Anda di halaman 1dari 14

EEAJ 5 (1) (2016)

Economic Education Analysis Journal


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj

EFEKTIVITAS METODE PROBLEM POSING BERBANTUAN MEDIA PREZI


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI JURNAL
PENYESUAIAN

Kharisma Puspita Dewi , Lyna Latifah

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah metode problem posing berbantuan media prezi dapat
Diterima Januari 2016 meningkatkan hasil belajar dan lebih efektif dibandingkan metode ceramah pada materi jurnal penyesuaian.
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment dengan pola nonequivalent control group design. Populasi
Disetujui Januari2016
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA N 1 Padamara Kabupaten Purbalingga tahun
Dipublikasikan pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian dipilih secara cluster random sampling yang kemudian diperoleh kelas XI
Februari 2016 IPS 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS 4 sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data yaitu
dokumentasi, tes, observasi. Pengujian H1 yaitu menggunakan uji paired sample t-test dan H2 menggunakan uji
________________ independent sample t-test. Hasil uji H1 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar setelah adanya perlakuan.
Keywords: Kemudian dari hasil uji H2 menunjukkan bahwa metode problem posing berbantuan media prezi lebih efektif
Adjusting Journal; Learning dibandingkan metode ceramah. Oleh karena itu, guru disarankan unuk menggunakan metodeproblem posing
Achievement; Prezi Media; berbantuan media prezi pada materi jurnal penyesuaian atau pada materi lain. Pihak sekolah juga disarankan
untuk mengadakan pelatihan bagi guru mengenai penggunaan media prezi..
Problem Posing Method
____________________
Abstract
___________________________________________________________________
The purposes of this study were to find out whether implementing problem posing method by using prezi media could improve
learning achievement and to find out whether implementing problem posing method by using prezi media was more effective
than by using lecture method in adjusting journal subject. This study conducted a quasi-experimental design (nonequivalent
control group design). The population of the study was all students of XI IPS in SMA N 1 Padamara, the regency of
Purbalingga, in the academic year of 2014/2015. The sample of this study was selected by using cluster random sampling.
Students of class XI IPS 3 were chosen as the experimental group and students of class XI IPS 4 were chosen as the control
group. The methods of collecting data were taking documentation, conducting tests, and doing an observation. H1 test was
proved by applying paired sample t-test calculation and H2 test was proved by applying independent sample t-test calculation.
The result of H1 was accepted. It indicated that there was improvement of learning achievement after the students got
treatment. From the independent sample t-test, H2 was accepted. It showed that teaching adjusting journal subject by
implementing problem posing method by using prezi media was more effective than by implementing lecture method.
Therefore, the writer suggests that teachers should apply problem posing method by using prezi media for teaching adjusting
journal subject or other subjects. The writer also suggest that school should do training for the teachers about the use of prezi
media.

2016 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6544


Gedung C6 Lantai 1 FE Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 e-ISSN 2502-356X
E-mail: puspitakharisma@gmail.com

44
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

PENDAHULUAN SMA N 1 Padamara Kabupaten Purbalingga.


Pembelajaran ekonomi kelas XI IPS semester
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun genap mengkaji akuntansi mulai dari dasar yang
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, meliputi: akuntansi dan sistem informasi,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana persamaan dasar akuntansi, akuntansi
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses perusahaan jasa, ikhtisar siklus akuntansi
pembelajaran agar peserta didik secara aktif perusahaan jasa dan laporan keuangan
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki perusahaan jasa. Menurut Depdiknas (2003)
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian akuntansi merupakan bahan kajian mengenai
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, suatu sistem untuk menghasilkan informasi
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, berkenaan dengan transaksi keuangan.Informasi
masyarakat, bangsa, dan negara. Aktivitas tersebut dapat digunakan dalam rangka
utama dalam pendidikan adalah proses belajar pengambilan keputusan dan tanggung jawab
mengajar yang bertujuan membawa siswa dibidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi
menuju perubahan yang lebih baik. Untuk swasta, pemerintah, ataupun organisasi
mengetahui sejauh mana perubahan terjadi, masyarakat lainnya.
perlu adanya penilaian dari hasil belajar. Fungsi pembelajaran akuntansi di SMA
Hasil belajar menurut Rifai dan Anni adalah untuk mengembangkan pengetahuan,
(2012:69) merupakan perubahan perilaku yang keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan
diperoleh peserta didik setelah mengalami bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan,
kegiatan belajar.Kemudian hasil belajar menurut pengelompokan, pengikhtisaran transaksi
Suprijono (2012:5) adalah pola-pola perbuatan, keuangan yang terjadi selama periode
nilai-nilai, pengetahuan-pengetahuan, sikap- pembukuan. Tujuan mempelajari akuntansi di
sikap, apresiasi dan keterampilan.Tuu (2004:75) SMA adalah membekali siswa dengan berbagai
menyatakan bahwa hasil belajar ditunjukkan kompetensi dasar, agar mereka mau menguasai
dengan nilai tes berupa angka-angka atau dan menerapkan konsep-konsep dasar, prinsip,
bilangan-bilangan.Jadi hasil belajar merupakan dan prosedur akuntansi yang benar, baik untuk
perubahan perilaku yang berkaitan dengan pola- kepentingan melanjutkan pendidikan ke
pola perbuatan, nilai-nilai, pengetahuan, sikap, perguruan tinggi ataupun untuk terjun ke
apresiasi dan keterampilan yang diperoleh siswa masyarakat, sehingga memberikan manfaat bagi
setelah kegiatan belajar dan ditunjukkan dengan kehidupan siswa (Depdiknas, 2003).
nilai tes berupa angka-angka atau bilangan- Berdasarkan observasi awal yang
bilangan. dilakukan di SMA N 1 Padamara melalui
Nilai minimal yang dijadikan patokan wawancara guru serta dokumentasi dari hasil
untuk menentukan ketuntasan atau keberhasilan nilai ulangan harian materi jurnal penyesuaian
siswa dalam menguasai kompetensi dan diperoleh bahwa kriteria ketuntansan minimal
mencapai tujuan pembelajaran disebut juga (KKM) untuk mata pelajaran ekonomi
sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). ditetapkan 75 dan ketuntasan klasikal sebesar
Apabila siswa mampu melewati Kriteria 75% dari jumlah siswa. Menurut siswa kelas XI
Ketuntasan Minimal maka siswa dianggap telah IPS tahun pelajaran 2013/2014 salah satu materi
mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, pokok pada mata pelajaran ekonomi yang
suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil dianggap sulit disemester genap kelas XI IPS
apabila sebagian besar siswanya mampu adalah materi jurnal penyesuaian. Guru
mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar ekonomi kelas XI IPS SMA N 1 Padamara ibu
siswa mampu melewati Kriteria Ketuntasan Hartini S.Pd menyatakan hal yang sama dimana
Minimal. materi jurnal penyesuaian masih dianggap sulit,
Akuntansi merupakan salah satu bagian namun siswa jarang bertanya dan mengutarakan
dari mata pelajaran ekonomi yang diberikan di pendapatnya tentang materi yang telah

