Anda di halaman 1dari 13

BAB 5

THE INFORMATION APPROACH TO DECISION USEFULNESS

A. Pengertian Pendekatan Informasi

Nilai pasar sekuritas dapat diprediksi dengan adanya informasi baru.


Untuk membuktikan hal ini diperlukan penelitian empiris dalam akuntansi.
Walaupun sulit dalam perancangan penelitian untuk menguji hal ini, riset
akuntansi telah menemukan bahwa harga pasar sekuritas bereaksi terhadap
informasi akuntansi. Bukti tentang hal ini pertama kali ditemukan oleh Ball dan
Brown pada tahun 1968 dimana pasar sekuritas bereaksi terhadap pengumuman
laba.

Inti dalam pembelajaran ini adalah bagaimana suatu informasi akuntansi


dapat berguna bagi para investor untuk mengestimasi nilai prediksi dan resiko dari
pengembalian suatu sekuritas. Apabila suatu informasi akuntansi tidak memiliki
suatu kandungan informasi maka tidak ada perubahan keyakinan dari investor
sehingga tidak pula memicu keputusan untuk menjual ataupun membeli. Tanpa
keputusan untuk menjual ataupun membeli maka tidak ada perubahan volume
perdagangan maupun perubahan harga. Dengan demikian, informasi dikatakan
berguna apabila informasi tersebut mampu untuk mengarahkan investor untuk
merubah kepercayaannya dan aksi yang akan dilakukannya. Oleh karena itu,
tingkat kegunaan dari keputusan investor dapat diukur dari banyaknya perubahan
volume perdagangan maupun perubahan harga mengikuti informasi yang
diumumkan.

Pendekatan informasi (information approach) berkaitan dengan


penyamaan kegunaan (usefulness) informasi dengan kandungan informasi
(information content). Pendekatan ini berusaha melihat investor yang ingin
membuat prediksinya sendiri atas nilai pengembalian sekuritas dimasa depan
dengan menggunakan semua informasi yang diperolehnya. Pendekatan Informasi
menyiratkan bahwa penelitian empiris dapat membantu akuntan untuk
meningkatkan kegunaan dengan membiarkan respon pasar menunjukan apakah
informasi tersebut dapat berguna atau tidak bagi investor.

Pendekatan Informasi pada pelaporan keuangan adalah suatu pendekatan


yang mengakui tanggungjawab individual untuk memprediksi kinerja masa depan
perusahaan yang berkonsentrasi pada penyediaan informasi yang bermanfaat
untuk mencapai tujuan tersebut. Pendekatan ini mengasumsikan efisiensi pada
pasar sekuritas terjadi (pasar sekuritas efisien adalah suatu kondisi dimana harga
sekuritas yang diperdagangkan dalam pasar tersebut setiap saatnya benar-benar
menunjukkan semua informasi yang dapat diketahui oleh publik mengenai
sekuritas yang diperdagangkan). Pendekatan ini mengakui pasar akan bereaksi
terhadap informasi yang bermanfaat darimanapun sumbernya, termasuk laporan
keuangan.

B. Alasan terhadap Respon Pasar

Berikut ini perilaku investor terhadap informasi laporan keuangan:

1. Investor memiliki kepercayaan awal (prior beliefs) tentang kinerja perusahaan


dimasa depan (baik itu tentang dividen, arus kas perusahaan, ataupun laba)
yang mempengaruhi perkiraan return dan resiko dari sekuritas perusahaan.
Kepercayaan awal ini diperoleh berdasarkan informasi yang tersedia untuk
publik. Walaupun informasinya tersedia untuk publik tetapi kepercayaan awal
para investor ini tidaklah sama. Ketidaksamaan tersebut disebabkan oleh besar
kecilnya informasi yang diperoleh oleh investor dan kemampuan untuk
menginterpretasi informasi tersebut.
2. Setelah pengumuman laba bersih pada tahun yang bersangkutan, sebagian
investor memutuskan untuk mendapatkan informasi lebih dengan menganalisa
jumlah laba. Sebagai contoh, jika laba bersih yang diumumkan perusahaan
tinggi atau lebih tinggi dari perkiraan investor, maka hal ini akan menjadi berita
baik (Good News) bagi investor tersebut. Berdasarkan teorema Bayes (suatu
teorema yang menyatakan seberapa jauh derajat kepercayaan subjektif harus
berubah secara rasional ketika ada petunjuk baru) investor akan merevisi
ekspektasinya keatas (upward) tentang kinerja masa depan perusahaan. Namun
sebagian investor lainnya yang sebelumnya memiliki ekspektasi yang terlalu
tinggi terhadap laba bersih perusahaan, akan menginterpretasikan laba tersebut
sebagai berita buruk (Bad News).
3. Investor yang telah merevisi keyakinan awalnya tentang kinerja masa depan
perusahaan yang upward cenderung untuk membeli saham perusahaan pada
harga pasar saat ini, sedangkan investor yang merevisi ekspektasinya yang
downward akan melakukan yang sebaliknya.
4. Kita dapat memprediksi bahwa volume perdagangan saham akan meningkat
saat perusahaan melaporkan laba bersihnya. Volume perdagangan ini akan
semakin besar seiring dengan semakin besarnya perbedaan keyakinan awal
investor dan hasil dari interpretasi terhadap informasi laporan keuangan.

