LATAR BELAKANG
1
mobil. Namun demikian, sebagian kecil wilayah hanya dapat ditempuh dengan
berjalan kaki. Perbaikan sistem transportasi seperti perbaikan jalan dan penyediaan
sarana angkutan umum akan mempermudah akses masyarakat ke tempat pelayanan
kesehatan. Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir dalam
melaksanakan hubungan dan komunikasi kerja dengan pemerintah secara berjenjang
sebagai berikut:
a. Dengan kantor kecamatan berjarak : 12 km
b. Dengan ibukota kabupaten berjarak : 54 km
c. Dengan ibukota provinsi berjarak : 72 km
2
Puskesmas Tegal Angus adalah salah satu Puskesmas yang terletak di wilayah
Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, mempunyai luas
wilayah 4.763.198 ha (47,631 km2). Terdiri dari luas daratan 2.170.120 ha dan sawah
2.593.078 ha dengan ketinggian dari permukaan laut 2 - 3 meter dengan curah hujan
rata-rata 24 mm/tahun. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Tangerang sekitar 47 km.
Wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus berada di wilayah Kecamatan Teluk
Naga bagian utara yang terdiri dari enam desa binaan yaitu desa Pangkalan, Tanjung
Burung, Tegal Angus, Tanjung Pasir, Muara dan Lemo.
Gambar 1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2013
3
Panjang jalan yang ada di wilayah Kecamatan Teluk Naga sepanjang
108 km, dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Berdasarkan status
Jalan Propinsi : 9,5 km.
Jalan Kabupaten : 5 km.
Jalan Desa : 93,5 km.
2. Berdasarkan kondisi fisik
Jalan hotmik : 17,5 km.
Jalan aspal : 67 km.
Jalan tanah : 14,5 km.
B. Jembatan
1. Jembatan besi : 1 km.
2. Jembatan beton : 7 km.
C. Sungai atau kali
Sungai atau kali yang mengalir di wilayah Kecamatan Teluk Naga
adalah sungai Cisadane dengan panjang saluran sejauh 12 km.
1. Irigasi atau Pengairan
Pengairan dapat mengairi sawah seluas 20.593.649 ha.
2. Bendungan air atau Dam
Bendungan dapat digunakan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) yang menjadi salah satu sumber air bersih yang
dimanfaatkan masyarakat.
Jumlah
RT
RW
KK
(Jiwa)Penduduk
Penduduk Miskin
Rumah
Luas
(km2)
(Jiwa)
No Desa/Kel Wilayah
(km2)
4
1 Lemo 3,61 6,682 734 32 15 1,408 1408 10.31 1850.97
2 Muara 5,14 3,566 490 22 6 793 793 7.19 693.77
3 Pangkalan 7,54 16,888 1,495 35 11 3,229 3229 4.08 2239.79
4 Tanjung 5,24 7,699 740 16 8 1,484 1572 3.10 1463.55
Burung
5 Tanjung 5,64 9,513 1,348 31 18 1,936 2319 5.32 1686.70
Pasir
6 Tegal 2,83 9,513 1,081 23 7 1,895 1895 3.30 3361.48
Angus
Jumlah 30,02 53,831 5,889 139 45 10,745 10,745 4.33 1794
Sumber : Data BPS Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012
Klasifikasi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskemas
Tegal Angus
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
NO. KELOMPOK JUMLAH PENDUDUK
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
UMUR
(TAHUN)
1 2 3 4 5
1 0-4 2,702 2,505 5,207
2 5-9 2,657 2,511 5,168
3 10-14 2,896 2,563 5,459
4 15-19 2,980 2,895 5,875
5 20-24 2,910 2,960 5,870
6 25-29 2,877 2,790 5,667
7 30-34 2,336 2,153 4,489
8 35-39 1,994 1,888 3,882
9 40-44 1,704 1,613 3,317
10 45-49 1,401 1,262 2,663
11 50-54 1,135 925 2,060
12 55-59 741 656 1,397
13 60-64 546 533 1,079
14 65-69 337 318 655
15 70-74 252 281 533
16 75+ 203 307 510
5
1.1.2.2 Lapangan Pekerjaan Penduduk
Mata pencaharian penduduk Desa Tanjung Pasir didominasi oleh nelayan,
petani, pedagang dan buruh dengan pendapatan yang tidak tetap. Mayoritas penduduk
berprofesi sebagai nelayan dikarenakan bertempat tinggal di wilayah pesisir pantai.
Ada beberapa keluarga yang memiliki perahu milik sendiri namun kebanyakan
mereka tidak memiliki perahu sendiri. Bagi keluarga yang tidak mempunyai perahu
sendiri, mereka dapat bekerja dengan pemilik perahu yang dimiliki oleh warga yang
umumnya berasal dari Jakarta. Para nelayan biasanya berangkat untuk bekerja
dimulai sejak subuh dan baru kembali lagi pada sore harinya bahkan ada pula yang
melaut hingga seminggu kemudian (Profil Puskesmas Tegal Angus, 2011). Beberapa
mata pencaharian pokok pada penduduk Desa Tanjung Pasir diuraikan pada tabel
dibawah ini :
6
Sarana Jumlah (unit)
Koperasi 1
Pasar 2
Warung/kedai 100
Kios Kelontong 5
Bengkel 8
Toko 20
Percetakan/sablon 1
Material/ toko bangunan 5
Swalayan 8
Super Mall -
Pegadaian 3
Bank BRI 1
Bank Swasta 2
Pos Giro 1
Berdasarkan topografi, Desa Tanjung Pasir adalah kawasan pantai yang landai
sehingga di Desa Tanjung Pasir terdapat tambak yang luasnya mencapai 570 hektar.
Walaupun demikian, pada awalnya lahan di Tanjung Pasir tidak cocok untuk kegiatan
budidaya karena kurang baiknya sistem irigasi yang ada. Baru setelah adanya
perbaikan irigasi oleh pemerintah, kegiatan budidaya dapat berkembang lebih baik.
Sedangkan berdasarkan kepemilikan tambak, dari total luas tambak yang ada di Desa
Tanjung Pasir hanya sekitar 20% saja yang dimiliki oleh penduduk desa setempat,
selebihnya merupakan milik warga Jakarta dan sekitarnya. Komoditas budidaya
tambak utama yang ada di Desa Tanjung Pasir adalah ikan bandeng, mujair dan
kakap.
Desa Tanjung pasir juga merupakan daerah pariwisata yang biasanya di akhir
minggu atau hari libur banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Tempat pariwisata
yang terdapat di desa Tanjung Pasir adalah taman buaya, resort, serta wisata pantai
Tanjung Pasir. Tempat yang paling banyak dikunjungi biasanya adalah kawasan
pantai. Namun keadaan pantai di Tanjung Pasir tidak terawat dengan baik. Banyak
sampah yang tidak terurus dan air pantai yang terlihat bewarna kecoklatan. Hal ini
mungkin dapat juga disebabkan karena masih banyaknya warga setempat yang
membuang sampah rumah tangganya ke pantai. Selain memancing dan bermain di
pantai, Desa Tanjung Pasir juga merupakan salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan
untuk para wisatawan menyeberang ke kawasan Pulau Seribu.
7
1.1.2.3 Tingkat Pendidikan
Aspek pendidikan merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi
kualitas kehidupan penduduk di wilayah Kecamatan Teluk Naga. Dari jumlah 53.831
penduduk hanya sebagian kecil yang mengenyam pendidikan seperti terlihat pada
diagram dibawah ini:
Diagram 1. Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut Jenjang Pendidikan
di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012
8
Ruang Kesling : 1 Ruang
Ruang Perpustakaan : 1 Ruang
Ruang Mushola : 1 Ruang
Ruang Bidan : 1 Ruang
Dapur : 1 Ruang
Ruang Gudang Perkakas : 1 Ruang
WC : 5 Ruang
2. Bidan di Desa : 6 Orang
3. Posyandu 45 buah, terdiri dari :
Tegal Angus : 7 Posyandu
Pangkalan : 10 Posyandu
Tanjung Burung : 7 Posyandu
Tanjung Pasir : 9 Posyandu
Lemo : 6 Posyandu
Muara : 6 Posyandu
4. Pembinaan UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat)
Jumlah Posyandu : 45 buah
Jumlah Kader Posyandu dibina : 225 orang
Jumlah kader dasa wisma dibina : 34 orang
Jumlah TOMA (Tokoh Masyarakat) dibina : 60 orang
Tabel 1.6 Sarana Pelayanan Kesehatan Kecamatan Teluk Naga Tahun 2012
No Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah
1 Apotik 0
2 Balai Pengobatan Swasta 2
3 Gudang Farmasi 0
9
4 Laboratorium Klinik Swasta 0
5 Optikal 0
6 Pos UKK 0
7 Polindes 0
8 Posbindu 1
9 Poskesdes 1
10 Posyandu 45
11 Praktek Bidan Swasta 8
12 Praktek dokter (perorangan)
Dokter umum 5
Dokter gigi 0
Dokter spesialis 0
13 Puskesmas 1
14 Puskesmas pembantu (pustu) 1
15 Rumah Sakit Bersalin 0
16 Rumah Sakit Pemerintah 0
17 Rumah Sakit Swasta 0
18 Toko obat 2
10
d. Penanganan Bumil (ibu hamil) dan Neonatal Risiko Tinggi
(risti).