45
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

diajarkan. Hal ini terbukti dari hasil belajar dan penyesuaian kelas XI IPS SMA N 1 Padamara
ketuntasan belajar siswa yang masih rendah. tahun pelajaran 2012/2013 dan tahun pelajaran
Data ketuntasan belajar siswa pada ulangan 2013/2014 adalah sebagai berikut:
harian mata pelajaran ekonomi materi jurnal

Tabel 1. Ketuntasan Belajar Nilai Ulangan Harian Materi Jurnal Penyesuaian.


Tahun Ajaran 2012/2013 Tahun Ajaran 2013/2014
Jumlah Jumlah Jumlah
Kelas Jumlah
Jumlah Siswa Jumlah Siswa Siswa
Siswa
Siswa Tidak Siswa Tuntas Tidak
Tuntas 75
Tuntas <75 75 Tuntas <75
XI IPS 1 30 10 20 33 15 18
XI IPS 2 32 14 18 32 11 21
XI IPS 3 32 12 20 32 16 16
Total 94 36 58 97 42 55
% Ketuntasan 100% 38,30% 61,70% 100% 43,30% 56,70%
Sumber : Dokumen guru ekonomi kelas XI IPS tahun 2012/2013 dan 2013/2014

lebih menyenangkan dan interaktif. Dalam


Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran siswa dituntut aktif dan guru
masih terdapat banyak siswa yang belum hanya bertindak sebagai mediator, fasilitator dan
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, hal motivator, sehingga pada kurikulum ini
tersebut dapat dilihat pada tahun ajaran mengubah pembelajaran yang berorientasi guru
2012/2013 siswa yang belum tuntas sebesar menjadi pembelajaran yang berorientasi siswa.
38,30% dan siswa yang tuntas sebesar 61,70% Berdasarkan pengamatan langsung ketika
sedangkan pada tahun ajaran 2013/2014 siswa observasi awal, pembelajaran yang dilakukan di
yang belum tuntas sebesar 43,30% dan siswa SMA N 1 Padamara masih menggunakan
yang tuntas sebesar 56,70%. Hal ini metode ceramah. Guru masih banyak
menunjukkan bahwa siswa belum sepenuhnya berceramah di depan kelas dan siswa diberikan
memahami materi jurnal penyesuaian yang penugasan berupa latihan soal tanpa adanya
disampaikan oleh guru. metode atau media yang lebih variatif. Selain
Kurikulum yang diterapkan di SMA N 1 itu, guru juga belum memanfaatkan fasilitas
Padamara adalah Kurikulum Tingkat Satuan yang tersedia yaitu LCD sebagai media
Pendidikan (KTSP). Menurut PP No 32 Tahun pembelajaran ekonomi di kelas.
2013, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Metode diartikan sebagai suatu cara atau
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh prosedur yang digunakan untuk mencapai
dan dilaksanakan di masing-masing satuan tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Metode
pendidikan. KTSP dikembangkan sesuai dengan ceramah adalah metode yang boleh dikatakan
satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, metode pembelajaran tradisional, karena sejak
karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya dahulu metode ini telah dipergunakan sebagai
masyarakat setempat, dan karakteristik peserta alat komunikasi lisan antara guru dengan anak
didik. KTSP juga memberikan otonomi luas didik dalam proses belajar (Djamarah dan Zain,
pada setiap satuan pendidikan dan masyarakat 2010:97). Menurut Santoso (2013: 92) metode
dalam rangka mengefektifkan proses belajar ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan
mengajar di sekolah. Guru diberi keleluasan menyampaikan informasi dan pengetahuan
untuk mengembangkan materi, strategi, metode, secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
dan teknik pembelajaran sehingga pembelajaran umumnya mengikuti secara pasif. Pembelajaran

