PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen, dan kegiatan ini menjadi fungsi utama perusahaan.
Proses kegiatan mengubah bahan baku menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah
lebih tinggi disebut proses produksi (Prasetya dan Lukiastuti, 2009). Tujuan manajemen
produksi adalah untuk mengelola penggunaan sumber daya berupa faktor-faktor yang
tersedia, baik berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin, dan fasilitas produksi berjalan efektif
produksi yang bersifat proyek (Handoko, 2005). Proses produksi terus-menerus (Continuous
Process) adalah proses produksi yang berlangsung secara terus-menerus dan peralatan
menghasilkan produk, arus barang, serta arus bahan dalam proses yang telah distandarisasi.
Proses produksi terputus-putus (Batch Process) adalah kegiatan proses produksi yang
dilakukan secara tidak standar atau putus-putus, sehingga peralatan produksi bersifat
fleksibel. Sedangkan proses produksi yang bersifat proyek adalah kegiatan proses produksi
yang dilakukan pada tempat tertentu dan waktu yang berbeda-beda, sehingga peralatan
produksi yang digunakan ditempatkan pada lokasi dimana proyek tersebut dilaksanakan pada
saat yang direncanakan. Tujuan manajemen produksi adalah untuk mengelola penggunaan
sumber daya agar proses produksi berjalan efektif dan efisien (Kristanto, 2002).
Pupuk merupakan suatu bahan yang ditambahkan pada media tanam yang berfungsi
sebagai penyuplai berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman, Seiring dengan
1
perkembangan industri pupuk di Indonesia yang semakin tinggi, terutama untuk industri
pupuk non subsidi yang bersaing sempurna. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
perusahaan penghasil pupuk non subsidi yang ada sehingga memunculkan adanya persaingan
antar perusahaan pupuk non subsidi. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat ini,
setiap perusahaan pupuk dituntut untuk melakukan beberapa usaha agar mendapatkan
performansi kerja dan layanan bagi konsumen yang semakin baik. Sehingga dengan kondisi
PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
penghasil pupuk terbesar di Indonesia. Di tempat ini semua proses produksi pupuk dilakukan,
mulai pencarian bahan baku yang berkualitas sampai menghasilkan berbagai jenis pupuk.
kecil tetapi berakibat fatal. Seperti penerapan metode yang kurang efektif pada proses
produksinya yang menimbulkan waktu tunggu/delay dalam proses produksi yang dapat
memberikan dampak kerugian finansial bagi perusahaan. dan apabila terjadi suatu perhentian
pada proses produksi tertentu, maka sangat mempengaruhi proses produksi lainnya, atau
dapat dikatakan bila satu bagian kecil dari proses produksi gagal maka keseluruhan proses
Melihat pentingnya proses produksi bagi perusahaan maka penulis tertarik untuk
PETROKIMIA GRESIK
2. Rumusan Masalah
2.1 Bagaimana penerapan proses produksi di PT. Petrokimia Gresik ?
2.2 Bagaimana pengendalian mutu dalam proses produksi di PT. Petrokimia Gresik ?
2
3. Tujuan Penelitian
3.1 Untuk mengetahui penerapan proses produksi di PT. Petrokimia Gresik.
3.2 Mengetahui bagaimana pengendalian mutu dalam proses produksi di PT. Petrokimia
Gresik.
4. Manfaat Penelitian
4.1. Bagi Mahasiswa
Sebagai tempat untuk mempraktekkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan
dan juga untuk menambah pemahaman sejauh mana penerapan proses produksi di
perusahaan.
4.2. Bagi Umum
Sebagai media untuk menambah wawasan bersama dalam hal proses produksi di
suatu perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Landasan Teori
2.1 Pengertian Proses Produksi
Sekarang ini banyak dijumpai perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan atau keinginan masyarakat. Untuk memproduksi barang dan jasa
tersebut diperlukan adanya proses produksi. Sebelum membahas mengenai proses produksi,
terlebih dahulu akan dibahas arti dari proses yaitu : Proses adalah suatu cara, metode
maupun teknik untuk penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu (Agus
3
Ahyari, 2002: 65). Sedangkan produksi adalah: Kegiatan untuk mengetahui penambahan
manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi yang
bermanfaat bagi pemenuhan konsumen (Sukanto Reksohadiprodjo, 2000: 1). Dari uraian di
atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mengenai proses produksi, yang dimaksud
dengan proses produksi adalah: Suatu cara, metode maupun teknik bagaimana penambahan
manfaat atau penciptaan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi
rangkaian yang saling berkaitan untuk memberikan nilai atau menambah nilai kegunaan
terhadap suatu barang. Suatu proses produksi yang bertujuan memberi nilai suatu barang
dapat dilihat pada proses produksi yang mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi. Sedangkan proses produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau
kegunaan suatu barang atau jasa dapat dilihat pada proses produksi yang merubah barang
tenaga kerja, modal, serta teknologi) menjadi hasil produksi atau produk. Agar tujuan
berproduksi yaitu memperoleh jumlah barang atau produk (termasuk jenis produk), dengan
harga dalam waktu serta kualitas yang diharapkan oleh konsumen, maka proses produksi
Untuk menghasilkan suatu produk dapat dilakukan melalui beberapa cara, metode dan
teknik yang berbeda-beda. Walaupun proses produksi sangat banyak, tetapi secara garis besar
4
Adalah suatu proses produksi dimana terdapat pola urutan yang pasti dan tidak
bersangkutan sejak dari bahan baku sampai menjadi bahan jadi (Pangestu Subagyo, 2000: 9).
3) Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi adalah mesin-mesin yang bersifat
4) Karyawan tidak perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi karena mesin-
5) Apabila terjadi salah satu mesin rusak atau berhenti maka seluruh proses produksi
terhenti.
6) Jumlah tenaga kerja tidak perlu banyak karena mesin-mesinnya bersifat khusus.
7) Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses lebih sedikit dari proses produksi
terputus-putus.
5) Biaya tenaga kerja rendah, karena jumlah tenaga kerja sedikit dan tidak memerlukan
tenaga ahli.
5
6) Biaya pemindahan bahan baku lebih rendah, karena jarak antara mesin yang satu
dengan yang lain lebih pendek dan pemindahan tersebut degerakkan tenaga mesin.
2) Proses produksi mudah terhenti apabila terjadi kemacetan di suatu tempat atau tingkat
proses.
Adalah proses produksi dimana terdapat beberapa pola atau urutan pelaksanaan
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan sejak bahan baku sampai menjadi produk
1) Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil didasar atas pesanan.
fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama, dikelompokkan pada tempat
yang sama.
5) Proses produksi tidak mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan salah satu mesin
atau peralatan.
6
b. Kebaikan atau kelebihan proses produksi terputus-putus adalah:
b) Jenis atau type mesin yang digunakan bersifat umum (general purpose machine).
c) Sistem pemindahan yang tidak menggunakan tenaga mesin tetapi tenaga manusia.
2) Mesin-mesin yang digunakan dalam proses bersifat umum, maka biasanya dapat
3) Proses produksi tidak mudah terhenti akibat terjadinya kerusakan atau kemacetan di
1) Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat sukar
macam produk dan dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena
2) Karena pekerjaan scheduling dan routing banyak dan sukar dilakukan, maka
3) Dibutuhkan investasi yang sangat besar dalam persediaan bahan mentah dan bahan
dalam proses, karena prosesnya terputus-putus dan produk yang dihasilkan tergantung
pesanan.
7
4) Biaya tenaga kerja dan biaya pemindahan sangat tinggi, karena banyak menggunakan
tenaga manusia dan tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga ahli dalam pengerjaan
Untuk dapat menentukan jenis proses produksi dari suatu perusahaan, maka perlu
mengetahui sifat-sifat atau ciri-ciri proses produk. Baik itu proses produksi terus-menerus
Proses produksi yang bersifat proyek, dimana kegiatan produksi dilakukan pada
tempat dan waktu yang berbeda-beda, sehingga peralatan produksi yang digunakan
ditempatkan di tempat atau lokasi dimana proyek tersebut dilaksanakan dan pada saat
yang direncanakan. Bentuk operasi aliran proyek banyak digunakan untuk memproduksi
produk produk yang bersifat khusus atau unik, seperti kapal, pesawat terbang, gedung dan
lain-lain. Setiap unit produk tersebut dibuat sebagai suatu barang tunggal, meskipun tidak ada
aliran produk bagi suatu proyek tetapi ada urutan-urutan operasi dimana seluruh operasi atau
Masalah yang mungkin akan sering terjadi dalam manajemen proyek adalah perencanaan,
proyek secara keseluruhan. Bentuk operasi - operasi proyek digunakan bila ada kebutuhan
akan kreatifitas dan kekhususan dalam pembuatan suatu produk. Sulit untuk
serbaguna terkadang digunakan untuk mengurangi kebutuhan tenaga kerja. Proyek proyek
ditandai dengan biaya yang tinggi dan kesulitan dalam perencanaan dan pengawasan
managerial. Ini diakibatkan karena proyek pada dasarnya sukar dirumuskan, dan mungkin
8
2.3 Pengertian Pengendalian Proses Produksi
salah satu fungsi manajemen yang mengadakan penilaian bila perlu mengadakan koreksi,
sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud
pengendalian proses produksi, terlebih dahulu akan dibahas arti dari pengendalian yaitu :
Pengendalian adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang ditetapkan (T. Hani Handoko, 2005).
