Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Berdasarkan pengertian dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang

penataan ruang, perancanaan tata ruang merupakan proses untuk menghasilkan

rencana tata ruang yang mencakup proses penyusunan rencana tata ruang.

Penataan ruang berdasarkan pemanfaatan ruangan bagi semua kepentingan secara

terpadu, berdaya guna, serasi selaras, seimbang dan berkelanjutan, serta

keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum (Effendi, 2008).

Pembangunan Perumahan dan Permukiman pada dasarnya merupakan jenis

pembangunan yang dapat digolongkan kedalam jenis pembangunan yang sifatnya

untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (Basic Development).

Pembangunan perumahan yang merupakan bagian dari pembangunan

permukiman manusia, merupakan pembangunan yang melibatkan orang-

perseorangan (individu), kumpulan orang-orang (groups) maupun melibatkan

banyak orang (comunitas) hingga masyarakat luas. Karena itu pembangunan

perumahan dan permukiman berkait erat dengan berbagai aspek yang terkait,

seperti: tata-pemerintahan / politik, sosial-budaya, sosial-ekonomi, bahkan hingga

aspek ekologi dan tata ruang wilayah (planologis).

Pola pembangunan yang tidak sesuai rencana tata ruang, penempatan zonasi

dapat menyebabkan menurunnya fungsi dan kualitas lingkungan juga berdampak

pada aspek kehidupan manusia, dan kesehatannya juga akan terganggu.

1
Kelurahan Fatubesi terletak 2,2 KM dari pusat Kota Kupang dan

merupakan salah satu Kelurahan dari 15 Kelurahan dalam wilayah Kecamatan

Kelapa Lima dengan Luas Wilayah 23,3 Ha yang terdiri dari 4(empat) RW dan 18

(Delapan Belas) RT dan jumlah penduduknya 3690 Jiwa dari 742 KK (Kepala

Keluarga), dengan batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang

Sebelah Selatan berbatasan dengan Jln.Jendral A. Yani / Kelurahan Oeba

Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Mati Kelurahan Pasir Panjang

Sebelah Barat dengan Kali Mati Kelurahan Tode Kiser ( BPS, 2008)

Sebagai salah satu Kelurahan yang letaknya langsung di pusat Kota

Kupang, maka Kelurahan Fatubesi terus mangalami perkembangan yang sangat

pesat dari tahun ke tahun. Penggunaan lahan di Kelurahan Fatubesi selain sebagai

tempat permukiman penduduk juga terdapat fasililitas umum seperti terdapatnya

sekolah, kantor, pasar, tempat pemotongan hewan, tempat pendaratan ikan, rumah

toko (Ruko), rumah makan, dan kios-kios. Perkembangan pembangunan ini akan

terus terjadi tanpa memperhatikan aspek penataan bangunan dan pengaruhnya

terhadap kesehatan lingkungan, sehingga dapat mengakibatkan penurunan kualitas

lingkungan.

Perkembangan penduduk di Kelurahan Fatubesi nampak meningkat dari

tahun-ketahun yang diakibatkan oleh faktor kelahiran maupun migrasi. Hal ini

tentunya permintaan akan tempat tinggal atau rumah semakin meningkat pula.

Tetapi perkembangan penduduk dan permintaan akan rumah juga harus diimbangi

dengan penyediaan lahan dan perencanaan kawasan permukiman yang baik

2
sehingga tidak terjadinya tumpang-tindihnya pembangunan rumah tinggal yang

berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan permukiman.

Secara umum dapat dikemukakan jenis rumah di Kelurahan Fatubesi terdiri

dari rumah yang berdinding batu (permanen), berdinding setengah batu (semi

permanen), berdinding kayu/papan serta sisanya berdinding bebak atau temporer.

Kualitas sebuah rumah sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan

penghuninya. Rumah yang dibangun harus memenuhi standar pembangunan

rumah sehat seperti kelengkapan ruangan, pencahayaan, penghawaan (sirkulasi

udara), ketinggian plafond, ketinggian lantai, dan sarana pelengkap rumah seperti

jaringan air bersih, selokan air, tangki septik dan tempat penampungan sampah.

Husodo (1997), mengatakan bahwa rumah sehat adalah rumah yang

memenuhi syarat-syarat umum heginis bangunan. Selanjutnya Hardjasa (1972),

mengemukakan maksud dari heginis bangunan adalah sehat lingkungan,

konstruksi cukup kuat, relatif terjangkau oleh masyarakat banyak, indah dan

nyaman serta keawetan dan ketahanan.

