Anda di halaman 1dari 12

Pendapatan Industri Asuransi Jiwa

Meningkat 42 Persen

Asuransi. soelvinvestor.dk

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, total pendapatan industri
asuransi jiwa meningkat 42 persen menjadi Rp 99,88 triliun dari Rp 69,97 triliun pada kuartal kedua
2016. Hal ini didukung peningkatan total pendapatan premi dan hasil investasi serta pendapatan lain.

Kami sangat mensyukuri industri asuransi jiwa Indonesia dapat mencatatkan kinerja pertumbuhan
yang kuat dan mencerminkan semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam berasuransi, ujar
Ketua AAJI Hendrisman Rahim dalam keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Selasa, 11
Oktober 2016.

Total premi bisnis baru tercatat meningkat 10,8 persen menjadi Rp 43,41 triliun dan total premi
lanjutan naik 9 persen menjadi Rp 31,19 triliun. Hasil investasi juga meningkat menjadi Rp 21,92
triliun dan pendapatan lain naik 32,9 persen menjadi Rp 2,03 triliun.

Jumlah tertanggung individual juga meningkat 15,1 persen. Hendrisman mengatakan pertumbuhan
yang kuat ini sekaligus menunjukkan komitmen tinggi industri asuransi jiwa di Indonesia. Komitmen
untuk senantiasa berusaha dan berfokus pada pertumbuhan bisnis yang dilandasi penyediaan berbagai
produk perlindungan keuangan dan investasi jangka panjang yang dibutuhkan masyarakat.

Sementara itu, total klaim dan manfaat yang dibayarkan industri asuransi jiwa sebesar Rp 44,7 triliun
atau meningkat 3,6 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 43,16 triliun.
Menurut Hendrisman, hal ini merupakan bukti nyata bahwa perusahaan asuransi jiwa mampu dan
terus menunjukkan komitmennya dalam memenuhi pembayaran klaim kepada para nasabah.

Adapun klaim kesehatan meningkat 27,9 persen dari Rp 4,04 triliun menjadi Rp 5,17 triliun. Klaim
akhir kontrak meningkat 18,2 persen dari Rp 3,88 triliun menjadi Rp 4,58 triliun. Sedangkan klaim
meninggal meningkat 17,3 persen menjadi Rp 4,09 triliun.

KOMENTAR :

Selama beberapa tahun belakangan ini, perkembangan asuransi di Indonesia menunjukkan


angka kemajuan yang cukup baik. Perusahaan asuransi menunjukkan geliat pertumbuhan di
dalam usaha yang mereka jalankan, yang mana semakin hari semakin banyak nasabah yang
mengunakan layanan asuransi di dalam kehidupan mereka. Kesadaran masyarakat akan
pentingnya sebuah perlindungan atas berbagai macam risiko yang bisa terjadi dan menimpa
diri mereka sewaktu-waktu adalah salah satu penyebab tingginya jumlah pengguna asuransi
belakangan ini. Hal ini tentu saja menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi perusahaan
asuransi yang menyediakan layanan asuransi, di mana akan semakin luas pasar yang bisa
diolah dan dijadikan sebagai sasaran penjualan produk yang mereka miliki. Sesuai dengan
perkembangan zaman, asuransi juga mengalami perkembangan yang cepat dan semakin baik
setiap harinya. Selain meningkatkan pelayanan kepada para nasabahnya, perusahaan asuransi
juga melakukan berbagai macam usaha untuk bisa tetap memperluas dan memajukan bisnis
yang mereka jalankan selama ini. Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan cara
mengeluarkan berbagai produk baru dan lebih inovatif bagi nasabahnya.

Saat ini, produk asuransi tidak hanya terbatas pada jenis asuransi jiwa dan asuransi kesehatan
saja, karena pada dasarnya kedua produk inilah yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat luas. Di dalam perkembangannya, perusahaan asuransi juga mengeluarkan
berbagai macam produk yang bisa dipilih dan digunakan sesuai dengan kebutuhan nasabah
yang bersangkutan. Hal ini dimaksudkan agar semakin banyak nasabah yang menggunakan
layanan asuransi dan semakin banyak penjualan yang bisa diciptakan.

