Disusun Oleh:
Nama : Yasheive Saadi
Kata Pengantar
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1Latar Belakang Masalah 1
1.2Rumusan Masalah 2
1.3Tujuan Penulisan 3
1.4Sistematis Penulisan 3
1.5Manfaat Penelitian 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian (definisi) Masalah pengangguran 4-5
2.2 Masalah Pengangguran di kota Madiun 6
2.3 Tingkat Pengangguran di kota Madiun 6-7
2.4 Dampak Pengangguran bagi kota Madiun 8
2.1 Pengertian
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai
64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang
yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa
sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena
sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
3.1 kesimpulan
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan
kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari
kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi
pasar kerja bagi para pencari kerja.
Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi
kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945
dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan
penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional.
Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro
(khusus). Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran,
antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang beredar, tingkat
suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank
Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya. Dalam keputusan rapat-rapat
kebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannya dengan fokus pada penanggulangan
pengangguran. Jadi setiap lembaga pemerintah yang terkait dengan pengangguran
harus ada komitmen dalam keputusannya dan pelaksanaannya.
Selain itu, ada juga kebijakan mikro (khusus). Kebijakan itu dapat
dijabarkan dalam beberapa poin. Pertama, pengembangan mindset dan wawasan
penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia sesungguhnya
memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan
mengembangkan secara optimal.
Kedua, segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya
yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas
transportasi dan komunikasi. Ketiga, segera membangun lembaga sosial yang
dapat menjamin kehidupan penganggur.
Keempat, segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu
banyak jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal
Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi
masyarakat secara perorangan maupun berkelompok. Kelima, mengaitkan secara
erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaan
lainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat.
Kita. Diharapkan ke depannya di kota Madiun kebijakan ketenagakerjaan dapat
diubah (reorientasi) kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi
pengangguran.
http://www.andisite.com, 2007
http://www.datastatistik-indonesia.com, 2007
http://www.dephan.go.id, 2007
http://www.google.co.id, 2007
http://id.wikipedia.co.id, 2007
http://www.instruments.worldpress.com, 2007
http://www.suarapembaruan.com, 2007
http://www.tempointeraktif.com, 2007