Bencana Alam
Bencana alam murni penyebab utamanya adalah alam itu sendiri. Contoh bencana
alam murni adalah gempa bumi, tsunami, badai atau letusan gunung berapi. Bencana-
bencana tersebut bukan disebabkan oleh ulah negatif manusia. Sedangkan bencana
alam buatan adalah bencana alam yang disebabkan karena adanya aktivitas manusia
yang merusak alam seperti penebangan hutan secara liar, penambangan liar,
pengambilan air tanah secara berlebihan dan lain-lain. Perbuatan perbuatan tersebut
lambat laun akan menyebabkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, atau erosi
tanah (Cinintya, 2010).
Secara garis besar jenis- jenis bencana alam berdasarkan penyebabnya dapat dibagi
menjadi 3 faktor yaitu bencana alam geologis yaitu bencana alam yang bersumber dari
bumi, bencana alam klimatologi yaitu bencana alam yang bersumber karena terjadinya
perubahan cuaca, dan bencana alam extraterestrial yaitu bencana alam yang terjadi karena
adanya faktor external seperti adanya benda- benda luar agkasa seperti meteor.
1
3. Gerakan tanah atau tanah longsor
Bencana alam tanah longsor dipicu oleh faktor klimatologis seperti hujan tetapi
gejala awalnya disebabkan dari kondisi geologis seperti karakteristik tanah, bebatuan, dan
tingkat kelandaian tanah.
4. Tsunami
Tsunami merupakan gejala susulan akibat gempa bumi yang berpusat di dasar laut.
Perlu diketahui bahwa tidak semua gempa menyebabkan tsunami. Tsunami juga dapat
terjadi akibat letusan gunung berapi yang ada di dasar laut. Selain itu runtuhan yang ada di
dasar laut juga mampu menimbulkan Tsunami.
5. Banjir bandang
Banjir bandang merupakan luapan air yang melebihi batas disertai dengan arus
yang kencang, bahkan terjangan arus banjir bandang ini mampu menghanyutkan benda-
benda yang dilaluinya.
6. Badai
Badai merupakan tiupan angin yang sangat kencang dan besar. Kekeringan
Kondisi iklim yang panas tanpa adanya hujan menyebabkan tanah dan tumbuhan menjadi
kering. Saat terjadi kekeringan, air sulit didapat. Banyak tanaman yang mati dan tanah
menjadi retak-retak karena kekurangan air. Sumber mata air seperti sumur dan sungai
menyusut atau mengering.
7. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan ini terjadi bukan karena faktor kesengajaan manusia. Hutan dapat
terbakar karena gesekan ranting-ranting kering yang tertiup angin. Gesekan-gesekan yang
berulang-ulang tersebut akan menimbulkan percikan api. Dengan kondisi ranting maupun
daun yang kering tersebut maka akan mempermudah api menjalar ke seluruh area hutan.
Hantaman meteor atau benda dari angkasa luar yang menabrak bumi. Hal ini terjadi
pada tahun 1908 di Rusia. Meteor atau bintang beralih jatuh ke bumi dan mengakibatkan
lubang yang sangat besar menyerupai sebuah kawah.
2
III. Dampak terjadinya bencana alam
Bagi para korban yang tinggal di pengungsian, biasanya akan lebih mudah
terjadinya peningkatan resiko penyakit menular. Timbulnya masalah kesehatan ini antara
lain berawal dari kurangnya air bersih yang berakibat pada buruknya kebersihan diri,
buruknya sanitasi lingkungan yang merupakan awal dari perkembangbiakan beberapa jenis
penyakit menular.
Persediaan pangan yang tidak mencukupi juga merupakan awal dari proses
terjadinya penurunan derajat kesehatan yang dalam jangka panjang akan mempengaruhi
secara langsung tingkat pemenuhan kebutuhan gizi korban bencana. Pengungsian tempat
tinggal (shelter) yang ada sering tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga secara
langsung maupun tidak langsung dapat menurunkan daya tahan tubuh dan bila tidak segera
ditanggulangi akan menimbulkan masalah di bidang kesehatan. Sementara itu, pemberian
pelayanan kesehatan pada kondisi bencana sering menemui banyak kendala akibat
rusaknya fasilitas kesehatan, tidak memadainya jumlah dan jenis obat serta alat kesehatan,
3
terbatasnya tenaga kesehatan dan dana operasional. Kondisi ini tentunya dapat
menimbulkan dampak lebih buruk bila tidak segera ditangani (Pusat Penanggulangan
Masalah Kesehatan Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan, 2001).
