2. TINJAUAN PUSTAKA
samudera menunjukan bahwa hanya ada satu species cakalang yang terbesar di
seluruh dunia, yaitu Katsuwonus pelamis (Jones and Silas, 1963; Waldron and
King, 1963 dalam Simbolon, 2003). Bentuk tubuh cakalang memanjang seperti
torpedo dan padat dengan penampang melintang yang membulat. Bagian bawah
gurat sisi memiliki 4 - 6 garis - garis hitam tebal yang membujur seperti pita.
berwarna biru keungu – unguan. Tubuh tidak bersisik kecuali pada bagian gurat
sisi dan depan sirip punggung pertama. Cakalang mempunyai 7 – 9 sirip dubur
tambahan dan terdapat tiga tonjolan pada batang ekor (Puslitbangkan, 1993
(Collette and Nauen, 1983 dalam Simbolon, 2003) melaporkan bahwa ukuran
2003) ukuran ikan cakalang yang sudah matang gonad berkisar 40 – 50 cm. Ikan
cakalang betina yang matang gonad memijah untuk pertama kalinya pada ukuran
41 cm. Di lain pihak, ikan cakalang jantan biasanya mengalami matang gonad
pada ukuran 40 – 45 cm. Setelah melakukan pemijahan, sisa – sisa telur matang
masih dapat ditemukan pada ikan – ikan yang berukuran lebih besar dari 40 cm,
7
akan tetapi sisa telur tersebut tidak ditemukan pada ikan – ikan yang berukuran
Kebiasaan makan ikan cakalang adalah aktif pada pagi hari dan kurang
aktif pada siang hari, selanjutnya mulai aktif lagi pada sore hari dan hampir tidak
makan sama sekali pada malam hari. Pada saat mencari makan, ikan cakalang
di permukaan perairan. Puncak kegiatan makan bagi ikan cakalang terjadi sekitar
jam 08.00 hingga 12.00 dan berkurang antara jam 13.00 – 16.00, kemudian
memuncak lagi hingga matahari terbenam (Aprieto, 1994 dalam Simbolon, 2003).
berikut :
Phylum : Vertebrata
Superclass : Gnathostomata
Series : Pisces
Class : Telestoid
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombridei
Family : Scombridae
8
Subfamily : Scombrinae
Tribe :Thunini
Genus : Katsuwonus
adanya buih atau cipratan air, loncatan ikan cakalang ataupun gerombolan
berada.
9
sudah bersiap masing-masing pada sudut kiri, kanan, dan haluan kapal.
Pelemparan umpan dilakukan oleh boi - boi setelah diperkirakan ikan telah
berada dalam jarak jangkauan lemparan, kemudian ikan dituntun ke arah haluan
kapal. Pelemparan umpan ini diusahakan secepat mungkin sehingga gerakan ikan
dapat mengikuti gerakan umpan menuju haluan kapal. Pada saat pelemparan
umpan tersebut, mesin penyemprot sudah dihidupkan agar ikan tetap berada di
dekat kapal. Pada saat gerombolan ikan berada dekat haluan kapal, maka mesin
menghilang terutama jika ada ikan yang berdarah atau ada ikan yang lepas dari
mata pancing dan jumlah umpan yang sangat terbatas. Hal lain yang perlu
terpancing jatuh kembali ke laut. Hal ini akan mengakibatkan gerombolan ikan
yang ada akan melarikan diri ke kedalaman yang lebih dalam dan meninggalkan
kapal, sehingga mencari lagi gerombolan ikan yang baru tentu akan mengambil
Skipjack pole and line adalah jenis kapal yang digunakan untuk
menangkap ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Tipe kapal jenis ini memerlukan
palka ikan, tangki untuk menyimpan umpan hidup serta system sirkulasi airnya,
pipa - pipa dan pompa untuk memercikan air, tempat duduk untuk pemancing
adalah pole and line tipe skipjack fishing boat. Kapal ini memiliki persyaratan
tertentu yaitu pada haluan kapal dibuat anjungan yang mencuat kedepan untuk
hidup (live bait tank), tempat penyimpanan hasil tangkapan, mempunyai system
penyemburan air/spoit (water pump) dan palka yang dapat menampung ikan hasil
tangkapan.
Huhate (Skipjack pole and line) atau umumnya lebih dikenal dengan “pole
Indonesia. Selanjutnya dikatakan juga menurut Ayodhoya, (1981), pole and line
sehingga dengan kata perikanan pole and line sering pengertian kita ke arah
perikanan cakalang, sungguhpun dengan cara pole and line juga dilakukan
Huhate adalah jenis alat pancing penangkap ikan yang terdiri dari bambu
sebagai joran/tongkat dan tali sebagai tali pancing. Pada tali pancing ini dikaitkan
mata pancing yang tidak berkait. Penggunaan mata pancing yang tidak berkait
dimaksudkan agar ikan yang ditangkap dapat mudah lepas (Direktorat Sarana
1. Di bagian atas dek kapal bagian depan terdapat plataran (plat form)
2. Dalam kapal harus tersedia bak-bak untuk menyimpan ikan umpan hidup.
40 – 60 HP.
Menurut Ben – Yami, FAO, (1980) dalam Nugroho dan Widodo, (2005),
yaitu :
Dalam operasi penangkapan mengunakan kapal lebih dari 100 GT, bahan
Kapal pole and line adalah kapal dengan bentuk yang stream line dan
mempunyai olah gerak kapal yang lincah dan tergolong kapal yang mempunyai
kecepatan service sedang yaitu diatas 10 knot dan gerakan stabilitas yang baik
untuk mengejar segerombolan ikan, yakni kapal tersebut sambil olah gerak
Ikan Ambon, (1981), huhate terdiri dari bagian - bagian sebagai berikut:
1. Joran/galah yang terbuat dari bamboo atau plastik dengan panjang yang
2. Tali dari bahan sintetis, monofilament atau multi filament dengan panjang
4. Mata kail (hook) yang khusus, karena ujungnya tidak memiliki kait.
sebagai berikut:
1. Rumpon
dengan Fish Agregation Device (FAD) yaitu suatu alat bantú penangkapan yang
berfungsi untuk memikat ikan agar berkumpul dalam suatu catchbie area.
lainnya, sehingga mengundang ikan – ikan yang lebih besar untuk tujuan
feedingi,
2. Merupakan suatu tingkah laku dari berbagai jenis ikan untuk berkelompok
di sekitar kayu terapung (seperti jenis – jenis tuna dan cakalang). Dengan
air, warna air yang gelap kerena pengaruh gerombolan ikan atau banyaknya ikan –
terutama para nelayan dari Mamuju, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, sedangkan
penggunaan rumpon secara modern baru dimulai pada tahun 1980 oleh Lembaga
Barus, (1989), dilihat dari kedalaman air dimana rumpon ditanam (dipasang)
15
dibedakan antara rumpon laut dangkal dan rumpon laut dalam atau yang dikenal
dengan payaos.
dipasang kedudukan rumpon yang ada mudah diangkat-angkat, tetapi ada juga
sedangkan rumpon yang beratnya antara 75 - 100 kg bahkan lebih terdiri dari
batu-batu yang diikat satu sama lain atau dimasukkan di dalam suatu keranjang
dari rotan, atau dapat juga terdiri dari cor - coran semen.
Pelampungnya bisa terdiri dari 60 - 100 batang bambu yang disusun dan diikat
menjadi satu sehingga membentuk rakit. Tali pemberat (tali yang menghubungkan
berkisar 1000 - 3500 kg terdiri dari batu-batu yang dimasukkan dalam keranjang
2. Pila-pila
yang letaknya bisa pada bagian haluan dan buritan antara sepanjang lambung kiri
3. Pipa penyemprot
terbuat dari paralon atau dari besi dan pada bagian ujungnya dipasang kran untuk
Tangkap, 2003).
4. Palkah ikan
(Ditjenkan, 1994).
5. Bak umpan
Bak umpan digunakan sebagai tempat umpan. Pada bak umpan tersebut
sebaiknya diberi warna putih supaya lebih muda dan dengan lampu penerang di
agar dapat memberikan fototaksis positif dari ikan, sehingga ikan-ikan tersebut
dapat membentuk schooling yang baik. Apabila dalam bak umpan tidak dipasang
lampu, maka dapat menyebabkan umpan banyak bergerak secara tidak menentu,
antara umpan yang satu dengan lainnya saling bertubrukan dan membuat umpan
6. Sibu-sibu
dalam bak penebar umpan dan juga untuk menebarkan umpan hidup ke laut. Sibu-
sibu yang berukuran kecil dipakai untuk menebar umpan dari bak penebar ke laut,
7. Ember
dalam palka umpan, dan juga untuk berbagai keperluan. Ember ini juga menjadi
umpan.
Penangkapan ikan cakalang dengan huhate atau pole and line biasanya
1. Umpan tiruan
Umpan tiruan biasanya dibuat dari bulu ayam dan dipasang pada mata
kail. Umpan tiruan untuk huhate dirancang dengan memperhatikan bentuk dan
warna dengan maksud untuk menarik perhatian ikan. Pengaturan warna yang
serasi dan lebih cerah serta bentuk yang menyerupai ikan akan lebih merangsang
ikan untuk menyambar mata pancing. Umpan tiruan ini dibuat untuk menutupi
mata pancing sehingga dapat mengelabui ikan sasaran, bahan umpan tiruan terdiri
dari bulu ayam, tali rapiah, dan juga dapat diberi bahan kelopak insang atau kulit
2. Umpan hidup
Jenis umpan hidup yang paling baik digunakan dalam perikanan Pole and
line adalah ikan teri (Subani, 1973; Murdianto, Rosana dan Penturi, 1995 dalam
Simbolon, 2003). Jenis ikan umpan tersebut sangat disenangi oleh cakalang
2. Tahan terhadap lama di dalam bak penyimpanan pada saat pelayaran dari
dapat dipertahankan,
5. Panjang (size) umpan hidup sesuai dengan ukuran yang disenangi oleh
Sesuai dengan sifat – sifat tersebut di atas, pemilihan jenis dan ukuran
umpan yang sesuai perlu dilakukan secara seksama. Subani, (1973) dalam
Simbolon, (2003) menyatakan bahwa ukuran umpan yang ideal dengan tipe badan
memanjang (streem line) berkisar antara 7,5 – 10,0 cm. Selanjutnya disebutkan
bahwa ukuran panjang umpan dengan tipe badan melebar sebaiknya berkisar
Masalah utama yang sering dialami dalam perikanan pole and line adalah
ketersediaan umpan hidup pada waktu – waktu tertentu dan tingginya tingkat
kematian umpan dalam bak penyimpanan di atas kapal. Di lain pihak, kegiatan
operasi penangkapan cakalang dengan pole and line tidak akan berhasil apabila
umpan hidup tidak tersedia dalam jumlah yang memadai. Dengan demikian,
umpan hidup merupakan salah satu faktor pembatas (limiting factor) paling
penting dalam perikanan pole and line (Gafa dan Merta, 1987 dalam Simbolon,
2003).
19
Alat tangkap yang sangat umum digunakan untuk menangkap ikan umpan
hidup adalah jaring yang dioperasikan dari pantai atau kapal, jaring lampara,
purse seine, dan ring net, jaring yang digerakkan (drive in net) dan lift net,
umpan di dalam palka umpan dikapal antara lain kandungan oksigen didalam air
dan konsumsi oksigen, penyinaran, suhu air dan kualitas air beserta
perubahannya.
secara aman kedalam tangki umpan bahwa alat yang sebaiknya digunakan adalah
keranjang. Dalam tahap ini diperlukan seorang pembantu yang cermat dalam
menjaga ikan umpan karena memerlukan beberapa perlakuan yang cukup penting
dalam hal pengawasan dan mengarahkan agar pencemaran yang timbul sekecil
mungkin yang diakibatkan kotoran ikan dan sisik ikan yang terlepas.
Selain itu kondisi lingkungan dapat dibuat lebih mendukung dengan cara
menurunkan salinitas dan pada saat yang sama menghindari kepadatan ikan dan
1980).
20
Ikan umpan tentu saja perlu diberi pakan selama ke daerah penangkapan
apabila trip pelayarannya memerlukan beberapa jam. Disarankan agar ikan diberi
makan 3 kali sehari, jumlahnya ditentukan oleh ukuran ikan dan temperatur air.
Suatu bukti telah menunjukkan bahwa lampu bawah air (under water
lamp) didalam tangki umpan akan lebih baik karena mortalitas ikan umpan bisa
melebihi 50% apabila keadaan tangki umpan gelap sepanjang waktu. Kegunaan
cahaya alam atau buatan bisa mengurangi mortalitas ikan umpan kurang dari
2.2.7. Temperatur
temperatur air yang berbeda, maka sirkulasi air didalam tangki secara perlahan-
lahan perlu diturunkan, untuk mengurangi masuknya air laut dan mempertahankan
derajat perubahan temperatur air. Saran lain ialah ikan yang dimasukkan kedalam
bak dikurangi sehingga lebih banyak oksigen yang tersedia bagi semua ikan, juga
akan lebih praktis apabila caranya dikombinasikan dengan sistem sirkulasi air.
sering tertangkap juga beberapa jenis ikan yang lain, diantaranya: yellow fin tuna
(Thunnus albacares), little tuna (Auxis thazard), dan lain - lain (Balai Ketrampilan
Selanjutnya dalam FAO (1980) mengatakan bahwa para nelayan pole and
alalunga), tuna kecil seperti frigate mackerel (Auxis spp), dan ikan dolphin
(Coryphaena spp), juga yellow fin (Thunnus albacares), ikan-ikan muda spesies
ikan tuna yang besar yang lain, bonito (Sarda spp), dan tuna kecil (Euthynnus
spp). Semua jenis tadi tersebar secara luas di lautan dan Samudera di dunia.
pasar dengan prinsip yang sama yaitu menjaga mutu ikan agar tetap segar, sehat,
aman dan menarik saat disajikan sehingga harganya mampu bersaing saat
Selain itu prinsip penanganan ikan lainnya yang harus dilakukan, antara
lain menjaganya dari benturan atau tekanan fisik yang dapat melukai tubuh ikan
atau membuat dagingnya memar, melindungi dari sinar panas matahari langsung
palkah yang berisi es atau peti wadah ikan yang berisolasi dengan
laut.
Prinsip penanganan ikan di atas kapal untuk ikan ukuran besar (kurang
pancing dan biasanya masih dalam keadaan hidup saat diangkat dari air,
untuk ini ikan harus segera dibunuh dengan memukul kepalanya atau
telah diisi air es sambil menunggu saat penyiangannya. Suhu air akan
3. Melakukan penyiangan (buang insang dan isi perut, dan untuk ikan-ikan
curah.
timur indonesia. Daerah penangkapan yang potensial bagi ikan tersebut di KTI
terdapat di perairan Sulawesi Utara, Halmahera, Maluku dan Irian Jaya dengan
perairan selatan Jawa Barat (Pelabuhan Ratu), Sumatera Barat dan Aceh
(Monintja, 2001).
dapat dilakukan sepanjang tahun, namun puncak musim penangkapan sering kali
(Monintja, 2001)
No
. Wilayah Perairan Puncak Musim
Maret s/d Mei; Agustus s/d Nopember; April
1 Sulawesi Utara - Tengah s/d Juni
2 Halmahera September s/d Oktober; Pebruari s/d April
3 Maluku September s/d Desember
5 Irian Jaya Pebruari s/d Juni; Agustus s/d Desember
6 Pelabuhan ratu Agustus s/d September
7 Padang Maret s/d Mei
8 Aceh Belum diperoleh informasi
ZEEI Laut Sulawesi dan ZEEI Samudera Pasifik (Direktorat Jenderal Perikanan
Tangkap, 2005).
3. Lokasinya tidak jauh dari pelabuhan sehingga dapat dijangkau oleh kapal
lain.
24
4. Daerah aman yaitu tidak biasa dilalui angin topan dan bukan daerah badai
yang membahayakan.
Simbolon, 2003). Ikan cakalang menyebar luas di perairan tropis dan sub tropis
seperti di lautan Atlantik, Samudera Hindia dan Pasifik. Penyebaran ikan tersebut
Stok yang terdapat di perairan KTI ini diduga berasal dari Samudera Pasifik
bagian barat yang beruaya dari sebelah timur Philipina dan sebelum utara Papua
Nugini. Ikan tersebut selanjutnya beruaya dari perairan KTI ke Samudra Pasafik
bagian barat, yaitu ke perairan Zamboanga dan sebelum utara Papua Nugini
meter di bawah permukaan air, bahkan banyak terdapat pada kedalaman renang
umumnya ditemukan di atas lapisan termoklim (Laevastu and Hela, 1970 dalam
Simbolon, 2003).
dalam suatu schooling mempunyai ukuran (size) yang relatif sama. Ikan – ikan
25
yang berukuran lebih besar biasanya berada pada lapisan yang lebih dalam dengan
schooling yang lebih kecil. Ikan – ikan yang lebih kecil biasanya berada dekat
permukaan perairan dengan schooling yang lebih besar. Tingkah laku tersebut
faktor lingkungan seperti suhu, salinitas dan arus, (2) usaha mencari daerah
perairan yang mengandung bahan makanan yang cukup dan (3) usaha mencari
daerah pemijahan (Nikolsky, 1963 dalam Simbolon, 2003). Hal ini sesuai dengan
menyatakan bahwa pola kehidupan ikan, termasuk cakalang tidak bisa dipisahkan
yang besar terhadap periode migrasi musiman serta terdapatnya ikan di suatu
lokasi perairan.
dan siklus reproduksi ikan. Suhu perairan secara tidak langsung berpengaruh
terhadap daya larut oksigen yang digunakan untuk respirasi biota laut. Perubahan
metabolisme dan aktivitas tubuh ikan (Laevastus and Hela, 1970 dalam Simbolon,
2003).
ditentukan oleh distribusi suhu perairan secara vertikal. Cakalang akan berenang
26
menghindari suhu perairan yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dari biasanya
dan menuju ke lapisan perairan tertentu di mana ikan tersebut lebih mudah
oleh lapisan termoklin. Adapun kisaran suhu penyebaran dan penangkapan serta
lapisan renang dari cakalang dan beberapa jenis tuna disajikan pada Table 2
Table 2. Kisaran suhu penyebaran dan penangkapan serta lapisan renang ikan
cakalang dan beberapa jenis tuna (Laevastu and Hela, 1970 dalam
Simbolon, 2003)
sesuai dengan wilayah perairan. Ikan cakalang di Samudera Pasifik bagian timur
ditemukan pada kisaran suhu permukaan laut (SPL) 170C – 300C dengan suhu
optimum 200C – 280C (Blackburn, 1965 dalam Simbolon, 2003). Gunarso, (1985)
suhu yang optimum untuk penangkapan cakalang dan tuna pada berbagai perairan
Table 3. Kisaran suhu perairan untuk penangkapan cakalang dan tuna menurut
wilayah perairan
Suhu
No. Wilayah Perairan Sumber Keterangan
Optimum (0C)
1 Pasifik Timur Laut 20 - 26 Blackburn, 1965 Cakalang & Tuna
2 Pasifik Tenggara 20 - 28 Blackburn, 1965 Cakalang & Tuna
3 Pasifik Barat Laut 20 - 28 Blackburn, 1965 Cakalang & Tuna
4 New Zeland 17 - 23 Blackburn, 1965 Cakalang & Tuna
5 Papua New Guinea 28 - 30 Blackburn, 1965 Cakalang & Tuna
6 Indonesia 28 - 29 Blackburn, 1965 Cakalang
perairan dengan kisaran salinitas 23%0 - 35%0 (Blackburn, 1965 dalam Simbolon,
2003).
ini terbukti dengan banyaknya ikan cakalang yang ditemukan di perairan ujung
timur Selat Sunda ketika salinitas perairannya tinggi. Di lain pihak, ikan cakalang
tidak ditemukan sama sekali ketika salinitas rendah (Burhanuddin et al, 1984
terdapat indikasi bahwa penyebaran berbagi jenis tuna terdapat di sepanjang poros
yang umumnya dijumpai pada wilayah yang memiliki banyak pulau. Turbulansi
yang terjadi di perairan sekeliling pulau – pulau atau benua berperan merangsang
lebih subur dan menjadi daerah penyebaran yang baik bagi cakalang untuk
Ikan cakalang sering ditemukan pada perbatasan dua massa air yang
berbeda dimana terjadi pertemuan antara massa air panas dan dingin. Daerah ini
cakalang yang baik (Laevastu and Hela, 1970 dalam Simbolon, 2003).
melalui otak (pineal region pada otak). Peristiwa tertariknya ikan pada cahaya
Ada beberapa alasan mengapa ikan tertarik oleh cahaya, antara lain adalah
cahaya. Dengan demikian, kemampuan ikan untuk tertarik pada suatu sumber
cahaya sangat berbeda-beda. Ada ikan yang senang dengan pada intensitas cahaya
yang rendah, tetapi ada pula ikan yang senang terhadap intensitas cahaya yang
tinggi. Namun ada ikan yang mempunyai kemampuan untuk tertarik oleh cahaya
29
mulai dari intensitas yang rendah sampai yang tinggi (Sudirman dan Malawa,
2004).
Rangsangan cahaya terhadap ikan diketahui antara 0,01 – 0,001 lux, sudah
memberikan reaksi. Ambang cahaya tertinggi untuk mata ikan belum banyak
diteliti, walau banyak diketahui bahwa berbagai jenis ikan laut pada umumnya
suatu kemampuan yang mengagumkan untuk dapat melihat pada waktu siang hari
dengan kekuatan penerangan ratusan ribu lux dan dalam keadaan gelap sama
Namun demikian, sensitifitas mata ikan laut pada umumnya tinggi. Kalau
cahaya biru-hijau yang mampu diterima mata manusia hanya sebesar 30% saja,
tetapi mata ikan mampu menerimanya sebesar 75% sedangkan retina dari
beberapa jenis ikan laut dalam menerimanya sampai 90%. Ambang cahaya yang
mampu dideteksi oleh mata ikan jauh lebih rendah daripada ambang cahaya yang
dapat dideteksi manusia, sehingga pada umumnya mata ikan mempunyai tingkat
sensitifitas 100 kali mata manusia. Oleh sebab itu, pada beberapa jenis ikan yang
hidup di perairan pantai dapat mengindera mangsanya dari kejauhan 100 meter
sejak pagi sampai sore hari (Gunarso, 1985 dalam Sudirman dan Malawa 2004).
Cahaya yang masuk ke mata ikan akan diteruskan ke otak pada bagian
Cone dan Rod, yang sangat peka terhadap cahaya. Alasan lainnya, adanya cahaya
2.3. Manajemen
untuk tujuan tertentu dengan jalan menggunakan sumber – sumber daya yang
tersedia dalam organisasi dengan cara yang sebaik mungkin. Dalam pengertian
“organisasi” selalu terkandung unsur kelompok (lebih dari 2 orang) manusia maka
manusia, walupun manajemen itu dapat pula ditetapkan terhadap usaha – usaha
manajemen dalalah proses yang khas yang terdiri dari tindakan – tindakan
masing bidang tersebut digunakan baik ilmu pengetahuan maupun keahlian dan
yang diikuti secara berurutan dalam rangka usaha mencapai sasaran yang telah
dikemukakan diatas, Nampak seakan – akan satu – satunya alat atau sarana
manajemen untuk mencapai tujuan adalah orang atau menusia saja. Hal ini tidak
demikian. Untuk mencapai tujuan, maka para manajer menggunakan “Lima M”.
Dengan kata lain sarana (tools) atau alat manajemen untuk mencapai
tujuan adalah : Man, Money, Material, Methods dan Market. Kesemuaannya itu
disebut sumber daya. Selanjutnya lagi dikatakan menurut Terry, (1966) dalam
Anoraga (1997), sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
manajemen adalah : (1) Men (manusia); (2) Materials (materi); (3) Machines
(mesin – mesin); (4) Methods (tata kerja); dan (5) Money (uang). Sumber daya
yang berbeda dengan Manulang adalah sumber daya market (pasar). Sehingga
31
kalau di perlengkap mengenai sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai
Sarana penting atau sarana utama dari setiap manajemen untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah “man” atau manusia. Berbagai
macam aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan aktivitas itu
staffing, pengarahan dan pengendalian; atau dapat pula kita tinjau dari sudut
bahwa manajemen adalah orang yang mencapai hasil melalui orang – orang lain.
Untuk melakukan berbagai aktivitas diperlukan uang, seperti upah dan gaji
bekerja dalam proses produksi, membeli bahan – bahan, peralatan – peralatan, dan
rupa agar tujuan yang ingin dicapai, bila dinilai dengan uang, lebih besar dari
uang yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kegagalan atau ketidak
bahan – bahan, karenanya dianggap pula sebagai alat atau sarana manajemen
terlebih dahulu dalam kemajuan teknologi dewasa ini, manusia bukan lagi sebagai
32
pembantu mesin seperti terlihat sebelum masa revolusi industry malahan telah
manusia.
Untuk melakukan secara berdaya guna dan berhasil guna, maka manusia
Oleh karena itu, metode atau cara dianggap pula sebagai sarana atau alat
manajemen untuk mencapai tujuan. Misalnya , dewasa ini telah dikenal berbagai
metode atau cara mengajar, seperti ceramah bervariasi, metode khusus, metode
insiden, permainan (games), aturan main (role playing), dan sebagainya. Berbagai
metode itu tentu berbeda daya guna dan hasil gunanya mencapai suatu tujuan
pendidikan tertentu.
penting lainnya adalah markets atau pasar. Tanpa adanya pasar bagi hasil
produksi, jelas tujuan perusahaan industri akan tidak mungkin tercapai. Salah satu
pasar yang sudah ada, bila mungkin mencapai pasar baru bagi hasil produksinya.
Oleh karena itulah salah satu sarana manajem penting lainnya kusus bagi
perusahaan industry dan umumnya bagi semua badan yang betujuan untuk
(1994), manajemen terdiri dari beberapa fungsi yang disingkat P.O.A.C, antara
lain :
1. Perencanaan (Planning)
fakta dan membuat serta menggunakan assumsi – assumsi mengenai masa yang
yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil – hasil yang
diinginkan.
yang harus dijawab dalam proses penyusunan perencanaan secara lengkap yaitu :
1. Kebijaksanaan
2. Prosedur
4. Program.
2. Pengorganisasian (Organizing)
cara yang teratur dan mengatur orang – orang dalam pola yang demikian rupa,
berkaitan.
demikian rupa hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh
hubungan – hubungan kelakuan yang efektif antara orang – orang, hingga mereka
dapat bekerja sama secara effisien dan demikian memperoleh kepuasan pribadi
35
dalam hal melaksanakan tugas – tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu
3. Penggerakan (Actuating)
tidak akan ada output konkrit yang dihasilkan sampai kita mengimplementasikan
menimbulkan action.
sasaran – sasaran anggota – anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota
4. Pengawasan (Controlling)
sumber daya yang ada agar menjadi suatu hasil yang memiliki nilai untuk
Sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
adalah men, money, materials, methods, machine dan markets, Manullang, (2001).
Selanjutnya dikatakan sarana utama dari setiap manajer untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah manusia. Untuk melakukan berbagai
mungkin mencapai tujuannya. Sarana manajemen yang kedua adalah uang. Untuk
melakukan kegiatan secara berdaya guna dan berhasil guna, manusia dihadapkan
dengan berbagai alternatif atau cara melakukan pekerjaan. Bagi badan yang
bergerak di bidang industri, maka sarana manajemen penting lainnya adalah pasar.
jasa yang berguna dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi
operasi adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan,
diolah menjadi keluaran berupa barang atau jasa yang akhirnya dapat dijual
3. Perencanaan
dilakukan dapat terarah bagi pencapaian tujuan produksi dan operasi, serta fungsi
untuk menjamin agar kegiatan operasi dan produksi yang dilaksanakan sesuai
38
dengan apa yang telah direncanakan, dan apabila terjadi penyimpangan, maka
tercapai.
dengan besarnya potensi sumberdaya perikanan yang tersedia menurut jenis dan
penyebarannya yang dapat dituangkan dalam bentuk peta penyebaran, tata ruang
dimanfaatkan pada periode waktu dan lokasi tertentu, Penyediaan sarana yang
ruang wilayah, sehingga diperoleh suatu sistem jaringan prasarana yang memadai
dan efisisen.
mempunyai nilai tambah yang tinggi dan dapat memberikan jaminan pendapatan
wilayah yang tersedia dan didasarkan pada partisispasi dan keinginan masyarakat
sumberdaya dilakukan secara efisien dan sesuai dengan ketentuan yang ada.
Berjalannya subsistem ini akan dapat menekan pemborosan dan kehilangan akan
terhadap keberlanjutan usaha yang dilakukan oleh pelaku usaha, untuk itu
approach. Oleh karena itu ada empat aspek yang harus diperhatikan dalam
kelestarian sumberdaya.
produksi ikan.
teknologi tersebut.
konsumen.
minimum.
konflik.
41
kegiatan usaha yang dilakukan pada saat ini berhasil atau tidak. Analisa laba –
rugi usaha bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari
usaha yang dilakukan. Untuk menentukan apakah usaha tersebut untung atau rugi
П = TR – TC
Keterangan :
П = Keuntungan
TR = Total penerimaan
TC = Total Biaya
Dengan krikteria :
42
1. Apabila total penerimaan (TR) > total biaya (TC), maka usaha tersebut
2. Apabila total penerimaan (TR) < total biaya (TC), maka usaha tersebut
3. Apabila total penerimaan (TR) = total biaya (TC), maka usaha tersebut
Analisis titik impas atau titik pulang pokok adalah volume penjualan di
mana penghasilannya (revenue) tetap sama besar dengan biaya total, sehingga
laba bila penjualan yang dicapai berada di atas titik impas sebaliknya jika
penjualan berada dibawah titik impas maka perusahaan akan mengalami kerugian
(Soeharto, 1999).
1. Perhitungan break-even point atas dasar unit (Kg) dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus.
FC
BEP (Dalam Kg) = P−V
Di mana :
43
FC = biaya tetap
FC
V
1−
BEP (dalam Rp) = P
Di mana :
FC = biaya tetap