Anda di halaman 1dari 11

EPISODE 8

Pembawa Acara: Hallo pemirsa yang saya kasihi, selamat datang kembali di episode
baru program kami Pertanyaan-pertanyaan Tentang Iman. Senang sekali kalau kami
bisa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan Anda dan merespon semua yang telah
menjadi pemikiran Anda. Dan sebuah kehormatan bagi kami karena telah hadir bersama
kami disini Bapak Zakaria Boutros untuk menjawab semua pertanyaan Anda. Selamat
datang Bapak Zakaria.

Bapak Zakaria: Terima kasih banyak.

Pembawa Acara: kita akan memulai kembali diskusi kita tentang Allah Firman yang
hidup. Kami mohon Bapak dapat mengulas kembali apa yang telah kita bicarakan,
sehingga para pemirsa dapat tetap mengikuti diskusi kita. Silahkan Bapak Zakaria.

Bapak Zakaria: Sebenarnya keseluruhan topic dan diskusi adalah seputar pertanyaan
Siapakah Kristus dalam pemikiran Kekristenan? Dan kami juga akan menggali nya
dari sisi pemikiran Islam. Apakah ada perbedaan tentang pribadi Kristus dalam
Kekristenan dan Islam? Itulah topic diskusi kita selama ini.

Masalah yang dihadapi kaum Muslim adalah bagaimana kita dapat mengatakan bahwa
Kristus adalah Putera Allah? Hal itu sulit dicerna dan sulit diterima. Mengapa? Mereka
yang berkeberatan terhadap pernyataan tersebut. Bagaimana mungkin Dia adalah Putera
Allah? Hal itu disebabkan karena mereka mengartikannya secara harafiah. Oleh karena
itu mereka tidak bisa menerimanya. Namun mengapa mereka mendiskusikannya kepada
kita dan bertanya, apa yang kita maksudkan.

Sebenarnya beberapa dari mereka tidak ingin mendiskusikannya. Mereka hanya ingin
berkeberatan. Mereka hanya ingin mengatakan bahwa kita salah, hanya itu. Tetapi saya
percaya seratus persen bahwa banyak juga dari mereka yang ngin memahami kebenaran
tanpa memperdulikan hal lain. Mereka ini yang ingin mengetahui kebenaran. Dan
sepanjang pikiran bekerja, kebenaran akan ditemukan. Mereka akan memikirkan apakah
hal itu benar atau tidak. Apa yang dipikirkan orang-orang Kristen tentang hal itu.
Selama Anda memikirkannya, Anda harus bertanya.

Pembawa Acara: Ya harus.

Bapak Zakaria: Dan jika Anda bertanya, Anda akan mencari tahu. Dan jika Anda
mencari tahu, Anda akan tiba pada

Pembawa Acara: Kebenaran.

Bapak Zakaria: Kebenaran itu. Dan karenanya kami selalu ada untuk menjawab setiap
orang yang bertanya tentang alasan kami tetap berharap dalam cinta dan kasih.

Pertanyaan Anda kepada saya dari awal adalah: Apakah doktrin kami tentang Kristus?
Apakah penjelasan kami tentang Putera Allah? Dan siapakah Kristus itu? Apakah Dia

1
Allah atau Manusia? Apakah Dia itu Putera Allah atau Putera Manusia? Dan tentu saja
pernyataan tersebut bagi pemikiran Muslim agak sedikit membingungkan. Hal itu
dimaklumkan karena mereka tidak hanya menyelediki tapi juga tidak membaca. Mereka
hanya mendengar apa yang telah dikatakan.

Pembawa Acara: Mereka tidak hanya mendengar, Bapak, tetapi mereka benar-benar
dibanjiri atas apa yang mereka dengar. Dan konsep-konsep penolakan terhadap
penjelasan kita itu ditanamkan dalam pikiran-pikiran mereka.

