Anda di halaman 1dari 50

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah
yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya
hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi. Pelayanan
kesehatan bermutu yang dimaksudkan disini adalah pelayanan kesehatan yang
memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan
standar dan etika pelayanan profesi[1]
Pelayanan kesehatan juga meliputi sarana dan prasarana Rumah sakit yaitu
alat kesehatan, karena itu program pendidikan tenaga kesehatan bertujuan untuk
menghasilkan tenaga kesehatan yang terampil dan berkualitas Sama halnya
dengan lulusan pendidikan akademi elektromedik, diharapkan mampu untuk
mengikuti perkembangan dan menciptakan inovasi pada teknologi alat kesehatan
demi terwujudnya cita-cita Indonesia sehat 2010, yaitu menciptakan sarana dan
prasarana bermutu.
Perkembangan yang sangat pesat di bidang alat kesehatan menuntut bagi
tenaga elektromedik untuk dapat menguasai aspek teknik, engineering dan
maintenance .penguasaan tersebut juga meliputi penciptaan inovasi baru pada
sebuah alat kesehatan agar lebih efisien dan ekonomis. Salah satu teknologi yang
makin berkembang penggunaannya adalah penggunaan mikrokontroler dalam alat
kesehatan. Aplikasi mikrokontroler sangat luas, dengan penggunaan yang efisien
dan lebih ekonomis. Salah satu alat yang dapat menggunakan mikrokontroler
adalah nebulizer kompresor, alat ini digunakan untuk menyalurkan obat melalui
alat bantu pernapasan dengan menggunakan kompresor.

Atas dasar tersebut maka penulis akan mencoba untuk merancang dan
membahas permasalahan serta bagaimana cara kerja alat tersebut.

Penulis dalam karya tulis ini mengambil judul :


NEBULIZER KOMPRESOR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

1.1.1 Perumusan Masalah


Nebulizer merupakan alat kesehatan yang berguna sebagai terapi pernapasan.
Dipasaran nebulizer kopresor hanya terdiri dari motor dan kompresor.
Penggunaan alat ini pun sederhana hanya dengan menggunakan main switch ON
maka nebulizer akan bekerja. Saat tearpi berlangsung maka diperlukan
pengawasan dari perawat untuk memastikan lamanya terapi, karena itu penulis
berinisiatif untuk memberi fungsi timer pada alat. Ini dimaksud untuk
meminimalisir kesalahan manusia yaitu kemungkinan lalainya perawat yatu saat
terapi berlangsung pasien ditinggal dan hingga waktu terapi selesai perawat tidak
kunjung datang, bila hal itu terjadi dalam waktu yang lama maka motor kompesor
akan mengakibatkan kerusakan pada komponennya.
Penulis mengharapkan dengan penambahan fungsi timer maka akan memberi
nilai tambah dan nilai fungsi pada alat. Timer yang menggunakan mikrokontroler
juga diharapkan dapat menambah nilai efisiensi dan ekonomis.

1.2 Tujuan Penelitian Terapan


Adapun tujuan penulis dalam pembuatan karya tulis ini adalah :
1. Merancang alat nebulizer kompresor berbasis mikrokontroler AT89S51
2. Membuat alat nebulizer kompresor berbasis mikrokontroler.
3. Mengukur atau menguji dengan melaksanakan pengukuran pada timer.

1.3 Pembatasan masalah


Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis membatasi pokok-pokok
pembahasan pada :

1. Rangkaian motor kompresor.


2. Mikrokontroler yang meliputi timer dan alarm dan sampai terjadinya
proses pengkabutan.

1.4 Metodologi Penelitian Terapan


Agar dapat mudah di pahami, maka penulis dalam penyusunan karya tulis ini
memlilki alur kegiatan penelitian terapan yang meliputi dari :
1. Study pustaka yaitu mencari mempelajari buku-buku dari sumber
literatur dan sumber dari internet yang ada kaitannya dengan karya
tulis ini.
2. Pembuatan alat untuk mendapatkan data-data yang berfungsi penting
untuk tercapainya tujuan.
3. menyusun karya tulis ilmiah yang merupakan hasil dari kegiatan
penelitian.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mempermudah dalam memahami
karya tulis ini maka penulis membuat sistematika penulisan menjadi beberapa bab
yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, tujuan , tujuan penelitian terapan, pembatasan masalah,
metodologi penelitian terapan dan sistematika penulisan.

BAB 2 : DASAR TEORI


Berisi tentang blok diagram alat secara umum dan uraian dasar teori yang
berhubungan dengan rangkaian Alat nebulizer Kompresor yang mendasari
penyusunan tugas akhir.

BAB 3 : KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN


Berisi tentang spesifikasi modul yang dibuat, perencanaan dan penjelasan
setiap blok rangkaian meliputi fungsi dan cara kerja serta perhitungan secara
teoritis.

BAB 4 : PENGUJIAN DAN ANALISIS


Menyajikan langkah-langkah dari data hasil pengujian serta hasil analisis pada
beberapa pengukuran.

BAB 5 : KESIMPULAN
Berisi tentang kesimpulan dari hasil penulisan karya tulis ilmiah yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Gangguan Pada Alat Pernafasan


Gangguan pernapasan saat ini merupakan salah satu penyakit yang banyak di
alami oleh manusia, Sudah cukup banyak penelitian dari para ahli untuk
menyermbuhkan gangguan pernapasan. Dewasa ini cukup banyak jenis penyakit
gangguan pernapasan diantaranya adalah :

1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan yang umum terjadi[2]

a. Penyempitan saluran pernafasan yang disebabkan oleh asma atau bronkitis.


Bronkis disebabkan bronkus yang dpenuhi lendir cairan peradangan
sedangkan asma adalah penyempitan saluran pernapasan akibat otot polos
pada saluran pernapasan mengalami kontraksi yang mengganggu jalan napas.
b. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
c. Renitis, adalah radang pada hidung.
d. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang
mempersempit jalan nafas. Penderita biasanya lebih suka menggunakan mulut
untuk bernapas.
e. Pleuritis, adalah radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut
pleura.
f. Bronkitis, yaitu radang pada bronkus.

2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus


a. Pneumonia / Pnemonia, adalah suatu infeksi bakteri diplococcus pneumonia
yang menyebabkan peradangan pada dinding alveolus.
b. Tuberkolosis / TBC, merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil
yangmengakibatkan bintil-bintil pada dinding alveolus.
c. Masuknya cairan ke alveolus.

3. Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara


a. Kontaminasi/teracuni gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
b. Kurangnya Kadar haemoglobin / hemoglobin pada darah sehingga
menyebabkan tubuh kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
Dari sekian banyak penyakit gangguan pernapasan itu, asma adalah penyakit
ganguan pernapasan yang paling umum dijumpai dan diketahui masyarakat. Asma
penyakit yang dapat menyerang siapa saja dan ke segala usia., namun umumnya
asma sering terjadi pada anak-anak usia di bawah lima tahun dan orang dewasa
pada usia sekitar tiga puluh tahunan.

