Anda di halaman 1dari 11

BAB I

Kebutuhan dan makna NIC


Kebanyakan pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan. Pemberi
pelayanan tersebut terdiri dari 2.2 juta RN di USA dan kurang lebih 4.5 juta perawat di
seluruh dunia. Sebagai kelompok terbesar dalam pemberian pelayanan profesional,
perawat bekerja dalam beberapa tempat dan mempunyai vairasi peran. Meskipun terdiri
dari 30 area spesialis, namun sebagian besar perawat adalah perawat generalis yang
bertanggung jawab terhadap pemberian keperawatan sekaligus sebagai koordinator bagi
semua provider.
Meskipun pelayanan keperawatan sangat krusial dalam meningkatkan
kesejahteraan penerima pelayanan kesehatan namun pengaruh keperawatan hampir tidak
terlihat, sehingga muncul pertanyaan tentang kontribusi perawat. Apa yang dilakukan
oleh perawat? Apakah tindakan perawat dapat memberikan perbedaan kualitas pelayanan
yang diterima pasien? Bagaimanakah peningkatan penggunaan intervensi keperawatan
dapat berakibat dalam pencegahan beberapa kondisi medis, mereduksi komplikasi dan
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan? Apakah tindakan keperawatan dapat efektif
dan lebih efisien dibandingkan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain?
Dengan adanya sistem komputerisasi pada sistem pelayanan kesehatan dan peningkatan
penggunaan data untuk studi pelayanan kesehatan yang efektif maka pertanyaan tersebut
sangat tepat. Konsensus dalam keperawatan menginginkan adanya klasifikasi diagnosa
keperawatan, intervensi, dan hasil dokumentasi dan studi pelayanan keperawatan. NIC
menggambarkan usaha yang besar untuk menegaskan treatment yang diberikan oleh
perawat. Bab ini menjelaskan latar belakang...., diskusi tentang alasan untuk
mengembangkan klasifikasi dan standarisasi intervensi keperawatan dan melihat kembali
sistem yang mendukung klasifikasi.

ALASAN ADANYA KLASIFIKASI


Klasifikasi muncul belum lama ini. Sebagai contoh, pada abad ke-11 seorang
rahib yang bernama Guido dArezzo menciptakan skala musikal ( skala Guidos ) untuk
dapat digunakan oleh para musisi disemua tempat dihari ini atau memainkan beberapa
komposisi dari beberapa bagian di dunia. Contoh lain adalah simbol elemen kimia dan
kategori biologi ( phylum, klas, ordo, famili, genus, spesies dan varietas ) ini mengatur
kehidupan organisme kedalam kelompok yang berhubungan. Klasifikasi memberikan
kemudahan bagi lingkungan kita dan membantu komunikasi dengan yang lainnya.
Klasifikasi membantu untuk mengembangkan pengetahuan dasar dan menemukan prinsip
prinsip. Mereka juga mengidentifikasi celah dalam pengetahuan untuk dapat diketahui
melalui penelitian. Disamping itu, klasifikasi dapat memfasilitasi pemahaman. Sebagai
contoh, ketika perawat menggunakan bahasa yang umum untuk mendiskusikan rencana
keperawatan, komunikasi mempertinggi, dan pasien dapat memperoleh keuntungan dari
kontinuitas perawatan dari shift ke shift dan dari setting ke setting.NIC dikembangkan
untuk beberapa alasan penting.
Alasan pertama: standarisasi nomenklatur tindakan keperawatan
Perhatian utama pada intervensi keperawatan adalah perilaku perawat dan
aktifitas perawat. Tindakan perawat dalam membantu status pasien atau perilaku pasien
untuk bergerak kearah yang diinginkan. Fenomena ini berbeda dengan diagnosa
keperawatan atau tujuan pelayanan keperawatan, tetapi fenomena ini memperhatikan

