Anda di halaman 1dari 8

Tugas II

Teknologi Thermal
Pirolisis

Oleh:
MUHAMMAD HASDAR D
D211 15 704

PRODI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015/2016
A. Definisi

Pirolisis adalah dekomposisi kimiabahan organik melalui proses pemanasan tanpa


atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, dimana material mentah akan mengalami
pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Bila oksigen ada pada suatu reaktor pirolisis
maka akan bereaksi dengan material sehingga membentuk abu(ash). Untuk menghilangkan
oksigen, pada proses pirolisis biasanaya di bantu oleh aliran gas inert sebgai fungsi untuk
mengikat oksigen dan mengeluarkan dari reaktor (Septa, 2009).Gas inert ini akan
mempertahankan kandungan oksigen sehingga mengandung 8% oksigen.

Pirolisis atau devolatilisasi disebut juga sebagai gasifikasi parsial. Suatu rangkaian
proses fisik dan kimia terjadi selama proses pirolisis yang dimulai secara lambat pada T <
100C dan terjadi secara cepat pada T > 200C. Komposisi produk yang tersusun merupakan
fungsi temperatur, tekanan, dan komposisi gas selama pirolisis berlangsung. Proses pirolisis
dimulai pada temperatur sekitar 230C, ketika komponen yang tidak stabil secara termal,
seperti volatile matters pada batubara, pecah dan menguap bersamaan dengan komponen
lainnya. Produk cair yang menguap mengandung tar dan PAH (polyaromatic hydrocarbon).
Produk pirolisis umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu gas ringan (H 2, CO, CO2, H2O, dan
CH4), tar, dan arang.

B. Sumber-Sumber Pirolisis

1. Ban bekas

Penggunaan teknologi pirolisis kontinyu adalah pilihan tepat untuk pengolahan ban bekas
sehingga dihasilkan produk minyak bumi (crude oil), carbon black, syngas dan kawat besi
baja, yang kesemuanya mempunyai nilai tambah yang besar dan merupakan bahan baku
berbagai industri.

Setiap 60 ton potongan ban yang diproses secara pirolisis dapat menghasilkan :
-18.000 liter minyak
-18.000 kg carbon black
-6.600 kg kawat baja
-17.400 kg syngas (gas sintetis)
2. Kulit kayu
Teknologi pirolisis merupakan solusi yang tepat, efektif dan efisien, karena dengan teknologi
pirolisis, proses pengolahan limbah kayu menjadi lebih terintegrasi yang dicirikan dengan
adanya proses pengolahan yang jauh lebih singkat, konsumsi energi rendah, nilai tambah
produk yang dihasilkan tinggi, serta multi produk dan multiguna, Produk hasil pengolahan
limbah kayu yang multiguna dan bernilai ekonomi tinggi adalah arang sebagai produk utama,
sedangkan asap cair dan ter merupakan produk sampingannya.

3. Plastik
Aprian dkk (2011) meneliti minyak yang diperoleh dari proses pirolisis pengolahan sampah
plastik. Penelitian ini menggunakan 2 jenis plastik sebagai variabel tetap yaitu High Density
Polyethylene dan Low Density Polyethylen pada suhu 250-420oC dan waktu reaksi selama 60
menit. Minyak yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan minyak tanah.
C. Jenis Jenis Proses

Pirolisis terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan kecepatan prosesnya. Ketiga jenis


tersebut menghasilkan produk yang cukup berbeda.

Lee, dkk (2000) menterjemahkan dalam penelitian pirolisis berdasarkan media


pemanasterbagi menjadi 2 tipe yaitu pirolisis konvensional dan pirolisis microwave. Pirolisis
konvensional merupakan suatu tipe proses pirolisis yang paling umum dengan menggunakan
pemanasan langsung dari aliran listrik yang menjadi sumber panasnya. Sedangkan
pirolisis microwave adalah proses pirolisis yang menggunakan gelombang mikro sebagai
media pemanasnya. Gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dengan frekuensi
yang sangat tinggi, pada umumnya sebesar 2450 MHz dengan panjang gelombang 12,24 cm.
Radiasi gelombang mikro yang diserap suatu benda akan menghasilkan efek pemanasan pada
benda tersebut dan hal inilah yang menyebabkan suatu material tersebut menjadi panas tanpa
disertai O2.