46
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

ceramah tersebut tidak memberikan kesan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan
mendalam pada siswa, karena guru berperan karakteristik materi yang diajarkan.
dominan dalam proses belajar sehingga siswa Karakteristik materi jurnal penyesuaian
kurang aktif dalam pembelajaran. Kegiatan menurut Reeve dkk (2011:112) yaitu 1) Dalam
pembelajaran yang monoton tersebut membuat akuntansi berbasis akrual, pendapatan dicatat
siswa merasa bosan sehingga konsentrasinya dalam laporan laba rugi pada periode saat
terpecah dengan hal lain, akibatnya siswa pendapatan tersebut dihasilkan. Konsep
kurang memahami materi yang diajarkan dan akuntansi yang mendukung pencatatan
hasil belajar yang dicapai siswa rendah. pendapatan dilaporkan ketika jasa atau barang
Hasil belajar menurut Munadi (2013:24) telah diberikan kepada pelanggan disebut
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal konsep pengakuan pendapatan. 2) Beban
dan eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor dilaporkan pada periode yang sama dengan
fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis pendapatan yang terkait dengan beban tersebut.
berupa kesehatan yang prima, tidak dalam Konsep akuntansi yang mendukung pencatatan
keadaan lelah, tidak cacat jasmani, kondisi pendapatan dan beban yang terkait dengan
syaraf pengontrol kesadaran dan kondisi pendapatan pada periode yang sama disebut
pancaindera. Faktor psikologis berupa konsep pemadanan. 3) Pada akuntansi berbasis
intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motiv akrual beberapa akun dalam buku besar
dan motifasi, serta kognitif dan daya nalar. memerlukan pemutakhiran sehingga pada akhir
Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor periode saldo yang dilaporkan sesuai dengan
lingkungan dan faktor instrumental. Suasana keadaan yang sebenarnya.
lingkungan yang menarik akan mendukung Berkaitan dengan uraian di atas, maka
kegiatan belajar siswa untuk lebih aktif dan salah satu metode pembelajaran yang sesuai
kreatif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dengan karakteristik jurnal penyesuaian dan
penggunaan metode dan media pembelajaran dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil
yang bervariasi. Penggunaan metode dan media belajar adalah metode Problem Posing. Metode
pembelajaran yang bervariasi diharapkan dapat problem posing merupakan salah satu
menumbuhkan semangat belajar siswa dalam pembelajaran inovatif untuk membangun
kegiatan pembelajaran. struktur kognitif siswa serta dapat memotivasi
Penerapan metode ceramah dalam siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Problem
pembelajaran ekonomi, khususnya pada materi Posing adalah suatu metode pembelajaran yang
jurnal penyesuaian dinilai kurang sesuai, karena mewajibkan para siswa untuk mengajukan soal
materi tersebut membutuhkan ketelitian dan sendiri melalui belajar membuat soal secara
pemahaman siswa secara mendalam. Untuk mandiri atau perumusan masalah oleh siswa dan
memberikan pemahaman konsep dan disertai jawaban dari permasalahan tersebut
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi (Hariyanti dkk, 2013). Kelebihan dari metode
jurnal penyesuaian perlu dikembangkan problem posing yaitu mendorong siswa untuk
pembelajaran yang tidak hanya mentransfer belajar mandiri dan mempertinggi kemampuan
pengetahuan kepada siswa tetapi juga siswa dalam pemecahan masalah. Dalam
membentuk siswa untuk mencerna dan metode problem posing siswa diberi kesempatan
membentuk pengetahuan mereka sendiri untuk secara terbuka dan secara luas untuk
memecahkan masalah-masalah yang mengembangkan kreativitas dengan cara
dihadapinya. Kadir (2011) menyimpulkan menyusun soal sendiri dan cara penyelesaian
perlunya metode pendekatan yang sesuai untuk sendiri. Kegiatan pembentukan soal yang
mengubah dari situasi guru mengajar pada dilakukan siswa otomatis akan mendorong
situasi siswa belajar, dari alam berpikir guru ke siswa untuk menguasai materi karena soal yang
alam berpikir siswa. Selain itu pemilihan dibuatnya harus bisa diselesaikan sendiri

47
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

sehingga akan memberikan pemahaman yang kolaboratif. 4) Fasilitas untuk melakukan


mantap bagi siswa. presentasi baik secara online maupun offline. 5)
Media pembelajaran merupakan salah Tersedianya beragam template yang disediakan
satu jalan keluar setelah metode pembelajaran dan mempermudah pembuatan presentasi.
dalam mengatasi permasalahan siswa yang Dengan bantuan media prezi akan
memiliki hasil belajar rendah. Briggs dalam Uno membangkitkan minat siswa dalam
(2008:114) menyatakan bahwa media adalah pembelajaran sehingga memberikan kesan yang
segala bentuk fisik yang dapat menyampaikan mendalam bagi siswa.
pesan serta merangsang peserta didik untuk Berbagai tinjauan empiris telah
belajar. Media pembelajaran adalah segala membuktikan bahwa metode problem posing
sesuatu yang dapat menyampaikan dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar.
menyalurkan pesan dari sumber secara Penelitian terdahulu yang dilakukan Sari (2014)
terencana sehingga tercipta lingkungan belajar menunjukkan bahwa pembelajaran STAD-
yang kondusif di mana penerimanya dapat Problem Posing berbantuan media acceleration card
melakukan proses belajar secara efisien dan lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa
efektif (Munadi, 2013:7). Media pembelajaran dibandingkan dengan metode konvensional.
akan memudahkan siswa menerima atau Kemudian penelitian oleh Mahmud (2008)
mengingat materi yang telah disampaikan. menunjukkan bahwa problem posing terbukti
Pemilihan media pembelajaran juga harus efektif dalam meningkatkan hasil belajar dimana
disesuaikan dengan metode pembelajaran yang pada kelas kontrol terdapat 40% siswa yang
digunakan serta karakteristik materi yang tuntas, sedangkan pada kelas eksperimen
diajarkan agar dalam penerapannya dapat efektif ketuntasannya dapat mencapai 85%.
dalam meningkatkan hasil belajar. Salah satu Selain metode problem posing,
media yang dapat digunakan adalah media pemanfaatan media prezi juga terbukti efektif
Prezi. dalam meningkatkan hasil belajar. Hasil
Prezi adalah salah satu media penelitian yang dilakukan Virgiana (2013)
pembelajaran inovatif berbasis teknologi menunjukkan bahwa pemanfaatan media
informasi dan komunikasi. Software prezi presentasi Prezi dapat meningkatkan hasil
merupakan sebuah perangkat lunak yang belajar siswa sebesar 13,61% pada Siklus I dan
digunakan untuk presentasi berbasis internet. meningkat 17,15% pada Siklus II. Kemudian
Selain untuk presentasi, prezi juga dapat penelitian oleh Artianingsih (2013) yang
digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi hasilnya menunjukkan bahwa pada siklus I
dan berbagi ide di atas kanvas virtual partisipasi siswa 69% dan nilai rata-rata 63,
(Suharjanto dkk, 2013). Prezi menjadi unggul meningkat pada siklus II yaitu partisipasi
karena program ini menggunakan Zooming User belajar 78% dan nilai rata-rata 75.
Interface (ZUI) yang memungkinkan pengguna Berdasarkan uraian di atas dan dalam
prezi untuk memperbesar dan memperkecil upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada
tampilan media presentasi mereka. Beberapa materi jurnal penyesuaian yang masih rendah
kelebihan media prezi menurut Surachman atau di bawah KKM peneliti akan melakukan
(2014:2) adalah sebagai berikut: 1) Pilihan penelitian dengan judul Efektivitas Metode
visualisasi yang lebih menarik dan tidak Problem Posing Berbantuan Media Preziuntuk
membosankan melalui teknologi zooming dan Meningkatkan Hasil Belajar Materi Jurnal
flash. 2) Beragamnya jenis materi yang mampu Penyesuaian Siswa Kelas XI IPS SMA N 1
ditampilkan melalui Prezi baik dalam bentuk Padamara Tahun Pelajaran 2014/2015.
teks, gambar hingga video. 3) Pembuatan
presentasi yang dapat dilakukan secara bersama-
sama dengan memanfaatkan jaringan internet
apabila memerlukan pembuatan presentasi

