Anda di halaman 1dari 7

MATERI INISIASI 2

Setelah mempelajari materi inisiasi ini Anda diharapkan mampu menjelaskan


Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Individu. Oleh
karena itu materi inisiasi 2 ini berupa kajian tentang Pandangan aliran atau para ahli
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu.
Anda diharapkan berperan aktif dalam tuton ini, sehingga terjadi interaksi antara
mahasiswa dengan tuton. Dipersilahkan Anda mempelajari materi inisiasi 2 tuton ini
dengan seksama. Selamat Belajar.

Memahami Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Individu

Secara umum perkembangan manusia selalu dipengaruhi oleh faktor luar dan
faktor dalam, faktor indogin dan faktor eksogin, faktor ekstern dan faktor intern. Faktor
manakah yang lebih kuat antara keduanya, tiap orang, golongan atau faham, masing-
masing memiliki perbedaan. Hal ini adalah karena pendapat-pendapat mereka masih
berdasarkan keyakinan belum berdasarkan penelitian yang mendalam atau yang
alamiah.

Setiap individu dilahirkan kedunia membawa heriditas tertentu. Artinya


karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan dari pihak orang tuanya. Karakteristik
yang menyangkut fisik (seperti struktur tubuh, warna kulit dan bentuk rambut) dan
psikhis atau sifat-sifat mental (seperti emosi, kecerdasan dan bakat).

I. Pembahasan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu para


ahli berbeda pendapat juga lantaran sudut pandang dan pendekatan mereka terhadap
eksistensi individu tidak sama. Oleh karena itu aliran-aliran yang berhubungan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu akan
dibahas sebagai berikut :

1. Aliran Nativisme
Nativisme (nativism) adalah sebuah dokrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap
aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini adalah Arthur Schopenhaueur
(1788-1860) seorang filosof Jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuliki sebagai
aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kacamata hitam. Karena
para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa, perkembangan manusia itu
ditentukan oleh pembawaannya sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak
berpengaruh. Adapun hasil pendidikan itu 100% tergantung pada pembawaan anak
didik sendiri. Lingkungan termasuk didalamnya pendidikan, tidak berdaya sama sekali
dalam mempengaruhi perkembangan anak. Sehingga anak jahat akan menjadi jahat
dan anak yang baik menjadi baik. Aliran nativisme berpendapat bahwa sehubungan
dengan perkembangan anak didik usaha pendidikan tidak dapat dipakai untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan oleh pendidik.

2. Aliran Empirisme
Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme dengan tokoh utama John
Locke (1632-1704). Doktrin aliran empirisme yang amat mashur adalah tabula rasa
sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong.
Doktrin ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam
arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan
pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap
tidak ada pengaruhnya, dalam hal ini para penganut menganggap setiap anak lahir
seperti tabularasa dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa
maksudnya hendak menjadi apa seorang anak kelak tergantung pada
pengalaman/lingkungan yang mendidiknya. Menurut aliran tabula rasa, perkembangan
anak 100% bergantung pada pengaruh luar yang disebut dengan lingkungan.

3. Aliran yang hampir bersamaan dengan aliran nativisme ialah aliran yang
Berdasarkan konsepsi yang dikemukakan oleh JJ. Rousseau seorang filsuf bangsa
perancis, 1712-1778 dengan aliran naturalismenya. Menurut pendapat Rousseau
dalam bukunya Emile bahwa Semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari
Sang Pencipta, tetapi menjadi buruk ditangan manusia. Pendidikan yang diinginkan
Rousseau hendaklah dimulai dengan mempelajari perkembangan anak. Anak tidak
boleh dianggap sebagai manusia dewasa yang kecil karena anggapan yang demikian
mengabaikan tahap-tahap perkembangan yang berbeda dimana didalamnya ada daya-
daya khusus yang perlu dikembangkan secara alamiah.

4. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisme
dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan)
dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan
manusia. Tokoh utama konvergensi bernama LouisWilliam Stern (1871-1938), seorang
filosof dan psikolog Jerman.

Berdasarkan aliran-aliran doktrin filosofis diatas maka kita dapat berkesimpulan


bahwa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya mutu perkembangan individu
berupa faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri dan pembawaan
psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri, yang mencakup
hereditas atau keturunan.