Pirolisis berdasarkan jenis pembentukan terbagi menjadi 2 yaitu pirolisis primer dan
pirolisis sekunder. Pirolisi primer adalah proses pembentukan arang yang terjadi pada suhu
150C 300C. Proses pengarangan ini terjadi karena adanya energi panas yang mendorong
terjadinya oksidasi sehingga suatu senyawa karbon yang komplek terurai sebagian besar
menjadi karbon atau arang. Pirolisis sekunder adalah proses lanjutan perubahan arang/karbon
lebih lanjut menjadi karbon monoksida, gas hidrogen dan gas gas hidrokarbon.
Jenis reaktor pirolisis terbagi dua, yaitu pirolisis batch dan pirolisis kontinyu. Saat ini
banyak pirolisis batch yang prosesnya tidak ramah lingkungan indikasinya antara lain dari
warna dan jumlah asap yang ditimbulkan. Selain itu sejumlah proses pirolisis batch
menggunakan bahan bakar eksternal secara terus menerus sehingga biaya produksi
pirolisisnya besar. Untuk dimensi alat pirolisis kontinyu jauh lebih kecil dibandingkan
pirolisis batch pada kapasitas produksi yang sama. Bahan bakar hanya misalnya fossil fuel
atau LNG dibutuhkan pada awal proses saja, setelah itu proses akan berjalan dengan
menggunakan bahan bakar syngas yang dihasilkan, sangat menghemat biaya produksi. Selain
itu emisi gas buang yang ramah lingkungan dengan level jauh dibawah ambang batas yang
dipersyaratkan adalah keunggulan prosesnya. Otomatisasi dan komputerisasi juga telah
terintegrasi pada unit pirolisis kontinyu sehingga mudah dalam operasional serta dilengkapi
standar safety yang tinggi.
D. Produk Pirolisis

Plastik polipropilen dapat dikonversi menjadi fuel melalui proses pirolisis dan
dilanjutkan proses katalitik reforming dengan pada katalis NiO/-Al2O3. Kecenderungan
untuk kondisi operasi yaitu temperatur reforming terhadap yield aromatis menunjukkan
bahwa temperatur terbaik untuk menghasilkan yield aromatis terbesar adalah 500oC dan laju
alir reaktan 217 mL/jam. Kondisi operasi paling effectif dalam pembuatan fuel pada proses
reforming adalah loading NiO pada katalis NiO/-Al2O3 14 %, temperatur reforming 400oC
serta laju reaktan 500 mL/jam.
Produk yng dihasilkan dari pirolisis adalah minyak, arang dan gas sintetik atau
syngas. Masing masing produk pirolisis merupakan bahan bakar yang dapat di konversi
menjadi listrik melalui berbagai cara yang berbeda. Minyak dapat dipergunakan sebagai
bahan bakar untuk menghasilkn energi listrik melalui mesin pembakaran dalam atau internal
combustioan engine seperti motor bensin maupun motor diesel. Hasil gerakan dapat di
hubungkan pada generator untuk mengasilkan listrik. Char atau arang merupkan sisa pirolis
yang dapat dipergunakan sebagai bahan bakar padat. Seperti diterangkan diatas tentang
pembakran langsung, arang dapat dipergunakan sebagai pembakaran pada proses pembakaran
lansung melalui ataupun tanpa melului proses densifikasi. Sedangkan Syngas dapat
menghasilkan energi listrik melalui turbin gas.Namun komposisi produk pirolisis dapat
berbeda berdasarkan jenis limbah yang digunakan. Pirolisis dari limbah domestik (sampah
kota) menghasilkan 35% produk arang dan kadar abu hingga 37%. Pirolisis dengan laju
pemanasan yang lambat terhadap limbah ban akan menghasilkan arang hingga 50% dan
kadar abu sekitar 10%.
Dengan menggunakan peralatan modern proses pirolisis telah mencapai tahap yang
sangat modern yaitu apa yang dikenal dengan pirolisis cepat atau fast pirolisis yaitu suatu
proses pirolisis dengan meningkatkan kecepatan kenaikan suhu. Dengan cara ini dapat
dihasilkan produk minyak pirolisis yang hingga 75 % lebih tinggi dibandingkan dengan
pirolisis konvensional. Proses pirolisis cepat telah diadopsi oleh Teknologi biomassa eropa
yang telah memproduksi 50 ton minyak pirolisis (setara 314 barel minyak) dengan material
kayu sebanyak 250 ton / hari.
E. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan

a. Bahan baku biomasa yang bias diproses dengan pirolisis ini sangat beragam, mulai limbah-
limbah pertanian, perkebunan, kehutanan maupun peternakan. Dengan proses ini biasanya
akan dihasilkan hasil utama berupa arang. Kondisi operasi proses pirolisis bias diatur sesuai
keinginan tergantung kualitas produk yang dihasilkan. Semakin tinggi suhu pirolisis akan
dihasilkan arang dengan kadar karbon semakin tinggi dan kandungan volatile semakin
rendah. Dibawah ini skema alat pirolisis yang bias digunakan untuk penelitian di
laboratorium.
b. mendapatkan tiga produk untuk energi : gas, minyak, dan arang sehingga nilai energi
keseluruhan besar, produk gas dapat langsung dimanfaatkan untuk bahan bakar
2. Kekurangan

a. Dibutuhkan peralatan besar, penyediaan atmosfer pirolisis (miskin oksigen) memerlukan


biaya
b. Dibutuhkan bahan bakar yang banyak untuk menghasilkan suhu tinggi dalam proses
pirolisis

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pirolisis

Pirolisis (juga disebut termalisis) dekomposisi termal (panas) dari bahan organik, seperti pada
waktu batubara dipanaskan lebih dari 300 C tanpa udara atmosfer. Pada reaksi kimia
pirolisis biomasa, terdapat tiga faktor yang berpengaruh.