3
bagaimana perilaku pasien dan keadaan pasien. Klasifikasi dari intervensi keperawatan
membutuhkan standarisasi bahasa supaya perawat menggunakan untuk mendeskripsikan
perilaku spesifik ketika memberikan pelayanan keperawatan. Intervensi harus
dikonsepsualisasikan pada tingkatan yang meliputi kelompok ( cluster ) ciri ciri
perilaku atau aktifitas. Upaya yang dilakukan oleh American Nurses Association, the
National Institute for Nursing Research and the Agency for Health Care Policy and
Research menggambarkan kebutuhan untuk menentukan praktik keperawatan yang
efektif. Untuk menggambarkan praktik yang efektif, bagaimanapun, sifat dasar
intervensi.tugas ini dapat diperkeruh atau dikacaukan oleh empat factor yaitu : ( 1 )
istilah ganda digunakan untuk intervensi; ( 2 ) kebingunan diantara intervensi, pengkajian
dan aktifitas evaluasi; ( 3 ) kurangnya konseptualisasi untuk mengangkat intervensi; ( 4 )
kecilnya rekaman riwayat untuk mengambil keputusan oleh perawat dalam memilih
diatara intervensi yang ada.
Istilah ganda akan digunakan oleh perawat pada setiap fase proses keperawatan:
tindakan, aktifitas, intervensi, treatmen, terapeutik, order, dan implementasi. Suatu saat
istilah ini dapat digunakan dengan arti yang sama tetapi disaat yang lain digunakan untuk
indikasi yang berbeda. Kami lebih suka menggunakan istilah intervensi dan treatment,
dan dalam pekerjaan istilah ini dapat saling dipertukarkan.
Disini juga terdapt kebingungan tentang perbedaan intervensi, pengkjian dan
evaluasi. Sebagai contoh, berikut adalah tipikal intervensi yang ada pada buku buku
teks :
posisikan lengan dengan kantong pasir
angkat kepala 30 derajat
periksa kebutuhan akan perhatian dengan pasien
observasi batuk
inpspeksi kuku kuku
monitor pola nafas

manakah yang merupakan intervensi keperawatan? Manakah yang disebut dengan


intervensi atau yang diatas adalah bagian dari protokol untuk intervensi? Adakah yang
dengan tepat memberikan etiket atau nama terhadap pengkajian atau aktifitas evaluasi?
Kami melihat bahwa pernyataan ini menunjukkan rendahnya tingkat abstraksi dari
intervensi dan aktifitas keperawatan. Penentuan yang terpat dari aktifitas keperawatan
menggambarkan implementasi intervensi keperawatan yang khusus.
Ini terlihat pada contoh berikut, intervensi sebelumnya dilihat seperti mempunyai
karakteristik tindakan. Disini terdapat sedikit pengertian bagaimana tindakan sesuai untuk
membentuk intervensi atau pengobatan. Akibatnya panjang, rencana keperawatan yang
panjang sehingga jarang digunakan dan sistem informasi keperawatan berisi ribuan
tindakan keperawatan, sedangkan umumnya perawat hanya memilih sedikit. Berbeda
dengan NIC menggunakan konsep implementasi dengan menentukan aktifitas
keperawatan secara langsung terhadap pemecahan masalah kesehatan pasien aktual dan
potensial. Perawat dapat menggambarkan perawatan yang diberikan pada satu pasien
dengan menggunakan sedikit label.
Buku keperawatan, kebanyakan biasanya berdasarkan pada konsep klasifikasi
sistem tubuh, diagnosa medis, dan baru baru ini dengan diagnosa keperawatan,
memberikan intervensi yang berlainan. Khusus pada buku teksbook meliputi daftar

4
tindakan keperawatan yang panjang untuk beberapa tipe pasien, daftar dalam beberapa
buku tidak sama dengan buku yang yang lain untuk pasien yang sama. Daftar berubah
dengan edisi yang baru.
Daftar yang panjang disebabkan keperawatan memiliki riwayat yang singkat
dalam memilih intervensi dan kurangnya informasi dalam mengambil keputusan. Sebagai
profesi, keperawatan gagal untuk menentukan prioritas intervensi; perawat bekerja keras
dan percaya mereka telah melakukan segalanya. Buku dan pedoman rencana keperawatan
memperkuat kepercayaan panjangnya daftar aktifitas yang berlainan dinamakan
intervensi berhubungan dengan beberapa diagnosa keperawatan. Praktik keperawatan
membuat prioritas, tetapi keputusan mereka tidak sistematis. Kurangnya penelitan pada
area ini memberikan kontribusi untuk tidak diketahuinya persoalan intervensi digunakan
untuk diagnosis dalam konteks pasien.