48
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

METODE mengetahui dan mengukur aktivitas siswa


selama proses kegiatan pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 berlangsung.
Padamara yang berlokasi di Jl. Raya Padamara, Proses pembelajaran dilakukan selama 4
Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga. (empat) kali pertemuan termasuk pretest dan
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian posttest. Alokasi waktu pembelajaran adalah 90
quasi eksperiment yaitu jenis eksperimen yang menit di setiap pertemuan, sedangkan alokasi
tidak sebenarnya karena belum memenuhi waktu untuk pretest dan posttest masing-masing
persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat selama 45 menit. Pada kelas eksperimen
dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan diterapkan pembelajaran dengan menggunakan
tertentu (Suharsimi, 2010:123). Desain metode problem posing berbantuan media prezi
penelitian ini yaitu nonequivalent control group dan pada kelas kontrol diterapkan metode
design. Populasi dalam penelitian ini adalah pembelajaran ceramah.
seluruh siswa kelas XI IPS SMA N 1 Padamara Analisis data soal uji coba dilakukan
tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari dengan uji validitas, reliabilitas, tingkat
kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, dan XI IPS kesukaran dan daya beda soal. Uji validitas
4. Teknik pengambilan sampel dilakukan dapat diperoleh dengan menggunakan bantuan
dengan caracluster random sampling. Kelas XI IPS SPSS 21. Pengujian ini menggunakan uji dua sisi
3 terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas XI dengan taraf kepercayaan 95% dan 5% dengan
IPS 4 sebagai kelas kontrol.Masing-masing kelas kriteria jika nilai sig (2-tailed) < 0,05, maka
eksperimen dan kelas kontrol terdiri dari 24 instrumen atau butir-butir soal berkorelasi
siswa. signifikan terhadap skor total sehingga dapat
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dikatakan bahwa soal valid. Hasil uji validitas
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). menunjukkan bahwa dari 45 soal yang
Variabel bebas yang diteliti yaitu metode problem diujicobakan kepada 24 siswa, terdapat 33 soal
posing dan media prezi (X1) dan metode valid dan 12 soal tidak valid. Soal yang tidak
ceramah (X2). Sedangkan variabel terikat yang valid ini tidak digunakan dalam penelitian.
diteliti yaitu hasil belajar siswa kelas eksperimen Untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini
yang mendapatkan perlakuan (Y1) dan hasil menggunakan bantuan program SPSS 21 dengan
belajar siswa kelas kontrol yang tidak uji statistik Cronbach Alpha. Soal dikatakan
mendapatkan perlakuan (Y2). reliabel jika hasil perhitungan sig (2-tailed) >
Metode pengumpulan data dilakukan 0,60. Hasil uji reliabilitas menunjukkan angka
melalui teknik dokumentasi, tes dan observasi. 0,747> 0,60 maka soal dikatakan reliabel. Hasil
Teknik dokumentasi dilakukan untuk uji tingkat kesukaran menunjukkan bahwa dari
memperoleh nilai terdahulu materi jurnal 33 soal terdapat 11 soal dengan kategori mudah,
penyesuaian dandata awal populasi untuk 19 soal dengan kategori sedang, dan 3 soal
dilakukan uji normalitas dan homogenitas yaitu dengan kategori sukar. Sedangkan hasil uji daya
data nilai ulangan harian siswa kompetensi beda menunjukkan bahwa dari 33 soal terdapat
dasar jurnal umum. Teknik tes dilakukan 3 soal dengan kategori cukup, 28 soal dengan
dengan memberikan soal pre-test kepada siswa kategori baik dan 2 soal dengan kategori sangat
sebelum diberikan materi pelajaran untuk baik.
mengetahui keadaan awal siswa dan Analisis data hasil belajar siswa sebelum
memberikan soal post-test pada akhir perlakuan (pretest) dilakukan dengan uji
pembelajaran untuk mengetahui kemampuan normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas
siswa setelah mendapatkan materi dilakukan dengan bantuan program SPSS 21
pembelajaran. Teknik observasi dilakukan dengan uji One Sample Kolmogorov Smirnov untuk
dengan melakukan pengamatan secara langsung mengetahui apakah data tes hasil belajar
dengan menggunakan lembar pengamatan guna

49
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

sebelum diberi perlakuan dengan metode pembelajaran problem posing berbantuan media
prezi pada kelas eksperimen dan metode dilakukan pada sampel dengan subyek yang
ceramah pada kelas kontrol berdistribusi normal sama yaitu kelas eksperimen sebelum dan
atau tidak. Taraf signifikansi yang digunakan sesudah perlakuan. Jika signifikansi kurang dari
sebesar 0,05 sehingga data dinyatakan 0,05 maka metode problem posing berbantuan
berdistribusi normal jika taraf signifikansi lebih media prezi dapat meningkatkan hasil belajar
dari 0,05. Uji homogenitas dilakukan dengan uji materi jurnal penyesuaian. Uji independent sample
Levenes Test dengan alat bantuan program SPSS t-test digunakan untuk menentukan keefektifan
21 untuk mengetahui apakah sampel penelitian pembelajaran. Uji ini dilakukan pada kedua
mempunyai varian yang sama atau tidak sampel yang berbeda yaitu kelas eksperimen dan
sebelum mendapatkan perlakuan metode kelas kontrol. Jika signifikansi kurang dari 0,05
problem posing berbantuan media prezi pada kelas maka metode problem posing berbantuan media
eksperimen dan metode ceramah pada kelas prezi lebih efektif dibandingkan metode ceramah
kontrol.Apabila signifikansinya lebih besar dari pada pembelajaran materi jurnal penyesuaian.
0,05 maka data mempunyai varian yang sama
atau homogen. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis data hasil belajar siswa setelah
perlakuan (posttest) dilakukan dengan uji Hasil penelitian merupakan hasil studi
normalitas uji homogenitas, uji hipotesis 1 lapangan guna memperoleh data melalui teknik
menggunakan uji paired sample t-test dan uji tes dan observasi pada pembelajaran kelas
hipotesis 2 menggunakan uji independent sample t- eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian
test. Uji normalitas dan uji homogenitas ini sama eksperimen ini dilakukan untuk menguji
dengan uji normalitas dan uji homogenitas yang efektivitas metode problem posing berbantuan
dilakukan sebelumnya, hanya saja data yang media prezi dalam meningkatkan hasil belajar
digunakan berbeda yaitu menggunakan data materi jurnal penyesuaian siswa kelas XI IPS
hasil belajar siswa setelah perlakuan (posttest). SMA N 1 Padamara tahun pelajaran
Uji paired sample t-test digunakan untuk 2014/2015. Deskripsi hasil belajar siswa
mengetahui adanya peningkatan hasil belajar sebelum perlakuan pada kelas eksperimen dan
atau tidak dengan membandingkan rata-rata dari kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
dua variabel dalam satu kelompok. Uji ini