Hereditas atau keturunan merupakan aspek individu yang bersifat bawaan dan
memiliki potensi untuk berkembang, hal ini tergantung pada kualitas hereditas dan
lingkungan yang mempengaruhinya.

Faktor hereditas yang dianggap mempengaruhi perkembangan anak adalah


sebagai berikut :
Faktor fisik, sebagian merupakan bawaan yang tidak adapat diubah, tetapi
sebagian ditentukan oleh pemeliharaan ketika kehamilan, gizi, olah raga dan
kesehatan umum.
Jenis kelamin, berpengaruh pada kemampuan kognitif, keterampilan dan sikap
Kesehatan, terutama penyakit turunan
Kecerdasan, yang berbeda bagi setiap orang
Bakat, yaitu kemampuan khusus yang dimiliki seseorang tanpa tergantung
pada latihan. Orang akan lebih berhasil jika belajar sesuai dengan bakatnya.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai
berikut :
1. Keluarga yang mencakup jumlah anak dalam keluarga, nomor kelahiran,
perubahan struktur keluarga, latar belakang pendidikan orang tua, dan status
sosial ekonomi
2. Sekolah sebagai pendidikan formal, yang sangat besar pengaruhnya bagi
setiap orang terutama dalam bersikap dan bertindak
3. Budaya dan masyarakat yang mempengaruhi berbagai aspek belajar terutama
dalam sikap dan nilai, bahasa, serta reaksi terhadap diri dan disiplin kelas
4. Media, termasuk media elektronik dan media cetak.
Agar dapat memperbesar dampak positif pengaruh-pengaruh tersebut, guru
hendaknya berusaha.
Memahami latar belakang anak
Menyadari adanya perbedaan individu
Menekankan pada awal bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan
Mengembangkan bakat khusus siswa
Memberikan bantuan yang diperlukan anak
Menghilangkan rasa curiga mencurigai dan memberikan kesempatan yang
sama, serta
Memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan kegemaran siswa.

Lingkungan keluarga
Keluarga memiliki peranan penting dalam mengembangkan pribadi anak, karena
perawatan orang tua yang penuh kasih sayang, pendidikan nilai-nilai kebudayaan
merupakan faktor penentu berkembangnya kepribadian anak yang sehat.

Fungsi Dasar Keluarga


Memberikan rasa aman, kasih sayang, rasa memiliki
Mengembangkan hubungan yang baik diantara anggota keluarga
Memberikan bimbingan bagi pengembangan prilaku secara sosial
Membentuk anak dalam memecahkan masalah yang dihadapi
Memberikan bimbingan dalam penyesuaian diri
Stimulator bagi perkembangan kemampuan anak untuk mencapai prestasi
Pembimbing dalam mengembangkan aspirasi
Sumber persahabatan (teman bermain) anak.

Pola Hubungan Orang Tua dengan Anak


Hurlock, Schneiders, Lovee menggambarkan pola prilaku orang tua dan dampaknya
terhadap tingkahlaku.
Pola Perlakuan Orang Tua Perilaku Orang Tua Profil Tingkah Laku Anak
1. Overprotection 1. Kontak yang 1. Perasaan tidak
(terlalu melindungi) berlebihan dengan aman
anak 2. Agresif dan dengki
2. Perawatan 3. Mudah merasa
pemberian bantuan gugup
kepada anak yang 4. Melarikan diri dari
terus menerus kenyataan
3. Mengawasi kegiatan 5. Sangat tergantung
anak secara 6. Ingin menjadi
berlebihan pusat perhatian
4. Memecahkan 7. Menolak tanggung
masalah anak jawab
8. Egois dan sulit
dalam bergaul

2. Permissiveness 1. Memberikan 1. Pandai mencari


(Pembolehan) kebebasan untuk jalan keluar
berpikir atau 2. Dapat
berusaha bekerjasama
2. Menerima gagasan 3. Percaya diri
3. Membuat anak 4. Penuntut dan tidak
merasa diterima dan sabaran
merasa kuat
4. Toleran dan
memahami
kelemahan anak
5. Cenderung lebih
suka memberi yang
diminta anak
daripada menerima

