Anda di halaman 1dari 7

Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT

Modul 1
Definisi Perencanaan Tambang

1.1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan dapat didefinisikan sebagai penentuan persyaratan teknik


pencapaian sasaran kegiatan serta urutan teknik pelaksanaan dalam berbagai
macam anak kegiatan yang harus dilaksanakan untuk pencapaian tujuan dan
sasaran kegiatan. Perencanaan merupakan salah satu tahapan kegiatan dari
proses manajemen. Kegiatan perencanaan tidak berkaitan dengan aspek
geometri, tetapi berhubungan erat dengan waktu.

Salah satu bagian penting dari kegiatan perencanaan tambang adalah


perancangan. Perancangan merupakan salah satu bagian dari kegiatan
perencanaan tambang yang berkaitan dengan aspek geometri, tetapi tidak
berhubungan dengan waktu.

1.2. Fungsi Perencanaan

Fungsi perencanaan tergantung dari jenis perencanaan yang digunakan dan


sasaran yang dituju, tetapi secara umum fungsi perencanaan antara lain:

a. Pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan dalam


pencapaian tujuan.
b. Perkiraan terhadap masalah pelaksanaan, kemampuan, harapan, hambatan
dan kegagalannya mungkin terjadi.
c. Usaha untuk mengurangi ketidakpastian.
d. Kesempatan untuk memilih kemungkinan terbaik.
e. Penyusunan urutan kepentingan tujuan.
Perencanaan Tambang: Modul 1

f. Alat pengukur atau dasar ukuran dalam pengawasan dan penilaian.


g. Cara penggunaan dan penempatan sumber secara berdaya guna dan
berdaya hasil.

1
Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT

1.3. Masalah Perencanaan

Masalah dalam perencanaan tambang merupakan masalah yang kompleks


karena merupakan problem geometri tiga dimensi yang selalu berubah dengan
waktu. Geometri tambang bukan satu-satunya parameter yang berubah dengan
waktu. Parameter-parameter ekonomi penting yang lain pun sering merupakan
fungsi waktu pula.

1.4. Ruang Lingkup Perencanaan

Permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan tambang dapat


dikelompokkan menjadi tugas-tugas yang lebih kecil agar lebih mudah untuk
diselesaikan.

a. Penentuan batas pit


Menentukan batas akhir dari kegiatan penambangan (ultimate pit limit) untuk
suatu cebakan bijih. Ini berarti menentukan berapa besar cadangan bijih
yang akan ditambang (tonase dan kadar) yang akan memaksimalkan nilai
bersih total dari cebakan bijih tersebut. Dalam penentuan batas akhir dari pit,
nilai waktu dari uang belum diperhitungkan.

b. Perancangan pushback
Merancang bentuk-bentuk penambangan (minable geometries) untuk
menambang habis cadangan bijih tersebut mulai dari titik masuk awal hingga
ke batas akhir dari pit. Perancangan pushback atau tahap-tahap
penambangan ini membagi ultimate pit menjadi unit-unit perencanaan yang
lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Hal ini akan membuat masalah
Perencanaan Tambang: Definisi Perencanaan Tambang

perancangan tambang tiga dimensi yang kompleks menjadi lebih sederhana.


Pada tahap ini elemen waktu sudah mulai dimasukkan ke dalam rancangan
penambangan karena urut-urutan penambangan pushback telah mulai
dipertimbangkan.

2
Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT

c. Penjadwalan produksi
Menambang bijih dan lapisan penutupnya (waste) di atas kertas, jenjang
demi jenjang mengikuti urutan pushback, dengan menggunakan tabulasi
tonase dan kadar untuk tiap pushback yang diperoleh dari tahap (b).
Pengaruh dari berbagai kadar batas (cut off grade) dan berbagai tingkat
produksi bijih dan waste dievaluasi dengan menggunakan kriteria nilai waktu
dari uang, misalnya net present value. Hasil evaluasi akan dipakai untuk
menentukan sasaran jadwal produksi yang akan memberikan tingkat produksi
dan strategi kadar batas yang terbaik.

