Anda di halaman 1dari 46

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen


masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setingggi-
tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yaitu
indikator angka harapan hidup, angka kematian dan status gizi masyarakat
Pembangunan manusia adalah sebuah proses pembangunan yang bertujuan agar
manusia mempunyai kemampuan di berbagai bidang, khususnya dalam bidang kesehatan,
pendidikan dan pendapatan. Keberhasilan pembangunan manusia dapat diukur melalui
tiga hal yaitu umur panjang dan sehat, berpengetahuan dan memiliki kehidupan yang
layak, masing-masing indikator dapat direpresentasikan oleh indikator. Umur panjang dan
sehat direpresentasikan dengan indikator angka harapan hidup ; pendidikan
direpresentasikan dengan indikator angka melek huruf; serta kehidupan yang layak
direpresentasikan dengan indikator kemampuan daya beli. Semua indikator yang
merepresentasikan ketiga indikator pembangunan manusia terangkum dalam suatu nilai
tunggal yaitu Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
Salah satu tujuan dilaksanakannya disentralisasi pembangunan kesehatan adalah
percepatan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal dengan salah satu
caranya adalah mendekatkan pelayanan kepada masyarakat melalui upaya-upaya program
yang efektif, efisien dan tepat sasaran.
Untuk mendukung pelaksanaan upaya program kesehatan yang efektif, efisien dan
tepat sasaran tersebut dibutuhkan ketersediaan data dan informasi kesehatan yang akurat
sebagai bahan dalam penyusunan perencanaan program yang evidence base sehingga
diharapkan dengan data dan informasi yang akurat maka upaya-upaya program yang
direncanakan betul-betul dapat menyelesaikan permasalahan kesehatan yang muncul di
masyarakat.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dan strategis bagi
tercapainya keberhasilan pembangunan suatu bangsa. SDM yang kuat dan berdaya saing
tinggi dalam berbagai aspek akan mendukung peningkatan pembangunan, baik di bidang
ekonomi , kesehatan maupun di bidang sosial dan budaya. Ketersediaan SDM yang
berkualitas dan berdaya saing tinggi merupakan suatu kunci keberhasilan pembangunan.
Oleh karean itu pengembangan SDM harus ditekankan pada penguasaan kompetensi yang
2

berfokus pada bidang tertentu yang akan mampu meningkatkan daya saing di tingkat
nasional ataupun intenasional (Irwansyah, 2011)

Untuk mewujudkan Visi Indonesia Sehat pembangunan kesehatan di daerah


terutama di kabupaten/kota diperlukan SDM kesehatan yang bermutu dan
merata.SDMyang berkualitas akan mendorong terciptanya produktivitas yang tinggi yang
akanmenjadi modal dasar bagi keberhasilan pembangunan kesehatan secara nasioanal.

Kebijakan tentang pendayagunaan tenaga kesehatan sangat dipengaruhi oleh


kebijakan sektor lain, yaitu pendidikan, ketenagakerjaan, sektor keuangan dan peraturan
kepegawaian. Kebijakan yang berpengaruh terhadap sumber daya manusia kesehatan
adalah kebijakan tentang arah dan strategi pembangunan kesehatan, kebijakan tentang
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan.
Selain itu sistem desentralisai, globalisasi, menguatnya komersialisasi pelayanan
kesehatan, teknologi kesehatan dan informasi.

Seperti yang tertuang dalam tujuan pembangunan kesehatan bahwa adalah


tercapainya kemampuan untuk hidup sehata bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab
untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat
indonesia pemerintah dan swasta bersam sama yang terdiri dari peningkatan kemampuan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan, peningkatan status
gizi masyarakat, pengurangan angka kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas),
serta pengembangan keluarga sehat sejahtera dengan makin diterimanya norma keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera.

Pembangunan kesehatan harus diimbangi dengan intervensi prilaku yang


memungkinkan masyarakat lebih sadar, mau dan mampu melakukan hidup sehat sebagai
prasyarat pembangunan yang berkelanjutan(sustainable development).

Untuk tercapainya pembangunan kesehatan terdapat beberapa kebijakan


pembangunan kesehatan yang dapat diterapkan dalam mencapai tujuan pembagunan
kesehatan yaitu : peningkatan kerjasama lintas sektor,peningkatan prilaku, pemberdayaan
masyarat dan kemitraan swasta, peningkatan kesehatan lingkungan, peningkatan upaya
kesehatan dan peningkatan sumber daya kesehatan. Dalam kaitannya dengan peningkatan
sumber daya kesehatan, pengembangan tenaga kesehatan harus menunjang seluruh upaya
pembangunan kesehatan dan diarahkan untuk mencapai tenaga kesehatan yang ahli dan
trampil sesuai pengembangan ilmu dan teknologi, beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, serta berpegang teguh pada pengabdian bangsa dan negara dari etika
profesi. Pengembangan tenaga kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan
atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah serta mutu tenaga kesehatan dari masyarakat
3

dan pemerintah yang mampu melaksanakan pembangunan kesehatan. Dalam perencanaan


tenaga kesehatan perlu diutamakan penentu kebutuhan tenaga di masing-masing kabupaten
/kota.

Masalah kesehatan di Indonesia dan hampir terdapat di setiap kabupaten/kota


adalah status kesehatan masyarakat miskin tetap rendah, beban ganda penyakit dimana
pola penyakit yang diderita oleh penduduk yakni penyakit infeksi menular dan pada saat
yang bersamaan berjalan peningkatan penyakit tidak menular (double burden), kualitas
pemerataan dan keterjangkauan layanan kesehatan tetap rendah, terbatasnya tenaga
kesehatan dan distribusi yang tidak merata. Terbatasnya tenaga dan kualitas tenaga
kesehatan yang ada secara langsung berdampak terhadap kualitas pelayanan yang sangat
erat kaitannya dengan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan. Peningkatan mutu dan
kuantitas tenaga kesehatan terutama untuk layanan kesehatan yang merata dan terjangkau
sangat diperlukan, sehingga upaya penyediaan tenaga kesehatan baik kuantitas dan kualitas
sangat lah dibutuhkan.

Keadaan lingkungan yang semakin kompleks dan ditransformasikan oleh faktor-


faktor seperti globalisasi , perkembangan teknologi , penyebaran teknologi baru yang
makin cepat, dan hal ini akan berpengaruh langsung terhadap kemampuan suatu organisasi
untuk berkompetisi dan mempertahankan daya saingnya sehingga sebuah organisasi harus
memiliki individu-individu dengan kompetensi yang unggul yang dapat bekerja pada
tempat dan saat yang tepat(Marwansyah, 2010).