Ada banyak jenis produk asuransi yang bisa dipilih oleh nasabah pengguna asuransi, antara
lain: asuransi kesehatan, asuransi dana pendidikan, asuransi dana pensiun, asuransi
kendaraan, asuransi properti, dan beragam jenis asuransi lainnya. Dengan banyaknya produk
yang dikeluarkan oleh perusahaan asuransi, maka akan ada banyak pilihan dan juga
pertimbangan yang bisa diambil oleh nasabah yang akan menggunakan asuransi tersebut. Hal
ini juga menciptakan aroma persaingan yang baik di antara perusahaan penyedia layanan
asuransi, di mana mereka tentu akan berlomba-lomba untuk memberikan layanan terbaik di
dalam produk yang mereka miliki.
Badan Kebijakan Fiskal Pertimbangkan
Asuransi Pengangguran
Senin, 07 November 2016 | 23:02 WIB

Petugas melayani warga di Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan
Sulsel, 1 Juli 2015. BPJS akhirnya secara resmi beroperasi penuh mulai 1 Juli 2015, yang ditandai
dengan tambahan program Jaminan Pensiun. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan usulan
pembentukan asuransi bagi pengangguran harus dikaji kembali agar tidak tumpang tindih dengan
jenis jaminan lain. Sebab, Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 telah mengatur
sejumlah perlindungan bagi pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja.
Menurut Suahasil, pemerintah perlu mencermati pengalaman sejumlah negara yang telah
memberlakukan asuransi khusus ini. Salah satunya Australia. "Kami harus mencermati apa tolok ukur
negara lain, karena sebenarnya sudah ada beberapa elemen dalam sistem yang dianggap melindungi
para pekerja terkena PHK karena siklus bisnis," katanya di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Senin, 7
November 2016.
Jaminan kesejahteraan bagi pekerja yang terkena PHK di antaranya uang penghargaan, uang
pesangon, dan jaminan hari tua. Pengelolaan jaminan hari tua dilakukan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mewacanakan
pembuatan asuransi bagi pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja. Jaminan berlaku hingga
mereka mendapatkan pekerjaan kembali. "Sehingga ketika dalam tahap mencari pekerjaan baru, dia
mempunyai bantalan untuk menjaga rumah tangganya," katanya, pekan lalu.
Bambang mengatakan dana jaminan bisa diambil dari alokasi BPJS Ketenagakerjaan atau bantuan
pemerintah. "Perlu ada hitungan berapa persen dari APBN dan ada batasnya," ujarnya. Namun ia
enggan menjelaskan lebih rinci mekanisme perhitungannya.
Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Destry Damayanti mengatakan sistem
asuransi seperti itu hanya bisa diterapkan di negara maju. Sebab, sumber pendanaan negara maju lebih
banyak dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi. "Kita masih berkutat di isu bahan bakar
minyak, jaminan kerja, dan kesehatan gratis dengan pendapatan menengah (middle income),"
ucapnya.

KOMENTAR :
Fasilitas Kesehatan Minim, Kenaikan
Iuran BPJS Dikritik
Sabtu, 12 Maret 2016 | 13:44 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Masyarakat Peduli Badan Penyelenggara Jaminan