Bapak Zakaria: Tentu Anda dapat mengenal dan mengungkapkan lebih baik dari kami,
karena Anda berasal dari latar belakang yang sama dengan kami. Tetapi kami tidak
pernah hidup dilingkungan sebuah keluarga Muslim. Sedangkan Anda telah hidup
dilingkungan tersebut. Ketika mereka masih kanak-kanak, pikiran mereka diracuni. Hal
ini dilakukan karena takut mereka akan meninggalkan Islam. Dan jika mereka
meninggalkan Islam, Negara Islam akan jatuh ke tangan orang-orang Kristen dan
Crusaders, seperti ketika kaum Israel datang dan menduduki Negara Arab. Dan itu akan
menjadi pertengkaran yang besar.

Pembawa Acara: Benar-benar cerita yang dikarang-karang.

Bapak Zakaria: Tetapi Salahuddin Al-Ayyuby, seorang pembela Islam, mengatakan


bahwa Crusaders tidak akan pernah pergi atas nama Kristus atau atas nama salib,
karena salib adalah guillotine (pedang untuk memenggal kepala di Perancis), menjadi
saksi atas pembunuhan Kristus. Salib tidak pernah menjadi senjata untuk
menghilangkan nyawa orang lain. Bahkan konsep pemikiran para Crusaders sangat
bertolak belakang dengan kepercayaan Kekristenan. Salib tidak ada hubungan sama
sekali dengan hal itu.

Pembawa Acara: Mengatasnamakan itu salah.

Bapak Zakaria: Cerita itu berdasarkan aspirasi kolonial yang sangat jauh

Pembawa Acara: dari prinsip Kekristenan.

Bapak Zakaria: Jauh dari roh Kekristenan. Dan sebagai bukti, Kristus mengatakan,
Barangsiapa yang ingin mengikut Aku, dia harus menyangkal dirinya sendri dan pikul
salib. Lalu apakah itu artinya kita memikul salib untuk menghilangkan nyawa orang?
Sekali lagi Kristus berkata kepada ...

Pembawa Acara: Petrus

Bapak Zakaria: Pada malam mereka menangkap Yesus, Petrus mencabut pedangnya dan
dia ingin membunuh mereka semua. Tetapi karena dia tidak memiliki kemampuan
layaknya seorang teroris, yang dia hanya dapat lakukan adalah memotong telinga
seorang dari mereka. Hanya itu.

Pembawa Acara: Dia benar-benar kehilangan kesadaran.

2
Bapak Zakaria: Petrus terkejut, karena dia memang tidak terlatih untuk itu. Apakah
Yesus bergantung pada senjata? Dia telah melatih murid-muridNya, tetapi bukan dengan
cara seperti itu. Dia tinggal dengan mereka dalam damai dan kasih. Dia berkata
kasihilah musuhmu. Dan bahkan setelah Petrus memotong telinga orang itu, Yesus
menyembuhkannya. Dia merekatkannya kembali ketempatnya. Dan berkata Petrus,
dengarlah baik-baik. Pedang ini tidak akan pernah digunakan lagi dalam
kepercayaanKu. Simpan kembali pedangmu ketempatnya. Dan barangsiapa yang
menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Kita tidak bergantung pada pedang.
Buanglah pedang itu. PedangKu adalah Firman Allah, kelemah lembutan, kebaikan hati,
perkataan yang manis yang mengungkapkan kasih dan damai dari Allah, bukan pedang.

Jadi, para Crusaders itu bukan orang-orang Kristen. Mereka itu orang-orang kolonial
yang menggunakan nama Kekristenan untuk mendapatkan perhatian orang dan para
sukarelawan. Seperti kejadian di Irlandia. Perang yang telah terjadi antara Katolik dan
Protestan. Walaupun sebenarnya agama-agama tersebut tidak berkaitan langsung dengan
perang. Yang berperang itu hanya dua partai politik dan bukan dua agama.

Contoh lain di Jerman yang memiliki partai dengan nama Partai Demokratik Kristen. Itu
adalah nama partai dan bukan agama. Sama halnya dengan yang di Irlandia. Tidak ada
hubungannya dengan agama ataupun dua gereja yang sedang konflik antara satu sama
lain.

Pembawa Acara: Anda tahu bahwa kaum Muslim juga bingung dengan penjelasan ini.

Bapak Zakaria: Tetapi mereka bisa dimaklumkan. Mereka menemukan nama-nama


Kristen dan mereka menelan apa adanya, tanpa menggali dan menyelidiki.

