Anda di halaman 1dari 9

BAB I

Pendahuluan

Praktek pengeluaran darah (bloodletting) sudah sejak lama dikenal


manusia. Dan menjadi bagian dari kegiatan pengobatan pasien. Teknik
pengeluaran darah yang pertama dilakukan oleh dokter-dokter Syria dengan
menggunakan lintah. Sebelum dikenal Hippocrates dengan sebutan Bapak Ilmu
Kedokteran (abad 5 SM ) seni pengambilan darah mengalami banyak perubahan,
demikian pula berbagai alat untuk keperluan pengambilan dan penampungan
bahan darah. Lanset untuk pengambilan darah digunakan pertama kali sebelum
abad ke 5 SM dengan tetap mengacu kepada lintah sebagai bentuk dasar. Dengan
lanset ini seorang dokter ( practitioner ) melubangi vena, kadang-kadang sampai
beberapa lubang. Menjelang akhir abad ke 19 barulah teknologi mengambil alih
dan memproduksi lintah artificial . Kini telah dikenal beragam alat
pengambilan darah dan mudah diperoleh di pasaran
Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb
dantomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti
mengiris/memotong(cutting). Dulu dikenal istilah vena sectie (Bld), venesection
atau veni section(Ing). Sedangkan Flebotomist adalah seorang tenaga medic yang
telah mendapat latihanuntuk mengeluarkan dan menampung specimen darah dari
pembuluh darah vena,arteri atau kapiler. Teknik flebotomi merupakan suatu cara
pengambilan darah (sampling) untuk tujuan tes laboratorium atau bisa juga
pengumpulan darah untuk didonorkan.

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur tindakan


dan pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita
dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), atau sample dari hasil
biopsy.

Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil


laboratorium yaitu:

1. Pra intrumentasi : sebelum pemeriksaan

2. Instrumentasi : saat pemeriksaan (analisa)

1
3. Pasca instrumentasi : saat menulis hasil pemeriksaan

Dalam praktek flebotomi seorang flebotomis harus menguasai dasar-dasar


pengerjaan flebotomis yang baik dan benar guna untuk memberi pelayanan yang
baik kepada pasien. Sehingga, pasien merasa nyaman. Selain itu flebotomis juga
harus memahami cara penanganan dan pengiriman sampel yang baik dan benar.
Sehingga kualitas dari sampel tetap terjamin dengan baik. Jadi, hasil yang
diperoleh dari pemeriksaan sampel tersebut terjamin.

2
BAB II
Isi

A. Pengumpulan Sampel darah


Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy
yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik,
ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena
(venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi.
Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah
phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
1. Pengambilan Darah Vena dengan Syring
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring)
merupakan cara yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium
klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah
sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung
silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran jarum yang sering
dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil
adalah: 21G, 22G, 23G, 24G dan 25G.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien
usia lanjut dan pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (kecil).
Prosedur :
a. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : syring, kapas alkohol 70%,
tali pembendung (turniket), plester, dan tabung. Untuk pemilihan
syring, pilihlah ukuran/volume sesuai dengan jumlah sampel yang
akan diambil, pilih ukuran jarum yang sesuai, dan pastikan jarum
terpasang dengan erat.
b. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan
pasien senyaman mungkin.
c. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan.
d. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat.
Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
e. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
f. Minta pasien mengepalkan tangan.

3
g. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat
siku.
h. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah
pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak
teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
i. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan
jangan dipegang lagi.
j. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk
ke dalam semprit (dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
k. Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta
pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil
kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
l. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum.
Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit.
Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
2. Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Tabung vakum pertama kali dipasarkan oleh perusahaan AS BD
(Becton-Dickinson) di bawah nama dagang Vacutainer. Jenis tabung
ini berupa tabung reaksi yang hampa udara, terbuat dari kaca atau
plastik. Ketika tabung dilekatkan pada jarum, darah akan mengalir
masuk ke dalam tabung dan berhenti mengalir ketika sejumlah volume
tertentu telah tercapai.
Jarum yang digunakan terdiri dari dua buah jarum yang
dihubungkan oleh sambungan berulir. Jarum pada sisi anterior
digunakan untuk menusuk vena dan jarum pada sisi posterior
ditancapkan pada tabung. Jarum posterior diselubungi oleh bahan dari
karet sehingga dapat mencegah darah dari pasien mengalir keluar.
Sambungan berulir berfungsi untuk melekatkan jarum pada sebuah
holder dan memudahkan pada saat mendorong tabung menancap pada
jarum posterior.

