Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

STUDI HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR


MATEMATIKA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh:
ETIKA NUR ROHMATIN
NIM: 12010044026

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

2016

1
Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

STUDI HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR


MATEMATIKA PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
Etika Nur Rohmatin dan Siti Mahmudah
(Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya) etikanoura@yahoo.com

ABSTRACT

Learning readiness was a condition which needed to be prepared before doing or beginning some
learning activities. To mentally retardation, learning readiness was absolute to be needed in reaching their
studying achievement. The learning readiness included physic readiness, mental readiness, and material
readiness.This research had purpose to know whether there was relationship between learning readiness
and learning achievement of mathematics to mentally retardation or not. The subject of this research was
mild mentally retardation. This research used quantitative kind with correlation arrangement to know
whether there was significant relationship between learning readiness and learning achievement of
mathematics readiness to mild mentally retardation or not. The data was collected using questionnaire
technique, observation, and documentation. The technique of data analysis used was statistic non
parametric, with n = 10 and = 5% and then it was processed using spearman rank correlation with the aim of
SPSS (Statistical Program for Social Science) software V.23 for windows.
The result of data analysis in this research was obtained that p = 0,871 was greater than p table in the
significant level either 5% = 0,648 or 1% = 0,794 so the interpretation was p counted > p table which meant
Ho was accepted and Ha was rejected. The data analysis of this research indicated that the correlation
between variable X (learning readiness) and Variable Y (learning achievement) were in high category and
there was real / significant relationship between learning readiness and learning achievement of
mathematics to mild mentally retardation.

Keywords: Learning readiness, learning achievement of mentally retardation

Pendahuluan keluarbiasaan baik fisik, mental-intelektual,


Anak berkebutuhan khusus (children sosial, maupun emosional yang
with special needs) bukanlah sesuatu yang baru berpengaruh secara signifikan dalam proses
dalam dunia pendidikan khusus. Istilah ini pertumbuhan dan perkembangannya
menjadi semakin ramai diperbincangkan akhir- dibandingkan dengan anak-anak lain
akhir ini, baik dalam ruang lingkup pendidikan seusianya.
khusus itu sendiri maupun ruang lingkup yang Dari pernyataan tersebut jelaslah
lain. Namun perlu diluruskan bahwa istilah bahwa anak berkebutuhan khusus juga
anak berkebutuhan khusus berbeda dengan memerlukan layanan pendidikan yang
istilah anak luar biasa atau anak penyandang
memadai untuk bekal kehidupannya di masa
cacat. Anak berkebutuhan khusus memiliki
pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan mendatang. Beberapa karakteristik anak
anak luar biasa. Istilah anak berkebutuhan berkebutuhan khusus telah banyak kita
khusus ditujukan kepada mereka yang ketahui, salah satu diantaranya adalah anak
mengalami hambatan perkembangan baik secara tunagrahita. Anak tunagrahita merupakan
temporer maupun permanen sehingga anak yang mengalami hambatan dalam
memerlukan layanan khusus dalam kegiatan perkembangan inteligensi dan kecakapan
belajar mengajar. Dalam hal ini anak
interaksi sosial, sehingga tidak dapat
berkebutuhan khusus juga mencakup anak-anak
penyandang cacat. PP N0. 10 tahun 2011 mencapai perkembangan yang optimal.
mengemukakan bahwa: Bregman, 1991 (dalam Armatas, 2009: 114)
Anak berkebutuhan khusus adalah anak mengungkapkan:
yang mengalami keterbatasan/

