Anda di halaman 1dari 2

Bunda Theresa, Bunda Teresa, seorang yang memberi hatinya untuk melayani di tengah-tengah

masyarakat miskin di India. Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah sekolah pada 21
Desember 1948 di lingkungan yang kumuh. Karena tidak memiliki dana, ia membuka sekolah
terbuka, di sebuah taman. Di sana ia mengajarkan pentingnya pengenalan akan hidup yang sehat,
di samping mengajarkan membaca dan menulis pada anak-anak yang miskin. Selain itu, berbekal
pengetahuan medis, ia juga membawa anak-anak yang sakit ke rumahnya dan merawat mereka.

Ia juga salah satu pionir yang membangun rumah bagi penderita AIDS. Berkat baktinya bagi
mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan.
Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah uang
sebesar $6.000 yang diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah
tersebut memungkinkannya untuk memberi makan ratusan orang selama setahun penuh. Ia
berkata bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya ketika penghargaan tersebut dapat
membantunya menolong dunia yang membutuhkan.

Bunda Theresa adalah contoh yang nyata, ia mampu membuktikan bahwa kekuatan
melayani dan kerendahan hati dapat menjadikan mereka sumber kehidupan bagi
banyak jiwa. Pemimpin yang melayani merupakan individu yang menggunakan
kompetensinya dan kewenangan yang dimiliki untuk menumbuhkan dan
mengembangkan sesamanya. Ia akan sangat peduli pada timnya, dirinya dan
lingkungannya. Ia melakukan itu karena benar-benar ingin melayani sesamanya,
dan tidak mengutamakan ambisi dan kepentingannya pribadi. Pemimpin yang
melayani ini dengan rendah hati dan memberikan yang terbaik dengan penuh
kejujuran dan dedikasi dengan harapan esok para pengikutnya dan dapat menjadi
pemimpin yang melayani juga. Keteladanan yang tulus dilakukan. Pemimpin yang
melayani bukanlah seorang pelayan yang memimpin. Tentu saja, karena hal ini
menyangkut tentang kompetensi, kewenangan, daya pengaruh dan etos dasar
kepemimpinan

Namun, gaya kepemimpinannya yang istimewa, yang disebut penulis berdasarkan


kesederhanaan dan kepraktisan mutlak,

1.Tentukan dengan jelas apa misi Anda. Ibu Teresa tidak ragu-ragu dengan apa yang ia
perjuangkan. Oleh karena itu mengetahui tujuan anda dan membuatnya sesederhana mungkin
akan membantu mengarahkan organisasi Anda.

2.Tahu kapan harus mengambil keputusan. Ibu Teresa dikritik atas pilihan yang dibuatnya,
namun tujuan hidupnya adalah untuk selalu berpegang teguh pada keyakinnanya dan
menyeselaikan pekerjaannya.

3.Cari momen yang tepat. Ibu Teresa menunggu selama 20 tahun sebelum memulai Misionaris
Cinta Kasih di Kalkuta.
4.Peluklah keraguan Anda. Ibu Teresa memiliki keraguan dan mengungkapkan keraguan itu.
Namun, dengan terus menerus mempertanyakan niat Anda dan mengevaluasi kembali misi Anda
adalah penting untuk dikembangkan sebagai seorang pemimpin.

5.Ikuti panggilan untuk melakukan sesuatu. Ibu Teresa mengetahui apa panggilan hidupnya.
Caritahu peran apa yang bisa Anda mainkan, dan lakukan itu dengan sebaik mungkin.

Anda mungkin juga menyukai