Anda di halaman 1dari 8

NAMA : KASMA UMAR

NIM : 214200178

KELAS : AKUNTANSI V F

PERBEDAAN AKUNTANSI BERBASIS KAS

DENGAN

AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL

A. Basis Akrual
Basis akrual atau accrual basis pada dasarnya adalah suatu
metode akuntansi dimana penerimaan dan pengeluaran diakui atau
dicatat ketika transaksi terjadi. Dengan demikian pencatatan dalam
metode ini bebas dari pengaruh waktu kapan kas diterima dan kapan
pengeluaran dilakukan. Hal yang penting adalah ketika transaksi
terjadi langsung dicatat, Karena transaksi tersebut memiliki implikasi
uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi di catat pada saat
terjadi, Walaupun uang belum benar-benar diterima atau dikeluarkan.
Basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, Kewajiban dan ekuitas
dana.
Basis akrual juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar.
Pengakuan pendapatan dan pengakuan biaya. Pada pengakuan
pendapatan, Saat pengakuan pendapatan adalah pada saat entitas
mempunyai hak melakukan penagihan dari hasil kegiatanya. Dalam
konsep basis akrual menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan
kas benar-benar diterima. Makanya, dalam basis akrual kemudian
muncul adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah
diakui padahal kas belum diterima.
Pada pengakuan biaya, Pengakuan biaya dilakukan pada saat
kewajiban membayar sudah terjadi. Sehingga, pada saat kewajiban
membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai starting
point munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar.
Dalam akuntansi berbasis akrual selain mencatat transaksi
pengeluaran dan penerimaan kas, juga mencatat jumlah utang dan
piutang. Oleh karena itu, akuntansi berbasis akrual memberikan
gambaran yang lebih akurat atas kondisi keuangan organisasi
daripada akuntansi berbasis kas. Namun, jelas bahwa catatan
menggunakan basis akrual lebih kompleks daripada basis kas. Basis
akrual juga mendukung penggunaan anggaran sebagai teknik
pengendalian.
Pada akuntansi berbasis akrual, mau tidak mau harus diterapkan
sistem alokasi. Dimana, jika beban biaya adalah untuk mendapatkan
penghasilan pada periode tahun buku yang dilaporkan maka
kendatipun belum dibayar harus diperhitungkan. Sebab,memang
sudah merupakan hak atau kewajiban entitas.
Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan
informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas. Tapi,juga kewajiban
pembayaran kas di masa depan serta sumber daya yang
mempresentasikan kas yang akan diterima dimasa depan. Oleh
karena itu, Laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi
masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Sesuai dengan Exposure Draft Standar Akuntansi Pemerintahan,
basis akrual untuk neraca berarti bahwa aktiva, kewajiban, dan ekuitas
dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat
kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan
pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima
atau dibayar.
Secara rinci pengakuan atas item-item yang ada dalam neraca
dengan penerapan basis akrual adalah :
1. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan
diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan andal. Persediaan diakui pada saat diterima atau
hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
2. Investasi, suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai
investasi apabila memenuhi salah satu kriteria:
a. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa
pontensial di masa yang akan datang atas suatu investasi
tersebut dapat diperoleh pemerintah;
b. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara
memadai (reliable). Pengeluaran untuk perolehan investasi
jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan
tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi
anggaran, sedangkan pengeluaran untuk memperoleh investasi
jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
3. Aktiva tetap, untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset
harus berwujud dan memenuhi kriteria:
1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
2) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
3) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas; dan
4) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
4. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP), suatu benda berwujud harus
diakui sebagai KD jika:
a. besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan
datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh;
b. biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan
c. aset tersebut masih dalam proses pengerjaan