Sosial Hery Susanto menolak kenaikan iuran mandiri BPJS Kesehatan. Pasalnya, kata dia, masih
banyak fasilitas dan pelayanan kesehatan yang belum memadai dan benar-benar dirasakan peserta
BPJS Kesehatan. "Ini merugikan peserta mandiri yang sudah membayar secara sukarela," katanya saat
dihubungi, Sabtu, 12 Maret 2016.
Hery menyayangkan hingga kini fasilitas dan pelayanan kesehatan yang didapat publik masih jauh
dari harapan. Jika ini dipaksakan, akan berakibat menurunnya minat masyarakat dari kalangan
peserta mandiri.
Lebih jauh Hery meminta pemerintah hanya menaikkan iuran penerima bantuan iuran (PBI). Dia juga
meminta pemerintah memperbaiki fasilitas layanan kesehatan agar minat kepesertaan mandiri
meningkat. "Jangan sampai seperti sekarang. Warga bayar kelas I tapi, karena kamar kelas I penuh,
turun kelas ke kelas II, bahkan kelas III," tuturnya.
Hery menilai pemerintah terlalu besar mematok jumlah peserta PBI, yakni 86,4 juta orang. Padahal,
kata dia, jumlah warga miskin, menurut Badan Pusat Statistik, pada 2015, hanya 28,5 juta orang. "Itu
menyedot biaya klaim kesehatan. Wajar jika kemudian BPJS Kesehatan mengalami defisit hingga
triliunan rupiah," tuturnya.
Nantinya Hery meminta BPJS Kesehatan tidak dijadikan alat pencitraan pemerintahan Presiden Joko
Widodo. "Lewat bagi-bagi iuran PBI via Kartu Indonesia Sehat (KIS) di masyarakat," ujarnya.
Per 1 April mendatang, iuran peserta mandiri atau pekerja bukan penerima upah (PBPU) mengalami
kenaikan. Kenaikan tersebut telah diteken dalam Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
Dengan terbitnya perpres itu, besaran iuran kelas I yang semula Rp 59.500 menjadi Rp 80 ribu. Iuran
kelas II yang semula Rp 42.500 menjadi Rp 51 ribu. Sedangkan iuran kelas III yang semula Rp
25.500 menjadi Rp 30 ribu.
Iuran peserta PBI serta penduduk yang didaftarkan pemerintah daerah juga mengalami kenaikan, dari
sebelumnya Rp 19.225 menjadi Rp 23 ribu. Namun kenaikan iuran bagi peserta PBI tersebut sudah
berlaku sejak 1 Januari lalu.
KOMENTAR :