Tabel 2. Deskripsi Hasil Pretest


Pretest
No Komponen KKM
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Jumlah siswa 24 24
2 Rata-rata 40,90 41,03
3 Nilai tertinggi 54,54 54,54
4 Nilai terendah 24,24 21,21
75
5 Jumlah siswa tuntas 0 0
6 Jumlah siswa tidak tuntas 24 24
7 Persentase siswa tuntas 0% 0%
8 Persentase siswa tidak tuntas 100% 100%

Berdasarkan data penelitian pada tabel 2, Minimal) sebelum perlakuan (pre-test),


siswa kelas eksperimen memiliki kemampuan sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 24,
awal rata-rata 40,90 dengan nilai tertinggi 54,54 secara klasikal 0% siswa tuntas dan 100% siswa
dan nilai terendah 24,24. Tidak ada siswa yang tidak tuntas. Hasil pre-test kelas kontrol dari 24
tuntas diatas KKM (Kriteria Ketuntasan

50
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

siswa memiliki kemampuan awal rata- Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelas
rata 41,03 dengan nilai tertinggi 54,54 dan nilai tersebut memiliki kemampuan rata-rata yang
terendah 21,21. Tidak ada siswa yang tuntas tidak jauh berbeda.
diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) Deskripsi hasil belajar siswa setelah
sebelum perlakuan (pre-test), sedangkan siswa perlakuan (posttest) pada kelas eksperimen dan
yang tidak tuntas ada 24, secara klasikal 0% kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut
siswa tuntas dan 100% siswa tidak tuntas.
:

Tabel 3. Deskripsi Hasil Posttest


Post-test
No Komponen Kelas KKM
Kelas Kontrol
Eksperimen
1 Jumlah siswa 24 24
2 Rata-rata 81,93 76,88
3 Nilai tertinggi 93,93 90,90
4 Nilai terendah 69,69 60,60
75
5 Jumlah siswa tuntas 20 18
6 Jumlah siswa tidak tuntas 4 6
7 Persentase siswa tuntas 83,33% 75%
8 Persentase siswa tidak tuntas 16,67% 25%

Berdasarkan data penelitian pada tabel 3, 90,90 dan nilai terendah 60,60. Siswa yang
setelah adanya perlakuan siswa kelas tuntas diatas KKM (Kriteria Ketuntasan
eksperimen mencapai rata-rata 81,93 dengan Minimal) setelah perlakuan (post-test) ada 18
nilai tertinggi 93,93 dan nilai terendah 69,69. siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 6
Siswa yang tuntas diatas KKM (Kriteria siswa, secara klasikal 75% siswa tuntas dan 25%
Ketuntasan Minimal) setelah perlakuan (post-test) siswa tidak tuntas. Sehingga dapat dikatakan
ada 20 siswa, sedangkan siswa yang tidak tuntas bahwa kelas eksperimen memiliki nilai lebih
ada 4 siswa, secara klasikal 83,33% siswa tuntas tinggi dibandingkan kelas kontrol setelah
dan 16,67% siswa tidak tuntas. Hasil post-test mendapatkan perlakuan. Sedangkan untuk
kelas kontrol dari 24 siswa rata-rata nilai yang peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dan
diperoleh adalah 76,88% dengan nilai tertinggi kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Peningkatan Hasil Belajar Siswa


Kelas Pre-test Post-test Selisih
Eksperimen 40,90 81,93 41,03
Kontrol 41,03 76,88 35,58
Efektivitas 5,45

Peningkatan rata-rata nilai pre-test dan Hasil uji normalitas data pretest
post-test untuk kelas eksperimen adalah 41,03 menggunakan one sample kolmogorov-
dan kelas kontrol adalah 35,58. Efek dari adanya smirnovdiperoleh nilai signifikansi untuk kelas
treatment pembelajaran dengan metode problem eksperimen (XI IPS 3) sebesar 0,871 dan kelas
posing berbantuan media prezi yaitu 5,45. kontrol (XI IPS 4) sebesar 0,502. Nilai
signifikansi kedua kelas tersebut lebih besar dari

51
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data test diperoleh nilai signifikansi 0,466 lebih besar
nilai pretest berdistribusi normal. Hasil uji dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
homogenitas data pretest menggunakan levenes
datapre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol Uji hipotesis bertujuan untuk
mempunyai varians yang sama atau homogen. membandingkan rata-rata dari dua variabel
Hasil uji normalitas data posttest dalam satu grup data. Uji ini dilakukan terhadap
menggunakan one sample kolmogorov-smirnov kelas eksperimen dengan membandingkan nilai
diperoleh nilai signifikansi untuk kelas pre-test dan post-test. Hipotesis yang diajukan
eksperimen sebesar 0,647 dan kelas kontrol yaitu metode problem posing berbantuan media
sebesar 0,168. Nilai signifikansi kedua kelas prezi dapat meningkatkan hasil belajar materi
lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan jurnal penyesuaian siswa kelas XI IPS SMA N 1
bahwa data nilai post-test berdistribusi normal Padamara tahun pelajaran 2014/2015. Uji
dan dapat diuji menggunakan statistik hipotesis ini menggunakan uji paired sample t-test
parametrik. Hasil uji homogenitas data posttest dengan program SPSS v21 dengan kriteria
menggunakan levenes test diperoleh nilai diterima jika sig 2-tailed kurang dari 0,05 dan
signifikansi 0,380 lebih besar dari 0,05 sehingga ditolak jika lebih dari 0,05. Hasil uji paired sample
dapat disimpulkan bahwa data post-test kelas t-test dapat dilihat pada tabel berikut:
eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
varians yang sama atau homogen.

Tabel 5. Hasil uji Paired Sample


Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
Mean Std. Std. Error95% Confidence (2-tailed)
DeviationMean Interval of the
Difference
Lower Upper
pretest_ -41,03125 6,05863 1,23671 -43,58958 -38,47292 -33,178 23 ,000
eksperimen -
Pair 1
posttest_
eksperimen

Hasil uji paired sample t-test diperoleh nilai sample t-test dengan program IBM SPSS v21
sig 2-tailed sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai dengan kriteria diterima jika sig 2-tailed lebih
signifikansi 0,05 maka diterima. Jadi dapat kecil dari 0,05. Hipotesis yang diajukan yaitu
dikatakan bahwa metode problem posing penerapan metode problem posing berbantuan
berbantuan media prezi dapat meningkatkan media prezi lebih efektif dibandingkan dengan
hasil belajar materi jurnal penyesuaian siswa metode ceramah dalam meningkatkan hasil
kelas XI IPS SMA N 1 Padamara tahun belajar pada pembelajaran materi jurnal
pelajaran 2014/2015. penyesuaian siswa kelas XI IPS SMA N 1
Kemudian untuk menguji ada tidaknya Padamara tahun pelajaran 2014/2015. Hasil uji
perbedaan dua rata-rata antara kelas eksperimen independent sample t-test dapat dilihat pada tabel
dan kelas kontrol digunakan uji independent sebagai berikut:

52
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

Tabel 6. Uji Independent Sample T-Test


Independent Samples Test
Levene's Testt-test for Equality of Means
for Equality of
Variances
F Sig. t df Sig. (2-Mean Std. Error95% Confidence
tailed) Difference Difference Interval of the
Difference
Lower Upper
Equal ,786 ,380 2,338 46 ,024 5,05000 2,16025 ,70164 9,39836
variances
assumed
nilai_posttest
Equal 2,338 45,999 ,024 5,05000 2,16025 ,70164 9,39836
variances not
assumed
siswa belum diberi pengetahuan tentang materi
Hasil uji independent sample t-test diperoleh jurnal penyesuaian sehingga hasil pre-test
nilai sig 2-tailed 0,024 lebih kecil dari 0,05, maka menunjukkan hasil yang rendah. Kemudian
hipotesis diterima. Jadi dapat dikatakan bahwa dilakukan pembelajaran dengan menerapkan
penerapan metode problem posing berbantuan metode problem posing berbantuan media prezi.
media prezi lebih efektif dibandingkan dengan Pembelajaran dilakukan dengan membagi siswa
metode ceramah pada pembelajaran materi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi
jurnal penyesuaian siswa kelas XI IPS SMA N 1 mengenai soal latihan yang diberikan oleh guru,
Padamara tahun pelajaran 2014/2015. setelah guru mempresentasikan materi jurnal
penyesuaian dengan menggunakan media prezi.
Metode Problem Posing Berbantuan Media Apabila siswa telah berhasil menyelesaikan soal
Prezi dapat Meningkatkan Hasil BelajarMateri secara berkelompok, selanjutnya siswa diminta
Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas XI IPS SMA untuk membuat soal dan cara penyelesaiannya
N 1 Padamara Tahun Pelajaran 2014/2015 secara mandiri. Hal ini akan meningkatkan
Hipotesis yang pertama berbunyi metode interaksi dan komunikasi antarsiswa karena
problem posing berbantuan media prezi dapat pembentukan kelompok dan meningkatkan
meningkatkan hasil belajar materi jurnal pemahaman siswa karena siswa harus membuat
penyesuaian siswa kelas XI IPS SMA N 1 soal sendiri dan cara penyelesaiannya.
Padamara tahun pelajaran 2014/2015. Hasil uji Kegiatan penyusunan soal sekaligus cara
hipotesis 1 pada penelitian ini menggunakan penyelesaiannya tidaklah mudah. Secara tidak
data nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen langsung akan mendorong siswa untuk
yang diuji dengan paired sample t-test pada melakukan aktivitas belajar misalnya dengan
program IBM SPSS v21. Hasil pengujian membaca dan mempelajari materi yang
menunjukkan nilai sig 2-tailed 0,000 lebih kecil dipelajari. Hal ini membentuk siswa menjadi
dari 0,05 yang artinya Hipotesis diterima. Hal seseorang yang berpikir kritis serta belajar
tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan menganalisis sekaligus memecahkan masalah.
hasil belajar materi jurnal penyesuaian siswa Dalam proses pembelajaran siswa membangun
kelas XI IPS SMA N 1 Padamara tahun pengetahuaannya sendiri dengan mengaitkan
pelajaran 2014/2015. Peningkatan hasil belajar pada pengetahuan yang telah dipelajari
dapat dilihat dari nilai rata-rata pre-test kelas sebelumnya melalui pengalaman belajar latihan
eksperimen 40,90 meningkat menjadi 81,93 mengerjakan soal secara kelompok.
pada post-test. Pembelajaran akuntansi seperti ini sejalan
Peningkatan hasil belajar materi jurnal dengan teori belajar konstruktivisme yang
penyesuaian terjadi karena pada saat pre-test menuntut siswa untuk membangun
pengetahuannya sesuai dengan kemampuan dan

