Anda di halaman 1dari 16

ACARA 5

PENGENALAN EKOSISTEM

I. TUJUAN
Tujuan dari acara ini adalah :
1. Mempelajari macam-macam ekosistem.
2. Mengetahui struktur dan komponen pembentuk ekosistem.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem merupakan hubungan timbal balik yang kompleks antara


organisme dan lingkungan baik biotik maupun abiotik yang bersama-sama
membentuk suatu ekologi. Suatu organisme tidak akan dapat hidup sendiri tanpa
berinteraksi dengan organisme lain atau lingkungannya. Dengan demikian untuk
keberlangsungan hhidup suatu organisme akan bergantung pada kehadiran organisme
lain dan sumber daya alam yang ada di lingkungan untuk keperluan pangan,
perlindungan, pertumbuhan, perkembangbiakan, dan sebagainya (Cahyo dan
Muhartini, 1998). Sedangkan menurut Odum (1985), ekosistem adalah sekelompok
komponen yang berinteraksi bersama-sama dan bekerja untuk tujuan bersama serta
mampu bereaksi sebagai satu kesatuan untuk menanggapi rangsangan dari luar yang
tidak dipengaruhi langsung oleh pengeluaran sendiri dan memiliki batasan sendiri
berdasarkan semua penyatuan timbal balik yang berinteraksi sama lainnya, sehingga
memungkinkan organisme hidup tidak dapat dipisahkan dengan lingkungannya.

Pohon besar menyediakan fungsi ekologis penting dalam hutan di seluruh


dunia, termasuk bersarang vital dan menyediakan sumber daya untuk banyak spesies.
Namun, banyak ekosistem yang mengalami kerugian yang semakin cepat pohon besar
atau kegagalan untuk merekrut pohon-pohon besar yang baru atau keduanya. Kami
menghitung masalah ini dalam ekosistem ikon global di tenggara Australia - hutan
didominasi oleh angiosperma tertinggi di dunia, Gunung Ash (Eucalyptus regnans).
Matriks probabilitas transisi dari pohon-pohon besar dengan rongga melalui negara
kondisi semakin membusuk proyek kekurangan parah pohon-pohon besar dengan
rongga dengan 2039 yang akan terus sampai setidaknya 2067. Krisis pohon rongga
besar di hutan Gunung Ash merupakan produk: (1) waktu yang lama diperlukan (>
120 tahun) untuk inisiasi rongga; dan (2) diulang kebakaran hutan di masa lalu dan
operasi pembalakan luas. Faktor-faktor yang terakhir telah mengakibatkan semua
lanskap yang didominasi oleh tegakan 72 tahun dan hanya 1,16% dari hutan yang
terbakar dan utuh. Kami membahas bagaimana fitur yang membuat hutan Gunung
Ash rentan terhadap penurunan kelimpahan pohon besar dibagi dengan banyak jenis
hutan di seluruh dunia (Lindenmayer, et.al., 2012). Konsentrasi, stoikiometri dan
resorpsi nitrogen (N) dan fosfor (P) dalam daun tanaman yang sering digunakan
sebagai proxy dari ketersediaan nutrisi pertumbuhan membatasi, tetapi tanggapan dari
metrik ini perubahan ketersediaan hara tetap sebagian besar belum teruji untuk hutan
pohon tropis (Mayor, et.al., 2013).
Bukti semakin kuat perubahan iklim global sebagai akibat dari
meningkatnya kadar karbon dioksida di atmosfer telah sangat mendorong minat
karbon biologis penyerapan dalam ekosistem alam , dan terutama hutan . Kontrol
iklim yang efektif dengan ekosistem darat tidak hanya tergantung pada tingkat C
serapan oleh produsen primer ( yaitu kapasitas mereka tenggelam ) , tetapi juga pada
tingkat C rilis dari biota tersebut , kelanggengan saham dan kemungkinan rilis
mendadak karena episode gangguan alam atau manusia .Selain itu, karena spesies
tanaman yang berbeda berbeda dalam kemampuan mereka untuk menangkap,
menyimpan dan melepaskan C , karakteristik fungsional kolektif komunitas
tumbuhan , di bawah rezim iklim regional yang diberikan , harus menjadi pendorong
utama penyerapan C dalam ekosistem darat. Salah satu cara untuk konsep
karakteristik fungsional masyarakat adalah keanekaragaman fungsional , yang
didefinisikan sebagai nilai , kisaran , distribusi dan kelimpahan relatif sifat fungsional
dari organisme yang membentuk sebuah ekosistem. Definisi keanekaragaman
fungsional meliputi identitas fungsional dan lebih komprehensif daripada mereka
yang secara eksplisit terbatas pada variabilitas sifat (Conti and Daz, 2012).

III. METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Praktikum Dasar-Dasar Ekologi acara 5 Pengenalan Ekosistem Hutan
dilaksanakan secara mandiri oleh praktikan pada hari Sabtu, 28 Maret 2015 di Hutan
Wanagama, Gunung Kidul. Alat yang digunakan adalah kamera, alat tulis, botol air,
dan kantong plastik. Sedangkan, langkah kerja yang dilakukan adalah seluruh
komponen tumbuhan diamati dan diidentifikasi masing-masing spesies yang ada di
dalam ekosistem tersebut. Kemudian, seluruh komponen hewan diamati dan
diidentifikasi masing-masing spesies yang ada dalam ekosistem tersebut. Sete;ah itu,
komponen abiotic tidak lupa diamati. Terakhir, sampel air dan tanah diambil untuk
dianalisis kandungan DO dan BODnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan hasil pengamatan ekosistem pada Hutan Wanagama terdapat
komponen abiotik dan komponen biotik. Komponen abiotik dalam ekosistem Hutan
Wanagama adalah, sebagai berikut :

B. Tabel 1. Analisis sampel tanah dan air


C. K D. EC
e (Ds/M E. pH
l )
o
m G. H. I. J.
p Ta A Ta A
o
k
L. M. N. O.
K. 1 9. 4 7. 7.

Q. R. S. T.
P. 2 4. 2. 7. 7.

V. W. X. Y.
U. 3 4. 7. 7. 6.

AA. AB. AC. AD.


Z. 4 4. 5. 7. 6.

AF. AG. AH. AI.


AE.
4. 2. 7. 6.
5
AK. AM. AN.
AL.
AJ. 6 4. 6. 6.
0
AO.
AP. Tabel 2. Pengamatan komponen abiotik dan biotik Hutan Wanagama
AR. Hasil Pengamatan
AQ.
AU. Biotik
No AT. Abiotik
AX. Hewan AY. Tumbuhan
AZ.
BA. Tanah BB. Bekicot BC. Lidah mertua
1
BD.
BE. Batu BF. Katak BG. Lumut
2
BH. BK. Pandan-
BI. Air BJ. Rayap
3 pandanan
BL. BM. Sinar
BN. Nyamuk BO. Puring
4 matahari
BP. BR. Semut hitam BS. Palem-
BQ. Udara
5 kecil paleman
BT. BV. Semut hitam
BU. Suhu BW. Pohon jati
6 besar
BX. BY. Kelemba BZ. Semut
CA. Pohon cendana
7 pan angkrang
CB.
CC. CD. Kupu-kupu CE. Jamur
8
CF. CI. Rumput-
CG. CH. Keong
9 rumputan
CJ.
CK. CL. Burung CM. Tanaman buah
10
CN. CQ. Tanaman
CO. CP. Serangga
11 bunga
CR. CU. Tanaman
CS. CT.
12 merambat
CV.

CW. Aliran Energi dan Daur Materi


CX.

Keterangan :

CY. : Aliran energi

CZ. : Daur Materi

DA. PEMBAHASAN

DB. Ekosistem Hutan adalah hubungan timbal balik yang terjadi


didalam Hutan antara organisme dengan lingkungannya baik abiotik maupun
biotik. Hubungan timbal balik yang terjadi dapat berupa proses makan-
dimakan, kompetisi, dan simbiosis. Dalam suatu ekosistem terjadi suatu
proses yang dinamis. Berdasarkan dari hasil pengamatan, dalam ekosistem
Hutan yang bertindak sebagai produsen ialah tumbuhan hijau, kemudian yang
bertindak sebagai konsumen tingkat I adalah hewan-hewan kecil, yang
bertindak sebagai konsumen tingkat II adalah hewan besar seperti burung, dan
yang bertindak sebagai decomposer atau pengurai adalah semut. Sedangkan
komponen abiotik berupa keadaan lingkungannya yaitu, sinar matahari, tanah,
batu, air, dan udara.

