapat
menurunkan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan self care-
nya baik secara permanen maupun temporer, sehingga keluarga tersebut
memerlukan bantuan orang lain.Kebutuhan ini meliputi :
a. Mendeteksi berbagai hal yang mengancam keluarga.
b. Menggunakan sumber-sumber eksternal untuk mengatasi
masalah kesehatan dalam keluarga.
c. Menyadari dampak dari patologi penyakit
d. Memilih prosedur diagnostik, terapi dan rehabilitasi yang tepat
dan efektif
e. Memodifikasi konsep diri untuk dapat menerima status
kesehatannya dan mengatasi hal tersebut.
f. Belajar hidup dengan keterbatasan sebagai dampak dari kondisi
patologis, efek pengobatan, dan diagnostik serta selalu
meningkatkan kemampuan.

7. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan berfokus pada empat fungsi keluarga yang telah
diidentifikasi dan dampak dalam memenuhi therapeutic self care demand
pada individu anggota keluarga dan pada struktur dan fungsi keluarga.
Contoh : komunikasi antara suami istri, komunikasi pada anak, perilaku
interpersonal anggota keluarga.
8. Perencanaan
Orem mendefinisikan 5 area aktivitas praktek keperawatan :

13
Membina dan menjaga hubungan perawat keluarga (individu, keluarga
dan kelompok) sampai keluarga pulang.
Menentukan jika dan bagaimana keluarga perlu ditolong oleh perawat.
Berrespon pada pertanyaan, kebutuhan dan keinginan keluarga akan
kontrak dan asistennya.
Menetapkan, memberikan dan meregulasi bantuan langsung pada
keluarga
Koordinasi dan integrasi keperawatan dengan kegiatan sehari-hari kien,
perawatan kesehatan lain, pemberian pelayanan sosial dan pendidikan
yang di butuhkan atau yang sedang diterima.
9. Implementasi
Orem memandang implemenatasi keperawatan sebagai asuhan
kolaboratif dengan saling melengkapi antara keluarga dan perawat, dengan
kata lain perawat bertindak dalam berbagai cara untuk meningkatkan
kemampuan keluarga.
Dalam implementasi rencana keperawatan, perawat dan keluarga
bersama-sama melakukan aktivitas dalam membantu mempertemukan
tuntutan terapi perawatan diri keluarga.
10. Evaluasi
Orem tidak menuliskan secara spesifik tentang evaluasi, akan tetapi ia
mengemukakan bahwa keluarga membutuhkan kemandirian dalam hal
mengatai masalah kesehatannya. Oleh karena itu evaluasi difokuskan pada
tingkat :
Kemampuan keluarga untuk mempertahankan kebutuhan self care-
nya.
Kemampuan keluarga untuk mengatasi self care deficit-nya dan
sampai sejauh mana perkembangan kemandirian keluarga
Kemampuan keluarga dalam memberikan bantuan self care jika
keluarga tidak mampu.
Evaluasi ini dilakukan melalui identifikasi tingkat kemandirian keluarga
dalam perawatan dirinya yang dapat dilihat dari kontribusi /
keterlibatan keluarga dan keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan.

14
BAB 3
PENUTUP
a. Kesimpulan
Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang
menekankan pada kemampuan keluarga untuk merawat dirinya
sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Menurut Orem
bukanlah suatu proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku yang
dapat dipelajari.
Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self Care melalui 3
(tiga) teori yang berkaitan , yaitu : Self care, Self Care Deficit dan
Nursing System. Ketiga teori ini dihubungkan oleh 6 (enam) konsep
sentral yaitu : self care, self care agency, self care therapeutic

15
demand, self care deficits, nursing agency dan nursing system serta di
lengkapi dengan 1 (satu) konsep perifer yaitu basic conditioning factor
( factor kondisi dasar).
Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di
lakukan melalui 3 (tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus,
mendesain nursing system dan perencanaan untuk pemberian
perawatan dan pengontrolan.
Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dilakukan dengan efektif
dan efisien karena terlebih dahulu melihat kemampuan self care yang
dimiliki oleh keluarga tersebut.
Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan dan
teknologi keperawatan yang baik dan terstandarisasi guna
pelaksanaan teori ini secara komprehensif dan holistik.

b. Saran
1. Semoga teori self care Dorthea Orem dapat diaplikasikan dalam
memberikan asuhan keperawatan bagi keluarga.
2. Semoga dalam pengaplikasian teori self care ini perawat
memandirikan individu/keluarga sesuai tingkat ketergantungannya
bukan menempatkan invidu atau keluarga dalam posisi dependent.
Karena menurut Orem, self care itu bukan proses intuisi, tetapi
merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari melalui proses
belajar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.


Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta: EGC

Fitzpatrik J.J and Whall A.L. (1989).Conseptual Models of Nursing: Analysis and
Application second Edition. California: Appleton and Lang .
George,J.B (1995).Nursing Theoris:The Base for Profesional Nursing
Practice.Fourth edition,appleton & Lange,Connecticut.

Hudak & Gallo.1987. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik ( terjemahan ), Edisi


VI, Volume II. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta :


Salemba Medika.
Orem, DE. (2001).Nursing Concept of Pratical.St. Louis: The CV Mosby Company.

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan , Konsep, Proses &
Praktik. Jakarta: EGC.

17
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/2044/BIK_Vol_2_No_2_9_A
bi_Muhlisin.pdf?sequence=1 diakses tanggal 21 Desember 2015.

http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13/konsep-model-self-care-theory/ diakses
tanggal 21 Desember 2015

https://www.academia.edu/9007194/Konsep_Keperawatan_Berdasarkan_TEORI_O
REM diakses tanggal 22 Desember 2015.
http://www.materikesehatan.com/2015/01/contoh-makalah-keperawatan-konsep-
teori.html diakses tanggal 22 Desember 2015.

http://www.slideshare.net/septianraha/teori-model-keperawatan-doretea-orem-
28913216?related=1 diakses tanggal 22 Desember 2015.

18

Anda mungkin juga menyukai