4
Prosedur :
a. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%,
tali pembendung (turniket), plester, tabung vakum.
b. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
c. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah; usahakan
pasien senyaman mungkin.
d. Identifikasi pasien dengan benar sesuai dengan data di lembar
permintaan.
e. Verifikasi keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat.
Catat bila pasien minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
f. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak
melakukan aktifitas.
g. Minta pasien mengepalkan tangan.
h. Pasang tali pembendung (turniket) kira-kira 10 cm di atas lipat
siku.
i. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan
(palpasi) untuk memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah
pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Jika vena tidak
teraba, lakukan pengurutan dari arah pergelangan ke siku, atau
kompres hangat selama 5 menit daerah lengan.
j. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas
alcohol 70% dan biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan
jangan dipegang lagi.
k. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas.
Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum
bagian posterior tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir
masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai darah berhenti mengalir.
Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung pertama terisi,
cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
l. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau
plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
m. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum.
Tekan kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit.
Jangan menarik jarum sebelum turniket dibuka.
B. Penanganan sampel

5
Integritas sampel menentukan keakuratan hasil laboratorium. Integritas
sampel berupa Dokumentasi, pengumpulan, penanganan, transportasi dan
penyimpanan sampel yang baik.
1. Dokumentasi saat flebotomi
a. Dokumentasi 1
Formulir laboratorium harus terisi informasi lengkap
b. Dokumentasi 2
Informasi lengkap :
1) Cara permintaan pemeriksaan laboratorium : tertulis/via telefun
2) Kelengkapan identitas pasien (nama, umur/tanggal lahir, alamat,
nomor rekam medis : identifikasi yang benar.
3) Kelengkapan identitas pengirim (nama, asal ruangan)
c. Dokumentasi 3
1) Informasi khusus : puasa, keterangan klinis/diagnosis, obat
2) Jenis pemeriksaan : tentukan tipe tabung.
3) Sampel : tanggal dan jam pengambilan, jenis sampel, lokasi
tubuh yang diambil, teknik pengambilan (vena/kapiler), jenis
transportasi, jam pemrosesan, jam penyimpanan
d. Dokumentasi 4
1) Nama flebotomis
2) Keterangan saat tindakan flebotomi : sulit
3) Pelabelan pada tabung : kecocokan dengan pasien
2. Penangangan Sampel
a. Penanganan sampel 1
Pelabelan :
1) Dilakukan flebotomis : cocokkan dengan identitas pasien.
2) Setelah pengambilan darah selesai.
b. Penanganan Sampel 2
Kriteria penolakan sampel :
1) Tidak berlabel
2) Sampel hemolisis/lipemik/ikterik ?
3) Penggunaan tabung yang salah
4) Salah sampel (tidak sesuai dengan formulir)
5) Volume sampel tidak adekuat.
6) Stabilitas sampel tidak baik (selisih lama waktu mulai dari
pengambilan sampel dan penerimaan sampel.
c. Penanganan Sampel 3
1) Anggap seluruh sampel infeksius : APD (Hindari kebocoran container,
Hindari kontaminasi formulir).
2) Jenis Permintaan : urgent
3) Penundaan pemeriksaan : perhatikan pemisahan serum/plasma dari sel dan
penyimpanan.
4) Perhatikan stabilitas sampel (suhu, lama penundaan, cahaya)
d. Penanganan Sampel 4

