PENGERTIAN
INDIKASI
Distosia bahu
SYARAT
Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga dapat bekerjasama untuk
menyelesaikan persalinan.
Masih memiliki kemampuan untuk mengedan
Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk akomodasi tubuh
bayi
Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup
Bukan monstrum atau kelainan congenital yang menghalangi
keluarnya bayi.
Gambar 1. Tekhnik melahirkan bahu pada distosia
Manuver Hibbard / Resnick (1980)
LANGKAH KLINIK
A. MANUVER UNTUK MELAHIRKAN BAHU BELAKANG
1. Masukkan tangan mengikuti lengkung sacrum sampai jari penolong
mencapai fossa antecubiti.
2. Dengan tekanan jari tengah, lipat lengan bawah ke arah dada.
3. Setelah terjadi fleksi tangan, keluarkan lengan dari vagina
(menggunakan jari telunjuk untuk melewati dada dan kepala bayi atau
seperti mengusap muka bayi), kemudian tarik hingga bahu belakang
dan seluruh lengan belakang dapat dilahirkan.
4. Bahu depan dapat lahir dengan mudah setelah bahu dan lengan
belakang dilahirkan.
Bila bahu depan sulit dilahirkan, putar bahu belakang ke depan (janagn
menarik lengan bayi tetapi dorong bahu posterior) dan putar bahu
depan ke belakang (mendorong anterior bahu depan dengan jari
telunjuk dan jari tengah operator) mengikuti arah punggung bayi
sehingga bahu depan dapat dilahirkan.
B. DEKONTAMINASI DAN PENCEGAHAN INFEKSI PASCATINDAKAN
C. PERAWATAN PASCATINDAKAN
PERSALINAN SUNGSANG
PENGERTIAN
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) di mana
bayi letaknya sesuai ddengan sumbu badan ibu, kepala berada pada
fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah
pintu atas panggul / simfisis)
Berdasarkan jalan yang dilalui, maka persalinan sungsang dibagi
menjadi :
1. Persalinan pervaginam
Spontaneus breech (Bracht)
partial breech extraction : manual aid, assisted breech
delivery
total breech extraction
2. Persalinan per abdominam : seksio sesarea
LANGKAH KLINIK
A. PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
B. PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN
I. Pasien
1. Ibu dalam posisi litotomi pada tempat tidur persalinan
2. Mengosongkan kandung kemih, rectum serta membersihkan
daerah perineum dengan antiseptik
II. Instrumen (bahan dan alat)
a. Perangkat untuk persalinan
b. perangkat untuk resusitasi bayi
c. Uteritonika (Ergometrin maleat, Oksitosin)
d. Anestesi local (Lidokain 2%)
e. Cunam Piper. Jika tidak ada, sediakan cunam panjang
f. Semprit dan jarum no. 23 (sekali pakai)
g. Alat-alat infuse
h. Povidion Iodin 10%
Perangkat episiotomy dan penjahitan luka episiotomi
III. Penolong
1. Pakai baju dan alas kaki ruang tindakan, masker dan kaca mata
pelindung
2. Cuci tangan hingga siku dengan sabun dibawah air melngalir
3. Keringkan tangan dengan handuk DTT
4. Pakain sarung tangan DTT/ steril
5. Memasang duk (kain penutup).
C. TINDAKAN PERTOLONGAN PERSALINAN PARTUS SUNGSANG
1. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan,
selaput ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan
adanya penyulit.
2. Instruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his.
Mengedan dengan benar : mulai dengan menarik nafas
dalam, katupkan mulut, upayakan tenaga mendorong ke
abdomen dan anus. Kedua tangan menarik lipat lutut, angkat
kepala dan lihat ke pusar.
3. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar panggul.
Lakukan episiotomy saat bokong membuka vulva dan perineum
sudah tipis.
4. Melahirkan bayi :
a. Cara Bracht
Segerakan setelah bokong lahir, bokong dicekam secara
Bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang
paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul).
Sementara langkah ini dilakukan, seorang asisten
melakukan perasat Wigand M. Wingkel
Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses keluarnya
janin.
Bila terdapat hambatan pada tahapan lahir setinggi scapula,
bahu atau kepala maka segera lanjut ke metode manual aid
yang sesuai
Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian
dada.
Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula
inferior tampak dibawah simfisis (dengan mengikuti gerak
rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke arah
perut ibu tanpa tarikan) di sesuaikan dengan lahirnya badan
bayi.
Gerakan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi dan
kepala.