Anda di halaman 1dari 41

Dasar AKK, Sistem Kesehatan,

Planning & Actuating

DASAR-DASAR ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

PENGERTIAN ADMINISTRASI :
ADMINISTRASI ADALAH PROSES YANG PADA UMUMNYA TERDAPAT

PADA SEMUA USAHA KELOMPOK, PEMERINTAH ATAU SWASTA, SIPIL


ATAU MILITER, BESAR ATAU KECIL
(LEONARD D. WHITE DALAM INTRODUCTION TO THE STUDY OF PUBLIC
ADMINISTRATION, 1958)
ADMINISTRASI SEBAGAI KEGIATAN KELOMPOK YANG MENGADAKAN

KERJASAMA UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS BERSAMA


(HERBERT A. SIMON et al., DALAM PUBLIC ADMINISTRATION, 1958)
ADMINISTRASI DIDEFINISIKAN SEBAGAI BIMBINGAN, KEPEMIMPINAN

DAN PENGAWASAN USAHA SEKELOMPOK ORANG UNTUK MENCAPAI


TUJUAN BERSAMA
(WILLIAM H. NEWMAN DALAM ADMINISTRATIVE ACTION, 1963)
PENGERTIAN MANAJEMEN
MANAJEMEN BERHUBUNGAN DENGAN PENCAPAIAN SUATU TUJUAN

YANG DILAKUKAN MELALUI DAN DENGAN ORANG LAIN


(H. KOONTZ AND ODONNEL DALAM PRINCIPLE MANAGEMENT, 1968)
MANAJEMEN ADALAH PEMANFAATAN SUMBERDAYA YANG TERSEDIA

ATAU YANG POTENSIAL DI DALAM PENCAPAIAN TUJUAN


(DITULIS OLEH DR. R. MAKHARITA, EXPERT PBB, 1980)
MANJEMEN ADALAH PROSES YANG TERDIRI ATAS PERENCANAAN,

PENGORGANISASIAN, PENGGERAK-AN, PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN,


DENGAN MEMANFAATKAN ILMU DAN SENI, UNTUK MENCAPAI TUJUAN
YANG TELAH DITETAPKAN
(GEORGE R. TERRY DALAM PRINCIPLE OF MANAGEMENT, 1960)
MANAJEMEN ADALAH PROSES PERENCANAAN, PENGORGANISASIAN DAN

PENGGUNAAN SUMBERDAYA ORGANISASI LAINNYA GAR MENCAPAI TUJUAN


ORGANISASI YANG TELAH DITETAPKAN.( James A.F. Stoner)
MANAJEMEN ADALAH SENI PENCAPAIAN TUJUAN YANG DILAKUKAN

MELALUI USAHA ORANG LAIN. (Lawrence A. Appley)

ASPEK-ASPEK YANG TERDAPAT DALAM MANAJEMEN:


o Manajemen mempunyai tujuan yang ingin dicapai
o Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dan seni
o Manajemen merupakan proses yang sistematis
o Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih melakukan kerjasama dalam
organisasi
o Manajemen didasarkan oleh pembagian kerja, tugas dan tanggungjawab
o Manajemen terdiri dari beberapa fungsi (POAC)

TUJUAN ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT


Adalah tujuan dari Ilmu Kesehatan Masyarakat yaitu mencapai derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya.
Menurut H.L. Blum pengaruh faktor-faktor kesehatan terhadap derajat kesehatan masyarakat

:
o Faktor Lingkungan
o Faktor Prilaku
o Faktor Pelayanan Kesehatan
o Faktor Hereditas

Ilmu Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni dari pada :

o Mencegah Penyakit

o Memperpanjang Masa Hidup

o Meningkatkan kesehatan fisik dan mental dan efisiensi, melalui usaha masyarakat yang
terorganisir, untuk :

o Sanitasi Lingkungan

o Mengendalikan Penyakit menular

o Mendidik masyarakat dalam prinsip-prinsip kesehatan perorangan


o Pengorganisasian usaha pelayanan medis dan perawatan, dengan tujuan :

o Diagnosa awal penyakit

o Pengobatan pencegahan suatu penyakit

o Mengembangkan usaha-usaha masyarakat, guna mencapai tingkatan hidup setinggi-


tingginya agar masyarakat dapat memperbaiki dan memelihara kesehatannya.

SISTEM KESEHATAN

PENGERTIAN SISTEM
Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau

struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang
ditetapkan. (Ryans)
Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling

berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan
secara efektif dan efisien. (John McManama).
UNSUR-UNSUR SISTEM
Suatu Kesatuan yang terdiri atas elemen-elemen/subsistem.
Elemen-elemen/subsistem tersebut saling berinteraksi dan bergantung satu sama lain, yang
apabila salah satu terganggu maka yang lainnya akan mengalami gangguan.
Elemen-elemen tersebut secara bersama-sama bergerak untuk mencapai tujuan.

ELEMEN TERDIRI ATAS :


o Masukan (Input) : kumpulan bagian yang dibutuhkan agar sistem dapat berfungsi.
Contoh : Input sistem pelayanan kesehatan : potensi masyarakat, tenaga & sarana kesehatan, dsb.
o Proses : Kumpulan bagian yang dibutuhkan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang
telah direncanakan
Contoh : berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
o Keluaran (output) : Kumpulan bagian yang merupakan hasil dari proses dalam sistem
Contoh : pelayanan yang berkualitas & terjangkau sehingga masyarakat sembuh & sehat.
o Umpan balik : elemen yang merupakan keluaran dan sekaligus menjadi masukan bagi sistem
Contoh : :kualitas tenaga kesehatan
o Dampak : akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sisem
Contoh : masyarakat sehat, angka kesakitan & kematian menurun
o Lingkungan : bagian di luar sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
CIRI SISTEM

1. Dalam suatu sistem terdapat bagian yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi
membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan

2. Fungsi yang dijalankan oleh setiap elemen tersebut adalah mengubah masukan menjadi
keluaran yang direncanakan.

3. Dalam melaksanakan fungsi tersebut kesemuanya bekerjasama secara bebas namun


saling terkait satu sama lain.

4. Sistem merupakan satu kesatuan tetapi bukan berarti ia tertutup sama sekali terhadap
lingkungan di sekitarnya.

SISTEM KESEHATAN
Sistem kesehatan adalah kumpulan berbagai faktor yang komplek dan saling berhubungan

yang terdapat dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan.
(WHO : Azwar, 1996)
Sistem kesehatan (Health system) menurut WHO:all the activities whose primary

purpose is to promote, restore, or maintain health WHO,2000.

Sistem Kesehatan Nasional adalah tatanan yang mencerminkan upaya bangsa Indonesia

untuk meningkatkan kemampuan mencapai derajat kesehatan yang optimal sebagai perwujudan
kesejahteraan umum sebagai bagian tujuan nasional seperti yang dimaksud dalam pembukaan
UUD 45 (SKN, 1984).

Sistem Kesehatan
Subsistem Upaya Kesehatan

Upaya kesehatan diarahkan pada masyarakat retan seperti ibu, bayi, dan anak, masyarakat
miskin, masyarakat di daerah konflik, di daerah perbatasan dan di daerah terpencil. Tujuan akhir
dari ipaya kesehatan ini adalah menurunnya angaka kamatian bayi, angka kematian ibu, dan
angka kematian ibu dan bayi.

Upaya Kesehatan Masyarakat


Promosi kesehatan
Pemeliharaan kesehatan
Pemberantasan penyakit menular
Penyehatan lingkungan dan penyediyaan sanitasi dasar
Perbaikan gizi masyarakat
Pengamanan sedianya farmasi dan alat-alat kesehatan
Pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman.
Pengamanan narkotika, psikotropika, zat aditif, dan bahan-bahan berbahaya laiannya
Penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan

Upaya Kesehatan Perorangan


Promosi kesehatan
Pengobatan rawat jalan
Pengobatan rawat inap
Pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan pada perorangan
Pengobatan tradisional dan alternative
Pelayanan kebugaran fisik dan kosmetik

Subsistem Pembiayaan Kesehatan


Penggalian dana
Alokasi dana
Pembelanjaan

Subsistem Sumberdaya Kesehatan

Sumber Daya Manusia Kesehatan


Sumber daya Obat
Sumber daya kesehatan lain, seperti peralatan kesehatan.

Subsistem Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan perorangan : Fokusnya adalah keteladanan dan kepemimpinan untuk


pengembangan prilaku atau gaya hidup sehat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
Sasaran tokoh masyarakat, tokoh politik, tokoh agama, pembentukan kader kesehatan
Pemberdayaan kelompok : Fokusnya adalah peningkatan kepedulian anggota dan keterlibatan
organisasi kemasyarakatan dalam upaya kesehatan. Sasaran RT/RW, kelurahan, melalui
kelompok peduli sehat.
Pemberdayaan masyarakat : fokusnya adalah penggerakan masyarakat. Melalui wadah
perwakilan masyarakat seperti badan penyantun, forum.

Subsistem Manajemen Kesehatan

Informasi kesehatan
Ilmu Pengetahuan dan teknologi
Peraturan dan perundang-undangan
Administrasi Kesehatan

Bentuk Sistem Kesehatan


1. Dilihat dari Unsur Pembentukan :
Sistem Kesehatan Yang dimonopoli Pemerintah
Sistem Kesehatan yang didominasi oleh pemerintah
Sistem Kesehatan yang didominasi oleh pihak swasta
2. Dilihat dari Pemanfaatan sumber :
Sistem kesehatan dimana pemanfaatan ilmu dan teknologi telah dilakukan secara optimal.
Sistem kesehatan yang baru tersentuh oleh kemajuan ilmu dan teknologi
Sistem kesehatan yang samasekali belum tersentuh oleh kemajuan ilmu dan teknologi.