2.1.1 Penyebab Asma [3]


Penyebab asma hingga kini belum diketahui. Telah banyak dilakukan penelitian
oleh para ahli untuk menerangkan sebab terjadinya asma, namun belum satu pun
teori atau hipotesis yang dapat diterima atau disepakati semua para ahli.
Penyakit asma (Bronchial asthma; Exercise-induced asthma)adalah suatu
keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas
terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; dan bersifat
sementara.
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon
berlebih terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan
mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini menjadi penyabab asma dapat
dipicu oleh berbagai rangsangan.. Pada suatu serangan asma, otot polos dari
bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami
pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran
udara. Hal ini akan mempersempit diameter dari saluran udara (disebut
bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha
sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
Beberapa sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga
menjadi pemicu terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di
sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang
menyebabkan terjadinya .Kontraksi otot polos peningkatan pembentukan lender,
perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Sel mast mengeluarkan bahan

tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang dianggap asing,, seperti serbuk sari,
debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang. Tetapi asma dapat
juga terjadi pada beberapa penderita tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama
terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin.
Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien. Sel
lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma
melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan
penyempitan saluran udara.

2.1.2 Penyebab Serangan Asma


Banyak faktor yang disinyalir sebagai pemicu asma yaitu :

1. Faktor pada pasien , contohnya Genetik, alergi, Saluran napas yang peka
terhadap rangsang, jenis kelamin dan etnik.
2. Faktor lingkungan
a. Bahan-bahan di dalam ruangan, misalnya Tungau debu rumah.
b. Bahan-bahan di luar ruangan , misalnya Tepung sari bunga
3. Faktor eksternal lainnya
a. Obat-obatan tertentu
b. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )
c. Ekspresi emosi yang berlebihan (takut, marah dll)
d. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
e. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan (asap kendaraan)
f. Infeksi saluran napas
g. Exercise induced atshma, mereka yang kambuh asmanya ketika
melakukan aktivitas fisik tertentu (olahraga)
h. Perubahan cuaca

2.1.3 Gejala Penyakit Asma


Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi pada setiap orang. Beberapa
penderita jarang terserang dari gejala asma dan hanya mengalami serangan
serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.
Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta
mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus,olah raga atau
setelah terpapar oleh alergen maupun iritan bahkan menangis atau tertawa keras
juga bisa menyebabkan timbulnya gejala.

Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan nafas yang
berbunyi (wheezing, mengi, bengek), batuk dan sesak nafas. Bunyi mengi
terutama terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya. Di lain waktu,
suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap
semakin memburuk.

Pada kedua keadaan tersebut, yang akan pertama kali dirasakan oleh seorang
penderita asma adalah sesak nafas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa
berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam,
bahkan Selama beberapa hari.
Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk
kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa menjadi satu-
satunya gejala. Selama serangan asma, sesak nafas bisa menjadi semakin berat,
karena itu penderita mersa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita
juga akan mengeluarkanbanyakkeringat. Pada serangan yang sangat berat,
penderita menjadi sulit untuk berbicara karena merasakan sesak yang sangat
hebat. Lalu akibat dari asma juga dapat akibatkan kebingungan, letargi (keadaan
kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat
dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit
tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat
terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan.

Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan


sembuh total, ada beberapa kasus alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah
dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan
udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang
dirasakan oleh penderita.

2.1.4 Pengobatan Pada Penderita Asma


Tujuan pengobatan penyakit asma adalah menghilangkan penderitaan
penderita dari serangan asma. Yaitu dengan cara mengobati serangan asma yang
sedang terjadi atau mencegah serangan asma terjadi. Mengobati bukan berarti
menyembuhkan asma, melainkan menghilangkan gejala-gejala yang berupa sesak,
batuk atau mengi. Keadaan yang sudah bebas dari penyakit asma mesti
dipertahankan supaya tidak timbul lagi.
Obat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan
normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan penyakit asma berbeda
dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan penyakit asma.
Untuk mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi diperlukan obat
yang menghilangkan gejala penyakit asma dengan segera. Obat tersebut terdiri
atas golongan bronkodilator dan golongan kortikosteroid sistemik. Bronkodilator
artinya obat yang dapat melebarkan saluran napas dengan jalan melemaskan otot-
otot saluran napas yang sedang mengkerut, sedangkan kortikosteroid adalah obat
antialergi dan anti peradangan yang diberikan dengan tujuan sistemik yaitu
disalurkan ke seluruh tubuh melalui peredaran darah.
Ada sekelompok penderita yang begitu sering mendapat serangan sehingga
hampir tidak pernah mengalami masa bebas dari gejala penyakit asma. Keadaaan
mengkronis yang dapat berlangsung berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun.
Pengobatannya memerlukan jangka waktu yang lama dan penderita tiap hari harus
memakai obat.
Untuk pemberian obat diupayakan untuk segera dapat diserap oleh penderita,
karena itu cara paling efektif adalah dengan proses inhalasi, Obat asma inhalasi
yang memungkinkan penghantaran obat langsung ke paru-paru, dimana saja dan
kapan saja telah memudahkan pasien mengatasi keluhan sesak nafas. Untuk

mencapai sasaran di paru-paru, partikel obat asma inhalasi harus berukuran sangat
kecil, yaitu 2-5 mikron.
Kelebihan obat asma inhalasi dibandingkan obat yang diminum:
1. Memberikan efek lebih cepat untuk mengatasi serangan asma, karena setelah
dihisap obat akan langsung menuju paru-paru untuk melonggarkan saluran
pernafasan yang menyempit
2. Memerlukan dosis yang lebih rendah untuk mendapatkan efek yang sama
3. Efek samping lebih ringan
4. Harga untuk setiap dosis lebih murah
Teknik inhalasi itu diantaranya adalah :
1. Inhaler
Inhaler atau MDI (metered-dose inhaler) digunakan dengan cara
menyemprotkan obat ke dalam mulut, kemudian dihisap agar masuk ke paru-paru.
Penderita perlu melakukan latihan beberapa kali agar dapat menggunakan inhaler
dengan benar. Jika pasien kesulitan untuk melakukan gerakan menyemprotkan
dan menghisap obat secara beruntun, maka dapat digunakan alat bantu spancer.
Manfaat spancer:
a. Memungkinkan penderita menghisap obat beberapa kali dari satu
kali semprotan inhaler.
b. Memaksimalkan usaha agar seluruh obat masuk ke paru-paru
c. Anda dapat membantu menekan inhaler untuk anak-anak
Satu produk inhaler mengandung 60 hingga 400 dosis (semprotan).
Contoh produk: Alupent, Becotide, Berotec, Bricasma, Seretide, Ventolin.
2. Turbuhaler
Turbuhaler digunakan dengan cara menghisap satu dosis obat ke dalam mulut,
kemudian diteruskan ke paru-paru. Pasien tidak akan kesulitan menggunakan
turbuhaler karena tidak perlu menyemprotkan obat terlebih dahulu. Satu produk
turbuhaler mengandung 60 hingga 200 dosis. Ada indikator dosis yang akan
memberitahu anda jika obat hampir habis. Contoh produk: Bricasma, Pulmicort,
Symbicort.

10

3. Rotahaler
Rotahaler digunakan dengan cara yang mirip dengan turbuhaler.
Perbedaannya: setiap kali akan menghisap obat, rotahaler harus diisi dulu dengan
obat yang berbentuk kapsul (rotacap). Jadi rotahaler hanya berisi satu dosis.
Rotahaler sangat cocok untuk anak-anak dan usia lanjut. Contoh produk: Ventolin
rotacap.
4. Nebulizer
Nebulizer digunakan dengan cara menghirup larutan obat yang telah diubah
menjadi bentuk kabut. Nebulizer sangat cocok digunakan anak-anak, usia lanjut
dan mereka yang sedang mengalami serangan asma parah. Berdasarkan teknik
yang digunakan untuk mengubah larutan obat menjadi bentuk kabut, ada 2 jenis
nebulizer: kompresor dan ultrasonik. Tidak ada kesulitan sama sekali dalam
menggunakan nebulizer, karena pasien cukup bernafas seperti biasa dan kabut
obat akan terhirup masuk ke dalam paru-paru. Satu dosis obat akan terhirup habis
tidak lebih dari 10 menit. Contoh produk yang bisa digunakan dengan nebulizer:
Bisolvon solution, Pulmicort respules, Ventolin nebules. Anak-anak usia kurang
dari 2 tahun membutuhkan masker tambahan untuk dipasangkan ke nebulizer.