Sedangkan yang dimaksud dengan proses produksi adalah kegiatan dalam suatu
perusahaan yang di arahkan untuk menjamin kontinuitas dan aktifitas untuk menyelesaikan
produk sesuai dengan bentuk dan waktu yang diinginkan dalam batas-batas yang
Proses produksi merupakan suatu bentuk kegiatan yang paling penting dalam
pelaksanaan produksi disuatu perusahaan. Hal ini karena proses produksi merupakan cara,
metode maupun teknik bagaimana kegiatan penambahan faedah atau penciptaan faedah
tersebut dilaksanakan. Kelancaran proses produksi sangat dipengaruhi sistem produksi yang
telah dipersiapkan sebelum perusahaan melaksanakan proses produksi. Selain itu demi
kelancaran proses produksi diperlukan pula pengendalian proses produksi yang akan
9
Sesuai dengan kegiatan dalam suatu perusahaan maka perusahaan harus diarahkan untuk
menjamin kontinuitas dan aktivitas kegiatan untuk menyelesaikan produk sesuai dengan
bentuk dan waktu yang diinginkan dalam batas-batas yang direncanakan. Untuk
Agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar diperlukan pengendalian
yang baik. Pengendalian proses produksi meliputi kapan produksi dimulai dan kapan
Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan dibidang produksi. Perusahaan
menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganngu, maka
dengan adanya pengendalian bahan baku diharapkan kegiatan produksi dapat berjalan lancar
serta dapat menentukan standart bahan baku yang baik, mengenai apa yang harus dipesan,
Pengendalian tenaga kerja merupakan salah satu unsur yang penting di dalam
pengendalian produksi. Berhasil tidaknya suatu proses produksi akan tergantung kepada
kemampuan kerja dan kesungguhan kerja dari para karyawan perusahaan. Sehingga
pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan bidang keputusan yang
10
Para pengawas bagian produksi setiap saat harus melakukan pengawasan serta membuat
Pengendalian kualitas adalah aktivitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas
adanya kemajuan dalam perusahaan dengan standart yang ada (Pangestu Subagyo, 2000).
Pengendalian kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki produk bila
diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah barang yang
Hal yang bisa dilakukan sejak bahan baku, barang dalam proses, maupun sampai barang
jadi. Sehingga dapat diambil langkah-langkah untuk menentukan tindakan apa yang harus
diambil di dalam proses produksi serta usaha untuk memelihara dan mempertahankan mutu
penentuan waktu kerja, pemberian perintah kerja, dan tindal lanjut dalam pelaksanaan (Agus
11
Untuk merencanakan tentang apa dan berapa produk yang akan diproduksi oleh
perusahaan yang bersangkutan dalam suatu periode yang akan datang. Hal yang perlu
akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling rendah untuk pelaksanaan suatu proses produksi
itu sendiri.
Suatu fungsi yang menetukan urutan suatu proses produksi yang akan dilaksanakan
oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menetukan urutan kegiatan kerja yang logis,
sistematis, dan ekonomis melalui urutan mana bahan baku yang dipersiapkan untuk diproses
Suatu fungsi yang mentukan waktu kerja kapan pekerjaan proses produksi akan
dilaksanakan. Penentuan waktu kerja yang tepat dan jelas akan dapat membantu tercapainya
Yang memiliki fungsi untuk menyampaikan perintah kepada bagian pengelolaan yang
akan dilakukan sesuai dengan urutan pekerjaan yang telah ditentukan. Pemberian perintah
kerja merupakan awal dari pelaksanaan suatu pekerjaan untuk menyelesaikan produk yang
Fungsi yang menindaklanjuti dalam kegiatan proses produksi. Sebab walaupun urutan
kerja dan waktu kerja sudah disusun dengan baik, kemudian diberikan perintah untuk
memulai suatu pekerjaan, bukan berarti semua proses produksi dapat berjalan dengan yang
12
perlu adanya tindak lanjut dalam proses produksi. Diharapkan dengan adanya tindak lanjut
yang mengganggu kelancaran dalam proses produksi sehingga sebisa mungkin akan dapat
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah Perusahaan Petro Kimia Gresik yang
13
3.2 Data Yang Diperoleh
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama misalnya dari individu
atau perseorangan, seperti wawancara, pengisian kuisioner atau bukti transaksi lainnya
(Husein Umar, 2003 : 67). Data ini semua merupakan data mentah yang nanti akan diproses
Dalam penelitian ini data primer diambil dari Perusahaan Petrokimia Gresik,
mengenai Penerapan Proses Produksi, yang dilaksanakan oleh Perusahaan Petrokimia Gresik.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul
data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Mudrajad Kuncoro, 2003 : 127).
