A. Data Umum
Nama Mhs : Nurul Maulidia Nama Pasien: Tn.P
Tanggal Pengkajian : 27/02/2017 Umur Pasien : 53 Tahun
Jam : 22.00 WIB Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal MRS : 23-02-2017 No.RM : 29-05-XX
Ruang : ICU IGD
Diagnosis Medis : CVA 2 AND ATTACK
B. Riwayat Keperawatan
Keluhan Utama :
Penurunan Kesadarain (Tersedas), Terpasang Ventilator.
Riwayat Penyakit Sekarang
pasien datang ke IGD RSAL pada tanggal 23-02-2017 jam 08.46 dengan keluhan
sulit bicara dan nbadan sebelah kanan lemas sejak bangun tidur jam 06.00 WIB,
tidak mual, tidak muntah, tidak diare, pasien ngompol dan sulit menelan. Pasien
sebelumnya pernah mengalami stroke (S) 3 bulan yang lalu danm sembuh serta
dipindahkan di Pav 7, karena kondisi nya semakin memburuk maka tanggal 27-
02-2017 jam 09.00 pasien dipindahkan di ICU IGD dengan GCS 2x2, ketika
sampai di ICU IGD pasien dipasang ventilator dan cvc dengan mode PVC-SIMV,
PSV 10, PEEP 5, FI02 100%, PS 25, RR 18x/menit, TD 199/120 mmHg, Nadi
Riwayat Alergi :
Tidak ada riwayat alergi makanan atau minuman dan tidak ada alergi obat.
Keadaan Umum
Status Kesadaran
servikal, Tidak ada sumbatan jalan napas, tidak adanaya penggunaan otot bantu
napas sternokleido mastoideus, ada suara napas tambahan seperti ronchi, ada
mode PVC-SIMV, PSV 10, PEEP 5, FI02 100%, PS 25, RR 18x/menit Pola
Napas : Irrreguler, suara napas vasikuler, bentuk dada normochest, tidak ada otot
bantu napas sternokleido mastoideus, tidak ada hemoptoe, tidak ada napas
cuping hidung.
Sirkulasi :
Neurologis :
GastroIntestinal :
Bone Integumen :
Tidak ada edema dibagian tubuh, kemapuan pergerakan sendi terbatas skala
1. B1 (Breath)
Inspeksi
Bentuk dada normochest Inspeksi: napas spontan terpasang vemtilator mode
PVC-SIMV, PSV 10, PEEP 5, FI02 100%, PS 25, RR 18x/menit, tidak tampak
sianosis, tidak ada peggunaan otot bantu nafas sternokleidomastoideus, tidak
tampak pernapasan cuping hidung, tidak tampak bendungan vena jugularis,
pola napas takipnea RR 34x/menit, SPO2 100%.
Palpasi
Pergerakan dada simetris, fokal fremitus tidak teraba.
Perkusi
Sonor pada lobus pulmonalis superior dextra sinistra, redup pada lobus
pulmonalis medial dextra, lobus pulmonal inferior dextra dan sinistra.
Auskultasi
Irama nafas irregular, suara nafas ronchi pada lobus pulmonalis medial dextra.
2. B2 (Blood)
Inspeksi
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak tampak distensi vena
jugularis, tidak terpasang CVC.
Palpasi / Perkusi
Akral HKM, CRT <2 detik, TD : 199/120 mmHg, nadi 122x/mnt RR,
34x/menit, S=36 C, SPO2 100%.
Auskultasi :
Irama jantung iregular, bunyi jantung S1/S2 tunggal.
Masalah Keperawatan : resiko penurunan curah jantung
3. B3 (Brain)
Inspeksi
Kesadaran coma dengan GCS tersedasi, pupil bulat isokor
Palpasi/ perkusi
Reflek patologis : babinsky (-/-), chadock (-/-), oppenheim (-/-); Reflek
fisiologis : kremaster (-/-), patella (-/-), trisep (-/-), bisep (-/-).
Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
4. B4 (Bladder)
Inspeksi
Kebersihan genetalia bersih, pasien terpasang foley kateter, warna urine
kuning jernih, tidak tampak bercak darah ataupun endapan.
cairan (24 jam) : input - output : 3389 3375 = -14 cc
Palpasi : Tidak ada distensi kandung kemih.
Masalah Keperawatan : Kelebihan volume cairan
5. B5 (Bowel)
Inspeksi
Diit: Mlp 6x100cc Mukosa bibir tampak kering, pasien terpasang NGT. Saat
pengkajian pada tanggal 27 februari 2017 residu NGT produksi 0cc, abdomen
tidak tampak ascites dan tidak ada hemoroid pada rectum klien.