Alasan kedua : perluasan pengetahuan keperawatan tentang hubungan


antara diagnosa, pengobatan dan tujuan
Banyak praktisi pelayanan kesehatan dan agen menggunakan North American
Nursing Diagnosis Associations ( NANDA ) untuk menggambarkan fenomena kondisi
kesehatan, diagnosa keperawatan dan pengobatan. Penyebaran penggunaan NANDA
sebagai bahasa diagnosa keperawatan meningkatkan kewaspadaan akan kebutuhan
standarisasi klasifikasi pada area intervensi dan hasil. Dorongan untuk pedoman
pengembangan oleh Agency for Health Care Policy and Research lebih lanjut
mengklarifikasi kebutuhan ini. Pedoman di buat untuk membantu praktisi dalam
menentukan beberapa tindakan dengan kemungkinan yang tinggi untuk mendapatkan
hasil yang efektif, memberikan fakta tentang kondisi disekitar pasien. dengan kata lain,
pedoman dikembangkan untuk menentukan intervensi yang diketahui sangat efektif
untuk pasien dengan diagnosis yang khusus. Kedokteran menggunakan data dasar yang
standar secara rutin yang dikumpulkan dengan menggunakan komputerisasi dengan
mengumpulkan data klinik dan data tersebut nantinya akan digunakan untuk menentukan
hasil sebagai intervensi medis. Sangat kontras, pengetahuan keperawatan tentang
efektifitas pelayanan keperawatan sangat sedikit. Keperawatan membutuhkan
penggunaan terminologi yang standar pada area diagnosa, intervensi dan hasil untuk
membangun data dasar yang luas untuk membantu menentukan jaringan diantara variabel
variabel tersebut. Ketika perawat menggunakan bahasa yang standar untuk
dokumentasi yang sistematis tentang diagnosa pasien, performa mereka, dan hasil pada
pasien, kemudian mampu untuk menentukan intervensi keperawatan terbaik untuk
memberikan diagnosis. Tidak hanya pelayanan keperawatan pada masyarakant yang akan
meningkat tetapi perawat sebagai profesi juga akan meningkat dan memberikan hasil
yang nyata bagi pasien.
Gambar berikut akan membantu untuk melihat klasifikasi diagnosa keperawatan,
intervensi dan hasil sebagai struktur vertikal untuk menyusun pengetahuan keperawatan.
( Gambar 1.1 ). Garis horisontal antara klasifikasi vertikal menggambarkan keputusan
klinik perawat. Hubungan antara diagnosa, intervensi dan hasil dapat ditentukan melalui
studi perawatan pasien aktual dengan menggunakan data dasar yang diklasifikasi secara
umum. Jaringan informasi berhubungan dengan informasi tenaga kesehatan lain
( Gambar 1.2 ) kami akan mampu menentukan intervensi keperawatan yang terbaik bagi
masyarakat.

5
Pengetahuan Keperawatan

Klasifikasi Klasifikasi Klsifikasi hasil


diagnosa Intervensi

Pengambilan
keputusan Pilihan Pilihan Pilihan
klinik

Gambar 1.1 hubungan klasifikasi pengetahuan keperawatan dengan pengambilan


keputusan klinis perawat

Demografi pasien

Data manajemen
keuangan
Data fasilitas
kesehatan
Data dokter / lainnya

Data manajemen Diagnosa


keperawatan Intervensi
Tipe unit dan Hasil
Data klinik Ukuran
keperawatan Rotasi staf
Beban kerja
Diagnosa Kepuasan
Intervensi
Hasil

Gambar 1.2 jaringan data klinik keperawatan dengan data yang lain

6
Alasan ketiga : Perkembangan keperawatan dan sistem informasi pelayanan
kesehatan

Pendokumentasian tentang asuhan keperawatan meningkat menjadi komputerasi.


Meskipun NIC telah berkembang, tidak ada sistem standarisasi yang menggambarkan
performa pelayanan yang dilakukan oleh perawat. Setiap individu mengembangkan
pemikiran pribadi mereka tentang pesanan perawatan atau aktifitas keperawatan dengan
mengambil ide dari satu dengan lainnya, menggunakan daftar pesanan yang telah di
hasilkan dari perencanaan perawatan yang digunakan pada suatu institusi atau secara
curah pendapat ( braninstorming ). Karena keterlibatan intervensi keperawatan telah
mempertimbangkan berbagai kumpulan tindakan, daftar komputer tanpa hasil NIC dalam
ribuan tindakan dan rencana asuhan keperawatan untuk seorang pasien mempunyai 75
intervensi . Meskipun daftar terstandarisasi telah disetujui dan berguna bagi intitusi,
hal ini sangat tidak mungkin setiap institusi / agen mempunyai daftar yang sama.
Inkonsistensi ini disebabkan oleh ketidakmampuan institusi dalam mengumpulkan data
pembanding dari berbagai institusi intitusi dari satu unit ke unit lainnya.
Pada tahun 1983, sebuah kelompok studi dalam konfrensi tentang sistem
informasi keperawatan mengatakan bahwa meskipun perawat menghabiskan waktu
mereka untuk mendokumentasikan asuhan yang mereka berikan, dokumen tersebut tidak
dibuat secara sistematik untuk meningkatkan kemajuan pengetahuan keperawatan,
pengembangan praktik keperawatan atau untuk meningkatkan asuhan pasien. Pada tahun
1984, Ziestroff mengatakan bahwa kesulitan utama untuk mengembangkan sistem
informasi keperawatan yang terkomputerasi adalah kurangnya dasar pengetahuan
keperawatan.
Mereka yang bekerja dalam disain dan pengembangan sistem informasi keperawatan secara
konstan mengeluhkan kenyataan bahwa adanya masalah klinik yang sangat sedikit dalam
keperawatan dimana etiologi, gejala, tindakan dan kriteria hasil yang diharapkan diketahui. Tidak
diketahuinya kemungkinan estimasi dan prevalensi atau insiden yang umum pada masalah
keperawatan atau gejala yang berhubungan dengan diagnosa atau intervensi dan kriteria hasil.
Tentu saja, ada sebuah terminologi standar atau sebuah format yang secara luas telah diterima
untuk mengumpulkan data. Hal ini tidak mungkin mendapatkan aturan yang baik dan cepat untuk
asisten komputer dalam pembuatan keputusan misalnya sebuah data yang tidak jelas.
Pada Januari 1988, the National Center for Nursing Research ( NCHR ) melakukan
sebuah konfrensi dalam Prioritas Penelitan dalam Ilmu Keperawatan dan
mengindentifikasi perkembangan sistem informasi keperawatan sebagai prioritas utama.
Saat ini, dengan adanya Computerized Patient Record ( CPR ), kebutuhan menjadi lebih
besar dari sebenarnya. Simpson telah membuat skema 12 keperluan yang harus dimiliki
oleh dokumen yang terkomputerisasi. Keperluan no 10 adalah pengumpulan data yang
mendukung CPR dimana dapat mendukung masukan langsung dan penyimpanan
informasi para praktisi berdasarkan sebuah kosakata yang ditetapkan. McCormick, yang
membicarakan tentang prakondisi untuk sebuah dokumen terkomputerisasi yang
terintegrasi mengatakan bahwa ada dua hal yang menyangkut pra kondisi yaitu ( 1 )
penggunaan data yang valid dan teruji ( 2 ) standarisasi dan penyeragaman kumpulan
data. NIC, bersama dengan klasifikasi diagnosa keperawatan dan tujuan pasien,
memberikan perawatan dengan elemen data klinik untuk dokumentasi pasien secara
otomatis.