2
Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

Mental retardation (MR) is a genetic disorder Elkind 1987 (dalam Blaustein 2005:4)
mainfested in significantly below average overall menyatakan:
intellectual functioning and deficits in adaptive A child shows learning readiness when he or she
behaviour. Mental retardation is a particular can focus, listen, absorb information, do
state of functioning that begins in childhood and seatwork, and learn in a formal setting in which
is characterized by decreased intellegence and new information is delivered trough direct
adaptive skills and also is the most common instruction. The characteristic of learning
developmental disorder. readiness are developed rather than taught and
Dari hambatan yang dimiliki, anak only trough nomerous conrete interactions with
tunagrahita pada umumnya anak the world can a young child prepare to benefit
mengalami berbagai permasalahan- form formal instruction later.
permasalahan kehidupan yang bersifat Kesiapan belajar merupakan penentu
kompleks. Perkembangan fungsi prestasi belajar seseorang. Slameto (2010:54)
intelektual, serta perilaku adaptif yang menjelaskan bahwa ada dua faktor yang
berada jauh di bawah rata-rata mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
perkembangan anak normal, berpengaruh belajar. Yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
terhadap perilakunya sehari-hari sehingga Faktor intern merupakan faktor yang berasal
anak mengalami kesulitan dalam hidupnya. dari dalam individu yang dibagi menjadi tiga
Contoh permasalahan yang dialami anak macam yakni: faktor jasmaniah (meliputi faktor
tunagrahita adalah pada masalah belajar, kesehatan dan faktor cacat tubuh), faktor
penyesuaian diri terhadap lingkungan, psikologis (meliputi inteligensi, perhatian,
gangguan bicara dan bahasa, serta masalah minat, bakat, motif, kematangan serta kesiapan)
kepribadian. Masalah pokok yang penting serta faktor kelelahan baik secara jasmani
dibahas adalah mengenai masalah belajar maupun rohani. Sedangkan faktor ekstern
anak tunagrahita. Rochyadi (2005:18) merupakan faktor yang berasal dari luar diri
menjelaskan bahwa aktivitas belajar siswa yang meliputi faktor keluarga, faktor
berkaitan langsung dengan kemampuan sekolah, dan faktor masyarakat.
kecerdasan. Masalah belajar berakibat Menurut Mulyani (2013: 28) siswa yang
langsung pada proses pembelajaran tidak memiliki kesiapan belajar cenderung
sehingga harus ditangani sedini mungkin. mendapatkan prestasi belajar yang rendah.
Titik terberat dalam proses kegiatan Sebaliknya siswa yang memiliki kesiapan belajar
belajar mengajar terletak pada siswa. dengan baik memiliki prestasi belajar yang baik
Belajar merupakan kegiatan pokok yang pula. Sehingga dapat diketahui bahwa tinggi
dapat memberikan perubahan bagi dalam rendahnya hasil prestasi siswa dapat dilihat dari
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. kesiapan belajar yang dimiliki selama proses
Berhasil tidaknya perubahan yang dialami pembelajaran. Slameto (2013: 26) berpendapat
siswa bergantung pada proses belajar yang bahwa:
dialaminya (Syah, 2008: 89). Menurut teori, Inteligensi besar pengaruhnya terhadap
aspek kognitif dapat dipengaruhi oleh kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama,
kesiapan belajar siswa. Oemar Hamalik siswa yang memiliki tingkat inteligensi
yang tinggi akan lebih berhasil
(2008: 94) mengungkapkan bahwa
dibandingkan dengan mereka yang
kesiapan adalah tingkatan atau keadaan memiliki tingkat inteligensi yang rendah.
yang harus dicapai dalam proses Pada umumnya semua orang
perkembangan perorangan pada tingkatan mengharapkan hasil yang baik dalam setiap
pertumbuhan mental, fisik, sosial, dan proses kegiatan belajar mengajar yang telah
emosional. Dengan adanya kesiapan dilakukannya. Namun, kebanyakan dari mereka
belajar, siswa akan termotivasi untuk kurang mampu memahami diri apa yang
mengoptimalkan hasil belajarnya. menjadi penyebab hasil belajar yang
diperolehnya kurang maksimal. Hal ini juga