3. Rejection 1. Bersikap masa 1. Agresif (mudah


(Penolakan) bodoh marah, gelisah,
2. Bersikap kaku keras kepala,
3. Kurang nakal)
memperdulikan 2. Submissive
kesejahteraan anak (kurang dapat
4. Menampilkan sikap mengerjakan
permusuhan tugas, pemalu dan
penakut)
3. Sulit bergaul,
pendiam, sadis

4. Acceptance 1. Memberikan 1. Mau bekerjasama


(Penerimaan) perhatian dan cinta 2. Bersahabat dan
kasih yang tulus loyal
2. Menempatkan anak 3. Emosinya stabil
dalam posisi yang 4. Ceria dan
penting dirumah bersikap optimis
3. Mengembangkan 5. Mau menerima
hubungan yang tanggung jawab
hangat dengan anak dan jujur dan
4. Bersikap respek bersikap realistik
terhadap anak 6. Memilih
5. Berkomunikasi perencanaan yang
dengan anak secara jelas untuk masa
terbuka depan

5. Domination 1. Mendominasi anak 1. Bersikap sopan


(dominasi) dan sangat
berhati-hati
2. Pemalu, penurut
dan tidak dapat
bekerjasama
6. Submission 1. Senantiasa 1. Tidak patuh, tidak
(penyerahan) memberikan sesuatu bertanggung
kepada anak jawab
2. Membiarkan anak 2. Agresif, bersifat
berperilaku otoriter dan terlalu
semaunya di rumah percaya diri

7. Punitiveness (terlalu 1. Mudah memberikan 1. Impulsif dan tidak


disiplin) hukuman dapat mengambil
2. Menanamkan keputusan
kedisiplinan secara
keras

Dari ketujuh sikap atas perlakuan orang tua tersebut, nampak bahwa sikap
acceptance merupakan yang baik untuk dimiliki atau dikembangkan oleh orang tua.
Sikap orang tua telah memberikan kontribusi kepada perkembangan kepribadian yang
sehat.

Pada dasarnya ada kaidah umum atau patokan dalam perkembangan dan
pertumbuhan individu, yaitu hukum perkembangan. Hukum perkembangan adalah
merupakan kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam
perkembangan, dapat juga dikatakan hukum perkembangan adalah patokan
generalisasi, mengenai hubungan sebab akibat terjadi peristiwa perkembangan dalam
diri manusia. Adapun Hukum Perkembangan antara lain :
Hukum Konvergensi bahwa perkembangan manusia pada dasarnya tidak
hanya dapat dipengaruhi oleh pembawaan sejak lahir, tetapi juga oleh
lingkungan pendidikan sehingga apabila pengaruh lingkungan sama besar dan
kuatnya dengan pembawaan siswa, maka hasil pendidikan yang didapat siswa
itupun akan seimbang dan baik.
Hukum perkembangan dan pengembangan diri bahwa para siswa seperti
manusia pada dasarnya memiliki hasrat atau dorongan untuk mempertahankan
diri dari hal-hal yang negatif seperti rasa sakit, tidak aman, kematian, sehingga
perlu papan, sandang dan pangan. Dari usaha untuk mempertahankan diri itu,
berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan diri melalui naluri atau nurani
pembawaan sejak lahir yang akan menuntunnya untuk bertahan dan
mengembangkan dirinya.
Hukum masa peka bahwa masa yang tepat yang terdapat pada anak untuk
mengembangkan fungsi-fungsi tertentu seperti fungsi mulut untuk belajar dan
membaca, fungsi tangan untuk menulis. Dimasa peka ini sangat menentukan
cepat atau lambatnya seorang siswa dapat menerima pelajaran, artinya jika
seorang siswa belum sampai pada masa pekanya untuk mempelajari suatu
materi pelajaran maka pelajaran tersebut akan sulit diserap.
Hukum keperluan belajar bahwa antara perkembangan dan belajar terdapat
hubungan sangat erat, sehingga semua proses perkembangan memerlukan
belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa setiap anak biasanya berkembang
karena belajar
Hukum kesatuan anggota badan bahwa proses perkembangan fungsi-fungsi
organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses perkembangan fungsi-fungsi
rohaniah, sehingga suatu tahap perkembangan tidak terlepas dari tahap
perkembangan lainnya.
Hukum tempo perkembangan bahwa lambat atau cepatnya proses
perkembangan seseorang tidak sama dengan orang lain. Tempo
perkembangannya terbagi atas cepat, sedang dan lambat.
Hukum irama perkembangan bahwa perkembangan manusia tidak tetap,
terkadang naik terkadang turun. Menurut pengamatan para ahli psikologi,
setiap anak biasanya mengalami dua masa pancaroba atau krisis yang lazim
disebut trozt dimana terjadi dalam dua periode yaitu :
# Trozt periode pertama terjadi pada anak usia 2 sampai 3 tahun dengan
ciri utama anak menjadi egois, selalu bersikap dan bertingkah laku
mendahulukan kepentingan diri sendiri.
# Trozt periode kedua terjadi pada umur 14 sampai 17 tahun dengan ciri
utama sering membantah orang tuanya sendiri dalam mencapai identitas
pribadi.
Hukum rekapitulasi bahwa proses perkembangan individu manusia adalah
sebuah dunia kehidupan kecil yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis
mahluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling
kompleks.