d. Perencanaan tambang berdasarkan urutan waktu


Dengan menggunakan sasaran jadwal produksi yang dihasilkan pada tahap
(c), gambar atau peta-peta rencana penambangan dibuat untuk setiap
periode waktu (biasanya per tahun). Peta-peta ini menunjukkan dari bagian
mana di dalam tambang datangnya bijih dan waste untuk tahun tersebut.
Rencana penambangan tahunan tersebut cukup rinci, mencakup jalan
angkut dan ruang kerja alat, sedemikian rupa sehingga merupakan bentuk
yang dapat ditambang. Peta rencana pembuangan lapisan penutup (waste
dump) dibuat pula untuk periode waktu yang sama sehingga gambaran
keseluruhan dari kegiatan penambangan dapat terlihat.

e. Pemilihan alat
Profil jalan angkut dapat dibuat berdasarkan peta-peta rencana
penambangan dan penimbunan lapisan penutup dari tahap (d), untuk setiap
periode waktu. Dengan mengukur profil jalan angkut ini, dapat dihitung
kebutuhan armada alat angkut dan alat muat untuk setiap periode (setiap
Perencanaan Tambang: Definisi Perencanaan Tambang

tahun). Dapat dihitung pula jumlah alat bor untuk peledakan serta alat-alat
bantu lainnya (dozer, grader, dan lain-lain).

f. Perhitungan ongkos-ongkos operasi dan capital


Dengan menggunakan tingkat produksi untuk peralatan yang dipilih, dapat
dihitung jumlah gilir kerja (operating shift) yang diperlukan untuk mencapai
sasaran produksi. Selain itu, dapat ditentukan jumlah dan jadwal kerja dari
personil yang dibutuhkan untuk masing-masing kegiatan operasi, perawatan

3
Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT

dan pengawasan. Akhirnya, ongkos-ongkos operasi, kapital dan penggantian


alat dapat dihitung.

1.5. Tahapan Perencanaan

Menurut Lee (1984) dan Taylor (1977), perencanaan dapat dibagi menjadi
beberapa tahapan, yaitu:

a. Studi Konseptual
Studi pada tahap pekerjaan awal merepresentasikan suatu transformasi dari
suatu ide proyek ke dalam usulan investasi yang luas dengan menggunakan
metode-metode perbandingan dari definisi, ruang lingkup, dan teknik-teknik
estimasi biaya untuk mengidentifikasikan suatu kesempatan investasi yang
potensial. Biaya modal dan biaya operasi biasanya diestimasi dengan
perkiraan nisbah yang menggunakan data historis.
Studi konseptual menekankan pada aspek investasi yang utama dari usulan
penambangan yang memungkinkan. Persiapan studi ini pada umumnya
adalah pekerjaan dari satu atau dua insinyur. Hasil dari studi ini dilaporkan
sebagai evaluasi awal, yang diwujudkan dalam bentuk suatu dokumen intern
dan tidak disebarluaskan di luar perusahaan yang bersangkutan.
Studi konseptual sering juga disebut order of magnitudes studies atau scoping
studies, umumnya berdasarkan data sementara/tak lengkap, yang
keabsahannya masih diragukan.
Di samping meninjau kemungkinan diteruskannya proyek ini, tujuan lain studi
konseptual adalah menentukan topik yang harus dievaluasi secara
mendalam pada studi yang lebih rinci di masa yang akan datang.
Perencanaan Tambang: Definisi Perencanaan Tambang

b. Pra Studi Kelayakan


Studi ini adalah suatu pekerjaan pada tingkat menengah (intermedia) dan
secara normal tidak digunakan untuk mengambil keputusan. Studi ini
mempunyai tujuan untuk menentukan apakah konsep proyek tersebut
membutuhkan analisis lebih lanjut melalui suatu studi kelayakan dan apakah
setiap aspek dari proyek adalah kritis dan memerlukan suatu investigasi yang
mendalam melalui suatu studi pendukung.