Pembawa Acara: Ada perbedaan antara sikap atau perilaku dalam pengajaran Alkitab.

Bapak Zakaria: Kami sedang membicarakan beberapa prinsip disini. Dalam Alkitab
kami, yang juga konstitusi kami, tidak ada prinsip perang. Kristus mengajarkan tentang
damai: Sedapat mungkin kamu hidup damai dengan semua orang. Dan ketika di kayu
salib, dan orang-orang menyalibkan Nya, Dia berkata, Bapa, Bapa, ampuni kesalahan
mereka. Dan ketika Petrus ingin memenggal kepala orang itu dan ingin membunuhnya,
Yesus berkata Atau sangka mu, Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia
segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Perang bukan
merupakan keputusan yang bijaksana dan itu juga bukan cara kita. Tetapi ketika mereka
memakai nama-nama tertentu untuk menyembunyikan kebangsaan mereka ataupun
untuk tujuan menjajah, kaum Kristen benar-benar tidak bersalah.

Pembawa Acara: Bisakah kita melanjutkan ke pertanyaan berikutnya, Bapak Zakaria?


Salah satu saudara Muslim kita bertanya: Apakah pantas mengatakan hal ini tentang
Allah? Apakah pantas menyebut Dia adalah Putera Allah?

Bapak Zakaria: Sebenarnya ini pertanyaan yang sama dengan pertanyaan-pertanyaan


sebelumnya mengenai kata Putera Allah yang mereka artikan secara harafiah yang
berarti putera yang lahir dari sebuah hubunga perkawinan.

3
Tetapi apa yang ingin saya katakana disini kepada saudara-saudara saya yang beragama
Muslim yang saya kasihi, untuk bersama-sama kita menelaah dan melihat bagaimana
konsep pemikiran Islam tentang Allah. Cara apakah yang pantas untuk menyebutNya?
Contoh sebagai berikut: Allah berkata, Orang-orang miskin ini adalah anak-anakKu.

Pembawa Acara: Apakah itu Bapak? Sebuah tradisi ilahi?

Bapak Zakaria: Ya sebuah tradisi ilahi. Orang-orang miskin ini adalah anggota
keluargaKu. Apakah itu berarti Allah melahirkan mereka? Jadi bila tradisi ilahi
mengatakan Orang-orang miskin ini adalah anggota keluargaKu, mereka bisa
menerimanya. Tetapi bila kita mengatakan, Allah berkata bahwa Kristus adalah
PuteraKu, mereka tidak bisa menerimanya! Itu namanya tidak adil. Anda harus
bersikap adil terhadap apa yang Anda pikirkan. Kalau ini logis, hal lain yang sama juga
harus logis, dong. Surah 20 ayat 5 mengatakan Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang
bersemayam diatas Arsy . Kami telah mendiskusikannya pada episode sebelumnya.
Tahta apa? Allah bersemayam di tahta yang mana? Seberapa besar tahta Nya? Berapa
besar ukurannya yang mampu menahan Nya?

Pembawa Acara: Berapa besar ukuran tahta itu!

Bapak Zakaria: Tuhan tidak terbatas. Dapatkah mereka menyediakan sebuah kursi yang
tidak terbatas ukurannya, agar Dia bisa duduk diatasnya? Pertanyaan-pertanyaan itu
muncul karena kita mengartikan nya secara harfiah. Dan itu tidak bisa. Tidak akan bisa
dimengerti. Bila berpikir seperti itu, artinya Allah mempunyai kaki dan bokong?

Bukannya mereka menganggap kita salah karena kita mengatakan bahwa Allah
dinyatakan dalam bentuk manusia? Sementara mereka membuatkan kursi untuk Allah
dan Dia duduk di kursi itu. Bagaimana Dia duduk di kursi itu? Dengan satu kaki atau
dengan tanganNya atau dengan bokong Nya? Kita tidak bisa mengartikan seperti itu,
kan?

