Disusun Oleh:
Sodikun
Siti yuliah
Febri Imawan
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul AMALAN HIZIB DAN AZIMAT DALAM
PANDANGAN ISLAM
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................... 3
A. Hizib.............................................................................................. 3
1) Pengertian Hizib........................................................................3
2) Amalan Hizib.............................................................................. 3
3) Hukum Mengamalkan Hizib.......................................................5
B. Azimat.......................................................................................... 9
1) Pengertian Azimat/ tamimah.....................................................9
2) Hukum menggunakan azimat..................................................10
BAB III
PENUTUP.............................................................................................. 13
Kesimpulan....................................................................................... 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu akar permasalahan dari berbagai
fenomena kemusyrikan di sekeliling kita adalah adanya
kepercayaan sebagian kaum muslimin terhadap benda-
benda mati. Mereka menganggap bahwa benda mati
tertentu memiliki kekuatan, kesaktian, atau keistimewaan
yang sangat dahsyat, sehingga bisa dijadikan sebagai
jimat, senjata, obat, atau yang lainnya. Padahal,
kepercayaan seperti ini hanyalah bersumber
dari khurafat dan khayalan semata.
Keyakinan seperti ini masih mendarah daging dalam
sebagian kaum muslimin di negeri kita ini. Tentu kita tidak
asing lagi dengan sebutan batu akik, yang menurut
sebagian orang memiliki kekuatan ghaib atau kekuatan
supranatural tertentu sehingga bisa dipakai sebagai jimat
atau senjata kesaktian. Atau keyakinan sebagian orang
bahwa pusaka peninggalan kerajaan seperti keris, tombak,
atau kereta raja memiliki kekuatan mistis tertentu. Bahkan
ada yang rela mengeluarkan hartanya untuk mengoleksi
benda-benda keramat tersebut untuk berbagai tujuan yang
mereka inginkan.
Sekelompok masyarakat yang lain, apabila mereka
melihat sebuah pohon yang besar, rindang, umurnya
ratusan tahun, akar-akarnya besar, mereka pun
mengeramatkannya, dan meyakini bahwa pohon tersebut
dapat mendatangkan berkah. Sehingga janganlah kita
heran kalau mereka pun kemudian mempersembahkan
berbagai sembelihan yang diletakkan di bawah pohon
tersebut. Kepercayaan inilah yang merupakan salah satu
ciri khas atau karakteristik masyarakat
musyrik jahiliyyah sebelum diutusnya
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka biasa
1
menggantungkan harapan dan hidup mereka kepada
benda-benda mati tertentu yang menurut mereka dapat
mendatangkan manfaat dan menolak marabahaya.
Keyakinan seperti itu pada akhirnya membawa mereka
kepada penyembahan kepada benda-benda mati tersebut,
sebagaimana yang nanti akan kami bahas di bagian ke
dua.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat kita tentukan
rumusan masalah yang kita bahas didalam makalah ini
yaitu:
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hizib
1) Pengertian Hizib
Hizib berasal dari bahasa Arab hizbun. Artinya partai,
kelompok, golongan, jenis, wirid, bagian atau senjata 1. Dan
dalam pembahasan kita ini arti Hizbun yang cocok adalah
jenis wirid atau senjata. Dan dalam bahasa keseharian
disebut Hizib.
3
suf bahwa khowas dari sang wali akan timbul melalui hizb
yang diriyadohkan.
2) Amalan Hizib
Contoh amalan hizib diantaranya adalah Hizib Al-
Jaylani yang diyakin dapat memberikan karomah bagi yang
membacanya.2 Tata caranya adalah :
4
kalangan jin muslim yang baik. Sedangkan jin jahat akan
menghindar karena tidak tahan dengan kerasnya ilmu ini.
5
yang bisa digunakan untuk menaklukkan bangsa jin, misalnya
ilmu Hizbul Jan ini.
6
Ada sihir yang dapat membuat korbannya sakit parah
bahkan meninggal dunia sihir ini bisa menggunakan hizib
nashr. Ada juga sihir yang mempu menjadikan korbannya
menderita kanker otak. yang dikalangan santri biasa
disebut dengan amalan Hizib Namruz. Entah disadari atau
tidak, seseorang yang memiliki ilmu sihir ini sejatinya telah
menyiapkan diri untuk menjadi penyihir. Ada lagi sebuah
hizib yang memiliki kegunaan yang tidak kalah jahatnya,
yang biasa disebut dengan Hizib balam atau Hizib lanat.
Sesuai dengan namanya, hizib ini konon merupakan
warisan Balam.