Dengan keadaan sumber daya kesehatan yang ada saat ini dibandingkan dengan
kebutuhan sumber daya manusia kesehatan untuk meningkatkan peleyanan kesehatan,
terlihat bahwa kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan tenaga kesehatan , maka
diperlukan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan untuk memenuhi
kekurangan sumber daya manusia kesehatan untuk peningkatan kualitas pelayana
kesehatan.

Mengingat pentingnya ketersediaan data dan informasi kesehatan baik yang


bersumber dari pencatatan dan pelaporan rutin maupun yang berasal dari masyarakat,
maka di Kota Bogor terus diupayakan kegiatan perencanaan kebutuhan sumber daya
manusia kesehatan sebagai bahan rujukan dalam pengambilan keputusan.
Salah satu dokumen yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data kesehatan sebagai salah satu prasyarat terlaksananya perencanaan kesehatan yang
evidence base adalah dokumen rencana kebutuhan tahunan perencanaan kebutuhan
sumber daya manusia kesehatan Kota Bogor Tahun 2016 yang berisi data dan informasi
terbaru sebagai tentang keadaan dan kebutuhan sumber daya manusia di bidang kesehatan
4

sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Diharapkan data perencanaan


kebutuha Sumber Daya Manusia kesehatan tersebut dapat menjadi dasar untuk pemenuhan
kebutuhan sumber daya manusia kesehatan sehingga dapat mengatasi tuntutan kebutuhan
sumber daya manusia kesehatan yang merat di seluruh Kota Bogor.
Adapun sistimatika penulisan perencanaa kebutuhan sumber daya manusia
kesehatan ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini secara ringkas menjelaskan latar belakang mengapa perencanaan sdmk ini
harus dibuat dan berisi tentang kebijakan pembangunan kesehatan,
keadaan/masalah kesehatan sampai saat ini, keadaan sdm kesehatan sampai dengan
saat ini dan mengapa diperlukannya perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan.
Bab II Tujuan
Bab ini berisi tujuan tentang perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan yang berisi
gambaran tentang ketersediaan SDM Kesehatan, gambaran kecukupan jenis dan
jumlah SDMK dengan hasil perhitungan dengan menggunakan metode ABK dan
metode standar, menjadi acuan dalam pemenuhan kebuthan SDM Kesehatan
melalui PNSD, penugasan khusus dan kontrak, menjadi acuan dalam meningkatkan
pemerataan SDM Kesehatan dan menjadi acauan dalam penyesuaian kapasitas
pendidikan tenaga kesehatan.
Bab III Keadaan SDM Kesehatan
Bab ini memaparkan keadaan SDM Kesehatan pada bulan November Tahun 2016
Bab IV Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan
Bab ini menyajikan tentang metode perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan yang
digunakan dengan mnggunakan metode ABK Kesehatan (Permenkes.No.33 Tahun
2015/PermenPANRB No.26 Tahun 2011/Permendagri No.12 Tahun 2008) dan
metode metode standar ketenagaan minimal (Permenkes No.56 Tahun 2014,
Permenkes No.340 Tahun 2010 dan hasil perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan
berdasarkan metode ABK Kesehatan dan Standar ketenagaan minimal.
Bab V Kesimpulan dan rekomendasi
Bab ini menyajikan tentang kesimpulan dan rekomendasi yang berisi tentang
kesenjangan dan ketersediann serta kebutuhan SDM Kesehatan di Kota Bogor dan
rekomendasi untuk pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan sesuai dengan prioritas
masalah
5

BAB II

TUJUAN

Tujuan dari pembuatan perencanaan dokumen tahunan perencanaan kebutuhan sumber daya

manusia kesehatan (SDMK) adalah sebagai berikut:

2.1 Memberikan gambaran singkat tentang ketersedian sumber daya manusia kesehatan

menurut jenis dan jumlah fasilitas kesehatan di lingkup wilayah Dinas Kesehatan Kota

Bogor

2.2 Memberikan gambaran kecukupan jenis dan jumlah sumber daya manusia kesehatan

dibandingkan dengan hasil perhitungan perencanaan kebutuhan sumber daya manusia

kesehatan dengan menggunakan Metode Analisis Bebena Kerja dan Standar Minimal

ketenagaan di lingkup Dinas Kesehatan Kota Bogor

2.3 Menjadi acuan dalam upaya pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan melalui tenaga PNS,

Penugasan Khusus, Tenaga Kontrak , pendelegasian kewenangan kepada tenaga dengan

kualifikasi lebih rendah (task shifting) atau model pendayagunaan lainnya di lingkup Dinas

Kesehatan Kota Bogor

2.4 Menjadi acuan dalam meninghkatkan pemerataan SDM Kesehatan di lingkup Dinas

Kesehatan Kota Bogor

2.5 Menjadi acuan dalam meningkatkan mutu SDM Kesehatan di lingkup Dinas Kesehatan

Kota Bogor

2.6 Menjadi acuan dalam penyesuaian kapasitas pendidikan tenaga kesehatan di lingkup Dinas

Kesehatan Kota Bogor


6

BAB III

KEADAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI KOTA BOGOR

Data keadaan sumber daya manusia kesehatan di Kota Bogor adalah sebagai berikut:

a.Keadaan SDM Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Bogor

Tabel 3.1

Keadaan SDM Kesehatan di Dinkes Kota Bogor Tahun 2016

N Jenis SDMK Dinkes Kota Bogor Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Fungsional
Umum
1 Penata laporan 2 2
keuangan
2 Pengelola Barang 3 3
Milik Negara
3 Pengadministrasi 2 2
Keuangan
4 Pengadministrasi 7 7
Umum
5 Pengemudi Ambulan 3 3
6 Petugas Keamanan 0 3 3 (Honorer)
7 Pengelola Sie POM 1 1
8 Pengelola Sie Kesling 1 1
9 Pengelola Sie P3M 1 1
10 Verifikator Keuangan 3 3
11 Penginventaris Barang 1 1
12 Bendahara 3 3
13 Pengolah Data 1 1
Labkesda
14 Pengolah data 1 1
Perencanaan dan
Pelaporan
15 Pengelola Sistem 2 2
Informasi dan Basis
Data
7