Deteksi dini kelompok bumil dan neonatal risti. Jika ditemukan lebih awal
dapat dilakukan intervensi untuk menangani risiko tersebut. Penemuan bumil risti dan
neonatal risti di Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012 yaitu 173 bumil risti dari
215 sasaran bumil resti (80,5%) dan 113 neonatal risti dari 165 sasaran neonatal risti
(68,4%).
e. Pelayanan Neonatal.
Pelayanan kesehatan neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali umur 0-7
hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus,
petugas kesehatan selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan
konseling perawatan bayi kepada ibu.
2. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pemeriksaan
kesehatan anak sekolah.
Puskesmas Tegal Angus melakukan deteksi tumbuh kembang balita dan
pemeriksaan kesehatan siswa SD/MI. Upaya yang dilakukan antara lain penyuluhan
di posyandu dan pembentukan kelas ibu balita.
3. Keluarga berencana.
a. Peserta KB Baru.
Puskesmas Tegal Angus melakukan edukasi melalui
penyuluhan terus menerus.
b. Peserta KB Aktif.
4. Imunisasi
a. Desa UCI
Desa binaan di wilayah Puskesmas Tegal Angus ada 6 desa.
Upaya yang dilakukan sweeping imunisasi.
b. Drop Out imunisasi Campak-Polio.
Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi lengkap pada balita,
sweeping imunisasi campak dan meningkatkan cakupan
imunisasi di posyandu.
5. Gizi
a. Penanganan balita BGM dan gizi buruk
Penanganan balita gizi buruk dengan diberikan PMT (Pemberian Makanan
Tambahan) pemulihan di klinik gizi dan MP-ASI untuk perawatan di rumah dan
kegiatan kunjungan rumah untuk pemantauan pemberian PMT serta rujukan untuk
balita gizi buruk.
11
12
PEMANTAUAN PENGHASILAN 4 KELUARGA BINAAN DS.TANJUNG PASIR
13
b. ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif
ASI merupakan makanan penting untuk bayi. Pemberian ASI eksklusif
adalah pemberian makanan hanya ASI sampai bayi berumur 6 bulan. Zat gizi yang
terkandung dalam ASI cukup memenuhi kebutuhan nutrisi untuk bayi sampai
berumur 6 bulan. Keuntungan dari ASI adalah ASI mengandung zat kekebalan
tubuh, mengandung protein yang mudah diserap oleh tubuh bayi, mudah dan
murah diberikan untuk bayi serta membangun ikatan kasih sayang antara ibu dan
anak. Jumlah bayi yang diberikan ASI eksklusif di Puskesmas tegal angus pada
tahun 2012 ini adalah 719 bayi dari 976 bayi (73,7%), meningkat dari tahun lalu
yang hanya sebesar 44, 53%.
c. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)
Program penanggulangan kekurangan vitamin telah dimulai sejak lama
namun sampai saat ini masalah KV masih menjadi salah satu masalah gizi utama
di Indonesia. KVA tingkat berat (Xeroptalmia) yang dapat menyebabkan kebutaan
sudah jarang ditemui, tetapi KVA tingkat sub - klinis yaitu KVA yang belum
menampakkan gejala nyata masih diderita oleh sekitar 50% di Indonesia.
C. Perilaku Masyarakat
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Puskesmas dilakukan
melalui program promosi kesehatan yaitu penyebarluasan informasi kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
masyarakat dapat menggambarkan derajat kesehatan wilayah tersebut, hal ini
dapat disajikan dengan indikator PHBS, adapun dari hasil kajian PHBS di wilayah
Puskesmas Tegal Angus pada tahun 2012 dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (90,5%)
2. Rumah yang bebas jentik (72,8%)
14
3. Penimbangan bayi dan balita (100%)
4. Memberikan ASI ekslusif (73,6%)
5. Menggunakan air bersih (99,3%)
6. Menggunakan jamban sehat (15,7%)
7. Olahraga atau melakukan aktifitas fisik setiap hari (10,1%)
8. Mengkonsumsi makanan seimbang (23,5%)
9. Tidak merokok dalam rumah (23,5%)
10. Penduduk miskin yang dicakup JPKM (96,8%)
D. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan merupakan aspek yang penting di bidang
kesehatan, upaya peningkatan kualitas lingkungan merupakan langkah yang tepat
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan keluarga yang lebih baik.
Berikut ini merupakan upaya-upaya peningkatan kualitas lingkungan bagi
kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Tegal Angus :
Penyehatan Perumahan
Rumah merupakan tempat berkumpul atau beristirahat bagi semua anggota
keluarga dan untuk menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi
kesehatan perumahan dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara
anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Rumah sehat adalah rumah tinggal
yang memenuhi syarat kesehatan, hasil pemantauan selama tahun 2012
menunjukkan dari 12.421 rumah yang diperiksa sebanyak 11,2% yang memenuhi
syarat kesehatan.
Pemenuhan Kebutuhan Sarana Sanitasi Dasar
Pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dasar di wilayah Puskesmas Tegal
Angus sangat kurang sekali seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini :
15
PENDUDUK
KK
PUSKESMAS
AKSES JAMBAN
TANJUNG 9595
111111823 77777715 2222220 1116 777727292 33333339,22222222,80 8088880.00
7777776,0
PASIR
16
TEMPAT SA SAMPAH SARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
618 24 24 62.49 4.05 96.00 225 25 24 8.38
1035 30 30 62.54 3,09 93.75 655 32 30 12,22
720 19 18 62.50 2.64 94.74 535 19 18 18.45
Seperti yang terlihat pada tabel di atas bahwa dari jumlah rumah yang
diperiksa mengalami penurunan, hal ini dikarenakan tidak adanya sanitarian di
Puskesmas Tegal Angus sehingga kurang tenaga untuk memeriksa sanitasi dasar.
Berbagai faktor seperti tingkat pengetahuan, pendidikan, ekonomi, sosial dan
kesadaran penduduk yang lebih rendah menyebabkan sulitnya meningkatkan
kesehatan sanitasi masyarakat.
17
Pada saat ini, desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan
pembelajaran agar budi daya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga
untuk mengurangi pengeluaran akan kebutuhan pangan serta meningkatkan
pendapatan keluarga.
Tabel 1.9 Sepuluh Besar Penyakit Puskesmas Tegal Angus Tahun 2014
No Penyakit
1 ISPA
2 Dermatitis
3 Demam berdarah
4 Malaria
5 Leptospirosis
6 Katarak
7 Diare
8 Gastritis dan Duodenitis yang disertai perdarahan lambung
9 Pterygium
10 Tuberkulosis Paru Klinis
18
Dengan denah lokasi pemukiman sebagai berikut :
Gambar 1.3 Denah Lokasi Rumah Keluarga JALAN DESA TANJUNG PASIR Binaan
9 10
8 7
11
5 6
12
12
4 3 12
12
13
12
1 2
19
KETERANGAN: 6. Rumah warga
20
dapur dan kamar mandi. Lantai rumah terbuat dari keramik. Atap rumah terbuat dari
genteng yang disusun dan mempunyai plafon.
Rumah Ny. Muniroh terdiri dari sembilan ruangan yang terdiri dari sebuah
ruang tamu dengan luas sekitar 3 x 3 meter, sebuah ruang keluarga dengan luas
sekitar 5 x 5 meter, lima buah kamar tidur dengan masing-masing luas 3 x 3 meter,
sebuah dapur dengan luas sekitar 4 x 3 meter, dan sebuah WC dengan luas sekitar 2
x 1,5 meter disertai septic tank dengan luas sekitar 1,5 x 1,5 x 2 meter, dan dua teras
dengan masing-masing luas 3 x 2 meter.