2.2 Alat Nebulizer Kompresor


.. Yang dimaksud nebulizer kompresor adalah suatu alat medik yang digunakan
sebagai alat terapi penyakit saluran pernapasan seperti Asma, bronkitis, sesak
nafas dan gangguan pernapasan lainnya. Alat ini mengubah mengubah obat yang
berbentuk cairan menjadi bentuk kabut (fog) dan setelah itu disalurkan ke saluran
pernapasan melalui selang udara dan mouthpiece. Maksud obat berbentuk kabut
adalah untuk mempermudah penderita yang mengalami kesulitan bernafas.
Proses pengkabutan terjadi karena pecahnya molekul-molekul air atau larutan
obat menjadi kabut atau uap, disebabkan adanya tekanan udara dari kompresor
yang masuk kedalam tempat obat atau nebulizer kit , saat itu terjadi maka udara
termampatkan sehingga menekan partikel obat dan partikel tersebut akan pecah
menjadi kabut.

11

Untuk pelaksanaan terapi pengobatan, obat yang digunakan dicampur dengan


pelarut terlebih dahulu yaitu, aquades dan NaCl saline solution) dengan kadar 0,9
% yang berfungsi sebagai pelarut, yang kemudian dimasukkan kedalam nebulizer
kit. Biasanya proses ini dilakukan selama 15-30 menit atau lebih, tergantung
tingkat keparahan penyakit yang diderita. Cairan obat yang biasa digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Bisolvon
2. Pulmicort
3. Combivent
4. Ventolin
5. Bricasma
6. Atroent
7. Flixotide

Salah satu tipe alat nebulizer kompresor yaitu Yazumi compa mist, dengan
spesifikasi sebagai berkut :

Gambar 2.1. alat nebulizer Kompresor yazumi

Spesifikasi Alat :
1. Nama Alat : Nebulizer Kompresor
2. Merk : Yazumi
3. Tegangan : 220 VAC, 50 Hz
4. Kapasitas oba t : 5 ml

12

5. Arus : 0,8 A
6. Berat : 2,1 Kg
7. Aksesoris : Selang udara, Mouthpiece, Filter, Masker

2.3 Kompresor
Kompresor adalah mesin untuk memampatkan atau memadatkan udara atau
gas. Kompresor pada umumnya mengisap udara dari atmosfir. Walaupun ada juga
yang menghisap udara atau gas yang bertekanan lebih tinggi dari tekanan atmosfir
(Booster) dan adapula yang menghisap udara atau gas yang bertekanan lebih
rendah daripada tekanan atmosfir (vakum).
Modul ini menggunakan pompa kompresor jenis perpindahan (displacement)
Yaitu Jika suatu gas dalam suatu ruangan tertutup volumenya diperkecil, gas akan
mengalami kompresi. Kompresor ini menggunakan torak yang yang bergerak
bolak-balik didalam sebuah slinder untuk menghisap, menekan dan mengeluarkan
gas secara berulang-ulang. Dalam hal ini tidak boleh ada kebocoran gas dalam
dinding torak dan silinder yang saling bergesek, maka digunakanlah cicncin torak
sebagai perapat dan terdapat pelumas sebagai pelicin.
. Contoh paling umum adalah pompa ban untuk sepeda atau mobil. Jika torak
ditarik, tekanan dalam silinder dibawah torak akan menjadi negatif (lebih kecil
dari tekanan atmosfir) sehingga udara akan terhisap masuk melalui lubang katup
hisap. Katub ini berbahan kulit atau karet lemas agar elastis. Di pasang di torak
yang juga sekaligus sebagai perapat torak.kemudian jika torak ditekan volume
udara yang terkurung dibawah torak akan mengecil sehingga tekanan akan naik.
Lubang katup isap akan menutup dengan merapatkan celah torak dan dinding
silinder. Jika torak ditekan terus, volume akan semakin kecil dan tekanan dalam
silinder akan semakin naik melebihi tekanan diluar (bila pada pompa ban, tekanan
didalam ban).

13

Untuk menggerakkan torak digunakan motor melalui poros engkol. Katup hisap
dan katup keluar dipasang di kepala silinder.

Gambar 2.2 bagian Kompresor

14

2.4 Nebulizer Kit


Pada alat nebulizer kompresor, terdapat nebulizer kit yang berguna sebagai
cairan obat dan sebagai tempat terjadinya proses pengkabutan atau pecahnya
molekul-molekul air menjadi kabut.

gambar 2.3 Nebulizer kit

Prinsip kerja nebulizer kit ialah tertahannya udara yang dikeluarkan dari
kompresor yang kemudian udara tersebut dipindahkan dan dimampatkan/ditekan
keruangan yang berisi cairan obat melalui celah-celah sehingga menekan cairan
obat menjadi kabut.

2.4.1 Proses Terjadinya Pengkabutan


Nebulizer kompresor menggunakan motor kompresor. Cara kerja yaitu ketika
motor kompresor bekerja yang mengkibatkan motor bergerak, dan diujung motor
terdapat kipas diujung lainnya terdapat tungkil yang dihubungkan dengan ujung
luar piston, saat motor berputar maka tungkil tersebut akan bergerak mengikuti
arah berputar motor sehingga tungkil dapat menggerakkan piston bergerak maju
dan mundur. Piston berada didalam sebuah silinder yang didalamnya terdapat dua
buah lubang yang berguna untuk menghisap udara dari luar dan untuk

15

mengeluarkannya. Lubang udara yang keluar dihubungkan dengan selang udara


yang akan masuk ke nebulizer kit. Udara yang masuk kedalam nebulizer kit
dimampatkan dan dikeluarkan melewati celah-celah kecil sehingga tekanannya
menjadi tinggi dan larutan obat yang berada di nebulizer kit tertekan sehingga
molekul-molekul obat pecah dan menjadi kabut.

gambar 2.4 bagan kompresor

2.5 Display
Display atau tampilan, merupakan sebuah indikator yang digunakan pada
peralatan yang berbasis system digital. Beberapa macam indicator yang sering
digunakan sebagai display :
1. seven segment diode
2. Dot matrik
3. LCD
Pada modul ini penulis menggunakan komponen LCD sebagai display untuk
menunjukkan waktu penggunaan pada alat yang penulis buat.

16

2.6. LIQUID CRYSTAL DISPLAY (LCD)


Liquid crystal display (LCD) adalah komponen elektronika yang digunakan
untuk menampilkan suatu karakter baik itu angka, huruf atau karakter tertentu,
sehingga tampilan tersebut dapat dilihat secara visual. Karena menggunakan daya
yang kecil (orde microwatt) maka Pemakaian LCD sebagai indikator tampilan
banyak digunakan., selain itu dapat juga menampilkan angka, huruf atau simbol
dan karakter tertentu yang tidak Bisa ditampilkan display jenis lain. Namun LCD
dibatasi oleh sumber cahaya eksternal/internal, suhu, dan lifetime.

