Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Latar Belakang
Dalam pengauditan atas entitas tertentu, auditor mengandalkan pada pengendalian
internal atas siklus penjualan dan pengumpulan piutang yang berlaku pada entitas tersebut.
Jika demikian maka auditor perlu melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi yang ekstensif. Dalam situasi lain, auditor mungkin menganggap tidak
perlu terlalu mengandalkan pada pengendalian internal klien.
Pengendalian internal atas penjualan dan penerimaan kas perlu dipahami oleh setiap
auditor sehingga auditor tahu kapan bisa mengandalkan secara ekstensif pada pengendalian
internal dan kapan tidak melakukan hal tersebut. Seorang auditor sebelum melakukan
penilaian risiko pengendalian dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian
substantif transaksi untuk setiap golongan transaksi secara detail, harus memahami: 1)
golongan-golongan transaksi yang terdapat dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang
serta saldo-saldo akun pada suatu perusahaan; 2) Memahami jenis-jenis dokumen dan catatan
yang biasa digunakan dalam siklus transaksi.
Pembahasan

Akun-akun dan Golongan Transaksi dalam Siklus Penjualan dan Pengumpulan


Piutang
Pengauditan terhadap siklus penjualan dan pengumpulan piutang ditujukan untuk
mengevaluasi apakah saldo akun-akun yang dipengaruhi oleh siklus ini telah disajikan secara
wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Sifat-sifat akun dapat berbeda
antara setiap entitas tergantung dari jenis dan bidang usaha yang dijalankan oleh klien.
Meskipun berbeda, secara umum akun-akun tersebut memiliki konsep utama yang sama.
Golongan transaksi yang terdapat dalam siklus penjualan dan pengumpulan piutang
terdiri dari beberapa transaksi, antara lain : Penjualan (baik tunai maupun kredit), Penerimaan
Kas, Retur dan Potongan Penjualan, Penghapusan Piutang Tak Tertagih, Penaksiran Kerugian
Piutang. Sedangkan akun-akun yang terlibat dalam golongan transaksi tersebut antara lain:
Akun Penjualan, Piutang Usaha, Kas, Potongan Penjualan, Retur Penjualan, Kerugian
Piutang, dan Cadangan Kerugian Piutang.

Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Dokumen serta Catatan Terkait


Siklus penjualan dan pengumpulan piutang menyangkut keputusan dan proses yang
diperlukan untuk mentransfer kepemilikan barang dan jasa kepada konsumen setelah barang
dan jasa tersebut tersedia untuk dijual. Sebelum menetapkan risiko pengendalian dan
merancang pengujian pengendalian dan melakukan pengujian substantif transaksi, auditor
harus memahami fungsi bisnis dan dokumen serta catatan yang digunkan dalam bisnis yang
bersangkutan. Fungsi bisnis serta dokumen dan catatan yang digunakan dalam siklus
penjualan dan pengumpulan piutang antara lain:
I. Golongan Transaksi Penjualan
a. Pengolahan Pesanan dari Pembeli
Secara yuridis, pesanan dari pembeli merupakan suatu permintaan untuk membeli
barang atau jasa berdasarkan syarat-syarat tertentu. Dokumen yang diperlukan antara
lain: Nota pesanan dari konsumen dan order penjualan
b. Persetujuan Kredit
Sebelum barang dikirimkan, pejabat yang berwenang memberi otorisasi harus
memberi persetujuan kredit kepada konsumen untuk transaksi penjualan yang
dilakukan secara kredit.
c. Pengiriman Barang
Fungsi ini merupakan fungsi yang kritikal bagi perusahaan sebab dalam fase ini
perusahaan melepas aset miliknya untuk diberikan kepada konsumen. Dokumen
pengiriman yang digunakan perusahaan salah satunya adalah Bill of Lading yaitu
suatu perjanjian tertulis antara perusahaan pengangkut dengan penjual tentang
penerimaan dan pengiriman barang
d. Penagihan Kepada Pemebeli dan Pencatatan Penjualan
Aspek-aspek terpenting dalam penagihan antara lain: 1) semua pengiriman telah
dibuat penagihannya; 2) tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari sekali; 3) setiap
pengiriman ditagih dalam jumlah yang benar. Dokumen yang digunakan dalam
fungsi bisnis ini antara lain: faktur penjualan, file transaksi penjualan, jurnal
penjualan, master file piutang usaha, daftar saldo piutang usaha dan laporan piutang
bulanan.
II. Golongan Transaksi Penerimaan Kas
a. Pengolahan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Pengolahan dan pencatatan penerimaan kas meliputi penerimaan, penyetoran ke bank
dan pencatatan kas. Dokumen yang terlibat antara lain: surat pengantar pembayaran,
daftar penerimaan kas, file transaksi penerimaan kas dan jurnal penerimaan kas.
III. Golongan Transaksi Retur Penjualan
a. Pengolahan dan Pencatatan Retur dan Pengurangan Harga Penjualan
Apabila pembeli tidak puas dengan barang yang diterimanya, penjual biasanya
menyetujui pengembalian barang atau memberikan pengurangan harga. Dokumen
yang diperlukan antara lain: memo kredit, jurnal retur dan pengurangan harga.
IV. Golongan Transaksi Penghapusan Piutang
a. Penghapusan Piutang Tak Tertagih
Setelah menyimpulkan bahwa suatu piutang kepada pelanggan tidak dapat ditagih,
perusahaan harus menghapus piutang tersebut. Formulir otorisasi penghapusan
piutang diperlukan sebagai dokumen.
V. Golongan Transaksi Beban Kerugian Piutang
a. Pencadangan Kerugian Piutang
Prinsip akuntansi mewajibkan perusahaan untuk mencatat beban kerugian piutang
yang tak tertagih. Kebanyakan perusahaan mencatat transaksi ini pada periode akhir
kuartal.

Metodologi untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


Transaksi untuk Penjualan
Auditor yang telah memahami saldo-saldo akun, kelompok transaksi, fungsi-fungsi
bisnis, serta dokumen dan catatan yang terdapat dalam siklus penjualan dan pengumpulan
piutang, akan merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi dengan
metodologi sebagai berikut:
a. Pemahaman Pengendalian Internal
Auditor memahami pengendalian internal klien dengan mengajukan pertanyaan
kepada klien dan melakuka transaction walkthrough
b. Penetapan Risiko Pengendalian Direncanakan
Auditor menetapkan risiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan defisiensinya untuk setiap tujuan. Tahapan ini sangat penting
karena mempengaruhi keputusan auditor untuk pengujian pengendalian dan
pengujian substantif
c. Penentuan Luas Pengujian Pengendalian
Luas pengujian tergantung pada efektivitas pengendalian dan berbagai hal lain yang
auditor yakin akan dapat menurunkan risiko pengendalian. Dalam menentukan
seberapa jauh pengendalian bisa diandalkan, auditor juga mempertimbangkan
kenaikan biaya penyelenggaraan pengujian pengendalian dibandingkan dengan
penurunan potensial dalam pengujian substantif.
d. Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi

Retur dan Pengurangan Harga Penjualan


Tujuan audit transaksi dan metode yang digunakan klien untuk pengendalian
kesalahan penyajian pada dasarnya sama dalam pengolahan kredit memo seperti hanya untuk
penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan pertama adalah tentang materialitasnya. Dalam
banyak hal, retur dan pengurangan harga penjualan sangat tidak material sehingga dapat
diabaikan oleh auditor.
Perbedaan kedua adalah dalam hal penekanan pada tujuan keberadaan. Untuk retur
dan pengurangan harga penjualan, auditor biasanya memberi penekanan pada pengujian atas
pencatatan transaksi untuk mengungkapkan pencurian kas yang berasal dari pengumpulan
piutang yang sebelumnya telah diciptakan transaksi retur dan pengurangan harga penjualan
fiktif.

Pengauditan untuk Penghapusan Piutang


Seperti halnya untuk retur dan pengurangan harga penjualan, kekhawatiran utama
auditor dalam penghapusan piutang usaha adalah kemungkinan pegawai perusahaan klien
melakukan penggelapan kas dengan cara menghapuskan piutang yang telah diterima.
Pengendalian utama untuk mencegah penyelewengan semacam ini adalah dengan
menetapkan otorisasi yang tepat bagi setiap penghapusan piutang dengan menunjuk pejabat
perusahaan tertentu setelah sebelumnya melakukan penyelidikan yang cermat tentang alasan
mengapa debitur tidak membayar.

Anda mungkin juga menyukai