53
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

pengalaman yang dimiliki. Pembelajaran Siswa Kelas XI IPS SMA N 1 Padamara Tahun
dengan metode problem posing dibantu dengan Pelajaran 2014/2015.
menggunakan media prezi. Media pembelajaran Hipotesis yang kedua berbunyi metode
prezi membantu siswa dalam memahami materi problem posing berbantuan media prezi lebih
dan membuat siswa tertarik untuk belajar yang efektif dalam meningkatkan hasil belajar
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar dibandingkan metode ceramah pada
siswa. pembelajaran materi jurnal penyesuaian siswa
Pembelajaran menggunakan metode kelas XI IPS SMA N 1 Padamara tahun
problem posing berbantuan media prezi pelajaran 2014/2015. Uji hipotesis 2 pada
merupakan hal yang baru dalam pembelajaran penelitian ini menggunakan data post-test kelas
akuntansi di kelas XI IPS SMA N 1 Padamara eksperimen dan kelas kontrol kemudian diuji
Kabupaten Purbalingga. Siswa diajak untuk menggunakan independent sample t-test. Hasil
lebih berperan aktif dalam kegiatan pengujian menunjukkan nilai sig 2-tailed 0,024
pembelajaran. Meskipun pada awalnya siswa lebih kecil dari 0,05 yang artinya Ha diterima.
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal Perbedaan hasil belajar yang signifikan
latihan dan membuat soal sendiri beserta menunjukkan bahwa nilai rata-rata post-test kelas
jawabannya, tetapi seiring berjalannya waktu eksperimen sebesar 81,93 lebih tinggi dari kelas
siswa mulai mengalami ketertarikan dan kontrol yang memperoleh nilai rata-rata 76,88.
kemudahan dalam belajar karena siswa belajar Keefektifan metode problem posing berbantuan
memahami materi sesuai dengan teknik media prezi ditunjukkan dengan selisih nilai
belajarnya masing-masing. Selain itu, guru turut rata-rata pre-test dan post-test pada kelas
berperan sebagai fasilitator yang baik, eksperimen sebesar 41,03, sedangkan selisih
membimbing siswa untuk menemukan solusi nilai rata-rata pre-test dan post-test kelas kontrol
dari permasalahan yang ada. sebesar 35,58. Selisih peningkatan hasil belajar
Penelitian ini didukung oleh penelitian kelas eksperimen dengan kelas kontrol lebih
terdahulu diantaranya adalah penelitian yang besar kelas eksperimen, maka efektivitas
dilakukan oleh Mahmud (2008) yang penerapan metode problem posing berbantuan
menunjukkan bahwa problem posing terbukti media prezi adalah 5,45. Efektivitas juga dilihat
efektif dalam meningkatkan hasil belajar dimana dari tingkat ketuntasan 83,33% untuk kelas
pada kelas kontrol terdapat 40% siswa yang eksperimen dan 75% untuk kelas kontrol.
tuntas, sedangkan pada kelas eksperimen Pembelajaran di kelas eksperimen
ketuntasannya dapat mencapai 85%. Kemudian menunjukkan hasil belajar yang lebih tinggi
penelitian Astra (2012) menunjukkan bahwa dibandingkan kelas kontrol karena perbedaan
penggunaan metode problem posing dapat dalam penggunaan metode dan media
meningkatkan hasil belajar lebih tinggi pembelajaran. Peneliti telah melakukan semua
dibandingkan hasil belajar siswa yang tidak aktivitas sesuai dengan RPP yang telah dibuat.
menggunakan model problem posing. Dimulai dari aktivitas pada kegiatan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian pendahuluan yang meliputi masuk kelas tepat
data maka dapat dikatakan bahwa metode waktu, membuka pelajaran dengan
problem posing berbantuan media prezi dapat mengucapkan salam, menanyakan kesiapan
meningkatkan hasil belajar materi jurnal mengikuti pelajaran, menyampaikan materi,
penyesuaian siswa kelas XI IPS SMA N 1 tujuan dan metode pembelajaran yang
Padamara tahun pelajaran 2014/2015. digunakan, serta memotivasi siswa. Dalam
kegiatan inti guru mempresentasikan materi
Metode Problem Posing Berbantuan Media jurnal penyesuaian menggunakan media prezi,
Prezi Lebih Efektif dalam Meningkatkan Hasil meminta siswa menggali informasi mengenai
Belajar Dibandingkan Metode Ceramah pada materi jurnal penyesuaian, memberi contoh soal
Pembelajaran Materi Jurnal Penyesuaian dan memandu siswa untuk menemukan

54
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

penyelesaiannya, meminta siswa bertanya mempermudah guru dalam menyampaikan


tentang materi yang belum dipahami, materi dan mempermudah siswa dalam
menerapkan metode problem posing dengan memahami materi. Keunggulan media prezi
meminta siswa untuk membuat soal sendiri adalah dapat meningkatkan minat dalam belajar
disertai jawaban dari soal yang dibuatnya, karena materi disajikan secara menarik.
meneliti kesulitan yang dialami oleh siswa, serta Sedangkan pada kelas kontrol tidak
meminta siswa untuk mempresentasikan hasil menggunakan media khusus dalam
pekerjaannya di depan kelas. Sementara untuk pembelajaran yaitu hanya menggunakan
kegiatan penutup yang meliputi aktivitas Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sudah sering
membuat simpulan materi bersama siswa, digunakan dalam pembelajaran sehingga tidak
memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya, ada tanggapan yang tinggi dari siswa.
menyampaikan materi selanjutnya yang harus Keefektifan metode problem posing
dipelajari, serta yang terakhir mengucapkan berbantuan media prezi juga ditunjukkan
salam. dengan hasil pengamatan aktivitas siswa selama
Keunggulan pembelajaran dengan proses pembelajaran. Aktivitas siswa pada
menerapkan metode problem posing berbantuan pertemuan pertama sampai dengan pertemuan
media prezi adalah meningkatkan kemampuan ketiga sama-sama mengalami peningkatan.
dalam pemecahan masalah dan memotivasi Pada pertemuan pertama keaktifan siswa baik
siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
akan berusaha untuk lebih memahami materi sama-sama menunjukkan kriteria cukup aktif.
yang dipelajari karena siswa harus menyusun Pada pertemuan kedua keaktifan siswa pada
soal dan cara penyelesaiannya sendiri. kelas eksperimen maupun kelas kontrol
Sedangkan pembelajaran pada kelas meningkat menjadi aktif. Pada pertemuan ketiga
kontrol tidak diberi pelakuan khusus. keaktifan siswa kelas eksperimen mengalami
Sebenarnya pembelajaran pada kelas kontrol peningkatan dari kriteria aktif menjadi sangat
hampir sama dengan kelas esksperimen namun aktif, namun kriteria keaktifan siswa pada kelas
hal yang membedakan adalah penggunaan kontrol masih menunjukkan kriteria aktif
metode dan media pembelajaran yang meskipun aktivitas siswa kelas kontrol
digunakan dalam pembelajaran. Kegiatan inti meningkat. Sehingga dapat dikatakan bahwa
terdiri dari ceramah, tanya jawab dan latihan pencapaian siswa kelas eksperimen lebih baik
soal dan siswa tidak diminta untuk membuat dibandingkan kelas kontrol dalam aspek
soal sendiri seperti pada kelas esksperimen. Pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
kelas kontrol tidak menggunakan media khusus Penerapan metode problem posing
dalam pembelajaran yaitu hanya menggunakan berbantuan media prezi dapat menarik perhatian
Lembar Kerja Siswa (LKS). Pembelajaran dan minat siswa untuk belajar, sehingga
dalam kelas kontrol lebih banyak dilakukan aktivitas belajar siswa dalam belajar lebih
secara satu arah dimana guru menjelaskan mudah meningkat. Penerapan metode ceramah
sedangkan siswa hanya mendengarkan dan secara terus-menerus tanpa adanya variasi dapat
mencatat materi sehingga banyak waktu yang membuat siswa menjadi bosan dan malas
tersita untuk hal-hal seperti menunggu siswa belajar. Dalam belajar hanya terjadi interaksi
selesai mencatat, menjelaskan keterangan yang satu arah yaitu dari guru ke siswa sehingga
sama secara berulang-ulang karena suasana belajar yang diperoleh siswa kurang
ketidakfokusan siswa dalam memperhatikan optimal. Seperti yang dikatakan Djamarah dan
guru, sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam Zain (2010:97) bahwa suatu metode dan media
pembelajaran. yang sama digunakan dalam waktu yang lama
Kelas eksperimen menggunakan prezi tanpa ada inovasi maka akan membuat siswa
sebagai media pembelajarannya. Media prezi bosan dan menyebabkan siswa menjadi pasif.
merupakan media presentasi yang