3
Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

berlaku bagi anak-anak tunagrahita. Mereka melakukan sebuah penelitian yang berjudul
kurang memahami atau bahkan tidak tahu apa Studi Hubungan Kesiapan Belajar dengan
esensi dari belajar itu sendiri. Kecakapan Prestasi Belajar Matematika pada Anak
mengekspresikan bentuk emosi dan interaksi Tunagrahita Ringan.
sosial yang kurang menambah problem yang
cukup serius. Dunia globalisasi mewajibkan
semua anak tunagrahita memiliki kecakapan- Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk
kecakapan yang baik seperti kecakapan yang
memperoleh atau mengetahui adanya hubungan
dimiliki oleh anak-anak normal pada umumnya.
yang signifikan antara kesiapan belajar dengan
Oleh karena itu anak-anak tunagrahita harus
prestasi belajar matematika pada anak tunagrahita
memiliki sikap siap sebelum belajar apabila
ringan.
ingin mengharapkan hasil yang optimal.
Dimyati (2015:239) mengungkapkan bahwa
konsentrasi belajar merupakan kemampuan Metode
siswa dalam memusatkan perhatiaannya pada A. Jenis dan Rancangan penelitian
pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut terarah Pendekatan yang digunakan dalam
pada isi bahan belajar maupun proses penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
memperolehnya. Tanpa adanya konsentrasi Arikunto (2010:27) menjelaskan bahwa:
yang baik, mustahil anak mampu memahami penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
materi yang disampaikan oleh guru. didasarkan pada penggunaan angka mulai dari
Dalam hasil pengamatan, diketahui bahwa pengumpulan data, penafsiran terhadap data
perhatian anak lebih mudah beralih serta mudah tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
bosan saat menerima materi. Selain itu minat Arikunto menambahkan bahwa penelitian
yang dimiliki juga cenderung rendah. Pada eksperimental akan lebih baik apabila disertai
dasarnya minat merupakan rasa ketertarikan dengan tabel, grafik, bagan atau gambar.
seseorang akan sesuatu. Dengan adanya minat, Berdasarkan pendapat di atas, dapat
siswa akan lebih memiliki motivasi dalam disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif
belajar. Namun hal ini berseberangan dengan adalah penelitian yang akan digunakan untuk
anak tunagrahita. Anak tunagrahita kurang meneliti sampel tertentu dengan menggunakan
memiliki minat yang berarti. Minimnya minat angka-angka secara keseluruhan, yang dimulai
tersebut terlihat jelas pada saat kegiatan dari pengumpulan data, penafsiran data dan
pembelajaran, salah satu contohnya pada
hasil data penelitian ini sampai menguji
kegiatan belajar matematika. Padahal
hipotesis. Pada rancangannya, penelitian ini
matematika merupakan salah satu kajian ilmu
menggunakan jenis rancangan penelitian non
yang dapat membantu manusia dalam
eksperimen dengan desain penelitian
memahami permasalahan, baik permasalahan
korelasional, yang dimana akan melihat
ekonomi, sosial, maupun permasalahan alam.
hubungan antara variabel atau beberapa
Kesulitan dalam belajar matematika ini
variabel dengan variabel lain. Dalam penelitian
memberikan kecenderungan anak tunagrahita
ini menggunakan metode analisis spearman rank
menjadi sering gelisah dan takut. Kesiapan
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
belajar yang kurang akan menambah kecemasan
antar variabel.
anak pada saat kegiatan belajar mengajar.
Wahyudi (2009: 55) mengemukakan bahwa
Anggapan bahwa matematika itu sulit dapat
rancangan penelitian korelasional juga dapat
memberikan pengaruh terhadap hasil siswa
ditunjukan dalam bentuk paradigma hubungan
kedepannya. Prestasi belajar yang baikpun akan
antar variabel penelitian. Terdapat tiga bentuk
sulit di dapat apabila anak masih kurang siap
model hubungan variabel yaitu simetris, timbal
dalam menerima materi pelajaran.
balik, dan asimetris. Dalam penelitian ini
Berdasarkan latar belakang yang telah
peneliti menggunakan hubungan timbal balik
diuraikan di atas, timbul ketertarikan untuk

4
Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

karena variabel (x) menjadi penyebab sekaligus b. Prestasi belajar


akibat dari variabel (y) dapat digambarkan Prestasi belajar merupakan hasil
sebagai berikut : yang dicapai atau diperoleh seseorang
setelah seseorang melakukan suatu
X Y usaha belajar. Hasil yang diperoleh
pada umumnya dituangkan dalam
Gambar 3.1 Hubungan antar variabel X dan Y bentuk penilaian. Prestasi yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah
B. Subjek penelitian nilai rapor pelajaran matematika pada
subjek penelitian ini adalah anak semester I.
tunagrahita ringan yang bersekolah di SLB Siti c. Anak tunagrahita
Hajar Sidoarjo dari Kelas I sampai dengan Kelas Anak tunagrahita merupakan anak
VI yang berjumlah 10 orang. yang memiliki hambatan intelegensi
C. Variabel dan Definisi Operasional dan interaksi sosial sehingga tidak
1. Variabel mampu mencapai perkembangan yang
a. Variabel bebas (independen) optimal seperti anak-anak normal
Variabel bebas adalah variabel lainnya. Dalam penelitian ini, lebih
penyebab atau variabel operasional yang ditekankan pada anak tunagrahita
mempengaruhi variabel lain. Variabel ringan yang mampu didik. Anak
bebas dalam penelitian ini adalah tunagrahita ringan memiliki IQ antara
kesiapan belajar siswa. 50-70. Anak tunagrahita ringan ini
b. Variabel terikat (dependen) masih memiliki kemampuan akademik
Merupakan variabel yang yang terbatas.
dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena ada variabel bebas. D. Instrumen Penelitian
Variabel terikat dalam penelitian ini Menurut Arikunto (2010:203),
adalah hasil belajar siswa. instrumen penelitian adalah alat atau
2. Defini Operasional fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
a. Kesiapan Belajar mengumpulan data agar pekerjaannya lebih
Slameto (2010:113) menyatakan cepat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
bahwa kesiapan belajar adalah mudah diolah. Dalam penelitian ini
keseluruhan kondisi seseorang yang instrument yang digunakan terdiri dari:
membuatnya siap untuk memberi a. Kuisioner kesiapan belajar matematika
jawaban di dalam cara tertentu anak tunagrahita ringan
terhadap situasi. Hal ini berarti bahwa b. Instrumen observasi kesiapan belajar
kesiapan belajar merupakan sikap siap matematika anak tunagrahita ringan
yang dimiliki seseorang untuk c. Instrumen dokumentasi kesiapan
menerima situasi tertentu, dalam hal ini belajar matematika anak tunagrahita
yang berkaitan dengan belajar. ringan
kesiapan belajar terdiri dari 3 aspek
E. Teknik Pengumpulan Data
kesiapan yakni, a) kesiapan fisik,
1. Angket
mental dan emosional, b) kebutuhan,
2. Observasi
motif dan tujuan, 3) keterampilan,
3. Dokumentasi
pengetahuan dan pengertian lain yang
F. Teknik Analisis Data
telah dipelajari. Kesiapan belajar dalam
Teknik analisis data merupakan cara yang
penelitian ini berfokus pada kesiapan
digunakan dalam mengolah data serta
fisik, dan kesiapan psikis yang meliputi
menganalisis data yang telah terkumpul untuk
konsentrasi, minat belajar serta
membuktikan suatu hipotesa yang diajukan.
perhatian belajar.