Data sekunder yang diperoleh dari Perusahaan Petrokimia Gresik berupa laporan
tahunan perusahaan, artikel dan laporan praktek kerja lapangan mahasiswa diperusahaan
tersebut.
secara langsung pola perilaku subjek (orang), objek (benda) atau kejadian sistematik tanpa
ada perhitungan atau komunikasi dengan individu (subjek) yang diteliti dan berhubungan
dengan permasalahannya.
2. Wawancara (interview)
14
Suatu cara mengumpulkan data dengan menanyakan langsung kepada informan atau
pihak yang kompeten dalam suatu perusahaan. Dalam wawancara, hasil yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan secara kualitatif dan memiliki nilai yang tinggi (Darmadi Durianto,
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu metode penelitian yang bertujuan
untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek, orang atau segala
sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka
maupun kata-kata. Tipe yang paling umum dari penelitian deskriptif ini meliputi penilaian
sikap atau pendapat individu, organisasi, keadaan atau prosedur (Mudrajad Kuncoro, 2003).
BAB IV
1. Sejarah Perusahaan
PT Petrokimia Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) yang berada di
wilayah Gresik, Jawa Timur. Produk utama dari PT Petrokimia Gresik adalah pupuk nitrogen
(pupuk NPK, pupuk ZA dan pupuk Urea) dan pupuk fosfat (pupuk SP-36) serta bahan-bahan
15
kimia lainnya seperti CO2 cair dan kering (dry ice), amoniak, asam sulfat, asam fosfat, O 2 dan
N2 cair.
PT Petrokimia Gresik berdiri pada tahun 1960 berdasarkan TAP MPRS No.II/1960
sebagai proyek prioritas dalam pola pembangunan Nasional semesta berencana tahap I (1961-
1969) dan diperkuat dengan surat KEPRES No.260/1960. Pada tahun 1964 berdasarkan
instruksi Presiden No. I/1963, PT Petrokimia dikembangkan dan diborong oleh kontraktor
COSINDIT SPA dari Italia. Pembangunan fisik dimulai pada awal tahun 1966 dengan
berbagai hambatan yang dialami, yaitu adanya krisis ekonomi sehingga menyebabkan
pembangunan proyek tertunda pada tahun 1968. Pada tahun 1969 pembangunan proyek
dimulai kembali sampai percobaan pertama operasional pabrik pada Maret 1970.
PP No. 55/1971
2 Persero
PP No. 28/1997
1 Tahun 1960
16
Pendirian pabrik pupuk yang didasarkan pada TAP MPRS No.II/MPRS/1960. Proyek
ini merupakan proyek prioritas pada masa itu dengan nama Projek Petrokimia
Surabaja.
2 Tahun 1964
Tahun ini merupakan tahap pembangunan fisik yang pertama berdasarkan Inpres No.
dari Italia.
3 Tahun 1968
Proyek sempat terhenti karena terjadi pergolakan politik dan keadaan ekonomi yang
memburuk.
4 Tahun 1971
Status badan usah projek Petrokimia Surabaja diubah menjadi perusahaan umum
5 10 Juli 1972
Gresik.
10 Juli 1975
17
1.2 Visi dan Misi PT Petrokimia Gresik
A. Visi
Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan
B. Misi
1. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk tercapainya program swasembada
pangan.
2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran kegiatan operasional dan
PT Petrokimia Gresik mempunyai areal tanah seluas 450 ha dengan lahan yang telah
ditangani sebesar 300 ha. Areal tanah yang ditempati ini meliputi 10 desa yang ada di tiga
kecamatan, yaitu :
hasil studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek Industri (BP3I) yang
masa konstruksi, pengadaan bahan baku, maupun perindustrian hasil produksi melalui
angkutan laut.
e. Dekat dengan pusat pembangkit listrik.
18
f. Dekat dengan Surabaya yang memiliki kelengkapan yang memadai diantaranya tenaga
Penetapan lokasi perusahaan atau pabrik merupakan fase yang sangat penting dalam
proses perancangan pabrik. Berdasarkan latar belakangnya penentuan lokasi perusahaan yang
telah dilakukan oleh PT Petrokimia Gresik, dapat dilihat bahwa perusahaan tersebut telah
lokasi usaha ini terlibat penilaian yang bersifat siklis. Faktor satu akan berpengaruh terhadap
lainnya dan akhirnya muncul satu atau beberapa pertimbangan yang dapat mengesampingkan
faktor lain.
menjadi tujuan utama setiap perusahaan. Hal itu ditentukan oleh struktur organisasinya.
