Anda di halaman 1dari 4

BUDAYA HUKUM

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Hukum

Oleh :

AFWAN ROSMI FIKRIYUDDIN

ISMADANI

PASCA SARJANA ILMU HUKUM

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

JAKARTA

2016
Budaya Hukum dan Contoh Kasus

Hukum sebenarnya memiliki hubungan timbal balik dengan masyarakatnya, dimana

hukum itu merupakan sarana atau alat untuk mengatur masyarakat dan bekerja di dalam

masyarakat itu sendiri sedangkan masyarakat dapat menjadi penghambat maupun menjadi

sarana/alat sosial yang memungkinkan hukum dapat diterapkan dengan sebaik-baiknya.

Hukum senantiasa harus dikaitkan dengan masyarakat dimanapun hukum itu bekerja.

Bidang pengetahuan hukum pada umumnya memusatkan perhatian pada aturan-aturan yang

dianggap oleh Pemerintah dan masyarakat sebagai aturan-aturan yang sah berlaku dan oleh sebab

itu harus ditaati, dan pengetahuan sosiologi sebagai keseluruhan yang memusatkan perhatian

pada tindakan-tindakan yang dalam kenyataan diwujudkan oleh anggota dalam hubungan mereka

satu sama lain, maka untuk pengembangan hukum dan pengetahuan hukum dalam kehidupan

masyarakat agar tidak terpisah satu sama lain harus memperhatikan hukum dan kenyataan-

kenyataan masyarakat.

Hukum pada dasarnya tidak hanya sekedar rumusan hitam di atas putih saja sebagaimana

yang dituangkan dalam berbagai bentuk peraturan perundang-undangan, tetapi hendaknya

hukum dilihat sebagai suatu gejala yang dapat diamati dalam kehidupan masyarakat melalui pola

tingkah laku warganya. Hal ini berarti hukum sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non hukum

seperti : nilai, sikap, dan pandangan masyarakat yang biasa disebut dengan kultur/budaya

hukum. Adanya kultur atau budaya hukum inilah yang menyebabkan perbedaan penegakan

hukum di antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya.

Budaya hukum adalah keseluruhan faktor yang menentukan bagaimana sistem hukum

memperoleh tempatnya yang logis dalam kerangka budaya milik masyarakat umum. Sehingga
sepenuhnya hukum itu bisa ditaati dan daya kerja hukum sesuai dengan keinginan masyarakat

pada umumnya.

Persoalan yang mendasar di Indonesia ialah legal culture atau budaya hukum yang belum

berjalan dengan baik. Yang terjhDi Indonesia para pelaku korupsi malah tanpa punya rasa

bersalah dan malu lagi dan tampil di media layaknya selebriti. Hal ini yang sangat

memprihatinkan di negara indonesia karena dari masyarakat sampai kepada para pejabat negara

sudah tidak punya rasa malu dan budaya tertib. Kejujuran dan sikap disiplin merupakan barang

mahal yang sulit ditemukan pada saat ini.

Salah satu contoh yang terjadi di sekitar kita adalah kurangnya kesadaran keselamatan

dalam berkendara seperti tidak menggunakan helm atau menggunakan sabuk pengamanan.

Padahal salah satu faktor terbesar dalam dalam melindungi keselamatan berkendara ialah

menggunakan helm bagi roda dua atau menggunakan sabuk pengaman. Terlebih lagi saat ini

kaum remaja yang umurnya kurang dari 18 tahun sudah mengendarai kendaraan pribadinya

sendiri meskipun tidak memiliki sim.

Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar ikut turut andil dalam pelanggaran lalu lintas

tersebut. Terlebih lagi para orang tua atau orang dewasa yang tidak sedikit tidak menggunakan

helm saat berkendara motor sehingga anak muda pun mengikutinya. Tanpa kita sadari pola

perilaku orang tua ataupun orang dewasa dapat ditiru atau dicontoh oleh anak muda. Bila orang

tua tersebut melakukan hal negatif maka anak tersebut akan meniru melakukan hal negatif pula.

Dalam Teori Anomi yang dikemukakan oleh Emile Durkheim (1958-1917) sebelum akhir

abad ke-19. Menurut Durkheim, untuk menjelaskan tingkah laku manusia yang salah maupun

yang benar, maka tidak bisa hanya dilihat dari pribadi seseorang, melainkan harus dilihat pada
kelompok masyarakatnya. Pada konteks inilah, Durkheim mengenalkan istilah anomi, yang

diterjemahkannya sebagai tidak ditaatinya aturan-aturan yang terdapat di dalam masyarakat

sebagai akibat dari hilangnya nilai-nilai dan standar-standar yang mengatur kehidupan.

Dari penjelasan teori tersebut bahwasanya lingkungan sekitar menjadi faktor utama yang

dapat mempengaruhi tingkah laku atau tindakan-tindakan dari seseorang. Sehingga pelanggaran-

pelanggaran lalu lintas sudah mendarah daging atau telah menjadi budaya dikehidupan kita.

Padahal Indonesia sudah mempunyai hukum yang mengatur lalu lintas yaitu Undang-undang

Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan Jalan.

Menurut Lawrence M. Friedman menjelaskan bahwa hukum sebagai suatu sistem memiliki
komponen-komponen sebagai berikut :
1. Struktur yaitu berupa kelembagaan yang diciptakan oleh sistem hukum untuk mendukung
bekerjanya sistem hukum itu sendiri seperti : pengadilan negeri, pengadilan administrasi,
dan sebagainya;
2. Substansi berupa norma-norma hukum yang digunakan oleh para penegak hukum maupun
mereka yang diatur;
3. Kultur hukum berupa ide, sikap, harapan, dan pendapat tentang hukum yang secara
keseluruhan mempengaruhi seseorang untuk patuh atau tidak patuh terhadap hukum.
Dari penjelasan di atas bahwasanya budaya hukum mempunyai peran penting dalam

penengakkan setiap undang-undang. Sehingga para orang dewasa khususnya para orang tua

memberikan pengarahan mengenai hukum agar terbentuknya budaya hukum yang tertib.

Anda mungkin juga menyukai