5
Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang Tabel 4.1 Data Guru dan Siswa
digunakan oleh peneliti adalah teknik non Tunagrahita Ringan di SLB Siti Hajar
parametrik yang digunakan untuk menguji Sidoarjo
Nama Nama Siswa
hipotesis asosiatif. No Kelas
guru Tunagrahita
Peneliti menggunakan analisis korelasi
DI Kelas I
sederhana yaitu suatu teknik yang digunakan 1. UZ
EK Kelas I
untuk menentukan kuat lemahnya hubungan
antar variabel. Dalam penelitian ini terdapat MU Kelas II
2. YP
satu variabel bebas dan satu variabel terikat, DN Kelas II
dan untuk menguji ada tidaknya hubungan VV Kelas III
antara x dan y teknik korelasi yang digunakan 3. IM AF Kelas III
adalah korelasi Spearman Rank. DS Kelas VI
Sugiyono (2011:244) berpendapat teknik AN Kelas IV
4. IN
korelasi ini digunakan untuk mencari FA Kelas IV
hubungan dan membuktikan hipotesis 6. CM IN Kelas V
hubungan dua variabel bila data kedua variabel Setelah memperoleh data guru dan
berbentuk interval atau rasio, dan sumber data data siswa, langkah selanjutnya adalah data
dari dua variabel atau lebih tersebut sama. nilai rapor matematika anak tunagrahita di
SLB Siti Hajar Sidoarjo pada tahun ajaran
Dengan rumus Spearman Rank sebagai berikut:
2015/2016 Semester I yang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata rapor
Matematika Anak Tunagrahita Ringan
Keterangan : Kelas I sampai Kelas VI
= Koofisien korelasi Spearman Rank Semester I Tahun Ajaran 2015/2016
No Nama Kelas Nilai
Hasil dan Pembahasan Anak Rata-rata
A. Hasil Penelitian 1. DI Kelas I 80
1. Penyajian Data 2. EK Kelas I 70
Data yang diperoleh dari hasil 3. MU Kelas II 80
penelitian yang dilakukan di SLB Siti Hajar 4. DN Kelas II 70
Sidoarjo, disajikan dalam bentuk table- 5. VV Kelas III 75
tabel. Penyajian data merupakan gambaran 6. AF Kelas III 80
data-data yang diperoleh dari hasil 7. AN Kelas IV 70
penelitian yang telah dilaksanakan. 8. FA Kelas IV 80
Penyajian data ini dimaksudkan untuk 9. IN Kelas V 80
memberikan gambaran data yang jelas 10. DS Kelas VI 70
tentang data yang akan diolah atau Jumlah Nilai Total 755
dianalisis. Analisis data dalam penelitian Jumlah Nilai Rata-rata 75,5
ini menggunakan teknik korelasi Spearman Setelah mendapatkan data nilai
Rank, namun untuk mempermudahnya rapor anak tunagrahita di SLB Siti Hajar
peneliti menggunakan bantuan software Sidoarjo, langkah selanjutnya adalah
SPSS (Statistical Program for Social Science) mendata hasil kuisioner kesiapan belajar
v.23 for windows. anak tunagrahita ringan pada pelajaran
Subyek yang digunakan dalam matematika yang telah dibagikan kepada
penelitian ini adalah guru-guru dan juga sejumlah responden yang dapat dilihat
anak tunagrahita ringan di SLB Siti Hajar pada tabel berikut ini:
Sidoarjo mulai dari Kelas I sampai dengan
Kelas VI. Data yang diperoleh di lapangan
adalah sebagai berikut:

6
Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

Tabel 4.3 Data Hasil Kuisioner terjabarkan dalam deskripsi berikut: Anak
Kesiapan Belajar Anak selalu datang tepat waktu sebelum pelajaran
Tunagrahita Ringan dimulai. Rata-rata pukul 07.00 WIB anak
Di SLB Siti Hajar Sidoarjo telah berada di dalam sekolah. Pada saat
No. Nama Nama Jumlah kegiatan pembelajaran di sekolah, anak
Responden Guru Anak terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan
1 UZ DI 100 belajar mengajar. Dengan tertib, anak
2 UZ EK 75 mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
dengan baik. Memang masi terdapat
3 YP MU 94
beberapa anak yang sering menjadi dalang
4 YP DN 65 keramaian di dalam kelas dan terlihat sering
5 IM VV 70 ijin meninggalkan kelas dengan alasan pergi
6 IM AF 102 ke toilet, namun hal itu tidak menjadi
7 IN FA 68 gangguan yang berarti saat proses
pembelajaran. Rata-rata anak mengikuti
8 IN AN 96
pelajaran dari awal sampai akhir pelajaran.
9 CM IN 90 Selain itu, rata-rata anak ikut berpartisipasi
10 IM DS 66 dengan baik pada saat pelajaran berlangsung,
Jumlah keseluruhan 826 seperti salah satu contohnya, anak maju ke
Setelah mendapatkan data-data penelitan depan untuk mengerjakan tugas dari guru
secara berebutan tanpa ditunjuk. Ada
berupa kuisioner kesiapan belajar dengan
beberapa siswa pula ketika teman yang lain
prestasi belajar dan data hasil rapor siswa,
belum mampu mengerjakan, maka teman
maka langkah selanjutnya adalah mengolah lain membantu menjelaskan layaknya guru
data tersebut sebelum melakukan suatu dan tidak membiarkan temannya mencontek
analisis data. Hasil kuisioner kesiapan hasil pekerjaannya.
belajar dan juga hasil rapor siswa tersebut 2. Analisis Data
digabungkan menjadi satu tabel seperti Korelasi Spearman Rank bekerja
pada tabel 4.4 berikut ini: dengan menggunakan data ordinal atau
Tabel 4.4 Data Hasil Kuisioner Kesiapan berjenjang atau rangking serta berdistribusi
Belajar dan Hasil Nilai Rapor Matematika bebas yang artinya tiak harus memiliki
Anak Tunagrahita Ringan Semester I Di distribusi normal (Sugiyono, 2010:245). Oleh
SLB Siti Hajar Sidoarjo karena itu, data yang telah didapatkan
No Nama Hasil Nama Nilai
sebelumnya haruslah diubah terlebih dahulu
Guru Kuisioner Anak Rapor
Kesiapan ke dalam data ordinal dalam bentuk
Belajar rangking sebelum dilakukan analisis data
1. UZ 100 DI 80 menggunakan rumus korelasi Spearman Rank
2. UZ 75 EK 70 dengan bantuan software SPSS (Statistical
3. YP 94 MU 80 Program for Social Science) v.23 for windows.
4. YP 65 DN 70 Sehubungan dengan analisis data
5. IM 70 VV 75 yang dilakukan, maka data empiris yang
6. IM 102 MF 80 didapatkan dari penelitian di SLB Siti Hajar
7. IN 68 FA 70 Sidoarjo disajikan dalam tabel persiapan
8. IN 96 AN 80 perhitungan berikut ini:
9. CM 90 IN 80
10. IM 66 DS 70
Jumlah 826 826 755

Selain kuisioner, data hasil observasi yang


telah dilakukan selama penelitian, diketahui
bahwa rata-rata anak memiliki kesiapan
belajar yang baik. Kesiapan tersebut