Tabel 3.1

Keadaan SDM Kesehatan di Dinkes Kota Bogor Tahun 2016

N Jenis SDMK Dinkes Kota Bogor Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Fungsional
Umum
16 Pengelola Program Sie 2 2
POM
17 Pengelola Program Sie 2 2
Pengadalian Sarana
Kesehatan
18 Pengelola Program Sie 2 2
Kesling
19 Pengelola Program Sie 2 2
P3M
20 Pengelola Program Sie 2 2
PTM
21 Pengembangan 2 2
Pegawai
22 Penyuluh Kesehatan 1 1
Mayarakat Sie P3M
23 Pengelola program 2 2
Ausremalansia
24 Pengelola Program 1 1
Gizi
25 Nutritionis 2 2
26 Penyuluh Kesehatan 2 2
Sie Promkes
27 Pengelola PSM 2 2
28 Analis Ibu dan Anak 1 1
29 Pengelola Program Ibu 2 2
dan Anak
8

III Jabatan Struktural


1 Kepala Dinas 1 1
2 Sekretaris 1 1
2. Ka.Subag Umum dan 1 1
1 Kepegawaian
2. Kasubag Renlap 1 1
2
2. Kasubag Keuangan 1 1
3
4 Ka.Bid Pelayanan 1 1
Kesehatan
4. Ka.Sie Pengawasan 1 1
1 Obat dan Makanan
4. Ka.Sie Pengendalian 1 1
2 Srana Kesehatan
4. Ka.Sie Yankes Dasar 1 1
3 dan Rujukan
5 Ka.Bid Kesga 1 1
5. Ka.Sie Ibu dan Anak 1 1
1
5. Ka.Sie Ausremlansia 1 1
2
6 Ka.Bid PKM 1 1

N Jenis SDMK Dinkes Kota Bogor Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jabatan Struktural
6. Ka.Sie Promkes 1 1
1
6. Ka.Sie PSM 1 1
2
6. Ka.Sie Pemerdayaan
3 Kesehatan Masyarakat
7 Ka.Bid P3PL 1 1
7. Ka.Sie Kesling 1 1
1
7. Kasie.P3M 1 1
9

2
7. Ka.Sie PTM 1 1
3
Jumlah 77 3 80

b. Keadaan SDM Kesehatan Puskesmas se-Kota Bogor Tahun 2016

1.Puskesmas Bogor Tengah

N Jenis SDMK Puskesmas Bogor Tengah Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
I Jabatan Fungsional
Umum
1 Pramu Kebersihan 1 1
II Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 2 2
3 Dokter Gigi 2 2
4 Perawat 6 6
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 3 3
7 Asisten Apoteker 1 1
8 Penyuluh Kesehatan 1 1
Masyarakat
9 Nutritionis 1 1
10 Radiografer 1 1
11 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
Jumlah 23 23

2.Puskesmas Pondok Rumput


10

N Jenis SDMK Puskesmas Pondok Rumput Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
I Jabatan Fungsional
Umum
1 Pengelola Barang 1 1
Milik Negara
II Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Dokter Umum 2 2
2 Dokter gigi 1 1
3 Perawat 3 3
4 Perawat Gigi 1 1
5 Bidan 2 2
6 Asisten Apoteker 1 1
7 Penyuluh Kesehatan 1 1
Masyarakat
8 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
Jumlah 15 15

3.Puskesmas Sempur

N Jenis SDMK Puskesmas Sempur Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
11

I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
1 Pengadministrasi 1 1
Umum
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 4 4
3 Dokter Gigi 3 3
4 Perawat 4 4
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 5 5
7 Asisten Apoteker 1 1
8 Promkes(Penyuluh 1 1
kesehatan Masyarakat)
Jumlah 23 23

4.Puskesmas Semplak

N Jenis SDMK Puskesmas Semplak Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
12

II Jabatan Fungsional
Umum
1 Pramu Kebersihan 1 1
II Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 2 2
3 Dokter Gigi 1 1
4 Perawat 3 3
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 3 3
7 Asisten Apoteker 1 1
Jumlah 15 15

5.Puskesmas Mekarwangi

N Jenis SDMK Puskesmas Mekarwangi Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
1 Pengolah Data 1 1
13

II Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 5 5
3 Dokter Gigi 2 2
4 Perawat 8 8
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 6 6
7 Apoteker 1 1
8 Asisten Apoteker 1 1
9 Penyuluh Kesehatan 1 1
Masyarakat
10 Pranata Labkes 1 1
11 Jumlah 30 30

6.Puskesmas Kayu Manis

N Jenis SDMK Puskesmas Kayu Manis Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan fungsional
Umum
II Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Penyuluh Kesehatan 1 1
Masyarakat Pemula
2 Sanitarian 1 1
3 Nutritionis Pemula 1 1
14

4 Dokter Umum 2 2
5 Dokter Gigi 2 2
6 Perawat 4 4
7 Perawat Gigi 1 1
8 Bidang 6 6
9 Asisten Apoteker 1 1
Jumlah 21 21

7.Puskesmas Kedung Badak

N Jenis SDMK Puskesmas Kedung Badak Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
1 Rekam Medis 1 1
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 3 1
3 Dokter Gigi 2 2
4 Perawat 3 3
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 6 6
7 Apoteker 1 1
15

8 Asisten Apoteker 1 1
9 Nutritionis 1 1
10 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
11 Promkes(Penyuluh 1 1
Kesehatan Masyarakat)
Jumlah 22 22

8.Puskesmas Cipaku

N Jenis SDMK Puskesmas Cipaku Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
1 Pengadministrasian 2 2
Umum
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 4 4
3 Dokter Gigi 2 2
4 Perawat 6 6
5 Bidan 3 3
6 Apoteker 1 1
7 Asisten Apoteker 1 1
8 Pomkes(Penyuluh 1 1
Kesehatan Masyarakat)
9 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
16

Jumlah 24 24

9.Puskesmas Tegal Gundil

N Jenis SDMK Puskesmas Tegal Gundil Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
1 Pengolah Data 2 2
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 3 3
3 Dokter Gigi 1 1
4 Perawat 4 4
5 Bidan 5 5
6 Apoteker 1 1
7 Asisten Apoteker 1 1
8 Promkes 1 1
9 Pranata Laboratorium 2 2
Kesehatan
Jumlah 23 23
17

10.Puskesmas Tanah Sareal

N Jenis SDMK Puskesmas Tanah Sareal Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
1 Pengolah Data 1 1
2 Perekam Medis dan 1 1
Informasi Kesehatan
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 2 2
2 Dokter Umum 3 3
3 Dokter Gigi 2 2
4 Dokter Spesialis 1 1
Penyakit Dalam
5 Perawat 7 7
7 Perawat Gigi 1 1
8 Bidan 2 2
9 Apoteker 1 1
10 Promkes 1 1
11 Nutritionis 2 2
10 Radiografer 1 1
12 Pranata Laboratorium 2 2
Kesehatan
Jumlah 29 29

11.Puskesmas Pulo Armyn


18

N Jenis SDMK Puskesmas Pulo Armyn Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 4 4
3 Dokter Gigi 1 1
4 Perawat 3 3
5 Perawat gigi 1 1
6 Bidan 5 5
7 Asisten Apoteker 1 1
8 Promkes 1 1
9 Nutritionis 1 1
10 Pranata Laboratorium 2 2
Kesehatan
Jumlah 22 22

12.Puskesmas Merdeka

N Jenis SDMK Puskesmas Merdeka Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
19

2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
Pengelola Barang 1 1
Milik Negara
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 4 4
3 Dokter Gigi 3 3
4 Perawat 4 4
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 5 5
7 Asisten Apoteker 2 2
8 Promkes 1 1
9 Nutritionist 1 1
10 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
Jumlah 26 26

13.Puskesmas Gang Kelor

N Jenis SDMK Puskesmas Gang Kelor Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
1 Pengolah Data 1 1
20

2 Pengelola Barang 1 1
Milik Negara
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 3 3
3 Dokter Gigi 1 1
4 Perawat 4 4
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 4 4
7 Asisten Apoteker 1 1
8 Promkes 1 1
9 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
Jumlah 21 21

14.Puskesmas Bogor Utara

N Jenis SDMK Puskesmas Bogor Utara Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
1 Pengolah Data 1 1
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 4 4
21

3 Dokter Gigi 2 2
4 Perawat 4 4
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 6 6
7 Apoteker 1 1
8 Asisten Apoteker 1 1
9 Promkes 1 1
10 Nutritionis 1 1
11 Radiografer 1 1
12 Pranata Laboratorium 2 2
Kesehatan
Jumlah 28 28

15.Puskesmas Bogor Selatan

N Jenis SDMK Puskesmas Bogor Selatan Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
Perekam Medis dan 1 1
Informasi Kesehatan
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 5 5
3 Dokter Gigi 3 3
4 Perawat 7 7
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 6 6
7 Apoteker 1 1
22

8 Asisten Apoteker 1 1
9 Promkes 1 1
10 Nutritionis 1 1
11 Pranata Laboratorium 2 2
Kesehatan
Jumlah 32 32

16.Puskesmas Belong

N Jenis SDMK Puskesmas Belong Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
Pengadministrasi 1 1
Umum
Perekam Medis dan 1 1
Informasi Kesehatan
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Dokter Umum 1 5
2 Dokter Gigi 1 3
3 Perawat 2 7
4 Bidan 2 2
5 Asisten Apoteker 1 1
6 Promkes 1 1
7 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
Jumlah 24 24
23

17.Puskesmas Lawang Gintung

N Jenis SDMK Puskesmas Lawang Gintung Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 3 3
3 Dokter Gigi 1 1
4 Perawat 3 3
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 5 5
7 Apoteker 1 1
8 Promkes 1 1
9 Nutritionis 1 1
Jumlah 19 19
24

18.Puskesmas Warung Jambu

N Jenis SDMK Puskesmas Warung Jambu Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
Perekam Medis dan 1 1
Informasi Kesehatan
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 2 2
2 Dokter Umum 3 3
3 Dokter Gigi 3 3
4 Perawat 5 5
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 5 5
7 Asisten Apoteker 1 1
8 Promkes 1 1
9 Nutritionis 1 1
10 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
Jumlah 26 26
25

19.Puskesmas Sindang Barang

N Jenis SDMK Puskesmas Sindang Barang Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
Pengolah Data 2 2
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 2 2
3 Dokter Gigi 1 1
Perawat 5 5
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 6 1 6
7 Asisten Apoteker 2 2
8 Promkes 2 2
9 Nutritionis 2 2
10 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
Jumlah 27 1 27

20.Puskesmas Gang Aut

N Jenis SDMK Puskesmas Gang Aut Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
26

I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 2 2
3 Dokter Gigi 1 1
4 Perawat 4 4
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 2 2
7 Asisten Apoteker 1 1
8 Promkes 1 1
9 Nutritionis 1 1
10 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
Jumlah 17 17

21.Puskesmas Bondongan

N Jenis SDMK Puskesmas Bondongan Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
27

III Jabatan Fungsional


Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 2 2
3 Dokter Gigi 1 1
4 Perawat 3 3
5 Perawat Gigi 1 1
6 Bidan 4 4
7 Asisten Apoteker 1 1
8 Promkes 1 1
9 Nutritionis 1 1
10 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
Jumlah 18 18

22.Puskesmas Pancasan

N Jenis SDMK Puskesmas Pancasan Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 3 3
3 Dokter Gigi 1 1
28

4 Perawat 4 4
5 Bidan 3 3
7 Asisten Apoteker 1 1
8 Promkes 1 1
Nutritionis 1 1
9 Pranata Laboratorium 1 1
Kesehatan
Jumlah 18 18

23.Puskesmas Bogor Timur

N Jenis SDMK Puskesmas Bogor Timur Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
Administrasi 1 1
Pekarya 3 3
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 5 5
3 Dokter Gigi 3 3
4 Perawat 3 1 4
5 Perawat Gigi 1 1
29

6 Bidan 6 6
7 Apoteker 1 1
8 Asisten Apoteker 2 2
9 Promkes 1 1
10 Nutritionis 1 1
11 Radiografer 1 1
12 Pranata Laboratorium 1 1 2
Kesehatan
Jumlah 32 2 34

24.Puskesmas Pasir Mulya

N Jenis SDMK Puskesmas Pasir Mulya Keteranga


o PNS PPPK Lainny Jumlah n
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
Bendahara 2 2
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Sanitarian 1 1
2 Dokter Umum 4 4
3 Dokter Gigi 3 3
4 Perawat 5 5
Perawat Gigi 2 2
5 Bidan 4 4
6 Apoteker 1 1
7 Asisten Apoteker 2 2
8 Promkes 1 1
Nutritionis 1 1
Radiografer 1 1
9 Pranata Laboratorium 1 1
30

Kesehatan
Jumlah 30 30

25.Keadaan SDM Kesehatan 24 UPTD Puskesmas

KOTA BOGOR

No Jenis SDMK
PNS PPPK Lainnya Jumlah

1 2 3 4 5 6
I Jabatan struktural
1 Kepala Puskesmas 24 24
2 Ka.Subag TU 24 24
Jabatan Fungsional
II
Umum
1 Pramu Kebersihan 2 2
Pengelola Barang Milik
2
Negara 3 3
3 Pengadministrasi Umum 5 5
4 Pengolah data 8 8
5 Rekam Medis 4 4
6 Pekarya 3 3
7 Bendahara 3 3
Jabatan Fungsional
III
Tertentu
1 Sanitarian 25 25
2 Dokter Umum 75 75
3 Dokter Gigi 43 43
4 Dokter Spesialis PD 1 1
5 Perawat 104 104
6 Perawat Gigi 20 20
7 Bidan 104 104
8 Apoteker 10 10
9 Asisten Apoteker 26 26
Penyuluh Kesehatan
10
Masyarakat 24 24
11 Nutritionis 18 18
12 Radiografer 5 5
Pranata Laboratorium
13
Kesehatan 25 25
Jumlah 556 556
31
32

c.Keadaan SDM Kesehatan Rumah Sakita Umum Daerah Kota Bogor (RSUD Kota Bogor)

No Jenis SDMK RSUD Kota Bogor Keteranga


n
PNS PPPK Lainny Jumlah
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Direktur RSUD 1 1
2 Wadir Keuangan 1 1
a Ka.Bag Perencanaan 1 1
dan SIM
B Ka.Bag Keuangan 1 1
b.1 Ka.Subag 1 1
Perbendahaaraan
b.2 Ka.Subag Akuntasi 1 1
b.3 Ka.Subag Anggaran 1 1
C Ka.Bag Umum dan 1 1
Kepegawaian
c.1 Ka.Subag Urusan 1 1
Rumah Tangga
c.2 Ka.Subag Hukum dan 1 1
Humas
3 Wadir Pelayanan 1 1
a. Ka.Bid Keperawatan 1 1
b. Ka.Bid Penunjang 1 1
Medik
b.1 Ka.Sie Sarana dan 1 1
Pelayanan Penunjang
Medik
C Ka.Bid Medik 1 1
33

No Jenis SDMK RSUD Kota Bogor Keteranga


n
PNS PPPK Lainny Jumlah
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
II Jabatan fungsional
Umum
Bendahara 2 2
Penginventaris Barang 2 2
Pengembangan 1 1
pegawai
Pengelola Barang 1 1
Milik Negara
III Jabatan Fungsional
tertentu
1 Bidan 1 1
2 Fisioterapi 1 1
3 Radiografer 1 1
4 Sp.Og Madya 1 1
5 Sp.Og.Muda 1 1
6 Spesialis Anastesi 2 1
Madya
7 Spesialis Anastesi 1 1
Muda
8 Spesialis Bedah 1 1
9 Spesialis Fisik dan 1 1
rehabilitasi
10 Spesialis Patologi 1 1
Klinik
11 Spesialis Penyakit 1 1
Dalam Madya
12 Spesialis Penyakit 1 1
dalam Muda
Jumlah 27 1 28

d.Keadaan SDM Kesehatan UPTD

No Jenis SDMK UPTD Labkesda Dinkes Kota Bogor Keteranga


34

n
PNS PPPK Lainny Jumlah
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I Jabatan Struktural
1 Kepala UPTD 1 1
Labkesda
2 Ka.Subag TU 1 1
II Jabatan Fungsional
Umum
1 Pengolah Data 1 1
III Jabatan Fungsional
Tertentu
1 Pranata Laboratorium 8 8
Kesehatan
2 Sanitarian 1 1
Jumlah 12 12

e.Keadaan SDM Kesehatan Fasyankes Swasta (Belum tersedia pendataan Penjaringan


terbaru)

BAB IV

RENCANA KEBUTUHAN SDM KESEHATAN

4.1 Metode Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan Yang digunakan


35

Undang-undang no 36 Tahun 2009 berisi :Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan,


pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kesehatan (pasal 21 ayat 1 UU Nakes)

4.1.1 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan, baik
dalam jumlah, jenis, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin
keberlangsungan pembangunan kesehatan (Pasal 13 UU Nakes)
4.1.2 Perencanaan Tenaga Kesehatan disusun secara berjenjang (dimulai dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, Pemerintah daerah kabupaten/kota, Pemerintah daerah provinsi,
sampai dengan Pemerintah secara nasional) berdasarkan ketersediaan Tenaga Kesehatan
dan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan dan Upaya Kesehatan (pasal 14 ayat 2 UU
Nakes)

Permenkes No.33 Tahun 2015 berisi pedoman penyusunan perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan yang berisi pedoman umum, pedoman tingkat provinsi dan pedoman tingkat
kabupaten/kota, berisi metode yang digunakan untuk menghitung ABK yaitu Metode ABK,
Standar Minimal dan metode proyeksi kebutuhan nakes terhadap jumlah penduduk,

Perencanaan kebutuhan SDMK adalah proses sistematis dalam upaya menetapkan jumlah
dan kualifikasi SDMK yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi suatu wilayah dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Tujuan dari perencanaan SDM Kesehatan ini adalha
menghasilkan rencana kebutuhan SDMK yang tepat meliputi jenis, jumlah, dan kualifikasi sesuai
kebutuhan organisasi berdasarkan metode perencanan yang sesuai dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan kesehatan

Manfaat perencanaan SDM Kesehatan bagi institusi adalah :

1. Bahan penataan/penyempurnaan struktur organisasi;

2. Bahan penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;

3. Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;

4. Bahan sarana peningkatan kinerja kelembagaan;

5. Bahan penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan;

6. Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan beban kerja organisasi;

7. Bahan perencanaan mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit yang kekurangan;

8. Bahan penetapan kebijakan dalam rangka peningkatan pendayagunaan sumber daya


manusia.

9. ABK Kesehatan dapat menjadi data pendukung Pengajuan formasi CPNS


36

10. Standar Kebutuhan Minimal dapat menjadi data pendukung Pemenuhan Nakes secara
temporary

11. Proyeksi Kebutuhan Nakes thd Jml Penduduk dengan cara menghitung kecukupan
tenaga kesehatan dibadingkan jumlah penduduk secara global (Provinsi dan Nasional)

12. Menghasilkan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan riil di tingkat institusi baik di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan maupun non Fasyankes sesuai dengan beban kerja
organisasi dan kompetensi jabatan yang dipegangnya

Tantangan perencanaan SDM Kesehatan

1. Belum sepenuhnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengadaan dan pemenuhan
SDMK

2. Belum didukung oleh Sistem Informasi SDMK

3. Belum optimalnya kapasitas/kemampuan para perencana SDMK di tingkat pusat maupun


daerah untuk menyusun kebutuhan SDMK

Data yang dibutuhkan dalam ABK Kesehatan :

1. Jenis & Jml. SDMK yang ada

2. Jenis Pekerjaan

3. Tugas Pokok, Uraian Tugas, dan Norma Waktu;

4. Tugas Penunjang, Uraian Tugas, dan Norma Waktu

5. Capaian / Cakupan program tiap tahun

Langkah-langkah dalam ABK Kesehatan :

1. Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK

2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)

3. Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan Tugas Penunjang) serta
Norma Waktu

4. Menghitung Standar Beban Kerja

5. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang

6. Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi / Faskes

Langkah 1
Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK

Langkah 2
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
37

1. Hari kerja ditentukan oleh kebijakan pemerintah yakni 5 hari atau 6 hari kerja per minggu,
sehingga dalam 1 tahun maka jumlah hari kerja 260 hari (5 x 52 minggu) dan 312 hari (6 x
52 minggu)-(A)

2. Cuti pegawai (tahunan), sesuai ketentuan yang berlaku (B)

3. Hari libur nasional + cuti bersama, keputusan bersama oleh Menteri terkait (C)

4. Mengikuti pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku, rata-rata 5 hari (D)

5. Absen, merupakan data rata-rata untuk semua pegawai di Fasyankes bersangkutan (E).

Langkah 3 Menetapkan komponen beban kerja

Langkah 4 Menetapkan beban Kerja

Langkah 5 Menetapkan Standar Tugas Penunjang

Langkah 6 Perhitungan kebutuhan SDMK

B. Metode Standar Ketenagaan Minimal

Mengacu pada Permenkes No.75 Tahun 2014

Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan.

(2) Jenis dan jumlah Tenaga Kesehatan dan tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan
jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,
karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja.

(3) Jenis Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit terdiri atas:

a. dokter atau dokter layanan primer;

b. dokter gigi;

c. perawat;

d. bidan;

e. tenaga kesehatan masyarakat;

f. tenaga kesehatan lingkungan;

g. ahli teknologi laboratorium medik;

h. tenaga gizi; dan


38

i. tenaga kefarmasian.

(4) Tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dapat mendukung
kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional
lain di Puskesmas.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan jumlah minimal Tenaga Kesehatan dan
tenaga non kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 17
(1) Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan
dan kesehatan dirinya dalam bekerja.

(2) Setiap Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki surat izin praktik
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18
(1) Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh Tenaga Kesehatan yang
memiliki kompetensi dan kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.

(2) Pelayanan kefarmasian di Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 19
(1) Pelayanan laboratorium di Puskesmas harus memenuhi kriteria ketenagaan, sarana,
prasarana, perlengkapan dan peralatan.

(2) Pelayanan laboratorium di Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

4.2 Hasil Penghitungan Kebutuhan SDM Kesehatan


4.2.1 Berdasarkan Metode ABK Kesehatan
Penghitungan berdasarkan metode ABK Kesehatan dapat dilihat pada lampiran 1.
(Lampiran 1)
4.2.2 Berdasarkan Metode Standar Ketenagaan Minimal
39

Penghitungan berdasarkan metode Standar Ketenagaan Minimal dapat dilihat pada


Lampiran 2
(Lampiran 2)
4.3 Pembahasan

Dari hasil perhitungan kedua metode yaitu metode ABK dan Metode Standar Ketenagaan
Minimal, dapat dilihat bahwa :
1.Ketenagaan di puskesmas
Tabel 4.3.1
Ketanagaan di 24 Puskesmas Kota Bogor Berdasarkan Metode ABK dan
Metode Standar Ketenagaan
N
PUSKESMAS METODE ABK METODE
O
KEKURANGAN KELEBIHAN STANDAR
1 Puskesmas Gang Aut 7 10
2 Puskesmas Tanah Sareal 1 8
3 Puskesmas Sempur 3 3 14
4 Puskesmas Pulo Armyn 13 16
5 Puskesmas Pasir Mulya 3 10
6 Puskesmas Pancasan 0 6
7 Puskesmas Merdeka 22 12
8 Puskesmas kedung Badak 26 14
9 Puskesmas Kayu Manis 13 7
10 Puskesmas Cipaku 12 7
Puskesmas Warung
11 Jambu 10 3
12 Puskesmas Tegal Gundil 13 5
13 Puskesmas Semplak 4 16
Puskesmas Lawang
14 Gintung 17 18
15 Puskesmas Belong 10 13
16 Puskesmas Bondongan 4 1 17
17 Puskesmas Bogor Utara 12 3
18 Puskesmas Bogor Selatan 1 8
19 Puskesmas Gang Kelor 6 14
Puskesmas Pondok
20 Rumput 5 8
21 Puskesmas Mekarwangi 15 7
22 Puskesmas Bogor Timur 4 4
Puskesmas Sindang
23 Barang 0 1
24 Puskesmas Bogor Tengah 5 10
Dari hasil perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan metode ABK dan Metode Standar
Ketenagaan minimal terlihat bahwa :

1. Kedua metode tersebut dapat menggambarkan secara jelas tentang ketersediaan SDM
Kesehatan menurut jenis dan jumlahnya dan kesenjangan yang ada . Pada Metode ABK
terlihat bahwa ketersedian tenaga yang ada setelah dilakukan penghitungan menurut analisis
beban kerja , dapat diketahui jumlah dan keadaan tenaga yang ada, apakah sesuai,
40

kekurangan atau kelebihan sumber daya manusia kesehatan. Sehingga hal ini dapat
digunakan untuk pendistribusian dan perencanaan kebutuhan tenaga di wilayah puskesmas
yang membutuhkan atau realokasi tenaga yang melebihi kebutuhan tenaga yang ada. Pada
metode standar minimal ketenagaan terlihat bahwa ketersediaan tenaga apabila
dibandingkan dengan penghitungan menurut standar minimal ketenagaan, dapat diketahui
jenis ketenagaan minimal yang harus ada untuk per jenis tenaga di wilayah kerja puskesmas.
Hal ini sangat berguna untuk perencanaan standar tenaga minimal yang ada di setiap
wilayah psukesmas.

2. Dari hasil rekapitulasi perbandingan antara metode ABK dan metode standar minimal
ketenagaan untuk puskesmas di wilayah Kota Bogor terlihat bahwa :

a.Pada metode ABK terlihat bahwa dari 24 Puskesmas terdapat 2 puskesmas yaitu Pancasan
dan Sindang barang yang apabila menggunakan perhitungan ini antara ketersediaan tenaga
dan penghitunganan tenaga berdasarkan analisis beban kerja sudah sesuai. Artinya bahwa di
kedua puskesmas tersebut beban kerja yang dilakukan bila dibandingkan dengan ketersedian
tenaga dan jumlah pelayanan yang ada di wilayah puskesmas tersebut telah sesuai. Namun
apabila 2 puskesmas tersebut dibandingkan dengan metode standar ketenagaan minimal,
terlihat bahwa Puskesmas Pancasan masih membutuhkan 6 tenaga SDM Kesehatan artinya
bahwa meskipun secara analisis beban kerja sudah terpenuhi, namun secara standar
ketenagaan minimal masih belum memadai dan ini memungkinkan untuk masih belum
optimalnya pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Pancasan., sedangkan untuk
Puskesmas Sindang Barang jika dibandingkan dengan standar ketenagaan minimal terdapat
kesenjangan 1 (kelebihan) artinya bahwa menurut perhitungan analisis beban kerja dan
perhitungan standar minimal ketenagaan, pelayanan kesehatan dan ketersediaan tenaga
sudah sesuai, didukung dengan telah terakreditasi nya Puskesmas Sindang Barang dan telah
mendapat sertfikat ISO.

b.Pada metode ABK terlihat bahwa terdapat 2 puskesmas yaitu Puskesmas Bondongan dan
Puskesmas Sempur apabila menggunakan perhitungan ini terdapat kekurangan beban kerja,
Puskesmas Sempur terdapat kelebihan 3 tenaga (dokter umum, dokter gigi dan perawat),
sedangkan Puskesmas Bondongan 1 tenaga (dokter umum), sehingga dengan adanya
kelebihan tenaga ini, dapat menjadi bahan pertimbangan untuk dilaksanakannya
penditribusian tenaga ke puskesmas yang membutuhkan sumber daya manusia kesehatan di
lingkungan kerja puskesmas di wilayah Kota Bogor. Namun apabila dibandingkan dengan
standar ketenagaan minimal, kedua puskesmas tersbut masih membutuhkan sumber daya
manusia kesehatan. Puskesmas Sempur masih membutuhkan 14 dan Puskesmas Bondongan
masih membutuhkan 17. Meskipun secara analisis beban kerja sudah terpenuhi, namun
secara standar ketenagaan minimal masih belum memadai dan ini memungkinkan untuk
41

masih belum optimalnya pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bondongan dan
Pancasan.

c.Dari 24 Puskesmas yang ada di Kota Bogor terdapat 20 Puskesmas yang secara
perhitungan metode ABK dan standar minimal ketenagaan masih terdapat kekurangan
tenaga, hal ini terlihat dari kesenjangan yang terjadi berupa kekurangan jumlah tenaga dari
sumber daya manusia kesehatan yang ada di 20 Puskesmas tersebut begitu juga dengan
perhitungan standar minimal ketenagaan masih terdapat kesenjangan antara standar minimal
tenaga yang diperlukan di puskesmas dengan pelayanan kesehatan di 20 wilayah puskesmas
tersebut. Karena Puskesmas di wilayah Kota Bogor merupakan puskesmas wilayah
perkotaan, dengan jumlah penduduk yang sangat padat disertai letaknya yang merupakan
daerah transit ibukota, memungkinkan pelayanan kesehatan cukup tinggi, sehingga
diperlukan penambahan sumber daya manusia kesehatan untuk dilaksanakannya pelayanan
kesehatan yang maksimal di Kota Bogor, sehingga acuan ini bisa digunakan menjadi data
pendukung perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan di wilayah Kota Bogor.

2.Ketenagaan di Dinas Kesehatan Kota Bogor

Tabel 4.3.2
Keadaan Tenaga di Dinas Kesehatan Kota Bogor
Berdasarkan Metode ABK
NO JABATAN METODE ABK
KEKURANGAN KELEBIHAN SESUAI
42

1 Penata Laporan Keuangan V


Pengelola Barang Milik
2 Negara V
3 Pengadministasi Keuangan 1
4 Pengadministasi umum V
5 Pengemudi Ambulan V
6 Petugas Keamanan 5
7 Penyuluh V
8 Bendahara V
9 Pengelola data 1
10 Pengelola Sistem Informasi V
11 Pengelola Program 10
12 Pengembangan Pegawai 1
13 Pengelola 1
14 Verifikator Keuangan V
15 Penginventaris Barang 2
16 Sanitarian V
17 Nutritionis 3
Jika dilihat dari keadaan tenaga dan perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan metode ABK di
lingkungan dinas kesehatan Kota Bogor, terlihat bahwa untuk jabatan fungsional umum masih
kekurangan sumber daya manusia kesehatan pengadministrasi keuangan (1), petugas keamanaan
(5),pengelola data (1), pengelola program (10), pengambangan pegawai (1),pengelola
program(1),penginventaris barang 92) dan nutritionis (3). Kekurangan tenaga SDM kesehatan ini
apabila tidak terpenuhi dapat berakibat terhadap tidak maksimalnya pelayanan kesehatan di
wilayah Kota Bogor. Data ini dapat digunakan untuk menjadi data dasar atau data pendukung
untuk perencanaan kebutuhan tenaga SDM Kesehatan Tingkat Kota Bogor.

3.Ketenagaan di UPTD Labkesda Kota Bogor

Tabel 4.3.3
Keadaan Tenaga di UPTD Labkesda Kota Bogor
Berdasarkan Metode ABK
43

NO JABATAN METODE ABK


KEKURANGAN KELEBIHAN SESUAI
1 Dokter Umum 2 V
2 Sanitarian V
3 Pranata Labkesda 1
Jika dilihat dari keadaan tenaga dan perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan metode ABK di
lingkungan UPTD Labkesda Kota Bogor, terlihat bahwa untuk SDMK masih kekurangan sumber
daya manusia kesehatan dokter umum (2), dimana dokter umum ini sangat dibutuhkan untuk
pembacaan hasil pemeriksaaan laboratorium pasie. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga ini dapat
disiasati dengan melakukan pemerataan kebutuhan tenaga dari puskesmas yang terdapat kelebihan
dokter umum, sehingga untuk pengajuan perencanaan kebutuhan tenaga tingkat kota untuk
Labkesda ini masih dapat di lakukan.