Reaksi harga pasar dapat menyediakan pengujian yang lebih kuat atas decision
usefulness daripada reaksi volume.

C. Temuan tentang Respon Pasar

1. Teori pasar efisien menyiratkan bahwa pasar akan bereaksi cepat terhadap
informasi baru. Hasilnya, menjadi sangat penting untuk mengetahui kapan laba
bersih tahun berjalan perusahaan diumumkan kepada publik. Bila peneliti
terlambat mengetahuinya maka tidak akan berdampak dalam penelitiaanya
walaupun laba bersih itu telah diumumkan. Jika pasar efisien bereaksi,
seharusnya terjadi dalam waktu dekat (narrow window) atau disekitar tanggal
pengumuman.
2. Good News (GN) dan Bad News (BN) yang dilaporkan dalam laba bersih
biasanya dievaluasi berdasarkan apa yang diharapkan investor. Sebagai contoh
bila investor memperkirakan laba bersih perusahaan sebesar 2 juta dan ternyata
laporan laba bersih yang diumumkan adalah 3 juta, maka good news ini akan
memicu investor menjadi lebih cepat untuk merevisi keyakinannya atas kinerja
masa depan perusahaan. Ini berarti, peneliti harus memperoleh pendekatan dari
apa yang diharapkan oleh investor atas laba bersih perusahaan.
3. Selalu ada peristiwa yang juga terjadi di seputar tanggal pengumuman yang
mempengaruhi volume dan harga saham perusahaan. Sehingga respon pasar
terhadap laba bersih yang dilaporkan akan sulit untuk ditemukan. Hal ini
menjadi penting untuk memisahkan market wide dan faktor-faktor spesisifik
perusahaan.
D. Memisahkan market wide dan faktor faktor spesifik perusahaan

Market model biasanya digunakan untuk memberikan gambaran atas


pemisahan market wide dan faktor-faktor spesifik pasar yang mempengaruhi
return sekuritas.

Dari market model menunjukan suatu hubungan antara return dari saham

perusahaan j dan return dari pasar portofolio. Dari model tersebut juga

didapatkan istilah abnormal return. Abnormal return adalah return yang didapat

investor yang tidak sesuai dengan pengharapan. Abnormal return adalah selisih

antara return yang diharapkan (return expectation) dengan return yang didapat

(actual return). Selisih return akan positif jika return yang didapat lebih besat dari

return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan return akan negatif

jika return yang didapat lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang

dihitung.
Abnormal return dapat terjadi karena adanya kejadian-kejadian tertentu,

misalnya hari libur nasional, awal bulan, awak tahun, suasana politik yang tidak

menentu, kejadian-kejadian yang luar biasa, stock split, penawaran perdana

saham, dan lain-lain.

Return sebenarnya merupakan return yang terjadi pada waktu t (tanggal

transaksi) yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya

secara relatif, sedangkan return yang diharapkan harus diestimasikan.

Abnormal return pada model diatas dapat diinterpretasikan sebagai rate of


return saham perusahaan pada hari ke 0 setelah meniadakan pengaruh faktor-
faktor keseluruhan perusahaan.