Dari uraian tersebut kita dapat menyimak bahwa perkembangan anak itu dipengaruhi
oleh banyak faktor. Pengaruh tersebut dapat positif dan dapat pula menjadi negatif.
Sebagai guru kita tentu diharapkan dapat berbuat sesuatu yang mampu memperbesar
dampak positif faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
anak didik kita untuk itu, implikasi bagi pendidik adalah :
1. Mantapkan bahwa pemahaman anak dikelas mempunyai ciri dan tidak ada
yang sama sehingga perbedaan individual adalah wajar
2. Kenali latar belakang siswa secara cermat, lebih-lebih jika siswa tersebut
mempunyai perbedaan yang menonjol baik itu bersifat positif maupun negatif
3. Tekankan pada siswa bahwa setiap anak dilahirkan dengan ciri fisik dan
kemampuan yang berbeda dan setiap anak mempunyai kekurangan dan
kelebihan. Ini dimaksudkan untuk menjaga agar anak-anak tidak mengganggu
atau meremehkan temannya yang mempunyai kondisi fisik yang berbeda
4. Berikan kesempatan kepada siswa yang menunjukkan kemampuan khusus
untuk mengembangkan kemampuannya, misalnya anak yang menonjol dalam
bidang olah raga atau melukis, berikan kesempatan untuk berlatih seperlunya
dan menunjukkan kelebihannya.
5. Sebaliknya bagi anak-anak yang menunjukkan kemampuan yang rendah,
berikan bantuan seperlunya, baik melalui kerjasama dengan orang tua, teman
sejawat maupun dengan pemanfaatan anak-anak yang mempunyai
kemampuan yang lebih, sehingga terjadi kerjasama yang baik diantara anak-
anak
6. Sekolah sebagai salah satu bentuk masyarakat kecil, hendaknya dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi perbedaan individu siswa, guru dapat bekerja
sama dengan keluarga untuk membangun anggota masyarakat yang saling
memperhatikan di sekolah.

Kesimpulan

Perkembangan anak dipengaruhi oleh anak faktor yang dapat dibagi menjadi faktor
hereditas dan faktor lingkungan. Kedua faktor ini membentuk perbedaan individual
yang merupakan ciri atau karakteristik masing-masing individu.
Faktor hereditas yang dianggap mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai
berikut :
1. Faktor fisik, sebagian merupakan bawaan yang tidak dapat diubah, tetapi
sebagian ditentukan oleh pemeliharaan ketika kehamilan, gizi, olah raga, dan
kesehatan umum.
2. Jenis kelamin berpengaruh pada pada kemampuan kognitif, keterampilan dan
sikap
3. Kecerdasan yang berbeda bagi setiap orang
4. Bakat, yaitu kemampuan khusus yang dimiliki seseorang tanpa tergantung
pada latihan.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak adalah sebagai berikut :


a. Keluarga, sekolah, budaya dan masyarakat
b. Media, termasuk media elektronik dan media cetak

Agar dapat memperbesar dampak positif pengaruh-pengaruh tersebut, guru


hendaknya berusaha :
1. Memahami latar belakang anak
2. Menyadari adanya perbedaan individu
3. Menekankan pada anak bahwa setiap orang punya kelebihan dan kekurangan
4. Mengembangkan bakat khusus siswa dan memberi bantuan yang diperlukan
anak

Anda mungkin juga menyukai