7
Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

Tabel 4.6 Persiapan Perhitungan Korelasi


Spearman Rank antara Kesiapan Belajar Berdasarkan output di atas diketahui
Dengan Prestasi Belajar Matematika Pada bahwa N=10 atau jumlah data penelitian
Anak Tunagrahita Ringan adalah 10, kemudain nilai signifikansi (2-
No (Xi) (Yi) tailed) adalah 0,001. Sebagimana dasar
1 100 80 pengambilan keputusan di atas, maka dapat
2 75 70 disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan
3 94 80 antara kesiapan belajar dengan prestasi
belajar. selanjutnya, diketahui bahwa
4 65 70
koefisien korelasi sebesar 0,871, maka hal ini
5 70 75 menandakan hubungan signifikansi tinggi
6 102 80 antara kesiapan belajar dengan prestasi
7 68 80 belajar matematika pada anak tunagrahita
8 96 70 ringan di SLB Siti Hajar Sidoarjo.
Jadi, harga (rho) tabel untuk n=10
9 90 80
dengan menngunakan taraf kesalahan 1%
10 66 70 sebesar 0,794 dan dengan taraf kesalahan 5%
Jumlah - - adalah 0,648 . Hasil (rho) hitung ternyata
Dasar pengambilan keputusan dalam uji jauh lebih besar daripada (rho) tabel yaitu
korelasi spearman rank: 0,871. Hal ini berarti terdapat hubungan yang
a. Jika nilai sig. < 0,05 maka dapat nyata/signifikan antara kesiapan belajar
disimpulkan bahwa terdapat korelasi dengan prestasi belajar matematika pada
yang signifikan antara variabel yang anak tunagrahita ringan di SLB Siti Hajar
dihubungkan. Sidoarjo.
b. Sebaliknya, jika sig. > 0,05 dapat Dari hasil korelasi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat diketahui sumbangan variabel X adalah
korelasi yang signifikan antara variabel sebesar:
yang dihubungkan. KP = r x 100%
Setelah melakukan persiapan = 0,871 x 100%
perhitungan, selanjutnya adalah melakukan = 75,86%
analisis data tentang kesiapan belajar dengan Hal ini berarti bahwa sumbangan 75,86%
variabel Y dijelaskan oleh variabel X. Sisanya
prestasi belajar matematika di SLB Siti Hajar
24,14% ditentukan oleh variabel yang lain.
Sidoarjo dengan menggunakan rumus Artinya, kesiapan belajar matematika
Spearman Rank dengan bantuan SPSS v.23 for memberikan sumbangan sebesar 75,86%
windows yang telah disajikan dalam tabel di dalam upaya peningkatan hasil prestasi
bawah ini: belajarnya.
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Korelasi antara 4. Pengujian Hipotesis
Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar Pengujian hipotesis dilakukan
Matematika Anak Tunagrahita Ringan di untuk membuktikan benar dan tidaknya
SLB Siti hajar Sidoarjo hipotesis yang telah diajukan. Pengujian
Kesiap Prestas
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
an i
analisis korelasi Spearman Rank dengan
belajar belajar
bantuan SPSS (Statistical Program for Social
Spear Kesiap Correlation 1,000 ,871** Science) v.23 for windows. Koefisien korelasi
man an Coefficient dicari untuk menguji hipotesis dengan
Rho belajar Sig. (2-tailed) ,001 melihat seberapa besar hubungan kesiapan
N 10 10 belajar (X) dengan prestasi belajar (Y) anak
Prestas Correlation ,871** 1,000 tunagrahita di SLB Siti Hajar Sidoarjo.
i Coefficient Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
belajar Sig. (2-tailed) ,001 dengan menggunakan software SPSS
N 10 10 (Statistical Program for Social Science) v.23 for
**Correlation is significant at the 0,01 level (2- windows didapatkan korelasi antara variabel
tailed) X dan Y sebesar 0,871. Ternyata rho ()

8
Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

hitung lebih besar dibandingkan dengan rho baik. Kesiapan mental dan kesiapan fisik
() tabel dan berada dalam tingkat korelasi dalam belajar sangat berpengaruh terhadap
tinggi. proses dan hasil belajar.
Dari hasil temuan penelitian di lapangan
Dengan demikian hipotesis nol (Ho) yang diketahui bahwa terdapat hubungan yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara kesiapan belajar
yang nyata/signifikan antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar matematika pada anak
dengan prestasi belajar matematika anak tunagrahita ringan di SLB Siti Hajar Sidoarjo.
tunagrahita ringan ditolak, dan hipotesis Hasil perhitungan kuisioner antara kesiapan
alternatif (Ha) yang digunakan dalam belajar dengan prestasi belajar matematika
penelitian ini diterima. Jadi kesimpulannya anak tunagrahita menunjukkan bahwa rho ()
terdapat hubungan yang nyata/signifikan hitung lebih besar daripada rho () tabel baik
antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar dalam taraf signifikansi 1% maupun dalam
matematika pada anak tunagrahita ringan di taraf signifikansi 5% yaitu 0,871. Kesiapan
SLB Siti Hajar Sidoarjo. belajar memberikan sumbangan positif sebesar
B. PEMBAHASAN 75,86% terhadap prestasi belajar matematika
Berdasarkan hasil analisis di atas, pada anak tunagrahita ringan di SLB Siti Hajar
banyak fakta ilmiah yang diperoleh terkait Sidoarjo. Hal tersebut sejalan dengan
dengan hubungan kesiapan belajar dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Novianto
prestasi belajar matematika. Secara garis besar (2015) yang menyatakan bahwa ada pengaruh
kesiapan belajar anak tunagrahita dalam antara kesiapan belajar dengan prestasi belajar.
kategori baik. Sedangkan dari hasil belajar Hasil observasi yang telah dilakukan juga
matematika anak tunagrahita secara umum menunjukkan bahwa kesiapan belajar anak di
berada dalam kategori cukup baik. Tentunya dalam kelas cenderung baik. Hal ini dapat
perolehan hasil belajar matematika tersebut dilihat dari kemampuan anak dalam
dipengaruhi banyak faktor. Sejalan dengan memusatkan perhatian, mengikuti pelajaran
pendapat Slameto (2010:117) yang menyatakan dari awal sampai akhir, mau mengerjakan
bahwa hasil belajar matematika dipengaruhi tugas dengan baik dan sebagainya. Kesiapan
oleh beberapa faktor diantaranya faktor belajar anak tunagrahita ringan di SLB Siti
internal yang meliputi 1)kondisi fisik (cacat Hajar Sidoarjo dalam kategori tinggi. Artinya,
fisik, kesehatan individu), dan 2)kondisi anak-anak tunagrahita ringan di SLB Siti Hajar
psikologis (intelegensi, minat, bakat, motif, Sidoarjo telah siap dalam belajar matematika
kematangan serta kesiapan), dan faktor yang dibuktikan dengan nilai-nilai ulangan
eksternal yang meliputi faktor lingkungan matematika yang baik pula. Hal tersebut sesuai
keluarga, lingkungan sekolah serta lingkungan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh
masyarakat. Sasmita (2013: 52) yang menyatakan bahwa
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji siswa yang telah siap belajar akan memiliki
hubungan antara kesiapan belajar dengan kepercayaan diri yang tinggi sehingga akan
prestasi belajar matematika pada anak lebih termotivasi dalam melaksanakan
tunagrahita, sehingga peneliti memfokuskan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
pada faktor internal yaitu kesiapan belajar Sebaliknya, siswa yang kurang siap dalam
anak tunagrahita. Kesiapan belajar merupakan mengikuti pelajaran akan cenderung pasif dan
faktor terpenting yang harus dimiliki setiap tidak memiliki semangat dalam mengikuti
siswa. hal tersebut sependapat dengan pembelajaran. Hal ini ternyata juga berlaku
pernyataan Pramitasari, 2010 (dalam Sasmita, terhadap anak-anak tunagrahita ringan di SLB
2013: 136) yang mengungkapkan bahwa Siti Hajar Sidoarjo.
kegiatan pembelajaran siswa memiliki Prestasi belajar merupakan hasil yang
kesiapan, yaitu kesiapan mental, fisik dan diperoleh setelah melakukan suatu usaha
motivasi tinggi, hasil belajarnya akan lebih belajar. Prestasi belajar dapat diketahui setelah

