Anda di halaman 1dari 27

Perbandingan UU No. 4 Tahun 1982, UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No.

32 Tahun 2009

No Bahan UU No. 4 Tahun UU No.23 tahun 1997 UU No.32 Tahun 2009


Perbandingan 1982
1 Isi 8 Bab dengan 24 11 Bab dengan 52 pasal 17 Bab dengan 127 pasal
pasal
2 Asas Pengelolaan a. asas tanggung jawab a. tanggung jawab negara;
lingkungan hidup negara, b.kelestarian dan
berasaskan b. asas berkelanjutan, dan keberlanjutan:
pelestarian c. asas manfaat c. keserasian dan
kemampuan keseimbangan;
lingkungan d. keterpaduan;
yang serasi dan e. manfaat;
seimbang untuk f. kehati-hatian;
menunjang g. keadilan;
pembangunan h. ekoregion;
yang i. keanekaragaman hayati;
berkesinambungan j. pencemar membayar;
bagi peningkatan k. partisipatif;
kesejahteraan l. kearifan lokal;
manusia. m. tata kelola pemerintahan
yang baik.
n. otonomi daerah
3
1. Isi 8 Bab dengan 24 pasal 11 Bab dengan 52 17 Bab dengan 127
pasal pasal

2. Asas Pengelolaan a. asas tanggung a. tanggung jawab


lingkungan hidup jawab negara, negara;
berasaskan pelestarian
b. asas b. kelestarian dan
kemampuan
berkelanjutan, dan keberlanjutan:
lingkungan
c. asas manfaat c. keserasian dan
yang serasi dan
keseimbangan;
seimbang untuk
menunjang d. keterpaduan;
pembangunan yang
e. manfaat;
berkesinambungan
f. kehati-hatian;
bagi peningkatan
kesejahteraan g. keadilan;
manusia.
h. ekoregion;
i. keanekaragaman
hayati;
j. pencemar
membayar;
k. partisipatif;
l. kearifan lokal;
m. tata kelola
pemerintahan yang
baik.
n. otonomi daerah.

3. Ruang Lingkup meliputi ruang, perlindungan dan


tempat Negara pengelolaan
meliputi ruang, tempat
lingkungan hidup
Negara Republik Kesatuan Republik
Indonesia Indonesia yang meliputi:
melaksanakan berWawasan
a. perencanaan;
Nusantara dalam
kedaulatan, hak
b. pemanfaatan;
berdaulat, serta melaksanakan
yuridiksinya. kedaulatan, hak c. pengendalian;
berdaulat, dan
d. pemeliharaan;
yurisdiksinya.
e. pengawasan; dan
f. penegakan hukum.
4. Tujuan a. tercapainya mewujudkan a. melindungi
keselarasan hubungan pembangunan wilayah Negara
antar manusia dengan berkelanjutan yang Kesatuan Republik
lingkungan berwawasan
Indonesia dari
lingkungan
hidup sebagi tujuan pencemaran
membangun manusia hidup dalam rangka dan/atau kerusakan
indonesia seutuhnya. pembangunan
lingkungan hidup;
manusia Indonesia
b. terkendalinya
seutuhnya dan b. menjamin
pemnfaatan sumber
keselamatan,
daya secara bijaksana ; pembangunan
kesehatan, dan
masyarakat Indonesia
c. terwujudnya kehidupan
seluruhnya yang
manusia indonesia
beriman dan bertaqwa manusia;
sebagai pembina
lingkungan hidup; kepada Tuhan Yang c. menjamin
Maha Esa. kelangsungan
d. terlaksananya
kehidupan makhluk
pembangunan
hidup
berwawasan
lingkungan untuk dan kelestarian
kpentingan ekosistem;
generasi sekarang dan d. menjaga
mendatang; kelestarian fungsi
lingkungan hidup;
e. terlindunginya
negara terhadap e. mencapai
dampak kegiatan keserasian,
diluar wilayah negara keselarasan, dan
yang mnyebabkan keseimbangan
kerusakan dan lingkungan hidup;
pencemaran
f. menjamin
lingkungan
terpenuhinya
keadilan generasi
masa
kini dan generasi
masa depan;
g. menjamin
pemenuhan dan
perlindungan hak
atas
lingkungan hidup
sebagai bagian dari
hak asasi
manusia;
h. mengendalikan
pemanfaatan sumber
daya alam
secara bijaksana;
i. mewujudkan
pembangunan
berkelanjutan; dan
j. mengantisipasi isu
lingkungan global.
5. Upaya Belum diatur Belum diatur secara Diatur dalam BAB V
pengendalian tentang
lingkungan jelas dan terpisah pengendalian.
hidup

6. Instrumen ditetapkan dengan Diatur dengan Meliputi KLHS, baku


pencegahan peraturan perundang- peraturan pemerintah mutu lingkungan
pencemaran undangan (pasal 17) (pasal 14) hidup, kriteria baku
dan/atau kerusakan
kerusakan lingkungan hidup, dll
lingkungan
hidup

7. Unsur-unsur Unsur pengelolaan Penambahan unsur Penambahan unsur


Pengelolaan lingkungan hidup pelestarian antara lain Rencana
lingkungan tercantum dalam pasal lingkungan hidup, Perlindungan dan
hidup. 1 ayat 1-14 pelestarian daya Pengelolaan
dukung lingkungan Lingkungan Hidup,
hidup, daya tamping Kajian Lingkungan
lingkungan hidup, Hidup Strategis,
pelestarian daya Upaya pengelolaan
tamping lingkungan Lingkungan Hidup
hidup, kriteria aku dan Upaya
kerusakan lingkungan Pemantauan
hidup, limbah, bahan Lingkungan Hidup,
berbahaya dan Pencemaran
beracun, limbah bhan Lingkungan Hidup,
berbahaya dan Kerusakan
beracun, sengketa Lingkungan Hidup,
lingkungan, dan orang Perubahan iklim,
Pngelolaan Limah
b3, Dumping
(pembuangan), dll

8. Pendayagunaa Tidak diatur kegiatan yang dokumen amdal akan


n perizinan menimbulkan dampak dinilai oleh komisi
sebagai besar dan penting penilai yang dibentuk
instrumen terhadap lingkungan oleh menteri,
pengendalian hidup wajib memiliki gubernur/walikota
amdal

9. Pendayagunaa Tidak ada penetapan tidak ada penetapan Ada wilayah


n pendekatan wilayah ekoregion wilayah ekoregion ekoregion
ekosistem
10. Denda Pidana Denda paling banyak Denda paling banyak Denda paling banyak
Rp. 100.000.000,- sebesar Rp Rp 15.
(seratus juta rupiah) 750.000.000,00 000.000.000,00
(tujuh ratus lima (lima belas milyar
puluh juta rupiah) rupiah)

11. Kewenangan Tidak disebutkan Tidak terlalu detail Pembagian tugas dan
Pusat dan dengan jelas tugas dan dijelaskan pembagian kewenangan jelas
daerah wewenang antara kewenangan antara dalam pasal 63-64
pemerintah pusat dan pusat dan daerah (bab (bab IX ttg Tugas
daerah (bab v tentang IV ttg Wewenang dan wewenang
kelembagaan) Pengelolaan Pemerintah dan
Lingkungan Hidup) Pemerintah Daerah).

12. Pelestarian Tidak dibahas sama Dalam ketentuan Tidak di jelaskan


daya dukung sekali ttg pelestarian umum di jelaskan mengenai pelestarian
dan Daya daya dukung dan daya mengenai pelestarian daya dukung dan
tampung tamping lingkungan, daya dukung dan daya daya tampung
Lingkungan hanya pengertian daya tampung lingkungan. lingkungan.
dukung lingkungan.
13. Pengertian Analisis mengenai Analisis mengenai Analisis mengenai
AMDAL dampak lingkungan dampak lingkungan dampak lingkungan
adalah hasil studi hidup adalah kajian hidup, yang
mengenai dampak mengenai dampak selanjutnya disebut
besar dan penting Amdal, adalah kajian
sesuatu kegiatan yang suatu usaha dan/atau mengenai dampak
direncanakan terhadap kegiatan yang penting suatu usaha
lingkungan hidup, direncanakan pada dan/atau kegiatan
yang lingkungan hidup yang direncanakan
yang diperlukan bagi pada lingkungan
diperlukan bagi proses
proses pengambilan hidup yang
pengambilan
keputusan tentang diperlukan bagi
keputusan
penyelenggaraan proses pengambilan
usaha dan/atau keputusan tentang
kegiatan; penyelenggaraan
usaha dan/atau
kegiatan.

14. Kajian Tidak ada Tidak ada. Kajian lingkungan


Lingkungan hidup strategis, yang
Hidup Strategis selanjutnya disingkat
KLHS,adalah
rangkaian analisis
yang sistematis,
menyeluruh, dan
partisipatif untuk
memastikan bahwa
prinsip
pembangunan
berkelanjutan telah
menjadi dasar dan
terintegrasi dalam
pembangunan suatu
wilayah dan/atau
kebijakan, rencana,
dan/atau program.

15. Upaya Tidak ada Tidak ada. Upaya pengelolaan


pengelolaan lingkungan hidup
lingkungan dan upaya
hidup dan pemantauan
upaya lingkungan hidup,
pemantauan yang selanjutnya
lingkungan disebut UKL-UPL,
hidup adalah pengelolaan
dan pemantauan
terhadap usaha
dan/atau kegiatan
yang tidak
berdampak penting
terhadap lingkungan
hidup yang
diperlukan bagi
proses pengambilan
keputusan tentang
penyelenggaraan
usaha dan/atau
kegiatan.
16. Pengertian Pencemaran Pencemaran Pencemaran
Pencemaran lingkungan adalah lingkungan hidup lingkungan hidup
Lingkungan masuknya atau adalah masuknya atau adalah masuk atau
dimasukannya dimasukkannya dimasukkannya
makhluk hidup, makhluk hidup, zat, makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau energi, dan/atau
zat, energi dan atau
komponen lain ke komponen lain ke
komponen lain ke
dalam lingkungan dalam lingkungan
dalam lingkungan dan
hidup oleh kegiatan hidup oleh kegiatan
atau
manusia sehingga manusia sehingga
berubahnya tatanan kualitasnya turun melampaui baku
lingkungan oleh sampai ke tingkat mutu lingkungan
kegiatan manusia atau tertentu yang hidup yang telah
oleh proses menyebabkan ditetapkan.
lingkungan hidup
alam, sehingga kualitas
tidak dapat berfungsi
lingkungan menjadi
sesuai dengan
kurang atau tidak
berfungsi peruntukannya;
lagi sesuai dengan
peruntukannya.
17. Pengertian Tidak ada Audit lingkungan Audit lingkungan
Audit hidup adalah suatu hidup adalah
Lingkungan proses evaluasi yang evaluasi yang
Hidup dilakukan oleh dilakukan untuk
penanggung jawab menilai ketaatan
usaha dan/atau penanggung jawab
kegiatan untuk usaha dan/atau
menilai tingkat kegiatan terhadap
ketaatan terhadap persyaratan hukum
persyaratan hukum dan kebijakan yang
yang berlaku dan/atau ditetapkan oleh
kebijaksanaan dan pemerintah.
standar yang Pemerintah
ditetapkan oleh mendorong
penanggung jawab penanggung jawab
usaha dan/atau usaha dan/atau
kegiatan yang kegiatan untuk
bersangkutan;Tidak melakukan audit
ada ketentuan khusus lingkungan hidup
terhadap perusahaan dalam rangka
yang melakukan meningkatkan
usaha berresiko tinggi. kinerja lingkungan
hidup. Pelaksanaan
audit lingkungan
hidup terhadap
kegiatan tertentu
yang berisiko tinggi
dilakukan secara
berkala.

18. Baku mutu Baku mutu lingkungan Disebut secara Baku mutu
lingkungan adalah batas atau singkat. lingkungan hidup
hidup kadar makhluk hidup, adalah ukuran
Baku mutu
zat, energi, atau
lingkungan hidup batas atau kadar
komponen yang ada adalah ukuran batas makhluk hidup, zat,
atau harus ada dan atau kadar makhluk energi, atau
atau unsur pencemar
hidup, zat, energi, komponen yang ada
yang ditenggang
atau komponen yang atau harus ada
ada atau harus ada dan/atau
dan/atau
unsur pencemar yang
unsur pencemar yang ditenggang
ditenggang keberadaannya
keberadaannya dalam
dalam suatu sumber
suatu sumber
adanya dalam suatu daya tertentu sebagai
sumber daya tertentu daya tertentu sebagai unsur
sebagai unsur unsur lingkungan
lingkungan hidup.
lingkungan hidup hidup
19. Analisis Risiko Tidak ada Tidak ada. Setiap usaha
Lingkungan dan/atau kegiatan
Hidup yang berpotensi
menimbulkan
dampak penting
terhadap lingkungan
hidup, ancaman
terhadap ekosistem
dan kehidupan,
dan/atau kesehatan
dan keselamatan
manusia wajib
melakukan analisis
risiko lingkungan
hidup. meliputi:
a. pengkajian
risiko;
b. pengelolaan
risiko; dan/atau
c. komunikasi
risiko.

20. Kewajiban Tidak Ada Tidak ada Setiap orang yang


orang yang melakukan
melakukan pencemaran
pencemaran dan/atau perusakan
dan/atau lingkungan hidup
perusakan wajib melakukan
lingkungan pemulihan fungsi
hidup lingkungan hidup.
dilakukan dengan
tahapan:
a. penghentian
sumber pencemaran
dan pembersihan
unsur pencemar;
b. remediasi;
c. rehabilitasi;
d. restorasi; dan/atau
e. cara lain yang
sesuai dengan
perkembangan ilmu
pengetahuan dan
teknologi.

21. Pemeliharaan Tidak ada Tidak ada. Pemeliharaan


lingkungan lingkungan hidup
hidup dilakukan melalui
upaya:
a. konservasi sumber
daya alam;
b. pencadangan
sumber daya alam;
dan/atau
c. pelestarian fungsi
atmosfe.

22. Bahan Tidak ada 1. Setiap 1. Setiap orang yang


Berbahaya dan penanggung jawab memasukkan ke
Beracun (B3) usaha dan/atau dalam wilayah
kegiatan wajib Negara Kesatuan
melakukan Republik Indonesia,
pengelolaan bahan menghasilkan,
berbahaya dan mengangkut,
beracun. mengedarkan,
menyimpan,
2. Pengelolaan
memanfaatkan,
bahan berbahaya dan
membuang,
beracun meliputi
mengolah, dan/atau
menghasilkan,
menimbun B3 wajib
mengangkut,
melakukan
mengedarkan,
pengelolaan B3.
menyimpan,
menggunakan a) Setiap orang
dan/atau membuang. yang menghasilkan
limbah B3 wajib
3. Ketentuan
melakukan
mengenai pengelolaan
pengelolaan limbah
bahan berbahaya dan
B3 yang
beracun diatur lebih
dihasilkannya.(2)
lanjut dengan
Dalam hal B3
Peraturan
sebagaimana
Pemerintah.
dimaksud dalam
Pasal 58 ayat (1)
telah kedaluwarsa,
pengelolaannya
mengikuti ketentuan
pengelolaan limbah
B3.(3) Dalam hal
setiap orang tidak
mampu melakukan
sendiri pengelolaan
limbah B3,
pengelolaannya
diserahkan kepada
pihak lain.

23. Sistem Tidak diatur Tidak diatur. Pemerintah dan


informasi pemerintah daerah
mengembangkan
sistem informasi
lingkungan hidup
untuk mendukung
pelaksanaan dan
pengembangan
kebijakan
perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan
hidup.serta wajib di
publikasikan kepada
masyarakat.

24. Peran serta Tidak Diatur Peran serta Peran masyarakat


masyarakat masyarakat: dapat berupa:
a. meningkatkan
a. pengawasan sosial;
kemandirian,
keberdayaan b. pemberian saran,
masyarakat, dan pendapat, usul,
kemitraan;
keberatan,
b. menumbuhkemban pengaduan; dan/atau
gkan kemampuan dan
c. penyampaian
kepeloporan
informasi dan/atau
masyarakat;
laporan.
c. menumbuhkan
ketanggapsegeraan
masyarakat untuk
melakukan
pengawasan sosial;
d.memberikan saran
pendapat;
e. menyampaikan
informasi dan/atau
menyampaikan
laporan.
25. Kewenangan Tidak ada Kepala Daerah dapat Kepala daerah
Kepala Daerah mengajukan usul berwenang untuk
untuk mencabut izin mencabut izin usaha
usaha dan/atau dan/ atau kegiatan.
kegiatan kepada
pejabat yang
berwenang.