Bagaimana bisa kaum Muslim bertanya, Apakah itu pantas menyebut Putera untuk
sebutan Allah? Sementara kata bokong pantas untuk Allah seperti yang dikatakan
Dia Yang Maha Pemurah Yang bersemayam di atas Arsy, yang berarti Dia duduk. Dan
itu nggak mungkin, kan? Bila diartikan secara harfiah, itu tidak mungkin, tapi pantas.
Dan apa implikasinya? Hal itu menunjukkan apa? Menunjukkan symbol apakah itu?
Apa yang dapat kita lihat dari perbandingan tersebut? Apa inti dari metonymy ini?

Kesimpulannya, mengartikannya bukan dengan kata per kata. Benar, kan? Tentu saja
yang dimaksud kata tahta: disini adalah Allah memerintah. Jadi kiasan disini diambil
dari seorang raja yang duduk ditahtanya. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa Allah
yang maha tinggi, Dia lah Raja alam semesta yang memerintah, terpujilah Dia, sang
Raja. Dan pernyataan Dia duduk di tahta kedaulatanNya, adalah sebuah ungkapan.

Pembawa Acara: Tidak bisa diartikan secara harfiah.

Bapak Zakaria: Ya Anda tidak bisa mengartikannya secara harfiah. Dan itulah yang kita
telah kami katakan. Saudaraku kaum Muslim yang saya kasihi, jangan mengartikan

4
segala sesuatu secara harfiah, karena di dalam Quran anda memiliki banyak hal harfiah
yang sebenarnya juga tidak pantas buat Allah.

Pembawa Acara: Apakah benar? (Tidak dapat diterima.)

Bapak Zakaria: Dalam Sura 57 ayat 29 dikatakan Karunia itu adalah di tangan Allah.
Apakah Allah punya tangan? Bila kita berpikir secara harfiah, berapa jumlah tangan
yang dimiliki Allah? Apakah tanganNya juga memiliki jari? Apakah tanganNya juga
punya otot dan tulang sendi, tulang dan daging? Jika kita berpikir secara harfiah, itu
tidak masuk akal dan tidak bisa diterima. Tetapi kita harus mencari sebuah implikasi
dari pernyataan-pernyataan ini. Arti sebenarnya dari pernyataan diatas di tangan lah
satu-satunya yang mampu. Dialah pemilik dan pemberi karunia.

Pembawa Acara: Jadi, kita tidak dapat menelan nya mentah-mentah dan mengatakan
tangan yang punya jari. Itu tidak masuk akal.

Bapak Zakaria: Ya, karena Allah itu Roh. Allah berbentuk abstrak, sehingga Dia tidak
mungkin punya tangan.

Pembawa Acara: Jadi, Dia tidak mungkin punya tangan dan jari dan lainnya.

Bapak Zakaria: Dalam Surah 2 ayat 115, dikatakan kemanapun kamu menghadap
disitulah wajah Allah.

Pembawa Acara: Ada lagi

Bapak Zakaria: Ya, Wajah!

Pembawa Acara: Tuhan punya wajah!

Bapak Zakaria: Satu lagi, Tuhan punya wajah! Secara harfiah? Seperti apa wajah
Tuhan? Seperti apa mataNya? Apakah Dia juga punya hidung? Apakah Dia bernafas?
Apakah Dia memiliki sistim pernafasan seperti paru-paru dan lainnya? Apakah Dia
punya mulut diwajahNya? Bagaimana dengan system pencernaan ditubuhNya? Apakah
Dia punya telinga? Apakah Dia punya sistim pendengaran? Apakah Dia punya rambut?

Jika Anda tetap berpegang pada pengertian kata per kata dan tetap mengatakan Ini
tidak pantas. Ini pantas. Sekarang Anda jelaskan kepada saya tentang wajah Allah.
Tapi kami tahu bahwa pernyataan tersebut adalah suatu bentuk pernyataan
metamorphose yang menyatakan bahwa Allah ada di mana-mana. Dimanapun Anda
membalikkan wajah Anda, Anda akan menemukan Dia.

Hal ini sama saja dengn ungkapan Putera Allah. Saya tidak mengartikan Allah sebagai
Bapa secara fisik, tetapi lebih kepada pengertian yang lebih halus. Putera berarti berasal
dari sang Bapa, dan diungkapkan ke dalam manusia. Sama halnya dengan menuangkan
ide-ide saya kepada orang-orang, yang adalah buah pikiran saya. Itu bukan berarti Dia
adalah Bapa Ide. Dia adalah Bapa. Dia mengungkapkan ideNya. Dan itu adalah Bapa.