Berdasarkan uraian dalam latar belakang ini, maka Penulis merasa tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai kondisi rumah yang ada di Kelurahan

Fatubesi, yang dituangkan dalam skripsi dengan judul Kajian Kondisi Rumah

Tinggal Warga Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan

Permukiman.

3
1.2. Perumusan Masalah

Dengan laju pertumbuhan penduduk yang makin tinggi, kawasan di

Kelurahan Fatubesi menjadi daerah hunian yang sangat padat. Keadaan ini

tentunya akan berpengaruh terhadap semakin tingginya permintaan masyarakat

akan rumah yang layak dan memadai untuk bermukim. Pembangunan rumah

tentunya harus memperhatikan aspek-aspek penataan rumah yang sesuai dengan

penataan rumah sehat sehingga dapat didayagunakan secara optimal.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka pertanyaan penelitian

yang diajukan adalah: Bagaimana Kondisi Rumah Tinggal Warga dengan

Konstruksi Permanen, Semi Permanen dan Temporer di Kelurahan

Fatubesi Kota Kupang dalam Memenuhi Syarat Rumah Sehat Sebagai

Upaya Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman.

1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi rumah

tinggal warga dengan konstruksi permanen, semi permanen dan temporer

dalam memenuhi kebutuhan rumah sehat di Kelurahan Fatubesi Kota

Kupang.

4
1.3.2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini antara lain:

a) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi

Pemerintah terutama Dinas Instansi terkait dalam melakukan

perancanaan permukiman atau perumahan sehat di Kelurahan Fatubesi

Kota Kupang.

b) Membantu masyarakat Kelurahan Fatubesi Kota Kupang dalam

penataan rumah tinggal yang memenuhi syarat rumah sehat.

c) Sebagai bahan penunjang bagi penelitian lain atau penelitian lanjutan

tentang upaya peningkatan kualitas lingkungan permukiman.

1.4. Defenisi Operasional Konsep

Pada operasional konsep ini Penulis menguraikan konsep-konsep atau

indikator-indikator dan alat ukur yang ada kaitanya dengan penelitian ini. Dengan

adanya operasional konsep ini diharapkan tidak terjadi salah pengertian atau salah

penafsiran. Defanisi operasional konsep yang dimaksudkan adalah sebagai

berikut:

a. Permukiman adalah satuan bangunan-bangunan (rumah, fasilitas-fasilitas

sosial, tempat perdagangan, rekreasi, industri, infastruktur, dan lain-lain) yang

masalahnya didekati tidak hanya dari sudut fungsional fisik, tapi juga dapat

dilihat sebagai tempat yang mewadahi kehidupan dan penghidupan bersama

5
yang menonjolkan dimensi sosial ekonomi dalam penangannya. Permukiman

dalam penelitian ini adalah yang terletak di Kelurahan Fatubesi Kota Kupang.

b. Peningkatan kualitas lingkungan adalah suatu upaya atau cara yang digunakan

untuk meningkatkan kualitas suatu lingkungan yang mengalami penurunan

kualitas lingkungannya sehingga menjadi lingkungan yang sehat, rapi, indah,

dan aman bagi masyarakat yang mendiami wilayah tersebut. Peningkatan

kualitas lingkungan pada penelitian ini dicapai dengan upaya perbaikan

rumah tinggal baik yang berkonstruksi permanen, semi permanen, maupun

temporer menjadi rumah sehat bagi penghuninya.

c. Rumah sehat adalah rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi ketetapan

atau ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi

penghuni rumah dari bahaya atau gangguan kesehatan, sehingga

memungkinkan penghuni memperoleh derajad kesehatan yang optimal.

Rumah sehat yang dimaksudkan oleh peneliti ini adalah rumah yang

memenuhi standar pembangunan rumah sehat yang dilihat dari aspek

kelengkapan ruangan, pencahayaan, penghawaan (sirkulasi udara), ketinggian

plafond, ketinggian lantai dan sarana pelengkap rumah seperti jaringan air

bersih, selokan air, tangki septik dan tempat penampungan sampah.

d. Rumah permanen adalah bangunan rumah yang memiliki kelengkapan

konstruksinya secara baik, mulai dari pondasi hingga atap, dengan konstruksi

dinding menggunakan tembok secara keseluruhan.

e. Rumah semi permanen adalah bangunan rumah yang memiliki kelengkapan

konstruksinya secara baik, mulai dari pondasi hingga atap, namun konstruksi

dinding hanya setengah tembok dan setengahnya menggunakan papan/bebak..

6
f. Rumah temporer adalah ramah yang tidak memiliki kelngkapan konstruksinya

secara baik atau hanya bersifat sementara.

Anda mungkin juga menyukai