Gambar 2.5 LCD


LCD tersusun dari tumpukan tipis atau sel dari dua lembar kaca dengan
pinggiran tertutup rapat. Antara dua lembar kaca tersebut diberi bahan kristal cair
(liquid crystal) yang tembus cahaya. Permukaan luar masing-masing keping kaca
mempunyai lapisan tembus cahaya seperti oxida timah (tin oxide) atau oxida
indium (indium oxide). Sel mempunyai ketebalan 1x10-5 meter dan diisi dengan
kristal cair.
yang digunakan dalam alat nebulizer kompresor ini adalah LCD modul
M1632. Modul LCD ini membutuhkan daya yang kecil dan dilengkapi dengan
panel LCD dengan tingkat kontras yang cukup tinggi serta pengendali LCD
CMOS yang terpasang dalam modul tersebut. Pengendali mempunyai pembangkit
karakter ROM/RAM dan display data RAM. Semua fungsi display diatur oleh
instruksi-instruksi, sehingga modul LCD ini dapat dengan mudah dihubungkan
dengan unit mikroprosesor. LCD tipe ini tersusun sebanyak dua baris dengan 16
karakter (2 x 16).
Dasar-dasar pengoperasian LCD ini terdiri atas pengoperasian dasar pada
register, busy flag, address counter, display data RAM

17

1. Register
Kontroler LCD mempunyai 2 buah register 8 bit yaitu register instruksi (IR)
dan register data (DR). IR menyimpan instruksi seperti display clear, cursor shift
dan display data (DD RAM) serta character generator (CG RAM). DR
menyimpan data untuk ditulis di DD RAM atau CG RAM ataupun membaca data
dari DD RAM atau CG RAM. Ketika data ditulis ke DD RAM atau CG RAM
maka DR secara otomatis menulis data ke DD RAM atau CG RAM. Ketika data
pada DD RAM atau CG RAM akan dibaca maka alamat data ditulis pada IR
sedangkan data akan dimasukan melalui DR dan mikrokontroler membaca data
dari DR.
2.Busy Flag
Busy flag menunjukan bahwa modul siap untuk menerima instruksi
selanjutnya.
3. Address Counter
Address counter menunjukkan lokasi memori dalam modul LCD. Pemilihan
lokasi alamat itu diberikan lewat register instruksi (IR). Ketika data dibaca atau
ditulis dari DD RAM atau CG RAM maka Address counter secara otomatis
menaikkan atau menurunkan alamat tergantung dari entry mode set.
4. Display Data Ram (DD RAM)
Pada LCD masing-masing pin mempunyai range alamat tersendiri. Alamat itu
diekspresikan dengan bilangan hexadesimal. Untuk line 1 range alamat berkisar
antara 00H-0FH sedangkan untuk line 2 alamat berkisar antara 40H-4FH.

18

1. Character Generator ROM (CG ROM)


CG ROM mempunyai tipe dot matrik 5x7. Dimana pada LCD telah
tersedia ROM sebagai pembangkit character dalam kode ASCII. CG RAM
untuk pembuatan karakter tersendiri melalui programMasukan yang
diperlukan untuk mengendalikan modul berupa bus data yang masih
termutiplek dengan bus alamat serta 3 bit sinyal kontrol. Sementara
pengendalian LCD dilakukan secara internal oleh kontroler yang sudah
terpasang dalam modul LCD. Diagram blok untuk LCD dapat dilihat dalam
Gambar 2.6.

D0....D7 Common signal


LCD

Segment signal

RS Controller
Serial data Segment
R/W Driver
E Timing signal

Gambar 2.6. Diagram blok LCD M1632

19

LCD M1632 mempunyai 16 pin atau penyemat yang mempunyai fungsi-fungsi


seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.1

Tabel 2.1. Fungsi pin-pin LCD M1632

Nama
No Fungsi
Penyemat

1 Vss Terminal ground

2 Vcc Tegangan catu +5 volt

3 Vee Drive LCD

RS Sinyal pemilih register

4 0: Instruksi register (tulis)

1: Data Register (tulis dan baca)

R/W Sinyal seleksi tulis atau baca

5 0: Tulis

1: Baca

E Sinyal operasi awal, sinyal ini mengaktifkan data


6
tulis dan baca

DB0-DB7 Merupakan saluran data, berisi perintah dan data


7 14
yang akan ditampilkan

V+ BL Pengendali kecerahan latar belakang LCD 4 4,42 V


15
dan 50 500 mA

16 V-BL Pengendali kecerahan latar belakang LCD 0 V

2.7 IC MIKROKONTROLER AT89S51

20

Mikrokontroler adalah sebuah system mikroprossesor dimana di dalamnya


terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan onternal lainnya, yang sudah
saling terhubung dan terorganisasi dengan baik olek pabrikan dan dikemas dalam
satu chip yang siap pakai. Salah satu keuntungan utama penggunaan
mikrokontroler dalam penggunaan suatu system control adalah peningkatan
efisiensi kerja dan keandalan. Realisasi system control berbasis mikrokontroler
lebih efisien karena cenderung menggunakan komponen yang lebih sedikit,
sehingga kemungkinan kegagalan pada system cenderung kecil. Diagram blok dan
bagian-bagian dari tiap pin mikrokontroler AT89S51 diperlihatkan pada gambar

Gambar 2.7, blok diagram mikrokontroler

2.7.1 Unit pengolahan (CPU)


Mikrokontroler AT89S51 memiliki satu buah CPU 8 BIT, yang memiliki ciri-
ciri :
1. bekerja pada frekuensi 3,5 mhz hingga 24 mhz.
2. menggunakan 12 perioda osilator untuk satu siklus mesin
3. Lama pelaksanaan satu intruksi berkisar antara 1 hingga 4 siklus mesin.

2.7.2 register fungsi Khusus (SFR)


Mikrokontroler AT89S51 memiliki 21 buah reister dengan fungsi khusus
(SFR). Simbol alamat dan nama ke-21 SFR dapat dialamati dengan pengamatan
langsung. SFR dengan alamat kelipatan 0BH dapat dialamati sebagai register satu

21

bit. Model pemrograman AT89s51 terdiri dari 6 buah register utama yitu :
akumulator, register B, DPTR, PC, SP dan PSW.

Tabel 2.2 Simbol alamat dan nama SFR 89S51


Simbol Nama Alamat

ACC Akumulator 0E0H

B Register b 0F0H

PSW Program status word 0D0H

SP Stack Pointer 081H

DPH Msb dptr 082H

DPL Lsb dptr 083H

P0 Port 0 080H

P1 Port 1 090H

P2 Port 2 0A0H

P3 Port 3 0B0H

IP Interupt priority 0B8H

IE Interupt enble 0ABH

TMOD T/c mode control 089H

TCON T/c control 088H

THO Msb t/c 0 08CH

22

TLO Lsb t/c 0 00AH

TM1 Register t/c 1 08DH

TH1 Msb t/c 0 08DH

TL1 Lsb t/c 0 08BH

SCON Serial control 09Bh

SBUF Serial data buffer 099H

PCON Power control 087H

Fungsi ke-6 register pembentuk memori pemograman pada AT89S51


dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
Akumulator (acc) merupakanregister serbaguna (general purpose register) 8 bit
yang digunakan untuk menyimpan data sementara dari pengolahan aritmatik atau
logika . selain itu, akumulator juga digunakan sebagai media pada penagalamatan
tidak langsung (indirect) dan pengalamatan berindeks.
1. Register B merupakan register 8 bit yang digunakan untuk menyimpan
data sementara pada operasi perkalian dan pembagian.
2. DPTR (data pointer) adalah register 16 bit yang berfungsi saat
pengalamatan berindeks sebagai penunjuk alamat base. Register ini dapat
diakses sebagai satu buah register 16 bit atau dua buah 8 bit, yaitu DPL
dan DPH.
3. PC adalah register 16 bit yang berisi alamat intruksi berikutnya yang harus
dilaksanakan.
4. SP merupakan register 8 bit yang digunakan untuk petunjuk alamat stack.
Isi SP dikurangi jika ada pemasukan dari data stack, dan ditambah jika ada
pemasukan data stack . pada saat AT89s1 di-reset,SP berisi alamat 07H.
5. PSW merupakan register 8 bit yang digunakan untu menyatakan keadaan
CPU setelah melaksanakan suatu operasi. Semua bit pada PSW dapat