55
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

Penelitian sejenis juga dilakukan oleh problem posing berbantuan media prezi lebih
Kadir (2006) yang hasilnya menunjukkan bahwa efektif dari pada metode ceramah.
metode problem posing terbukti efektif
dibandingkan dengan metode pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
konvensional. Kemudian penelitian yang
dilakukan oleh Sari (2014) yang hasilnya Artianingsih. 2013. Penerapan Mind Mapping
menunjukkan bahwa pembelajaran STAD- dengan Media Prezi Untuk Meningkatkan
Problem Posing berbantuan media acceleration card Prestasi dan Partisipasi Belajar Akuntansi.
lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa Jurnal Pendidikan UNS. Vol. 2. No. 1.
dibandingkan dengan metode konvensional. Hal. 39-48.
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Standar
data maka dapat dikatakan bahwa metode Kompetensi Mata Pelajaran Akuntansi SMA
problem posing berbantuan media prezi lebih & MA. Jakarta: Pusat Kurikulum.
efektif dibandingkan metode ceramah pada Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan.
pembelajaran materi jurnal penyesuaian siswa 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
kelas XI IPS SMA N 1 Padamara tahun PT Rineka Cipta.
pelajaran 2014/2015. Hariyanti, Ida., Haryono, dan J.S. Sukardjo.
2013. Penerapan Pembelajaran Model
SIMPULAN Problem Posing Dilengkapi Macromedia Flash
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Berdasarkan hasil penelitian dan dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi
pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA SMA
metode problem posing berbantuan media prezi Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar materi jurnal 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol.
penyesuaian siswa kelas XI IPS SMA N 1 2. No. 3. Hal. 85-91.
Padamara tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini Kadir. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem Posing
dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar kelas terhadap Prestasi Belajar Matematika Jenjang
eksperimen yang mengalami peningkatan dari Pengetahuan, Aplikasi & Evaluasi Ditinjau
nilai pre-test 40,90 meningkat menjadi 81,93 dari Metakognisi Siswa SMU di DKI Jakarta.
pada post-test.Metode problem posing berbantuan Jurnal Pendidikan & Kebudayaan. Vol.
media prezi juga lebih efektif dibandingkan 17. No. 2. Hal. 203-214.
dengan metode ceramah pada pembelajaran Mahmud, Amir. 2008. Penerapan Metode Problem
materi jurnal penyesuaian siswa kelas XI IPS Posing untuk Meningkatkan Kemampuan
SMA N 1 Padamara tahun pelajaran Penyusunan Laporan Keuangan pada Siswa
2014/2015. Hal ini dibuktikan dengan selisih SMA. Jurnal Pendidikan Ekonomi. Vol.
nilai rata-rata pre-test dan post-test kelas 3. No. 2. Hal. 197-218.
eksperimen yang lebih besar dibandingkan kelas Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran.
kontrol. Selisih nilai rata-rata pre-test dan post-test Jakarta Selatan: Referensi (GP Press
kelas eksperimen adalah sebesar 41,03, Group).
sedangkan selisih nilai rata-rata pre-test dan post- Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2013
test kelas kontrol sebesar 35,58. Jadi, selisih tentang Standar Nasional Pendidikan.
peningkatan hasil belajar kelas eksperimen http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&
dengan kelas kontrol adalah sebesar 5,45. esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CDFi
Kemudian tingkat ketuntasan kelas eksperimen AD&url=http%3A%2F%2Fsipuu.setkab.
lebih besar dibandingkan kelas kontrol yaitu go.id%2FPUUdoc%2F173768%2FPP032
83,33% untuk kelas eksperimen dan 75% untuk 2013.pdf&ei=JMaIVbSlIIagugSB04PIAw
kelas kontrol, sehingga penerapan metode &usg=AFQjCNHPsU0Py4h3MQ_C347B

56
Kharisma Puspita Dewi/Economic Education Analysis Journal 5 (1) (2016)

x7TegppaiQ&bvm=bv.96339352,d.c2E Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian.


(23 Juni.2015) Jakarta: Rineka Cipta.
Reeve, dkk. 2011. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Surachman, Arif. 2014. Menghadirkan
Salemba Empat. Presentasi Animatif dengan Prezi.
Rifai, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2012. http://www.academia.edu/7858489/Menghadi
Psikologi Pendidikan. Semarang: UPT rkan_Presentasi_Animatif_dengan_Prezi.
UNNES PRESS. (4 September.2015)
Santoso, Jarot Tri Bowo. 2013. Strategi Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori
Pembelajaran Akuntansi. Semarang: & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Yayasan Studi Bahasa Jawa (YSBJ) Pelajar.
KANTHIL Tuu, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku
Sari, Indah Intan Kartika. 2014. Efektivitas dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia.
Model Pembelajaran STAD-Problem Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Posing Berbantuan Media Acceleration Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Card untuk Meningkatkan Hasil Belajar Nasional. 2009. Yogyakarta:
Kompetensi Dasar Menyususn Laporan Diperbanyak oleh Pustaka Pelajar.
Keuangan Pada Siswa Kelas X Akuntansi Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan.
SMK PGRI Batang Tahun Pelajaran Jakarta: Bumi Aksara.
2013/2014.Skripsi. Semarang: Universitas Virgiana, Safrin Azura. 2013. Pemanfaatan
Negeri Semarang. Media Presentasi Prezi untuk
Suharjanto, Ari., Hery Sawiji, dan Tutik Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Susilowati. 2013. Penerapan Media Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri
Pembelajaran dengan Penggunaan Software 1 Batu. Skripsi. Malang: Universitas
Prezi dalam upaya Meningkatkan Minat Negeri Malang.
Belajar Mata Diklat Komunikasi.

57

Anda mungkin juga menyukai