Sistem ventilasi rumah Ny. Muniroh sudah memenuhi standar kriteria
ventilasi yang baik karena luas ventilasi rumahnya mencapai 30% dari luas lantai
rumah, yang memiliki pencahayaan yang baik. Ventilasi berupa kotak-kotak tanpa
berpenyekat berjumlah 24 buah. Masing-masing ventilasi tersebut berukuran 30 x 30
sentimeter. Untuk kamar tidur, seluruhnya disertai dengan jendela. Di dalam rumah
Ny. Muniroh terdapat lampu disetiap kamarnya yang hanya digunakan pada malam
hari.
Keluarga Ny. Muniroh memiliki sumber air berupa air sumur. Air biasanya
ditampung dalam bak yang berada di dalam WC. Air digunakan untuk keperluan dan
mencuci, sedangkan air untuk memasak dan minum dibeli dari penjual air PAM
bergerobak.
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Muniro
Halaman Ny.
Muniroh disertai
adanya satu pohon
besar. Halaman Ny.
21
Muniroh berukuran 4 x 4. Sampah sampah ditumpuk di belakang rumah dan
dibakar apabila sudah menumpuk.
Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tempat untuk buang air
besar berupa toilet jongkok, yang pembuangannya melalui septic tank.
22
Setelah lahir Ny. Muniroh memberi ASI selama 6 bulan, hal tersebut dikarenakan
wajib ASI 6 bulan, setelah itu digantikan dengan MT-ASI selama 2 tahun.
Semua anak Ny. Muniroh diimunisasi sesuai dengan jadwal kegiatan yang
diadakan oleh puskesmas setempat. Menurut Ny. Muniroh anaknya telah
mendapatkan imunisasi secara lengkap.
24
sedangkan pada dinding dapur dan kamar mandi terbuat dari tembok disertai asbes.
Lantai rumah terbuat dari keramik. Atap rumah terbuat dari genteng yang disusun dan
mempunyai plafon.
Rumah Ny. Indah terdiri dari 1 buah ruang tamu dengan luas sekitar 5 x 4
meter, 4 buah kamar tidur dengan masing-masing luas 2 x 3 meter, sebuah dapur
dengan luas sekitar 3 x 3 meter.
Sistem ventilasi rumah Ny. Indah belum memenuhi standar kriteria ventilasi
yang baik karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai 10% dari luas lantai rumah.
Satu kamar tidur dan kamar mandi tidak mempunyai ventilasi. Empat kamar lainnya
disertai dengan jendela. Ventilasi tersebut berukuran 0,5 x 1 meter. Di dalam rumah
Ny. Indah terdapat lampu disetiap kamarnya yang hanya digunakan pada malam hari.
Keluarga Ny. Indah memiliki sumber air berupa air ledeng dan air sumur. Air
biasanya ditampung dalam tong yang berada di halaman rumah. Air sumur digunakan
untuk keperluan mandi. Air ledeng digunakan untuk minum, masak, dan mencuci.
Halaman Ny. Indah tidak disertai adanya pohon. Halaman Ny. Indah
berukuran 4 x2 meter yang digunakan untuk menumpuk barang barang yang tidak
terpakai. Sampah sampah dibuang di laut (berupa tong yang disediakan olek Pak
Lurah) dan dibakar apabila sudah menumpuk.
Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tempat untuk buang air
besar berupa toilet jongkok, yang pembuangannya melalui septic tank.
25
Gambar 1.4 Denah Rumah Keluarga Ny. Indah
26
lemak yang berasal dari daging sapi maupun ayam. Ny. Indah tidak banyak minum
air putih sehari harinya. An. Nadira sudah mengkonsumsi makanan pendamping ASI
beruba bubur dan susu formula.
27
No Kriteria Permasalahan
Kebiasaan
1. Tn. Mamat mempunyai kebiasaan merokok
Merokok
2. Olah Raga Keluarga Tn, Mamat jarang berolahraga.
Makan 3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi,
dengan satu buah lauk seperti ikan, tahu atau tempe.
Jarang mengkonsumsi daging, buah-buahan dan sayur-
sayuran. Untuk konsumsi sayur Ny. Indah mengetahui
bahwa sayur merupakan komponen penting makanan
3 Pola Makan
sehari hari, namun karena di keluarganya kurang
suka maka ia jarang menyediakan sayur sebagai lauk.
Kebutuhan susu sebagai penyempurna asupan gizi
anak juga tidak tercukupi secara baik karena adanya
masalah keuangan.
Pola Pencarian
4 Berobat ke Puskesmas.
Pengobatan
5 Menabung Menabung di Teras BRI, kadang-kadang di rumah.
Aktivitas Sehari Tn. Mamat bekerja sebagai nelayan, Ny. Indah bekerja
6
hari sebagain ibu rumah tangga.
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan 6 x 12 meter.
Terdapat 4 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1
2 Ruangan Dalam Rumah
dapur, 1 kamar mandi.
Terdapat 4 ventilasi di dalam rumah berukuran
3 Ventilasi
50 cm x 50 cm.
Pencahayaan dirumah baik, jendela terbiasa
4 Pencahayaan
terbuka
Keluarga ini memiliki jamban, disertai adanya
5 MCK
septik tank
6 Sumber Air Air bersih didapatkan dari air ledeng yang
28
digunakan untuk mencuci, makan, dan minum.
Air sumur digunakan untuk mandi.
Limbah dialirkan ke belakang rumah ke dalam
7 Saluran Pembuangan Limbah sebuah empang yang berada di samping dan
belakang rumah
Tempat Pembuangan Sampah ditumpuk dan dibakar di samping
8
Sampah rumah.
9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah berhimpitan dengan rumah lain.
29
1.2.1.2 Bangunan tempat tinggal
Keluarga Ny. Sari tinggal di rumah pribadi dengan luas
bangunan sekitar 10 x 15 meter dan tidak bertingkat. Di depan rumah
terdapat teras dengan luas sekitar 10 x 3 meter, teras berlantai keramik
dan dibatasi dengan pagar pada depan nya. Dinding rumah terbuat dari
tembok pada bagian depan, samping kanan dan kiri. Lantai rumah
terbuat dari keramik. Atap rumah terbuat dari genteng yang disusun
dan mempunyai plafon serta beratapkan asbes pada kamar mandi.
Rumah Ny. Sari terdiri dari 8 ruangan yang terdiri dari 1 buah
ruang tamu dengan luas sekitar 3 x 2 meter, 3 buah kamar tidur
dengan masing-masing luas 2 x 2 meter, sebuah dapur dengan luas
sekitar 5 x 3 meter, 1 kamar mandi dengan luas 3 x 2 meter, 1 ruang
makan dengan luas 5 x 5 meter, 1 ruang keluarga dengan luas 3 x 10
meter, dan halaman belakang dengan luas 3 x 10 meter.
Sistem ventilasi rumah Ny. Sari belum memenuhi standar
kriteria ventilasi yang baik karena luas ventilasi rumahnya tidak
sampai 10% dari luas lantai rumah. Terdapat ventilasi di ruang tamu
berukuran 2,3 x 0,5 meter dan di kamar mandi berukuran 0,5 x 0,5 m.
Untuk kamar tidur, seluruhnya tidak disertai dengan adanya jendela.
Jendela hanya berada di ruang tamu yang jarang dibuka. Di dalam
rumah Ny. Sari terdapat lampu neon putih disetiap kamarnya, di kamar
mandi, di dapur, di ruang tamu, di ruang keluarga, dan di ruang makan
yang digunakan pada siang dan malam hari.
Keluarga Ny. Sari memiliki sumber air berupa air PAM dan air
sumur. Air PAM biasanya ditampung dalam tangki yang berada di
halaman rumah. Air PAM digunakan untuk keperluan minum
(dimasak terlebih dahulu) dan memasak. Sedangkan air dari sumur
digunakan untuk keperluan mandi dan mencuci.
Ny. Sari memiliki halaman di belakang rumahnya. Halaman Ny.
Sari berukuran 3 x 10 meter yang digunakan untuk menumpuk barang
30
barang yang tidak terpakai dan untuk membakar sampah apabila
sudah menumpuk.
Pada kamar mandi terdapat tempat untuk mandi dan tempat
untuk buang air besar berupa toilet jongkok, yang pembuangannya
melalui septic tank.
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
1.2.1.3
Lingkungan pemukiman
Rumah keluarga Ny. Sari terletak di lingkungan yang padat
penduduk, tidak ada jarak antara rumah dan tidak terdapat selokan
pembuangan pada rumah rumah disekitarnya.
31
Untuk pembuangan limbah cair, keluarga Ny. Sari
membuangnya ke laut yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya.
Apabila musim hujan tiba, pekarangan di sekitar rumah Ny. Sari
sering becek dan tergenang air hujan dan hingga dapat menyebabkan
banjir setinggi betis orang dewasa. Keluarga Ny. Sari tidak memiliki
hewan ternak di rumahnya.
32
yang masih tinggal bersama Ny. Sari lahir pada tahun 1998. Semua
anak Ny. Sari lahir di bidan secara normal. Saat masa kehamilan Ny.
Sari kontrol biasanya sebanyak 4 kali, namun ia sendiri tidak ingat
pemeriksaannya. Setelah lahir Ny. Sari memberikan ASI selama 6
bulan, hal tersebut dikarenakan wajib ASI selama 6 bulan, setelah itu
digantikan dengan MP-ASI selama 2 tahun.
Semua anak Ny. Sari diimunisasi sesuai dengan jadwal kegiatan
yang diadakan oleh puskesmas setempat. Menurut Ny. Sari anaknya
telah mendapatkan imunisasi secara lengkap.
No Kriteria Permasalahan
Kebiasaan
1. Ny. Sari tidak mempunyai kebiasaan merokok
Merokok
2. Olah Raga Keluarga Ny. Sari jarang berolahraga.
Makan 3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi,
dengan lauk seperti ikan, tahu atau tempe. Jarang
mengkonsumsi daging, buah-buahan. Untuk sayur
3 Pola Makan
sering dikonsumsi. Kebutuhan susu sebagai
penyempurna asupan gizi anak juga tidak tercukupi
secara baik karena adanya masalah keuangan.
Pola Pencarian
4 Berobat ke Puskesmas.
Pengobatan
5 Menabung Selalu menabung
Aktivitas Sehari
6 Ayah bekerja sebagai nelayan, Ibu sebagai wiraswasta
hari
33
Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Ny. Sari
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan 10 x 15 meter.
Terdapat 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang
2 Ruangan Dalam Rumah keluarga, 1 dapur, 1 ruang makan, dan 1 kamar
mandi.
Belum memenuhi standar kriteria ventilasi yang
baik karena luas ventilasi rumahnya tidak sampai
3 Ventilasi 10% dari luas lantai rumah. Terdapat ventilasi di
ruang tamu berukuran 2,3 x 0,5 meter dan di
kamar mandi berukuran 0,5 x 0,5 m.
Pencahayaan dirumah cukup baik, jendela jarang
4 Pencahayaan dibuka namun lampu menyala siang dan malam
di setiap ruangan.
Keluarga ini memiliki jamban dan disertai
5 MCK
adanya septik tank
Air bersih didapatkan dari sumur dan air PAM
6 Sumber Air yang digunakan untuk mencuci, makan, mandi,
dan minum
Limbah dialirkan ke belakang rumah kemudian
7 Saluran Pembuangan Limbah
mengalir langsung ke laut.
Tempat Pembuangan Sampah ditumpuk dan dibakar di belakang
8
Sampah rumah.
9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah berhimpitan dengan rumah lain.
Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Ny. Sari di Desa
Tanjung Pasir RT/RW 003/002, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu:
Non medis :
1. Keluarga jarang berolahraga.
2. Rumah tidak memiliki ventilasi
3. Tidak adanya saluran pembuangan air limbah
4. Tidak membuang sampah tidak pada tempatnya
5. Hunian padat yg terdapat di sekitar wilayah tersebut
Medis :
1. Sering terjangkit penyakit dermatitis
2. Sering terjangkit penyakit ISPA
34
3. Sering terjangkit penyakit Febris
35
Sistem ventilasi rumah Ny. Maryani belum memenuhi standar kriteria ventilasi
yang baik karena luas ventilasi rumahnya tidak mencapai 10% dari luas lantai rumah.
Selain itu ventilasinya hanya berupa empat buah jendela yang tidak dapat terbuka
dengan baik. Keempat ventilasi tersebut berukuran 0,5 x 0,5 meter. Untuk kamar
tidur, hanya 1 kamar yang mempunyai jendela namun tidak dapat terbuka dengan
baik. Di dalam rumah Ny. Maryani terdapat lampu disetiap ruangan yang digunakan
sepanjang hari.
Keluarga Ny. Maryani memiliki sumber air berupa air sumur yang digunakan
untuk mandi dan cuci piring. Namun untuk konsumsi air minum menggunakan air
PAM yang dibeli.
Ny. Maryani tidak mempunyai halaman, sehingga sampah sampah ditumpuk
di pekarangan rumah dan di buang di tepi pantai. Untuk pembuangan limbah cair
selalu dibuang di empang belakang atau dibuang depan rumah.
5.2.1.3 Lingkungan
pemukiman
36
Rumah keluarga Ny. Maryani terletak di lingkungan yang padat penduduk,
tidak ada jarak antara rumah dan tidak memiliki selokan pembuangan rumah rumah
sekitar.
Untuk pembuangan limbah, keluarga Ny. Maryani membuang limbah rumah
tangga ke empang di belakang rumah atau sisa air di buang di depan rumah. Apabila
musim hujan tiba, di sekitar rumah Ny. Maryani sering banjir hingga setinggi lutut,
namun tidak masuk ke dalam rumah. Biasanya air baru surut 3 4 hari.
37
Sementara anak kedua Ny. Maryani lahir pada tahun 2006 secara normal. Dan
selama masa kehamilan juga rajin kontrol tiap bulannya seperti anak pertama. Anak
kedua juga mendapat ASI sampai umur 1 tahun dan dilanjutkan dengan susu
formula. Anak kedua juga dapat imunisasi yang lengkap seperti anak pertamanya.
No Kriteria Permasalahan
Kebiasaan
1. Tn. Asbun mempunyai kebiasaan merokok
Merokok
2. Olah Raga Keluarga Tn, Asbun tidak atau jarang berolahraga.
Makan 3 kali sehari, makanan pokok berupa nasi,
dengan lauk seperti ikan, tahu atau tempe. Jarang
mengkonsumsi daging, buah-buahan. Untuk sayur
sering dikonsumsi dikeluarga Tn. Asbun. Untuk
3 Pola Makan konsumsi sayur Ny. Maryani mengetahui bahwa sayur
merupakan komponen penting makanan sehari hari,
Kebutuhan susu sebagai penyempurna asupan gizi
anak juga tidak tercukupi secara baik karena adanya
masalah keuangan.
Pola Pencarian
4 Berobat ke Bidan dan Puskesmas.
Pengobatan
5 Menabung Tiap minggu Rp 30.000-, menabung
Aktivitas Sehari Ayah bekerja sebagai nelayan, Ibu sebagai ibu rumah
6
hari tangga
38
Tabel 1.12 Faktor Eksternal Keluarga Tn. Asbun
No Kriteria Permasalahan
1 Luas Bangunan 10 x 6.5 meter.
Terdapat 4 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur
2 Ruangan Dalam Rumah
dan kamar mandi.
Terdapat 4 ventilasi yang jarang dibuka di dalam
3 Ventilasi
rumah berukuran 0.5 m x 0.5 m.
Pencahayaan dirumah kurang baik, karena
4 Pencahayaan
jendela tidak bias dibuka.
5 MCK Keluarga ini tidak memiliki jamban.
Air bersih didapatkan dari air sumur yang
digunakan untuk mencuci, makan, sementara
6 Sumber Air
untuk minum menggunakan air PAM yang
dimasak.
Limbah dialirkan ke empang belakang rumah
7 Saluran Pembuangan Limbah
dan sisa air dibuang ke depan rumah.
Tempat Pembuangan
8 Sampah ditumpuk dan dibuang ke pantai.
Sampah
9 Lingkungan Sekitar Rumah Rumah berhimpitan dengan rumah lain.
Berdasarkan wawancara dan observasi pada keluarga Ny. Maryani di Desa
Tanjung Pasir RT/RW 003/002, kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
didapatkan berbagai macam permasalahan pada keluarga tersebut, yaitu :
Non-medis:
39
Medis
40
penetapan Metode Delphi dimulai dengan identifikasi masalah yang akan dicari
penyelesaiannya.
Pemilihan area masalah ini didasarkan atas metode delphi dan melalui
berbagai pertimbangan yaitu :
1. Hasil identifikasi rumah sehat yang di dapat pada Puskesmas Tegal Angus
sebanyak 11,2% dan Hasil perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
sebanyak 60,58%
2. Hasil identifikasi pada keluarga binaan mengenai permasalahan medis dan
non medis yang ada pada 4 keluarga binaan belum memenuhi
Pengetahuan Mengenai Saluran Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga.
3. Hasil pengamatan dari 4 keluarga binaan kami tidak memiliki saluran
pembuangan ail limbah rumah tangga.