4
Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT

Pra studi kelayakan harus dipandang sebagai suatu tahap menengah antara
studi konseptual yang tidak mahal dan suatu studi kelayakan yang relatif
mahal. Studi ini dilakukan oleh suatu tim yang terdiri atas dua atau tiga orang.
Orang-orang tersebut mempunyai akses ke konsultan dalam berbagai
bidang, selain dapat berupa usaha dari multi group.
Beberapa pekerjaan paling tidak telah dilakukan untuk semua aspek penting
dari proyek seperti pengujian metalurgi bijih, geoteknik, lingkungan, dan
sebagainya. Data yang digunakan lebih lengkap dan kualitasnya lebih baik.
Bagi perusahaan tambang besar, studi pra kelayakan ini cenderung masih
dianggap sebagai dokumen intern. Perusahaan yang lebih kecil sering
menggunakan dokumen ini untuk mencari dana di pasar modal untuk
membiayai studi-studi selanjutnya.

c. Studi Kelayakan
Studi kelayakan sering pula disebut sebagai bankable feasibility study. Hasil
studi merupakan suatu bankable document yang hampir selalu ditujukan
untuk mencari modal untuk membiayai proyek tersebut. Karena itu, dokumen
yang dihasilkan ini biasanya disebarluaskan pula di luar perusahaan.
Semua aspek utama harus dibahas dalam tahap ini. Hampir semua aspek
tambahan harus dibahas pula.

1.6. Biaya Perencanaan

Biaya perencanaan (Lee, 1984) besarnya bervariasi, tergantung kepada ukuran


dan faktor alamiah proyek, tipe dari studi yang dilakukan, jumlah alternatif yang
harus diteliti dan sejumlah faktor lain.
Perencanaan Tambang: Definisi Perencanaan Tambang

Biaya perencanaan dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

Biaya perencanaan umumnya dinyatakan sebagai persentase dari biaya modal


proyek. Biaya perencanaan tersebut tidak termasuk ongkos kepemilikan seperti

5
Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT

ongkos pengeboran eksplorasi, uji metalurgi, lingkungan dan studi hukum, atau
studi pendukung lainnya. Besarnya biaya perencanaan yaitu:

a. Studi konseptual = 0,1% - 0,3% dari total biaya modal proyek


b. Pra studi kelayakan = 0,2% - 0,8% dari total biaya modal proyek
c. Studi kelayakan = 0,5% - 1,5% dari total biaya modal proyek

Akurasi dari prakiraan modal dan estimasi dari biaya operasi meningkat ketika
proyek meningkat dari studi konseptual ke pra kelayakan dan tahap studi
kelayakan. Besarnya rentang akurasi yang dapat diterima adalah:

a. Faktor kesalahan dari studi konseptual = +30% dari total biaya modal proyek
b. Faktor kesalahan dari pra studi kelayakan = +20% dari total biaya modal
proyek
c. Faktor kesalahan dari studi kelayakan = +10% dari total biaya modal proyek

Pustaka

Arif, I., Adisoma, GS., 2001, Buku Ajar Perencanaan Tambang, Bandung, 2001.
Hustrulid W., and Kuchta, M., 2004, Open Pit Mine Planning and Design, Volume 1
Fundamentals, A.A. Balkema Publishers, New York.

Perencanaan Tambang: Definisi Perencanaan Tambang

6
Rini Novrianti Sutardjo Tui, ST, MBA, MT

Tugas 1

KASUS PERENCANAAN TAMBANG TERBUKA: STUDI PRA-KELAYAKAN

Anda adalah seorang project engineer dari sebuah perusahaan konsultan


pertambangan (silakan pilih sendiri nama perusahaan anda; nama ini akan
muncul dalam semua dokumen dan laporan proyek). Perusahaan anda telah
ditentukan sebagai pemenang tender untuk melakukan studi pra-kelayakan
tambang terbuka (preliminary mine feasibility study) untuk cebakan tembaga-
emas porfiri di Sungai KS, Kalimantan. Bijih tembaga-emas ini akan diolah secara
konvensional, yaitu proses flotasi dalam pabrik pengolahan. Tentukan lingkup
kerja dan tahap-tahap kegiatan perencanaan yang akan dilakukan.

Perencanaan Tambang: Definisi Perencanaan Tambang

Anda mungkin juga menyukai