Auskultasi
Peristaltik usus 6x/ menit
Palpasi
Tidak terdapat distensi abdomen, tidak terdapat pembesaran hepar dan lien.
Perkusi : Perkusi timpani pada ke empat kuadran abdomen
Masalah Keperawatan : risiko aspirasi
6. B6 (Bone)
Inspeksi
Tirah baring lama, tidak ada odem, tidak terdapat fraktur, pergerakan sendi
terbatas, skala kekuatan otot ekstremitas.
1111 1111
1111 1111
Palpasi : Tonus otot teraba, tidak terdapat krepitasi.
Masalah Keperawatan : Hambatan mobilitas fisik
7. Sistem Integumen
Inspeksi
Warna kulit sawo matang, pasien tirah baring lama, tidak terdapat luka,
tampak ascites.
Palpasi
Turgor kulit elastis, tidak terdapat piting edema, akral kedua kaki bagian
bawah hangat, beda dengan ekstermitas atas.
Masalah Keperawatan : Risiko dekubitus
9. Sistem Penginderaan
Inspeksi :
Sistem penglihatan: reflek cahaya +/+, pupil isokor 2 mm/2 mm.
Sistem pendengaran: telinga simetris, keadaan telinga bersih, tidak ada
serumen, tidak ada otitis media, tidak memakai alat bantu dengar.
Sistem penciuman: septum simetris, hidung bersih dan tidak ada sekret, tidak
ada polip, tidak ada sinusitis.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
10. Endokrin
Inspeksi/ palpasi
Tidak terdapat pembesaran tiroid, serta tidak terdapat luka gangren.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Injeksi
Citicoline 2x500 mg Kehilangan Hipersensivitas citicoline
kesadaran akibat
kerusakan otak,
trauma kepala,
tekanan darah
Vasartan 1x80 Mg Untuk mengobati Wanita hamil,
jantung
Infus
PCT 3x1gr 100 ml Mengurang rasa Hipersensivitas
sedang dan
menurunkan
Levofloaxin 1x750 Mg Antibiotik Hipersensivitas, epilepsi
Fukrolit 1000 cc Dehidrasi, Insufisiensi ginjal,
fruktosa
Analisa Data
- TD 199/120mmHg,
.
2. Ds : Disfungsi Ketidakefektifan
Do :
neuromuskular
- Suara napas ronchi, bersihan jalan
Ada sekret warna
napas
putih konsistensi cair
- Data di RM pasien
pada saat SMRS
kesulitan menelan
- TD 199/120mmHg,
-
3. Ds.- Gangguan Resiko
mekanisme
Penurunan curah
Do pengaturan
- Ketidakstabilan jantung
Tekanan darah
- TD 199/120mmHg,
-
1. Ketidakefektifan 1. Respiratoory Setelah dilakukan Respiratory Monitoring 1. Tanda-tanada vital
bersihan jalan status : tindakan keperatan menggambarkakondisi dasar
napas ventilation 3x24 jam pasien Observasi
mampu bernapas klien untuk menentukan
2. Respiratory 1. Observasi TTV tindakan selanjutnya
dengan mudah dengan
status : airway kriteria hasil : 2. Kajji fungsi pernapasan 2. Penurunan bunyi napas
paten (frekuensi, iraama, bunyi)
1. Pasien dapat menunjukkan ateletaksis, ronki
3. Aspiration Mandiri menunjukkan akumulasi sekret
control melakukan batuk
efektif dan bisa atau ketidakefektifan
Management Airway
bernapas dengan pengeluaran secret
mudah tanpa 3. Posisikan pasien untuk 3. Pengubahan posisi seprti
sesak napas memaksimalkan ventilasi semifowler dapat
2. Menunjukkan (semifowler)
memaksimmalkan ekspansi
jalan napas yang 4. Lakukan flabbing agar pasien paru, ventilasi maksimal,
paten, irama batuk
napas dan membuka area ateletaksis dan
frekuensi napas Kolaborasi lebih mudah dalam pengeluran
dalam rentang 5. Kolaborasi dengan tim medis lain secret
normal, tidak ada dalam pemberian Bronkodilator / 4. Dengan minum air hangat maka
suara napas suction bila perlu sekret bisa keluar keluar dengan
tambahan
6. Kolaborasi pemberian oksigen mudah
3. mampu 5. Bronkodilator sesuai indikasi
mengidentifasi
fakitor yang dapat meningkatkan
menghambat percabangan trakeobronkial
jalan napas sehingga adanya peningkatan
aliran udara
6. Pemerian oksigen dapat
menyuplai jaringan tubuh dan
sel mengalami hipoksia.