7
Alasan keempat : Pembelajaran pengambilan keputusan bagi siswa
keperawatan

Saat ini kami mengajar siswa dengan medikal-bedah dan buku teks yang
berdasarkan teori keperawatan yang belum teruji, dan audiokaset, film, dan keahlian
secara manual berdasarkan tradisi. Siswa mempraktekkan keahlian teknikal
dilaboratorium sebelum melakukannya kepada pasien. Tetapi saat ini sangat sedikit
kesempatan untuk mempraktekkan keahlian pengambilan keputusan yang lebih sulit.
Beberapa dapat membantu dengan ketersediaan buku buku yang menyoroti tentang
studi kasus dan beberapa simulasi pasien melalui komputer. Juga adanya peningkatatn
jumlah tulisan berdasarkan diagnosa keperawatan. Akhirnya, buku teks diagnosa
keperawatan dan intervensi berdasarkan teori yang teruji akan tergantikan oleh medikal
surgikal yang berorientasi pada medis, ilmu kesehatan anak, kesehatan mental dan buku
teks lainnya. Dengan tambahan, akan adanya lebih banyak film dan audio kaset peragaan
yang melibatkan keperawatan. Kami mengharapkan analisis data klien akan membantu
dalam instruksi pengambilan keputusan secara klinik. Misalnya data dasar dalam
diagnosa gangguan citra diri dapat diakses, dan siswa dapat belajar hubungan antara
etiologi, intervensi dan kriteria hasil untuk menentukan intervensi mana yang lebih untuk
diagnosa tersebut. Hubungan diagnosa keperawatan dan intervensi pada tanda dan gejala
pasien, karakteristik demografi dan diagnosa medis dan pengobatan dapat juga
ditentukan. Menetapkan dan mengklasifikasi intervensi akan membantu pentingnya
proses pengajaran awal perawat bagaimana menentukan kebutuhan pasien dan respon
yang sesuai. Disamping itu, klasifikasi intervensi keperawatan akan membuat lebih
mudah untuk mengidentifikasi intervensi keperawatan yang membutuhkan pengetuhuan
yang lebih tinggi dan level ketrampilan yang harusnya dipikirkan dalam program
kelulusan.
Alasan kelima : Penentuan biaya pelayanan yang akan diberikan oleh
perawat.
Pada dekade lalu, berbagai usaha telah dilaporkan diberbagai literatur tentang
biaya yang dikeluarkan dalam pelayanan keperawatan. Sebagian besar studi memiliki
ukuran sampel yang kecil, yang diadakan pada suatu institusi dan menggunakan sistem
klasifikasi pasien tanpa melihat validitas dan reliabilitas sampel tersebut. Sistem
klasifikasi pasien yang bervariasi dan tidak standar membuat sulitnya menghasilkan
kumpulan data yang besar untuk pembanding dari biaya keperawatan. Penentuan biaya
keperawatan berdasarkan intervensi yang dilakukan akan meningkatkan apa yang kita
miliki sekarang tetapi membutuhkan daftar intervensi yang terstandarisasi.
Tentu saja, pembayaran kembali pada perawat isu kunci dalam pengurangan biaya
kesehatan. Tagihan dokter untuk pelayanan mereka berdasarkan kode dalam Manual
Physicians Current Procedural Terminology ( CPT ) yang diterbitkan oleh asosiasi dokter
Amerika. Hudis Griffith dan koleganya telah menunjukkan bahwa perawat sering
melakukan beberapa prosedur yang dibayarkan kepada dokter. Bagaimanapun CPT hanya
sedikit intervensi yang dilakukan oleh perawat dan hal ini tidak sesuai dengan
pembayaran perawat. Sebuah klasifikasi intervensi keperawatan memberikan kerangka
penting untuk sebuah sistem pembayaran kembali untuk asuhan keperawatan.
Alasan keenam : Perencanaan untuk sumber yang dibutuhkan dalam
lingkungan praktik keperawatan.