7
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang Telah
kami berikan kepadanya ayat-ayat kami (pengetahuan
tentang isi Al Kitab), Kemudian dia melepaskan diri dari
pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia
tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang
sesat. (Q.S. Al-Araf:175)
8
mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada
mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfkir. (Q.S. Al-
Araf:176)
Dalam ayat selanjutnya, Allah memberikan ancaman-
Nya terhadap orang-orang yang sealiran dengan Balam
yaitu para Kyai yang mengajarkan hizib untuk ilmu sihir
terutama untuk menyakiti seseorang dengan sihirnya, yang
berani mendustakan ayat-ayat-Nya, sebagaimana halnya
yang dilakukan oleh seorang imam ulama Yahudi ini :
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, nanti
kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke
arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka
ketahui. (Q.S. Al-Araf:182)
Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya
rencana-Ku amat teguh.(Q.S. Al-Araf:183)
9
terputuslah tangan kanan syetan. Bila dibaca empat kali,
maka hancurlah seluruh badan syetan.4
Perhatikan bagaimana lancangnya mereka
melecehkan surat al-Ikhlas. Setelah basmalah, tertulis Qul
huwa Geni (Katakahlah; Dialah api), meskpiun setelah itu
dicantumkan Qul huwalloohu ahad (Katakahlah, Dialah
Allah yang Maha Esa). Itu jelas merupakan ucapan syirik5
Firman Allah swt
Artinya : Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di
antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa
laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi
mereka dosa dan kesalahan.
(QS. Al-Jin: 6)
Hadits Rosulullah S.A.W
Dari Abdullah, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah
Saw. Bersabda: Sesungguhnya jampi, azimat dan pelet,
B. Azimat
10
bagian dari tubuh seseorang yang bertujuan
mendatangkan manfaat atau menolak mudharat baik
kandungan jimat itu adalah al-Quran, benang kulit atau
kerikil dan semacamnya. Orang-orang arab biasa
menggunakan jimat bagi anak-anak mereka sebagai
perlindungan dari sihir atau guna-guna dan semacamnya.6
6 Yazid bin abdul qadir jawaz. Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Waljamaah. Pustaka imam
Asy SyafI hal 483
11
2) Hukum menggunakan azimat
Azimat terbagi menjadi 2 macam Yaitu azimat yang
bersumber dari Al Quran dan azimat yang tidak
bersumbeer dari Al Quran
7 Yazid bin abdul qadir jawaz. Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Waljamaah. Pustaka imam
Asy SyafI hal 483
12
Abdullah berkata bahwa ia menyangka orang-orang
saat itu sedang tidur. Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam lantas mengutus seseorang agar tidak
membiarkan kalung (dari tali busur) atau kalung pada
leher unta melainkan dipotong (HR. Bukhari no. 3005
dan Muslim no. 2115).
Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat),
maka ia telah berbuat syirik (HR. Ahmad 4: 156.
Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad
hadits ini qowiy atau kuat. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah
Ash Shohihah no. 492).
Dari Abdullah, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah
Saw. Bersabda: Sesungguhnya hizib, azimat dan pelet,
adalah perbuatan syirik. (HR. Ahmad no. 3385)
13
menyebarnya Azimat dari jenis pertama yang jelas-jelas
haram.
Ibrahim an-NakhaI ( wafat tahun 96 H) berkata:
mereka membenci Azimat baik yang berasal dari Al Quran
ataupun yang bukan berasal dari Al-Quran yang dimaksud
dengan mereka adalah sahabat Ibnu Masud . mereka
mengharamkan azimat secara keseluruhan.8
Syaikh Abrurrahman bin Nasir As-Saadi mengatakan
bahwa diantara tamimmah ada yang meraupakan syirik
akbar seperti halnya meminta tolong kepada syaitan atau
kepada makhluk lain. Padahal meminta tolong kepada selain
Allah pada perkara-perkara yang tidak mampu
melakukannya selain Allah adalah syirik. Ada pula yang
hanya mencapai tingkatan haram apabila di dalamnya
berupa lafadz-llafadz yang tidak difahami artinya, dan ini
menjurus pada kemusyrikan. Tapi bila yang dikalungkan itu
berupa ayat-ayat Al Quranatau hadits Nabi atau doadoa
yang baik ada keringanan tetapi lebih baik ditinggalkan
karena tidak ada tuntunan dari pembuat syariat dan bisa
menjurus pada keharaman. Karena banyak orang-orang
yang memakai tamimah dan tidak menghormati ayat-ayat
Al-Quran yang terkandung didalamnya. Dan seringkali
terbawa ke tempat-tempat kotor seperti WC / kamar mandi.9
8 Yazid bin abdul qadir jawaz. Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Waljamaah. Pustaka imam
Asy SyafI hal 485
9 Syaikh Abrurrahman bin Nasir As-Saadi. Penjabaran sistematik kitab tauhid. Pustaka
Arafah. hal 54
14
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hizb, adalah doa-doa yang dibuat para mursyid suf
terdahulu, dimana dalam hizb tersebut terkandung rahasia-
rahasia ghoib yang berhasil diungkapkan oleh sang syaikh
suf yang dikultuskan sebagai waliyullah.
15
musyrik dengan tingkatan syirik besar.tetapi jika ia poercaya
bahwa azimat hanya menyertai kedatangannya manfaat
ataupun mudharat, maka ia dinyatakan telah melakukan
syirik kecil.
DAFTAR PUSTAKA
16
17