23

dialamati sebagai register 1 bit. Kondisi logika bit-bit pada PSW adalah
sebagai berikut.
6. Bit C.C = 1, jika pada opersi aritmatika yang terkhir dilaksanakan di
ALU, muncul carry/ borrow. Bit ini juga digunakan sebagai penyimpan
data 1 bit pada operasi SHIFT dan ROTATE.
7. bit AC. Bit AC berfungsi sebagai bit carry/borrow pada operasi BCD
(antar muka juga berfngsi sebagai akumulator pada operasi logika 1 bit, bit
ke-3 dan bit ke-4)
8. Bit FO. Bit disediakan sebagai petunjuk bank register ang aktif.
9. Penentuan bank register yang aktif berdasarkan kombinasi bit RS0 dan
RS1 diperlihatkan pada abel 2.2.
10. Bit OV. Bit OV berfungsi sebagai bit overflow.

2.7.3 Sinyal-sinyal Penting


Beberapa fungsi sinyal I/O pada mikrokontrolr AT89s51 yang digunakan
ketika membaca memori (memori data dan memori program) dijelaskan secara
singkat yaitu :
1. EA (external Access) berfungsi sebagai pemilih jenis memori program.
2. EA= 0 menandakan pembacaan memori program external .
3. EA=1 menandakan pembacaan memori program internal.
4. PSEN (Program Store Enable) berfungsi sebagai sinyal control pembacaan
memori program eksternal (MPE)
5. RD (Read) berfungsi sebagai sinyal control pembacaan memori data ekternal
(MDE)
6. WR (Write) berfungsi sebagai sinyal control penulisan memorri data eksternal
(MDE)
7. RST (reset) digunakan untuk merest CPU.

2.7.4 Organisasi memori


Mikrokontroler AT89S51 memiliki peta memori terpisah antara program
dengan memori data. Memori program terdiri dari program internal sebanyak 4
kbyte dan memori program eksternal sebesar 64 Kbyte. Memori data terdiri dari

24

memori data internal sebanyak 128 kbyte dan memori data eksternal sebesar 64
Kbyte. Konfigurasi memori program dan memori data diatur melalui pin EA dari
mikrokontroler.

2.7.4.1 memori Program


Memori program AT89s51 terdiri dari memori program internal (MPI) dan
memori program eksternal (MPE). MPI menggunakan alamat 0000H hingga
1FFFH, dan MPE dapat menggunakan alamat dari 0000H hingga 0FFFh
dilakukan berdasarkan keadaan logika sinyal EA. Jika sinyal EA berlogika 0,
memori program yang digunakan adalah MPE. Sinyal EA berlogika 1menandakan
penggunaan MPI.

2.7.4.2 Memori data


Mikrokontroler AT89S51 memiliki MDI berkapasitas 128 kbyte dan mampu
mengakses MDE sebesar 64 kbyte. Semua MDI dapat dialamati dengan
pengalamatan langsung dan tidak langsung. Sebagian MDI dapat diamati dengan
pengalamatan register dan sebagian lagi dapat dialamati sebagai memori satu bit.

2.7.5 Struktur dan Operasi Port


Mikrokontroer AT89s51 memiliki 4 buah port. Setiap port memiliki 8 buah
jalur I/O yang bersifat bidirectional.
Beberapa karakteristik port AT89s51 digambarkan secara singkat sebagai
berikut :
1. Pin atau unit I/O dapat dialamati per jalur atau per port.
2. setiap jalur I/O memiliki buffer, penahan (latch), kemudi input dan
kemudi output.
3. port 0 memiliki output drain, dan dapat dihubungkan langsung
dengan 8 gerbang TTL (transistor-transistor logic) jenis LS (Low
Power Schotky)

25

4. port 1,2 dan 3 menggunakan resistor pull-up pada bagian


outputnya. Ketiga port ini dapat dihubungkan langsung dengan 4
gerbang TTL jenis LS.
Pengaksesan memori eksternal, port 0 dan port 2 berfungsi sebagai saluran
alamat yaitu :
1. port 0 : saluran alamat dan data AD0 hingga AD7
2. port 2 : Saluran alamat A8 hingga A15
Port 3 memiliki beberapa fungsi tambahan, seperti yang diperlihatkan pada
tabel 2.3

Tabel 2.3, fungsi tambahan pada port 3


JALUR FUNGSI TAMBAHAN

P3.0 Input data serial rxd

P3.1 Outut data serial txd

P3.2 Input interupsi eksternal int 0

P3.3 Input interupsi eksternal int 1

P3.4 Input counter t 0

P3.5 Input counter t1

P3.6 Output sinyal control wr

P3.7 Output sinyal control rd

2.8 Transistor Sebagai Saklar

26

Transistor yang digunakan sebagai saklar adalah memanfaatkan karakteristik


transistor, Transistor merupakan komponen elektronika dengan tiga terminal yang
terbentuk dari 2 bahan dasar semi konduktor berbahan p dan n. Tiga terminal itu
adalah basis, kolektor dan emiter.

2.8.1Arus Emiter
Dari hukum Kirchhoff diketahui bahwa jumlah arus yang masuk kesatu titik
akan sama jumlahnya dengan arus yang keluar. Jika teorema tersebut
diaplikasikan pada transistor, maka hukum itu menjelaskan hubungan.

IE = IC + IB (2.1)

Gambar2.8 : arus emitor


Persamanaan (1) tersebut mengatakan arus emiter IE adalah jumlah dari arus
kolektor IC dengan arus base IB. Karena arus IB sangat kecil sekali atau disebutkan
IB << IC, maka dapat di nyatakan :
IE = IC .(2.2)

2.8.2 Common Emitter (CE)


Rangkaian CE adalah rangkain yang paling sering digunakan untuk berbagai
aplikasi yang mengunakan transistor. Dinamakan rangkaian CE, sebab titik
ground atau titik tegangan 0 volt dihubungkan pada titik emiter.

27

Gambar-2.9 : rangkaian CE

Ada beberapa notasi yang sering digunakan untuk mununjukkan besar


tegangan pada suatu titik maupun antar titik. Notasi dengan 1 subscript adalah
untuk menunjukkan besar tegangan pada satu titik, misalnya VC = tegangan
kolektor, VB = tegangan base dan VE = tegangan emiter.
Ada juga notasi dengan 2 subscript yang dipakai untuk menunjukkan besar
tegangan antar 2 titik, yang disebut juga dengan tegangan jepit. Diantaranya
adalah :

VCE = tegangan jepit kolektor- emitor


VBE = tegangan jepit base - emitor
VCB = tegangan jepit kolektor - base

Notasi seperti VBB, VCC, VEE berturut-turut adalah besar sumber tegangan yang
masuk ke titik base, kolektor dan emitor.