8
Akhirnya, identifikasi biaya untuk intervensi keperawatan yang secara spesifik
akan memberikan evaluasi terhadap biaya keefektifan dari asuhan keperawatan.
Diketahuainya biaya dan efektifitas intervensi secara spesifik memberikan pengurangan
biaya melalui pengurangan atau penggantian pelayanan dan membantu dalam
menentukan apakah biaya saat ini akan mencegah atau mengurangi biaya akan datang.
Langkah pertama dalam proses yang penting adalah identifikasi intervensi yang
menunjukkan performa perawat. Kemudian, waktu untuk mengirim, biaya dan intervensi
ini dapat dipelajari. Informasi ini akan membantu administrasi keperawatan untuk
merencanakan lebih efektif untuk staf dan kelengkapan yang dibutuhkan untuk
memberikan intervensi. Saat ini, sumber menggunakan berdasarkan tradisi, identifikasi
intervensi keperawatan adalah langkah awal untuk perencanaan yang lebih efektif dan
penggunaan sumber di masa depan.
Alasan ketujuh : Bahasa untuk mengkomunikasikan fungsi unik
keperawatan.

Pada 3 bagian seri awal Journal of the American Medical Assosiciation pada
Desember 1990, staf jurnal bertanya Bagaimana bisa elemen dapat menembus
pelayanan kesehatan yang tidak terlihat? Mereka melanjutkan mengidentifikasi dilema
utama : apakah yang dilakukan perawat adalah unik? Berbagai contoh, Gabbie
menyatakan profesi yang tak terlihat. Menurut Gabbie, pentingnya komponen merawat
dalam pelayanan kesehatan yang mempengaruhi hasil yang dicapai telah meningkatkan
pengakuan, yang sebelumnya keperawatan tidak diakui sebagai kontributor penting.
Tidak adanya indikasi pengertian bidang yang lengkap dari keperawatan dan bagaimana
profesi keperawatan akan menambah kedalam seluruh diskusi ( efektifitas pelayanan
kesehatan ). Apa yang Gabbie dan lainnya katakan tentang profesi keperawatan yang
telah diakui maka kita membutuhkan penggambaran secara sistematik apa yang perawat
lakukan pada asuhan keperawatan dalam pelayanan kesehatan dapat dimengerti.
Klasifikasi intervensi keperawatan membantu usaha keperawatan untuk menggambarkan
keunikan seperti profesi kesehatan yang lain.
Alasan kedelapan : Artikulasi dengan sistem klasifikasi pemberi pelayanan
kesehatan.
Untuk tujuan pembayaran dan penelitian, pemerintah federal, perusahaan
asuransi, dan komunitas medis telah mengumpulkan standarisasi informasi kesehatan
dalam beberapa tahun. Beberapa Uniform Minimum Health Data Sets ( UMHDS ) telah
mengembangkan standarisasi informasi kesehatan dengan bantuan National Commitee on
Vital and Health Statistic. Uniform Hospital Discharge Data Set ( UHDDS ) dimasukkan
dalam syarat tagihan rumah sakit yang sragam. 14 butir termasuk : identifikasi pasien,
tanggal lahir, kelamin, asal daerah/ras, tempat tinggal, identifikasi RS, tanggal masuk dan
keluar, diagnosa medis utama, diagnoas sekunder, prosedur, penempatan pasien, sumber
pembayaran, identifikasi dokter. Ambulatory Medical Care Minimum Data Set sama
dengan UHDDS tetapi data ini didasarkan pada pertemuan rumah sakit pasien atau
institusi pasien. Long Term Health Care Minimum Data Set digunakan untuk perawatan
jangka panjang yang ditetapkan secara luas untuk melindungi pasien, tempat tinggalnya,
dan pelayanan institusi dalam lingkungan yang luas. Kumpulan data ini lebih panjang
dari 2 sebelumnya dan melindungi aktifitas dari kehidupan sehari hari ( ADL ),
mobilitas, masalah perilaku, pandangan, pendengaran, dan kemampuan fungsional