2. Perfusi jaringan 1. Circulation Setelah dilakukan Respiratory Monitoring 1. Tanada-tanada vital
cerebral tidak sttaus tindakan keperatan menggambarkakondisi dasar klien
efektif 3x24 jam pasien tidak Observasi
2. Tissue terjadi gangguan untuk menentukan tindakan
perfusion : 1. Observasi TTV setiap 1 jam selanjutnya
perfusi jaringan sekali
cerebral cerebral dengan 2. Untuk mengetahui tingkat
3. Neurologic kriteria hasil : 2. Observasi CRT, GCS, Warna kesadaran dan potensial
satus dan kelembapan kulit, (monitor peningkatan TIK
1. Tekanan sistol peningkatan TIK)
dan diastol dalam 3. Pengubahan posisi seprti
rentang normal Mandiri semifowler dapat
2. Tidak ada Management Airway memaksimmalkan ekspansi paru
hipertensi dan memberikan rasa nyaman
orthostatik 3. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi bagi pasien
3. Mampu (semifowler 15) 4. Ungkapan keluarga yang
berkomunikasi menyenangakan dapat
Kolaborasi
4. Pupil memberikan efek penurunan TIK
seimbang dan 4. Kolaborasi dengan tim medis 5. Sebagai terapi terhadp kehilangan
reaktif lain dalam pemberian terapi kesadaran akibat kerusakan sel
neurologis
5. Bebas dari otak
aktivitas kejang
6. Kesadaran
kompos mentis
No Masalah Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
(observasi, edukasi, mandiri)
3 Resiko Penurunan 1. Keadekuatan Setelah dilakukan Vital Sign Monitoring 1. Tanada-tanada vital
Curah Jantung b.d pompa jantung tindakan keperatan Observasi menggambarkakondisi dasar klien
2. Status 3x24 jam pasien tidak 1. Observasi TTV
sirkulasi mengalami penurunan 2. Kajji warna, suhu dan kulit pada untuk menentukan tindakan
normal curah jantung dengan ekstermitas selanjutnya, TD rendah
3. TTV normal kriteria hasil : Mandiri 2. Peningkatan stimulasi saraf
1. TTV pasien normal 3. Monitor Intake dan output pasien simpatis dapat mempengaruhi
2. Akral hangat 4. Monitor posisi klien (posisikan warna, dan suhu kulit
3. Nadi kuat dan pasien semifowler)
teratur 5. Kolaborasi pemberian laksatif 3. Retensi cairan dan sodium dapat
terjadi akibat mekanisme
kompensasi pengaturan fisiologis
tubuh.
4. Posisi terlentang dapat membantu
pengisian atrium dan membantu
diuresis
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/tanggal Masalah Keperawatan Waktu Implementasi Paraf Evaluasi Formatif (SOAPIE)/Catatan Perkembangan
Suhu : 36,5 c, Lokasi : axila, RR GCS 345, Kesadaran menurun ; somnolen, CRT
<2detik, warna kulit ektermits bawah biru kehitaman,
33x/menit, SPO2 100%, GCS
kelurga, menolak untuk emboliektomi, akral bagiann
345, Kesadaran somnolen kaki hangat.
Mengkaji fungsi pernapasan A: Masalah belum teratasi
08.20
(frekuensi, iraama napas,pola
P : Intervensi dilanjutkan
napas, )
Suara napas bronkovesikuler Tanggal 10-02-2017 13.40
Pola napas = Takipnea
Dx 2
Irama bernapas = irreguler S =
Suara napas tambahan = tdk ada O=
TD : 134/87 mmHg, RR: 25x/mnt N : 130x/menit
Penggunaan otot bantu napas :
S = 36,9 SPO2 100%
sternokleido mastoideus,
Mencatat intake dan output PH 7,503
08.25 volume cairan setiap 3 jam PCO2 28,8 mmHg
sekali
PO2 61.1 mmHg
NA+ 154 mmol/L
K+ 4.10 mmol/L
Menginjeksi Citicoline 500 mg, CL (-) 95 mmol/L
08.20 HCO3act 22,1 mmol/L
mecobalamin HCO3std 24,9 mmol/L
BE(ecf) -1,0 mmol/L
BE(B) 0,6 mmol/L
O2SAT 93,7 %
menginjeksi Pentoxifilin 1200
12.00
Mg drip D5 100 cc Suara napas bronkovesikuler
Pola napas = Takipnea
Sonde obat dorner 200 mg,
Irama bernapas = irreguler
cilostazole 2x20 mg Suara napas tambahan = tdk ada
P : Intervensi dilanjutkan
Tanggal 10-02-2017 13.50
Dx 3
S =
O=
TD : 134/87 mmHg, RR: 25x/mnt N : 130x/menit
S = 36,9 SPO2 100%
Hari/tanggal Masalah Keperawatan Waktu Implementasi Paraf Evaluasi Formatif (SOAPIE)/Catatan Perkembangan