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

1. Sistem Pelayanan Medik

Rumah Sakit
Menyediakan dan menyelenggarakan :
o Pelayanan Medik
o Pelayanan Penunjang Medik
o Pelayanan rehabilitatif
o Pencegahan dan peningkatan kesehatan
o Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga medik.

2. Sistem Pelayanan Kesehatan Masyarakat (medik)

Puskesmas
o Merupakan Pusat Pengembangan Kesehatan Masyarakat dalam wilayah kerjanya
o Melakukan pembinaan terhadap peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan hidup sehat.
o Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah
kerjanya.
o
- TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN
Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yg diberikan pada masyarakat. Menurut
Leavel & Clark dlm memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan
kesehatan yg akan diberikan, yaitu :
a. Health promotion (promosi kesehatan)
Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan dan
bertujuan utk meningkatkan status kesehatan masyarakat.
Cth: kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dsb
b. Specifik protection (perlindungan khusus)
Perlindungan khusus adalah masih terlindung dari bahaya atau penyakit tertentu
Contoh : Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja
c. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera)
Sudah mulai timbulnya gejala penyakit dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit
Contoh : survey penyaringan kasus

- LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN

Merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pd masyarakat untuk meningkatkan status


kesehatan bervariasi berdasarkan tujuan pemberian kesehatan.
Terdiri dari :
1. Rawat Jalan
Bertujuan memberikan pelayanan kesehatan pada tingkat pelaksanaan diagnosis & pengobatan
penyakit akut/ mendadak & kronis yg dimungkinkan tdk terjadi rawat inap.
2. . Institusi
Merupakan lembaga pelayanan kesehatan yg fasilitasnya cukup dlm memberikan berbagai
pelayanan kesehatan.
Contoh : RS, pusat rehabilitasi, dsb
3. Hospice
Bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yg difokuskan pd klien dg sakit terminal sampai
melewati masa terminal dengan tenang
Biasanya digunakan dalam home care.
4. Community Based Agency
Dilakukan di keluarga klien, spt praktek perawat keluarga, dsb

- LINGKUP SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter, pelayanan keperawatan &
pelayanan kesehatan masyarakat. Terdapat tiga bentuk pelayanan kesehatan, yaitu :

1. Primary health care (pelayanan kesehatan tk. pertama)

Dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki masalah kesehatan yang ringan/masyarakat sehat
sehingga kesehatan optimal & sejahtera
Sifat pelayanan kesehatan: pelayanan kesehatan dasar
Puskesmas, balai kesehatan

2. Secondary health care


Untuk klien yg membutuhkan perawatan rawat inap tapi tidak dilaksanakan di pelayanan
kesehatan utama.
RS yg tersedia tenaga spesialis

3. Tertiary health care (pelayanan kesehatan tingkat Ketiga)


Tingkat pelayanan tertinggi
Membutuhkan tenaga ahli/subspesialis & sbg tempat rujukan utama spt RS tipe A atau B.

o SISTEM RUJUKAN
Sistem Rujukan Upaya KesehatanTerdapat perbedaan pengertian antara konsultasi dan
rujukan. Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan kasus penyakit
kepada yang lebih ahli berupa saran (bersifat kesejawatan/kode etik). Rujukan adalah upaya
pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanganan kasus penyakit dan atau masalah
kesehatan kepada dokter lainyang sesuai.Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo mendefinisikan sistem
rujukan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan
pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan
secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit
yang setingkat kemampuannya).
Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatan.
Umum:
o Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas pelayananyang
optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.

Khusus:
o Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif secara
berhasil guna dan berdaya guna.
o Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secaraberhasil
guna dan berdaya guna.3.

Jenis RujukanSistem Rujukan secara konsepsional menyangkut hal-hal sebagai berikut:


o Rujukan Medik, meliputi:Adalah rujukan masalah kedokteran yang bertujuan menyembuhkan dan
ataumemulihkan status kesehatan pasien, atau sebaliknya untuk tindak lanjut yg
diperlukan.Rujukan medik dibedakan atas 3 macam:
a. Rujukan kasus: untuk hal tentang penatalaksanaan pasien dari satu strata yg kurangmampu ke
strata yang lebih sempurna atau sebaliknya (untuk tindak lanjut yg diperlukan) untuk keperluan
diagnostik, pengobatan, tindakan medik, dll.
b. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen): pengiriman bahan-bahan pemeriksaanlaboratorium dari
strata yang kurang mampu kepada lebih mampu atau lebih lengkap,atau sebaliknya (tindak lanjut
yg diperlukan).
c. Rujukan Ilmu Pengetahuan: pengiriman dokter/tenaga kesehatan yg lebih ahli (stratapelayanan
yang lebih mampu) ke strata yang kurang mampu untuk melaksanakanbimbingan/diskusi atau
sebaliknya untuk pendidikan dan pelatihan.

o Rujukan Kesehatan.Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang


bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dan atau mencegah penyakit yang ada di masyarakat.
Rujukan kesehatan terdiri dari:
a. Rujukan tenaga, antara lain dukungan tenaga ahli untuk penyelidikan KLB,
penanggulangangangguan kesehatan karena bencana alam, bantuan penyelesaian masalah hukum
kesehatan.
b. Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan medis, bantuan obat, dsb.
c. Rujukan Operasional: pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan masalah
kesmas atau penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat.

PERENCANAAN
PENGERTIAN PERENCANAAN
PERENCANAAN : KEMAMPUAN UNTUK MEMILIH SATU KEMUNGKINAN

DAN BERBAGAI KEMUNGKINAN YANG TERSEDIA DAN YANG DIPANDANG


PALING TEPAT UNTUK MENCAPAI TUJUAN .(Billy E. Goetz)
PERENCANAAN : PEKERJAAN YANG MENYANGKUT PENYUSUNAN KONSEP

SERTA KEGIATAN YANG AKAN DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN


YANG TELAH DITETAPKAN DEMI MASA DEPAN LEBIH BAIK. (Le Breton).
PERENCANAAN ADALAH SUATU PROSES PEMILIHAN DAN

PENGEMBANGAN DARIPADA TINDAKAN YANG PALING BAIK UNTUK


PENCAPAIAN TUGAS. (Garth N.Jone)

PERENCANAAN ADALAH SUATU FUNGSI DIMANA PIMPINAN

KEMUNGKINAN MENGGUNAKAN SEBAGIAN PENGARUHNYA UNTUK


MENGUBAH DARIPADA WEWENANGNYA. (M.Farland)
PERENCANAAN ADALAH SUATU PROSES SISTEMATIK BERUPA

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TENTANG PEMILIHAN SASARAN, TUJUAN,


STRATEGI, KEBIJAKAN, BENTUK PROGRAM, PELAKSANAAN PROGRAM
DAN PENILAIAN KEBERHASILAN (EVALUASI)
PERENCANAAN BERARTI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN

MEMPERHITUNGKAN PERUBAHAN APA YANG AKAN TERJADI


(FORECASTING OF CHANGES.

KENAPA PERENCANAAN PENTING ?


Tanpa perencanaan tidak ada tujuan yang ingin dicapai
Tanpa perencanaan tidak ada pedoman pelaksanaan sehingga banyak pemborosan
Rencana merupakan dasar pengendalian
Tanpa rencana tidak ada keputusan (Proses manajemen tidak ada)
Perencanaan suatu usaha memperkecil resiko di masa datang
Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai tujuan.
Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi pada pelaksanaan rencana
yang telah disusun.
Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi.
Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap pelaksanaan, sehingga dapat
meningkatkan kerja sama/koordinasi.

JENIS PERENCANAAN

a. Jangka Waktu

Jangka Panjang
Jangka Menengah
Jangka Pendek

b. Frekuensi Penggunaan

Single Use Planning


Repeat Use Planning

c. Tingkatannya
Master Planning
Operational Planning
Day to day planning

d. .Filosofi
Satisfising planning
Optimizing planning
Adaptiviser planning
e. Orientasi Waktu
Past present planning
Futrure oriented planning
f . Ruang Lingkup
Strategic Planning
Tactical Planning
Comprehensif planning
Integreted planning
SYARAT PERENCANAAN
Tujuan harus jelas
Uraian aktivitas yang lengkap
Jangka waktu pelaksanaan jelas
Job description harus jelas
Faktor pendukung dan penghambat
Mencantumkan standar yang dipakai untuk mengukur keberhasilan
Berpedoman kepada sistem yang sedang berlaku
Simple
Fleksibel
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN
1. Analisis Situasi
o Derajat Kesehatan
o Kependudukan
o Perilaku Kesehatan
o Lingkungan
o Upaya Kesehatan
2. Iidentifikasi masalah
3. Penetapan prioritas masalah
4. Penyusunan alternatif masalah
5. Penetapan prioritas jalan keluar
6. POA (Plan Of Action)
7. Monitoring dan Pengawasan
8. Evaluasi
9.
MASALAH
o Ada kesenjangan antara realita dan harapan
o Ada perhatian terhadap masalah tersebut
o Ada tanggungjawab untuk mengatasi masalah tersebut

ACTUATING
PENGERTIAN ACTUATING :
Actuating adalah membuat semua anggota kelompok agar mau berkerjasama dan bekerja

secara iklas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanan dan usaha-usaha
pengorganisasian. (G. R. Terry, 1993)
Actuating adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya

pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang
efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata. (Koontz Odonnel).
Pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya

pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang
efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.