9
lainnya. Dua kumpulan data tambahan, Health Care Facilities Minimum Data Set
( kumpulan data minimum fasilatas pelayanan kesehatan ) dan Health Profession
Minimum Data Set ( kumpulan data minumum profesi kesehatan ) dikembangkan untuk
digunakan di sistem statistik kerjasama kesehatan ( Cooperative Health Statistics System
of The National Center for Health Statistics ) pada pusat statistik nasional. Kumpulan
data ini kurang diketahui dan tidak digunakan secara konsisten oleh semua agen atau
organisasi. Sebagian digunakan oleh institusi nasional kesehatan mental ( National
Institute of Mental Health ). Tidak ada satupun kumpulan data termasuk informasi yang
komprehensif tentang keperawatan, mayoritas hanya sedikit bahkan tidak ada.
Untuk setiap butir atau variabel ditetapkan sebagai kumpulan data, sebuah
klasifikasi untuk syarat syarat variabel sangat dibutuhkan. Misalnya setiap variabel
keperawatan, diagnosa, intervensi dan kriteria hasil memerlukan sebuah klasifikasi.
Klasifikasi utama istilah kedokteran adalah klasifikasi internasional penyakit
( International Classification of Disease / ICD and ICD-CM ). Terminologi prosedur saat
ini ( Current Procedural Terminology /CPT ), diagnosis dan statistik manual pneyakit
mental ( Statistical Manual of Mental Disorder / DSM ), sistematika penamaan obat
( Systematized Nomencalture of Medicine /SNOMED ), dan sistem pengkodean prosedur
adminitrasi keuangan pelayanan kesehatan ( Health Care Financing Administrations
Common Procedure Coding System / HCPCS ). Sebagai perawat sering tidak akrab
dengan berbagai klasifikasi ini, klasifikasi ini digambarkan disini dan dibandingkan
dengan NANDA dan klasfikasi NIC pada tabel 1.1( catatan : Kode taksonomi NANDA
mengacu pada tabel 1.1 yang tampak pada publikasi oleh Fitzpatrick dan koleganya ).
Klasifikasi penyakit internasional ( International Classification of Diseases, edisi ke 10
( ICD 10 ), diterbitkan oleh organisasi kesehatan dunia ( WHO ). Klasifikasi ini berisi
lebih dari 10.000 kondisi klinikal yang dikategorikan dalam 26 kelompok diagnosa utama
berdasarkan pada sistem organ utama. Digunakan diseluruh dunia untuk mengumpulkan
dan melaporkan statistik penyakt. ICD adalah petunjuk resmi yang digunakan untuk
catatan pengkodean kematian di Amerika. Dibawah pengwasan Pusat Statistik Kesehatan
Nasional fersi Amerika ( ICD-9-CM ), dimana lebih detail, juga digunakan sebagai
pengkodean utama dan alat pembayaran bagi rekam pasien di sebagian besar RS di
Amerika. Klasifikasi diagnosa ICD, meskipun versi Amerika juga berisi prosedur bedah.
Terminologi prosedur kedokteran saat ini ( Physicians Current Procedural
Terminology, edisi ke-4 ( CPT-4 )), diterbitkan oleh asosiasi medikal Amerika ( American
Medical Association ), adalah daftar yang sistematis dan prosedur pengkodean dan
performa pelayanan dokter. Pelayanan dibagi lima bagian : anatesi, bedah, radiologi, obat
obatan nuklir, dan diagnosa ultrasonografi, patologi dan laboratorium, dan obat
obatan. Sistem ini digunakan untuk pembayaran dokter dan digunakan oleh beberapa
pasien rawat jalan untuk kode prosedur dan performa pelayanan.
Diagnosis dan buku statistik penyakit jiwa, ( Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder / DSM ) edisi keempat ( DSM-IV), dikembangkan dan diperbaharui oleh
asosiasi penyakit jiwa Amerika ( American Psychiatric Association ). Nama dan kode
penyakit jiwa dan secara luas digunakan oleh perawat sebaik dengan praktisi kesehatan
yang menyediakan pelayanan kesehatan jiwa. Nama diagnosa dalam sistem pengkodean
ini sama dengan penggunaan kode pada ICD.
Sistem penamaan obat ( Systematized Nomenclature of Medicine / SNOMED ),
dikembangkan dan dipertahankan oleh lembaga patologi Amerika, berisi tujuh alasan :