E. Membandingkan Return dan Income

Peneliti empiris saat ini dapat membandingkan abnormal return saham


pada tanggal publikasi dengan komponen yang tidak diharapkan atas laba bersih
yang dilaporkan perusahaan. Jika laba bersih yang tidak diharapkan merupakan
GN, yaitu pendapatan bersih positif yang tidak terduga dalam pasar modal efisien,
abnormal return positif memberikan bukti bahwa investor secara rata-rata
bereaksi secara menguntungkan terhadap GN yang sebelumnya tidak diharapkan
dalam perhitungan laba. Begitu pula sebaliknya jika laba bersih yang diharapkan
merupakan BN.
Untuk dapat meningkatkan hasil dari kualitas penelitian, peneliti juga
dapat memeriksa beberapa hari selain penelitian yang dilakukan pada tanggal
publikasi. Sebagai contoh, pasar yang efisien mungkin mempelajari beberapa
kemungkinan dari berita GN dan BN sehari atau dua hari sebelum diumumkan.
Abnormal return positif maupun negatif juga dapat berlanjut selama satu atau dua
hari setelah tanggal publikasi saat pasar mencerna informasi. Konsekuensinya,
menjumlahkan abnormal return selama 3 - 5 hari dalam narrow window di sekitar
tanggal publikasi terlihat lebih rasional jika dibandingkan hanya mengevaluasi
pada tanggal publikasi (hari 0) saja.
Jika abnormal return positif atau negatif di sekitar GN atau BN ditemukan
dalam sampel perusahaan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa prediksi
berdasarkan Teori Keputusan dan Teori Pasar Modal Efisien mendukung dalam
penelitian. Ini pada akhirnya ikut mendukung Decision Usefulness Approach
karena jika investor tidak menemukan kegunaan informasi dari laba bersih yang
dilaporkan perusahaan, maka respon pasar akan sulit diobservasi.

F. Penelitian Ball dan Brown (1968)

Pada tahun 1968, Ball dan Brown (BB) mulai melakukan penelitian pasar
modal secara empiris dalam bidang akuntansi. Mereka merupakan peneliti
pertama yang memberikan bukti ilmiah yang meyakinkan dimana return saham
perusahaan memberikan respon terhadap kandungan informasi dari laporan
keuangan. Penelitian BB memberikan panduan dan dorongan terhadap para pihak
yang ingin memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai decision usefulness
dari laporan keuangan.
BB menguji sampel yang terdiri dari 261 perusahaan yang terdaftar di New
York Stock Exchange (NYSE) selama sembilan tahun dari tahun 1957 sampai
tahun 1965. Mereka memfokuskan diri kepada kandungan informasi tentang laba,
dan mengeluarkan komponen-komponen laporan keuangan lainnya seperti
likuiditas dan struktur modal. Satu alasan mengapa hal ini dilakukan, untuk
perusahaan yang terdaftar di NYSE biasanya mengumumkan laporan
keuangannya terlebih dahulu melalui media sebelum dilakukannya penerbitan
akutual atas laporan keuangan tahunan sehingga relatif lebih mudah untuk
menentukan kapan informasi yang pertama kali dipublikasikandapat tersedia.
BB berkonsentrasi pada isi informasi dari laba, dengan mengeluarkan
komponen informasi potensial lainnya dari laporan keuangan seperti likuiditas
dan struktur modal. Tahapannya yaitu :
Tugas pertama yaitu menentukan isi informasi dari laba, apakah laba yang
dilaporkan merupakan GN (laba yang dilaporkan lebih besar dari yang
diharapkan pasar) atau BN (laba yang dilaporkan lebih kecil dari yang
diharapkan pasar). Diperlukan indikator yang lain untuk dapat mengukur
ekspektasi pasar. Indikator yang digunakan yaitu laba aktual tahun lalu, yang
mana hal tersebut mengikuti bahwa laba yang tidak diharapkan secara
sederhana menunjukan perubahan dalam laba. Oleh karena itu, Perusahaan
dengan laba yang lebih tinggi daripada tahun lalu akan diklasifikasikan
sebagai GN dan perusahaan dengan laba yang lebih rendah dari tahun lalu
akan diklasifikasikan sebagai BN.
Tugas selanjutnya yaitu mengevaluasi return saham pasar dari perusahaan
yang dijadikan sampel di seputar waktu pengumuman laba. Dalam hal ini,
BB menggunakan return bulanan.
Adapun hasilnya yaitu :
Perusahaan yang tergolong GN dalam pengumuman laba, Abnormal return
rata-rata pasar atas sekuritas dalam bulan dimana laba diumumkan adalah
positif secara kuat.
Sedangkan perusahaan yang tergolong BN dalam pengumuman laba,
Abnormal return rata-rata pasar atas sekuritas dalam bulan dimana
pengumuman atas laba dilakukan adalah negatif secara kuat.
Hasil penelitian ini mmberikan bukti yang kuat bahwa pasar memberikan
respon terhadap berita baik ataupun buruk atas laba dalam jangka waktu yang
sempit/dekat (narrow window) yaitu pada bulan diumumkannya laba.
BB mengulang penelitian terhadap penghitungan abnormal return dengan
rentang waktu yang lebih lebar (wde-window) (11 bulan sebelum bulan
pengumuman dan 6 bulan sesudah bulan pengumuman). Hasilnya yaitu bahwa
perusahaan yang termasuk GN menghasilkan outperformed dan perusahaan yang
termasuk BN menghasilkan underperformed.

