Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Eko Anang

Prodi/Semester: Studi Agama-Agama/4

NIM: E92215032

Alkitab

Pada pekan kelima ini, mata kuliah "Agama Kristen" telah sampai pada materi tentang
Alkitab. Di sini saya merefleksikan bahan bacaan yang berbahasa Indonesia. Bahan bacaan ini
berupaya meluruskan istilah Injil dan Taurat, menjelaskan apa yang disebut sebagai Alkitab,
menjelaskan isi dari Alkitab dan bagian-bagiannya. Injil adalah keempat kitab awal di dalam
Perjanjian Baru, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Sedangkan Taurat adalah kelima
kitab awal di dalam Perjanjian Baru. Kemudian mengapa di dalam Alkitab terdapat istilah
"Perjanjian"? Karena Allah telah melakukan dua kali perjanjian, pertama dengan Israel di bukit
Sinai dan yang kedua Allah telah melakukan perjanjian dengan Yesus untuk menyelamatkan
manusia dari dosa.1 Setelah mengetahui garis besar dari bahan bacaan tersebut, saya akan
mengkritisi beberapa bagian.
Pada halaman 47 dijelaskan tentang sifat-sifat Alkitab. Pada halaman selanjutnya, sifat
Alkitab yang pertama adalah infallibilitas atau tidak mungkin keliru. Dijelaskan bahwa memang
benar ia (Alkitab) lahir melalui orang-orang, perantara, penulis, pengumpul, yang bisa saja salah,
keliru dan terbatas. Tetapi semua itu dilakukan oleh Roh Kudus dengan segenap akal budi, hati
dan jiwanya. Roh Kudus adalah jaminan kesucian dan ketidakmungkinan keliru. 2 Bagaimana
caranya menentukan mana tulisan Alkitab yang berasal dari Yesus dan para muridnya? Adakah
jaminan bahwa penulis-penulis tersebut tidak menambah atau mengurangi isi dari Alkitab
tersebut? Ehrman mengatakan sebagaimana yang telah dikutip oleh Louay Fatoohi di dalam
bukunya, sarjanawan Oxford, John Mill selama 30 tahun telah mempelajari sekitar 100
manuskrip, sitasi teks-teks Perjanjian Baru. Dia menemukan tak kurang dari 30.000 varian
tekstual!3 Dengan varian Alkitab sebanyak itu dapatkah diketahui dengan pasti mana yang asli

1 Silahkan lihat bahan bacaan yang diberikan oleh dosen pengampu yang saya sertakan di dalam
pengiriman tugas refleksi saya ini pada halaman 44.

2 Ibid., 48.
dan yang telah diubah atau palsu? Kemudian pada masa sebelum John Mill meneliti hal tersebut,
ketidaksamaan antara satu Alkitab dengan Alkitab yang lain dianggap hal yang kecil.4
Kemudian pada sifat Alkitab selanjutnya adalah bersifat otoritas atau berkuasa.
Kekuasaan Alkitab bersifat tak terbatas dan tidak mungkin salah. 5 Jika Alkitab tidak mungkin
salah, mengapa sebelum abad Renaisans para umat Kristen menganut ajaran agamanya justru
malah mengalami masa kegelapan? Sehingga lahirlah paham seperti sekulerisasi (upaya
pemisahan agama dan negara) yang dilatarbelakangi oleh abad kegelapan karena menganut
ajaran Alkitab sepenuhnya. Banyak hal-hal rancu, seperti di satu sisi Yesus mengaku sebagai
utusan Allah, tetapi di sisi lain Yesus dianggap sebagai anak Allah. Kemudian seperti jumlah
bulan dalam satu tahun adalah sepuluh. Dan masih banyak hal lainnya kesalahan-kesalahan di
dalam Alkitab.
Kemudian dari sisi penulisan. Saya mendapati beberapa kata yang mengalami kesalahan
penulisan (typo). Hal ini seharusnya dapat diminimalisir oleh penulis.
Di sini bukan berarti saya menutup mata untuk dikritik kembali. Jadi apabila di dalam
refleksi saya ini terdapat kesalahan tulisan, kesalahan mengutip referensi dan kesalahan-
kesalahan lainnya, saya siap untuk diberi masukan. Semoga kita diberikan kemudahan dalam
menuntut ilmu.

3 Louay Fatoohi, The Mistery of Historical Jesus, penerjemah: Yuliani Liputo, (Bandung:
Mizan, 2013), 50.

4 Ibid.

5 Silahkan lihat bahan bacaan yang diberikan dosen pengampu pada halaman 49.

Anda mungkin juga menyukai