DC. Suatu ekosistem didalamnya terdapat produsen, konsumen, dan


ekomposer. Produsen merupakan organisme autotroph, yaitu organisme yang
mampu membuat makannanya sendiri. Ada organisme yang membuat
makanan sendiri dengan memanfaatkan sinar matahari, ada pula yang
membuat makanan dari zat-zat kimia disekitarnya atau yang dikenal
kemoautotrof,, sedangkan sebagian besar produsen adalah tumbuhan hijau
yang dapat melakukan fotoautotrof. Tumbuhan memanfaatkan energy
matahari dan mineral-mineral dari dalam tanah untuk menjadi energy dan
glukosa. Sedangkan, konsumen merupakan organisme heterotroph, yaitu
organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan memperoleh
energy yang diperlukannya dengan memakan organismee lainnya baik
produsen maupun konsumen. Konsumen tingkat II bisa karnivora ataupun
omnivora, karena pada konsumen tingkat II dapat langsung memakan
produsen ataupun hanya memakan konsumen tingkat I. Apabila ada
organisme yang mati, jasadnya akan diuraikan oleh decomposer, sehingga
menjadi mineral siap pakai yang dapat dimanfaatkan oleh produsen untuk
berfotosintesis.

DD. Didalam ekosistem hutan terjadi daur materi dan arus


energi. Daur materi adalah gerakan unsur-unsur dan senyawa anorganik yang
perlu untuk kehidupan. Sedangkan arus energi adalah perpindahan energi dari
1 organisme ke organisme lain yang berfungsi untuk menggerakkan daur
materi. Aliran energi yang terjadi pada ekosistem hutan merupakan salaah satu
bukti bahwa makhluk 1 dengan makhluk hidup lainnya dalam ekosistem hutan
saling membutuhkan dan saaling berinteraksi. Matahari memberikan
energinya berupa cahaya matahari untuk membantu fotosintesis pada
tanaman. Energi yang dihasilkan oleh tanaman akan digunakan untuk
aktifitas tanaman tersebut dan dimanfaatkan oleh konsumen tingkat I. energi
yang dimanfaatkan akan diubah lalu dimanfaatkan oleh tubuhnya sendiri daan
hewan lain melalui proses rantai makanan menuju ke tingkat konsumen
tertinggi, pada hutan ini tingkat konsumen tertinggi adalah konsumen tingkat
II. Energi yang dihasilkan oleh produsen dan konsumen juga dimanfaatkan
oleh organisme pengurai untuk melakukan proses mineralisasi. Proses
mineralisasi yaitu proses berubahnya senyawa organik menjadi senyawa
anorganik.

DE. Rantai makanan merupakan proses makan-memakan diantara


organisme dalam suatu ekosistem. Rantai makanan yang terjadi dalam
ekosistem menyebabkan terjadinya suatu tingkat trofik dalam ekosistem
hutan. Proses rantai yang terjadi pada ekosistem hutan ini adalah dari
produsen lalu ke konsumen tingkat I, selanjutnya ke konsumen tingkat II dan
akhirnya diuraikan oleh pengurai, dan kembali lagi ke awal. Dan apabila salah
satu dari komponen ekosistem tersebut hilang ataupun musnah maka
ekosistem akan terganggu. Peran-peran yang dimilki oleh organisme yang ada
dalam ekosistem hutan yang terdiri atas 2 komponen yaitu aabiotik dan biotik
adalah sebagai berikut:

DF.1. Tanah Dan Batu

DG. Tanah dan batu berperan sebagai tempat hidup dari berbagai
organisme yang terdapat di hutan. Tanah juga merupakan sumber nutrisi
bagi organisme karena di dalam tanah banyak terdapat senyawa-senyawa
yang dapat diubah oleh berbagai organisme untuk menjadi sumber
makanannya.

DH. 2. Sinar Matahari

DI. Sinar matahari merupakan sumber tenaga bagi organisme di bumi.


Tumbuhan hijau akan menyerap energi matahari melalui klorofil pada daun
untuk fotosintesis yang menghasilkan karbohidrat dari bahan CO2 dan air.
Karbohidrat merupakan sumber energi bagi organisme lainnya seperti
rayap.

DJ. 3. Air

DK. Air merupakan sumber tenaga yang mutlak diperlukan oleh organisme
karena air sangat penting dalam proses-proses yang terjadi di daalam tubuh
organisme. Dalam suatu tubuh organisme, air digunakan dalam hal
pelarutan unsur-unsur yang ada dalam tubuh organisme tersebut, termasuk
tumbuhan.