G. Causation vs association

Jika reaksi pasar modal terhadap informasi akuntansi diobservasi selama


narrow window atau beberapa hari (dalam penelitian BB yaitu satu bulan) di
sekitar pengumuman earnings, dapat disimpulkan bahwa informasi akuntansi
merupakan sebab dari reaksi pasar. Alasannya yaitu dalam narrow window faktor-
faktor lain yang mempengaruhi laba relatif lebih sedikit atau dengan kata lain
dalam waktu yang singkat tidak terdapat kejadian lain yang dapat mempengaruhi
pasar kecuali informasi atas laba.
Evaluasi return dalam wide-window bagaimanapun membuka
kemungkinan adanya return yang diperoleh melalui faktor yang lain selain laba.
perlu diperhatikan lebih lanjut yaitu bahwa laba bersih dan return berhubungan.
Tetapi, bahwa laba bersih mengakibatkan abnormal return tidak dapat dipercaya
labih lanjut, terutama jika dalam rentang waktu yang lebih lebar.
Dengan demikian hubungan dalam narrow window bukanlah hubungan
kausalitas tetapi dalam hal ini memberikan dukungan yang kuat (association)
terhadap decision usefulness karena memberikan usulan bahwa informasi
akuntansi yang secara aktual mendorong revisi kepercayaan investor dan juga
return sekuritas.

H. Hasil-Hasil Penelitian BB

Salah satu output penting dari penelitian BB adalah terbukanya sejumlah


besar masalah dalam decision usefulness. Langkah logis berikutnya adalah
menanyakan apakah laba yang tak terduga memiliki korelasi dengan respon pasar.
Kandungan informasi laba dalam penelitian BB hanya diklasifikasikan dengan
GN dan BN, yang tentu saja dianggap sebagai pengukuran yang luas.
Masalah substansi respon diteliti juga oleh Beaver, Clarke, dan Wright
(BCW) pada tahun 1979. Mereka menguji sampel yang terdiri dari 276
perusahaan NYSE dengan akhir tahun usaha adalah 31 Desember, selama periode
10 tahun mulai 1965 hingga 1974. Untuk tiap-tiap perusahaan sampel, para
peneliti ini mengestimasi perubahan laba yang tidak diharapakan.Dengan
menggunakan market model, terdapat hubungan antara abnormal return dengan
perubahan laba yang tidak diharapkan.
Dalam perbandingan perubahan laba yang tidak diharapkan dengan
abnormal return, BCW menemukan bahwa semakin besar perubahan dalam laba
yang tidak terduga maka akan semakin besar pula respon pasar sahamnya. Hasil
ini sejalan dengan CAPM (Sub-bab 4.5) dan dengan pendekatan decision
usefulness, karena semakin besar perubahan laba yang tidak terduga maka akan
semakin besar pula kemungkinan investor untuk merevisi estimasi mereka pada
kinerja masa depan perusahaan dan berdampak pula kepada hasil dari
investasinya.
Selain itu, sejak tahun 1968, para peneliti akuntansi sudah meneliti respon
pasar sekuritas dengan laba bersih pada bursa saham lain, di negara lain, dan
untuk laporan penerimaan triwulanan, dengan hasil yang sama. Pendekatan sudah
diterapkan untuk meneliti respon pasar untuk informasi yang dikandung dalam
standar akuntasi yang baru, perubahan auditor, dan lain sebagainya. Disini, kita
akan menyoroti tentang apa yang kemungkinan menjadi pengembangan paling
penting bagi BB, koefisien respon Laba

I. EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT

Earning Response Coeficient (ERC) merupakan koefisien yang mengukur


besarnya abnormal return sebuah sekuritas dalam merespon komponen yang tidak
diharapkan dari laba yang dilaporkan oleh perusahaan yang menerbitkan sekuritas
tersebut.
Ada beberapa faktor yang menentukan perbedaan respon pasar terhadap
laba yang dilaporkan oleh perusahaan yaitu :
a. Beta. Beta adalah indikator yang digunakan untuk mengukur resiko dari
sekuritas. semakin beresiko future return maka semakai rendah reaksi
investor terhadap jumlah unexpencted earnings yang akan diberikan.Semakin
tinggi beta maka semakin rendah permintaan investor atas GN sekuritas dan
berdampak pula pada rendahnya return sekuritas yang berarti pula rendahnya
nilai ERC.
b. Struktur Modal. ERC pada Perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang
tinggi akan lebih rendah bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki
sedikit atau tidak memiliki hutang. Karena untuk perusahaan yang memiliki
leverage tinggi, peningkatan dalam laba perusahaan akan menambah
kekuatan dan keamanan obligasi dan hutang lainnya sehingga jika ada GN
dalam laba perusahaan akan mengarah kepada kreditor daripada kepada
pemegang saham.

c. Earnings quality. Kita mengharapkan ERC dengan probabilitas yang vlebih


tinggi untuk high-quality earnings. Dengan demikian investor dapat
mengharapkan dengan lebih baik kinerja masa depan perusahaan.Dalam
prakteknya pengukuran kualitas laba tidaklah terlalu jelas disebabkan
probabilitas sistem informasi yang tidak dapat diamati secara langsung dan
dalam pendekatannya pengambilan sampelnya juga sering menemui
kesalahan dalam pengambilan sampel. Dengan demikian diperlukan indikator
yang lain untuk dapat mengukur kualitas laba yaitu earning persistence. .
ERC akan semakin tinggi jika banyak GN atau BN dalam current earnings
diharapkan untuk bertahan lama sampai masa yang akan datang. Persistence
merupakan konsep yang berguna dan menantang. Karena komponen yang
berbeda dalam laba memiliki ketahanan yang berbeda. Aspek lain dari ERC
yaitu bahwa persistence bergantung pada kebijakan akuntansi perusahaan.
Kemungkinan untuk zero-persistence memberikan masukan bahwa
diperlukan pengungkapan laporan yang detail termasuk tentang kebijakan
akuntansi.
d. Kesempatan Tumbuh. ERC akan lebih tinggi untuk perusahaan dimana
pasar menilai perusahaan tersebut memiliki kesempatan tumbuh.
e. Keseragaman dalam ekspektasi investor. Semakin mirip ekspektasi
invertor terhadap laba perusahaan akan berpengarug pada semakin besar pula
nilai nilai laba abnormal pada harga saham. Akibatnya semakin mirip
ekspektasi investor terhadap laba maka semakin besar pula nilai ERC-nya.
f. The Informativeness of Price. Semakin tinggi informasi atas harga semakin
sedikit isi informasi dari earnings saat ini, sehingga ERC-nya juga rendah.

J. EXTRAORDINARY ITEM

Standar pelaporan Item luar biasa (extraordinary item) berdasarkan pada


bagian 3480 dari CICA handbook, pada tahun 1989, bagian 3480 mendapatkan
perbaikan untuk menghadirkan konsitensi yang lebih baik dalam pelaporan item
luar biasa pada laporan laba rugi. Berdasarkan paragraf 3480.02 yang dimaksud
dengan item luar biasa yaitu Item yang dihasilkan dari transaksi atau kejadian
yang memiliki seluruh karakteristik berikut ini:
1. Tidak diharapkan terjadi secara frekuentif selama beberapa tahun.
2. Bukan merupakan tipe dari aktivitas bisnis normal dari entitas tersebut.
3. Tidak tergantung secara primer atas keputusan oleh manajemen atau pemilik.
Karakteristik terakhir baru ditambahkan tahun 1989 dalam revisi. Revisi
ini terlihat untuk menyelesaikan isu classificatory smoothing dimana manajemen
dapat meratakan atau mengatur laba operasi dengan memilih untuk
mengklasifikasikan item yang tidak biasa diatas atau dibawah garis laba operasi.
Dengan mensyaratkan item yang tidak biasa tersebut harus secara konsisten
dilaporkan sebagai bagian laba operasi, maka classificatory smoothing dapat
dieleminasi secara efektif. Dampak dari revisi tahun 1989 menyebabkan sejumlah
item yang tidak biasa yang low-persistence berpindah dari extraordinary item
menjadi bagian operasi dalam laporan laba/rugi.

K. SURAT KEBERATAN TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG


TERBAIK

Para akuntan dapat dipandu oleh reaksi saham dalam menentukan nilai
kebermanfaatan dari informasi akuntansi keuangan. Disini, nampaknya menarik
untuk menyimpulkan bahwa kebijakan akuntansi merupakan sesuatu yang
menghasilkan respon harga pasar yang paling besar.
Para akuntan dapat bertindak sebaik mungkin tentang seberapa jauh mereka
bisa memberikan informasi yang berguna bagi para investor, namun hal ini tidak
berarti bahwa masyarakat akan lebih baik.
Alasannya adalah bahwa informasi memiliki karakteristik public good.
Public good adalah barang yang dikonsumsi oleh satu orang, tanpa merusaknya
sehingga orang lain bisa menggunakannya. Konsumsi private good mengeliminir
kemanfaatanya bagi konsumen lain. Namun demikian, seorang investor dapat
menggunakan informasi didalam laporan tahunan tanpa mengeliminasi
kemanfaatannya bagi investor lain. Sebagai akibatnya, supplier dari barang public
good memiliki masalah pengeluaran biaya atas produk-produk ini, sehingga kita
seringkali menyaksikannya disediakan oleh badan pemerintahan atau dikuasai
pemerintah. Jika sebuah perusahaan berusaha untuk menuntut investor atas
laporan tahunnnya, maka kemungkinan besar tidak menarik banyak konsumen,
karena laporan tahunan tunggal, ketika di produksi, dapat diambil pula oleh
banyak pengguna. Namun demikian, pemerintahan melalui legislasi dan undang-
undang korporasi, yang mengharuskan perusahaan untuk mengeluarkan laporan
tahunan.
Memang, laporan tahunan perusahaan tidak berarti bebas. Investor pada
akhirnya akan membayarnya melalui harga produk yang lebih tinggi. Namun,
investor menganggapnya sebagai sesuatu kebebasan, karena tingkat seberapa
besar mereka menggunakan informasi laporan tahunan tidak akan mempengaruhi
harga produk. Selain itu, investor juga kemungkinan harus mengeluarkan biaya
atas informasi yang diberikan kepada mereka sendiri, baik langsung atau tidak
langsung dengan membayar kepada analis atau layanan informasi lainnya.
Namun, bahan mentah dasar dianggap sebagai sesuatu yang bebas dan investor
akan melakukan apa yang dilakukan juga oleh konsumen lainnya ketika harga
rendah mengkonsumsinya lebih banyak. Oleh karena itu, investor kemungkinan
akan menganggap informasi akuntansi sebagai sesuatu yang berguna meskipun
dari sudut pandang masyarakat biaya dari informasi ini lebih banyak daripada
manfaat kepada investor atau pasar modal.

L. ISI INFORMASI DARI LAPORAN KEUANGAN LAINNYA

Pada sub-bab ini kita akan memfokuskan kepada isi informasi dari laba
bersih berbasis biaya historis dengan tujuan untuk mempertimbangkan muatan
informasi dari informasi laporan keuangan lainnya. Secara khusus kita
mempertimbangkan apakah informasi RRA memiliki isi informasi tambahan
melebihi laba bersih biaya historis dan nilai buku atau tidak.
Kemampuan teoritis dan empiris RRA untuk menjelaskan evaluasi pasar
cadangan minyak dan gas diteliti secara luas diteliti oleh Magliolo (1986), dalam
uji-uji yang dilakukan pada sampel perusahaan selama kurun waktu 1979 hingga
1983. Dalam satu rangkaian uji, Magliolo membandingkan nilai yang tidak
dipotong dari cadangan bersih yang dilaporkan dalam RRA untuk suatu estimasi
valuasi pasar dari cadangan-cadangannya. Informasi RRA ini tidak melakukan
sesuai teori dalam kemampuannya untuk menjelaskan nilai pasar. Memang, RRA
akan dilakukan lebih baik dengan mencadangkan informasi yang diberikan oleh
layanan investasi. Layanan ini melakukan sejumlah penyesuaian terhadap data
operasi saat ini perusahaan minyak dan gas untuk menghasilkan estimasi
ekonomis dari pendapatan dan biaya. Implikasinya adalah bahwa RRA,
sedikitnya, memiliki kekurangan rehabilitas dalam pengukurannya atas nilai
cadangan.
.

Dilaksanakan untuk memenuhi tugas Teori Akuntansi

Magister Akuntansi Universitas Pancasila:

1. Alhazar Rinaldi (NPM: 5516221038)


2. Panji Papat Adhitama (NPM: 5516221058)

Anda mungkin juga menyukai