Dari sekian masalah yang ada pada keluarga binaan, kami memutuskan untuk
mengangkat permasalahan SALURAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH RUMAH
TANGGA PADA KELUARGA BINAAN RT/RW 003/002 DESA TANJUNG
PASIR KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN TANGERANG
PROVINSI BANTEN BULAN AGUSTUS TAHUN 2014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
41
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas
Diagnosis dan intervensi komunitas adalah suatu kegiatan untuk
menentukan adanya suatu masalah kesehatan di komunitas atau masyarakat
dengan cara pengumpulan data di lapangan dan kemudian melakukan
intervensi sesuai dengan permasalahan yang ada. Diagnosis dan intervensi
komunitas merupakan suatu prosedur atau keterampilan dari ilmu kedokteran
komunitas.Dalam melaksanakan kegiatan diagnosis dan intervensi komunitas
perlu disadari bahwa yang menjadi sasaran adalah komunitas atau
sekelompok orang sehingga dalam melaksanakan diagnosis komunitas sangat
ditunjang oleh pengetahuan ilmu kesehatan masyarakat (epidemiologi,
biostatistik, metode penelitian, manajemen kesehatan, promosi kesehatan
masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan gizi).4,8
42
pengetahuan yang cukup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu: 3
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk di dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, Tahu ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain:
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.3
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan meteri tersebut secara benar.3
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan, contoh menyimpulkan,
merencanakan, dan sebagainya terhadap objek yang telah
dipelajari.3
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang riil
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain. Dalam
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem
solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus
yang diberikan.3
4. Analisis (analysis)
43
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi
masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitanya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja. Dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan
sebagainya.3
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukan kepada suatu kemampuan
untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.3
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang telah
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.3
A. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa
sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat
sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir
menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau
tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah
44
tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor
yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam
komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang.
Secara common sense dapat dikatakan bahwa orang-
orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima
suatu pesan.3
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan
mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya. 3
b. Usia
Usia individu terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Semakin cukup umur tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih
dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi
kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman
dan kematangan jiwanya, makin tua seseorang maka
makin kondusif dalam menggunakan koping terhadap
masalah yang dihadapi.3
45
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup.3
b. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan primer ataupun
sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik lebih
mudah tercukupi dibanding dengan keluarga dengan status
ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan
akan informasi termasuk kebutuhan sekunder. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.3
c. Informasi
Informasi adalah keseluruhan makna, dapat
diartikan sebagai pemberitahuan seseorang adanya
informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut.Pendekatan ini biasanya digunakan untuk
menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu
inovasi yang mempengaruhi perubahan perilaku, biasanya
digunakan melalui media massa.3
d. Kebudayaan/Lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan kita.
Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungan maka sangat
mungkin berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi
atau sikap seseorang.3
e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu peristiwa yang dialami
seseorang (Middle Brook, 1974), yang dikutip oleh Azwar
(2009). Mengatakan bahwa tidak adanya suatu
pengalaman sama sekali suatu objek psikologis,
46
cenderung akan bersikap negatif terhadap objek tersebut
untuk menjadi dasar pembentukan sikap pengalaman
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena
itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebut dalam situasi yang melibatkan emosi,
penghayatan, pengalaman akan lebih mendalam dan lama
membekas.3
47
diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang ada pada
masa lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun kembali
seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar.Untuk
menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar, diperlukan
berpikir kritis dan logis.
Melalui jalan pikir
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikirannya secara induksi dan deduksi.3
48
Batasan lainnya mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari
cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,
perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air pemukiman dan
air hujan yang mungkin ada (Haryoto Kusnoputranto, 1985).
Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air
yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun
kegiatan lain seperti industri, perhotelan, dan sebagainya. Meskipun
merupakan air sisa, namun volumenya besar, karena kurang lebih 80% dari air
yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang
lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air limbah ini
akhirnya akan kembali ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia
lagi. Oleh karena itu, air buangan ini harus dikelola dan atau diolah secara
baik.
Air limbah rumah tangga (sullage) adalah air limbah yang tidak
mengandung ekskreta manusia dan dapat berasal dari buangan kamar mandi,
dapur, air cuci pakaian danlain-lain yang mungkin dapat mengandung
mikroorganisme patogen.
Volume air limbah rumah tangga bergantung pada volume pemakaian
air penduduk setempat. Penggunaan air untuk keperluan sehari-hari mungkin
kurang dari 10 liter per orang di daerah yang sumber airnya berasal dari kran
umum, sedangkan di daerah yang sumber airnya berasal dari sumur pompa
atau sambungan rumah sendiri, penggunaan air dapat mencapai 200liter per
orang.
Implikasi dan dampak kesehatan akibat pembuangan air limbah rumah
tangga bergantung pada;
1. Teknologi yang dimanfaatkan
2. Volume air limbah
3. Iklim setempat
4. Jenis tanah
5. Kondisi air tanah
Ada 5 cara pembuangan air limbah rumah tangga, yaitu:
1. Pembuangan umum, yaitu melalui tempat penampungan air limbah yang
terletak dihalaman.
2. Digunakan untuk menyiram tanaman kebun.
49
3. Dibuang ke lapangan peresapan.
4. Dialirkan ke saluran terbuka.
5. Dialirkan saluran tertutup atau selokan.
Setiap cara tersebut memiliki implikasi kesehatan yang berbeda-beda.
Pembuangan melalui tempat-tempat penampungan air limbah di halaman
akan memberikan tempat bagi perkembangbiakan serangga seperti Culex
pipiens selain menghasilkan lumpur dan kondisi yang tidak saniter karena
dekat dengan sumur air bersih. Halaman ini juga sering dijadikan arena
bermain anak-anak, bahkan tidak jarang digunakan untuk tempat buang air
besar yang memungkinkan telur cacing untuk tidak cepat matang sehingga
potensi untuk menularkan penyakit tetap besar.
Air limbah yang mengandung mikroorganisme patogen dan berasal
dari pembersihan kamar mandi mungkin dapat menginfeksi anak-anak yang
sedang bermain di halaman. Di daerah yang volume air limbah dan angka
kepadatan rumahnya masih rendah, pembuangan air limbah di luar rumah
dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Jika kondisi tanah
kurang dapat ditembus air, sementara penggunaan air atau kepadatan rumah
tinggi, metode pembuangan air limbah yang memenuhi syarat mutlak
dipenuhi.
Penggunaan air limbah dengan cara dimanfaatkan untuk penyiraman
sayur-sayuran di kebun dekat rumah memberikan dampak negatif yang lebih
kecil terhadap kesehatan. Namun, pemanfaatan tersebut jangan sampai
membentuk genangan air karena dapat menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk.
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water),
yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk.
Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting, yaitu :
a. Tinja (faeces), berpotensi mengandung mikroba pathogen
50
b. Air seni (urine), umumnya mengandung Nitrogen (N) dan Fosfor,
serta kemungkinan kecil mikro-organisme.
c. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cucidan kamar
mandi. Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage.
Campuran faeces dan urine disebut sebagai excreta, sedangkan
campuran excreta dengan air bilasan toilet disebut sebagai black
water. Mikroba pathogen banyak terdapat pada excreta. Excreta ini
merupakan cara transport utama bagi penyakit bawaan.
Air limbah rumah tangga sebagian besar mengandung bahan-bahan
organik sehingga memudahkan di dalam pengelolaannya. Sebaliknya, limbah
industri lebih sulit pengelolaannya karena mengandung pelarut mineral,
logam berat, dan zat-zat organic lain yang bersifat toksik.
Volume air limbah yang dihasilkan pada suatu masyarakat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
a. Kebiasaan manusia
Makin banyak orang menggunakan air, makin banyak air limbah yang
dihasilkan.
b. Penggunaan system pembuangan kombinasi atau terpisah
Pada sistem kombinasi, volume air limbah bervariasi dari 80-100 galon atau
lebih per kapita, sedangkan pada sistem terpisah volume air limbah mencapai
rata-rata 25-50 galon per kapita.
c. Waktu
Air limbah tidak mengalir merata sepanjang hari, tetapi bervariasi pada
waktu dalam sehri dan musim. Di pagi hari, manusia cenderung menggunakan
air , yang menyebabkan aliran air limbah lebih banyak dibandingkan pada
tengah hari yang volumenya sedikit, dan pada malam hari agak meningkat
lagi.
51
limbah mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk
hidup yang mengkonsumsinya. Adakalanya, air limbah yang
tidak dikelola dengan baik juga dapat menjadi sarang vector
penyakit (misalnya nyamuk, lalat, kecoa, dan lain-lain) .