2.8.3 Daerah Aktif


Daerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah aktif, dimana arus IC
konstans terhadap berapapun nilai VCE. Dari kurva ini diperlihatkan bahwa arus IC
hanya tergantung dari besar arus IB. Daerah kerja ini biasa juga disebut daerah
linear (linear region).
Jika hukum Kirchhoff mengenai tegangan dan arus diterapkan pada loop
kolektor (rangkaian CE), maka dapat diperoleh hubungan :

VCE = VCC - ICRC (2.3)

Dapat dihitung dissipasi daya transistor adalah :

28

PD = VCE.IC . (2.4)
Rumus ini mengatakan jumlah dissipasi daya transistor adalah tegangan
kolektor-emitor dikali jumlah arus yang melewatinya. Dissipasi daya ini berupa
panas yang menyebabkan naiknya temperatur transistor. Umumnya untuk
transistor power sangat perlu untuk mengetahui spesifikasi PDmax. Spesifikasi ini
menunjukkan temperatur kerja maksimum yang diperbolehkan agar transistor
masih bekerja normal. Sebab jika transistor bekerja melebihi kapasitas daya
PDmax, maka transistor dapat rusak atau terbakar.

2.8.4 Daerah Saturasi


Daerah saturasi adalah mulai dari VCE = 0 volt sampai kira-kira 0.7 volt
(transistor silikon), yaitu akibat dari efek dioda kolektor-base yang mana tegangan
VCE belum mencukupi untuk dapat menyebabkan aliran elektron.

2.8.5 Daerah Cut-Off


Jika kemudian tegangan VCC dinaikkan perlahan-lahan, sampai tegangan VCE
tertentu tiba-tiba arus IC mulai konstan. Pada saat perubahan ini, daerah kerja
transistor berada pada daerah cut-off yaitu dari keadaan saturasi (OFF) lalu
menjadi aktif (ON). Perubahan ini dipakai pada system digital yang hanya
mengenal angka biner 1 dan 0 yang tidak lain dapat direpresentasikan oleh status
transistor OFF dan ON.
2.8.6 Kondisi saat Transistor Sebagai Saklar
Dari sekian banyak kegunaan transistor di dalam rangkaian elektronika, salah
satunya adalah sebagai saklar. Syarat untuk mengerjakan transistor sebagai saklar
adalah daerah kerja transistor harus berada pada daerah tersumbat ( cut off ).
Transistor sebagai saklar mempunyai dua kondisi yang bergantian yaitu kondisi
tertutup pada saat saturasi dan kondisi terbuka pada saat cut off.

29

Gambar 2.10 a. rangkaian CE


b. Transistor sebagai saklar tertutup
c. Grafik kondisi transistor

Gambar 2.11 Transistor sakalar terbuka

2.9 RELAY
Relay adalah suatu komponen elektronika yang bekerja sebagai saklar elektrik
yang terbuka dan tertutupnya dikendalikan oleh rangkaian listrik yang lain. Relay
bekerja dengan memanfaatkan sifat elektromagnetik yang terjadi pada suatu
kumparaan ketikaa dialiri arus listrik.

30

Bagian titik kontak dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian kontak utama dan
kontak bantu yaitu :
1. Bagian kontak utama gunanya untuk menghubungkan dan
memutuskan arus listrik bagian yang menuju beban /pemakai.
2. Bagian kontak bantu gunanya untuk menghubungkan dan
memutuskan arus listrik ke bagian yang menuju bagian
pengendali.
Kontak Bantu mempunyai 2 kontak yaitu :
1. Normaly Open (NO) adalah posisi kontaktor dimana pada saat relay
tidak aktif kontaktor tidak terbuka.
2. Normaly close (NC) adalah posisi kontaktor dimana pada saat relay
tidak aktif kontaktor tertutup.

Gambar 2.12 Simbol Relay

Relay merupakan sebuah saklar magnet yang dapat memutuskan dan menutup
sirkuit dari jarak jauh. Pada prinsipnya proses kerja relay adalah jika gulungan
kumparan dilalui arus, maka inti menjadi magnet dan inti tersebut menarik
kontaktor, sehingga kontak 3 dan 5 putus, dan kontak antara 3 dan 4
menutup,maka jenis relay ini kita namai relay dengan kontak tukar.

2.10 KRISTAL
Salah satu bahan yang memberikan efek piezoelektrik adalah kristal quartz.
Contoh bahan lain yang dapat menyebabkab efek piezoelektrik adalah garam
rochelle yang umumnya bahan ini digunakan untuk microphone atau untuk

31

speakerphone. Sifat kristal ini adalah , jika kristal ini ditekan, antara dua
permukaan yang yang ditekan akan timbul beda tegangan listrik. Sebaliknya, jika
antara dua permukaan diberi tegangan maka akan timbul tekanan mekanis antara
kedua permukaan yang menyebabkan perubahan bentuk pada kristal. Sifat kristal
quartz mengakibatkan kristal berlaku sebagai suatu sistem resonansi.

gambar 2.13 simbol kristal

Kristal Quartz akan bergetar saat diberi beda tegangan pada permukaannya
yang dikenal sebagai efek piezoelektrik. Frekuensi osilasi ditentukan oleh
potongan kristal dan ukuran fisiknya.Untuk menentukan besarnya frekuensi
ditetapkan dengan ketebalan kristal, makin tebal akan menghasilkan frekuensi
tinggi.ini disebut dengan kristal fudamental.

32

BAB 3
KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang perencanaan pembuatan alat
nebulizer kompresor. Perencanaan pembuatan alat tersususn dari dua penunjang,
yaitu hardware (perangkat keras) dan Software (perangkat lunak). Perangkat
hardware digunakan diantaranya untuk penunjang fisik berupa IC mikrokontroler
AT89S51 yang digunakan pada rangkaian timer dan juga beberapa perangkat
keras lainnya. Sedangkan perangkat lunak sebagai program untuk mengatur kerja
dari hardware tersebut agar alat dapat bekerja sebagaimana mestinya.

3.1 Spesifikasi
Nama alat : Nebulizer kompresor
Kelengkapan : Mouthpiece
Tegangan : 220 VAC/50 Hz
+5VDC, + 12 VDC, 50 Hz
Range Waktu : 0-60 menit
Display : LCD 2 x 16
Kapasitas obat : 5 ml
Tombol : Power, keypad
Ukuran partikel : 0,5-10m
,

33

3.2 PERENCANAAN SECARA BLOK DIAGRAM

LCD

keypad
Motor
Kontroler/
kompresor
timer
Buzzer/alarm

gambar 3.1. blok diagram rancang bangun diagram nebulizer kompresor

Saat main switch ditekan dan dalam keadaan On, maka power supply akan
mendapat tegangan dari PLN dan menghasilkan tegangan output sebesar 5V dan
12 volt. Tegangan itu masing-masing akan memberi supply pada rangkaian
mikrokontroler, buzzer dan relay. Setelah terhubung, layar pada LCD menyala
dan menampilkan tampilan 0. Lalu untuk mengaktifkan timer, masukan range
waktu pada keypad dan tekan tanda # sebagai tombol start. Setelah titekan alat
akan bekerja dengan dikendalikan oleh timer yang ditentukan. Saat timer telah
menghitung mundur hingga kembali ke angka 0 berarti alat akan berhenti bekerja
dan akan ditandai dengan bunyi buzzer sebagai alarm.