6
Pemisahan serum/plasma dari sel yaitu Segera pisahkan dari sel
Maksimum 2 jam dari jam pengambilan pada suhu kamar, kecuali
(harus < 2 jam) : Kalium, Asam Laktat, glukosa.
e. Penanganan Sampel 5
1) Efek lama pemisahan serum-sel (2 jam):
a) Glukosa menurun
b) Kalium meningkat
c) LDH meningkat
2) Efek lama pemisahan serum-sel (8 jam) : Fe meningkat
f. Penanganan Tahap Presentrifugasi 1
1) Serum : Sampel harus beku sebelum sentrifugasi.
2) Plasma : Sentrifugasi dapat segera setelah pengambilan darah.
3) Tabung sitrat : homogenisasi 3-4 kali.
4) Tabung non sitrat : homogenisasi 5-10 kali
g. Penanganan Sampel Tahap Pascasentrifugasi
1) Batas penyimpanan serum atau plasma (suhu kamar) : 8 jam.
2) > 8 jam : simpan pada 2-8C.
3) > 48 jam : bekukan pada 20 C
4) Penyimpanan pada gel separator : tergantung ketentuan pabrik.
C. Pengiriman sampel
a. Pengiriman sample, Memperhaikan keamanan pengiriman :
packaging.
b. Memperhatikan mode pengiriman : hand delivery, kurir (sesuai IATA),
pneumatic tube.
c. memperhatikan kebutuhan sampel : suhu pengiriman (dingin/suhu
ruangan), lama pengiriman sampel (cek jam pengambilan dan jam
penerimaan sampel), cahaya.
d. Posisi tabung selalu vertikal saat pengiriman.
e. Buat kebijakan :
1) Sampel apa yang akan disimpan.
2) Tentukan waktu retensi.
3) Tentukan lokasi penyimpanan (akses mudah mengambil sampel).
4) Yakinkan kondisi penyimpanan yang tepat.
5) Penomoran box sampel.
6) Sampel tertunda diperiksa dalam 24 jam(PT) dan 4 jam (aPTT dan
pemeriksaan lain) : plasma dibekukan pada -20 C (2 minggu) atau
-70 C (6 bulan).
7) Pencairan sampel beku : suhu 37 C dan segera periksa. Bila
masih tertunda, simpan pada suhu 4 C (maksimal 2 jam).
8) Hasil APTT dipengaruhi proses pembekuan

BAB III
Penutup

7
A. Kesimpulan
Flebotomi (bahasa inggris:phlebotomy) berasal dari kata Yunani
phleb dantomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan tomia berarti
mengiris/memotong(cutting). Dulu dikenal istilah vena sectie (Bld),
venesection atau veni section(Ing). Sedangkan Flebotomist adalah
seorang tenaga medic yang telah mendapat latihan untuk
mengeluarkan dan menampung specimen darah dari pembuluh darah
vena, arteri atau kapiler. Ada beberapa kompetensi minimal yang harus
dimiliki seorang flebotomist, dan perilaku professional yang harus
dipatuhi seorang flebotomist. Darah dapat diperoleh melalui
pengambilan darah vena, darah kapiler dan darah arteri.
Dalam praktek flebotomi seorang flebotomis harus menguasai
dasar-dasar pengerjaan flebotomis yang baik dan benar guna untuk
memberi pelayanan yang baik kepada pasien. Sehingga, pasien merasa
nyaman. Selain itu flebotomis juga harus memahami cara penanganan
dan pengiriman sampel yang baik dan benar. Sehingga kualitas dari
sampel tetap terjamin dengan baik. Jadi, hasil yang diperoleh dari
pemeriksaan sampel tersebut terjamin.
B. Saran
Seorang analis kesehatan kita hendaknya mampu menerapkan
kompetensi standart dan standart professional phlebotomy sehingga
dalam menjalankan tugas sebagai petugas kesehatan dapat memberikan
pelayanan yang bermutu untuk pelanggan.

Daftar Pustaka

1. http://rochmiardiningsih.blogspot.co.id/
2. https://srimujiasih.wordpress.com/2015/03/04/phlebotomy/
3. http://lindalestariayu.blogspot.co.id/2015/01/makalah-flebotomi.html
4. http://andesvacorp-jumbox.blogspot.co.id/2011/10/pengambilan-dan-
penanganan-sampel.html
5. http://dokumen.tips/documents/penanganan-sampel.html
6. http://andrianiluphy.blogspot.co.id/p/prosedur-specimen.html

8
7. http://labkesehatan.blogspot.co.id/2009/12/phlebotomy.html

Anda mungkin juga menyukai