1) Bahan baku : komposisi kimia, kadar air.

2) Reaktor : vertical shaft / batchreactor, rotating tubular / fluidized bed


reactor.

3) Kondisi operasi : suhu pirolisis, waktu pirolisis (waktu tinggal).

Faktor faktor yang mempengaruhi hasil pirolisis :

a. suhu pirolisis, yang berpengaruh terhadap hasil pirolisis, karena dengan bertambahnya
suhu maka proses peruraian semakin sempurna.

b. waktu pirolisis, yang berpengaruh terhadap kesempatan untuk bereaksi. Waktu pirolisis
yang panjang akan meningkatkan hasil cair dan gas, sedangkan hasil padatnya akan menurun.
Waktu yang dibutuhkan tergantung pada jumlah dan jenis bahan yang diproses.

c. kadar air bahan, dimana yang nilainya yang tinggi akan menyebabkan timbulnya uap air
dalam proses pirolisis yang mengakibatkan tar tidak bisa mengembun didalam pendingin
sehingga waktu yang digunakan untuk pemanasan semakin banyak.

d. ukuran bahan, tergantung dari tujuan pemakaian, hasil arang dan ukuran alat yang
digunakan.
Seiring waktu reaksi dan suhu dinaikkan, komposisi dari produk pirolisis berkembang
menjadi komponen yang lebih stabil. Dekomposisi bahan organik dijabarkan sebagai berikut.

100 200 C Pengeringan dengan pemanasan, dehidrasi.

250 C Hilangnya cairan dan karbon dioksida. Evolusi hidrogen.

340 C Putusnya rantai karbon makromolekul.

380 C Tahap pirolisis, pengayaan karbon.

400 C Pecahnya rantai C-O dan C-H.

400 600 C Konversi komponen organik cair dalam hal ini untuk menghasilkan
produk pirolisis cair (tar).

600 C Pemecahan komponen organik cair untuk menghasilkan komponen yang


stabil (gas, hidrokarbon rantai pendek) senyawa aromatik (senyawa bensen).

>600 C Pemanasan aromatis menghasilkan bensen dan aromatik titik didih tinggi.

Proses pirolisis dapat dibagi menjadi beberapa fase dimana menjadi pedoman kesuksesan
prosesnya.

1) Fase pengeringan.

2) Fase pirolisis.

3) Fase evolusi gas.

Pada suhu 200 C pengeringan fisik disertai produksi uap air, jika yang dimasukkan bahan
biomasa yang basah maka perlu disertakan atau dimasukkan steam (uap air panas) ke dalam
reaktor, Pirolisis terjadi pada suhu 200 500 C. struktur makromolekul pecah menjadi gas,
komponen organik cair, karbon padat. Evolusi gas terjadi pada 500 1200 C, produk hasil
pirolisis diturunkan lebih lanjut, karbon padat dan produk organik cair menghasilkan gas
yang stabil. Hidrokarbon besar molekul besar dipecah menjadi metana dan karbon padat.
Metana direaksikan dengan uap air dikonversi menjadi karbon monoksida dan hidrogen.
Karbon padat direksikan dengan uap air atau karbon dioksida dikonversi menjadi karbon
monoksida dan hidrogen.

Reaksi kimia peruraian selulosa pada biomasa.

3(C6H10O5) 8H2O + C6H8O + 3CO2 + CH4 + H2 + 8C

Reaksi utama yang terjadi pada fase evolusi gas dijabarkan sebagai berikut.

CnHm xCH4 + y H2 + zC

CH4 + H2O CO + 3H2

C + H2O CO + H2

C + CO2 2CO

(Ullmanns, 2002)

Tabel 3. Reaksi kimia peruraian selulosa

Reaksi Produk
C6H10O5 + panas CH4 + 2CO + 3H2O + 3C
C6H10O5 6C + 5H2O(g) Karbon
C6H10O5 0.8 C6H8O + 1.8 H2O(g) + 1.2 CO2 Oli residu
C6H10O5 2C2H4 + 2CO2 + H2O(g) Etilen

Anda mungkin juga menyukai