5
Lalu siapakah Bapa dari Kristus? Apakah Dia punya Bapa biologis? Sama sekali Dia
tidak memiliki seorang Bapa. Dia adalah atribut Allah. Orang-orang miskin adalah
anggota keluargaKu, artinya orang-orang miskin itu tdak mempunyai orang tua yang
merawat mereka. Kristus juga tidak mempunyai seorang ayah. Lalu siapa yang
meperanakkanNya? Dia itu puteranya siapa? Sederhana saja, melalui analogi ini, saya
ingin menyampaikan bahwa ada pernyataan-pernyataan dalam Quran yang sebenarnya
juga tidak dapat diterima, bila diartikan secara harfiah. Kalau begitu, kita harus
mengambil pernyataan-pernyataan tersebut dengan melihat maknanya.

Demikian juga halnya bla kita berbicara tentang Allah dalam Kekristenan, seperti:
Kristus adalah Putera Allah, Da adalah Atribut Allah, berasal dari Allah, pikiran Allah
yang diungkapkan dan Firman Alah yang hidup dalam tubuh manusia. Pernyataan-
pernyataan ini logis. Dan kita sudah membahasnya dan semuanya memang bisa diterima
akal sehat. Satu ditambah satu sama dengan dua, kan?

Saya masih ingin mengatakan bahwa semua yang logis ini bisa meyakinkan pikiran,
tetapi tidak dapat meyakinkan roh.

Pembawa Acara: Ya betul.

Bapak Zakaria: Kita memang sudah berusaha menyederhanakan penjelasan kita dan
bahkan memindahkan kerumitannya. Namun kita belum bisa mengatakan, Ini dia,
mereka pasti mengerti. Mengapa? Karena mereka harus lebih dulu mengalami lawatan
Tuhan.

Pembawa Acara: Dia memang Bapa sejati. Namun dalam Islam, Allah itu Maha Tinggi,
Dia diagungkan, Dia begitu tinggi, Dia begitu jauh. Ada begitu banyak rintangan antara
manusia dan Dia. Tetapi dalam iman Kekristenan, Tuhan adalah Bapa yang penuh kasih.
Tuhan ada di dalam ku. Dia lebih mengenal aku daripada diriku sendiri. Disinilah letak
perbedaannya. Bagi saudara kita yang beragama Muslim, mustahil untuk dapat menjadi
anak-anak Allah dan memanggilNya Allah Bapa.

Bapak Zakaria: Ya, Dia terlalu mulia buat mereka.

Pembawa Acara: Ya, Dia begitu mulia buat mereka. Dia terlihat menakutkan.

Bapak Zakaria: Dia terlalu jauh diatas sana. Tetapi kami tidak seperti itu. Saya ingat
dulu ada seorag penulis terkenal bernama Tawfiq Al-Hakim. Saya ingat kalau di hari-
hari terakhirnya, dia sering menulis artikel di surat kabar Al Ahram. Saya masih
menympannya. Saya suka dengan tulisan-tulisannya. Dan dia seorang filsuf yang yang
sangat sopan.

Pembawa Acara: Sangat, sangat sopan.

Bapak Zakaria: Ya. Dia pernah menulis; mulai dari sekarang hingga aku mati, aku
tidak akan menggunakan pena ku, kecuali bila aku sedang berbicara dengan Tuhan. Itu
dia tulis setelah kematian puteranya, Ismael. Sejak itu dia memulai tulisannya Bergaul
dengan Tuhan di surat kabar Al Ahram. Dia mengatakan bahwa Allah itu kasih, Dia

6
mengashi kita dan bahwa ada sebuah hubungan kasih dalam bergaul dengan Allah. Dia
memang memiliki gaya cerita yang indah, yang disebut Drama Intelektual, seperti
beberapa dalam tulisannya Aku bertanya dan Dia menjawab, dan begitu seterusnya.

