Teknologi Semen PDF
Teknologi Semen PDF
MODUL PERTEMUAN KE 7
MATA KULIAH :
TEKNOLOGI BAHAN & KONSTRUKSI (4 sks)
MATERI KULIAH:
POKOK BAHASAN:
SEMEN
tanur tinggi yang berbentuk vertikal atau tungku putar pada suhu (800
1200) 0C. Kalsium karbonat terurai menjadi kalsium oksida dan karbon
dioksida dengan reaksi kimia sebagai berikut.
CaCO3 CaO + CO2
Kalsium oksida yang terbentuk disebut kapur tohor, dan jika
berhubungan dengan air akan menjadi kalsium hidroksida serta panas.
Reaksi kimianya adalah:
CaO + H2O Ca(OH)2 + panas
Proses ini dinamakan proses mematikan kapur (slaking) dan
hasilnya, yaitu kalsium hidroksida, sering disebut sebagai kapur mati.
Kecepatan berlangsungnya reaksi terutama bergantung pada kemurnian
kapur; makin tinggi kemurnian kapur yang bersangkutan makin besar
daya reaksinya terhadap air. Kapur mati dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu 1). Dapat dimatikan dengan cepat, 2). Dapat dimatikan
dengan agak lambat, dan 3). Dapat dimatikan dengan lambat.
Kapur mati didapatkan dengan menambahkan air secukupnya
(sekitar sepertiga dari berat kapur tohor). Dempul kapur diperoleh dengan
menambahkan air yang berlebihan pada kapur tohor. Pengikatan kapur
terjadi akibat kehilangan air akibat penyerapan oleh bata atau akibat
penguapan. Proses pengerasan berlangsung akibat reaksi
karbondioksida dari udara dengan kapur mati. Reaksinya adalah sebagai
berikut.
Ca(OH)2 + CO2 CaCO3 + H2O
Dari reaksi kimia diatas terlihat bahwa akan terbentuk kembali
kristal kristal kalsium karbonat, yang mengikat massa heterogen itu
menjadi massa padat. Proses pengerasan ini berjalan lambat dan dapat
berlangsung bertahun tahun sebelum mencapai kekuatan yang penuh.
Agar dapat berlangsung , diperlukan aliran udara bebas untuk persediaan
karbondioksida yang dapat menembus bagian terdalam dari adukan
sehingga proses pengerasan dapat berlangsung menyeluruh.
Kapur putih ini cocok untuk menjernihkan plesteran langit langit,
untuk mengapur kamar kamar yang tidak penting dan garasi, atau untuk
membasmi kutu kutu dalam kandang. Jika digunakan sebagai bahan
tambah campuran beton, kapur putih akan menambah kekenyalan dan
memperbaiki sifat pengerjaan beton. Dengan menggunakan campuran
a. Kekuatannya rendah
b. Beratjenis rata-rata 1000 kg/m3.
c. Bersifat hidrolik
d. Tidak menunjukkan pelapukan
e. Dapat terbawa arus.
Perawatan kapur hidrolik dimulai setelah 1 (satu) jam
dan diakhiri setelah 15 (lima belas) jam. Pengunaannya antara
Semen Pozollan
Pozollan adalah sejenis bahan yang mengandung silisium
ataualuminium, yang tidak mempunyai sifat penyemenan.
Butirannya halus dan dapat bereaksi dengan kalsium hidroksida
pada suhu ruang serta membentuk senyawa-senyawa yang
mempunyai sifat-sifat semen.
Semen pozollan adalah bahan ikat yang mengandung
silika amorf, yang apabila dicampur dengan kapur akan
membentuk benda padat yang keras. Bahan yang mengandung
pozollan adalah teras, semen merah, abu terbang, dan bubukan
terak tanur tinggi (SK.SNI T-15-1990-03:2).
Teras alam dapat dibagi menjadi:
Batu apung, obsidian, scoria, tuff, santorin, dan teras
yang dihasilkan dari batuan vulkanik.