9
Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

mengadakan suatu tes. Prestasi belajar erat tunagrahita sehingga mencapai hasil yang
kaitannya dengan kesiapan belajar. Baharudin optimal.
(2012:19) mengemukakan bahwa faktor-faktor 2. Bagi pembaca atau peneliti lanjutan
yang mempengaruhi prestasi belajar Dalam penelitian ini masih banyak faktor-
dibedakan menjadi dua kategori yakni faktor faktor yang belum diungkapkan yang
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berkaitan dengan kesiapan belajar anak
berasal dari dalam diri anak sedangkan faktor tunagrahita dengan prestasi belajar
eksternal berasal dari lingkungan luar anak. matematikanya. Oleh karena itu,
Kedua faktor tersebut perlu dipersiapkan disarankan bagi peneliti lain yang
dengan baik karena mempengaruhi kualitas mengadakan penelitian sejenis untuk
prestasi belajar yang akan diperoleh anak. mengungkap lebih banyak faktor-faktor
Keduanya saling berkaitan dan tidak dapat kesiapan belajar anak dalam skala yang
dipisahkan satu sama lain. lebih luas dengan subjek yang berbeda.
Jadi untuk meningkatkan prestasi belajar
matematika pada anak tunagrahita ringan
DAFTAR PUSTAKA
maka diperlukan adanya suatu kesiapan
belajar, baik kesiapaan secara fisik, mental, Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian :
emosional, maupun kebutuhan-kebutuhan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
yang diperlukan. Pada anak tunagrahita Cipta.
ringan, kesiapan belajar yang diperlukan tidak Armatas, Vasilis. 2009. Mental Retardation: Definition,
terbatas dari dalam diri, tetapi dari luar diri Etiology, Epidemiology and Diagnosis. Journal of
Sport and Health Research Vol. 1 (2) Hal 112-
pun sangat penting dilakukan, seperti
122
pemberian motivasi belajar oleh guru, variasi Baharuddin, dkk. 2012. Teori Belajar dan
mengajar yang menyenangkan, sarana dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
prasarana yang baik tentunya akan lebih Blaustein, Mari. 2005. The Basic of Learning Readiness.
meningkatkan prestasi belajar siswa dari pada Journal National Assosiation for the
hanya menuntut anak memiliki kesiapan Education of Young Children.
belajar dari dalam dirinya sendiri. (https://www.naeyc.org/files/yc/file/20050
7/01Blaustein.pdf) (Online: diakses 25
C. SIMPULAN DAN SARAN
Februari 2016)
A. Simpulan
Delphie, Bandi. 2009. Matematika untuk Anak
Berdasarkan hasil analisis data dan
Berkebutuhan Khusus. Klaten: PT Intan Sejati
oembahasan, maka dapat ditarik suatu
Delphie, Bandi. 2006. Pembelajaran Anak Tunagrahita.
kesimpulan bahwa terdapat hubungan
Bandung: Refika Aditama
yang nyata/signifikan antara kesiapan
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar.
belajar dengan prestasi belajar anak
Jakarta: Rineka Cipta
tunagrahita ringan dalam mata pelajaran
Dimyati dan mudjiono. 2015. Belajar dan
matematika. Dalam hal ini berarti hipotesis
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
alternatif yang digunakan dalam penelitian
Febrianty, Dwinda. 2014. Hubungan Kesiapan Belajar
ini diterima.
dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Bahasa
Inggris Siswa Kelas XI di SMA Negeri 6 Kota
B. Saran
Bengkulu. Skripsi (Online: diakses tanggal 28
Sehubungan dengan diselesaikannya
Februari 2016)
penelitian ini, maka diajukan beberapa
Eka Putri, N. Kadek Sri. 2011. Hubungan Kecerdasan
saran yang berkaitan dengan hasil
Emosi dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi
penelitian yang telah diuraikan sebagai
Belajar Pada Mata Kuliah Askeb I Mahasiswa
berikut:
Semester II Di Akbid Mitra Husada Karanganyar.
1. Bagi guru
Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana.
Dari pihak sekolah, khususnya guru, dapat Universitas Sebelas Maret
dijadikan masukan dan referensi dalam Febriyanti, Indri Rahayu. 2014. Teknik Fun Drilling
meningkatkan kemampuan akademik anak untuk Meningkatkan Keterbacaan Tulisan
Tangan Anak Tunagrahita Ringan. Tesis tidak

10
Hubungan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar

diterbitkan (http://repository.upi.edu) Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung:


(Online: diakses 05 Januari 2015) Alfabeta
Fitriana, Eliya. 2013. Hubungan antara Kesiapan Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan
Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Warga Pendekatan Baru. Bandung: Rosda Karya
Belajar IX Kelompok Belajar Paket C SKB Wahab, Rohmalina. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta:
Bondowoso Senester Genap Tahun Pelajaran Raja Grafindo Persada
2012-2013. Skripsi. Jember: FKIP. Universitas Wahyudi, Ari. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan
Jember Luar Biasa. Surabaya: Unesa University Press
Mahmudah, Siti dan Sujarwanto. 2008. Terapi Wahyuni, Dwi. 2005. Pengaruh Kesiapan Belajar,
Okupasi untuk Anak Tunagrahita dan Motivasi Belajar Dan Pengulangan Materi
Tunadaksa. Surabaya: Unesa University Press Pelajaran Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Monicca, dkk. 2015. Pengaruh Minat Belajar, Motivasi Ekonomi Pada Siswa Kelas II MA Al-Asror
Belajar dan Prestasi Belajar Matematika terhadap Gunung Pati Tahun Pelajaran 2004/2005.
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Jurusan Skripsi tidak diterbitkan
Akuntansi Di SMK Palebon Semarang. Widyaningtyas, dkk. 2013. Peran Lingkungan Belajar
Economic Education Analysis dan Kesiapan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Journal.Volume. 4 Nomor 2 hal 414426 Fisika X Sekolah Menengah Atas negeri 1 Pati.
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/e Jurnal Pendidikan Fisika Vol. 1 No. 1 hal. 136-
eaj) (Online: diakses 25 Februari 2016) 143(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/p
Mulyani, Dessy. 2013. Hubungan Kesiapan Belajar fisika/article/view/1773/1268 ) (Online:
Siswa dengan Prestasi Belajar. Jurnal Ilmiah diakses 25 Februari 2016
Konseling. Vol. 2 (1) hal. 27-31
Nursalim, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Surabaya:
Surabaya University Press
Oemar, Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara
Permeneg PP&PA. 2011. Kebijakan Penanganan Anak
Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak
Sasmita, Erna. 2013. Pengaruh Kesiapan Belajar,
Disiplin Belajar, dan Manajemen Waktu
Terhadap Motivasi Belajar Mata Diklat
Bekerjasama dengan Kolega dan Pelanggan pada
Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi
Perkantoran di SMK Negeri 2 Semarang. Skripsi
(Online: diakses 23 Maret 2016)
Setyosari Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan
dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta
Somantri Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa.
Bandung: Refika Aditama
Subkhan, Ganang Novianto. 2015. Pengaruh Minat
Belajar, Motif Berprestasi dan Kesiapan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS
pada Mata Pelajaran Akuntansi di SMA Negeri 1
Subah Tahun Pelajaran 2013/2014. Economic
Education Analysis Journal. Vol. 4 (2)
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/e
eaj) (Online: diakses 25 Februari 2016)
Sugiyono. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta

11

Anda mungkin juga menyukai