Dia pun menggunakan cara itu bila ia berbicara dengan Tuhan, Aku mengatakan ini,
ini dan ini, dan Dia hanya bilang Aku mengasihi engkau. Lalu aku bertanya kepada
Nya, Bagaimana Engkau mengasihiku? Ketika Dia mengatakan sesuatu kepada ku,
aku merasa dunia ini seperti terbalik.

Pembawa Acara: Benar.

Bapak Zakaria: Seberapa mungkin Anda dapat berbicara kepada Tuhan dan Tuhan
berbicara kepadamu? Memangnya engkau seorang nabi hingga Allah mau berbicara
kepada mu?

Pembawa Acara: itulah yang disebut dengan rintangan yang sebenarnya yang tetap
menjauhkan kaum Muslim dari Allah.

Bapak Zakaria: Mereka menganggap Tawfiq sebagai orang yang tidak setia.

Pembawa Acara: Rintangan ini sebenarnya tidak exist.

Bapak Zakaria: Rintangan itu memang tidak dirasakan bagi beberapa keluarga, seperti
Sallah Montasser yang telah membela Tawfiq dan merekalah yang membuatnya terus
menulis artikel-artikel yang mampu menghibur orang banyak.

Pembawa Acara: Mereka sudah seharusnya.

Bapak Zakaria: Namun dia berhenti melakukan kebiasaannya bergaul dengan Allah, dan
semuanya telah berakhir. Persis seperti yang Anda katakana tadi bahwa ada sebuah
rintangan, sebuah partisi yang memisahkan manusia dengan Tuhan,

Tetapi tidak seperti itu dalam iman Kekristenan. Tanpa Allah, aku tidak bisa hidup,
karena kasihNya melingkupi hidupku, RohNya memberikan aku kekuatan. Dia memberi
aku kehidupan. Tuhan begitu dekat dengan aku.

Alkitab mengatakan Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah yang akan naik ke
surga? Yaitu untuk membawa Yesus turun, atau Siapakah akan turun ke jurang maut?
Yaitu untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati. Tetapi apakah katanya? Ini:
Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu. Karena
dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan
diselamatkan.

Hal kedekatan dengan Allah juga terdapat dalam kitab Wahyu Lihat, Aku berdiri di
muka pintu dan mengetok, jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan
membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama
dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Dia berdiri di muka pintu.

7
Pembawa Acara: Bisakah Anda menjelaskan lagi mengenai membuka pintu, agar
mereka mengerti bahwa pintu yang dimaksudkan adalah pintu hati, bukan pintu yang
sebenarnya.

Bapak Zakaria: Kalau begitu kita kembali lagi pada pembahasan tentang arti kiasan
seperti tangan Tuhan,

Pembawa Acara: Kita tidak ingin ..

Bapak Zakaria: Dan wajah Tuhan.

Pembawa Acara: Kita tidak ingin para pemirsa berpikir menyimpang dari maksud kita
sebenarnya.

Bapak Zakaria: Pintu hati berarti keinginan manusia. Seseoang harus mempunyai
keinginan untuk membuka hatinya dan berkata, Tuhan, hidupku terbuka untuk Mu.
Masuklah ke dalam hidupku, sinari aku, pimpin aku dan berkatilah aku.

Namun pertama harus benar-benar dengan iman bahwa Dia akan memberikan jawaban.
Selain iman, ketulusan agar Tuhan masuk ke dalam hidupnya dan tidak bermain-main
dengan Allah. Dan kemudian percaya bahwa Tuhan akan menjawab.

Pembawa Acara: Ya, percaya

Bapak Zakaria: Ya, tentu.

Pembawa Acara: Percaya bahwa Tuhan mendenganr dan menjawab.

Bapak Zakaria: Betul dan bahwa Tuhan tidak berada jauh.

Pembawa Acara: Seringkali kepercayaan hampir tidak dimiliki.

Bapak Zakaria: Wah, kalau itu, Tuhan berada jauh.

Pembawa Acara: Bagaimana seseorang dapat percaya?

Bapak Zakaria: Ini masalahnya. Saya hanya ingin menyarankan kepada saudara-
saudaraku kaum Muslim untuk tidak merasa takut. Tuhan memerikan pikiran kepada
Anda untuk berpikir. Jangan takut, karena Tuhan akan membimbing pikiran Anda
kepada kebenaran.