2) Penurunan Kualitas Lingkungan
Air limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya
sungai dan danau) dapat mengakibatkan pencemaran air
permukaan tersebut. Sebagai contoh, bahan organic yang
terdapat dalam air limbah bila dibuang langsung ke sungai
dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen yang terlarut
didalam sungai tersebut. Dengan demikian menyebabkan
kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen akan
terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya.
Adakalanya, air limbah juga dapat merembes ke dalam air
tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah. Bila air
tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak
dapat lagi digunakan sesuai peruntukannya.
3) Gangguan Terhadap Keindahan
Adakalanya air limbah mengandung polutan yang tidak
mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu
keindahan. Contoh : air limbah yang mengandung pigmen
warna yang dapat menimbulkan perubahan warna pada badan
air penerima. Walaupun pigmen tersebut tidak menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan, tetapi terjadi gangguan
keindahan terhadap badan air penerima tersebut.
Kadang-kadang air limbah dapat juga mengandung bahan-
bahan yang bila terurai menghasilkan gas-gas yang berbau.
Bila air limbah jenis ini mencemari badan air, maka dapat
menimbulkan gangguan keindahan pada badan air tersebut.
4) Gangguan terhadap kerusakan benda
Adakalanya air limbah mengandung zat-zat yang dapat
dikonversi oleh bakteri anaerobik menjadi gas yang agresif
52
seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses perkaratan pada
benda yang terbuat dari besi (mis. Pipa saluran air limbah) dan
bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya air tersebut
maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang
berarti akan menimbulkan kerugian material.
53
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air
di dalam penggunaannya sehari-hari.
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang mengakibatkan penyakit.
5. Tidak terbuka dan harus tertutup.
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.
54
2,5 meter dan kedalaman 2,5 meter. Lama pemakaian dapat mencapai 6-10
tahun.
d. Septic tank
Septic tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelolah air
limbah walau biayanya mahal, rumit, dan memerlukan tanah yang luas. Septic
tank memiliki 4 bagian, antara lain:
1. Ruang pembusukan
Dalam ruang ini, air kotor akan tertahan 13 hari dan akan mengalami
penguraian oleh bakteri pembusuk yang akan menghasilkan gas, cairan,
dan lumpur. Gas dan cairan akan masuk kedalam dosing chamber melalui
pipa. Lumpur akan masuk ke ruang lumpur.
2. Ruang lumpur
Ruang lumpur merupakan tempat penampungan lumpur. Apabila ruang
sudah penuh, lumpur dapat dipompa keluar.
3. Dosing chamber
Dalam dosing chamber terdapat siphon McDonald yang berfumgsi untuk
mengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar
merata.
4. Bidang resapan
Bidang ini akan menyerap cairan keluar dari dosing chamber dan
menyaring bakteri pathogen maupun bibit penyakit lain. Panjang minimal
bidang resapan ini 10meter dan dibuat pada tanah berpasir.
55
Pada proses ini, air limbah dialirkan ke dalam bak besar (sand trap)
sehingga aliran menjadi lambat dan lumpur serta pasir mengendap.
3. Proses biologis
Proses ini menggunakan mikroba untuk memusnahkan zat organic di
dalam limbah baik secara aerob maupun anaerob.
4. Disaring dengan saringan pasir (sand filter)
5. Desinfeksi
Desinfeksi dengan kaporit (10kg/1 juta air limbah) untuk membunuh
mikroba patogen.
6. Pengenceran
Terakhir, air limbah dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga
mengalami pengenceran.
Semua proses pengolahan air limbah ini dilakukan dalan suatu instalasi
khusus yang dibangun diujung kota.
2. Manfaat SPAL
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air minum
2. Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap permukaan tanah
3. Tidak menyebabkan pencemran air untuk mandi,perikanan,air sungai,atau tempa-
tempat rekreasi
4. Tidak dapat dihinggapi serangga, tikus, dan tidak menjadi tempat berkembang
biaknya berbagai bibit penyakit dan vector
5. Tidak kontak langsung dengan udara luar serta tidak dapat dicapai oleh anak-anak
6. Baunya tidak mengganggu
3. Syarat Minimal SPAL
56
1. Jarak antara lubang peresapan SPAL terletak tidak kurang dari 10 m dan
sumur/pompa tangan, sehingga tidak mencemari sumber air bersih.
2. Tidak berbau.
3. SPAL mudah dikuras atau dibersihkan dan tidak menimbulkan genangan air yang
terbuka yang dapat dipergunakan untuk sarang nyamuk.
4. Tidak menimbulkan becek-becek atau pandangan yang tidak menyenangkan.
a) Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, dan media berkembang
biaknya mikroorganisme pathogen.
1. Virus
Menyebabkan penyakit polio myelitis dan hepatitis. Secara pasti modus penularannya
masih belum diketahui dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan (effluent)
pengolahan air.
2. Vibrio Cholera
57
Menyebabkan penyakit kolera asiatika dengan penyebaran melalui air limbah yang
telah tercemar oleh kotoran manusia yang mengandung vibrio cholera.
3. Salmonella Typhosa a dan Salmonella Typhosa b
Merupakan penyebab typhus abdomonalis dan para typhus yang banyak terdapat di
dalam air limbah bila terjadi wabah. Prinsip penularannya adalah melalui air dan
makanan yang telah tercemar oleh kotoran manusia yang banyak berpenyakit typhus.
4. Salmonella Spp
Dapat menyebabkan keracunan makanan dan jenis bakteri banyak terdapat pada air
hasil pengolahan.
5. Shigella SppAdalah penyebab disentri bacsillair dan banyak terdapat pada air yang
tercemar. Adapun cara penularannya adalah melalui kontak langsung dengan kotoran
manusia maupun perantaraan makanan, lalat dan tanah.
6. Basillus Antraksis
Adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan
terhadap pengolahan.
7. Brusella Spp
Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan keguguran
(aborsi) pada domba.
8. Mycobacterium Tuberculosa
Adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah yang
berasal dari sanatorium.
9. Leptospira
Adalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus selokan .
10. Entamuba Histolitika
Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui Lumpur
yang mengandung kista.
11. Schistosoma Spp
Penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat melewati
pengolahan air limbah.
12. Taenia Spp
58
Adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan terhadap
cuaca.
13. Ascaris Spp. Enterobius Spp
Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan dan
Lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia.
b) Menjadi tempat-tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup
larvanyamuk.
c) Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak
sedap/gangguanterhadap keindahan.
Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang oleh perusahaan yang
memproduksi bahan organic seperti tapioca, maka setiap hari akan dihasilkan air
limbah yang berupa bahan-bahan organic dalam jumlah yang sangat besar. Ampas
yang berasal dari pabrik ini perlu dilakukan pengendapan terlebih dahulu sebelum
dibuang ke saluran air limbah, akan tetapi memerlukan waktu yang sangat lama.
Selama waktu tersebut maka air limbah mengalami proses pembusukan dari zat
organic yang ada didalamnya. Sebagai akibat selanjutnya adalah timbulnya bau hasil
pengurangan dari zat organic yang sangat menusuk hidung.
Disamping bau yang ditimbulkan, maka dengan menumpuknya ampas akan
memerlukan tempat yang banyak dan mengganggu keindahan tempat sekitarnya.
Pembuangan yang sama akan dihasilkan oleh perusahaan yang menghasilkan minyak
dan lemak, selain menimbulkan bau juga menyebbkan tempat di sekitarnya menjadi
licin. Selain bau dan tumpukan ampas yang menggangu, maka warna air limbah yang
kotor akan menimbulkan gangguan pemandangan yang tidag kalah besarnya.Keadaan
yang demikian akan lebih parah lagi, apabila pengotoran ini dapat mencapai daerah
pantai dimana daerah tersebut merupkan derah tempat rekreasi bagi masyarakat
sekitarnya.
Pada bangunan pengolah air limbah sumber utama dari bau berasal dari :
1. Tangki pembusuk air limbah yang berisikan hydrogen sulfida air dan bau-bau lain
yang melewati bangunan pengolahan.
2. Tempat pengumpulan buangna limbah industri.
3. Bangunan penangkap pasir yang tidak dibersihkan.
59
4. Buih atau benda mengapung yang terdapat pada tangki pengendap pertama.
5. Proses pengolahan bahan organic.
6. Tangki pengentalan (thickener) untuk mengambil Lumpur.
7. Pembakaran limbah gas yang menggunakan suhu kurang dari semestinya.
8. Proses pencampuran bahan kimia.
9. Pembakaran Lumpur.
10. Penimbunan Lumpur dan pengolahan Lumpur melalui proses pengeringan.
Adapun cara untuk mengatasi bau dapat ditempuh dengan beberapa macam cara
antara lain :
1. Secara Fisik
Dengan melakukan pembakaran, dimana gas dapar dikurangi melalui pembakaran
pada suhu yang bervariasi antara 650-7500c. Untuk mengurangi kebutuhan suhu
yang tinggi dapat dikurangi melalui katalisator. Penyerapan dan karbon aktif adalah
juga bisa diterapkan dengan melewatkan udara ke dalam hamparan atau lapisan. Gas
yang berkontak dengannya akan diserap sehingga bau akan dapat dikurangi, begitu
juga halnya dengan penyerapan melalui pasir dan tanah. Pemasukan oksigen ke
dalam limbah cair adalah salah satu cara yang bisa diterapkan untuk menjaga proses
terjadinya pengolahan anaerobdapat dihindari sehingga gas yang ditimbulkan karena
proses tersebut dapat dihindari.Penggunaan menara (tower) juga dapat dipergunakan
untuk mengurangi pencemaran yang disebabkan oleh adanya bau melalui proses
pengenceran di udra terbuka karena udara dari cerobong tidak mencapai langsung
kedaerah pemukiman, dengan demikian bau yang ada dapat dicegah.
2. Secara Kimiawi
Untuk menghilangkan gas yang berbau dapat juga dilakukan dengan cara
melewatkan gas pada cairan basa seperti kalsium dan sodium hidroksida untuk
menghilangkan bau. Apabila kadar karbondioksidanya tinggi maka biaya
pengolahannya juga menjadi sangat tinggi, sehingga biaya ini merupakan salah satu
penghambat yang besar. Dengan melakukan oksidasi pada pengolahan air limbah
merupakan cara yang baik agar bau klorin dan ozon dapat dihindari. Adapun bahan
yang dipergunakan sebagai bahanm oksidator adalah hydrogen peroksida.
60
Pengendapan dengan bahan kimia membuat terjadinya endapan dari sulfida dengan
gram metal khususnya besi.
3. Secara Biologis
Air limbah dilewatkan melalui penyaringan yang menetes (trickling filter)
atau dimasukkan ke dalam tangki Lumpur aktif untuk menghilangkan komponen
yang berbau. Penggunaan menara khusus dapat dipergunakan untuk menangkap bau,
adapun jenis menara itu diisi dengan media plastik yang bervariasi sebagai tempat
tumbuhnya bakteri.
d) Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah, dan lingkungan hidup lainya.
e) Gangguan terhadap kerusakan benda.
Apabila air limbah mengandung gas karbondioksida yang agresif, maka
mau tidak mau akan mempercepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat
dari besi serta bangunan aiar yang kotor liannya. Dengan cepat rusaknya benda
tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar juga, yang berarti akan
menimbulkan kerugian material. Selain karbon dioksida gresif, maka tidak kalah
pentingnya apabila air limbah itu adalah air limbah yang berkadar pH rendah atau
bersifat asam maupun pH tinggi yangbersifat basa. Melalui pH yang rendah maupun
pH yang tinggi mengkibatkan timbulnya kerusakan pada benda-benda yang
dilaluinya.
Lemak yang merupakan sebagian dari komponen air limbah mempunyai
sifat yang menggumpal pada suhu udara normal, dan akan berubah menjadi cair
apabila berada pada suhu yang lebih panas. Lemak yang merupakan benda cair pada
saat dibuang ke saluran air limbah akan menumpuk secara kumulatif pada saluran air
limbah karena mengalami pendinginan dan lemak ini akan menempel pada dinding
saluran air limbah yang pada akhirnya akan dapat menyumbat aliran air limbah.
Selainpenyumbatan akan dapat jugaterjadi kerusakan pada tempat dimana lemak
tersebut menempel yang bisa berakibat timbulnya bocor.
f) Mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidaknyaman, dan
sebagainya.
g) Mengganggu kehidupan biotik
61
Dengan banyaknya zat pencemar yang ada di dalam air limbah, maka akan
menyebabkan menurunnya kadar oksigen yang terlarut di dalam air limbah. Dengan
demikian akan menyebabkan kehidupan di dalam air yang membutuhkan oksigen
akan terganggu, dalam hal ini akan mengurangi perkembangannya. Selain kematian
kehidupan di dalam air disebabkan karena kurangnya oksigen di dalam air dapat juga
karena adanya zat beracun yang berada di dalam air limbah tersebut.
Selain matinya ikan dan bakteri-bakteri di dalam air juga dapat
menimbulkan kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air. Sebagai akibat matinya
bakteri-bakteri, maka proses penjernihan sendiri yang seharusnya bisa terjadi pada air
limbah menjadi terhambat. Sebagai akibat selanjutnya adalah air limbah akan sulit
untuk diuraikan.
Selain bahan-bahan kimiayang dapatmengganggu kehidupan di dalam air,
maka kehidupan di dalam air juga dapat terganggu dengan adanya pengaruh fisik
seperti adanya tempertur tinggi yang dikeluarkanoleh industri yang memerlukan
proses pendinginan. Panasnya air limbah dapat mematikan semua organisme apabila
tidak dilakukan pendinginan terlebih dahulu sebelum dibuang ke dalam saluran air
limbah.
62
Konsep yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada teori
Notoatmodjo (2003), yang menyatakan bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh
beberapa faktoryang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan, yaitu :
Gambar 2.3 Bagan kerangka teori
63
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang
berhubungan dengan area permasalahan yang terjadi pada keluarga binaan di RT
003/ RW 002, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten. Kerangka konsep ini terdiri dari variabel independen dari
kerangka teori yang dihubungkan dengan area permasalahan.
64
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang
diamati atau diteliti, variabel tersebut diberi batasan atau definisi operasional.
Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan padakarakteristik yang
dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau Mengubah konsep-
konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku
atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya
oleh orang lain.
Definisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada
pengukuran atau pengamanan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan
serta mengembangkan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo, 2006). Adapun
definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :
65
Tabel 2.1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Pengukuran
1. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui Kuesioner Wawancara - >7: Ordinal
mengenai responden berkaitan dengan suatu Pengetahuan
saluran bangunan yang digunakan untuk Baik
- 73:
pembuangan membuang air buangan dari kamar
Pengetahuan
air limbah. mandi, tempat cuci, dapur dan lain-
Cukup
lain. Tetapi bukan dari kakus/jamban
- <3:
seperti manfaatnya, dampak buruknya
Pengetahuan
terhadap lingkungan dan kesehatan,
Kurang
serta cara pembuatannya.
2. Pengalaman Suatu peristiwa yang dialami keluarga Kuesioner Wawancara - > 4 : Pengalaman Ordinal
mengenai binaan mengenai manfaat pembuatan baik
- 43:
pembuatan SPAL
Pengalaman
SPAL.
Cukup
- < 3 : Pengalaman
Kurang
3. Tingkat Pendapatan berdasarkan UMR Kuesioner Wawancara - >2: Ordinal
ekonomi yang sehingga dapat mempengaruhi Ekonomi
mempengaruhi pengetahuan khususnya mengenai kelas atas
pengetahuan - 12:
SPAL.
tentang SPAL
Ekonomi
kelas
menengah
- <1:
Ekonomi
kelas
bawah
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu :
- Bersedia untuk menjadi informan
- Merupakan anggota keluarga binaan
- Usia diatas 17 tahun
- Sehat jasmani dan rohani
b. Kriteria Ekslusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
penelitian, yaitu :
- Tidak bersedia menjadi informan
- Berusia diatas 65 tahun dan atau dibawah 17 tahun
- Anggota keluarga yang terlalu sibuk bekerja hingga sulit ditemui
- Memiliki gangguan mental
JenisKelamin JumlahResponden
Laki-laki 6
Perempuan 6
Total 12
TANGGAL KEGIATAN
Selasa, 19 agustus a. Pengumpulan data program wajib Puskesmas Tegal
2014 Angus, laporan penyakit dan gambaran Desa Tanjung
Pasir.
b. Perkenalan dan sambung rasa dengan keluarga
binaan.
c. Pengumpulan data dasar masing-masing keluarga
binaan.
Rabu, 20 Agustus a. Observasi rumah keluarga binaan.
2014 b. Pengumpulan data dari Puskesmas Tegal Angus yang
berhubungan dengan beberapa masalah yang
ditemukan pada keluarga binaan.
c. Diskusi kelompok menentukan area permasalahan
dengan menjabarkan permasalahan pada keluarga
binaan masing-masing.
Kamis, 21 Agustus Diskusi kelompok menentukan area permasalahan
2014 Pengetahuan mengenai saluran pembuangan limbah
cair rumah pada keluarga binaan RT 003/ RW 002
Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga
Kabupaten Tangerang Provinsi Banten
Sabtu, 23 Agustus a. Diskusi dengan dr. Taufit Wiryawan (Kepala PKM
2014 Tegal Angus)
b. Diskusi kelompok :
1. Mengumpulkan referensi yang berkaitan dengan
area masalah.
Membuat kerangka teori dan pertanyaan mengenai
seputar faktor-faktor yang berkaitan dengan area
masalah.
TANGGAL KEGIATAN
c. Menentukan teknik dan instrumen pengumpulan data,
disepakati melalui observasi dan wawancara dengan
metode checklist
Diskusi kelompok:
1. Membuat kerangka konsep
2. Membuat definisi operasional
3. Membuat checklist
Diskusi Diagnosis dan Intervensi Komunitas
Minggu, 24 Agustus Mengunjungi keluarga binaan untuk pengisian kuesioner
2014
Senin, 25 Agustus 1. Mengolah data yang diperoleh dari pengamatan
2014 langsung
2. Menganalisis data dan menarik kesimpulan dari
hasil checklist dan kuesioner
3. Membuat laporan
Kamis, 04 September Melakukan Intervensi kekeluarga binaan.
2014
BAB IV
HASIL ANALISA
4.1 Karakteristik Keluarga Binaan
Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk diagram yang diambil dari
data karakteristik responden yang terdiri dari empat keluarga binaan di RT
003 / RW 002 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten yakni: keluarga Ny. Maryani, Ny. Indah Ny Sari,
dan Ny. Muniroh.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di RT 003 / RW 002 Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 19 Agustus
04 September 2014
Diagram 4.1 Distribusi Jenis Kelamin pada keluarga binaan di RT 003 / RW 002 Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 19 Agustus
04 September 2014
Berdasarkan dari diagram 4.1 tentang distribusi jenis kelamin pada keluarga
binaan didapatkan jumlah anggota keluarga yang berjenis kelamin perempuan
sama dengan jenis kelamin laki-laki.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Usia pada Keluarga Binaan di RT 003 / RW 002 Desa Tanjung
Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 19 Agustus 04
September 2014
Umur (dalam tahun) Jumlah Persentase
11-20 2 16,66 %
21-30 3 25 %
31-40 2 16,66 %
> 40 5 41,66 %
Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Usia pada keluarga binaan di RT 003 / RW 002 Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 19 Agustus
04 September 2014
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Pada Keluarga Binaan di RT 003 / RW 002
Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 19
Agustus 04 September 2014
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Pada Keluarga Binaan di RT 003 / RW 002 Desa
Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 19 Agustus
04 September 2014
Tabel 4.5 Distribusi responden terhadap aspek pengetahuan terhadap Saluran Pembuangan
Air Limbah di RT 003 / RW 002 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, 19 Agustus 04 September 2014
Baik 2 16,67 %
Cukup 1 8,33 %
Kurang 9 75 %
Total 12 100 %
Tabel 4.6 Distribusi responden terhadap aspek pengalaman terhadap Saluran Pembuangan Air
Limbah di RT 003 / RW 002 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, 19 Agustus 04 September 2014
Baik 3 25 %
Cukup 4 33,33 %
Kurang 5 41,67 %
Total 12 100 %
Banyak 1 8,33 %
Cukup 3 25 %
Kurang 8 66,67 %
Total 12 100 %
Berdasarkan Tabel 4.8 didapatkan bahwa sebanyak 8 orang responden
(66,67 %) memiliki informasi yang kurang terhadap Saluran pembuangan Air
Limbah.
Tabel 4.9 Distribusi Responden terhadap aspek tingkat pendidikan terhadap pengetahuan
Saluran Pembuangan Air Limbah di RT 003 / RW 002 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 19 Agustus 04 September 2014
Tinggi 2 16,67 %
Sedang 3 25 %
Rendah 7 58,33 %
Total 12 100 %
Tabel 4.10 Distribusi responden terhadap aspek lingkungan terhadap pengetahuan mengenai
Saluran Pembuangan Air Limbah di RT 003 / RW 002 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 19 Agustus 04 September 2014
Baik 4 33,33 %
Cukup 2 16,67 %
Buruk 6 50 %
Total 12 100%
Jangka panjang
Memberikan
informasi tentang
pentingnya
pendidikan lebih
tinggi serta
memberikan
infomasi tentang
program beasiswa
yang ada
diberbagai jenjang
pendidikan,
sehingga dapat
meningkatkan
wawasan keluarga.
Jangka panjang
Menciptakan suatu
lingkungan dengan
pembuangan air
limbah yang baik
dan benar.
Jangka panjang
Mengumpulkan
anggota keluarga
yang masih usia
produktif untuk
melakukakan
pembuatan SPAL
agar dapat menjadi
contoh untuk
generasi
berikutnya
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.yarsi.ac.id/component/content/article/102-yarsi-village/521-selayang-
pandang-daerah-binaan-desa-tanjung-pasir-kecamatan-teluk-naga-kabupaten-
tangerang.html
2. Wirawan, Taufit. 2013. Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus 2013. Pemerintah
Daerah Kabupaten Tangerang Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Puskesmas Tegal
Angus.
3. Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta : PT
RINEKA CIPTA
4. Dietary Guidelines for aericans. 2005. Washington DC : US Dept of Health and
Human Service of US Agriculture
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner No. Responden :
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pendidikan :
5. Pekerjaan :
6. Penghasilan Per Bulan :
Pilihan ganda, pilih salah satu jawaban di bawah ini,jika benar [ ]
I. ASPEK PENGETAHUAN
1. Menurut anda apakah air limbah rumah tangga itu ?
a. Air sisa dari rumah tangga, seperti mandi, mencuci piring/pakaian, memasak.
b. Air sisa dari air hujan yang jatuh dari atap bangunan rumah yang masuk ke
selokan
c. Tidak tahu
2. Menurut anda pentingkah adanya Saluran Pembuangan Air Limbah ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
3. Menurut anda apa saja jenis limbah rumah tangga itu ?
a. Limbah dari sisa kegiatan rumah tangga
b. Limbah padat, limbah cair, limbah yang bisa di daur ulang dan limbah barang
bekas berbahaya
c. Tidak tahu
4. Menurut anda apakah limbah rumah tangga berpengaruh terhadap kesehatan
keluarga ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
5. Menurut anda jenis penyakit apa saja yang bisa muncul akibat pembuangan limbah
yang tidak benar ?
a. Tipus, diare, cacingan, demam berdarah, gatal-gatal pada kulit
b. Penyakit paru-paru, darah tinggi, kencing manis
c. Tidak tahu
6. Apakah anda dan anggota keluarga anda pernah mengalami salah satu penyakit
(thypus, diare, cacingan, demam berdarah, gatal-gatal pada kulit) yang muncul akibat
pembuangan limbah yang salah ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
V. ASPEK PENDIDIKAN
17. Apakah anda pernah mendapat pelajaran tentang pembuatan saluran pembuangan air
limbah rumah tangga ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
18. Apakah anda pernah mendapatkan informasi selain di bangku sekolah mengenai
saluran pembuangan air limbah rumah tangga ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
19. Apakah system pembuangan air limbah di rumah anda sudah benar ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
20. Apakah di lingkungan anda pernah terdapat penyuluhan tentang saluran pembuangan
air limbah rumah tangga ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
21. Apakah anda merasa perlu penyuluhan mengenai saluran pembuangan air limbah
rumah tangga ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
22. Menurut anda apakah pemerintah memberikan fasilitas sarana saluran pembuangan
air limbah rumah tangga yang baik ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
23. Apakah saat ini anda butuh fasilitas untuk menunjang pembuatan saluran pembuangan
air limbah rumah tangga ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
I. ASPEK PENGETAHUAN
Jika responden menjawab option :
A diberikan poin 2
B diberikan poin 1
C diberikan poin 0
V. ASPEK PENDIDIKAN
Jika responden menjawab option :
A diberikan poin 2
B diberikan poin 1
C diberikan poin 0
Karena SPAL tidak penting Pengetahuan yang kurang mengenai Kurangny pengalaman tentang SPAL
Saluran Pembuangan Air Limbah yang baik dan benar
98
Lampiran 4 : POSTER
99
Lampiran 5 : LEAFLET
100
Lampiran 6
101
2. Foto Keluarga Binaan Ny. Indah/Tn. Mamat
102
3. Foto Keluarga
Binaan Ny.
Sari/Tn. Maan
103
104
4. Foto keluarga Binaan Ny. Maryani/Tn. Asbun
105
106