10
topografi, morfologi, etiologi, fungsi, penyakit, prosedur dan pekerjaan. Seperti halnya
DSM-IV, kode penyakit diambil dari ICD. Karena detail dari sistem pengkodean
klasifikasi terlalu memakan waktu berguna untuk pembayaran tetapi sangat membantu
penelitian kesehatan. SNOMED termasuk diagnosa dari NANDA dalam bidang
fungsinya dan menambah intervansi NIC, pengkelasan dan bidang dalam bagian
prosedur.
Sistem pengkodean prosedur administrasi keuangan pelayanan kesehatan ( Health
Care Financing Administrations Common Procedure Coding System / HCPCS )
digunakan untum pembayaran pelayanan kesehatan. Sistem ini dibuat CPT yang mana
disebut level 1. HCPCS adalah level II dan terdiri dari 2400 kode standar nasional dibagi
menjadi 18 bagian. Salah satu kemungkinan pembayaran masa depan untuk perawat
adalah memasukkan NIC sebagai satu bagian di HCPCS.
Kumpulan data dan sistem klasifiskasi medis sebelumnya tidak melibatkan
keperawatan. Hasilnya, pengaruh kepada kualitas perawatan terhadap pasien dan biaya
kesehatan yang tidak diketahui dan tidak terlihat. Harriet Werley dan koleganya telah
menerbitkan secara luas pada kebutuhan akan Uniform Nursing Minimum Data Set
( UNMDS ) yang akan dikumpulkan secara sistematis disemua agen. Variabel
keperawatan diidentifikasi termasuk dalam NMDS yaitu diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, kriteria hasil, dan intensitas asuhan keperawatan. NIC dicalonkan
sebagi klasifikasi intervensi keperawatan yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan NMDS.

SISTEM TERDAHULU DALAM MENGUJI PERILAKU KEPERAWATAN


NIC mengidentifikasi tindakan dan perilaku perawat selama memberikan respon terhadap
masalah atau kebutuhan pasien. Sebelum NIC berkembang, peneliti meneliti percobaan
sebelumnya untuk menetapkan perilaku dan tindakan tindakan perawat. Penelitian
sebelumnya tentang perilaku perawat difokuskan pada 2 bidang : performa pekerjaan dan
klasifikasi pasien. Gambaran laporan tentang pekerjaan pada 2 bidang ini termasuk
mengilustrasikan lebih lanjut tentang cakupan NIC.
Performa pekerjaan mempelajari bahwa percobaan untuk memberikan instrumen
yang valid dan teruji dan kriteria untuk penilaian keperawatan termasuk the Phaneut
Nursing Audit, the Slater Nursing Competency Rating Scale, the Quality Patient Care
Scale ( Qualpacs ), the Rush-Medicus Methodology for Monitoring the Quality of
Nursing Care dan Schwirians Six Dimension Scale of Nursing Performance. Instrumen
ini telah digunakan dalam studi kendali mutu dan performa pekerjaan dan sebagai contoh
intitusi untuk merancang program penilaian performa. Beberapa dari mereka memiliki
masalah dalam validitas dan reliabilitas. Misalnya instrumen tersebut berisi butir butir
intervensi bercampur dengan berbagai jenis perilaku perawat dan sistem kriteria hasil.
Peneliti meninjau intrumen intrumen ini dan mengatur bahwa tidak ada satupun yang
sesuai dengan klasifikasi intervensi keperawatan.
Penelitian klasifikasi pasien telah mencoba mengembangkan kumpulan instrumen
lain untuk mengukur jumlah asuhan keperawatan kepada klien. Disebut juga ketajaman
pasien atau intrumen intensitas keperawatan atau dikenal sebagai sistem pengukuran
beban kerja, dalam penggunaan yang lebih luas adalah untuk membantu persediaan
sumber sumber keperawatan. Dikembangkan untuk tujuan memprediksi kebutuhan staf,
intrumen klasifikasi pasien juga digunakan untuk menetapkan biaya asuhan keperawatan.

11
Ada 2 tipe instrumen klasifikasi pasien : bentuk dasar dan faktor evaluasi. Intrumen
bentuk dasar menggambarkan sebuah kelompok pasien pada umumnya dan keputusan
pelayanan digunakan untuk menempatkan seorang pasien sesuai dengan kategori yang
diberikan. Intrumen tipe faktor mengutamakan daftar indikator kritis dari perawatan
langsung yang diberikan dan setiap pasien menilai pada daftar. Misalnya termasuk Rush
Medicus Classification Instrument, Grace-Reynold Application and Study of PETO
( GRASP ) system, dan sistem klasifikasi pasien pada rumah sakit Abbot Northwestren.
Instrumen klasik dikembangkan untuk mengevaluasi performa dan sistem
klasifikasi pasien yang tidak sesuai menggambarkan secara lengkap intevensi
keperawatan. Intrumen instrumen tersebut dikembangkan untuk tujuan spesifik, yakni
jaminan mutu, penempatan sumber daya, dan pengukuran produktifitas. Butir aktifitas
keperawatan termasuk sampel seluruh aktifitas yang perawat lakukan. Btir butir
termask bebrapa tugas tugas yang konkrit dicampur dengan tindakan yang lebih
abstrak. Yaitu termasuk berbagai macam penilaian, kebutuhan, dan diagnosa dan
pengobatan. Instrumen ini juga mengabaikan isu konseptual bagaimana menetapkan
praktik keperawatan yang mandiri dan aspek kerja sama. Selain itu, hal ini tidak
memungkinkan untuk mengidentifikasi tindakan keperawatan yang sesuai untuk diagnosa
keperawatan yang spesifik dengan menggunakan instrumen ini. Memang gambaran
perilaku perawat dikembangkan dari performa pekerjaan dan isu klasifikasi pasien ke
kebutuhan untuk klasifikasi logis dan intervensi keperawatan. Seperti yang disimpulkan
Edwardson dan Giovannetti dalam tinjauan mereka tentang sistem pengukuran beban
kerja. penelitian berubungan dengan prediksi susunan kepegawaian akan kurang terlihat
penting dibandingkan yang fokus pada biaya dan hasil pelayanan. Lebih lanjut, untuk
mengadakan penelitian selanjutnya akan memerlukan implementasi dari data dasar on
line yang berisi elemen utama dari praktik keperawatan.
Sebelum NIC, ada beberapa skema klasifikasi untuk intervensi keperawatan,
misalnya, komponen Henderson tentang keperawatan dasar, Verrans taksonomi
perawatan ambulasi, 8 domain keperawatan menurut Benner, skema klasifikasi intervensi
dari Omaha, kategori aktifitas perawat menurut National Council of State Boards, Sigma
Theta Taus International Classification of Nursing Knowledge, Bulecheck dan
McCloskeys memulai taksonomi intervensi keperawatan, daftar intervensi dari
Minimum Data Set dan Saba dan kolega Home Healthcare Classification. Sebagian besar
skema ini hanya berisi kategori yang luas yang tidak secara klinik berguna ( lihat lebih
rinci dalam tinjauan dan daftar dari skema skema ini dari 2 penerbitan sebelumnya )
Skema tersebut yang berisi intervensi yang lebih klinik berguna ( Omaha, Sigma Theta
Taus, Bulecheck dan McCloskey dan Saba ) tidaklah lengkap. Semua skema mewakili
percabaan saat mengidentifikasi dan mengklasifikasi intervensi keperawatan; hampir
semuanya adalah usaha dari sedikit individu yang telah memperoleh secara emperis dan
valid. Meskipun sistem Omaha dan klasifikasi Saba Home Healthcare juga disetujui oleh
Asosiasi Perawat Amerika ( ANA ), tetapi mereka tidak meliputi banyak hal. Sebuah
artikel membandingkan NIC dengan 2 klasifiskasi ini yang diterbitkan pada jurnal
keperawatan pada tahun 1993. tambahan untuk lebih komprehensif, NIC memiiki definisi
dan aktifitas untuk setiap intervensi dan mekanisme timbal balik untuk pembaharuan
yang berkelanjutan.

12
RINGKASAN
Kebutuhan akan penggunaan data dasar yang standar untuk dokumentasi yang
efektif pada praktik keperawatan adalah besar.
Tujuan pembuatan sistem data keperawatan yang serasgam adalah sebuah
tantangan besar. Keperawatan harus mempelajari statistik untuk mendemontrasikan hal
tersebut berpengaruh terhadap hasil perawatan pasien jika ingin diikutkan dalam rencana
pengembangan pembayaran oleh pemerintah federal dan asuransi.

Dengan mengikuti delapan alasan pengembangan klasifikasi intervensi keperawatan


harus didiskusikan :
1. Untuk standarisasi nomenklatur
2. Untuk memperluas pengetahuan keperawatan
3. Untuk mengembangkan sistem informasi
4. Untuk mengajarkan pengambilan keputusan
5. Untuk menentukan biaya keperawatan
6. Untuk mengalokasikan sumber keperawatan
7. Untuk menkomunikasikan keperawatan ke non perawat
8. Untuk jaringan pengetahuan keperawatan

Perkembangan daftar standarisasi intervensi keperawatan adalah kunci untuk menyatukan


data dasar keperawatan. NIC adalah yang pertama komprehensif, daftar intervensi
keperawatan yang valid dan dapat diterapkan disemua tatanan dan dapat digunakan oleh
semua perawat dengan multi spesialisasi. Klasifikasi ini membantu perawat profesional
untuk berkomunikasi dengan sejawat dan klien. Dapat menjelaskan apa yang jelas kami
lakukan dan belum jelas.

13

Anda mungkin juga menyukai