1. Terdapat 3 suku yang mendominasi Kecamatan Onembute, Suku Tolaki
sebagai suku asli, suku Bugis dan Suku Transmigrasi Jawa. Selain itu ada sedikit suku Bali dan suku Toraja. 2. Onembute adalah wilayah kecamatan dengan status Sangat Terencil, namun adanya jalan negara, Jalan Poros Sulawesi yang membelah Onembute, daerah ini cukup mudah diakses. 3. Penduduk Onembute berjumlah 6000an Jiwa dan desa Anggolosi hanya berpenduduk 275 Jiwa 4. Makanan khas adalah Sinonggi, terbuat dari sagu, masyarakat sampai saat ini masih menggemari makanan khas tersebut. 5. Tari Lulo adalah tarian tradisional yang sangat sederhana namun sangat digemari oleh warga Onembute, faktanya setiap hajatan pernikahan atau pesta, selalu ditutup dengan tari Lulo bersama semua undangan #IsuPrioritasPNKonawe Masalah gizi menjadi isu prioritas di Puskesmas Onembute. Dana Operasional dari PEMDA Konawe untuk Puskesmas = 0. Adanya kelompok masyarakat yang menolak imunisasi. Isu pemekaran desa Kumapo menjadi Desa Kumapo dan Desa Onembute Utama #SummaryProgramPNKonawe #AnekdotPNKonawe Cerita 1: Suatu sore di salah satu desa di Onembute, Perawat PN Konawe sedang mengunjungi sebuah rumah panggung terbuat dari papan kayu untuk survey Kesehatan Rumah Tangga. Rumah tersebut dihuni oleh seorang ibu dengan 4 anaknya yang jarak usianya sangat dekat. Rumah tersebut teridentifikasi tidak memiliki ruangan khusus untuk kamar mandi, jika akan mandi atau buang air kecil ya hanya di sudut dapur saja tanpa ada sehelai kain pun sebagai penutup. Keluarga ini tidak memiliki jamban, sehari-hari buang air besar di hutan dengan menggali tanah. Perawat PN Konawe melakukan wawancara di dalam rumah, duduk lesehan di papan yang manjadi alas bawah rumah panggung. Ketika sedang berlangsung wawancara terhadap sang ibu, "Oke ibu terima kasih _nah_, survey nya sudah selesai _mi_", kata perawat PN Konawe dengan logat setempat. Anak bungsu sang ibu tiba-tiba merengek, "Mak, sa mo pipis" "Iyo pipis _mi_, cari lubang yang besar, ko jongkok _ki_ disitu saja kayak biasanya" Si adek bungsu ini langsung mencari lubang antar duabpapan dan jongkok di atasnya lalu buang air kecil di tempat tersebut, tanpa diguyur air bersih. Perawat PN Konawe terbengong-bengong seketika, sambil meringis, pandangan langsung tertuju ke kayu tempat ia duduk, sambil berkata dalam hati, "Astaghfirullah, jangan jangan lubang besar antar dua papan yang kududuki ini juga bekas dipake pipis penghuni rumah" Cerita 2: Di suatu pagi, datang pasien X (56th) yang merupakan pasien kunjungan berulang dengan diagnosis yang sama yaitu Infeksi Menular Seksual Gonorhea. Dokter PN Konawe memeriksa pasien tersebut, meresepkan obat dan memberikan edukasi kesehatan, Dokter: "Pak, kan saya udah pesen kan kalau udah saya obati, sembuh, jangan main ke cafe* lagi, kenapa bapak nggak ngikutin pesan saya? Sekarang ini lebih parah dari waktu bapak periksa sebelumnya, baru bulan lalu itu." Pasien X: "Soalnya istri saya nggak mau "main" dok, _takut rahimnya nanti meletus_, karena dulu ada bibi yang tetangga desa saya rahimnya meletus setelah berhubungan badan, dok. Jadi sejak itu kalau ada yang istrinya udah nggak haid lagi udah nggak berani berhubungan badan lagi dok" Dokter: ?:;@-#;(?! (geleng-geleng kepala dan tertawa, kemudian memberikan penjelasan yang benar kepada pasien tentang berhubungan badan di usia pasca menopause) *Cafe: di konawe, cafe adalah warung kopi plus lokalisasi, bukan kedai kopi baik- baik