Artikel Rizalsitia2007 PDF
Artikel Rizalsitia2007 PDF
Abstrak : Stetoskop merupakan peralatan medis yang direkam, didengarkan kembali, atau bila perlu diolah
cukup sederhana untuk menentukan kondisi pasien. untuk didengarkan bagian frekuensi tertentu dari data
Obyek pengamatan menggunakan stetoskop biasanya tersebut. Selain itu pengolahan sinyal yang dilakukan
suara jantung atau suara paru. Teknik ini biasa dapat digunakan untuk menghilangkan noise-noise
disebut dengan auskultasi. Masalah yang timbul pada yang terjadi sehingga data suara yang didapat akan
auskultasi paru atau jantung menggunakan stetoskop menjadi lebih jelas. Diperlukan teknik tambahan
adalah noise lingkungan, kepekaan telinga, frekuensi untuk mengenali suara hasil auskultasi. Teknik ini
dan amplitudo yang rendah, dan pola suara yang terdiri proses akuisisi suara jantung atau paru,
relatif sama. Suara jantung dan paru memberikan preprocessing, ekstraksi ciri, dan classifier. Dengan
gambaran tentang kondisi jantung dan paru menggunakan teknik pengolahan sinyal digital untuk
seseorang. Pola suara yang terjadi biasanya mengenali suara jantung dan paru maka subjektifitas
dibandingkan dengan pola suara pada kondisi yang terjadi dapat dikurangi. Akan tetapi pada
normal. Apabila terdapat perbedaan atau terdapat prinsipnya perangkat lunak yang dibuat tidak dapat
suara tambahan maka biasanya terjadi kelainan pada menghilangkan peran dokter dalam menegakkan
jantung atau paru. Pola suara abnormal ini diagnosis.
bermacam-macam dan kadang kala mempunyai pola
yang sulit dibedakan secara manual. Untuk itu
diperlukan suatu teknik pengolahan sinyal untuk 2. DASAR TEORI
membedakan suara yang satu dengan yang lain.
Berbagai teknik pengolahan sinyal digital (PSD) telah Berikut akan dijelaskan teori tentang suara jantung
diterapkan orang untuk mengenali tiap pola suara ini. dan suara paru-paru.
Beberapa bekerja dalam domain waktu dan sebagian
bekerja dalam domain frekuensi. Pada makalah ini 2.1 Teori suara paru-paru
dibahas aplikasi teknik pengolahan sinyal digital Sistem respirasi dapat dipisahkan menjadi 2 saluran
untuk analisis dan pengenalan suara jantung dan (saluran atas dan bawah)[1]. Saluran pernafasan atas
paru dalam rangka diagnosis penyakit jantung dan terdiri dari hidung, paranasal sinus, pharinx, dan
paru. Teknik-teknik yang bermacam-macam akan larinx. Fungsi dari saluran ini adalah untuk
dibandingkan untuk melihat seberapa tingkat menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara
keberhasilannya dalam mengenali suara jantung dan sebelum mencapai unit pertukaran gas. Saluran bawah
paru secara otomatis. pernafasan dimulai dari trachea, bronchus utama
kanan yang terbagi menjadi 3 lobar atau bagian paru
Kata Kunci: auskultasi, pengolahan sinyal digital, (atas, tengah dan bawah), bronchus kiri yang terbagi
suara jantung, suara paru menjadi 2 lobar, bronchioli, dan berakhir di alveoli,
dimana terjadi pertukaran gas.
1. PENDAHULUAN
Suara paru-paru terjadi karena adanya turbulensi
Pengunaan stetoskop sebagai alat bantu diagnosis udara saat udara memasuki saluran pernafasan selama
cenderung sangat subyektif. Hasil diagnosis dokter proses pernafasan[2]. Turbulensi ini terjadi karena
sangat tergantung dari kepekaan telinga dan udara mengalir dari saluran udara yang lebih lebar ke
pengalaman yang bersangkutan. Salah satu kelemahan saluran udara yang lebih sempit atau sebaliknya. Pada
lain yang terjadi, data suara yang menjadi pedoman saat inspirasi, udara mengalir dari saluran udara yang
itu tidak pernah tersimpan sehingga tidak bisa lebih luas ke saluran udara yang lebih sempit sehingga
didengarkan bersama-sama dengan dokter lain sebagai turbulensi yag terjadi lebih kuat sedangkan pada saat
bahan diskusi. ekspirasi terjadi sebaliknya. Ini menyebabkan pada
saat inspirasi suara yang terdengar lebih keras.
Stetoskop elekronik dapat menjadi solusi dari masalah Secara umum suara paru-paru dibagi menjadi 3, suara
di atas. Suara jantung atau paru yang diperiksa dapat normal, suara abnormal dan suara tambahan. Suara-
suara tersebut dibagi dalam beberapa kategori pemeriksaan lain misalnya palpasi, untuk
berdasar pitch, intensitas, lokasi dan rasio inspirasi memutuskan diagnosis penyakit paru-paru.
dan ekspirasi [2].
2.2 Teori suara jantung
Suara paru-paru normal terbagi atas 4 kelompok, Suara jantung yang didengar oleh dokter dengan
tracheal, bronchial, bronchovesikular dan vesikular. menggunakan stetoskop sebenarnya terjadi pada saat
Suara pernafasan tracheal sangat nyaring dan pitch- penutupan katup jantung. Kejadian ini dapat
nya relatif tinggi. Inspirasi dan ekspirasi relatif sama menimbulkan anggapan yang keliru bahwa suara
panjang. Suara ini dapat didengar di atas trakea yang jantung tersebut disebabkan oleh penutupan daun
agak jarang dilakukan pada pemeriksaan rutin. katup tersebut, tetapi sebenarnya disebabkan oleh efek
arus pusar di dalam darah akibat penutupan katup
Suara pernafasan vesikular merupakan suara tersebut.
pernafasan normal yang paling umum dan terdengar Detak jantung menghasilkan dua suara yang berbeda
hampir di semua permukaan paru-paru. Suaranya yang dapat didengarkan pada stetoskop, yang sering
lembut dan pitch rendah. Suara inspirasi lebih panjang dinyatakan dengan lub-dub. Suara lub disebabkan
dibanding suara ekspirasi. Suara vesikular bisa oleh penutupan katup triscupid dan mitral
terdengar lebih kasar dan sebagian terdengar lebih (atrioventrikular) yang memungkinkan aliran darah
panjang apabila ada ventilasi yang cepat dan dalam dari atria (serambi jantung) ke ventricle (bilik
(misalnya setelah berolah raga) atau pada anak-anak jantung) dan mencegah aliran balik. Umumnya hal ini
yang memiliki dinding dada yang lebih tipis. Suara disebut suara jantung pertama (S1), yang terjadi
vesikular juga bisa lebih lembut jika pasien lemah, hampir bersamaan dengan timbulnya kompleks QRS
tua, gemuk atau sangat berotot. dari elektrokardiogram dan terjadi sebelum systole
(periode jantung berkontraksi). Suara dub disebut
Suara bronchial sangat nyaring, pitch tinggi, dan suara suara jantung kedua (S2) dan disebabkan oleh
terdengar dekat dengan stetoskop. Terdapat gap antara penutupan katup semilunar (aortic dan pulmonary)
fasa inspirasi dan ekspirasi pada pernafasan, dan suara yang membebaskan darah ke sistem sirkulasi paru-
ekspirasi terdengar lebih lama dibanding suara paru dan sistemik. Katup ini tertutup pada akhir
inspirasi. Jika suara ini terdengar dimana-mana systole dan sebelum katup atrioventrikular membuka
kecuali di manubrium, hal tersebut biasanya kembali. Suara S2 ini terjadi hampir bersamaan
mengindikasikan terdapat daerah konsolidasi yang dengan akhir gelombang T dari elektrocardiogram.
biasanya berisi udara tetapi berisi air. Terdapat suara Suara jantung ketiga (S3) sesuai dengan berhentinya
pernafasan yang tingkat instensitas dan pitch-nya pengisian atrioventrikular, sedangkan suara jantung
sedang. Inspirasi dan ekspirasinya sama panjang. keempat (S4) memiliki korelasi dengan kontraksi
Suara ini terdengar sangat baik di ICS ke-1 dan ke-2 atrial. Suara S4 ini memiliki amplitude yang sangat
dan di antara skapula. Dengan suara bronchi, jika rendah dan komponen frekuensi rendah. [3]
terdengar di mana-mana selain di batang utama
bronchus, biasanya mengindikasikan daerah Jantung abnormal memperdengarkan suara tambahan
konsolidasi [2]. yang disebut murmur. Murmur disebabkan oleh
pembukaan katup yang tidak sempurna atau stenotic
Selain itu masih terdapat suara paru-paru tambahan (yang memaksa darah melewati bukaan sempit), atau
yang muncul karena adanya kelainan pada paru-paru oleh regurgitasi yang disebabkan oleh penutupan
yang disebabkan oleh penyakit. Misalnya pleural rub, katup yang tidak sempurna dan mengakibatkan aliran
crackle, wheezing, grunting, dan ronchi[8]. Suara balik darah. Dalam masing-masing kasus suara yang
tersebut masih harus dianalisis dengan hasil timbul adalah akibat aliran darah dengan kecepatan
tinggi yang melewati bukaan sempit. Penyebab lain
terjadinya murmur adalah adanya kebocoran septum
yang memisahkan jantung bagian kiri dan bagian
kanan sehingga darah mengalir dari ventrikel kiri ke
ventrikel kanan sehingga menyimpangkan sirkulasi
sistemik.
Karena tidak semua data dapat diambil secara riil, 3.4 Visualisasi Data
beberapa penelitian menggunakan suara dari data base Visualisasi suara jantung dan paru dapat dilakukan
dengan berbagai teknik. Visualisasi ini selain untuk
menampilkan suara jantung atau paru juga untuk
melihat secara kasar kandungan informasinya. Sinyal
ini dapat divisualisasikan dalam domain waktu (plot
sinyal), domain frekuensi (FFT) atau domain waktu
dan frekuensi sekaligus (STFT/spektogram).
Spektral suara rekaman dihitung menggunakan
Gambar 4. Plot sinyal spektral suara bronchial FFT dengan persamaan berikut[4]:
N 1
X (k ) = x( n)e
n= 0
j ( 2 / N ) kn
k=0,1,..,N-1 (3)
l = tn D
2
(4)
dengan x(l) merupakan sampel sinyal, w(tnD-l)
merupakan time domain window dimana lokasinya C m (t ) am (t ) rm (t )
dibuat suatu filter model untuk mewakili tiap AA2 DA2 AD2 DD2
DADAA5
DDDAA5
ADDAA5
DAAAA5
ADAAA5
AADAA5
AAAAA5