melaksanakan tugas yang dibebankan padanya, juga mengatur sistem dan hubungan
struktural antara fungsi-fungsi atau orang-orang dihubungkan satu dengan yang lain dalam
pemerintah dan perkembangan situasi nasional serta disesuaikan dengan kebutuhan pabrik
yang menyangkut keadaan sosial, ekonomi, dan politik. Struktur organisasi di PT. Petrokimia
19
Direktur Utama
Gm Pabrik Gm Gm Sumber
GM Pemasaran Gm Penjualan Gm Teknologi Gm Riset
I, II & III Pengembangan Daya Manusia
dimana Direktur Utama membawahi 4 orang Direktur. Struktur organisasi yang terdapat di
PT Petrokimia Gresik termasuk dalam struktur organisasi berbentuk piramida. Hal ini
menunjukkan tingkatan atau hirarki yang jelas dimana terdapat perbedaan posisi baik
menyangkut peran dan fungsi maupun mekanisme kerja organisasi. Tingkatan ini
diwujudkan dalam bentuk atasan dan bawahan (lini dan staff). Atasan dipimpin oleh
sekelompok orang tertentu saja, sedangkan jabatan di bawahnya terdiri dari sejumlah orang
organisasi ini merupakan struktur organisasi yang umum digunakan oleh suatu perusahaan.
PT Petrokimia Gresik merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang pupuk
berskala nasional. PT Petrokimia Gresik adalah salah satu perusahaan yang mempunyai
konstribusi yang cukup besar pada kegiatan penyediaan pupuk nasional. Wilayah PT
Petrokimia Gresik berada di wilayah Gresik provinsi Jawa Timur. Kelancaran proses produksi
harus diperhatikan perusahaan untuk bisa memenuhi permintaan dari konsumen yang tidak
sedikit (Handoko, 2005). Hal ini perlu didukung pengelolaan yang baik dan terintegrasi,
20
pupuk urea merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh PT Petrokimia Gresik, oleh
sebab itu peneliti merangkum tahapan proses produksi pembuatan pupuk urea di pabrik
Petrokimia Gresik dapat kita lihat dibawah ini, yaitu sebagai berikut:
(Bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi harus dapat memenuhi
a. Synthesis Section
b. Purification Section
c. Concentration Section
d. Prilling Section
e. Recovery Section
f. Process Condensate Treatment Section
3. Pengemasan
(Pengemasan merupakan tahap akhir sebelum dilakukan penyimpanan (storage) terhadap
produk)
4. Penyimpanan
(Penyimpanan Produk pupuk urea yang telah dikemas atau akan didistribusi)
Adapun proses lainnya yang harus diperhatikan dalam proses produksi pupuk sebagai
berikut:
1. Pengendalian Mutu
(Kegiatan yang mengoptimalkan kontinyuitas, koordinasi aktivitas dan penyelesaian
produk sesuai dengan jumlah, mutu, dan waktu yang ditargetkan dalam batas finansial
yang direncanakan).
Pengendalian mutu pada proses produksi pupuk urea di Petrokimia terdiri dari 3 bagian:
a. Pengendalian Bahan Baku
b. Pengendalian Proses
c. Pengendalian Produk Jadi
2. Sanitasi
21
(Sanitasi merupakan hal yang harus diperhatikan dalam proses produksi karena akan
4.3 Pembahasan
Proses Produksi
PT Petrokimia memproduksi berbagai pupuk dan non-pupuk juga produk inovasi
lainnya, salah satu contoh produk yang akan dijelaskan dalam proses produksinya yaitu pada
pupuk Urea yang merupakan salah satu produk unggulan PT Petrokima Gresik, dibawah ini
merupakan alur proses produksi dari pupuk urea yaitu, sebagai berikut:
1. Pemilihan Bahan Baku
Bahan Baku yang digunakan oleh PT Petrokimia Gresik untuk pembuatan pupuk urea
adalah berupa ammonia cair (NH3) dan karbondioksida (CO2) kedua bahan baku tersebut
didapatkan dari Pabrik Ammonia PT Petrokimia Gresik, ammonia cair merupakan produk
utama yang dihasilkan oleh pabrik ammonia, sedangkan karbondioksida gas merupakan
produk samping yang dihasilkan oleh pabrik ammonia selama proses produksi ammonia.
Kedua bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi harus dapat memenuhi
AMMONIA KARBONDIOKSIDA
Kadar NH3 min 99,5% Kadara CO2 min 99%
Kadar H2O max 0,5% Kadar Hydrogen max 0,8%
tekanan 20 kg/cm2 Tekanan 1 kg/cm2
Total
max 19,3 kg/cm2
Sulfur
Karena bahan baku yang digunakan oleh Pabrik Urea berasal dari ammonia yang
merupakan satu lokasi Pabrik I PT Petrokimia Gresik, maka pabrik urea dapat lebih mudah
pemenuhan kebutuhan bahan baku, pendistribusian, dan penentuan karakteristik bahan baku.