Pembawa Acara: Pasti

Bapak Zakaria: Itu saran saya.

Pembawa Acara: Kalau begitu, kita akan lanjutkan ke pertanyaan berikutnya: Apa
maksud dari doktrin inkarnasi? Mengapa Anda percaya bahwa Allah dinyatakan dalam
Kristus?

8
Bapak Zakaria: Ini adalah hal penting. Tetapi saya telah menerima banya pertanyaan
lain, yang mungkin Anda belum mengajukannya atau Anda belum menerimanya.

Pembawa Acara: Silahkan

Bapak Zakaria: Salah satu pertanyaannya adalah: Apakah surga kosong

Pembawa Acara: Ya, itu!

Bapak Zakaria: Apakah surga kosong ketika Allah menjelma menjadi Kristus? Kami
menerima banyak pertanyaan seperti ini.

Pembawa Acara: Ok. Mari kita bahas pertanyaan ini dulu sebelum masalah inkarnasi.

Bapak Zakaria: Pertama kami sudah mengatakan bahwa Allah melakukan inkarnasi.
Lalu pertanyaannya: siapa yang ada di surga?

Pembawa Acara: Ya benar, mereka sering bertanya tentang itu kepada kita.

Bapak Zakaria: Ketika Dia berada di dalam tubuh Kristus? Ini pertanyaan yang logis
dan merupakan pertanyaan yang kompleks dalam pikiran seseorang. Mereka
mengatakan, bahwa kami mengklaim kalau Dia telah menjelma. Ok, kami
mengakuinya. Lalu, ketika Dia menjadi manusia, siapa yang ada di surga? Sebenarnya
jawabannya sederhana dan sangat mudah, karena kami dapat menyimpulkannya.

Pertama dalam Surah 24 ayat 35 mengatakan, Allah cahaya langit dan perumpamaan
cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada
pelita besar. Relung adalah sebuah lubang di dinding. Saya sudah jelaskan sebelumnya,
lampu dalam sebuah gelas. Gelas itu dipasangkan sebuah lampu. Apakah gelas itu
menahan sinar/terang dari lampu tersebut? Kemudian, Gelas itu seolah-olah seperti
sebuah bintang yang bersinar terang. Seharusnya gelas itu menutup sinar lampu yang
ada didalamnya. Tetapi tidak ada yang mampu menahan sinar tersebut. Sinar lampu dari
dalam gelas transparan tersebut mampu menembus keluar, dan gelas itu pun menjadi
seperti bintang yang bersinar dan memberikan warna yang indah.

Tuhan sama seperti sinar. Dia menerangi surga dan bumi. Kiasan ini memberikan arti
bahw tidak ada yang dapat membatasi terang, terang ada di dalam gelas, tetapi tidak ada
yang dapat membatasi terang itu bersinar. Benar, kan?

Allah adalah terang di surga dan di bumi. Dan Allah dinyatakan dalam tubuh Kristus.
Allah hadir di dalam Nya! Tubuh Kristus adalah gelas yang di dalamnya ada sebuah
lampu. Tubuh Nya itu tidak menahan terang yang ada di dalam Dia dan terang itu
tersebar kemana-mana.

Saat ini kami duduk di sebuah ruangan yang terang. Terang itu berasal dari lampu.
Bukan itu artinya kami diterangi oleh lampu? Atau lampu menahan sinarnya dan
ruangan menjadi redup? Tidak mungkin, kan?

9
Allah adalah terang, dan tentu saja tidak ada yang mampu menahanNya atau
membatasiNya. Dia menjelma menjadi manusia, tetapi Dia masih tersebar dimana-
mana, karena Dia adalah Allah yang tak terhingga. Benar, bukan?

Dalam Surah 28, 27 dan 20, kita pernah membahas percakapan Allah dengan Musa
melalui sebuah pohon, dimana Dia mengatakan, Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan
selain Aku, diberkatilah siapapun yang berada di api dan sekitarnya. Ketika Allah
menjelma di pohon itu, siapa yang ada di surga? Pertanyaannya sama kan? Dia
dinyatakan di dalam manusia, sama dengan Dia dinyatakan di pohon. Dan sebelumnya
di Surah 7, TuhanNya menampakkan diri kepada gunung itu.