Meski menjadi harapan utama pemerintah dalam menjamin kesehatan setiap warganya,
pelaksanaan program BPJS sampai saat ini masih banyak menuai respon positif maupun
negatif dari masyarakat. Jika dibandingkan dengan respon positif, respon negatif masyarakat
terhadap program Jaminan Kesehatan Nasional ini lebih banyak terasa. Bukannya
kenyamanan dan kelancaran fasilitas kesehatan yang dirasakan tetapi kerumitan sistem dan
kesulitan masyarakat saat mengajukan pelayanan kesehatan menjadi salah satu alasan utama.
Hingga kini, pelaksanaan BPJS yang dilakukan oleh PPK I (Puskesmas dan klinik) maupun
PPK II (Rumah Sakit) di lapangan masih banyak menemui permasalahan. Beberapa fakta
seperti terlantarnya pasien BPJS saat mencari pengobatan di Puskesmas dan Rumah Sakit,
sulitnya mencari ruang perawatan Rumah Sakit, lambatnya penanganan terhadap pasien
BPJS, bahkan pasien yang dibuang oleh petugas ambulans. Banyaknya kasus penolakan
Rumah Sakit terhadap pasien BPJS sampai saat ini masih menjadi masalah dalam
pelaksanaan program BPJS. Seharusnya permasalahan semacam itu tak harus terjadi, jika
pihak Rumah Sakit mau menampung dan memberikan pertolongan darurat terlebih dahulu
kepada para pasien BPJS hingga pasien yang bersangkutan mendapat ruang perawatan atau
Rumah Sakit lain yang dapat menampung pasien tersebut. Dengan perlakuan yang tidak
pantas dilakukan oleh Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK), dapat membentuk pola pikir
negatif di masyarakat tentang sistem pelayanan kesehatan yang digagas pemerintah tersebut.
Sudah selayaknya pihak pemerintah melakukan pengawasan ketat dan juga perbaikan sistem
pelaksaaan BPJS, khususnya sistem yang mengatur tentang Pemberi Pelayanan Kesehatan
seperti Rumah Sakit. Dalam menanggulangi kasus-kasus yang merugikan pasien BPJS
tersebut perlu diadakannya sistem komputerisasi pada penyediaan Rumah Sakit. Lewat
sistem ini pihak Rumah Sakit dapat melakukan pengecekan terhadap Rumah Sakit mana yang
masih terdapat kamar perawatan kosong. Rumah Sakit yang memiliki ruang ICU/ICCU dan
juga dapat melihat ketersediaan kantong darah di tiap Rumah Sakit bagi pasien yang
membutuhkan darah secepatnya untuk melakukan operasi. Sistem ini juga membuat setiap
Rumah Sakit yangbekerja sama dengan BPJS dapat terhubung satu dengan yang lainnya.
Dengan begitu, antara pihak PPK dan pasien sama sama dapat melakukan simbiosis
mutualisme. Solusi tadi sekiranya mampu mengurangi terjadinya permasalahan yang
membuat miris kita saat melihat sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. BPJS dalam hal ini
perlu melakukan perbaikan sistem yang baik untuk mengurangi kasus-kasus yang timbul
akibat dampak sistem pelayanan kesehatan yang tidak berjalan sebagai mana mestinya
Selama sistem belum diperbaiki, kritikan masyarakat terhadap BPJS akan terus bermunculan.
Semoga BPJS berhasil menjadi layanan kesehatan nomer satu pemerintah dengan sistem
yang berjalan semakin baik.
Go! Life, Aplikasi Asuransi Jiwa Dari
Panin Dai-ichi Life
Selasa, 06 Oktober 2015 | 23:02 WIB
Asuransi. soelvinvestor.dk
SWA.CO.ID, Jakarta - Pesatnya pergerakan pengunaan internet dan dunia digital di Indonesia
mendorong perubahan gaya hidup konsumen untuk mendapatkan berbagai layanan, termasuk untuk
sektor layanan asuransi. Setelah sebelumnya meluncurkan Go! Illustration pada pertengahan tahun
2014, Panin Dai-ichi Life kembali melakukan pengembangan dan meluncurkan Go! Life.
Go! Life adalah aplikasi yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi agen dalam mengakses
berbagai informasi dan membantu nasabah tentang asuransi jiwa. Selain dilengkapi dengan berbagai
fakta pendukung, informasi rangkaian produk, serta kalkulator finansial, aplikasi ini dapat membantu
nasabah dalam menentukan solusi yang sesuai. Aplikasi ini juga dapat diakses dimana saja dan kapan
saja. Aplikasi inovatif ini dapat diunduh di Appstore oleh seluruh tenaga pemasar profesional Panin
Dai-ichi Life yang memiliki perangkat iPad.
Bertempat di kantor pusat Panin Dai-ichi Life di Jakarta, acara peluncuran Go! Life dihadiri Direksi
dan manajemen Panin Dai-ichi Life, yakni Masayuki Tanaka, Wakil Presiden Direktur yang
didampingi oleh Farid A. Trimurianto, Head of Agency Training.
Masayuki mengatakan, Kami mengerti bahwa seiring dengan perkembangan zaman, kita harus selalu
beradaptasi dan berinovasi dengan teknologi untuk memberikan pelayanan prima kepada nasabah.
Sesuai dengan tagline kami, by your side, for life, kami meluncurkan Go! Life sebagai sebuah solusi
yang memberi kemudahan bagi para agen untuk membantu memenuhi kebutuhan nasabah di setiap
tahap kehidupannya.

KOMENTAR :
amis 28 April 2016 18:23 WIB

Langkah Bijak Pilih Asuransi Pendidikan


Buat Anak
Jenjang karir yang berkualitas dan masa depan yang cerah memiliki faktor pendorong utama
yaitu pendidikan. Tingkat pendidikan yang baik akan besar menentukan seorang anak
berkembang dan mencapai cita-citanya. Dalam hal ini orang tua harus mempersiapkan biaya
sekolah buah hati supaya mereka dapat belajar dengan tenang tanpa ada kecemasan tidak bisa
mengikuti pendidikan sampai jenjang tertinggi. Bisa dikatakan pendidikan merupakan kunci
sukses dan berperan penting bagi masa depan seorang individu.

Tidak ada salahnya bagi orang tua mulai mempertimbangkan asuransi pendidikan buat anak
bahkan sejak si kecil masih berusia balita. Tabungan tersendiri bisa dipersiapkan khusus
hanya untuk biaya yang berhubungan dengan pendidikan mereka. Diperlukan konsistensi dan
kedisplinan orang tua sebagai landasan menabung. Misalnya dengan menambah jumlah biaya
pendidikan anak jika adanya peningkatan pendapatan bulanan, namun tidak mengurangi
biaya pendidikan jika memang peningkatan pendapatan bulanan menurun. Hal ini sebenarnya
juga ditujukan supaya orang tua tidak perlu khawatir mengenai biaya ketika si kecil
menginjak usia sekolah.

KOMENTAR :

Sebelum membahas lebih jauh mengenai asuransi pendidikan buat anak, ada dua perilaku
penting yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan biaya pendidikan:

Investasi
Investasi dilakukan untuk memastikan adanya dana yang cukup untuk biaya anak sekolah.
Investasi diperlukan seiringan biaya pendidikan yang terus mengalami kenaikan. Investasi
berbeda dengan menabung yang hanya menawarkan kepastian namun hasilnya tidak cukup
akibat rendahnya bunga. Meskipun lebih berisiko, investasi menjanjikan potensi lebih tinggi.

Proteksi

Proteksi dilakukan untuk memastikan jika pencari nafkah mendapat musibah, anak masih
tetap bersekolah dengan lancar sesuai rencana awal. Musibah tersebut misalnya orang tua
meninggal dunia, kecelakaan, ataupun cacat tetap, produk asuransi tetap bisa melindungi
dengan mencairkan uang pertanggungan.

Setelah mengetahui kebutuhan biaya pendidikan untuk si kecil, orang tua bisa menentukan
produk keuangan yang sesuai agar tujuan yang diinginkan bersama tercapai. Saat ini terdapat
sangat beragam produk tabungan dan asuransi pendidikan yang terkadang membuat orang tua
jadi bingung memilih. Berikut ini fitur kedua produk tersebut supaya orang tua bisa lebih
mudah memilih produk yang cocok bagi buah hati:

Tabungan Pendidikan

Bentuk tabungan pendidikan yaitu produk bank yang memiliki fasilitas penambahan nilai
karena adanya bunga tabungan yang biasanya melebihi suku bunga pada jenis tabungan
biasa. Seringkali pihak bank bekerja sama dengan pihak asuransi guna memberikan proteksi
kepada nasabah. Akan tetapi tabungan lebih cocok digunakan untuk persiapan dana
pendidikan dalam jangka waktu singkat antara 2-5 tahun.

Asuransi Pendidikan

Dalam produk asuransi pendidikan buat anak biasanya memiliki manfaat utama proteksi
terhadap kondisi orang tua meninggal dunia atau mengalami kecacatan total, dimana
perusahaan asuransi tetap membayarkan dana pendidikan bagi anak. Asuransi ini diperlukan
dengan didampingi tabungan pendidikan supaya orang tua mendapatkan hasil yang
maksimal.

Akan lebih baik bagi orang tua untuk memilih dana penarikan yang lebih fleksibel sehingga
Anda dapat meningkatan tabungan di masa depan secara bertahap. Selain itu juga sebaiknya
memilih asuransi pendidikan dengan setoran investasi yang dapat diubah sewaktu-waktu
dengan pertimbangan kondisi keuangan yang mungkin saja bisa berubah secara signifikan.

Orang tua buakan hanya harus memilih investasi yang tepat, tetapi juga harus memastikan
bahwa tersedianya proteksi cukup untuk melindungi anak dan keluarga.

Catatan.

Penulis adalah salah seorang penasehat keuangan pada perusahaan asuransi nasional. Artikel
ini disajikan untuk melakukan edukasi melalui Indonesiana.

Anda mungkin juga menyukai