4
dampak positif bagi dareah. Bencana alam dapat menjadi katalisator untuk re-investasi dan
peningkatan barang modal. Selanjutnya, bencana juga menjadi katalis untuk adopsi
teknologi baru yang mungkin bermanfaat dalam menghasilkan pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang (Caballero dan Hammour dan Hallegatte dalam listya, 2011).
Meskipun hubungan langsung antara bencana alam dan perekonomian belum jelas
sedah seharusnya bencana alam yang terjadi seharusnya diikuti oleh kebijakan pemerintah
baik untuk jangkan panjang maupunjangka pendek agar dapat terjadinya pertumbuhan
ekonomi yang signifikan.
Dampak psikologis adalah pengaruh positif maupun negatif yang muncul sebagai
hasil dari adanya stimulis dan respon yang bekerja pada diri seseorang, dimana pengaruh
tersebut nampak dalam perilaku individu.
Berangkat dari berbagai masalah seperti itu menyebabkan timbulnya bekas dalam
jiwa. Karena bekas itu seperti luka jadinya, maka sakit yang ditimbulkannya juga banyak
menyangkut kejiwaan. Apalagi bila kejadian ini juga dialami langsung, pengalaman itu
bisa menjadi traumatis. Sulit mencari perbandingan pengalaman traumatis ini dengan
pengalaman lain. Sebab kata traumatis itu sendiri sudah mengandung arti yang
menyangatkan, walaupun kondisi sebenarnya mungkin tidak sangat berarti, tetapi bagi
yang merasakan memiliki arti yang sangat mendalam. Pengalaman traumatis bisa
menyebabkan berbagai dampak yang ringan, misalnya adalah menjadi peragu dalam
berbuat sesuatu. Akibat lebih lanjut adalah terhambatnya peluang untuk mengembangkan
diri.
Misalnya pada penelitian yang dilakukan oleh Chatarina (2011) terhadap korban
gunung merapi yaitu Permasalahan nyata yang dialami korban bencana antara lain kondisi
dalam penampungan atau pengungsian, terceraiberainya tatanan keluarga baik selama
proses pelarian maupun pengungsian, melemahnya semangat kemasyarakatan karena
padatnya kampung-kampung pengungsian, deprivasi dan keterbatasan akses karena
pengungsi datang tanpa bekal yang memadai, sementara sumber fasilitas pelayanan
setempat terbatas. Jika pengungsi tinggal relatif lama berpotensi untuk bersaing dalam
mendapatkan akses dengan masyarakat setempat sehingga memicu terjadinya konflik.
Adanya trauma sosial psikologis karena ketidakberdayaan secara fisik, ekonomi maupun
5
sosial yang dialami sendiri maupun orang-orang terdekat selama di pengungsian.
Penanganan dampak sosial psikologis korban bencana erupsi Merapi akan dilihat dari
aspek pemenuhan kebutuhan fisik, psikis dan sosial.
6
5. Dampak bencana alam dari sektor pertanian
Pertanian merupakan hal yang paling riskan terkena dampak dari bencana alam.
Pertanian yang didalamnya temasuk termasuk tanaman, peternakan, perikanan dan
kehutanan memberikan dampak sebesar 22 persen terhadap perekonomian di negara
berkembang (FAO, 2015 ).
Bencana alam tidak hanya merusak hasil panen namun juga Infrastruktur usahatani,
seperti jaringan irigasi, bangunan irigasi, jaringan saluran tingkat usahatani, jalan
usahatani, pematang, terasering (lahan kering) serta bangunan petakan lahan usahatani pun
tak luput dari kerusakan, kandang, pakan, dan infrastruktur lainnya . Disamping itu juga
berbagai peralatan, seperti hand tractor, pompa air, traktor besar, alat pengolah nilam,
karet, minyak kelapa, dan pengolah dendeng ikut rusak. Akibatnya bencana dapat
menghambat sektor ekonomi untuk negara yang menjadikan pertanian sebgai mata
pencaharianya besar.
Gambar 1 Persentase Kerusakan Dibidang Pertanian Yang Disebabkan oleh Berbagai aspek.
7
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Cinintya , 2010, Panduan Kegiatan Rekreasional Bersama Anak (Usia 6-12 Tahun)
di Daerah Pasca Bencana, Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, jakarta.
Endang, Listya, 2011, Dampak Ekonomi Makro Bencana: Interaksi Bencana dan
Pembangunan Ekonomi Nasional, Seminar Nasional Informatika, 1979-2328
Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO), 2015, The Impact of
Natural Hazard and Disasters on Agriculture and Food Security and Nutrition,
Word Conference on Disaster Risk Reduction, Sendai.
Kaur, Nderjit dkk , 2014, The Oxford Handbook of The Economics of The
Pacific Rim, oxford university press, OUP USA.