Pembawa Acara: Apakah surga kosong ketika Dia ada di atas gunung?

Bapak Zakaria: Tidak mungkin! Tentu saja tidak kosong. Dia tidak keluar untuk jalan-
jalan. Dalam Al Bukharis jilid 4 halaman 68, seorang nabi mengatakan, Nabi berkata,
Tuhan kami, diberkatilah dan ditinggikanlah yang turun setiap malam ke surga yang
lebih rendah ketika hanya tinggal sepertiga malam. Itu adalah yang terakhir, Siapapun
yang menyerukan Aku, Aku akan menjawabnya. Lagi?

Pembawa Acara: Ya.

Bapak Zakaria: Dalam Al Bukhari jilid 4 halaman 68 nabi berkata, damai Allah
menyertainya, Tuhan kami turun, Tuhan kami yang diberkati dan ditinggikan, turun
setiap malam ke surga yang lebih rendah, yang dalam hal ini 'kebawah', Ketika hanya
tinggal sepertiga malam, itu adalah yang terakhir, dan berkata, Siapapun yang
menyerukan NamaKu, Aku akan menjawabnya.

Pembawa Acara: Sebuah panggilan untuk tetap berjaga-jaga.

Bapak Zakaria: Ya. Lalu bagaimana dengan surga yang di atas? Apakah tidak ada orang
disana?

Pembawa Acara: Tentu saja tidak ada.

Bapak Zakaria: Sebenarnya seluruh masalah hanyalah tentang ekspresi. Hanya tentang
ekspresi. Allah itu tak terhingga, keberadaanNya ada dimana-mana. Hal ini cukup
penting sehingga membutuhkan penjelasan sebelum kita lanjutkan ke pertanyaan
berikutnya.

Pembawa Acara: Masalahnya Bapak, pertanyaannya adalah: Apakah maksud dari


doktrin inkarnasi? Mengapa Anda percaya akan inkarnasi Allah di dalam Kristus?

Bapak Zakaria: Sebenarnya episode kali ini sudah hampir berakhir, sehingga
kelihatannya Anda akan menyiapkan jalan untuk episode yang lain.

Pembawa Acara: Betul Bapak.

1
Bapak Zakaria: Dengan singkat saja. Tujuan dari inkarnasi yang sebenarnya akan
menjadi subyek diskusi kita berikutnya, adalah untuk menebus kita, mengorbankan
diriNya untuk kita, menebus dosa kita, untuk mengampuni dosa dan pelanggaran kita
melalui kasihNya, memberikan diriNya untuk menebus dosa kita. Dia lakukan
semuanya karena Dia mengasihi kita.

Pembawa Acara: Ya, karena kasih.

Bapak Zakaria: Kesimpulannya: Allah mengasihi kita dan kasihNya mendorong Dia
untuk datang kepada kita dan membuat diriNya menjadi seorang manusia seperti kita
yang fana untuk menebus dan mengampuni.

Ini akan menjadi topic pembahasan kita berikutnya. Permintaan saya dari pemirsa
adalah berdoa dan katakan pada Tuhan, Tuhan, sinari hatiku dengan terangMu,
datanglah kepada ku. Engkau telah menjadi manusia untuk mengampuni menebus
dosaku. Tuhan, tolong aku untuk mengenalMu.

Pembawa Acara: Amin, Amin.

Bapak Zakaria: Amin

Pembawa Acara: Di akhir episode ini, kami ucapkan terima kasih kepada Bapak
Zakaria, dan Tuhan menyertai apa yang telah kami bicarakan.

Bapak Zakaria: Amin

Pembawa Acara: Pemirsa yang saya kasihi, saya ulangi kembali bahwa kami mengasihi
Anda dan dengan senang hati kami siap menjawab semua pertanyaan Anda. Kirimkan
surat Anda kepada kami yang akan tampil di layar tv Anda. Bila Anda ingin
mendapatkan Alkitab, tulislah surat kepada kami dan kami akan memberikannya free.
Terima kasih, sampai jumpa. Tuhan menyertai.

Bapak Zakaria: Amin. Amin. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai