Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SISTEM POLITIK INDONESIA

Dosen Pembimbing : Suwarti Sari,S.IP.,M.Si

Disusun Oleh :

Dera Yunsiani Muh Arif Prabowo

Muhammad Arfi baedhawi Abdul Muiz

Akhmad Bahtiar Panji Maulana

Danang Seto p Riyadh

Rizky Fazal Riyadhi Stiana

Kemas Ahmad H Khaerul

Sutan Iqbal

Program Studi Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Jendral Achamad Yani

2016/2017
Reformasi Lembaga Negara

I. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana telah kita ketahui adalah aturan


tertinggi atau landasan tata negara Indonesia. Undang-undang negara bersifat terbuka
dan dapat diubah sesuai dengan perkembangan zaman. Setidaknya telah empat kali
Undang-Undang Dasar 1945 mengalami perubahan atau amandemen pada periode
tahun 1999-2002. Amandemen Undang-Undang Dasar berpengaruh terhadap sistem
ketatanegaraan di Indonesia, dengan perubahan tersebut, berubah juga struktur
kelembagaan negaranya.

II. Pengertian Lembaga dan Reformasi

Menurut Khan Reformasi ialah suatu perubahan pokok dalam suatu sistem birokrasi
yang bertujuan mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang
telah lama.

Kelembagaan menurut Kbbi ialah perihal badan (organisasi) yang tujuannya


melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.

Menurut ahli kelembagaan merupakan sekumpulan batasan atau faktor pengendali


yang mengatur hubungan perilaku antar anggota atau antar kelompok. Dengan
definisi ini kebanyakan organisasi umumnya adalah institusi karena organisasi
umumnya mempunyai aturan yang mengatur hubungan antar anggota maupuna
dengan orang lain di luar organisasi itu (Nabli dan Nugent, 1989).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa reformasi lembaga negara adalah perubahan lembaga
negara / organisasi negara secara drastis untuk perbaikan

III. Penjelasan Amandemen Lembaga Negara Secara Singkat


1. Susunan Lembaga Negara Sebelum Amandemen

Pada saat sebelum amandemen lembaga tertinggi negara adalah MPR seperti
yang tersebut dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa
kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Pemusyarawatan Rakyat.adapun lembaga tinggi negara pada saat itu adalah
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),presiden, Badan Pemeriksa Keuangan BPK,
Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Mahkamah Agung.
2. Susunan Lembaga Negara Sesudah Amandemen

Hasil amandemen UUD 1945 antara lain perubahan susunan dan tugas
lembaga negara serta dibentuknya beberapa lembaga negara yang baru. Lembaga
baru tersebut diantaranya yaitu Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial
(KY), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Selain itu, keberadaan Dewan
Pertimbangan Agung (DPA) sebagai penasihat presiden dihapuskan sejak
amandemen UUD 1945.

IV. Legislatif Sebelum Dan Sesudah Amandemen

Sebelum Amandemen

1. MPR
MPR merupakan lembaga tertinggi negara yang diberi kekuasaan tak terbatas
karena kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR
dan MPR berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil
presiden.

2. DPR
DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai
lembaga negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu
yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. Oleh karena itu Presiden tidak dapat
membubarkan DPR yang anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan umum secara berkala lima tahun sekali.

Sesudah Amandemen

1. MPR
MPR adalah Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga
tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, dan BPK yang
mempunyai fungsi legeslasi. Pasca perubahan UUD 1945 Keberadaan MPR telah
sangat jauh berbeda dibanding sebelumnya. Kini MPR tidak lagi melaksanakan
sepenuhnya kedaulatan rakyat dan tidak lagi berkedudukan sebagai Lembaga
Tertinggi Negara dengan kekuasaan yang sangat besar, termasuk memilih Presiden
dan Wakil Presiden.

2. DPR
Melalui perubahan UUD 1945, kekuasaan DPR diperkuat dan dikukuhkan
keberadaannya terutama diberikannya kekuasaan membentuk UU yang memang
merupakan karakteristik sebuah lembaga legislatif. Hal ini membalik rumusan
sebelum amandemen yang menempatkan Presiden sebagai pemegang kekuasaan
membentuk UU.

Lemabaga Baru Sesudah Amandemen


1. DPD
DPD adalah Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi
keterwakilan kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah
ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota
MPR. Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik
Indonesia.DPD dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.

V. Yudikatif Sebelum Dan Sesudah Amandemen

Sebelum Amandemen

1. Mahkamah Agung
Sebelum amandemen Undang-undang Dasar 1945, kekuasaan kehakiman
dilakukan hanya oleh mahkamah agung. Lembaga mahkamah agung bersifat
mandiri dan tidak boleh diintervensi atau dipengaruhi oleh cabang kekuasaan
lainnya.

Kekurangan yudikatif sebelum amandemen

a. Hakim agung yang berhasil dipilih umumnya didasarkan pada kualitas yang
tidak jelas;

b. Adanya indikasi praktek droping nama dengan cara hakim agung biasanya
akan memberikan usulan nama kepada ketua Mahkamah Agung dengan
harapan Ketua Mahkamah Agung akan memberikan perhatian kepada kandidat
dan memasukkan namanya dalam daftar;

c. Adanya indikasi praktik-praktik suap dengan cara memberikan hadiah atau


membayar sejumlah uang yang dilakuakan oleh seseorang yang ingin
dicalonkan.

Kelebihan yudikatif sebelum amandemen

1. Kekuasan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain


badan kehakiman menurut undang-undang.

2. Susunan dan kekuasaan badan-badan kehakiman itu diatur dengan undang-


undang.
Dan agar pelaksanaan kekuasaan kehakiman itu merdeka, mandiri, dan bebas dari
tekanan maka Adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ Negara
dengan cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara vertikal atau
pemisahan kekuasaan secara horizontal mutlak adanya.

Sesudah Amandemen

1. Mahkamah Agung
MA merupakan lembaga negara yang memiliki kuasa untuk
menyelenggarakan peradilan bersama-sama dengan MK yang membawahi
beberapa badan peradilan. MA membawahi badan peradilan dalam wilayah
Peradilan Umum, Peradilan militer, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha
Negara (PTUN).
Kelebihan Yudikatif setelah amandemen

a. Keunggulan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam menguji undang-undang terhadap


UUD 1945 dapat dilihat dari berbagai kasus yang terselesaikan hingga sekarang,
memiliki hakim-hakim yang berkompeten dan berpengalaman dalam bidang
tatanegara maupun hukum sehingga kaya akan teori-teori maupun doktrin-doktrin
hukum, dan MK sebagai institusi yang independen sejajar dengan lembaga lain
yang tidak dapat diintervensi dalam putusannya.

b. Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan
lainnnya.

Kelemahan yudikatif setelah amandemen

1. Kelemahan MK dalam menguji undang-undang terhadap UUD ialah seringkali


dalam putusan hakim diluar kewenangan (ultra petita) sehingga masuk dalam
ranah legislatif, melukai asas demokrasi yang memilki prinsip salus populis
suprema lex (kehendak rakyat merupakan hukum tertinggi), motivasi undang-
undang yang diuji merupakan campuran dari berbagai interdispliner sehingga
hakim MK seharusnya berlatar belakang disiplin ilmu yang beragam juga.

2. Walaupun sebagai pemegang kekuasaan kehakiman, tetap saja banyak kasus


korupsi yang terjadi baik di internal MA, MK, maupun KY.
Lemabaga Baru Sesudah Amandemen

1. Mahkamah Konstitusi
MK Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus
sengketa kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik,
memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR
mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut
UUD.

2. Komisi Yudisial
Berdasarkan UU no 22 tahun 2004 Komisi Yudisial adalah lembaga negara
yang bersifat mandiri dan berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan
nama calon Hakim Agung.

VI. Eksekutif Sebelum Dan Sesudah Amandemen

Sebelum Amandemen

1. Presiden
Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden
diangkat dan diberhentikan oleh MPR dan bertanggung jawab kepada MPR.
Presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden
mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala
negara.

Sesudah Amandemen

1. Presiden
Berbeda dengan sistem pemilihan Presiden dan Wapres sebelum adanya
amandemen dipilih oleh MPR , sedangkan setelah adanya amandemen UUD 1945
sekarang menentukan bahwa mereka dipilih secara langsung oleh rakyat.
Pasangan calon Presiden dan Wapres diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol
peserta pemilu. Presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR melainkan
bertanggung jawab langsung kepada Rakyat Indonesia. Konsekuensinya karena
pasangan Presiden dan Wapres dipilih oleh rakyat, mereka mempunyai legitimasi
yang sangat kuat. Presiden dan Wakil Presiden dapat dipilih kembali dalam masa
jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatannya.

VII. Lembaga Lain


Disamping lembaga-lembaga tinggi Negara diatas terdapat lembaga tinggi Negara
yang lain yang wewenangnya cukup minim, yaitu BPK dan DPA.

Sebelum Amandemen

1. BPK
BPK bertugas untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara.
Hasil dari pemeriksaan keuangan tersebut kemudian dilaporkan kepada DPR.

2. DPA
DPA memiliki kewajiban untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan
Presiden. DPA juga berhak untuk mengajukan usulan kepada pemerintah. Sama
Seperti BPK, UUD 1945 tidak banyak menjelaskan tentang DPA.

Sesudah Amandemen

1. BPK
BPK merupakan lembaga tinggi Negara yang memiliki wewenang untuk
mengawas serta memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara,
temuan BPK dilaporkan kepada DPR dan DPD, kemudian ditindak oleh penegak
hukum. BPK berkantor di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi. DPR memilih anggota BPK dengan pertimbangan DPD. Barulah setelah
itu Anggota baru diresmikan oleh Presiden.

2. DPA
Keberadaan DPA dihapuskan pada amandemen UUD 1945 yang ke 4.

Lemabaga Baru Sesudah Amandemen

1. Komisi Pemilihan Umum (KPU)


KPU bertanggung jawab atas penyelanggaraan pemilu.
Dalam pelaksanaan tugasnya, KPU menyampaikan laporan dalam penyelenggaraa
n pemilu kepada presiden dan DPR.

2. Bank Sentral / Bank Indonesia


Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua as
pek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan ter
hadap mata uang negara lain.

PERTANYAAN DAN JAWABAN


Pertanyaan
1. Mengapa sesudah amandemen DPA (Dewan Pertimbangan Agung) dihapuskan?

2. Apa itu kekuasaan tak terbatas MPR (Majelis Permusyarawatan Rakyat) ?

3. Dewan perwakilan rakyat sebagai pembuat UUD, Berasal darimanakah DPR


membuat undang-undang?

JAWABAN
1. Karena sesudah amandemen DPA tidak di perlukan lagi dan DPA juga melanggar
UUD yang berlaku karena tidak sesuai dengan hukum yang berlaku, pada saat itu
DPA dihapuskan karena tidak perlu lagi nasihat dari lembaga yang kedudukan nya
setara dengan presiden.

2. MPR merupakan lembaga tertinggi dan sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya
kedaulatan rakyat, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
Artinya, kekuasaaan sepenuhnyadilakukan oleh MPR sehuingga tidak terjadi check
and balance.

3. Awalnya DPR menampung aspirasi aspirasi rakyat dahulu, lalu di lanjutkan dengan
mengkaji ulang apakah aspirasi rakyat tersebut sesuai dengan UUD dan tidak
melanggar hukum dan aturan yang ada, bila semua sudah di tampung dan dan di
sesuaikan dengan permasalahan yanga ada selanjutnya di buatlah undang undang
tersebut.
VIII. Kesimpulan

Lembaga-lembaga negara merupakan lembaga kenegaraan yang berdiri sendiri


yang satu tidak merupakan bagian dari yang lain. Akan tetapi, dalam menjalankan
kekuasaan atau wewenangnya, lembaga Negara tidak terlepas atau terpisah secara
mutlak dengan lembaga negara lain, hal itu menunjukan bahwa UUD 1945 tidak
menganut doktrin pemisahan kekuasaan, dengan perkataan lain, UUD 1945 menganut
asas pembagian kekuasaan dengan menunjuk pada jumlah badan-badan kenegaraan
yang diatur didalamnya serta hubungan kekuasaan diantara badan-badan kenegaraan
yang ada.
Sistem pembagian kekuasan yang di anut oleh Republik Indonesia saat ini
tidak tertutup kemungkinan akan berubah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Indonesia, dengan di amandemen UUD 1945 tahun 1999-2004 menunjukan terjadinya
perubahan dalam penyelenggaraan negara, namun semua itu tetap dalam kerangka
kedaulatan rakyat diatas segalanya.

Anda mungkin juga menyukai