KDP dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika kriteria


berikut ini terpenuhi:

a. Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan


b. Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan
perolehan.
5. Kewajiban, suatu kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan
bahwa pengeluaran sumber daya ekonomi akan dilakukan atau
telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai
saat ini, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai
penyelesaian yang dapat diukur dengan andal.
Akuntansi berbasis Akrual adalah akuntansi yang proses
pencatatannya dilakukan pada saat transaksi terjadi atau sedang
berlangsung bukan pada saat bukti transaksi diterima.
Misalnya suatu biaya perjalanan dinas yang diterbitkan pada
tanggal 13 Desember 2016 dan diterima oleh bendaharawan pada
tanggal 15 Desember 2016, maka oleh bendaharawan transaksi itu
dicatat pada tanggal 13 Desember 2016 yaitu pada saat transaksi
diterima.
Sisi positif Pencatatan Akuntansi secara Basis Akrual
1. Metode basis akrual digunakan untuk pengukuran aset,kewajiban
dan ekuitas dana.
2. Beban diakui saat terjadi transaksi,sehingga informasi yang
diberikan lebih handal dan terpercaya.
3. Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang
diberikan lebih handal dan terpercaya walaupun kas belum
diterima.
4. Banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar (sesuai
dengan ketentuan standar Akuntansi keuangan dimana
mengharuskan suatu perusahaan untuk menggunakan basis
akrual.
5. Piutang yang tidak tertagih tidak akan di hapus secara langsung
tetapi akan dihitung kedalam estimasi piutang tak tertagih.
6. Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-
masing akun sesuai dengan transaksi yang terjadi.
7. Adanya peningkatan pendapatan karena kas yang belum diterima
dapat di akui sebagai pendapatan.
8. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen
dalam menentukan kebijakan entitas kedepanya.
9. Adanya pembentukan pencadangan untuk kas yang tidak tertagih,
sehingga dapat mengurangi risiko kerugian.
Kelemahan Pencatatan Akuntansi secara Basis Akrual
1. Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif
sebgai biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan;
2. Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat
membuat mengurangi pendapatan;
3. Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi
pendapatan;
4. Entitas tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang
belum dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.
5. Penentuan pos dan besaran transaksi yang dicatat dilakukan oleh
individu yang mencatat
6. Relevansi akuntansi akrual menjadi terbatas ketika dikaitkan
dengan nilai historis dan inflasi
7. Dalam perbadingan dengan basis kas,penyesuaian akrual
membutuhkan prosedur administrasi yang lebih rumit.
8. Peluang manipulasi akuntansi keuangan yang sulit dikendalikan.

Tujuan Penggunaan Basis Akrual


1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas (penganggaran, akuntansi
dan pelaporan);
2. Mengendalikan penyajian fiskal, manajemen aset;
3. Meningkatkan akuntabilitas dalam program penyediaan barang dan
jasa oleh pemerintah;
4. Informasi yang lebih lengkap bagi pemerintah untuk pengambilan
keputusan;
5. Mereformasi sistem anggaran belanja;
6. Transparansi yang lebih luas atas biaya pelayanan yang dilakukan
pemerintah;

Manfaat Basis Akrual


1. Gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah;
2. Informasi yang sebenarnya kewajiban pemerintah;
3. Lebih familiar pada lebih banyak orang dan lebih komprehensif
dalam penyajian informasinya;
4. Standar yang dapat di terima umum;
5. Sesuai Statistik keuangan pemerintah (GFS) yang dipraktekan
secara internasional.