UNSUR-UNSUR YANG HARUS DIPERHATIKAN :


1. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah hubungan yang tercipta dari adanya pengaruh yang dimiliki oleh
seseorang terhadap orang lain sehingga orang lain tersebut secara sukarela mau dan bersedia
bekerjasma untuk mencapai tujuan yang diinginkan.(Terry, 1993)
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi prilaku orang lain untuk berpikir
dan berprilaku dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan organisasi didalam situasi
tertentu.
Fungsi Kepemimpinan
o Penengah : berfungsi untuk mengambil keputusan
o Penganjur : Menuangkan ide atau gagasan
o Pemenuhan tujuan : Menggerakkan anggota untuk mau bekerja secara bersama-sama
o Katalisator : penggerak para bawahannya
o Pemberi jaminan : mengatasi masalah yang muncul
o Mewakili : wakil dari suatu organisasi
o Pembangkit semangat
o Pemujian : Penghargaan dari orang lain, pimpinan dapat memenuhi kepentingan ini untuk
bawahan

Teori Kepemimpinan
1) Teori Bakat
Merupakan teori klasik. Adanya bakat yang dibawa sejak lahir
2) Teori Situasi
Terbentuk oleh adanya suatu situasi. Seseorang dapat menjadi pemimpin apabila ia mempunyai
pendidikan dan pengalaman
3) Teori Lingkungan
Karena ada bakat dalam diri seseorang dan ditunjang oleh adanya pendidikan dan pengalaman.
4) Teori X VS Teori Y

- Gaya Kepemimpinan
1) Kepemimipinan Otokratis
san tergantung pada seseorang
2) Kepemimpinan Demokratis
Melibatkan para anggota untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
3) Kepemimpinan Liberal
Para anggota memiliki kebebasan penuh dalam pengambilan keputusan. Pemimpin
berpartisipasi minimum.

2. Motivasi

Merupakan dorongan yang dimiliki oleh seseorang sehingga orang tersebut mau bekerja dengan
ikhlas demi tercapainya tujuan secara efisien.
TEORI MOTIVASI MENURUT MASLOW
1. Self Actualization Needs
kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, keterampilan dan
potensi diri yang ada
2. Esteem Needs
Kebutuhan akan penghargaan diri, status, gengsi, prestise.

3. Social Needs

Kebutuhan akan teman, dicintai dan mencintai, kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang
lain dan lingkungannya
4. Safety Needs
Kebutuhan akan keamanan dari ancaman,baik fisik maupun materi.
5. Basic Needs
Kebutuhan yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya, seperti makan, minum, udara,
perumahan, dan lain-lain.
- Hezberg Two Factors Motivation Theory
o Pemuas (Motivator)
Menghasilkan prestasi kerja meliputi rasa tanggungjawab, prestasi adanya pengakuan, pekerjaan
itu sendiri serta adanya pengembangan diri.
o Hygiene
Ketidakpuasan pekerja. Membantu manusia dalam menghindarkan keadaan yang tidak
menyenangkan. Seperti gaji/upah, kondisi kerja, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan,
hubungan antar pribadi.
- Perbedaan Maslows Hierarchy Theory dan Herzbergs Two factors Motivation Theory
o Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan-kebutuhan manusia itu sendiri terdiri dari lima tingkat
sedangkan Herzberg mengelompokkannya kedalam dua kelompok.
o Menurut Maslow semua tingkat kebutuhan itu merupakan alat motivator, sedang herzberg (gaji,
upah dan sejenisnya) bukan alat motivasi, hanya merupakan alat pemeliharaan saja. Yang
menjadi motivator adalah yang berkaitan langsung dengan pekerjaan itu.
o Teori maslow dikembangkan hanya berdasarkan pengamatan sedangkan Herzberg berdasarkan
hasil penelitiannya.

3. Komunikasi
Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan

berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang
sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
Websters New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa
komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-
lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan

stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku
orang-orang lainnya (khalayak). Hovland, Janis & Kelley:1953
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain.

Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain.


Berelson dan Stainer, 1964
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan

apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In
which channel? To whom? With what effect?) Lasswell, 1960
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh

seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih. Gode, 1959
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa

ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. Barnlund, 1964
Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya

dalam kehidupan. Ruesch, 1957


Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi

pikiran orang lainnya. Weaver, 1949

- Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai
jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
o Komunikator (siapa yang mengatakan?)
o Pesan (mengatakan apa?)
o Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
o Komunikan (kepada siapa?)
o Efek (dengan dampak/efek apa?).
- PROSES KOMUNIKASI
o Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang
sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan
nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung
dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
o Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai
lambang sebagai media pertama.
1. Pengantar tentang kebijakan kesehatan dan analisis kebijakan

1. Pengantar tentang kebijakan kesehatan dan analisis kebijakan

Analisis Kebijakan Kesehatan, terdiri dari 3 kata yang mengandung arti atau dimensi yang luas,
yaitu analisa atau analisis, kebijakan, dan kesehatan.
Analisa atau analisis, adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (seperti karangan, perbuatan,
kejadian atau peristiwa) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya, sebab musabab atau duduk
perkaranya (Balai Pustaka, 1991).
Kebijakan merupakan suatu rangkaian alternative yang siap dipilih berdasarkan prinsip-prinsip
tertentu. Kebijakan merupakan suatu hasil analisis yang mendalam terhadap berbagai alternative
yang bermuara kepada keputusan tentang alternative terbaik[8]. Kebijakan adalah rangkaian dan
asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
kepemimpinan, dan cara bertindak (tentag organisasi, atau pemerintah); pernyataan cita-cita,
tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai
sasaran tertentu. Contoh: kebijakan kebudayaan, adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi
garis besar rencana atau aktifitas suatu negara untuk mengembangkan kebudayaan bangsanya.
Kebijakan Kependudukan, adalah konsep dan garis besar rencana suatu pemerintah untuk
mengatur atau mengawasi pertumbuhan penduduk dan dinamika penduduk dalam negaranya
(Balai Pustaka, 1991).[8]
Kebijakan berbeda makna dengan Kebijaksanaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Balai Pustaka, 1991), kebijaksanaan adalah kepandaian seseorang menggunakan akal budinya
(berdasar pengalaman dan pangetahuannya); atau kecakapan bertindak apabila menghadapi
kesulitan.[11] Kebijaksanaan berkenaan dengan suatu keputusan yang memperbolehkan sesuatu
yang sebenarnya dilarang berdasarkan alasan-alasan tertentu seperti pertimbangan kemanusiaan,
keadaan gawat dll. Kebijaksanaan selalu mengandung makna melanggar segala sesuatu yang
pernah ditetapkan karena alasan tertentu.[8]
Menurut UU RI No. 23, tahun 1991, tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara soial dan
ekonomi (RI, 1992).[9] Pengertian ini cenderung tidak berbeda dengan yang dikembangkan oleh
WHO, yaitu: kesehatan adalah suatu kaadaan yang sempurna yang mencakup fisik, mental,
kesejahteraan dan bukan hanya terbebasnya dari penyakit atau kecacatan.[13] Menurut UU No. 36,
tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. [12]
Jadi, analisis kebijakan kesehatan adalah pengunaan berbagai metode penelitian dan argumen
untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevan dengan kebijakan sehingga dapat
dimanfaatkan ditingkat politik dalam rangka memecahkan masalah kebijakan kesehatan.
2. Dasar dasar membuat kebijakan kesehatan
Analisis kebijakan kesehatan awalnya adalah hasil pengembangan dari analisis kebijakan publik.
Akibat dari semakin majunya ilmu pengetahuan dan kebutuhan akan analisis kebijakan dalam
bidang kesehatan itulah akhirnya bidang kajian analisis kebijakan kesehatan muncul.
Sebagai suatu bidang kajian ilmu yang baru, analisis kebijakan kesehatan memiliki peran dan
fungsi dalam pelaksanaannya. Peran dan fungsi itu adalah:

Adanya analisis kebijakan kesehatan akan memberikan keputusan yang fokus pada
masalah yang akan diselesaikan.

Analisis kebijakan kesehatan mampu menganalisis multi disiplin ilmu. Satu disiplin
kebijakan dan kedua disiplin ilmu kesehatan. Pada peran ini analisis kebijakan kesehatan
menggabungkan keduanya yang kemudian menjadi sub kajian baru dalam khazanah
keilmuan.

Adanya analisis kebijakan kesehatan, pemerintah mampu memberikan jenis tindakan


kebijakan apakah yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah.