26. hak gugat Tidak di atur Tidak di atur Instansi pemerintah


pemerintah dan pemerintah
dan daerah yang
pemerintah bertanggung jawab di
daerah. bidang lingkungan
hidup berwenang
mengajukan gugatan
ganti rugi dan
tindakan tertentu
terhadap usaha
dan/atau kegiatan
yang menyebabkan
pencemaran
dan/atau kerusakan
lingkungan hidup
yang mengakibatkan
kerugian lingkungan
hidup. (psl 90)
27. penyidik Tidak di atur Tidak di atur Dalam rangka
terpadu penegakan hukum
terhadap pelaku
tindak pidana
lingkungan hidup,
dapat dilakukan
penegakan hukum
terpadu antara
penyidik pegawai
negeri sipil,
kepolisian, dan
kejaksaan di bawah
koordinasi Menteri.

28. Alat bukti. Tidak diatur Tidak di atur Alat bukti yang sah
dalam tuntutan
tindak pidana
lingkungan hidup
terdiri atas:
a. keterangan saksi;
b. keterangan ahli;
c. surat;
d. petunjuk;
e. keterangan
terdakwa; dan/atau
f. alat bukti lain,
termasuk alat bukti
yang diatur dalam
peraturan
perundang-
undangan
29. Sanksi pidana Sanksi pidana yang Secara keseluruhan Sanksi pidana yang
diterapkan dalam sanksi pidana yang di di atur dalam
undang-undang ini terapkan dalam undang-undang ini
sangat jauh dari nilai undang-undang ini secara keseluruhan
uang yang telah telah tertinggal serta lebih berat di
berkembang pada saat tidak lagi sesuai banding. Secara
ini, jumlah denda yang dengan umum denda yang di
diberikan juga perkembangan ancamkan dalam
sangatlah rendah. kehidupan undang-undang ini
Denda yang diancam masyarakat Indonesia berkisar antara
dalam undang-undang saat ini.secara ratusan juta rupiah
ini bekisar antara umum,denda yang di sampai puluhan
jutaan rupiah hingga ancamkan dalam miliar rupiah.
seratus juta rupiah. undang-undang ini
berkisar antara
puluhan juta hingga
ratusan juta rupiah.

Undang-undang diatas menjelaskan tentang pengelolaan lingkungan hidup yang mana, dari tahun ke tahun yaitu
Tahun 1982 ke 1997 hingga Tahun 2009 mengalami perubahan yang cukup besar dan kompleks. Peraturan
sebelumnya yaitu UU No.4 Tahun 1982 dan UU No. 23 Tahun 1997 memiliki kekurangan yang amat signifikan
karena tidak adanya unsur hukum didalamnya yang menindaklajuti/menegaskan semua pihak untuk tetap
mematuhi Peraturan Perundang-undangan dari Pemerintah. Sedangkan Kelebihan dari UU No.32 Tahun 2009
adalah menjelaskan instrument-instrumen yang mendukung dalam pelaksanaan pengelolaan itu sendiri, serta
adanya unsur hukum untuk pengawasan dan penegakan hukum berkenaan dengan masalah pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup.