Namun bila terjadi masalah/shut-down time pada pabrik Ammonia akan secara langsung
22
menggangu aktivitas produksi di Pabrik Urea, dibutuhkan waktu kurang lebih satu hari untuk
waktu start-up dan hal tersebut seudah menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi
mesin dan peralatan produksi dioperasikan terus-menerus selama 24 jam sehari dan 7 hari
seminggu. Pupuk Urea dibuat dengan mereaksikan amoniak dengan karbondioksida dan
ammonia cair dari pabrik ammonia. Adapun Proses produksi Urea sebagai berikut :
1. Synthesis Section
Tahapan ini merupakan tahapan terpenting dari proses pembuata urea. Pada tahapan
ini terjadi reaksi pembentukan ammoium carbomate dengan mereaksikan NH3 dan
CO2 gas dan selanjutnya diikuti dengan reaksi dehidrasi ammonium carbomate
menjadi urea. Kedua reaksi tersebut terjadi di dalam Urea reactor larutan recyle
carbamate dari recovery section juga dimasukkan ke dalam reactor untuk direaksikan
pada tahap synthesis. Ammonium carbonate yang tidak terkonversi di dalam seksi
synthesis diuraikan dan dipisahkan dari larutan urea dengan cara penurunan tekanan
dan pemanasan dalam dua tingkat decomposer dan dikirim ke tahapan recovery.
3. Concentration Section
Pada tahapan ini terjadi, larutan urea yang telah dimurnikan ke dalam concentrator
terjadi proses pemekatan larutan urea sampai 99,7% kemudian dikirim ke prilling
section untuk dilakukan pembutiran. Urea, air, ammonia, dan CO2 yang tercampur
23
menjadi satu larutan dan lolos dari proses pemekatan akan dikirim ke process
dari distributor larutan urea dijatuhkan kebawah sambil didinginkan oleh udara dari
bawah dan menghasilkan produk urea butiran. Produk urea kemudian dikirim ke
bagian pengantongan dengan belt conveyor. Agar tidak mudah menggumpal selama
penyimpanan di dalam gudang, butiran urea yang dihasilkan dari prilling tower
dilapisi dengan cairan anticacking minimal 50 ppm. Ukuran rata-rata produk akhir
dan dari process condensate treatment section. Reaksi ini berlangsung pada HP & LP
direaksikan kembali.
6. Process Condensate Treatment Section
Uap air hasil penguapan pada tahapan evaporasi didinginkan dan dikondensasi.
Sebagian kecil urea, ammoniak, dan CO2 dalam proses kondensat diolah dan
kondensat diolah dengan mixed bed ion exchanger dan dikirim ke deareator pada unit
utilitas.
3. Pengemasan
24
Pengemasan merupakan tahap akhir sebelum dilakukan penyimpanan (storage)
terhadap produk. Pengemasan Urea yang dilakukan oleh PT Petrokimia Gresik dilakukan
dengan cara pengantongan (Bagging). Produk curah berupa urea prill yang telah terbentuk
dengan belt conveyor, urea prill dilapisi uresoft sebagai anticracking agar dalam
penyimpanan produk urea tidak akan terjadi penggumpalan. Produk urea prill dikemas
dengan kantong plastik berkapasitas 50 kg, dan kemudian disimpan dalam gudang sebelum
produk, karena dengan proses pengantongan (bagging) akan mengurangi kontak langsung
antara produk dengan udara luar yanng dapat menyebabkan terjadinya penggumpalan pada
pupuk urea. Dan dengan adanya Belt conveyor maka pendistribusian produk pupuk urea ke
4. Penyimpanan
PT Petrokimia Gresik menerapkan beberapa cara untuk menjaga kualitas produknya
anyaman Poly Ethylene (PE), dan kemasan bagian dalam berupa kantong plastik PE
yang kedap udara agar urea tidak bereaksi dengan uap air di udara dan tidak
menggumpal, sehingga keamanan pupuk urea selama masa penyimpanan tetap terjaga.
2 Pengangkutan pupuk urea di area gudang dengan cara di-staple diatas palet masing-
masing palet berisi 30 karung urea setara dengan 1,5 ton. kemudian urea diangkut
masing tumpukan sebanyak 4 palet atau tidak boleh lebih dari 20 tumpukan karung.
Hal ini dimaksudkan agar karung tidak mudah bergeser dan karung yang paling
25
4 Jarak tumpukkan dengan dinding ruang penyimpanan minimal 0,5 meter. Hal ini
dimaksudkan agar urea tidak menyerap kelembapan dari dinding penyimpanan yang
dapat menyebabkan urea menggumpal. Suhu ruangan yang paling optimal adalah 24-
27oC.
Cara penyimpanan pupuk urea ada dua macam, ada yang di-staple dan re-staple.
Perbedaannya adalah untuk re-stapel pupuk urea ditumpuk secara langsung tanpa dipisahkan
oleh palet. Palet hanya digunakan sebagai alas tanah. Keunggulan dari teknik ini adalah dapat
menghemat jumlah palet yang digunakan dan dapat meningkatkan jumlah pupuk yang
disimpan. Pada cara staple, palet tidak hanya digunakan sebagai alas tanah saja, tetapi juga
ikut ditumpuk membatasi setiap 5 tumpukan karung urea. Keunggulan dari teknik staple ini
adalah dapat mempermudah mobilitas pupuk urea dalam gudang (mudah dipindah) dan dapat
menghemat biaya pengangkutan kuli karena bisa langsung dipindah dengan menggunakan
forklift.
Berikut proses yang harus diperhatikan berkaitan dengan proses produksi pupuk sebagai
berikut:
1. Pengendalian Mutu
dari unit ammonia. Ammonia cair yang digunakan pada unit produksi urea berasal dari unit
produksi ammonia. Kebutuhan ammonia yaitu 0,568 ton/ton urea. Umumnya karaktesik
26
Sedangkan gas CO2 yang diperlukan untuk pembuatan urea diproduksi oleh pabrik
Umpan gas CO2 yang akan memasuki unit sintesis hanya boleh mengandung
sejumlah kecil hidrogen (maksimum 0,8% volum), sehingga hidrogen perlu dihilangkan
terlebih dahulu di dalam dehydrogen column dimana terjadi reaksi pembakaran dengan
bantuan katalisator platinum. Kemudian umpan CO2 dengan tekanan minimum 0,8 kg/cm2
dan temperatur maksimum 38oC dikompresi hingga 160kg/cm2 dan diberikan udara anti
korosi dalam CO2 compressor sehingga kandungan O2 dalam CO2 antara 0,45-0,55% volum.
Sebagian besar gas CO2 kemudian diumpakan ke stripper untuk tujuan stripping CO2.
kg/cm2 dan 30o diperoleh dari ammonia reservoir kemudian di-boost up oleh ammonia bost
pump. Sebelum masuk ke dalam reactor, ammonia akan melewati ammonia untuk sebelum
masuk dalam reactor, ammonia akan melewati ammonia preheater untuk dipanaskan sampai
menganalisa pupuk urea yang telah jadi melalui uji kadar air, uji kadar biuret dan uji total N
urea. Mutu urea butiran yang telah ditetapkanoleh SNI (Standart Nasional Indonesia)
27
Tabel 6. Mutu Urea sesuai SNI 02-2801-1998
Kandungan Kadar
Air Maks 0,5%
Biuret Maks 1%
Nitrogen Min 46%
Bentuk Butiran
Warna Putih
masing-masing bagi tanaman dan juga bagi konsumennya (petani). Unsur N diperlukan oleh
tanaman dan tanah karena unsur ini merupakan unsur hara yang sangat penting bagi
keduanya, dengan jumlah minimal 46%. Unsur air dan biuret ini adalah hasil samping dari
proses produksi urea. Presentase kadar air dalam urea tidak boleh lebih dari 0,5% karena
apabila melebihi dapat menyebabkan pupuk menggumpal sehingga akan merugikan petani.
Kadar biuret urea tidak boleh melebihi 1% karena pada dasarnya biuret ini bersifat racun bagi
tanaman bila kadarnya melebihi batas. Apabila hasil produksi setelah dilakukan pengujian
oleh Laboratorium Pabrik I tidak sesuai SNI, maka produk akan diproses ulang atau rework.
Pada saat proses produksi berlangsung, pengendalian mutu juga dilakukan dengan
cara mengendalikan ukuran prill atau butiran pupuk. Butiran pupuk urea memliki standar
ukuran diameter 1,7 mm. Butiran pupuk yang lebih kecil dari ukuran ukuran standar (under
size) akan masuk pada screen pertama. Butiran yang sesuai dengan standart akan diteruskan
pada screen kedua untuk kemudian ditimbang dan dikemas, sedangkan butiran yang lebih
besar dari standar (over size) akan diteruskan masuk pad screen ketiga untuk kemudian
dihaluskan dan diproses kembali. Selama proses produksi akan pemantauan terhadap emisi
gas yang dihisap scrubber dan debu yang berasal dari proses.
Selain itu, selama proses produksi urea dilakukan analisa mutu pupuk yang terdiri uji
kadar air, uji kadar biuret dan uji total N urea. Uji kadar air dilakukan melalui metode titrasi
28
atau perhitungan dengan menggunakan alat dan reagent karl fisher. Uji kadar biuret
produk jadi disimpan di gudang penyimpanan produk jadi (warehouse) untuk menganalisa
spefikasi produk apakah masih sesuai atau sudah berkurang. Untuk mengendalikan mutu
produk jadi, apabila terjadi kerusakan pada saat pemindahan maka akan dilakukan Rebagging
setiap produknya dengan melakukan uji coba aplikasi produk. Perlakuan ini dilakukan pada
harapan dapat diketahui hasil nyata keunggulan pupuk yang bertujuan meingkatkan
peroduktivitas pertanian.
2. Sanitasi
Sanitasi merupakan hal yang harus diperhatikan dalam proses produksi karena akan
memberikan dampak pada produk yang dihasilkan. Sanitasi di PT. Petrokimia antara lain :
1. Sanitasi Pekerja
PT Petrokimia telah menetapkan beberapa prosedur yang harus ditaati karyawan
terutama bagian proses. Setiap karyawan yang memasuki ruang produksi/pabrik harus
menggunakan kelengkapan kerja seperti baju kerja, safety helm, penutup telinga, dan
safety shoes yang harus dipakai selama proses produksi. Sebelum karyawan
keselamatan kerja.
2. Sanitasi Produk
Sanitasi yang dilakukan terhadap produk adalah sebagai usaha menjaga mutu produk.
Sanitasi dilakukan dari bahan baku diterima sampai dengan bahan jadi. Sanitasi yang
29
kebersihan storage urea. Pemeliharaan kebersihan gudang/storage urea dilakukan
Sanitasi mesin dan peralatan dilakukan saat pabrik berhenti produksi yang
dikarenakan suatu alasan tertentu. Tujuan dari sanitasi mesin dan peralatan produksi
adalah :
Sanitasi diartikan sebagai usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang
sebagai cara untuk menyehatkan lingkungan hidup manusia terutama lingkungan fisik, yaitu
tanah, air, dan udara. Menurut WHO (World Healthy Organisation), Sanitasi lingkungan
diartikan sebagai upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin
hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada BAB IV, maka peneliti menarik
1) Bahwa proses produksi yang diterapkan dalam produksi urea di PT Petrokimia Gresik
termasuk dalam proses produksi tipe continous process, karena proses produksi
berlangsung secara terus menerus dengan urutan proses yang berlangsung secara
berurutan, yaitu:
1. Pemilihan bahan baku
30
Bahan baku yang digunakan oleh PT.Petrokimia Gresik untuk pembuatan pupuk urea
NH 3 CO2
adalah berupa ammonia cair ( ) dan Karbondioksida ( )
2. Proses produksi
Pupuk Urea dibuat dengan mereaksikan amoniak dengan karbondioksida dan
gas dan selanjutnya diikuti dengan reaksi dehidrasi ammonium carbomate menjadi
urea)
b. Purification Section
(Tahapan ini dilakukan untuk menambah kadar kemurnian larutan urea yang
c. Concentration Section
(Proses pemekatan larutan urea sampai 99,7% kemudian dikirim ke prilling section
urea butiran)
e. Recovery Section
CO2 NH 3
(Tahap reaksi penyerapan gas dan dari purification section dan dari
dengan menggunakan belt conveyor yang dilapisi uresoft sebagai anticracking agar
31
di-staple yaitu pupuk urea ditumpuk secara tidak langsung dan dipisahkan oleh palet,
sedangkan re-staple yaitu pupuk urea ditumpuk secara langsung dan tidak dipisahkan
oleh palet.
2) Pengendalian mutu dalam proses produksi pupuk urea terdiri dari 3 bagian
yaitu:
1. Pengendalian bahan baku
CO2
Gas yang akan memasuki unit sintesis hanya boleh mengandung sejumlah
Pada saat proses produksi berlangsung, pengendalian mutu dilakukan dengan cara
mengendalikan ukuran prill atau butiran pupuk yang dilakukan oleh laboratorium
produksi I melalui uji kadar air, uji kadar biuret dan uji total N urea.
maka akan dilakukan Rebagging atau pengantongan ulang dan juga dengan
melakukan uji coba aplikasi produk untuk mengetahui hasil nyata produk.
5.2 Saran
Produksi yang terjadi di PT Petrokimia Gresik merupakan continous process, dimana
mesin dan peralatan produksi dioperasikan terus-menerus selama 24 jam sehari dan 7 hari
seminggu, penerapan metode continous process pada proses produksi urea di PT Petrokimia
merupakan suatu keputusan yang dirasa sangat tepat. Karena dampak dari penerapan metode
32
tersebut yakni tidak menimbulkan waktu tunggu/delay dalam proses produksi yang dapat
memberikan dampak kerugian finansial bagi perusahaan. Namun, apabila terjadi suatu
perhentian pada proses produksi tertentu sangat mempengaruhi proses produksi lainnya, atau
dapat dikatakan bila satu bagian kecil dari proses produksi gagal maka keseluruhan proses
perusahaan sehingga dapat melakukan cross-cek untuk mengetahui bila ada masalah
urutan kegiatan atau routing dalam menghasilkan produk tersebut, serta arus bahan
33