Memberikan kepastian dengan memberikan kebijakan/keputusan yang sesuai atas suatu


masalah yang awalnya tidak pasti.
Dan analisis kebijakan kesehatan juga menelaah fakta-fakta yang muncul kemudian
akibat dari produk kebijakan yang telah diputuskan/diundangkan. [1] [2]

2.3. PERUMUSAN MASALAH KEBIJAKAN


Masalah kebijakan, adalah nilai, kebutuhan atau kesempatan yang belum terpenuhi, tetapi dapat
diindentifikasikan dan dicapai melalui tindakan publik. Tingkat kepelikan masalah tergantung
pada nilai dan kebutuhan apa yang dipandang paling panting.
Staf puskesmas yang kuat orientasi materialnya (gaji tidak memenuhi kebutuhan), cenderung
memandang aspek imbalan dari puskesmas sebagai masalah mandasar dari pada orang yang
punya komitmen pada kualitas pelayanan kesehatan.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah kebijakan, adalah:

1. Interdepensi (saling tergantung), yaitu kebijakan suatu bidang (energi) seringkali


mempengaruhi masalah kebijakan lainnya (pelayanan kesehatan). Kondisi ini
menunjukkan adanya sistem masalah. Sistem masalah ini membutuhkan pendekatan
Holistik, satu masalah dengan yang lain tidak dapat di piahkan dan diukur sendirian.

2. Subjektif, yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan masalah diindentifikasi,


diklasifikasi dan dievaluasi secara selektif. Contoh: Populasi udara secara objektif dapat
diukur (data). Data ini menimbulkan penafsiran yang beragam (a.l. gang-guan kesehatan,
lingkungan, iklim, dll). Muncul situasi problematis, bukan problem itu sendiri.

3. Artifisial, yaitu pada saat diperlukan perubahan situasi problematis, sehingga dapat
menimbulkan masalah kebijakan.

4. Dinamis, yaitu masalah dan pemecahannya berada pada suasana perubahan yang terus
menerus. Pemecahan masalah justru dapat memunculkan masalah baru, yang
membutuhkan pemecahan masalah lanjutan.

5. Tidak terduga, yaitu masalah yang muncul di luar jangkauan kebijakan dan sistem
masalah kebijakan.[3][10]

2.4. PENDEKATAN ANALISIS KEBIJAKAN


Upaya untuk menghasilk informasi dan argumen, analis kebijakan dapat menggunakan beberapa
pendekatan, yaitu: pendekatan Empiris, Evaluatif, dan Normatif (Dunn, 1988).

1. Pendekatan Empiris, memusatkan perhatian pada masalah pokok, yaitu apakah sesuatu
itu ada (menyangkut fakta). Pendekatan ini lebih menekankan penjelasan sebab akibat
dari kebijakan publik. Contoh, Analisis dapat menjelaskan atau meramalkan
pembelanjaan negara untuk kesehatan, pendidikan, transportasi. Jenis informasi yang
dihasilkan adalah Penandaan.

2. Pendekatan evaluatif, memusatkan perhatian pada masalah pokok, yaitu berkaitan dengan
penentuan harga atau nilai (beberapa nilai sesuatu) dari beberapa kebijakan. Jenis
informasi yang dihasilkan bersifat Evaluatif. Contoh: setelah menerima informasi
berbagai macam kebijakan KIA KB, analis dapat mengevaluasi bermacam cara untuk
mendistribusikan biaya, alat, atau obat-obatan menurut etika dan konsekuensinya.

3. Pendekatan normatif, memusatkan perhatian pada masalah pokok, yaitu Tindakan apa
yang semestinya di lakukan. Pengusulan arah tindakan yang dapat memecahkan masalah
problem kebijakan, merupakan inti pendekatan normatif. Jenis informasi bersifat anjuran
atau rekomendasi. Contoh: peningkatan pembayaran pasien puskesmas (dari Rp.300
menjadi Rp.1000) merupakan jawaban untuk mengatasi rendahnya kualitas pelayanan di
puskesmas. Peningkatan ini cenderung tidak memberatkan masyarakat. [1][3]

Ketiga pendekatan di atas menghendaki suatu kegiatan penelitian dan dapat memanfaatkan
berbagai pendekatan lintas disiplin ilmu yang relevan. Adapun model panelitian yang lazim
digunakan adalah penelitian operasional, terapan atau praktis.
Pembuatan informasi yang selaras kebijakan (baik yang bersifat penandaan, evaluatif, dan
anjuran) harus dihasilkan dari penggunaan prosedur analisis yang jelas (metode penelitian).
Menurut Dunn (1988), dalam Analisis Kebijakan, metode analisis umum yang dapat digunakan,
antara lain:
1) Metode peliputan (deskripsi), memungkinkan analis menghasilkan informasi mengenai
sebab akibat kebijakan di masa lalu.
2) Metode peramalan (prediksi), memungkinkan analis menghasilkan informasi mengenai
akibat kebijakan di masa depan.
3) Metode evaluasi, pembuatan informasi mengenai nilai atau harga di masa lalu dan masa
datang.
METODE ANALISIS
METODE ANALISIS UMUM
KEBIJAKAN
Deskripsi Perumusan Masalah Peliputan
Prediksi (monitoring)
Evaluasi Peramalan (forecasting)
Preskripsi Evaluasi (evaluation)
(petunjuk) Rekomendasi (recommendation)
Penyimpulan Praktis
(Practical inference)
Penyimpulan praktis, ditujukan untuk mencapai kesimpulan yang lebih dekat agar masalah
kebijakan dapat dipecahkan. Kata Praktis, lebih ditekankan pada dekatnya hubungan kesimpulan
yang diambil dengan nilai dan norma sosial. Pengertian ini lebih ditujukan untuk menjawab
kesalahpahaman mengenai makna Rekomendasi yang sering diartikan pada informasi yang
kurang operasional atau kurang praktis, masih jauh dari fenomena yang sesungguhnya.
Bila metode analisis kebijakan dikaitkan dengan pendekatan empiris, evaluatif, dan anjuran,
maka metode analisis kebijakan dapat disusun menjadi 3 jenjang, yaitu:
1) Pendekatan modus operandi, dapat menghasilkan informasi dan argumen dengan
memanfaatkan 3 jenjang metode analisis, yaitu perumusan masalah, peliputan, dan peramalan.
2) Pendekatan modus evaluatif, dapat menghasilkan informasi dan argumen dengan
memanfaatkan 4 jenjang metode analisis, yaitu perumusan masalah, peliputan, peramalan, dan
rekomendasi.
3) Pendekatan modus anjuran, dapat menghasilkan informasi dan argumen dengan
memanfaatkan seluruh (6) jenjang metode analisis, yaitu perumusan masalah, peliputan,
peramalan, evaluasi, rekomendasi, dan peyimpulan praktis. [5][6]
2.5. ARGUMEN KEBIJAKAN
Analisis kebijakan tidak hanya sekedar menghimpun data dan menghasilkan informasi. Analisis
kebijakan juga harus memanfaatkan atau memindahkan informasi sebagai bagian dari argumen
yang bernalar mengenai kebijakan publik untuk mencari solusi masalah kebijakan publik.
Menurut Dunn (1988) struktur argumen kebijakan menggambarkan bagaimana analis kebijakan
dapat menggunakan alasan dan bukti yang menuntun kepada pemecahan masalah kebijakan.
Berdasarkan struktur argumen, dapat diketahui bahwa seorang analisis kebijakan dapat
menempuh langkah yang benar, dengan memanfaatkan informasi dan berbagai metode menuju
kepada pemecahan masalah kebijakan; dan tidak sekedar membenarkan alternatif kebijakan yang
disukai. [5][6]
2.6. BENTUK ANALISIS KEBIJAKAN
Analisis kebijakan terdiri dari beberapa bentuk, yang dapat dipilih dan digunakan. Pilihan bentuk
analisis yang tepat, menghendaki pemahaman masalah secara mendalam, sebab kondisi masalah
yang cenderung menentukan bentuk analisis yang digunakan.
Berdasarkan pendapat para ahli (Dunn, 1988; Moekijat, 1995; Wahab, 1991) dapat diuraikan
beberapa bentuk analisis kebijakan yang lazim digunakan.
2.6.1. Analisis Kebijakan Prospektif
Bentuk analisis ini berupa penciptaan dan pemindahan informasi sebelum tindakan kebijakan
ditentukan dan dilaksanakan. Menurut Wiliam (1971), ciri analisis ini adalah:
- mengabungkan informasi dari berbagai alternatif yang tersedia, yang dapat dipilih dan
dibandingkan.
- diramalkan secara kuantitatif dan kualitatif untuk pedoman pembuatan keputusan
kebijakan.
- secara konseptual tidak termasuk pengumpulan informasi.
2.6.2. Analisis Kebijakan Restrospektif (AKR)
Bentuk analisis ini selaras dengan deskripsi penelitian, dengan tujuannya adalah penciptaan dan
pemindahan informasi setelah tindakan kebijakan diambil. Beberapa analisis kebijakan
restropektif, adalah:

1. Analisis berorientasi Disiplin, lebih terfokus pada pengembangan dan pengujian teori
dasar dalam disiplin keilmuan, dan menjelaskan sebab akibat kebijakan. Contoh: Upaya
pencarian teori dan konsep kebutuhan serta kepuasan tenaga kesehatan di Indonesia,
dapat memberi kontribusi pada pengembangan manajemen SDM original berciri
Indonesia (kultural). Orientasi pada tujuan dan sasaran kebijakan tidak terlalu dominan.
Dengan demikian, jika ditetapkan untuk dasar kebijakan memerlukan kajian tambahan
agar lebih operasional.

2. Analisis berorientasi masalah, menitikberatkan pada aspek hubungan sebab akibat dari
kebijakan, bersifat terapan, namun masih bersifat umum. Contoh: Pendidikan dapat
meningkatkan cakupan layanan kesehatan. Orientasi tujuan bersifat umum, namun dapat
memberi variabel kebijakan yang mungkin dapat dimanipulasikan untuk mencapai tujuan
dan sasaran khusus, seperti meningkatnya kualitas kesehatan gigi anak sekolah melalui
peningkatan program UKS oleh puskesmas.
3. Analisis beriorientasi penerapan, menjelaskan hubungan kausalitas, lebih tajam untuk
mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari kebijakan dan para pelakunya. Informasi yang
dihasilkan dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil kebijakan khusus, merumuskan
masalah kebijakan, membangun alternatif kebijakan yang baru, dan mengarah pada
pemecahan masalah praktis. Contoh: analis dapat memperhitungkan berbagai faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pelayanan KIA di Puskesmas. Informasi
yang diperoleh dapat digunakan sebagai dasar pemecahan masalah kebijakan KIA di
puskesmas.

2.6.3. Analisis Kebijakan Terpadu


Bentuk analisis ini bersifat konprehensif dan kontinyu, menghasilkan dan memindahkan
informasi gabungan baik sebelum maupun sesudah tindakan kebijakan dilakukan.
Menggabungkan bentuk prospektif dan restropektif, serta secara ajeg menghasilkan informasi
dari waktu ke waktu dan bersifat multidispliner.
Bentuk analisis kebijakan di atas, menghasilkan jenis keputusan yang relatif berbeda yang, bila
ditinjau dari pendekatan teori keputusan (teori keputusan deksriptif dan normatif), yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Teori Keputusan Deskriptif, bagian dari analisis retrospektif, mendeskripsikan tindakan
dengan fokus menjelaskan hubungan kausal tindakan kebijakan, setelah kebijakan terjadi. Tujuan
utama keputusan adalah memahami problem kebijakan, diarahkan pada pemecahan masalah,
namun kurang pada usaha pemecahan masalah.
2) Teori Keputusan Normatif, memberi dasar untuk memperbaiki akibat tindakan, menjadi
bagian dari metode prospektif (peramalan atau rekomendasi), lebih ditujukan pada usaha
pemecahan masalah yang bersifat praktis dan langsung. [5][6]
2.7. PERANAN POLITIK
Analisis kebijakan merupakan proses kognitif. Pembuatan kebijakan merupakan proses Politik.
Dengan demikian Informasi yang dihasilkan belum tentu digunakan oleh pengambilan kebijakan.
Seorang analis harus aktif sebagai agen perubahan, paham struktur politik, berhubungan dengan
orang yang mempengaruhi kebijakan yang dibuat, membuat usulan yang secara politis dapat
diterima pengambil kebijakan, kelompok sasaran, merencanakan usulan yang mengarah kepada
pelaksanaan.
Analis hanya satu dari banyak pelaku kebijakan, dengan pelaku kebijakan merupakan salah satu
elemen sistem kebijakan. Dunn (1988) menjelaskan adanya 3 elemen dalam sistem kebijakan,
yang satu sama lain mempunyai hubungan.
Dapat dijelaskan bahwa 3 elemen sistem kebijakan saling berhubungan:
1) Kebijakan publik, merupakan serangkaian pilihan yang dibuat atau tidak dibuat oleh badan
atau kantor pemerintah, dipengaruhi atau mempengaruhi lingkungan kebijakan dan kebijakan
publik.
2) Pelaku kebijakan, adalah kelompok masyarakat, organisasi profensi, partai politik, berbagai
badan pemerintah, wakil rakyat, dan analis kebijakan yang dipengaruhi atau mempengaruhi
pelaku kebijakan dan kebijakan publik.
3) Lingkungan kebijakan, yakni suasana tertentu tempat kejadian di sekitar isu kebijakan itu
timbul, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pelaku kebijakan dan kebijakan publik.
Berdasarkan uraian di atas, maka seorang analis kebijakan dapat dikategorikan sebagai aktor
kebijakan yang menciptakan dan sekaligus menghasilkan sistem kebijakan, disamping aktor
kebijakan yang lainnya. [5][6]
2.8. SISTEM KESEHATAN
Sebelum melakukan analisis kebijakan kesehatan perlu dipahami terlebih dahulu mengenai
sistem kesehatan. Bagaimana pengambilan kebijakan dibidang kesehatan.

2.9. KEBIJAKAN KESEHATAN DI INDONESIA


2.9.1. Isu strategis
Pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu belum optimal
Sistem perencanaan dan penganggaran departemen kesehatan belum optimal
Standar dan pedoman pelaksanaan pembangunan kesehatan masih kurang memadai
Dukungan departemen kesehatan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan masih
terbatas.
2.9.2. Strategi kesehatan di Indonesia
Mewyjudkan komitmen pembangunan kesehatan
Meningkatkan pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan
Membina sistem kesehatan dan sistem hukum di bidang kesehatan
Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
Melaksanakan jejaring pembangunan kesehatan
2.9.3. Kebijakan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE)
Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat dan generasi muda
Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat
2.9.4. Kebijakan program lingkungan sehat
Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan
Pengembangan wilayah sehat
2.9.5. Kebijakan program upaya kesehatan dan pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya
Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya
Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat generik esensial
Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya promosi
kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana
Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
2.9.6. Kebijakan program upaya kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin kelas III RS
Pembangunan sarana dan parasarana RS di daerah tertinggal secara selektif
Perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit
Pengadaan obat dan perbekalan RS
Peningkatan pelayanan kesehatan rujukan
Pengembangan pelayanan kedokteran keluarga
Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan
2.9.7. Kebijakan program pencegahan dan pemberantasan penyakit
Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
Peningkatan imunisasi
Penemuan dan tatalaksana penderita
Peningkatan surveilans epidemologi
Peningkatan KIE pencegahan dan pemberantasan penyakit
2.9.8. Kebijakan program perbaikan gizi masyarakat
Peningkatan pendidikan gizi
Penangulangan KEP, anemia gizi besi, GAKI, kurang vitamin A, kekuarangan zat gizi
mikro lainnya
Penanggulangan gizi lebih
Peningkatan surveilans gizi
Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
2.9.9. Kebijakan program sumber daya kesehatan
Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk penduduk
miskin
Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit
2.9.10. Kebijakan program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan
Pengkajian dan penyusunan kebijakan
Pengembangan sistem perencanaan dan pengangaran, pelaksanaan dan pengendalian,
pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum kesehatan
Pengembangan sistem informasi kesehatan
Pengembangan sistem kesehatan daerah
Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan
2.9.11. Kebijakan program penelitian dan pengembagan kesehatan
Penelitian dan pengembangan
Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian
Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Merencanakan kebijakan kesehatan
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan. Menurut

Azwar (1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagian dari sistem administrasi

Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan pekerjaan perencanaan sebagai

bagian dari sistem administrasi secara keseluruhan. Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya

merupakan salah satu dari fungsi administrasi yang amat penting. Pekerjaan administrasi yang

tidak didukung oleh perencanaan, bukan merupakan pekerjaan administrasi yang baik.

2. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan

Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-menerus dan

berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya sekali bukanlah perencanaan yang


dianjurkan. Ada hubungan yang berkelanjutan antara perencanaan dengan berbagai fungsi

administrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting untuk pelaksanaan, yang apabila

hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga

terbentuk suatu spiral yang tidak mengenal titik akhir.

3. Berorientasi pada masa depan

Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan. Artinya, hasil dari

pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai

kebaikan tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.

4. Mampu menyelesaikan masalah

Suatu perencanaan yang baik adalah yamg mampu menyelesaikan berbagai masalah dan ataupun

tantangan yang dihadapi. Penyelesaian masalah dan ataupun tantangan yang dimaksudkan disini

tentu harus disesuaikan dengan kemampuan. Dalam arti penyelesaian masalah dan ataupun

tantangan tersebut dilakukan secara bertahap, yang harus tercermin pada pentahapan

perencanaan yang akan dilakukan.

5. Mempunyai tujuan

Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang dicantumkan secara jelas.

Tujuan yang dimaksudkandi sini biasanya dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang

berisikan uraian secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih spesifik.

6. Bersifat mampu kelola

Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola, dalam arti bersifat wajar, logis,
obyektif, jelas, runtun, fleksibel serta telah disesuaikan dengan sumber daya. Perencanaan yang
disusun tidak logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai dengan sumber daya bukanlah
perencanaan yang baik.
4. Trends dan Issues k
ISU ASPEK LEGAL
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan
pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di
beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang
(perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi
negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna
menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti
akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam
perdebatan dan sulit pemecahannya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan
kebijakan umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar
operasi prosedur, etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan
jaminan informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan
startegi dan kebijakan pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan
asuhan keperawatan, dan sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang
menggunakan model informasi kesehatan/berbasis internet.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi
dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan
isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam
bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :

1. Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang


diberikan harus tetap terjaga

2. Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan


potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi,
melalui internet atau telepon) dan keuntungannya

3. Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat


dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat
email

4. Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan


penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

2.1 Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia


Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam
berbagai bidang yang meliputi:
A.Definisi
a. Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah
upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan
dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara
perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini
yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan,
mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit
kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan berbasis multimedia
(Britton, Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini justru akan mengurangi
intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan terapieutik
sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem
ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit
Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang meratanya penguasaan teknik
informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum
memadai.
b.Definisi :
b.1. Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan
tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan
kepada klien. Yang menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik,
radio dan optik) dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video.
Atau dapat pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan
transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer 4)
b.2 Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya
penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam
bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat
dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan
beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti
telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring. 5)
b.3. Telenursing is defined as the practice of nursing over distance using
telecommunications technology (National Council of State Boards of Nursing).
6)
b.4. Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk memberikan
informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh. Aplikasinya saat ini,
menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan konsultasi antara fasilitas-fasilitas
kesehatan di dua negara dan memakai peralatan video conference (bagian integral
dari telemedicine atau telehealth)7)
B.Bagaimana aplikasi dan keuntungan telenursing
Aplikasi telenursing tersedia di rumah, rumah sakit, melalui telenursing centre dan
melalui unit mobile. Telepon triage dan home care saat ini merupakan aplikasi yang
tumbuh yang paling cepat. Perawat home care menggunakan sistem yang
memberikan ijin untuk melakukan monitoring parameter fisiologi di rumah, seperti
tekanan darah, glukosa darah, pernapasan, dan menimbang berat badan, via internet.
Melalui sistem video interaktif, pasien menghubungi perawat bertugas dan
menyusun suatu konsultasi melalui video untuk menunjukkan permasalahan yang
dihadapi; sebagai contoh, bagaimana cara mengganti balutan luka, memberi
suntikan hormon insulin atau mendiskusikan peningkatan nafas pendek (sesak
nafas). Hal ini sangat membantu orang dewasa dan anak-anak dengan kondisi-
kondisi kronis dan macam-macam penyakit yang melemahkan, terutama sekali
mereka yang mempunyai cardiopulmonary diseases.
Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam
perawatan, terutama sekali untuk self management pada penyakit kronis. Hal itu
memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat
waktu dan memberikan dukungan secara langsung (online). Kesinambungan
pelayanan ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang sering antara
penyedia pelayanan kesehatan dan pasien dan keluarga-keluarga merek
Telenursing saat ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan
beberapa faktor seperti mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus
penyakit kronik dan lansia, sulitnya mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah
terpencil, rural, dan daerah yang penyebaran pelayanan kesehatan belum merata.
Dan keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah
perawat (terutama di negara maju), mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu
tempuh menuju pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah
pasien di RS, serta menghambat infeksi nosokomial. 5)
Sama seperti telemedicine yang saat ini berkembang sangat luas yang telah
diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda,
Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. 7). Telenursing telah lama
diaplikasikan di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris. Di Amerika
Serikat sendiri ANA (American Nurses Association) dalam dialog nasional
telemedicine/telehealth Agustus 1999, telah menganjurkan pengembangan analisa
komprehensif penggunaaan telehealth/telemedicine termasuk didalamnya
telenursing.
Di Amerika Serikat 36% peningkatan kebutuhan perawat home care dalam 7 tahun
mendatang, dapat ditanggulangi oleh telenursing. Sedangkan di Inggris sendiri 15%
pasien yang dirawat di rumah (home care) dilaporkan memerlukan tehnologi
telekomunikasi, dan sejumlah studi di Eropa memperlihatkan sejumlah besar pasien
mendapatkan pelayanan telekomunikasi di rumah dengan telenursing 4). Pasien
tirah baring, pasien dengan penyakit kronik seperti COPD/PPOM, DM, gagal
jantung kongestif, cacat bawaan, penyakit degeneratif persyarafan (Parkinson,
Alzheimer, Amyothropic lateral sclerosis) dll, yang dirawat di rumah dapat
berkunjung dan dirawat secara rutin oleh perawat melalui videoconference, internet,
videophone, dsb. Atau pasien post op yang memerlukan perawatan luka, ostomi,
dan pasien keterbelakangan mental. Yang dalam keadaan normal seorang perawat
home care hanya dapat berkunjung maksimal 5 7 pasien perhari, maka dengan
menggunakan telenursing dapat ditingkatkan menjadi 12 16 pasien seharinya 5).
Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS,
peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas
dan merata, dan meningkatkan mutu pelayanan perawatan di rumah (home care).
Aplikasi telenursing di Denmark pada perawat yang bekerja di poliklinik (OPD
outpatient) yang mempertahankan kontak dengan pasien melalui telepon, maka
jumlah kunjungan ke RS, dan hari rawat berkurang setengahnya. Di Islandia,
dengan penduduk yang terpencar, pelayanan asuhan keperawatan berbasis telepon
dapat mensuport ibu yang kelelahan dan stress merawat bayinya. Dan beberapa
program telenursing dapat membantu mengurangi hipertensi pada ibu bersalin
dengan eklamsia. Bahkan di Irlandia utara telenursing untuk perawatan luka
diabetik telah menjadi alternatif pelayanan keperawatan untuk pasien penderita
diabetik ulcer. 4)
Aplikasi telenursing juga dapat diterapkan dalam model hotline/call centre yang
dikelola organisasi keperawatan, untuk melakukan triage pasien, dengan
memberikan informasi dan konseling dalam mengatur kunjungan RS dan
mengurangi kedatangan pasien di ruang gawat darurat. Telenursing juga dapat
digunakan dalam aktifitas penyuluhan kesehatan, telekonsultasi keperawatan,
pemeriksaan hasil lab dan uji diagnostik, dan membantu dokter dalam
mengimplementasikan protokol penanganan medis.8.)
Telenursing melalui telepon triage dan home care merupakan bentuk aplikasi yang
berkembang pesat saat ini. Dalam perawatan pasien di rumah, maka perawat dapat
memonitor tanda-tanda vital pasien seperti tekanan darah, gula darah, berat badan,
peak flow pernapasan pasien melalui internet. Dengan melakukan video conference,
pasien dapat berkonsultasi dalam perawatan luka, injeksi insulin dan
penatalaksanaan sesak napas.
Pada akhirnya telenursing dapat meningkatkan partisipasi aktif pasien dan keluarga,
terutama dalam manajemen pribadi penyakit kronik. Dapat memberikan pelayanan
akurat, cepat dan dukungan online, perawatan yang berkelanjutan dan kontak antara
perawat dan pasien yang tidak terbatas.
Menurut Britton, Keehner, Still & Walden 1999 ada beberapa keuntungan
telenursing adalah yaitu :
1. Efektif dan efisiensi dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat
mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan (dokter praktek, ruang gawat
darurat, RS dan nursing home)
2. Dengan sumber daya minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan
pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat mengurangi jumlah kunjungan dan masa hari rawat di RS
4. Dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis, tanpa memerlukan biaya dan
meningkatkan pemanfaatan tehnologi
5. Dapat dimanfaatkan dalam bidang pendidikan keperawatan (model distance
learning) dan perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.
Telenursing dapat pula digunakan dalam pembelajaran di kampus, video
conference, pembelajaran online dan multimedia distance learning. Ketrampilan
klinik keperawatan dapat dipelajari dan dipraktekkan melalui model simulasi lewat
secara interaktif.
KEUNTUNGAN
Telenursing dapat mengurangi biaya perawatan, mengurangi hari rawat di RS,
peningkatan jumlah cakupan pelayanan keperawatan dalam jumlah yang lebih luas
dan merata,ebijakan kesehatan indonesia dan meningkatkan mutu pelayanan
perawatan di rumah (home care).
ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN

2.1 Batasan Administrasi Kesehatan


Jika menyebutkan perkataan Administrasi Kesehatan ada dua pengertian yang terkandung
di dalamnya, yakni pengertian administrasi di satu pihak serta pengertian kesehatan dipihak lain.
Administrasi berasal dari kata administrare (latin; ad = pada, ministrare = melayani)
dengan demikian jika ditinjau dari asal kata administrasi berarti memberikan pelayanan kepada
masyarakat.(Azwar Azrul,1993)
Pada saat ini adminisrasi telah berkembang menjadi suatu cabang ilmu tersendiri, untuk itu
banayak pengertian administrasi yang telah dikenal salah satu diantaranya ialah :
Administrasi adalah upaya mencapai tujuan yang diinginkan dengan menciptakan lingkungan
kerja yang menguntungkan (Koontz ODonnel). (Azwar Azrul,1993)
Administrasi merupakan wadah dan proses yang menentukan kebijakan dimana organisasi
dan manjemen dipakai sebagai sarana untuk menentukan kebijakan umum, dengan
memanfaatkan organisasi dan proses manjemen dalam usahanya untuk mencapai tujuan.
Dalam membahas tentang administrasi sering dikaitkan dengan manajemen yang berasal
dari kata managie (latin; manus = tangan, agree = melakukan, melaksanakan) yang berarti
melakukan dengan tangan.
Manajemen dan administrasi sering dipersamakan , namun yang jelas memang tidak dapat
dipisahkan. Perlu dibedakan pengertian Administrasi dalam arti sempit (Tata usaha, pekerjaan
Perkantoran - office work) dan Administrasi dalam arti luas (manajemen keseluruhan: Asas
manajemen, proses manajemen, fungsi manajemen dan kelembagaan.(Suarli,Yayan ,2009)
Manajemen adalah proses untuk mendefenisikan tujuan dan membuatnya efektif melalui
organisasi untuk mencapai satu tujuan.(Tulchinsky,Varavikova, 2000) Berdasarkan pengertian,
peranan dan fungsinya administrasi sering di samakan dengan manjemen, karena manajemen
memiliki peranan dan fungsi yang tidak jauh berbeda dari administrasi.
Administrasi atau manjemen dalam dunia kesehatan sangat diperlukan agar dalam
pelaksanaan program kesehatan dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Administrasi pada
dasarnya merupakan usaha tertentu untuk mencapai suatu tujuan(Maidin Alimin,2004). Para
penyedia ataupun tenaga kesehatan dalam mempergunakan administrasi kesehatan memerlukan
persiapan baik dalam teori maupun praktek.( Tulchinsky,Varavikova, 2000
Mengenai manajemen hendaknya disadari bahwa ilmu ini adalah alat dan bukan tujuan
organisasi; sekaligus dalam alam pikiran kita tertera antara lain fungsi manajemen, unsur
manajemen, asap/prinsip organisasi (manajemen), teknik manajemen, dan berkaitan dengan
kepemimpinan (managerial atau leadership). Dengan memahami perkembangan konsep
manajemen, pengertian manajemen, organisasi dan kepemimpinan seorang manajer dengan
kepemimpinannya diharapkan dapat mencapai hasil kegiatan secara optimal untuk mencapai
tujuan organisasi yang diharapkan. ( Azwar Azrul,1993 )
Beberapa pengertian manajemen menurut beberapa ahli sebagai berikut:
1. Lawrence A.Appley, dan Mary Parker Folett membatasi pengertian manajemen sebagai berikut:
The art getting thing done trough people (seni memperoleh sesuatu/hasil melalui orang lain).
2. Menurut G.R Terry, dalam bukunya principles of management, Manajemen merupakan suatu
proses yang khas, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan,
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditentukan dengan memanfaatkan sumberdaya manusia dan sumber daya lainnya.
Dari pengertian tentang manajemen tersebut, ada 4 hal penting yang perlu diketahui :
1. Manajemen adalah ilmu terapan.
2. Manajemen selalu berkaitan dengan kehidupan organisasi.
3. Keberhasilan organisasi akan tercermin dari kemahiran manajerial dan keterampilan teknis
operasional seorang manajer.
4. Dalam organisasi yang mempunyai jumlah SDM yang besar, ada sekelompok staf yang
mempunyai ruang lingkup kegiatan yang berbeda dengan kelompok staf yang lain. (Muninjaya
Gde,2004)
Untuk itu ada dua pendapat yang ditemukan, yakni :
1. Administrasi berbeda dengan manajemen
Pendapat pertama membedakan administrasi dengan manajemen. Untuk itu ada dua pendapat
pula yang ditemukan, yakni
a. Administrasi lebih rendah dari manajemen
b. Administrasi lebih tinggi dari manajemen
2. Administrasi dengan manajemen
Pendapat kedua tidak membedakan administrasi dengan manajemen , menurut pendapat terakhir
ini, kedua istilah tersebut sering dipakai secara bergantian untuk macam kegiatan yang sama.
(Azwar Azrul,1993)
Manajemen akan selalu berhubungan dengan administrasi.(Suarli,Yayan,2009) Pendapat
yang dianut dalam buku AKK adalah pendapat yang kedua yaitu tidak membedakan antara kedua
istilah yang dimaksud. (Azwar Azrul,1993) Sama halnya dengan administrasi, maka pengertian
kesehatan banyak pula macamnya diantaranya adalah :
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental,dan sosial yang tidak hanya
terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja (WHO1947 dan UU Pokok Kesehatan No.
9 Tahun 1960).
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan
segala faktor keturunan dan lingkungan yang dipunyainya (WHO 1957).
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif scara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992). (Azwar
Azrul,1993)
Administrasi kebijakan kesehatan adalah administrasi yang diterapkan pada upaya
kesehatan demi terciptanya suatu keadaan yang sehat. (Maidin Alimin,2004)

2.2 Unsur Pokok Administrasi Kesehatan


Jika diperhatikan batasan administrasi kesehatan sebagaimana dikemukakan diatas, segera
terlihat bahwa dalam batasan tersebut dikemukakan setidak-tidaknya 5 unsur pokok yang
peranannya amat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan administrasi
kesehatan. Kelima unsur pokok yang dimaksud ialah masukan (input), proses (process), keluaran
(output), sasaran (target), serta dampak (impac). (Azwar Azrul,1993)
1. Masukan
Yang dimaksud dengan masukan (input), dalam administrasi adalah segala sesuatu yang
dibutuhkanuntuk dapat melaksanakan pekerjaan administrasi. Masukan ini dikenal pula dapat
melaksanakan pekerjaan administrasi (tools of administration). Masukan dan/atau perangkat
administrasi tersebut banyak macamnya.
Beberapa diantaranya yang terpenting adalah :
a) Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat
Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat memebedakan masukan
dan/atau perangkat administrasi atas tiga macam, yaitu :
1. Sumber
Yang dimaksud dengan sumber (resources) adalah segala sesuatu untuk menghasilkan
barang atau jasa. Sumber ini secara umum dapat dibedakan atas tiga macam, yakni :
a. Sumber tenaga
Sumber tenaga (Labour Resources) dibedakan atas dua macam, yakni tenaga ahli
(skilled) seperti Dokter, dokter gigi,Bidan, Perawat serta tenaga tidak ahli (unskilled), seperti
pesuruh, penjaga malam dan pekerjakasar lainnya.
b. Sumber modal
Sumber modal (Capital Resources) banyak macamnya. Jika disederhanakan dapat
dibedakan atas dua macam, yakni modal bergerak (working capital) seperti uang dan giro serta
modal tidak bergerak (fixed capital) seperti bangunan, tanah, dan sarana kesehatan.
c. Sumber alamiah
Yang dimaksud dengan sumber alamiah (natural resources) adalah segala sesuatu yang
terdapat dialam yang tidak termasuk sumber tenaga dan sumber modal. (Azwar Azrul,1993)
2. Tata Cara
Yang dimaksud tentang cara (procedures) adalah berbagai kemajuan ilmu dan teknologi
kedokteran yang dimiliki dan yang diterapkan. (Azwar Azrul,1993)
3.Kesanggupan
Yang dimaksud dengan kesanggupan (capity) adalah kaedaan fisik, mental dan biologis
tenaga pelaksana. Sacara umum bahwa kesanggupan tenaga pelaksana dari Negara yang telah
maju lebih tinggi dari pada Negara yang lebih maju lebih tinggi dari pada tenaga pelaksana dari
tenaga pelaksana dari Negara yang masih terbelakang.
Mudah dipahami karena memanglah keadaan kesehatan serta keadaan gizi masyarakat
dinegara yang telah maju, jauh lebih baik dari pada Negara yang masih terbelakang.( Azwar
Azrul,1993)

b) Koontz dan Donnels


Koontz dan Donnels membedakan masukan dan/atau perangkat administrasi atas empat
macam, yakni manusia (man), modal (capital), manajerial (managerial) dan teknologi
(technology).( Azwar Azrul,1993)
Pembagian lain yang banyak dikenal dimasyarakat ialah yang disebut sebagai 4M, yakni
manusia,(man), uang(money), sarana (material), dan metode (methodh) untuk organisasi yang
tidak mencari keuntungan serta 6M, yakni manusia (man), uang (money), sarana (material),
metode (metodh), pasar (market) serta mesin (machianery) untuk organisasi yang mencari
keuntungan.
2. Proses
Yang dimaksud dengan proses (process) dalam administrasi adalah langkah-langkah yang
harus mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini dikenal dengan nama fungsi administrasi
(function of administration). Pada umumnya proses dan ataupun fungsi administrasi ini
merupakan tanggung jawab pimpinan.( Azwar Azrul,1993)
Pada saat ini dikenal beberapa pembagian proses dan ataupun fungsi administrasi
tersebut. Beberapa diantaranya yang terpenting ialah :
a) Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat membedakan fungsi administrasi atas
6 macam, yakni :
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), pengawasan
(controlling), pengkoordinasian (coordinating) dan penilaian (evaluation).
b) George R. Terry membedakan fungsi administrasi atas 4 macam, yakni perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pergerakkan (actuating) dan pengawasan (controlling). Fungsi
administrasi menurut Terry ini dikenal singkatan POAC.
c) Hendry Fayol membedakan fungsi administrasi atas 5 macm, yakni perncanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), perintah (commanding), pengkoordinasian (coordinating) dan
pengawasan (controlling).( Azwar Azrul,1993)