DL. 4. Udara

DM. Di dalam udara terdapat gas oksigen yang dimanfaatkan untuk


proses resspirasi makhluk hidup seperti hewan dan manusia, sedangkaan
tumbuhan memanfaatkaan gas karbon dioksoida di udara untuk proses
fotosintesis.

DN. 5. Kelembaban

DO. Kelembaban berpengaruh terhadap kehidupan tanaman dan hewan.


Hewan dan tumbuhan akan mengalami adaptasi terhadap kelembaban.

DP.6. Suhu

DQ. Suhu lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan. Suhu


optimum merupakan suhu paling baik untuk pertumbuhan dan kehidupan
suatu organisme, sedangkan suhu minimum merupakan suhu paling rendah
bagi organisme untuk bertahan hidup.

DR. 7. Produsen

DS. Produsen meliputi tumbuhan hijau dan organisme fotosintetik


lainnya yang bersifat autotrof yang biasanya menggunakan energi
matahari untuk proses fotosintesis gula yang digunakan sebagai bahan
bakar pada proses respirasi dan materi penyusun tubuh untuk senyawa
organik lain. Produsen merupakan organisme yang mensintesis senyawa
organik dan memasok energi kepada anggota lain dalam komunitas.
Sebagian besar energi dalam komunitas berada dalam organisme yang
berada pada tingkat produsen.

DT.

DU. 8. Konsumen Primer

DV. Konsumen primer adalah organisme heterotroph yang


memakan produsen (tumbuhan hijau). Kansumen primer disebut herbivore,
yaitu organisme yang memakan tumbuhan. Konsumen primer merupakan
konsumen tingkat I karena mendapatkan energi dari produsen secara
langsung.

DW. 9. Konsumen Sekunder

DX. Konsumen sekunder adalah organisme heterotroph yang


memakan konsumen primer. Konsumen sekundeer biasanya adalah
karnivora, yaitu organisme yang memakan hewan. Konsumen sekunder
merupakan konsumen tingkat II, karena konsumen ini mendapat materi
dari konsumen tingkat I, bukan dari produsen.

DY. 10. Pengurai

DZ. Pengurai adalah organisme saprofit yang memecah belah


limbah, organisme mati, dan senyawa kimia kembali kealam untuk
digunakan organisme hidup lainnya di dalam suatu ekosistem. Dalam daur
materi, pengurai mempunyai peranan yang sangat penting karena kegiatan
pengurai ini menyediakan bahan atau materi bagi produsen dan konsumen
yang tidak dapat dipertahankan. Oleh karena itu, bahan mineral yang
semula diserap dari tanah oleh tumbuhan hijau yang kemudian tersimpan
dalam tubuhnya atau tubuh konsumen menjadi tersedia kembali bagi tanah
dan dapat digunakan kembali oleh tumbuhan hijau.

V. KESIMPULAN
EA. 1. Ekosistem Hutan Wanagama merupakan ekosistem alami yang menjadikan
adanya hubungan timbal balik yang terjadi antara organisme dengan lingkungannya
baik biotik maupun abiotik.
EB. 2. Komponen penyusun ekosistem hutan yaitu biotik dan abiotik dan pada
ekosistem tersebut terdapat produsen, konsumen tingkat I, konsumen tingkat II, dan
pengurai.

EC.

ED. DAFTAR PUSTAKA

EE. Cahyo, S. Muhartini. 1998. Ekologi Pertanian. Universitas Terbuka, Jakarta

EF. Conti, G., S. Diaz. 2013. Plant functional diversity and carbon storage
an empirical test in semi-arid forest ecosystems. Journal of Ecology 101
(1) : 18-28
EG. Lindenmayer, D.B., L. McBurney, D. Blair . 2012. Interacting Factors Driving
a Major Loss of Large Trees with Cavities in a Forest Ecosystem. Journal
Pone 10
EH. Mayor, J. R., S. J. Wright and B. L. Turner 2013. Species-specific responses
of foliar nutrients to long-term nitrogen and phosphorus additions in a
lowland tropical forest. Journal of Ecology 102 (1) :36-44

EI. Odum, H.T. 1985. System Ecology. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta

EJ.

EK.

EL.
EM.

EN.

EO.

EP.

EQ.

ER.

ES.

ET. LAMPIRAN

EU.
EV.
EW.
EX.
EY.
EZ.

FA.

FB.

Anda mungkin juga menyukai