Semen Terak
Semen terak adalah semen hidrolik yang sebagian besar
terdiri dari suatu campuran seragam serta kuat dari terak tanur
kapur tinggi dan kapur tohor. Sekitar 60 %beratnya berasal terak
tanur tinggi. Campuranini biasanya tidak dibakar. Jenis semen
terak ada dua, yaitu:
Bahan yang dapat digunakan sebagai kombmasi
portland cement dalam pembuatan beton dan sebagai
kombinasi kapur dalam pembuatan adukan tembok.
Bahan yang mengandung bahan pembantu berupa
udara, yang digunakan seperti halnya jenis pertama.
Terak tanur tinggi adalah suatu bahan non-metalik, yang
sebagian besar terdiri dari silikat, alumina silikat, kalsium dan
senyawa basa lainnya, yang terbentuk dalam keadaan cair
bersama-sama dengan besi di dalam tanur tinggi.
Semen terak dibuat melalui proses tertentu yakni
penggilingan, yang menyebabkan terak itu bersifat hidrolik,
Semen Alam
- SiO2 22 - 29 %
-CaO 31-57 %
-MgO 1.5-2.2 %
-Fe2 O3 1.5-3.2 %
1. Penambangan di quarry
2. Pemecahan di crushing plant
3. Penggilingan (blending)
4. Pencampuran bahan-bahan
5. Pembakaran (ciln)
6. Penggilingan kembali hasil pembakaran,
7. Penambahan bahan tambah (gipsum)
8. Pengikatan (packing plant)
Proses Basah
Proses Kering
Kehalusan Butir
Kepadatan (density)
Berat jenis semen yang disyaratkan oleh
ASTM adalah 3.15 Mg/m3. Pada kenyataannya,
berat jenis semen yang diproduksi berkisar antara
3.05 Mg/m3 sampai 3.25 Mg/m3. Variasi ini akan
berpengaruh pada proporsi campuran semen
dalam campuran. Pengujian berat jenis dapat
dilakukan menggunakan Le Cliatelier Flask
menurut standar ASTM C-188.
Konsistensi
Waktu Pengikatan
Waktu ikat adalah waktu yang diperlukan
semen untuk mengeras, terhitung dari mulai
bereaksi dengan air dan menjadi pasta semen
hingga pasta semen cukup kaku untuk menahan
tekanan. Waktu ikat semen dibedakan menjadi dua:
1). waktu ikat awal (initial setting time) yaitu waktu
dari pencampuran semen dengan air menjadi pasta
semen hingga hilangnya sifat keplastisan, 2). waktu
ikatan akhir (final setting time) yaitu waktu antara
terbentuknya pasta semen hingga beton mengeras.
Pada semen portland initial setting time berkisar 1.0
- 2.0 jam, tetapi tidak boleh kurang dan 1.0 jam,
sedangkan final setting time tidak boleh lebih dari
8.0 jam.
Waktu ikatan awal sangat penting pada
kontrol pekerjaan beton. Untuk kasus-kasus
tertentu, diperlukan initial setting time lebih dan 2.0
jam agar waktu terjadinya ikatan awal lebih
panjang. Waktu yang panjang ini diperlukan untuk
transportasi (hauling), penuangan
(dumping/pouring), pemadatan (vibrating) dan
penyelesaiannya (finishing). Proses ikatan ini
disertai perubahan temperatur yang dimulai terjadi
sejak ikatan awal dan mencapai puncaknya pada
waktu berakhimya ikatan akhir. Waktu ikatan akan
memendek karena naiknya temperatur sebesar 30
0
C atau lebih. Waktu ikatan ini sangat dipengaruhi
Panas Hidrasi
Panas hidrasi adalah panas yang terjadi
pada saat semen bereaksi dengan air, dinyatakan
dalam kalori/gram. Jumlah panas yang dibentuk
antara lain bergantung pada jenis semen yang
dipakai dan kehalusan butir semen. Dalam
pelaksanaan, perkembangan panas ini dapat
mengakibatkan masalah yakni timbulnya retakan
pada saat pendinginan. Pada beberapa struktur
beton, terutama pada struktur beton mutu tinggi,
retakan ini tidak diinginkan. Oleh karena itu perlu
dilakukan pendinginan melalui perawatan (curing)
pada saat pelaksanaan.
1 2 3 7 28 90
Tipe I 33 53 61 80 96 104
Tipe II - - - 58 75 -
Tipe III 53 67 75 92 101 107
Tipe IV - - 41 50 66 75
Tipe V - - - 45 50 -
Senyawa Kimia
Trikalsium Dikalsium
Trikalsium Tetrakalsium
Silikat Silikat
3CaO.SiO2 2CaO.SiCO2 Aluminat Aluminofferit
Nilai
Atau Atau 3CaO.Al2O3 4CaO.Al2O3Fe2O3.
C3S C2S Atau Atau C4AF
C3A
Penyemenan Baik Baik Buruk Buruk
Kecepatan Sedang Lambat Cepat Lambat
Reaksi
Pelepasan Sedikit
Sedang Sedikit Banyak
Panas
Hidrasi
0
semen dengan suhu 900-1000 C. Kehilangan
berat ini terjadi karena kelembaban yang
menyebabkan prehidrasi dan karbonisasi dalam
bentuk kapur bebas atau magnesium yang
menguap.
Gambar 2.6 Hubungan antara kekuatan tekan beton umur 7 hari dengan faktor
air semen menggunakan semen yang cepat mengeras
Gambar 2.7 Hubungan antara faktor air semen dengan kekuatan beton selama
masa perkembangannya
Dari Gambar 2.6 dan gambar 2.7 terlihat
bahwa pada nilai FAS 0.4, semen telah terhidrasi
dengan baik dan mempunyai kekuatan tekan yang
tinggi pada umur 28 hari. Jika diberi tambahan air,
pori-porinya akan bertambah banyak. Akibatnya
beton lebih banyak berpori dan kekuatannya akan
menurun.
Syarat Mutu Semen Portland
Keterangan:
+) Nilai ini berlaku bila disyaratkan panas hidrasi sedang bag! semen yang
sedang diuji; pengujian panas hidrasi tidak diperiksa.
++) Syarat ini tidak berlaku apabila nilai pemuaian karena sulfat yang terdapat
pada syarat fisika diikutkan.
*) Hanya berlaku apabila digunakan dengan agregat beton yang reaktif terhadap
alkali.
*) Apabila perbandingan antara % Al2O3 dan % Fe2O3 lebih dari 0.64 maka
perbandingan C3S, C2S, C3A dan C4AF adalah sebagai berikut:
C3S = 3CaO.SiO2
= (4.071x%CaO) (7.600x%SiO2) (6.718x%Al2O3)
(1.430x%Fe2O3) (2.852xSO3)
C2S = 2CaO.SiO2 = (2.867x%SiO2) - (0.7544x%C3S)
C3A = 3CaO. Al2O3 = (2.650x%Al2O3) - (1.692x%Fe2O3)
C4AF = 4CaO.Al2O3.Fe2O3 = 3.043x%Fe2O3
*) Bila pemuaian karena sulfat disyaratkan; syarat ini berlaku sebagai ganti dari
nilai batas kadar
C3A dan C4AF+2C3A;seperti yang disyaratkan di syarat kimia.
Standar Pengujian
Semen Alumina
LATIHAN:
4. Apa yang dimaksud dengan pozollan? Apa saja yang dapat dikelompokkan
sebagai pozollan?
5. Bagaimana proses pembuatan a), semen terak, b). semen alam dan c).
semen portland?
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan proses basah dan proses kering dalam
pembuatan semen portland!
7. Jelaskan sifat dan karakteristik semen portland, baik sifat kimia maupun
fisika!
8. Jelaskan komposisi kimia dan kegunaan dari lima tipe semen portland!
9. Sebutkan dan Jelaskan empat unsur kimia utama penyusun semen portland!
10. Jelaskan perkembangan kekuatan tekan (sampai dengan umur 28 hari) beton
yang menggunakan lima jenis semen portland dengan FAS 0.49!
11. Sebutkan dan Jelaskan syarat mutu semen portland sebagai campuran
beton!