Dari data diatas terlihat bahwa untuk pranata labkes di Labkesda terdapat kelebihan pegawai
sebanyak 1 orang, dengan adanya kelebihan tenaga ini sangat dimungkinkan untuk dilakukan nya
realkoasi tenaga ke puskesma di wilayah Kota Bogor yang membutuhakan atau masih terdapat
kekurangan tenaga pranata labkes.

3.Ketenagaan di RSUD Kota Bogor

Tabel 4.3.4
Keadaan Tenaga di RSUD Kota Bogor
Berdasarkan Metode ABK
44

JUMLAH
RSUD JUMLAH SDMK KESENJANGAN
SDMK SAAT
INI ABK
Bidan 1 6 5 KURANG
Fisioterapis 1 1 0 SESUAI
Radiografer 1 1 0 SESUAI
SPOG madya 1 2 1 KURANG
SPOG muda 1 8 7 KURANG
Spesialis anak madya 2 4 2 KURANG
Spesialis anastesi ahli muda 1 3 2 KURANG
Spesialis bedah ahli muda 1 3 2 KURANG
spesialis kedokteran fisik 1 5 4 KURANG
Spesialis patologi ahli madya 1 6 5 KURANG
Spesialis penyakit dalam
madya 1 7 6 KURANG
Spesialis penyakit dalam
muda 1 5 4 KURANG
Spesialis radiologi muda 1 6 5 KURANG

Jika dilihat dari keadaan tenaga dan perhitungan kebutuhan tenaga berdasarkan metode ABK di
lingkungan RSUD Kota Bogor, terlihat bahwa untuk SDMK masih kekurangan sumber daya
manusia kesehatan bidan (5), dokter spesiali obstetri dan ginekolog (8), dokter spesialis anak
(2),dokter spesialis anastesi (2), dokter spesialis bedah (2),dokter spesialis kedokteran fisik(4),
dokter spesialis patologi (5)dokter spesialis penyakit dalam (10) dan spesialis radiologi (5), dimana
SDM kesehatan di rumah sakit ini ini sangat dibutuhkan di Rumah sakit Umum daerah di Kota
Bogor, yang merupakan rumah sakit pemerintah di Kota Bogor yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat di Kota Bogor sehingga data ini dapat digunakan untuk pengajuan perencanaan
kebutuhan tenaga SDM Kesehatan untuk RSUD Kota Bogor.

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan
45

5.1.1 Masih terdapat kesenjangan antar ketersediaan SDM Kesehatan di Kota Bogor baik di
Puskesmas, Dinas Kesehatan, UPTD Labkesda dan RSUD Kota Bogor dengan
menggunakan perhitungan Metode ABK dan metode standar ketenagaan minimal.
5.1.2 Kesenjangan SDM Kesehatan di puskesmas di wilayah Kota Bogor terdapat pada 20
puskesmas (83%) di wilayah Kota Bogor dan terfokus kepada penyediaan kekurangan
tenaga Jabatan fungsional tertentu dan sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan
kesehatan di msyarakat
5.1.3 Terdapat 2 puskesmas (17%) secara pernghitungan dengan metode ABK sudah sesuai
yaitu Puskesmas Pancasan dan Sindang Barang.
5.1.4 Kelebihan tenaga yaitu SDM Kesehatan Dokter Umum terdapat pada Puskesmas
Sempur 3 (Dokter Umum, Dokter Gigi dan Perawat) dan Puskesmas Bondongan
1(Dokter Umum)
5.1.5 Untuk SDM Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bogor masih terdapat
kekurangan SDM Kesehatan yaitu pengadministrasi keuangan (1), petugas keamanaan
(5),pengelola data (1), pengelola program (10), pengambangan pegawai (1),pengelola
program(1),penginventaris barang 92) dan nutritionis (3).
5.1.6 Untuk SDM Kesehatan di UPTD Labkesda masih terdapat kekurangan sumber daya
manusia kesehatan dokter umum 2 orang , dan kelebihan tenaga Pranata Labkes 1
orang.
5.1.7 SDM Kesehatan RSUD Kota Bogor, terlihat bahwa untuk SDMK masih kekurangan
sumber daya manusia kesehatan bidan (5), dokter spesiali obstetri dan ginekolog (8),
dokter spesialis anak (2),dokter spesialis anastesi (2), dokter spesialis bedah (2),dokter
spesialis kedokteran fisik(4), dokter spesialis patologi (5)dokter spesialis penyakit
dalam (10) dan spesialis radiologi (5)
5.2 Rekomendasi
5.2.1 Kesenjangan tenaga SDM Kesehatan di lingkungan Kota Bogor dapat dipenuhi
dengan melakukan :
5.2.1.1 Perencanaan kebutuhan tenaga dengan melakukan realokasi SDM
Kesehatan di wilayah puskesmas dan Labkesda yang kelebihan tenaga
SDM Kesehatan dengan puskesmas yang memerlukan SDM Kesehatan.
5.2.1.2 Kekurangan tenaga yang terdapat di 83 % puskesmas dapat diupayakan
melalui task shifting atau pendelegasian beban pekerjaan yang lebih
merata dengan SDM Kesehatan yang ada di puskesmas.
5.2.1.2 Kekurangan tenaga yang terdapat di RSUD Kota Bogor dapat diupayakan
melalui pengangkatan tenaga SDM Kesehatan spesialis melalui tenaga
swasta atau pendataan tenaga SDM Kesehatan dokter spesialis yang
sedang melaksanakan tugas belajar , sehingga kebutuhan tenaga spesialis
dapat terpenuhi.Juga dengan memberikan kesempatan kepada dokter
umum di lingkungan dinas kesehatan Kota Bogor untuk mengambil tugas
belajar sesuai dengan kebutuhan tenaga di RSUD Kota Bogor. Dan untuk
46

tenaga bidan dapat dipenuhi dengan cara pengangkatan tenaga kontrak


bidan apabila memungkinkan secara pendanaan

Demikian dokumen perencanaan kebutuhan ini disusun sebagai sumber informasi


kesehatan bagi semua pihak yang berkepentingan dan menjadi bahan evaluasi pemenuhan
kebutuhan SDM Kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Bogor untuk dijadikan
bahan acuan dalam perbaikan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai