Makalah Sispolin
Makalah Sispolin
Disusun Oleh :
Sutan Iqbal
2016/2017
Reformasi Lembaga Negara
I. Latar Belakang
Menurut Khan Reformasi ialah suatu perubahan pokok dalam suatu sistem birokrasi
yang bertujuan mengubah struktur, tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang
telah lama.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa reformasi lembaga negara adalah perubahan lembaga
negara / organisasi negara secara drastis untuk perbaikan
Pada saat sebelum amandemen lembaga tertinggi negara adalah MPR seperti
yang tersebut dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa
kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Pemusyarawatan Rakyat.adapun lembaga tinggi negara pada saat itu adalah
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),presiden, Badan Pemeriksa Keuangan BPK,
Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Mahkamah Agung.
2. Susunan Lembaga Negara Sesudah Amandemen
Hasil amandemen UUD 1945 antara lain perubahan susunan dan tugas
lembaga negara serta dibentuknya beberapa lembaga negara yang baru. Lembaga
baru tersebut diantaranya yaitu Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial
(KY), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Selain itu, keberadaan Dewan
Pertimbangan Agung (DPA) sebagai penasihat presiden dihapuskan sejak
amandemen UUD 1945.
Sebelum Amandemen
1. MPR
MPR merupakan lembaga tertinggi negara yang diberi kekuasaan tak terbatas
karena kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR
dan MPR berwenang menetapkan UUD, GBHN, mengangkat presiden dan wakil
presiden.
2. DPR
DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai
lembaga negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu
yang dipilih berdasarkan hasil pemilu. Oleh karena itu Presiden tidak dapat
membubarkan DPR yang anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat melalui
pemilihan umum secara berkala lima tahun sekali.
Sesudah Amandemen
1. MPR
MPR adalah Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga
tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, dan BPK yang
mempunyai fungsi legeslasi. Pasca perubahan UUD 1945 Keberadaan MPR telah
sangat jauh berbeda dibanding sebelumnya. Kini MPR tidak lagi melaksanakan
sepenuhnya kedaulatan rakyat dan tidak lagi berkedudukan sebagai Lembaga
Tertinggi Negara dengan kekuasaan yang sangat besar, termasuk memilih Presiden
dan Wakil Presiden.
2. DPR
Melalui perubahan UUD 1945, kekuasaan DPR diperkuat dan dikukuhkan
keberadaannya terutama diberikannya kekuasaan membentuk UU yang memang
merupakan karakteristik sebuah lembaga legislatif. Hal ini membalik rumusan
sebelum amandemen yang menempatkan Presiden sebagai pemegang kekuasaan
membentuk UU.
Sebelum Amandemen
1. Mahkamah Agung
Sebelum amandemen Undang-undang Dasar 1945, kekuasaan kehakiman
dilakukan hanya oleh mahkamah agung. Lembaga mahkamah agung bersifat
mandiri dan tidak boleh diintervensi atau dipengaruhi oleh cabang kekuasaan
lainnya.
a. Hakim agung yang berhasil dipilih umumnya didasarkan pada kualitas yang
tidak jelas;
b. Adanya indikasi praktek droping nama dengan cara hakim agung biasanya
akan memberikan usulan nama kepada ketua Mahkamah Agung dengan
harapan Ketua Mahkamah Agung akan memberikan perhatian kepada kandidat
dan memasukkan namanya dalam daftar;
Sesudah Amandemen
1. Mahkamah Agung
MA merupakan lembaga negara yang memiliki kuasa untuk
menyelenggarakan peradilan bersama-sama dengan MK yang membawahi
beberapa badan peradilan. MA membawahi badan peradilan dalam wilayah
Peradilan Umum, Peradilan militer, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha
Negara (PTUN).
Kelebihan Yudikatif setelah amandemen
b. Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh kekuasaan
lainnnya.
1. Mahkamah Konstitusi
MK Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus
sengketa kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik,
memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR
mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut
UUD.
2. Komisi Yudisial
Berdasarkan UU no 22 tahun 2004 Komisi Yudisial adalah lembaga negara
yang bersifat mandiri dan berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan
nama calon Hakim Agung.
Sebelum Amandemen
1. Presiden
Sebelum adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden
diangkat dan diberhentikan oleh MPR dan bertanggung jawab kepada MPR.
Presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden
mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala
negara.
Sesudah Amandemen
1. Presiden
Berbeda dengan sistem pemilihan Presiden dan Wapres sebelum adanya
amandemen dipilih oleh MPR , sedangkan setelah adanya amandemen UUD 1945
sekarang menentukan bahwa mereka dipilih secara langsung oleh rakyat.
Pasangan calon Presiden dan Wapres diusulkan oleh parpol atau gabungan parpol
peserta pemilu. Presiden tidak lagi bertanggung jawab kepada MPR melainkan
bertanggung jawab langsung kepada Rakyat Indonesia. Konsekuensinya karena
pasangan Presiden dan Wapres dipilih oleh rakyat, mereka mempunyai legitimasi
yang sangat kuat. Presiden dan Wakil Presiden dapat dipilih kembali dalam masa
jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatannya.
Sebelum Amandemen
1. BPK
BPK bertugas untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara.
Hasil dari pemeriksaan keuangan tersebut kemudian dilaporkan kepada DPR.
2. DPA
DPA memiliki kewajiban untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan
Presiden. DPA juga berhak untuk mengajukan usulan kepada pemerintah. Sama
Seperti BPK, UUD 1945 tidak banyak menjelaskan tentang DPA.
Sesudah Amandemen
1. BPK
BPK merupakan lembaga tinggi Negara yang memiliki wewenang untuk
mengawas serta memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara,
temuan BPK dilaporkan kepada DPR dan DPD, kemudian ditindak oleh penegak
hukum. BPK berkantor di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap
provinsi. DPR memilih anggota BPK dengan pertimbangan DPD. Barulah setelah
itu Anggota baru diresmikan oleh Presiden.
2. DPA
Keberadaan DPA dihapuskan pada amandemen UUD 1945 yang ke 4.
JAWABAN
1. Karena sesudah amandemen DPA tidak di perlukan lagi dan DPA juga melanggar
UUD yang berlaku karena tidak sesuai dengan hukum yang berlaku, pada saat itu
DPA dihapuskan karena tidak perlu lagi nasihat dari lembaga yang kedudukan nya
setara dengan presiden.
2. MPR merupakan lembaga tertinggi dan sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya
kedaulatan rakyat, kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
Artinya, kekuasaaan sepenuhnyadilakukan oleh MPR sehuingga tidak terjadi check
and balance.
3. Awalnya DPR menampung aspirasi aspirasi rakyat dahulu, lalu di lanjutkan dengan
mengkaji ulang apakah aspirasi rakyat tersebut sesuai dengan UUD dan tidak
melanggar hukum dan aturan yang ada, bila semua sudah di tampung dan dan di
sesuaikan dengan permasalahan yanga ada selanjutnya di buatlah undang undang
tersebut.
VIII. Kesimpulan