Dari beberapa hal yang diperluas tersebut maka UU No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup mengalami perkembangan untuk mekonversikan berbagai maslah yang semakin kompleks terkait
dengan lingkungan yang mana nantinya perkembangan ini dapat menjamin suatu kepastian hukum terhadap
lingkungan hidup.
UU No.32 Tahun 2009 adalah penyempurna UU No.23 Tahun 1997 dan UU no. 4 Tahun 1982. Penyempurnaan
terhadap UU No.23 Tahun 1997 diperjelas pada Penjelasan UU No.32 Tahun 2009 point ke-8 yang berbunyi, selain
itu, undang-undang ini juga mengatur Beberapa point penting antara lain:
1. Keutuhan unsur-unsur pengelolaan lingkungan hidup;
2. Kejelasan kewenangan antara pusat dan daerah;
3. Penguatan pada upaya pengendalian lingkungan hidup;
4. Penguatan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup, yang meliputi instrumen
kajian lingkungan hidup strategis, tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup, amdal, upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, perizinan, instrumen
ekonomi lingkungan hidup, peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup, anggaran berbasis
lingkungan hidup, analisis risiko lingkungan hidup, dan instrumen lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi;
5. Pendayagunaan perizinan sebagai instrumen pengendalian;
6. Pendayagunaan pendekatan ekosistem;
7. Kepastian dalam merespons dan mengantisipasi perkembangan lingkungan global;
8. Penguatan demokrasi lingkungan melalui akses informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan serta
penguatan hak-hak masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
9. Penegakan hukum perdata, administrasi, dan pidana secara lebih jelas;
10. Penguatan kelembagaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang lebih efektif dan responsif; dan
11. Penguatan kewenangan pejabat pengawas lingkungan hidup dan penyidik pegawai negeri sipil lingkungan hidup.
Perbedaan yang paling mendasar dari UU No 23 Tahun 1997 dengan UU No 32 Tahun 2009 adalah adanya
penguatan pada UU terbaru ini tentang prinsip-prinsip perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup yang
didasarkan pada tata kelola pemerintahan yang baik karena dalam setiap proses perumusan dan penerapan
instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan Lingkungan Hidup serta penanggulangan dan penegakan
hukum mewajibkan pengintegrasian aspek transparansi,partisipasi, akuntabilitas dan keadilan. Bentuk penguatan
tersebut dilihat dari:
1. Penerapan ancaman pidana minimum disamping ancaman hukuman maksimum.
2. Perluasan alat bukti.
3. Penerapan asas Ultimum Remedium. Pada UU No. 4 Tahun 1982 tidak ada asas yang mengatur dalam
penegakkan hukumnya. Sedangkan dijelaskan Pada UU No 23 Tahun 1997 dikenal konsep asas Subsidiaritas yaitu
bahwa hukum pidana hendaknya didayagunakan apabila sangsi bidang hukum lain,seperti sanksi administrasi dan
sanksi perdata,dan alternatif penyelesaian sengketa lingkungan hidup tidak efektif dan/atau tingkat kesalahan
pelaku relatif berat dan/atau akibat perbuatannya relatif besar dan/atau perbuatannya menimbulkan keresahan
masyarakat.Sedangkan pada asas ultimum remedium dikatakan bahwa mewajibkan penerapan penegakkan hukum
pidana sebagai upaya terakhir setelah penerapan penegakan hukum admnistrasi dianggap tidak berhasil.Kaitan
dengan hal ini,terlihat jelas bahwa pada UU No 23 Tahun 1997 memiliki berbagai macam rintangan guna mencapai
kepada penegakan hukum secara pidana,akan tetapi hal ini di persempit ruang geraknya melalui penerapan asas
Ultimum Remedium pada UU No 32 tahun 2009, sehingga diharapkan dengan keluarnya UU No 32 Tahun 2009 ini
bentuk pelanggaran pidana terhadap pencemaran dan perusakan Lingkungan Hidup dapat ditegakan dengan seadil-
adilnya.
Hal-hal baru mengenai AMDAL yang juga termuat pada undang-undang terbaru ini antara lain:
1. AMDAL dan UKL/UPL merupakan salah satu instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup;
2. Penyusunan dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun dokumen AMDAL;
3. Komisi penilai AMDAL pusat,Provinsi,maupun Kab/Kota wajib memiliki lisensi AMDAL;
4. AMDAL dan UKL/UPL merupakan persyaratan untuk penertiban izin lingkungan;
5. Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri,Gubenur,Bupati/Walokota sesuai kewenangannya.
Selain hal-hal yang disebutkan diatas,ada pengaturan yang tegas dan tercantum dalam UU No 32 Tahun 2009 ini
,yaitu dikenakannya sanksi pidana dan sanksi perdata terkait pelanggaran bidang AMDAL.Hal-hal yang terkait
dengan sanksi tersebut berupa :
1. Sanksi terhadap orang yang melakukan usaha/kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan;
2. Sanksi terhadap orang yang menyusun dokumen AMDAL tanpa memiliki sertifikat kompetensi;
3. Sanksi terhadap pejabat yang memberikan izin lingkungan yang tanpa dilengkapi dengan dokumen AMDAL
atau UPL/UKL

Anda mungkin juga menyukai