3.3 Perencanaan Perangkat Keras


Pada bagian perencanaan perangkat keras, berdasrkan acuan blok diagram
sebelumnya maka penulis menyusun beberapa komponen hardware diantaranya
adalah rangkaian LCD, Buzzer dan mikrokontroler.

34

3.3.1 Perencanaan Setting Timer


Untuk setting timer, penulis menggunakan keypad membrane 3 x 14, adalah
alat input yang bekerja sebagai pemberi kode biner 0 dan 1. Tiap baris dan kolom
memberikan kode yang tertentu yang dapat ditampilkan di layar.

gambar 3.2. Keypad membrane

Gambar 3.3 membran keypad pada modul

3.3.2 Perencanaan Rangkaian Mikrokontroler


Rangkaian mikrokontroler membutuhkan tegangan sebesar 5 volt untuk aktif,
tegangan dimasukkan melalui pin 40 sedangkan ground di pin 20. Agar dapat
mengeksekusi program, mikrokontroler membutuhkan pulsa clock. Pulsa ini dapat
dihasilkan dengan memasang rangkaian resonator pada pin XTAL1 dan XTAL2.
Frekuensi kerja maksimum 89S51 adalah 33 MHz.. Komponen utamanya adalah
quartz crystal yang dihubungkan dengan kapasitor kemudia ke ground. Nilai
kapasitornya biasanya sebesar 33pF. Pulsa clock inilah yang menentukan
kecepatan dari pelaksanaan intruksi. Penulis menggunakan Kristal sebesar 12
MHz, maka Dalam mikrokontroler dikenal istilah Machine Cycle (MC) / Siklus
Mesin, dimana :
1 MC = 6 state = 12 periode clock Jika frekuensi crystal yang digunakan adalah
12 MHz maka 1 MC = 12/frekuensi crystal = 12/12 MHz =1uS.Kristal yang
digunakan sebesar 12 Mhz jadi 12 MHz/12 hingga dalam satu detik aka nada
1.000.000 machine cycle atau dengan kata lain satu machine cycle lamanya

35

sebesar satu mikro sekon. Pada umumnya frekuensi yang digunakan sebesar 0 Hz
sampai 33 Mhz

Gambar 3.4, Rangkaian Mikrokontroler

3.3.3 Perencanaan Rangkaian Display


Perencanaan rangkaian display yang penulis persiapkan adalah menggunakan
LCD, Angka yang diharapkan keluar adalah 0-60 menit sebagai range timer
penghitung waktu mundur. Setelah masukan timer dimasukkan angka yang
muncul pada LCD akan berkurang satu pada tiap menitnya.

Gambar 3.5, rangkaian LCD

Tabel 3.1. Fungsi pin-pin LCD M163


No Na
ma Fun
Pen gsi
yem
at

1 Vss Terminal ground

2 V T
c e
c g
a
n
g
a
n
c
a

36

t
u
+
5
v
o
lt

3 Vee Drive LCD/kontras dengan VR 10 K

4 RS Sinyal R/W Sinyal seleksi


5
pemilih tulis atau baca
register
0: Tulis
0: Instruksi
1: Baca
register (tulis)

1: Data
Register (tulis
dan baca)

6 E Sinyal operasi awal, sinyal ini mengaktifkan

data tulis dan baca

7 14 DB0-DB7 Merupakan saluran data, berisi perintah

dan data yang akan ditampilkan

37

V+ BL
Pengendali kecerahan latar belakang
15
LCD 4 4,42 V dan 50 500 mA

16 V- Pen
BL gen
dali
kec
era
han

lata
r
bel
aka
ng
LC
D0
V/d
ihu
bun
gka
n

den
gan
VR

3.3.4 Perencanaan Rangkaian Buzzer

38

Rangkaian alarm tersusun dari transistor BD 139 yang berfungsi sebagi saklar,
dan buzzer yang dihubungkan dengan catu daya sebesar 5 volt.. Prinsip kerjanya
adalah saat setting timer sudah habis maka mikrokontroler mengintruksikan
logika high melalui port p1.7 yang digunakan untuk mentriger basis transistor
hingga membuat transistor dalam keadaan cutoff hingga berperan sebagai saklar
tertutup sehingga antara kolektor dan emiter terhubung, hingga menyalakan
buzzer.

Gambar 3.6 Rangkaian Buzzer

3.3.5 Perencanaan Rangkaian motor kompresor


Prinsip kerja kompresor adalah pemampatan udara, pada modul ini digunakan
kompresor jenis piston yang dadalam nya terdapat motor, piston , kipas dan dua
buah lubang silinder untuk menghisap udara dan mengeluarkannya. Piston
berputar dalam stator berbentuk silinder jika motor berputar akan menggerakkan
piston secara maju-mundur, saat piston bergerak mundur akan menghisap udara
dari luar dan saat maju akan mengeluarkan udara. Prinsip kerja pemampatan udara
yaitu dengam menyimpan udara dan dipampatkan hingga volume nya mengecil
mmengakibatkan naiknya tekanan udara.

Gambar 3.7 Bentuk fisik motor kompresor

Gambar 3.8 rangkaian motor kompresor


Rangkaian ini dikendalikan oleh mikrokotroler sebagai pemberi sinyal logika
high. Rangakaian ini terdiri dari transistor BD 139 berfungsi sebagai saklar dan
digunakan ntuk mengaktifkan relay Dc 12 volt, kontaktor relay terhubung dengan
catu daya AC 220V (kaki 3 pada relay dihubungkan dengan PLN dan motor).
jenis relay yang digunakan adalah normally open (NO) saat basis mendapat

39

trigger dari mikrokontroler relay aktif karena arus DC 12 volt pada kolektor
terhubung ke emiter. Aktifnya relay membuat kontaktor yang awalnya NO
berubah menjadi normally close (kaki 3 dan 4 pada relay terhubung) dan ini
dihubungkan dengan kompresor.

3.4 PERENCANAAN PERANGKAT LUNAK


Perangkat lunak atau sotware adalah bahasa pemrograman yang mengendalika
system. Bahasa pemrograman yang digunakan dalam moddul ini ialah bahasa
assembler mikrokontroler MCS-51. Alogaritma yang diharapkan dari program ini
dapat dilihat di flowchart atau diagram alur. Yang menjabarkan prosedur untuk
menjalankan secara berurutan sesuai dengan yang diinginkan. Bahasa yang
digunakan untuk menulis perangkat lunak atau software ini adalah bahasa
assembler Mikrokontroler MCS-51. Bahasa assembler ditulis di notepad atau
wordpad terlebih dahulu lalu disimpan dalam format atau ekstensi *.ASM. Setelah
program tadi disimpan dalam format ASM file, penulis menggunakan program
ASEM.EXE untuk merubah file berekstensi ASM menjadi HEX dan satu file
berformat LIST.
Jika setelah diubah tidak terjadi error,, maka akan di compile atau dimasukkan
emukator kedalam mikrokontroler dengan menggunakan program mikrokontroler
adalah ISP.EXE

40

MULAI

Inisialisasi
timer

DISPLAY0

Tidak

Apakahnilaisetting
timerdimasukkan?

Ya

Tampilkannilaisetting

Tidak
Apakahstartditekan?

Ya
Motorkompresorberkerja
Tidak

Apakahtimerhabis?

Ya

Motoroff,buzzeron

Tidak

Apakahtanda
#ditekan?

Ya

Selesai

Gambar 3.9 Flowchart

41

BAB 4
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Dalam bab pengujian dan analisa penulis mencoba menerangkan tentang
pengujian dan analisa modul alat nebulizer kompresor. Untuk pelaksanaan
pengujian dan analisa modul ini penulis menjelaskna tentang persiapan alat dan
komponen-komponen dalam pembuatan modul ini serta alat penunjang yang
digunakan untuk proses pengujian dan analisa.
Bab ini menulis pula tentang hasil pengujian yang dilaksanakan . ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah rangkaian bekerja sesuai yang
direncanakan, dan data-data hasil pengujian dan analisa dapat mewakili hasil
penelitian secara keseluruhan . hasil pendataan ini disajikan dalam bentuk table
dan gambar agar dapat mudah dipahami dan diharapkan dapat mewakili hasil
penelitian secara keseluruhan.
Langkah-langkah pengujian dan analisis untuk setting timer ( 1 menit, 5
menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, dan 30 menit ).
1. siapkan alat yang dibutuhkan.
2. hubngkann alat dengan sumber dan main switch on.
3. masukan setting timer.
4. tekan tombol start untuk memulai kerja timer.
5. bandingkan waktu pada alat dengan stopwatch ( pada waktu yang
bersamaan dengan kerja timer alat).
6. lakukan beberapa kali percobaan sesuai dengan ranges yang
ditentukan.

42

4.1 Persiapan Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk pengujian dan analisa modul alat
nebulizer kompresor adalah sebagai berikut :
1. satu buah nebulizer kompresor.
2. satu buah power suplay yang digunakan untuk memberI tegangan
pada alat yaitu yang menghasilkan tegangan output sebesar 5 VDC
dan 12 VDC.
3. avometer untuk mengukur nila I tegangan pada titik pengukuran.
4. stopwatch untuk pembanding kerja timer.

4.2 Persiapan Bahan


Seperti yang dijelaskan pada bab 2 terdapat beberapa perencanaan hardware
yang dimana rangkaian-rangkaian tersebut tersusun oleh beberapa komponen
yang dapat dijelaskan pada table berikut.

4.2.1 Rangkaian setting

gambar 4.1 Membran Keypad

4.2.2 Rangkaian LCD


Tabel 4.1 Penggunaan komponen pada LCD
NO KO TY JU
M MP PE ML
OR ON AH
EN


1. Mu 10 1
ltit K
une
(V

43

R)


2. Dio 1
da Wa
tt

4.2.3 Rangkaian Mikrokontroler


Table 4.2 Penggunaan Rangkaian Mikrokontroler
NO TY JU
M KO PE ML
OR MP AH
ON
EN


1. Resistor Watt 10 K 4

2. Kapasitor 10 F 1

3. Kapasitor 33 pF 2

4. Switch Push On 1

5. Crysytal 12 MHz 1

6. IC AT 89S51 1

4.2.4 Rangkaian Buzzer


Tabel 4.3 Penggunaan Komponen rangkaian driver Buzzer
NOMOR KOMPONEN TYPE JUMLAH

44

1. Resistor10 1
Watt K


2. Buzzer 5 VoLt 1

3. TRANNSISTOR BD139 1

4.2.5 Rangkaian Motor


Table 4.4 Penggunaan komponen rangkaian motor motor
NOMOR KOMPONEN TYPE JUMLAH

1. Resistor Watt 10 K 1

2. Transistor BD139 1

3. RelayNO1
12
VDC


4. Mot 220 1
or VA
C

4.3 Metode Pengukuran


Setelah semua komponen komponen tersebut dirangkai maka dilakukan
pendataan pada rangkaian untuk diperiksa tegangan pada setiap titik pengukuran
(TP). Titik-titik pengukuran pada modul ini dilakukan pada 2 titik yaitu
TP1 : mengretahui tegangan pada output IC mikro yang memberi trigger
pada transistor BD139 yang menghubungkan rangkaian buzzer.
TP2 : mengetahui tegangan pada output IC mikro yang member trigr pada
transistor BD139 yang menghubungkan ke rangkaian motor.
Titik-titik pengukuran tersebut dianggap dapat mewakili cara kerja
rangkaian secara keseluruhan. Alat ini menggunakan parameter waktu,

45

karena menggunakan setting timer. Alat penunjang yang digunakan untuk


pembandingan adalah stop watch.

4.4 Pengujian
Proses pengujian dilakukan saat rangkaian yang akan di data dalam keadaan
siap. Pengujian dilakukan langdung pada titik-titik pengukuran yang telah
ditentukan dengan menggunakan Avometer terdapat dua kondisi pengukuran yaitu
a. pada saat tombol start ditekan (kondisi 1) maka TP2 output IC
mikro berlogika High sehingga transistor membiaskan tegangan 12
Volt pada Coil Relay, relay bekerja menghubungkan motor dengan
tegangan PLN 220 Volt. TP1, output IC mikro kontroler berlogika
Low sehingga transistor tidak bekerja dan buzzer ( alarm ) mati.
b. pada saat waktu yang telah di setting habis (kondisi 2)maka TP1
berlogika high sehingga transistor bekerja sebagai sakelar dan
buzzer berbunyi. TP2 output IC berlogika low sehingga transistor
berhenti membiaskan tegangan pada coil relay dan memutuskan
hubungan motor dengan PLN.

Tabel 4.5 hasil pengukuran TP 1 dan TP 2



2.
TP Lo Lo
1 KO KOgH=
KE
ika low (L) Logika high (H) H=4,5 Volt
ND gik
gik ND 4,5
T
L= 0,2 Volt
aISI aISI Vol
1 Lo
hig 2 t
4.5 Hasil penelitian Terapan
h w
L= Dengan menggunakan stopwatch sebagai acuan perbandingan
(h) (L)
0 waktu, maka didapat hasil dari pendataan.(terlampir)
,2V
olt

46

4.5.1 Test Setting Timer


Pengujian/pembandingan setting timer dilakukan dengan menggunakan alat
stop watch pada waktu bersamaan.
hasil tersebut dapat dihitung bahwa persentase total kesalahan adalah

=0, 163 %
Jadi total persentase keakuratan adalah :
100%-0,163 % = 99,8 %

47

BAB 5
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pendataan pada modul nebulizer


kompresor, maka dapat disimpulkan :
1. Alat nebulizer kompresor telah berhasil dirancang
2.Alat Nebulizer kompresor telah berhasil dibuat
3.Persentase keakuratan dari hasil pengujian adalah sebesar 99,8 %

48

DAFTAR ACUAN

(1)
[1]http://sehatuntuksemua.wordpress.com/2008/04/02/indonesia-sehat-2010

[2]www.mentorhealthcare.com, gangguan pada pernafasan

[3]www.medicastore.com, Informasi mengenai penyakit

[4]www.atmel.com

[5]Wasito S, Data sheet book, edisi 1, 190, PT elek media komputindo

kelompok gramedia, Jakarta.

49

DAFTAR PUSTAKA

Eko, Agfianto, Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55, Penerbit gava Media,

Yogyakarta, 2002

Nalwan, paulus andi, Panduan praktis penggunaan dan antarmuka modul LCD

M1632, elekmedia komputindo, Jakarta 2004.

Malvino A.P., prinsip-prinsip elektronika, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta,1996.

Woolard, Barry, elektronika Praktis, Penerbit Pradnya Paramitha, Jakarta,1993

Tahara Sularso, Pompa dan Kompresor, pradnya Paramitha, 1999.

http://sehatuntuksemua.wordpress.com/2008/04/02/indonesia-sehat-2010(1)

50

Anda mungkin juga menyukai