Pada saat ini dengan makin berkembangnya ilmu administrasi, maka pembagian fungsi
administrasi makin banyak pula. Berbagai pembagian tersebut, meskipun bervariasi, namun jika
dikaji secara mendalam pada dasarnya tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti.( Azwar
Azrul,1993)
Dalam praktek sehari-hari untuk memudahkan pelaksanaannya, berbagai fungsi
administrasi ini sering disederhanakan menjadi 4 macam saja, yaitu :
(1) Perencanaan (planning) yang didalamnya termasuk penyusun anggaran belanja.
(2) Pengorganisasian (organizing) yang didalamnya termasuk penyusunan staf.
(3) Pelaksanaan (implementing) yang didalamnya termasuk pengarahan,
pengkoordinasian,bimbingan, penggerakan dan pengawasan.
(4) Penilaian (evaluation) yang didalamnya termasuk penyusunan laporan. (Azwar Azwar,1993)
3. Keluaran
Yang dimaksud dengan keluaran (output) adalah hasil dari suatu pekerjaan administrasi.
Untuk administrasi kesehatan, keluaran tersebut dikenal dengan nama pelayanan kesehatan
(health service). Pada saat ini pelayanan kesehatan tersebut banyak macamnya, secara umum
dapat dibedakan atas 2 macam.
Pertama, pelayanan kedokteran (medical sevices). Kedua, pelayanan kesehatan
masyarakat (public health services). ( Azwar Azrul,1993)
4. Sasaran
Yang dimaksud dengan sasaran (target group) adalah kepada siapa keluaran yang
dihasilkan, yakni upaya kesehatan tersebut ditujukan. Untuk administrasi kesehatan sasaran yang
dimaksudkan disini dibedakan atas 4 macam, yakni perseorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Dapat bersifat sasaran langsung (direct target group) atau pun bersifat sasaran tidak
langsung (indirect group target). ( Azwar Azrul,1993)
5. Dampak
Yang dimaksud dengan dampak adalah akibat yang ditimbulakn oleh keluaran, untuk
administrasi kesehatan, dampak yang diharapkan adalah makin meningkatnya derjat kesehatan.
Peningkatan derajat kesehatan ini hanya akan dapat dicapai apabila kebutuhan dan tuntutan
perseorangan, keluarga dan kelompok dan/atau masyarakat terhadap kesehatan, pelayanan
kedokteran serta lingkungan yang sehat dapat terpenuhi. Kebutuhan dan tuntutan ini adalh
sesuatu yang terdapat pada pihak pemakai jasa pelayanan kesehatan (health consumer).
a) Kebutuhan Kesehatan
Kebutuhan kesehatan pada dasarnya bersifat objektif dan karena itu untuk dapat
meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat
upaya untuk memenuhinya bersifat mutlak. Sebagai sesuatu yang bersifat objektif, maka
munculnya kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan nyata yang
ditemukan dimasyarakat. Jika diketahui bahwa munculnya suatu penyakit sebagaimana
dikemukakan oleh Gordon dan LE Richt 1950 sangat ditentukann oleh faktor utama, yakni:
pejamu (host), penyebab penyakit (agent) serta lingkungan (environment), maka dalam upaya
menemukan kebutuhan kesehatan, perhatian haruslah ditujukan kepada ketiga faktor tersebut.
(Azwar Azrul,1993)
b) Tuntutan Kesehatan
Berbeda halnya dengan kebutuhan, tuntutan kesehatan (health demande) pada dasarnya
bersifat subjektif oleh karena itu pemenuhan tuntutan kasehatan tersebut hanya bersifat fakultatif,
dengan perkataan ini terpenuhi atau tidaknya tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok, dan ataupun masyarakat tidak terlalu menetukan tercapai atau tidaknya kehendak
untuk meningkatkan derajat kesehatan, karena tuntutan kesehatan bersifat subjektif, maka
munculnya tuntutan kesehatan tersebut dipengariuhi oleh faktor-faltor bersifat sujektif pula.
( Azwar Azrul,1993)

2.3 Ruang Lingkup


Jika dikaji secara mendalam batasan administrasi kesehatan sebagaiman yang telah
dirumuskan oleh Komisi Pendidikan Administrasi Kesehatan Amerika Serikat tahun 1974, segera
terlihat bahwa ruang lingkup administrasi kesehatan mencakup bidang yang amat luas yang jika
disederhanakan dapat dibagi menjadi dua macam, yakni:
1. Kegiatan Administrasi
Telah disebutkan bahwa melaksanakan semua fungsi administrasi sama artinya dengan
melaksanakan semua fungsi administrasi dengan pengertian seperti ini menjadi jelas bahwa
kegiatan utama yang dilakukan pada aministrasi itu sendiri mulai dari fungsi perncanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan fungsi pengawasan (Terry).
Karena kegiatan utama administrasi adalah melaksanakan semua fungsi administrasi
maka jelas pula bahwa melaksanakan pekerjaan tata usaha. Pekerjaan administrasi bukan
sekedar mengetik, mengagenda dan ataupun menyimpan arsip surat menyurat (office work) yang
merupakan pekerjaan pokok seorang usaha.( Azwar Azrul,1993)
2. Objek dan Subjek Administrasi
Telah disebutkan bahwa objek dan subjek administrasi kesehatan adalah sistem
kesehatan yang berarti dapat menyelenggarakan administrasi kesehatan perlu dipahami dahulu
apa yang dimaksud dengan sistem kesehatan. Pengertian tentang sistem kesehatan banyak
macamnya, menjabarkan batasan sebagaiman yang dirumuskan oleh WHO (1984), yang
dimaksud dengan sistem kesehatan tidak lain adalah suatu kumpulan dari berbagai faktor yang
kompleks dan saling berhubungan yang terdapat pada suatu Negara dan yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, serta
masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan.
Sistem kesehatan itu sendiri mencakup hal yang amat luas sekali. Jika disederhanankan
dapat dibedakan atas dua subsistem, pertama subsistem pelayanan kesehatan, kedua subsistem
pembiayaan kesehatan. Untuk dapat terselenggaranya upaya kesehatan yang baik, kedua
subsistem ini perlu ditata dengan sebaik-baiknya.( Azwar Azrul,1993)
Ruang lingkup administrasi kebijakan kesehatan secara umum meliputi :
Kebijakan kesehatan (health policy)
Kebijakan kesehatan membahas tentang penggarisan kebijaksanaan pengambilan
keputusan, kepemimpinan, public relation, penggerakan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan program program kesehatan.
Hukum Kesehatan (health law)
Hukum kesehatan membahas tentang peraturan atau perundangan di bidang kesehatan
meliputi : undang undang kesehatan, hospital by law, informed consent, dan sebagainya.

Ekonomi kesehatan (health economic)


Ekonomi kesehatan membahas tentang konsep pembiayaan kesehatan, asuransi
kesehatan, analisis biaya, dan sebagainya.
Manajemen tenaga kesehatan (health man power)
Manajemen tenaga kesehatan membahas tentang perencanaan kebutuhan tenaga
kesehatan, motivasi tenaga kesehatan, kinerja tenaga kesehatan , dan sebagainya.
Administrasi rumah sakit (hospital administration)
Administrasi rumah sakit membahas tentang organisasi dan manajemen rumah sakit,
manajemen SDM rumah sakit, manajemen keuangan rumah sakit, manajemen logistic, dan
sebagainya.

2.4 Manfaat penerapan administrasi kesehatan


Jika diperhatikan batasan administrasi kesehatan sebagaimana yang telah dirumuskan oleh
Komisi Pendididkan Administrasi Kesehatan 1947 segera terlihat manfaat yang diperoleh dari
diterapkannya administrasi kesehatan secara umum dibedakan atas 3 macam, yaitu:
1. Dapat dikelola sumber, tata cara, dan kesanggupan secara efektif dan efissien
Pada dasarnya bersifat terbatas dank arena itu dapat dikelola dengan sebaik-baiknya.
Administrasi kesehatan jelas dapt menyajikan penhelolaan yang dimaksud karena memang
dalam melaksanakan pekerjaan administrasi kesehatan dikenal dengan adanya antara lain fungsi
perencanaan yang dapat mengatur pemanfaatan sumber, tata cara, dan kesanggupan secara
efektif dan efisien. Sesungguhnya masalah efektif dan efisien ini telah sejak lama menjadi pusat
perhatian para ahli administrasi. Setidaknya paa abad-18 ketika berlangsung revolusi industri di
Inggris upaya ini diwujudkan dengan memperkenalkan falsafah administrasi baru dari job
centered menjadi human centered serta dari orientasi efektivitas menjadi orientasi efektivitas dan
efisien hal yang sama juga diperoleh Frederick Winslow Taylor (dikenal sebagai bapak gerakan
administrasi ilmiah) serta Hendry Fayol (dikenal sebagai bapak teori admnistrasi modern).
Setelah Taylor melakukan penelitian berjudul Time and Motion Study dan kemudian
dipublikasikan dalam bukunya yang terkenal The Principle Of Scientific Management, berhasil
merumuskan pendapatnya bahwa efektivitas dan efisien erat hubunganannya dengan penggunaan
waktu dengan kegiatan yang tidak produktif sedangkan Fayol membahas masalah efektivitas dan
efisien ini melalui pengkajian terhadap kemampuan pemimpin. Kajian tersebut kemudian
dituliskan dalam bukunya yang terkenal General and Industrial Management.( Azwar
Azrul,1993)
2. Dapat dipenuhi kebutuhan dan tuntutan secara tepat dan sesuai mengenal kebutuhan dan
tuntutan adalah penting dalam melaksanakan administrasi kesehatan. Setiap upaya kesehatan
yang dilaksanakan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dan tuntutan tersebut agar kebutuhan
dan tuntutan yang seperti ini dapat dipenuhi, tentu diperlukan keterampilan unutk menentukan
kebutuhan dan tuntutan itu sendiri. Disini menjadi penting peranana administrasi kesehatan,
karena dengan diterapkannya administrasi kesehatan tersebut akan dapat diketahui dengan tepat
berbagai kebutuhan dan tuntutan yang terdapat dalam masyarakat.( Azwar Azrul,1993)
3. Dapat disediakan dan diselenggarakan upaya kesehatan sebaik-baiknya karena upaya kesehatan
dapat mengatur pemanfaatan sumber, tata cara, dan kesanggupan yang dimiliki dengan baik,
serta dapat menetukan kebutuhan dan tuntutan dengan tepat, maka dapat diharapkan tersedia dan
terselenggaranya upaya kesehatan yang sebaik-baiknya.

Anda mungkin juga menyukai