B. Basis Kas
Berbeda dengan basis kas atau cash basis. Pencatatan basis kas
adalah teknik pencatatan ketika transaksi terjadi dimana uang benar-
benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain, akuntansi berbasis
kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas di terima atau dibayar,
yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan
pembiayaan.
Dalam basis kas murni,pembelian aktiva tetap misalnya, bangunan
harus dianggap sebagai beban pada saat dikeluarkan. Sehingga, tidak
ada alokasi depresiasi selama sisa umur penggunaanya.
Terkait dengan laba,seandainya laba hanya diukur transaksi kas,
maka dapat dikatakan bahwa perhitungan laba rugi tidak wajar
karena, ada biaya yang merupakan kewajiban atau hasil yang
merupakan hak yang belum dicatat.
Dalam metode basis kas, pendapatan diakui ketika kas
diterima.sedangkan beban diakui pada saat kas dibayarkan. Artinya,
entitas pengelola keuangan negara mencatat beban di dalam transaksi
jurnal entry ketika kas di keluarkan atau dibayarkan dan pendapatan
dicata ketika kas masuk atau diterima.
Basis kas juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar:pengakuan
pendapatan dan pengakuan biaya. Pada pengakuan pendapatan, saat
pengakuan pendapatan pada basis kas adalah pada saat entetitas
menerima pembayaran secara kas (cash). Dalam konsep basis kas
menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan munculnya hak
untuk menagih. Makanya dalam basis kas kemudian muncul adanya
metode penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal
adaya estimasi piutang tak tertagih.
Pada pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat
sudah dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara kas
sehingga pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah
diakui pada saat itu juga.

Sisi Positif Pencatatan Akuntansi secara Basis Kas


1. Metode basis kas digunakan untuk pencatatan pengakuan
pendapatan, belanja dan pembiayaan;
2. Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas
walaupun beban telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan
pengurangan dalam penghitungan pendapatan;
3. Pendapatan di akui pada saat diterimanya kas, sehingga benar-
benar mencerminkan posisi yang sebenarnya;
4. Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan;
5. Laporan keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan
yang ada pada saat laporan tersebut;
6. Tidak perlunya suatu entitas untuk membuat pencadangan untuk
kas yang belum tertagih. .
7. Laporan keuangan berbasis kas memperlihatkan sumber dana ,
8. Alokasi dan penggunaan sumber-sumber kas,
9. Mudah untuk dimengerti dan dijelaskan,
10. Pembuat laporan keuangan tidak membutuhkan pengetahuan yang
mendetail tentang akuntansi, dan tidak memerlukan pertimbangan
ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode.

Kelemahan Pencatatan Akuntansi secara Basis Kas


1. Metode basis kas tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia

2. Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban;

3. Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayaranya,


karena pencatatan diakui pada saat kas masuk atau keluar;

4. Hanya memfokuskan pada arus kas dalam periode pelaporan


berjalan,
5. Mengabaikan arus sumber daya lain yang mungkin berpengaruh
pada kemampuan pemerintah untuk menyediakan barang-barang
dan jasa-jasa saat sekarang dan saat mendatang,
6. Laporan posisi keuangan (neraca) tidak dapat disajikan, karena
tidak terdapat pencatatan secara double entry,
7. Akuntansi berbasis kas merupakan akuntansi yang proses
pencatatannya dilakukan tidak pada saat transaksi dilakukan tetapi
saat bukti transaksi diterima.
Misalnya suatu biaya perjalanan dinas yang diterbitkan pada
tanggal 13 Desember 2016 dan diterima oleh bendaharawan pada
tanggal 15 Desember 2016, maka oleh bendaharawan transaksi itu
baru dicatat pada tanggal 15 Desember 2016 yaitu pada saat
dipertanggungjawabkan.
C. Basis yang bagus digunakan dalam pemerintahan
Basis yang bagus digunakan dalam pemerintahan yaitu basis akrual
Penerapan akuntansi berbasis akrual ini merupakan salah satu upaya
pemerintah dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan, sehingga dapat lebih terukur kinerjanya. Hal
tersebut diharapkan mampu mendorong efisiensi atas kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dan mendorong terwujudnya good and clean
corporate governance, sehingga tujuan pembangunan untuk
kemakmuran seluruh rakyat dapat dicapai. Untuk mencapai tujuan
tersebut pemerintah dan seluruh pemerintah daerah harus dapat
mempertahankan kualitas laporan keuangannya. Kualitas laporan
keuangan pemerintah dan pemerintah daerah secara umum tergambar
dari opini yang diberikan BPK.

Anda mungkin juga menyukai